Kontribusi Daya Tarik Wisata Pantai Melasti Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal Di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan
on
p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 11 No 1, 2023
Kontribusi Daya Tarik Wisata Pantai Melasti Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal Di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan.
Krista Sisilia Romer a, 1, Dian Pramita Sugiartia, 2
-
a Program Studi Pariwisata Program Sarjana, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana, Jl. Sri ratu Mahendradatta Bukit Jimbaran, Bali 80361 Indonesia
Abstract
This research aims to discover the socio-economic contribution of Melasti Beach to the local community of Ungasan Village. This research was conducted at Melasti Beach, Ungasan Village, South Kuta District, Ba dung Regency. The scopes of this research are the involvement of the local community and the socio -economic contribution. Data collection techniques used in this research included observation, interview, and documentary methods. The technique of informant determination used is purposive sampling. A descriptive qualitative method is used to analyze the data. The stages of data analysis commenced with data collection, subsequently data reduction, data display, and conclusion drawing/ verification. The study uncovered that the presence of Melasti Beach results in various benefits to the socio -economic life of the local community in Ungasan Village. Melasti Beach contributes to the local community by providing new job dan business opportunities, increasing income, escalating locals’ prosperity, and family education investment. To maximize the socio-economic contribution of Melasti Beach, the management is required to intensify local community involvement by striving to vary more job and business opportunities for the locals in every possible way. Keywords: Local community, Contribution, Socio-Economic
Pantai Melasti merupakan salah satu daya tarik wisata yang terletak di daerah Kuta Selatan, tepatnya di Desa Ungasan. Pantai Melasti terkenal dengan beragam keunikannya. Bentang alamnya yang unik merupakan salah satu yang paling memesona, dimana pantai ini terletak di bawah tebing-tebing kapur yang menjulang tinggi, tebing- tebing tersebut menjadi daya tarik dan karakter tersendiri dari Pantai Melasti. Terlepas dari kepopulerannya, Pantai Melasti dapat dikatakan merupakan suatu daya tarik wisata baru, pasalnya pantai ini pertama kali dibuka untuk umum pada tahun 2018, namun potensi dan keunikannya membuat Pantai Melasti merupakan salah satu daya tarik wisata yang perkembangannya progresif dan menjadi andalan di daerah
tersebut.Pantai Melasti dalam pengelolaannya
dilakukan oleh lembaga masyarakat, yaitu BUPDA (Badan Usaha Padruwen Desa Adat) yang
merupakan unit usaha milik Desa Adat Ungasan.
Pengelolaannya oleh lembaga
masyarakat memberikan kemudahan dan
kesempatan yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat Desa ungasan untuk turut mengambil bagian di dalamnya. Dengan demikian,
perkembangan Pantai Melasti yang baik dan adanya keterlibatan masyarakat lokal tentunya membuat keberadaan daya tarik Pantai Melasti memberikan kontribusi yang baik bagi Desa Ungasan dan
masyarakatnya, sejalan dengan (Shantika dan
Mahagangga, 2018) yang mengemukakan bahwa kegiatan pariwisata yang berkembang akan
memberikan dampak baik secara langsung atau secara tidak langsung terhadap kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat disekitarnya,
pariwisata juga merupakan salah satu sektor yang menjanjikan di mata masyarakat. Sehingga tidak sedikit masyarakat lokal khususnya yang berada di
kawasan pariwisata cenderung meninggalkan mata pencaharian sebelumnya untuk beralih menjadi pekerja pariwisata.
Sebagai suatu daya tarik wisata, keuntungan yang diperoleh umumnya berasal dari pengeluaran wisatawan selama berada di daya tarik wisata. Hal tersebut kemudian berpengaruh kepada ekonomi masyarakat yang terlibat dalam kegiatan kepariwisataan di daya tarik tersebut. Tidak hanya dari segi ekonomi, keberadaan suatu daya tarik juga berperan penting dari segi sosial bagi masyarakat lokal. Peran masyarakat dalam pengelolaan suatu daya tarik merupakan suatu bentuk pariwisata berkelanjutan, yang orientasi dalam industri pariwisata tidak hanya melihat keuntungan secara materi namun juga meningkatkan kualitas sosial disekitar daya tarik wisata (Widiastra dan Adikampana, 2017). Berdasarkan hal tersebut, secara langsung dan tidak langsung keberadaan daya tarik Pantai Melasti memberikan kontribusi dari dimensi sosial maupun ekonomi bagi masyarakat lokal.
Melihat fenomena progres Pantai Melasti yang baik walaupun merupakan daya tarik wisata baru, dan adanya keterlibatan masyarakat lokal di dalamnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk melihat bentuk-bentuk keterlibatan masyarakat lokal Desa Ungasan di daya tarik wisata Pantai Melasti, serta mengetahui kontribusi apa saja yang diterima oleh masyarakat dari dimensi sosial dan ekonomi melalui keterlibatannya. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan judul “Kontribusi Daya Tarik Wisata Pantai Melasti Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan .
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 11 No 1, 2023
Lokasi penelitian ini terletak di desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Untuk memperjelas dan membatasi permasalahan dalam dalam penelitian, maka ditetapkan ruang lingkup permasalahan, meliputi:
-
1. Bentuk keterlibatan masyarakat lokal di Pantai Melasti, arah datanya meliputi:
-
a. Masyarakat lokal sebagai pekerja
-
b. Usaha-usaha masyarakat lokal di Pantai
Melasti.
-
2. Kontribusi daya tarik wisata Pantai Melasti
terhadap kehidupan masyarakat lokal Desa
Ungasan, arah datanya meliputi:
-
a. Kontribusi Ekonomi, yaitu peluang kerja dan
pendapatan masyarakat lokal
-
b. Kontribusi Sosial, yaitu kesejahteraan
-
masyarakat lokal dan investasi pendidikan.
Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif, meliputi profil Pantai Melasti dan kontribusi sosial ekonomi terhadap masyarakat lokal, dan data kuantitatif berupa data jumlah kunjungan wisatawan dan pendapatan masyarakat lokal. Sumber datanya meliputi data primer dan sekunder. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik observasi tidak berperan serta, wawancara tidak terstruktur dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini ditentukan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan informan dengan dengan pertimbangan tertentu, yang terlebih dahulu di tentukan oleh peneliti sesuai dengan status serta kepentingan penelitian (Sugiyono, 2015). Data dalam penelitian ini dianalisis dengan tahapan analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992) dalam (Sugiyono, 2017), meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/Verifikasi.
Pantai Melasti merupakan daya tarik wisata pantai yang letaknya di daerah Kuta Selatan, spesifiknya yaitu di Desa Ungasan. Pantai ini resmi dibuka untuk umum pada tanggal 1 Agustus 2018, dengan nama yang diambil dari upacara Melasti sebagaimana awal pantai ini difungsikan oleh masyarakat setempat. Terhitung sampai saat ini sudah beroperasi hampir 5 tahun lamanya, dalam kurun waktu demikian dapat dikatakan Pantai Melasti merupakan salah satu daya tarik wisata pantai di Bali yang cukup muda usia operasionalnya, namun perkembangan daya tarik wisata ini terbilang sangat baik.
Daya tarik wisata Pantai Melasti diresmikan
bedasarkan Peraturan Bupati Badung nomor 4 tahun 2018 tentang Penetapan Kawasan Pantai Melasti dan dikelola di bawah naungan badan usaha milik desa adat, yaitu BUPDA dengan membentuk unit usaha
pengelola kawasan Pantai Melati. Pengelolaan Pantai Melasti oleh lembaga desa memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal Desa Ungasan untuk turut mengambil bagian di dalamnya, Keterlibatan masyarakat lokal di dalamnya membuat masyarakat lokal secara langsung dan tidak langsung menerima kontribusi dari keterlibatan mereka, secara khusus dari dimensi sosial dan ekonomi.
-
4.1 Bentuk Keterlibatan Masyarakat Lokal di Pantai Melasti
Pantai Melasti dalam pengembangannya memberikan kontribusi positif bagi perekonomian masyarakat Desa Ungasan, dalam hal ini penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Pengembangan Pantai Melasti memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk dapat memiliki mata pencarian di bidang pariwisata, memiliki penghasilan dan juga menekan angka pengangguran. Keberadaannya memberikan peluang besar bagi masyarakat untuk dapat bekerja sebagai pekerja atau staf pengelolaan. Penyerapan tenaga kerja lokal di Pantai Melasti terbilang cukup besar, manajemen pengelolaannya memiliki departemen yang berbeda-beda, yang masing-masing memiliki tanggung jawab dan deskripsi pekerjaan yang berbeda pula. Terlepas dari manajemen atas, dalam pengelolaanya manajemen Pantai Melasti memiliki 8 departeman dan 6 sub bagian departemen yang diisi oleh sejumlah karyawan. Pelibatan masyarakat lokal sebagai karyawan yang mengisi posisi tersedia daya tarik wisata Pantai Melasti dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1: Data Karyawan Pantai Melasti
Posisi Karyawan |
Jumlah Karyawan Lokal |
Total Karyawan |
Manager |
1 |
1 |
Asisten Manager |
1 |
1 |
Sekretaris |
1 |
1 |
Bendahara |
1 |
1 |
Dep. Pengembangan |
1 |
1 |
Dep. Mechanical dan Electrical |
4 |
4 |
Dep. Stade Kecak |
1 |
1 |
Dep. Sales dan Information |
1 |
1 |
Dep. Pendapatan dan Punia |
9 |
9 |
Dep. House Keeping |
28 |
28 |
Dep. Parkir dan Keamanan |
5 |
5 |
Sumber: Peneliti, 2022
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 11 No 1, 2023
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tenaga kerja di daya tarik wisata Pantai Melasti secara keseluruhan merupakan masyarakat lokal Desa ungasan. Masyarakat lokal secara keseluruhan mengisi posisi yang berbeda-beda dalam pengeloaan Pantai Melasti, dimana peluang masyarakat Desa Ungasan untuk menempati posisi sebagai karyawan di Pantai Melasti tidak terlepas dari kebijakan manajemen tarkait perekrutan karyawan, yaitu perekrutannya dilakukan dengan prosedur penerimaan pada umumnya namun dengan prioritas utama yaitu hanya masyarakat lokal.
Demikian dapat disimpulkan bahwa keberadaan daya tarik wisata Pantai Melasti memberikan peluang bagi masyarakat lokal untuk dapat berkecimpun dalam pengembangannya melalui kesempatan sebagai staf atau karyawan. Pantai Melasti menyerap tenaga kerja lokal secara menyeluruh melalui kebijakan manajemenya untuk mengutamakan masyarakat lokal Desa Ungasan sebagai pekerja. Sehingga dapat dipahami bahwasannya Pantai Melasti memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat setempat, sebagai mata pencarian dan sumber penghasilan mereka.
Keterlibatan masyarakat dalam pariwisata pada hakekatnya memiliki banyak rupa. Masyarakat dapat terlibat secara langsung maupun tidak langsung, pasif maupun aktif dalam kegiatan kepariwisataan. Masyarakat lokal Desa Ungasan merupakan masyarakat majemuk yang sudah mengenal pariwisata dalam waktu yang lama. Eratnya kehidupan masyarakat dengan pariwisata membuat masyarakat secara baik dapat memainkan peranannya. Hal tersebut terlihat dari bagaimana masyarakat lokal secara jeli melihat peluang-peluang yang tercipta dari pengembangan Pantai Melasti sebagai suatu daya tarik wisata. Keberadaan Pantai Melasti memberikan peluang bagi masyarakat dalam beberapa rupa yang berbeda. Selain berkesempatan bekerja sebagai karyawan, keberadaan Pantai Melasti memberikan peluang bagi masyarakat lokal untuk memiliki usaha di bidang pariwisata berupa usaha jasa dan penyediaan fasilitas pariwisata. Berikut ini jenis-jenis usaha yang dilakukan masyarakat lokal di Pantai Melasti.
Tabel 2
Data usaha masyarakat lokal di Pantai Melasti
Jenis Usaha |
Jumlah Pelaku Usaha |
Warung |
23 |
Toko Suvenir |
1 |
Payung dan Long Chair |
23 |
Massage |
7 |
Gelang Bali |
7 |
Dilihat dari jenis usaha dan jumlah pelaku usaha
tersebut, mengindikasikan bahwa usaha masyarakat di Pantai Melasti tidak begitu beragam, dan lebih sedikit dibandingkan di daya tarik wisata pantai pada umumnya. Hal tersebut bukan tanpa alasan, untuk alasan keindahan, kenyamanan dan keamanan wisatawan di daya tarik wisata, pihak manajemen masih membatasi kegiatan usaha di Pantai Melasti, sehingga penyediaan bilik usaha rakyat dengan sengaja dibuat terbatas, begitu juga dengan jenis usaha lainnya. Dalam menjalankan usaha tersebut, masyarakat lokal pun diwajibkan mengantongi izin resmi dari pihak pengelola dan membayar retribusi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh manager Pantai Melasti, I Wayan Karnawa, berikut.
“Ada beberapa usaha rakyat yang kami izinkan di Pantai Melasti, salah satunya yaitu pasar rakyat atau UMK. Sengaja kami buat hanya sedikit tempatnya, dan kami tempatkan di bagian belakang karena yang kami jual disini adalah view nya, sehingga kami melakukan penataan kawasan sedemikian rupa. Pedagang dan usaha lainnya juga kami batasi, alasannya agar tidak mengganggu aktivitas wisatawan.
Sumber: Wawancara, 2022
Pantai Melasti sebagai suatu daya tarik wisata memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Desa Ungasan ditinjau dari dimensi ekonomi. Salah satu kontribusi nyata keberadaan daya tarik wisata Pantai Melasti bagi perekonomian masyarakat adalah dengan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat diberikan peluang untuk mengambil bagian dalam pengembangan Pantai Melasti melalui kesempatan kerja dan peluang berusaha. Lebih baiknya lagi dari hal tersebut adalah kesempatan kerja dan kesempatan berusaha tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat, hasilnya masyarakat memperoleh lapangan pekerjaan yang dapat memberikan penghasilan bagi mereka.
Pariwisata di daya tarik wisata Pantai Melasti memberikan peluang tersendiri bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya melalui pekerjaan yang lebih baik, peluang kerja yang dimaksud berupa staf atau karyawan. Masyarakat berpeluang untuk dapat bekerja sebagai karyawan tetap di daya tarik wisata Pantai Melasti dan mendapat penghasilan perbulannya. Peluang ini terbuka besar bagi masyarakat desa sesuai kebijakan manajemen bahwasannya syarat utama pekerja adalah harus merupakan masyarakat lokal Desa Ungasan. Secara keseluruhan, peluang kerja masyarakat sebagai staf di daya tarik wisata Pantai Melasti adalah dengan mengisi posisi yang berbeda-beda mulai dari manajemen, penjualan tiket, petugas keamanan, hingga petugas kebersihan, dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 11 No 1, 2023
Gambar.1
Petugas Kebersihan di Pantai Melasti
Sumber: Penelitian, 2022
Disisi lain, masyarakat lokal juga berkesempatan memiliki mata pencaharian berupa usaha barang dan jasa penunjang kegiatan pariwisata di daya tarik wisata Pantai Melasti. Pihak manajemen memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk melakukan usaha yang turut mendukung kegiatan pariwisata di Pantai Melasti, dengan batasan tertentu, dalam artian tidak semua masyarakat lokal memiliki akses atau tidak dapat secara bebas melakukan usaha. Walupun demikian, hal tersebut tidak menutup peluang bagi sebagian masyarakat untuk melakukan usaha. Adapun peluang usaha tersebut membuat masyarakat lokal merangkap sebagai pedagang gelang Bali, pedagang suvenir, pemilik usaha warung makan, jasa pijat (massage) dan usaha penyewaan payung dan long chair.
Berbagai kesempatan kerja yang tercipta memberikan perubahan bagi kehidupan masyarakat lokal berupa pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik bagi mereka yang dulunya bekerja sebagai supir, buruh, ibu rumah tangga, yang bekerja tidak tetap, hingga yang tidak memiliki pekerjaan sama sekali, yang juga turut menjadi pilar untuk menyokong ekonomi keluarga mereka.
Pendapatan masyarakat lokal di daya tarik Pantai Melasti dalam hal ini sebagai staf atau karyawan, gaji pokok yang diterima disesuaikan dengan UMK yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Namun, dalam pembayarannya pihak manajemen menerapkan sistem levelling antar karyawan yang ditetapkan berdasarkan jabatan yang ditempati. Dalam hal ini, yang menempati jabatan manajemen dan kepala departemen, sedangkan karyawan secara keseluruhan menerima gaji yang sama perbulannya.
Selain menerima gaji pokok, karyawan di daya tarik wisata Pantai Melasti juga menerima bentuk apresiasi lain yang menambah jumlah pendapatannya. Karyawan menerima tambahan upah yang diberikan pada waktu-waktu tertentu, dalam hal ini pada hari raya keagamaan atau tunjangan hari raya (THR). THR umumnya diterima pada hari besar umat Hindu yaitu hari raya Nyepi, sehingga pendapatan tambahan berupa THR biasanya hanya diberikan sekali dalam setahun. Selain menerima THR, karyawan juga
menerima uang makan yang diberikan perbulannya. Secara keseluruhan, pendapatan yang diterima adalah berupa gaji pokok, dan pendapatan tambahan berupa tunjangan hari raya (THR) pertahun, dan uang makan yang diakumulasikan dan diberikan perbulannya.
Berbeda dengan staf di daya tarik Pantai Melasti, masyarakat lokal yang berprofesi sebagai pengusaha pariwisata menerima pendapatan yang tidak menentu. Pendapatan perhari dan perbulannya tergantung pada faktor kunjungan wisatawan. Diketahui bahwa usaha masyarakat lokal di Pantai Melasti meliputi penyediaan fasilitas berupa payung dan long chair, massage,
makanan dan minuman, hingga suvenir. Masing-masing usaha memiliki tingkat penerimaan pendapatan yang berbeda. Secara lebih spesifik, usaha penyewaan fasilitas payung dan long chair menetapkan harga per 4 jam, yaitu RP. 100.000. Perharinya jumlah payung dan long chair yang disewa oleh wisatawan adalah sebanyak 5 hingga 10 buah dapat pula fluktuatif jumlahnya. Dari banyaknya jumlah payung dan long chair yang disewakan tersebut, pendapatan yang dihasilkan perharinya yaitu mulai dari RP.500.000 hingga RP 1.000.000 dan bisa lebih ataupun kurang dari jumlah tersebut. Masyarakat lokal yang bekerja menyewakan fasilitas ini sendiri bekerja secara berkelompok, yang seluruhnya berjumlah 23 orang. Masing-masing kelompok beroperasi pada hari yang berbeda tiap minggunya. Karena sistemnya yang berkelompok, pendapatan yang dihasilkan tidak secara langsung untuk masing-masing pribadi.
Pada sisi lainnya, masyarakat lokal yang berprofesi sebagai penawar layanan massage perharinya mendapat pelanggan sebanyak 2-3 wisatawan, dengan harga yang ditetapkan yaitu Rp.100.000 per jam dan Rp.50.000 per 30 menit. Pendapatan yang diperoleh biasanya berkisar antara Rp.100.000-Rp.300.000 perharinya. Selain menawarkan jasa massage mereka juga memiliki profesi sambilan yaitu sebagai penjual gelang. Produk gelang yang dijual dihargai Rp.5.000 - Rp.10.000, dalam satu hari produk yang terjual biasanya 3-5 gelang. Dari hasil jasa massage dan penjualan gelang tersebut rata-rata pendapatan yang dihasilkan berkisar dari Rp.200.000 -Rp. 400.000 perharinya.
Gambar 2
Pedagang Lokal di Pantai Melasti
Sumber: Penelitian, 2022
Vol. 11 No 1, 2023
Sedangkan pendapatan pemilik usaha warung makan di daya tarik Pantai Melasti juga tidak menentu, pendapatan paling tinggi umumnya diperoleh pada hari-hari tertentu, terutama pada hari libur atau masa high season. Hal ini disampaikan oleh Ibu Karyani selaku pemilik warung Karyani di Pantai Melasti, yakni:
“Pendapatannya ndak menentu, pasang surut kaya air. Paling banyak itu pas tahun baru dan lebaran gitu. Kalau perharinya bisa Rp.500.000, bisa diatas atau dibawah dari itu. Pokoknya ndak menentu kadang ramai, kadang ndak.
Demikian dapat diketahui bahwa perolehan pendapatan masyarakat lokal di Pantai Melasti berbeda-beda, tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakoninya. Dalam hal ini, karyawan di Pantai Melasti memperoleh gaji pokok dan tunjangan lainnya, sedangkan para pelaku usaha memperoleh pendapatan yang tidak menentu, tergantung pada tinggi rendahnya jumlah kunjungan dan minat beli wisatawan.
Terlibatnya masyarakat lokal dalam kegiatan kepariwisataan di daya tarik Pantai Melasti memberikan banyak perubahan terhadap banyak aspek kehidupan. Kondisi sosial ekonomi merupakan salah satu aspek kehidupan masyarakat lokal yang mengalami perubahan tersebut. Pengembangan kepariwisataan di daya tarik Pantai Melasti memberikan dampak pada tatanan hidup masyarakat, terutama bagi mereka yang terlibat langsung dalam kegiatan kepariwisataan di Pantai Melasti. Dalam penelitian ini, menunjukan bahwa keberadaan daya tarik wisata Pantai Melasti mempengaruhi kesejahteraan masyarakat lokal yang terlibat sebagai pekerja maupun pelaku usaha di Pantai Melasti. Adanya Pantai Melasti memberikan peluang kerja bagi masyarakat lokal untuk dapat bekerja sebagai staf dan juga sebagai pedagang maupun pengusaha fasilitas penunjang pariwisata. Pendapatan yang dihasilkan berpengaruh pada kehidupan rumah tangga masyarakat lokal. Semakin baik pendapatannya, semakin baik pula pemenuhan kebutuhan rumah tangganya. Ditinjau dari dua aspek kesejahteraan yang dikemukakan oleh Kolle (dalam Bintarto, 1989) bahwa kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, yang dapat ditinjau dari pemenuhan kebutuhan utama, dalam hal ini pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat lokal yang bekerja di Pantai Melasti dan anggota keluarganya, diketahui bahwasannya pendapatan yang dihasilkan membawa perubahan pada pemenuhan kebutuhan konsumsi yang seimbang bagi rumah tangga. Pemenuhan konsumsi yang seimbang tersebut meliputi jenis bahan pokok yang dikonsumsi sehari-hari dan pola konsumsi yang diterapkan. Dalam hal ini, pendapatan yang dihasilkan masyarakat mampu menunjangpemenuhan konsumsi yang
seimbang dengan jenis bahan pokok yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi hariannya.
Setelah dirasa dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, yakni memenuhi kebutuhan konsumsi, masyarakat lokal kemudian mengusahakan kebutuhan pendidikan bagi anaknya, dengan berupaya memenuhi kebutuhan meliputi biaya pendidikan dan pemenuhan fasilitas pendukung pendidikan anak lainnya. Selanjutnya, dilihat dari dari kebutuhan lainnya, yaitu berkaitan dengan pemanfaatan pendapatan untuk kebutuhan transportasi, teknologi, dan rekreasi. Masyarakat tetap mengutamakan kebutuhan yang sifatnya urgensi. Mulai dari kebutuhan konsumsi, disusul dengan pendidikan anak, pemenuhuan kebutuhan rumah tangga tambahan seperti alat komunikasi, dan alat elektronik lainnya yang mempermudah pekerjaan sehari-hari, sehingga hidup yang bersifat konsumtif dan hedonisme tidaklah menjadi hal yang diutamakan, dengan kata lain pendapatan yang diterima sedapatnya dikelola dengan baik untuk pemenuhan kebutuhan yang lebih penting, yang memang harus diutamakan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan daya tarik wisata Pantai Melasti berkontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan bagi kehidupan rumah tangga masyarakat lokal terutama bagi mereka yang terlibat sebagai pekerja dan pelaku usaha. Ditinjau dari segi pemenuhan kebutuhan, yaitu pemenuhan konsumsi dan jenis makanan yang dikonsumsi, masyarakat lokal mampu memenuhi kebutuhan konsumsinya dengan jenis makanan yang seimbang. Masyarakat juga berupaya memberikan pendidikan yang lebih baik demi masa depan anaknya, serta dapat memenuhi kebutuhan lainnya seperti transportasi, teknologi dan kebutuhan rumah tangga pendukung lainnya, dan sesekali memenuhi kebutuhan rekreasi jika memungkinkan. Disisi lain masyarakat tetap hidup sederhana dan tidak menerapkan hidup konsumtif, melainkan menyesuaikan pendapatannya sesuai dengan urgensi kebutuhan rumah tangganya.
Seiring dengan stabilitas mata pencaharian dan pendapatannya, masyarakat lokal menetapkan tingkat urgensi kebutuhannya Disadari sungguh oleh masyarakat bahwasannya kebutuhan mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi merupakan hal yang utama dan esensial sifatnya. Tingkat pendidikan disadari penting mengingat perkembangan zaman yang menuntut pengetahuan, keterampilan dan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni, sedangkan rata-rata tingkat pendidikan masyarakat lokal yang bekerja sebagai staf dan pelaku usaha di Pantai Melasti tidak banyak yang menempuh pendidikan hingga ke bangku kuliah. Hal ini diketahui berdasarkan penelitian bahwa, masyarakat yang bekerja rata-rata hanya menamatkan pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah karena ketidakmampuannya secara ekonomi.
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 11 No 1, 2023
Tingkat pendapatan masyarakat lokal di Pantai Melasti sangat berpengaruh pada pendidikan anaknya, terutama bagi mereka yang berperan sebagai tulang punggung keluarga. Pendapatan tersebut berpengaruh pada biaya pendidikan dan pemenuhan kebutuhan pendidikan lainnya lainnya. Seperti diketahui pendidikan dapat berupa pendidikan formal, yaitu pendidikan wajib dari tingkat TK, SD, SMP, SMA hingga ke bangku kuliah, sedangkan pendidikan informal adalah untuk meningkatkan kemampuan tertentu, berupa les atau kelas tambahan. Selain mengutamakan pendidikan formal pekerja lokal yang merasa pendapatannya berkelebihan mengupayakan pendidikan informal bagi anak mereka, karena menurut mereka dirasa penting. Tidak semua masyarakat lokal yang bekerja mampu membiayai pendidikan informal, walaupun demikian tetap mengupayakan yang terbaik bagi pendidikan keluarganya.
Uraian di atas mengindikasikan bahwa pendidikan formal bagi anak, oleh masyarakat lokal rata-rata dapat dipenuhi, baik biaya pendidikan maupun kebutuhan pendidikan tambahan. Hal tersebut merupakan suatu hal yang tingkat urgensinya tinggi, Disisi lain, pendidikan informal masih belum dapat dipenuhi oleh masyarakat lokal yang bekerja di Pantai Melasti, hanya beberapa yang mampu mewujudkan kesempatan itu bagi anaknya, mengingat kapasitas pendapatannya yang dirasa belum mampu mencakup kebutuhan pendidikan informal tersebut.
-
IV. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa daya tarik wisata Pantai Melasti berkontribusi terhadap kehidupan masyarakat lokal Desa Ungasan dari dimensi sosial dan ekonomi. Kontribusi tersebut diperoleh melalui keterlibatan masyarakat lokal dalam kegiatan kepariwisataan di daya tarik wisata Pantai Melasti. Dari segi ekonomi, Pantai Melasti memberikan kontribusi langsung berupa peluang kerja bagi masyarakat lokal, yaitu sebagai karyawan dan sebagai pelaku usaha jasa dan penyedia fasilitas penunjang kegiatan kepariwisataan. Peluang kerja tersebut kemudian menjadi sumber perolehan penghasilan bagi masyarakat lokal. Adapun penghasilan yang diperoleh berbeda-beda berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakoni. Sedangkan dari dimensi sosial, memberikan kontribusi tidak langsung, yaitu merujuk pada kesejahteraan hidup masyarakat lokal, dimana keseluruhan masyarakat lokal yang bekerja dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga mulai dari pemenuhan konsumsi seimbang, transportasi, perlengkapan rumah tangga moderen dan alat teknologi pendukung lainnya. Sedangkan hanya beberapa yang dapat memenuhi kebutuhan rekreasi bagi keluarganya. Sehingga dapat dikatakan kesejahteraan kehidupan tangga masyarakat lokal
yang bekerja di Pantai Melasti berbeda-beda tingkatannya. Masyarakat lokal juga memenuhi kebutuhan hidupnya dengan dengan mengutamakan urgensi. Setelah mampu memenuhi kebutuhan rumah tangganya, masyarakat mengusahakan kebutuhan pendidikan yang juga dianggap penting.
Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti, sebagai berikut:
-
1. Kepada pihak pengelola, agar dengan semakin
berkembangnya daya tarik wisata Pantai Melasti, kedepannya dapat tetap
mempertahankan dan membuka lebih banyak lagi peluang-peluang bagi masyarakat lokal untuk dapat berkecimpun dalam operasional Pantai Melasti, terutama yang memberikan nilai ekonomi. Sedapatnya juga
mengupayakan terlibatnya masyarakat lokal di usaha-usaha pariwisata milik pihak ketiga di daya tarik wisata Pantai Melasti melalui
kebijakan ataupun kerjasama tertentu.
Sehingga kedepannya keterlibatan
masyarakat lokal dapat lebih intensif di Pantai Melasti.
-
2. Kepada karyawan, memiliki jam kerja yang tidak begitu padat karyawan disarankan agar memiliki pekerjaan sampingan. Sektor
pariwisata yang sifatnya rentan menuntut kesiapan pekerja di bidang pariwisata untuk selalu siaga terhadap mata pencariannya. Oleh karena itu, karyawan dapat melakukan usaha rumahan atau pekerjaan fleksibel lainnya yang tidak mengganggu pekerjaan utama sebagai karyawan. Pekerjaan sampingan dirasa baik untuk memberikan pemasukan sampingan selain gaji pokok yang diterima.
-
3. Kepada pelaku usaha, agar sedapatnya berupaya untuk menciptakan produk- produk pariwisata yang beragam, sehingga tidak menjual produk yang sifatnya homogen. Keragaman produk memberikan banyak
pilihan bagi wisatawan, sebaliknya
homogenitas produk menimbulkan
kejenuhan. Penting juga untuk selalu
mempertahankan hospitality dalam
menawarkan barang maupun jasa kepada wisatawan, sehingga tidak menimbulkan rasa ketidaknyamanan yang kemudian berdampak pada kunjungan wisatawan. Bagaimanapun penghasilan yang diperoleh pelaku usaha tergantung pada faktor kunjungan wisatawan di daya tarik wisata.
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 11 No 1, 2023
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto. 1989. Interaksi Desa-Kota dan
Permasalahannya. Ghalia Indonesia. Jakarta
Pantai Melasti. 2021. Melasti Beach. Diakses melalui https://website.pantaimelasti.com/ . Pada tanggal 10 Mei, 2022.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)
Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D) Bandung: Alfabeta
Shantika, Budi dan I. G. A. O. Mahagangga. 2018.
Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal di Pulau Nusa Lembongan. Jurnal Destinasi Pariwisata
Kemenparekraf. 2022. Desa Wisata Pantai Melasti
Ungasan. Diakses melalui
https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/ pantai_melasti_ungasan. Pada tanggal 10
Mei, 2022.
Widiastra, N. A. dan Adikampana. I. M. 2017. Peran Serta Masyarakat Lokal Dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisata Pura Goa Giri Putri Nusa Penida. Jurnal Destinasi Pariwisata.
108
Discussion and feedback