PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PROSES PENGEMBANGAN EKOWISATA TAMAN SARI BUWANA DI DESA TUNJUK, KECAMATAN TABANAN, KABUPATEN TABANAN, BALI
on
Jurnal Destinasi Pariwisata
Vol. 2 No. 1, 2014
ISSN: 2338-8811
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PROSES PENGEMBANGAN EKOWISATA TAMAN SARI BUWANA DI DESA TUNJUK, KECAMATAN TABANAN, KABUPATEN TABANAN, BALI
Ni Wayan Sri Agustini dan I Made Adikampana
Email : rieagustinie08@gmail.com
Program Studi Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali
ABSTRACT
Ecotourism is a trend in the world of tourism in which there is an attempt to empower the community to improve the local economy. Taman Sari Buwana is an ecotourism located in Tunjuk Village, Tabanan District, Tabanan Bali. This study aims to assess the form of community empowerment in the tourism development process, Taman Sari Buwana using qualitative data types with primary and secondary data sources. The Data were collected through observation, library research and in-depth interviews using a Porposive Sampling technique.
Taman Sari Buwana is an ecotourism located at Tunjuk Village, Tabanan District, Tabanan Bali. Ecotourism was pioneered by I Ketut Buwana SE.MM born at Banjar Beng Kaja, Tunjuk village. Ecotourism of Taman Sari Buwana is offering alternative tourism activities such as trekking to utilize the resources and culture of Banjar Beng Kaja, Tunjuk Village. This study was conducted to review the form of community empowerment in the tourism development process Taman Sari Buwana. In its development, ecotourism of Taman Sari Buwana empower local communities in three stages: first, the planning of which empowerment in tourism potential mapping, land supply, the provision of facilities and socialization programs. Second, the implementation stage, of which in the implementation of community development and management of ecotourism program. And third, monitoring or evaluation stage including community empowerment in monitoring and benefits of ecotourism Taman Sari Buwana. Keywords: ecotourism, community empowerment and development process
alternatif yang mendukung trend I PENDAHULUAN
tersebut. Taman Sari Buwana
Bali merupakan salah satu pulau di
merupakan salah satu ekowisata yang Indonesia yang mempunyai potensi
dikembangkan di desa Tunjuk pariwisata yang menarik yang tak asing
Kecamatan Tabanan. Dalam lagi bagi wisatawan. Keramahtamahan
pengembangannya, Taman Sari Buwana masyarakat Bali dalam berkomunikasi
memberdayakan masyarakat lokal dan berinteraksi dengan siapapun,
secara penuh, baik dalam membuat wisatawan merasa aman dan
pengelolaanya, implementasi dan nyaman ketika berkunjung.
evaluasi. Sehingga penelitian ini Kecenderungan tersebut menyebabkan
mengkaji rumusan masalah yaitu apa berkembangnya trend berupa wisata
sajakah produk ekowisata yang terdapat alternatif, “dimana adanya
di Taman Sari Buwana di Desa Tunjuk kecenderungan masyarakat global,
Kabupaten Tabanan dan bagaimana regional dan nasional untuk kembali ke
bentuk pemberdayaan masyarakat alam (back to nature)” (Sukma Arida,
dalam proses pengembangan Ekowisata 2009). Ekowisata merupakan wisata
Taman Sari Buwana di Desa Tunjuk
Kabupaten Tabanan. Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produk ekowisata yang terdapat di Taman Sari Buwana di Desa Tunjuk Kabupaten Tabanan dan untuk mengetahui bentuk pemberdayaan masyarakat dalam proses pengembangan Ekowisata Taman Sari Buwana Kabupaten Tabanan serta dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pengelolaan Ekowisata Taman Sari Buwana.
II KEPUSTAKAAN
-
1. TELAAH PENELITIAN SEBELUMNYA. Penelitian
Sudinata (2012), yang menekankan kepada persepsi wisatawan dan masyarakat mengenai pengembangan ekowisata Taman Sari Buwana, dimana wisatawan dan masyarakat sangat mendukung positif kegiatan ekowisata di Taman Sari Buwana. Sukma Arida (2009), yang melakukan penelitian pada 3 desa kuno di Bali, yang menyebutkan dalam proses pengembangan salah satu desa yaitu Ekowisata Desa Kiadan dapat dipilah menjadi 3 fase atau tahapan pengembangan yaitu Tahap Perintisan, Tahap Penguatan dan Tahap Pengembangan. Persamaan dari penelitian tersebut
pada penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Sukma Arida (2009) samasama mengacu pada proses pengembangan, sedangkan penelitian Septitah (2010) sama-sama mengacu pada pemberdayaan masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Sudinata mempunyai objek penelitian yang sama dimana penelitian tersebut lebih terfokus pada persepsi masyarakat terhadap pengembangan Taman Sari Buwana, sedangkan penelitian ini lebih terfokus pada bentuk pemberdayaan masyarakat dalam proses pengembangan Taman Sari Buwana.
-
2. PRODUK EKOWISATA. Wikipedia menyebutkan, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan (http://id.wikipedia.org/wiki/Produk) . Sedangkan Ekowisata didefinisikan sebagai penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat atau daerah-daerah alami yang dikelola berdasarkan kaidah alam, dengan tujuan selain untuk menikmati keindahan, juga melibatkan unsur pendidikan dan dukungan terhadap usaha konservasi alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat (G. Sudarto,1998 dalam Sukma Arida,
2009). Definisi ini kemudian dijabarkan dalam lima prinsip, yaitu (1) memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan; (2)
pengembangannya didasarkan atas musyawarah dan persetujuan
masyarakat setempat; (3)
memberikan manfaat kepada
masyarakat setempat; (4) peka dan menghormati nilai-nilai sosial
budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat setempat dan (5) memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup dan kepariwisataan (Anonim, 1997 dalam Sukma Arida, 2009). Produk Ekowisata dalam penelitian ini adalah rangkaian paket ekowisata yang ditawarkan ekowisata Taman Sari Buwana.
-
3. BENTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. Sumodoningrat, 1999 (dalam Septitah 2010) menyebutkan pemberdayaan
masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Dadang (2003) menyimpulkan bahwa pemberdayaan mempunyai makna lebih kepada masyarakat yaitu suatu usaha untuk
mentransformasikan kesadaran rakyat dan sekaligus mendekatkan masyarakat dengan akses untuk perbaikan kehidupan mereka. (dalam Septitah, 2010). Bentuk pemberdayaan masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya-upaya pelibatan masyarakat Desa Tunjuk khususnya sebagai pelaku ekowisata itu sendiri.
-
4. PROSES PENGEMBANGAN. Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil (http://id.wikipedia.org/wiki/Proses). Sedangkan Pengembangan menurut Balai Pustaka (dalam Candra 2010) merupakan suatu proses, perencanaan, implementasi dan pengendalian hal yang lebih baik dari sebelumnya atau menciptakan sesuatu. Dalam penelitian ini yang dimaksud proses pengembangan adalah rangkaian dari proses mengembangkan Ekowisata Taman Sari Buwana melalui tahap perencanaan, implementasi dan pengendalian, dimana masyarakat sepenuhnya dilibatkan didalamnya.
Penelitian ini berlokasi di Taman Sari Buwana yang berlokasi di Desa Tunjuk tepatnya di Banjar Beng Kaja Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali. Ruang lingkup penelitian meliputi produk ekowisata yang ditawarkan di Taman Sari Buwana berupa paket ekowisata tracking dan bentuk pemberdayaan masyarakat dalam proses pengembangan ekowisata Taman Sari Buwana. Dimana proses pengembangan ekowisata di Taman Sari Buwana tersebut dibagi menjadi tiga tahapan pengembangan yaitu Tahap Perencanaan berupa pemberdayaan masyarakat dalam mengidentifikasi potensi sampai dengan pengambilan keputusan terkait dengan pengembangan ekowisata di Taman Sari Buwana, Tahap Implementasi yaitu tahapan dimana pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan program atau rencana dan pengelolaan paket ekowisata Taman Sari Buwana dan Tahap Monitoring atau Evaluasi yaitu bentuk pemberdayaan masyarakat terwujud pada peran dan posisi masyarakat lokal dalam pengawasan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana atau program yang sesuai dengan tujuan pengembangan ekowisata Taman Sari
Buwana serta manfaat yang diperoleh masyarakat yang berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dengan sumber data primer dan sekunder. Data yang dikumpulkan melalui observasi, studi kepustakaan dan wawancara mendalam dengan menggunakan teknik Porposive Sampling diantaranya informan pangkal adalah Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan dan Kepala Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan dan informan kunci yaitu Pengelola Ekowisata Taman Sari Buwana.
Secara administratif, Desa Tunjuk merupakan Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan Bali. Menuju Desa Tunjuk dapat ditempuh sekitar 30 menit dari Kota Denpasar atau sekitar 25 km. Desa Tunjuk merupakan hamparan dataran dengan pemanfaatan lahan berupa lahan persawahan 236, 25 ha/m2, lahan pemukiman 70, 28 ha/m2, lahan kering atau ladang 142, 23 ha/m2, dan Agrowisata 175 ha/m2.
Ekowisata Taman Sari Buwana terletak di Desa Tunjuk, tepatnya di sebuah Banjar yang bernama Beng Kaja. Taman Sari Buwana yang juga disebut Balinese Village Life and
Traditional Farming, terbentuk atas prakarsa I Ketut Buwana SE.MM kelahiran Banjar Pekraman Beng Kaja, Desa Tunjuk yang lahir tanggal 27 Desember 1958 yang dimulai dari pembukaan Sekolah Minggu atau Sunday Class tersebut diberi nama Tunas Wangi untuk anak-anak desa Tunjuk. Setelah berjalan lama, Ketut Buwana kekurangan dana yang akhirnya pada 7 Juli 2006, terbentuklah Ekowisata Taman Sari Buwana dengan dukungan dari masyarakat Banjar. Ruang lingkup Ekowisata Taman Sari Buwana hanya terbatas pada lingkungan Banjar Beng Kaja. Dalam pengembangannya, I Ketut Buana sepenuhnya memberdayakan masyarakat. Semenjak berkembangnya Taman Sari Buwana, wisatawan yang datang selalu meningkat setiap tahunnya, dengan rata-rata pertumbuhan dari awal terbentuk sampai tahun 2013 adalah sebesar 46,72%.
Produk ekowisata di Taman Sari Buwana yang diprakarsai oleh I Ketut Buwana SE.MM, terbagi atas dua paket trekking yang sepenuhnya melibatkan
masyarakat banjar Beng Kaja. Terdapat dua paket ekowisata yaitu kegiatan lintas alam (trekking), dan kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan (village life) dengan pertanian tradisional (traditional farming).
-
1. Trekking atau kegiatan lintas alam. Wisatawan yang baru tiba akan melakukan perjalanan lintas alam, yang diawali dengan perjalanan menuju subak Kaliasem, subak Jangkahan dan subak Tebuku. Wisatawan diperkenalkan dengan proses pertanian tradisional masyarakat Bali yang menggunakan alat tradisional untuk membajak lahan pertanian yang ditarik oleh dua ekor sapi (matekap), menanam padi (nandur) sampai menghasilkan beras. Perjalanan dilanjutkan untuk menelusuri Desa Pakraman Tunjuk, yang dalam perjalanannya wisatawan akan melewati kuburan Desa Pakraman Tunjuk. Setelah lelah melakukan perjalanan, kegiatan lintas alam diakhiri dengan suguhan makan siang dengan menu tradisional masyarakat untuk wisatawan.
-
2. Kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan (village life) dengan pertanian tradisional (traditional farming).
Sumber: Ekowisata Taman Sari Buwana, 2013
Paket ekowisata Taman Sari Buwana dapat dinikmati dengan harga per paket US$ 68.00/person atau sekitar Rp. 625.000/orang, dan untuk anak-anak dibawah 10 tahun mendapatkan potongan harga 50% atau sekitar Rp. 315.000/orang. Reservasi dapat dilakukan di travel agent atau pada website Taman Sari Buwana dengan alamat www.balivillagelife.com.
-
4.2 BENTUK PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DALAM PROSES PENGEMBANGAN EKOWISATA TAMAN SARI BUWANA
Ralf Buckley (2003) menyatakan “The main defining characteristics of ecotourism fall into two categories, namely environmental inputs and environmental outputs. The inputs are the natural and associated cultural features in a particular geographic place which serve as attractions for tourists. The outputs are the net costs or
benefits for the natural and social environment”. Dimana karakteristik utama ekowisata jatuh pada dalam dua kategori, yaitu lingkungan input dan output. Input adalah fitur alam dan budaya yang terkait di tempat geografis tertentu yang berfungsi sebagai objek wisata bagi wisatawan sedangkan Output adalah biaya bersih atau manfaat bagi lingkungan alam dan sosial. Selain alam dan budaya yang ditawarkan dalam sebuah produk ekowisata, terdapat output yang diperoleh dari kegiatan tersebut yaitu manfaat dari kegiatan tersebut baik bagi lingkungan maupun sosial terutama masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam pengembangan ekowisata Taman Sari Buwana yang saat ini terlihat bahwa keterlibatan masyarakat yang sangat tinggi dari proses awal Taman Sari Buwana dibentuk sampai dengan sekarang. Keterlibatan tersebut
dilakukan oleh I Ketut Buana melalui pemberdayaan masyarakat Banjar Beng Kaja dalam proses pengembangan Ekowisata Taman Sari Buwana. Adapun tahap yang telah dikaji dalam penelitian ini meliputi tahap perencanaan, tahap implementasi dan tahap monitoring atau evaluasi.
-
- Perumusan Potensi
Perumusan potensi dimulai dengan perumusan lokasi atau spot trekking oleh masyarakat setempat. Dalam keputusannya, dengan persetujuan masyarakat setempat, perumusan potensi tersebut harus seimbang dengan konsep Tri Hita Karana dan awig-awig (norma setempat), selain itu kegiatan ekowisata tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat khususnya dalam aktivitas keagamaan.
-
- Penyediaan Lahan
Penyediaan lahan terkait dengan penyewaan lahan pertanian atau sawah dan kebun milik masyarakat setempat yang digunakan sebagai salah satu spot trekking dalam kegiatan ekowisata Taman Sari Buwana dan rumah warga yang dijadikan salah satu
atraksi ekowisata, juga disepakati oleh masyarakat.
-
- Penyediaan Fasilitas
Saat ini telah terdapat tiga buah homestay yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat lokal, wisatawan dapat tinggal dirumah masyarakat setempat dengan fasilitas seadanya namun disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan dan kebutuhan wisatawan akan makanan dan minuman tradisional juga disiapkan sebagai menu makan siang wisatawan setelah melakukan rangkaian perjalanan ekowisata.
-
- Sosialisasi Program
Dalam mensosialisasikan program ekowisata Taman Sari Buwana, I Ketut Buana tidak melakukan musyawarah dengan menjelaskan bagaimana program ini akan berjalan, tetapi secara langsung mengilustrasikan atau mempraktekkannya (give a sample) di lapangan dengan masyarakat setempat agar mudah dimengerti oleh masyarakat. Sosialisasi ini juga memberikan peluang bagi masyarakat yang ingin bergabung sebagai pemandu wisata lokal
untuk memandu wisatawan ketika berkunjung.
-
- Pelaksanaan Program
Dalam pelaksanaannya,
masyarakat tidak hanya sebagai penyedia atraksi dengan berperan dalam kegiatan ekowisata, namun masyarakat juga sebagai pemandu wisata yang menyediakan informasi terkait dengan kehidupan masyarakat pedesaan di Banjar Beng Kaja.
-
- Pengelolaan Program
Pengelolaan oleh masyarakat dilakukan seperti untuk memandu wisatawan, masyarakat mengelola sendiri perjalanan sesuai dengan rute trekking Taman Sari Buwana, penyedia atraksi seperti memperagakan kehidupan
masyarakat desa di dalam rumah, sawah dan kebun juga dikelola sendiri oleh masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat pada tahap implementasi dalam pengembangan ekowisata Taman Sari Buwana dapat dikatakan kurang. Karena ekowisata Taman Sari Buwana merupakan milik pribadi yaitu I Ketut Buana dan masyarakat Banjar Beng Kaja dapat dikatakan hanya sebagai
follower atau pengikut dan tidak adanya lembaga atau organisasi masyarakat yang ikut mengelola ekowisata Taman Sari Buwana.
Regina Scheyvens, 1999 ( dalam Journal of Tourism Management) menyebutkan “ecotourism is approached is critical to its success in terms of promoting the well being of both local peoples and their environments. In order that local peoples maximise their benefits, and have some control over ecotourism occurring in their regions”. Dimana kegiatan ekowisata sangat penting untuk keberhasilan dalam hal mempromosikan kesejahteraan baik masyarakat lokal dan lingkungan mereka. Dalam hal ini, masyarakat lokal memaksimalkan keuntungan mereka, dan memiliki kontrol atas ekowisata yang terjadi di daerah mereka. Penelitian Sudinata (2012) menyatakan persepsi masyarakat terhadap pengembangan ekowisata Taman Sari Buwana sebesar 78% menyatakan setuju dengan pengembangan ekowisata Taman Sari Buwana.
-
- Pengawasan
Dalam tahap pengawasan, Taman Sari Buwana melibatkan masyarakat yaitu berupa kepercayaan yang diberikan kepada masyarakat untuk memonitor kegiatan ekowisata yang sedang berjalan. Taman Sari Buwana memberi kepercayaan tersebut kepada I Wayan Kawen sebagai koordinator lapangan yang memonitor dan mengontrol kegiatan ekowisata yang sedang berjalan. Kegiatan ekowisata
Taman Sari Buwana dilaksanakan dalam ruang lingkup Banjar Beng Kaja.
-
- Manfaat Program
Diketahui:
Jumlah Kunjungan Wisatawan
tahun 2012 = 7.171 wisatawan
Harga per paket = Rp.
625.000/orang
Pendapatan Taman Sari Buwana tahun 2012 = 7.171 x Rp.625.000
Tabel 1
Pengeluaran untuk kontribusi kepada masyarakat tahun 2012
No |
Bentuk Kontribusi |
Jumlah |
Total (1 tahun) |
1 |
Gaji Karyawan tetap sebanyak 20 orang |
Rp. 1.300.000/bln |
Rp. 312.000.000 |
2 |
Kontribusi terhadap Masyarakat |
Rp. 1.000/wisatawan |
Rp. 7.171.000 |
3 |
Kontribusi terhadap SD No.3 Tunjuk |
Rp. 5.000.000 |
Rp. 5.000.000 |
4 |
Kontribusi terhadap 3 subak |
Rp. 1.000.000/6 bln |
Rp. 6.000.000 |
5 |
Kontribusi terhadap Banjar Beng Kaja |
Rp. 500/wisatawan |
Rp. 3.585.500 |
6 |
Kontribusi terhadap Desa Tunjuk |
Rp. 600.000/6 bln |
Rp. 1.200.000 |
7 |
Kontribusi terhadap Kelompok Kesenian |
Rp. 500.000/bln |
Rp. 6.000.000 |
Jumlah |
Rp. 340.956.500 (B) |
Sumber: Pengelola Ekowisata Taman Sari Buwana, 2013
Keterangan : A = Pendapatan, B = Kontribusi
Jika A>B = Pemberdayaan dalam segi ekonomi belum tercapai
Jika A<B = Pemberdayaan dalam segi ekonomi sudah tercapai
Berdasarkan kalkulasi pendapatan di atas, maka dapat disimpulkan pendapatan yang diterima oleh Taman Sari Buwana pada tahun 2012 dengan
jumlah kunjungan mencapai 7.171 wisatawan dan pendapatan yang mencapai Rp.4.481.875.000, dengan kontribusi kepada masyarakat hanya
Rp. 340.956.500 atau 7,6% dari Rp.
4.481.875.000, dapat dikatakan bahwa
pemberdayaan masyarakat dalam segi ekonomi belum dapat dicapai.
Tabel 2
Pemberdayaan Masyarakat Proses Pengembangan Ekowisata Taman Sari Buwana
Tahapan |
Bentuk Pemberdayaan |
Karakteristik |
Tahap Perencanaan |
/ Pemetaan Potensi ^ Penyediaan Lahan S Penyediaan Fasilitas ^ Sosialisasi Program |
|
Tahap Implementasi |
^ Pelaksanaan Program ^ Pengelolaan Program |
mengelola sendiri
|
Tahap Monitoring atau Evaluasi |
^ Pengawasan ^ Manfaat Program |
|
V PENUTUP
Produk ekowisata Taman Sari Buwana terdiri atas dua paket ekowisata yaitu paket trekking dengan kegiatan lintas alam dan kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan (village life) dengan pertanian tradisional (traditional farming). Kedua paket tersebut memanfaatkan sumber daya manusia dan alam yang dimiliki oleh Banjar Beng Kaja, Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Sedangkan bentuk-bentuk
pemberdayaan dalam proses pengembangan ekowisata Taman Sari Buwana dapat dilihat dari tiga tahap yaitu : (1) tahap perencanaan, (2) tahap implementasi, dan (3) tahap monitoring atau evaluasi.
Dengan demikian penting adanya kepastian untuk masyarakat, bahwa ekowisata Taman Sari Buwana nantinya akan menjadi milik bersama (masyarakat) dengan melibatkan organisasi-organisasi masyarakat, seperti koperasi, jaringan ekowisata
untuk menjaga keberlanjutan ekowisata Taman Sari Buwana serta meningkatkan kontribusi kepada masyarakat yang sesuai dengan jumlah kunjungan dan pendapatan Taman Sari Buwana.
DAFTAR PUSTAKA
Buckley, Ralf. 2003. “Environmental Inputs and Outputs in Ecotourism: Geotourism with a Positive Triple Bottom Line?” Journal of Ecotourism. Vol. 2, Issue 1.(76)-(82).
Scheyvens, Regina. 1999. “Ecotourism and the empowerment of local communities” Journal of
Tourism Management, 20, 245249.
Candra Arisantika Putra, I Putu. 2010. Pemberdayaan Masyarakat
Lokal dalam Pengelolaan
Taman Nasional Bali Barat (Studi Kasus Pengembangan Pariwisata di Desa Gilimanuk Kabupaten Jembrana) (sebuah Laporan Akhir). Denpasar. Fakultas Pariwisata UNUD
Damayanti, Septitah. 2010. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisata Pantai Pasir Putih di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur (sebuah Laporan Akhir). Denpasar. Fakultas Pariwisata UNUD
Karl, de Emanuel.1979. Tourism Passport to Development. Washington, D.C. Oxford University Press
Sudinata, I Wayan. 2012. Pengembangan Ekowisata Taman Sari Buwana yang Berbasis Masyarakat di Banjar Beng Kaja, Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan, Kabupaten
Tabanan (Unpublished Thesis). Denpasar. Program
Pascasarjana, UNUD
Sukma Arida, Nyoman. 2009. Meretas Jalan Ekowisata Bali (Proses Pengembangan, Parisipasi Lokal dan Tantangan Ekowisata di Tiga Desa Kuno Bali). Denpasar. Udayana University Press
Tabanan Regency Tourist Information. Tabanan. Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Tabanan
Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanana, Kabupaten Tabanan. 2012.
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.
Website:
Definisi Produk.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pro duk), diakses 16 April 2013. Pk. 13.00
Definisi Proses.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pro ses), diakses 16 April 2013. Pk. 13.30
56
Discussion and feedback