Jurnal Destinasi Pariwisata                                                  p-issn: 2338-8811, e-issn: 2548-8937

Vol. 11 No 1, 2023

Kendala Pengembangan Wisata Watu Joli Desa Pucung Kidul, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung

Sakina Duwita Febrianti a, 1, Ade Aslama a, 2, Anggoro Putranto a,3

a Program Studi S1 Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah, Jl. Mayor Sujadi No.46, Kudusan, Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur 66221Indonesia

Abstract

Watu Jolì Tourism is one of the tourist attractions located in Tulungagung Regency, East Java, Indonesia. Tourism Watu Joli Tulungagung may have great potential, but there are several obstacles encountered in its development. The purpose of this study is to examine the obstacles to tourism development at Watu Joli Tulungagung. This study uses descriptive qualitative methods through interviews with managers, observations, and retrieves information from relevant literature sources. The results of the study show that the obstacles in the development of Watu Joli tourism include budget constraints, environmental problems, lack of participation from stakeholders, and lack of tourism promotion. To overcome these obstacles, various efforts need to be made, such as finding adequate sources of funds, better environmental management, increasing stakeholder participation, and increasing promotion of Watu Joli.

Keywords: Constraints, Tourism Development, Watu Joli

  • I.    PENDAHULUAN

Pariwisata kini menjadi bagian di setiap negara di dunia dan salah satunya adalah Indonesia. Pariwisata adalah kegiatan yang didukung oleh banyak sumber dan layanan yang disediakan oleh pemerintah, masyarakat, dan pemerintah daerah. Indonesia merupakan negara dengan potensi bisnis yang kaya, kegiatan perekonomian Indonesia memberikan pengaruh positif terhadap pendapatan negara serta dapat menciptakan dan mengembangkan perekonomian serta mendorong pertumbuhan di daerah (Mahmudah, 2019, 2).

Besarnya kontribusi sektor parwisata terhadap pendapatan dan devisa Negara serta pengembangan wilayah membuat semakin tingginya harapan akan meningkatnya jumlah kunnjungan wisatawan luar negeri ke Indonesia. Pariwisata merupakan salah satu destinasi yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. Indonesia sendiri memiliki 2 destinasi yaitu destinasi alam dan non alam. Dengan banyaknya sumber daya alam yang berbeda, pariwisata merupakan salah satu aset Indonesia yang paling berharga (Afrivania, 2022). Di era globalisasi, industri pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang memegang peranan penting dalam mendukung perekonomi nasional (Ristarnado et al., 2019).

Perekonomian dapat mempengaruhi negara secara langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat dikatakan sebagai aset negara. Dampak langsung, seperti terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar, dan dampak tidak langsung, seperti terciptanya usaha-usaha yang mempromosikan pariwisata, seperti; Transportasi, restoran, utilitas, dan lainnya. Pembangunan dan pariwisata adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, pertumbuhan

ekonomi yang pesat, industri pariwisata akan memberikan kontribusi kepada pemerintah. Dengan demikian, pariwisata dapat didefinisikan sebagai suatu jenis kegiatan manusia yang terwujud dalam berbagai jenis kegiatan dan didukung oleh berbagai sumber. Pada dasarnya wisatawan terbagi menjadi wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. (Soedarso & Nurif, 2014). Pariwisata sangat berkaitan dengan sistem yang besar, dan dampaknya tidak mudah untuk diukur dan oleh karena itu bergantung pada banyak faktor (Sari, 2020).

Kabupaten Tulungagung berada di provinsi Jawa Timur. Kabupaten Tulungagung memiliki banyak sekali objek wisata seperti pantai, taman rekreasi, bukit, air terjun dan destinasi wisata lainnya. Dengan adanya destinasi wisata, secara tidak langsung bisa digunakan untuk meningkatkan sektor perekonomian masyarakat setempat. Dengan melakukan pengembangan wisata dari segi potensi, promosi dan fasilitas untuk menarik wisatawan datang ke tempat wisata di wilayah Kabupaten Tulungagung. Salah satu wisata yang ada di Kabupaten Tulungagung yaitu wisata Watu Joli. Tempat wisata ini terkenal dengan keindahan alamnya yang menawan, dengan pemandangan tebing-tebing batu yang mengelilingi area wisata dan sungai kecil yang mengalir di antara batuan-batuan tersebut. Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan di Wisata Watu Jolì antara lain hiking, trekking, dan camping. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian ini yakni terkait bagaimana kendala pengembangan wisata watu joli

Vol. 11 No 1, 2023

  • II.    METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. dimana penelitian kualitatif deskriptid adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena atau situasi secara detail dan mendalam dengan menggunakan data deskriptif kualitatif seperti wawancara, observasi dan dokumen (Fadli, 2021)

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2023, lokasi penelitiannya terletak di wisata watu joli Desa Pucung Kidul, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala dalam pengembangan wisata Watu Joli Tulungagung dan menjelaskan bentuk-bentuk partisipasi stakeholder. Dalam hal ini, fokus penelitian yang dikaji yaitu 1) mendeskripsikan Wisata Watu Joli Kabupaten Tulungagung; 2) menguraikan kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan wisata watujoli.; 3) menjelaskan bentuk partisipasi stakehololder dalam pengembangan wisata Watu Joli

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara, observasi, mengambil informasi dari sumber literatur yang relevan, dan dokumentasi. Peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan pihak pengelola guna mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian tentang kendala pengembangan wisata Watu Joli Kabupaten Tulungagung.

  • III.    HASIL DAN PEMBAHASAN

  • A.    Gambaran wisata Watu Joli

Wisata Watu Jolì adalah salah satu destinasi wisata yang berada di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Indonesia. Tempat wisata ini terkenal dengan keindahan alamnya yang menawan, dengan pemandangan tebing-tebing batu yang mengelilingi area wisata dan sungai kecil yang mengalir di antara batuan-batuan tersebut. Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan di Wisata Watu Jolì antara lain hiking, trekking, dan camping.

Gambar 1 Lokasi Wisata Watu Joli (Sumber: Dokumentasi Penelitian Lapangan, 2023)

Berdasarkan Gambar 1 diatas, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang indah, berenang

di sungai kecil yang sejuk, atau memancing di area sekitar. Ada juga beberapa spot foto yang menarik untuk diabadikan, seperti tebing batu yang tinggi dan beberapa air terjun kecil. Untuk mencapai Wisata Watu Jolì, pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi atau sewa mobil dari Tulungagung. Lokasinya sekitar 35 km dari pusat kota Tulungagung dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam perjalanan. Berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola saat ini tidak ada biaya tiket masuk yang dikenakan. Namun, pengunjung mungkin akan dikenakan biaya parkir jika membawa kendaraan pribadi.

  • B.    Kendala pengembangan wisata Watu Joli

Berdasarkan Gambar 2 dibawah, meskipun Wisata Watu Joli Tulungagung mungkin memiliki potensi yang besar, namun ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangannya antara lain: (1) keterbatasan anggaran, untuk melakukan pengembangan, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Anggaran dari pemerintah setempat masiih belum cukup. pihak pengelola harus berupaya untuk mencari sumber dana yang memadai agar dapat melakukan pengembangan dengan maksimal (Sugiarto & Mahagangga, 2020).

Gambar 2 Wawancara Dengan Pengelola Wisata Watujoli Tulungagung (Sumber: Dokumentasi Penelitian Lapangan, 2023)

Keterbatasan ini dapat menghambat pengembangan fasilitas yang diperlukan untuk pendukung wisata yang diperlukan seperti pembangunan jalan, peningkatan kualitas tempat wisata, dan pengadaan alat keselamatan, dsb. Selain itu, keterbatasan finansial juga dapat mempengaruhi promosi dan pemasaran wisata Watu Joli yang merupakan faktor penting dalam enarik wisatawan. (2) Masalah lingkungan yang mana pengunjung Wisata Watu Jolì Tulungagung seringkali tidak memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan alam. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap lingkungan dan keindahan lingkungan wisata. Oleh karena itu, diperlukan pendidikan dan perilaku peduli yang lebih baik untuk menjaga kawasan alam yang asri (Soedarso & Nurif, 2014). (3) Kurangnya partisipasi stakeholder dimana partisipasi pemangku kepentingan (Stakeholder) merupakan

Vol. 11 No 1, 2023

faktor penting dalam pengembangan pariwisata di Watu Joli (Sunarjaya et al., 2018).

Stakeholder yang terlibat dalam pengembangan pariwisata di Watu Jolì meliputi masyarakat setempat, pemerintah daerah, pengusaha dan wisatawan. Minimnya partisipasi stakeholder dalam pengembangan wisata Watu Jolì Tulungagung dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti:  (a)

Kurangnya informasi:   Peserta yang tidak

mendapatkan informasi yang cukup tentang sumber daya wisata Watu Jolì dan manfaat yang akan didapat dari industri pariwisata, cenderung tidak berpartisipasi dalam pengembangan wisata Watu Jolì. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk meningkatkan pengembangan dan penyebaran informasi; (b) Masalah koordinasi: Karena pemangku kepentingan yang berbeda memiliki kepentingan dan pendapat yang berbeda, koordinasi yang efektif diperlukan untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan; (c) Kurangnya motivasi: Peserta yang tidak memiliki motivasi atau minat terhadap pengembangan ekonomi Watu Jolì tidak akan berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata; (d)Masalah kepercayaan:   Banyak pemangku

kepentingan yang tidak percaya atau meragukan kemampuan pengelola Wisata Watu Jolì dalam mengelola pariwisata. Ini mungkin karena manajemen pariwisata yang buruk atau tidak memuaskan di masa lalu. (I. Muhtadi 2023). (4)

Kurangnya promosi wisata pendukung wisata yakni promosi yang tidak maksimal juga menjadi kendala bagi pengembangan wisata Watu Jolì Tulungagung. Promosi yang kurang luas dan kurangnya informasi tentang wisata ini dapat membuat wisatawan enggan mengunjunginya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan popularitas dan daya tarik wisata ini, diperlukan dukungan yang lebih banyak dan kerja yang efisien (Handayani & Dedi, 2017).

  • C.    Partisipasi       stakeholder       dalam

    pengembangan wisata Watu Joli

Partisipasi pemangku kepentingan sangat penting untuk pengembangan wisata Watu Jolì Tulungagung. Pemangku kepentingan ini adalah

semua pihak yang terlibat langsung atau tidak

langsung dalam pembangunan ekonomi, termasuk pemerintah,  masyarakat lokal dan  pemangku

kepentingan pariwisata (Adawiyah & Kurniawan,

2019).

Kerjasama dengan mitra dapat bermanfaat bagi pengembangan wisata Watu Jolì, misalnya dengan menyusun rencana pengembangan wisata, menciptakan produk wisata baru yang menarik, membangun infrastruktur pendukung dan meningkatkan kualitas pelayanan wisata. Kerjasama dengan pemangku kepentingan juga dapat membantu mempromosikan wisata Watu Jolì melalui jaringan dan kontak mereka. Mendorong partisipasi pemangku kepentingan dalam pengembangan wisata

Watu Jolì membutuhkan komunikasi dan kerjasama yang efektif dan teratur antar pemangku kepentingan (Putra & Istanti, 2020).

Peran pemerintah dalam membuka ruang kerjasama dan mendorong para pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata juga penting. Selain itu, koordinasi dan manajemen yang efektif oleh pengelola wisata diperlukan untuk melibatkan dan melibatkan pemangku kepentingan secara efektif dalam pengembangan ekonomi Watu Joli (Saefudin & Hermawan, 2018).

Berikut beberapa bentuk partisipasi stakeholder dalam pengembangan pariwisata di Watu Jolì: (a) Keterlibatan masyarakat, Masyarakat setempat berperan penting dalam menjaga keaslian dan kelestarian lingkungan Watu Jolì. Melalui partisipasi aktif dalam perlindungan lingkungan dan pengembangan produk wisata lokal, masyarakat akan memperoleh manfaat ekonomi dan sosial dari wisata di Watu Jolì. Masyarakat dapat dilibatkan dalam pengembangan produk wisata lokal, seperti kuliner dan kerajinan. (b) Partisipasi pemerintah daerah, Pemerintah daerah berperan penting dalam pengembangan pariwisata di Watu Jolì. Pemerintah daerah dapat memberikan dukungan politik dan regulasi untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik pariwisata di Watu Jolì. Selain itu, pemerintah daerah juga dapat berperan dalam menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan wisatawan, seperti akses jalan yang memadai, toilet umum, dan tempat parkir. (c) Keterlibatan pengusaha, Pelaku usaha dapat berperan dalam mengembangkan usaha wisata di sekitar Watu Jolì. Dengan mengembangkan usaha pariwisata yang berkualitas dan profesional, pengusaha dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar Watu Jolì. Pengusaha dapat melakukan usaha di bidang pariwisata seperti menyediakan akomodasi, makan dan minum, transportasi. (d) Partisipasi wisatawan, Wisatawan juga berperan penting dalam perkembangan pariwisata di Watu Jolì. Dengan ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan dan menghargai budaya lokal, wisatawan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan pariwisata di Watu Jolì. Selain itu, wisatawan juga dapat memberikan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan keindahan wisata di Watu Jolì.

Untuk mengatasi kendala-kendala yang telah diuraikan, perlu dilakukan berbagai upaya, seperti mencari sumber dana yang memadai, pengelolaan lingkungan yang lebih baik, peningkatan partisipasi stakeholder, serta peningkatan promosi Watu Joli.

(4) KESIMPULAN

Wisata watu joli ialah salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Tulungagung. Dalam pengembangannya pihak pengelola mengalami

Vol. 11 No 1, 2023

kendala seperti dalam segi keterbatasan anggaran,    masalah    lingkungan,kurangnya

partipasi stakeholder dan kurangnya promosi. Adapun saran yang diberikan penulis kepada pihak pengelola untuk mengatasi kendala tersebut antara lain:

Pertama, pada permasalahan keterbatasan anggaran pihak pengelola tempat wisata bisa mencari sumber dana dengan cara bekerja sama dengan investor diluar desa. Dengan begitu sumber dana tidak hanya berasal dari desa saja. Kedua, pada permasalahan lingkungan, pihak pengelola dapat meningkatkan perhatian pengunjungan serta masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga lingkungan sekitar dan alam., ini bias dilakukan dengan cara pihak

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, W. R., & Kurniawan, Y. (2019). Partisipasi

Masyarakat Dalam Pengembangan Objek Wisata Pantai Teritip di Kecamatan Batuputih Kabupaten Sumenep. Jurnal Administrasi Publik (JAP),                   4(1),                    1–8.

https://doi.org/10.31949/jap.v4i1.1747

Afrivania, dkk. (2022). Jurnal Manajemen Perhotelan dan Pariwisata. 5(2).

Fadli, M. R. (2021). Memahami Desain Metode Penelitian Kualitatif. 21(1).

Handayani, E., & Dedi, M. (2017). Pengaruh Promosi

Wisata Bahari dan Kualitas Pelayanan Terhadap Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan di Pelabuhan Muncar Banyuwangi. Jurnal Wira Ekonomi     Mikroskil,     7(2),     151–160.

https://doi.org/10.55601/jwem.v7i2.494

Mahmudah, C. (2019). Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Minat Berwisata Dan Implikasinya Terhadap Keinginan Untuk Berkunjung Ulang Pada Objek Wisata Pantai Gemah Tulungagung (Studi Pada Mahasiswa Stkip Pgri Tulungagung). Indonesian Journal of Strategic Management, 2(2),                                       1–12.

https://doi.org/10.25134/ijsm.v2i2.1970

Putra, A. A. S., & Istanti, R. (2020). Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Bali. Jurnal Ilmiah Pariwisata, 15(2), 1–4.

http://dx.doi.org/10.24843/JIP.2020.v15.i02.p0 1

Ristarnado, R., Settyoko, J., & Harpinsyah, H. (2019).

Strategi     pemerintahan     desa    dalam

mengembangkan pariwisata. Jurnal Politik Dan Pemerintahan     Daerah,     1(1),     40–51.

https://doi.org/10.36355/jppd.v1i1.4

Saefudin, A., & Hermawan, D. (2018). Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal di Kecamatan Kebomas Kabupaten      Gresik.      2(1),       17–28.

http://dx.doi.org/10.32503/jpt.v2i1.36

Sari, D. M. (2020). Strategi Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Bengkulu Tengah (Studi Kasus Obyek Wisata Di Kecamatan Pondok Kelapa). EKOMBIS REVIEW: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis,              8(2),              102–111.

https://doi.org/10.37676/ekombis.v8i2.1077

pengelola memasng atau membuat papan tulisan tentang kebersihan. Ketiga, pada permasalahan kurangnya partisipasi stakeholder pihak pengelola dapat meningkatkan koordinasi antar stakeholder dan meningkatkan kepercayaannya dengan menunjukkan hasil nyata dari pengelolaan wisata Watu Joli. Keempat, pada permasalahan kurangnya promosi, pihak pengelola bisa memperluas promosi di sosial media mengenai informasi tentang objek wisata watu joli. Selain itu pihak pengelola bisa bekerjasama dengan dinas pariwisata untuk mempromosikan dan mengenalkan objek wisata watu joli Tulungagung.

Soedarso, S., & Nurif, N. (2014). Potensi Dan Kendala Pengembangan Pariwisata Berbasis Kekayaan Alam Dengan Pendekatan Marketing Places (Studi Kasus Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Bojonegoro). Jurnal Sosial Humaniora, 7(2).

https://doi.org/10.12962/j24433527.v7i2.582

Sugiarto, A., & Mahagangga, I. G. A. O. (2020). Kendala Pengembangan Pariwisata di Destinasi Pariwisata Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (Studi kasus komponen produk pariwisata). Jurnal Destinasi Pariwisata, 8 (1).

Sunarjaya, I. G., Made, A., & Dewa, P. O. P. (2018). Kendala Pengembangan Desa Wisata Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung. JUMPA, 4 (2), 215–227.

87