Jurnal Destinasi Pariwisata                                             p-issn: 2338-8811, e-issn: 2548-8937

Vol. 11 No 1, 2023

Potensi Lengkong Culinary Night Sebagai Daya Tarik Wisata

Adinda Rizkyatul C1, Lugina Swaratika2, Nazwa Nurihzany3, Rivita Shafa M4, Zaenab Karbelani H5, Rama

Wijaya Abdul Rozak6, Erry Sukriyah7

Program Studi S1 Manajemen Resort dan Leisure, Fakultas Ilmu Pendidikan Sosial, Jl. Dr. Setiabudi No.299, Isola, Kec. Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat 40154 Indonesia

Abstract

Lengkong Culinary Night has become one of the popular tourist attractions due to its diverse culinary offerings. This research focuses on the potential of culinary tourism as a tourist attraction. The research aims to serve as a reference for readers to explore the potential of a place as a tourist attraction. The research methodology used in this study is qualitative and descriptive, and data collection techniques include observation, interviews, and documentation. The participants in this study include managers, vendors, and visitors. The data collected is analyzed and described based on the 4A aspects of the tourist attraction and a SWOT analysis is conducted. The results indicate that there is great potential for culinary tourism to be developed as a tourist attraction, and sustainable culinary tourism development can be applied.

Keyword: Potensi Wisata, Wisata Kuliner, Culinary Night, Atraksi Wisata, Lengkong Culinary Night

  • I.    PENDAHULUAN

Karakteristik sebuah tempat dalam suatu daerah seringkali menarik mata masyarakat untuk berkunjung ke daerah tersebut. Sesuai yang dikemukakan oleh Yoeti (dalam Asvitasari, 2017) bahwa pariwisata berarti segala sesuatu yang menarik pada suatu daerah tujuan wisata yang menjadi alasan atau daya tarik bagi orang-orang untuk berkunjung dan menghabiskan waktu di tempat tersebut. Sekarang ini, seiring banyaknya objek wisata, penyedia usaha makan minum atau sering disebut kuliner semakin meningkat pula.

Ini terbukti dengan hasil survei Badan Pusat Statistik (2022) yang mencatatkan bahwa jumlah usaha penyedia makan minum skala menengah besar menurut provinsi dan jenis usaha, Jawa Barat berada di posisi kedua setelah DKI Jakarta dengan 3 jenis usaha yang berbeda (Restoran/rumah makan, katering, dan jenis usaha lainnya) dan jumlah keseluruhannya ada 1.414. Hal ini berarti bahwa dunia kuliner siap meningkatkan dan memajukan berbagai bidang yang ada seperti halnya pariwisata dan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Oleh karena itu, Jawa Barat memiliki potensi yang siap dikembangkan sehingga dalam pelaksanaannya menarik para pengunjung untuk terus berdatangan ke potensi tersebut, yaitu wisata kuliner.

Bandung, sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat memiliki daya tarik wisata tersendiri di antaranya wisata kuliner. Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Ratnasari, Levyda, & Giyatmi, 2020) wisata kuliner bisa menjadi target destinasi dalam berwisata selain destinasi utama (wisata alam, wisata budaya, wisata buatan). Suatu wilayah itu sendiri dapat menjadi tujuan destinasi yang lengkap, tidak hanya menikmati destinasi utama yang lengkap dan indah namun melakukan wisata kuliner dapat menjadi salah satu media dalam promosi yang ampuh dengan memiliki karakteristik khas dalam makanan dan minuman yang membedakan daerah tersebut dan daerah lainnya. Dengan beragamnya lokasi kuliner di Bandung, para pengunjung dapat memutuskan lokasi mana yang ingin dikunjungi dengan mempertimbangkan harga, keindahan tempat, aksesibilitas, cara promosi dan lain-lain. Dalam hal ini, menurut Kotler dan Keller (dalam Anggriawan, Dewi, &

Suardana, 2018) mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah ketika konsumen merencanakan pembelian produk atau merek tertentu sesuai dengan yang paling disukai atau diinginkan.

Pada proses pengambilan keputusan lokasi mana yang ingin dikunjungi konsumen sudah membentuk niat untuk mendatanginya dan siap untuk melakukan tindakan pemesanan, atau persiapan keberangkatan. Selain itu, wisata kuliner mendatangkan pengaruh yang positif bagi lingkungan sekitarnya salah satunya bidang ekonomi karena menjadi salah satu bentuk promosi yang efektif , mendatangkan lapangan kerja baru, menciptakan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Seperti pada penelitian (Rismiyanto dan Danangdjojo, 2015) mengemukakan bahwa wisata kuliner mendatangkan pengaruh positif terhadap perekonomian terlihat dari jenis lapangan kerja dan jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan, meningkatnya harga produk ataupun jasa serta kebutuhan sangan, papan, social maupun gaya hidup yang tercukupi. Oleh karena itu, wisata kuliner menjadi hal yang penting pada suatu daerah sebagai salah satu ciri khas yang unik dan ikonik.

Dalam (Siswoko, dan Sunarta, 2022) menyebutkan bahwa kuliner menjadi elemen yang penting dan tidak dapat dipisahkan seperti halnya letak gerografis dan budaya, kuliner memiliki peran penting sebagai identitas suatu wilayah atau negara. Yang tidak dapat disangkal bahwa masyarakat berbagai belahan dunia mengenal suatu daerah atau suatu negara dari kuliner khas yang berusaha dipromosikan.

Culinary Night sendiri memiliki konsep seperti di kebanyakan negara Asia sebagai daya tarik parawisatawan yang berkunjung ke negara tersebut. Di Bandung sendiri culinary night terdapat di beberapa lokasi yaitu, Braga, Sudirman Street, Dipatiukur, Cihapit, Cibadak, dan Lengkong Kecil. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana sebuah Culinary Night bisa dikatakan sebagai salah satu destinasi wisata dengan menganalisis bagaimana suatu wisata kuliner dapat menjadi ikon pariwisata suatu wilayah. Apalagi saat ini beragamnya makanan dan minuman yang dikemas dengan bentuk dan cara yang tidak biasa, hal tersebut membuat para wisatawan merasakan

Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 11 No 1, 2023

akan kepuasan terhadap apa yang sudah ia harapkan sebelum datang ke tempat tersebut.

Untuk mengetahui suatu potensi yang memiliki daya tarik wisata maka perlu dilakukannya analisis SWOT dengan menghubungkan data yang di dapat di lapangan dengan apa yang ada sesuai dengan indikator kriteria suatu objek wisata agar menarik para pengunjung berdatangan ke tempat wisata tersebut. Dalam suatu destinasi pariwisata juga harus memiliki pelayanan yang baik sehingga bisa membuat wisatawan berkunjung kembali dengan tetap merasakan pelayanan yang konsisten dan tidak berubah-ubah. Sehingga hal itu harus dikaji dengan mempertimbangkan 4 aspek kepariwisataan yang didalamnya terdapat atraksi apa yang ada pada tempat tersebut, aksesibilitas menuju tempat tersebut, fasilitas yang mendukung, dan terdapat pengelola (Sugiama, 2013).

  • II.    METODE PENELITIAN

Desain

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan akan dijelaskan secara deskriptif. Metode tersebut didukung dengan data yang kami kumpulkan dengan sumber data primer dan sekunder, sehingga dalam penelitiannya melibatkan seluruh aspek sosial termasuk tempat, pelaku, dan aktifitas yang saling berkaitan satu sama lain dalam satu waktu. Pada penelitian kali ini, digunakan 3 macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara akan dilakukan dengan semi terstruktur dan observasi dilakukan dengan non-partisipan

Sampel

Partisipan penelitian dilakukan dengan pemilihan, yaitu sebagai berikut:

  • 1.  Pengelola Lengkong Culinary Night (1 orang)

  • 2.  Masyarakat Pengunjung (9 orang)

  • 3.  Pedagang (4 orang)

Pemilihan partisipan penelitian ini dilakukan atas dasar perbedaan latar belakang pendidikan, usia dan jenis kelamin serta status yang berbeda.

Tabel 1. Karakteristik Partisipan

No

Gender

Usi a

Pendidi kan Terakhi r

Asal

Daerah

Status

1

Laki -Laki

16

SMP

Cimahi

Pelajar

2.

Peremp uan

20

SMK

Bandun g

Bekerja

3

Peremp uan

20

SMA

Margah ayu Raya

Mahasis wa

4

Peremp uan

26

S1

Buah Batu

Bekerja

5

Peremp uan

21

SMK

Jatinang or

Bekerja

6

Laki -Laki

22

SMA

Kiara Condon g

Mahasis wa

7

Peremp uan

43

SMA

Pajajara n Dalam

Ibu

Rumah

Tangga

8

Laki -Laki

23

S1

Bandun g

Bekerja

9

Peremp uan

25

S1

Cijerah

Bekerja

10

Laki -Laki

34

D3

Bandun g

Bekerja

11

Laki -Laki

21

SMA

Bandun g

Berdaga ng

12

Laki -Laki

24

SMA

Bandun g

Berdaga ng

13

Peremp uan

20

SMK

Bandun g

Berdaga ng

14

Laki -Laki

22

SMP

Bandun g

Berdaga ng

Dalam penyusunan data, dilakukan dengan proses pencarian dan penyusunan data secara berurutan yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan mengkategorikan data ke dalam kategori, mengaitkan ke dalam teori, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah untuk dimengerti oleh berbagai pihak termasuk diri sendiri maupun orang lain.

Instrumen Penelitian

Dalam instrument penelitian pada penelitian ini hanya menggunakan handpone yang sudah berisi lembar wawancara dan observasi digital. Lembar wawancara digunakan untuk mencatat hasil wawancara dengan setiap partisipan dan lembarr observasi digunakan sebagai catatan dalam proses observasi. Termasuk dalam prosesnya merekam, dan mendokumentasikan proses observasi dan wawancara.

  • III.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Lengkong Culinary Night terletak di kawasan Lengkong Kecil atau lebih tepatnya Jl. Lengkong Kecil, Paledang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung. Saat ini, kawasan Lengkong seringkali dikenal karena keberagaman makanan dan minuman yang unik dan menarik pada berbagai kalangan.

  • 1.    Potensi

Potensi adalah sebuah kekuatan atau kemampuan yang dimiliki oleh suatu objek atau destinasi wisata. Menurut Nurhayati (dalam Endah, 2020) potensi adalah kemampuan yang dimiliki dan dapat ditingkatkan atau dikembangkan menjadi lebih besar, seperti halnya kekuatan dan kapasitas yang dapat diperluas. Potensi yang dimiliki Lengkong Culinary Night sangatlah banyak dan beragam, tidak hanya menawarkan produk makanan namun menawarkan atraksi lain salah satunya spot foto yang bagus.

  • 2.    Kekuatan

Wisata Kuliner yang Beragam di Lengkong Culinary Night Beragamnya kuliner di Lengkong Culinary Night menjadi alasan seseorang mendatangi wisata kuliner ini. Variasi kuliner yang berbeda-beda dan memiliki keunikan tersendiri makanan yang disajikan unik dan kekinian sekali. P, Pelajar. Keberagamannya ini mulai daari tersedianya makanan ringan bahkan berat atau tersedianya makanan pembuka, menu utama, dan makanan penutup. Sepanjang

Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 11 No 1, 2023

pinggir jalan dipenuhi oleh berbagai kuliner yang unik dan banyak sehingga dapat dinikmati pengunjung sambil menikmati suasana yang ada. (1). Keindahan Suasana Malam dan Sensasi yang Berbeda diamana Wisatawan yang datang ke Lengkong Culinary Night bisa menikmati suasana malam dengan orang yang special mulai dari teman, pasangan, dan keluarga yang membawa suasana tersebut menjadi sensasi yang berbeda saat dikunjungi. Tempat ini memiliki kenangan atau memori yang berbeda sehingga ketika datang lagi memiliki sensasi yang berbeda dan khas. N, Mahasiswi. Mencicipi kuliner dengan suasana yang berbeda memiliki memori tersendiri yang akan menempel dan akan terus diingat. Bahkan didukung dengan adanya live music dan konsep open kitchen dimana wisatawan dapat melihat proses masak hingga penyajian sebuah makanan. (2). Aksesibilitas yang Menunjang Wisata Kuliner terdapat Akses yang harus dilalui para wisatawan yang ingin menikmati kuliner di Lengkong Culinary Night terbilang mudah dan memadai karena kondisi jalan tidak rusak atau sudah di aspal. Hal ini karena lokasi Lengkong Culinary Night berada di kawasan jalan raya dan didukung oleh masyyarakat setempat dan pemerintah. Atas nama Lengkong Culinary Night diresmikan oleh Walikota pada tahun 2014, bapak Ridwan Kamil. Diawali adanya program walikota saat itu hingga saat ini terus berjalan. I, Pengelola. (3) Tersedianya Fasilitas Wisata dimana Fasilitas dalam sebuah objek wisata yaitu hal yang penting dan perlu diperhatikan karena berkaitan dengan kenyamanan para wisatawan. Fasilitas yang tersedia pada Lengkong Culinary Night yaitu toilet, tempat makan, tempat parkir, dan pos pengelola.Fasilitas yang ada dikelola dan diperhatikan dengan baik, saat menggunakan toilet terjaganya kebersihan, kualitas air bersih yang bagus dan banyak. F, Mahasiswa.

  • 3.    Kelemahan

Kondisi Tempat Makan yang Terbatas dimana Tempat makan yang terbatas terjadi karena banyaknya wisatawan yang berkunjung dalam satu waktu terutama di saat jam makan malam, mengakibatkan wisatawan menunggu untuk kuliner yang ia pilih dan diinginkan. Walaupun begitu, sebagai peneman di saat menunggu, live music sebagai salah satu sarana yang menghibur atau bisa juga membeli jajanan – jajanan ringan untuk mengganjal sebelum akhirnya dipanggil petugas atas tersedianya tempat makan. (2) Terbatasnya Lahan Parkir Terutama Bagi Roda 4 terkadang menjadi masalah karena membuat kemaccetan di objek setempat. Hal ini terjadi karena wisata kuliner ini berada di pinggir jalan sehingga untuk roda 4 harus mencari gang – gang lingkungan sekitar untuk mendapatkan parkir. Bahkan sering kepenuhan, karena roda 4 memiliki badan yang besar dan memuat banyak tempat.

  • 4.    Peluang

Aksesibilitas Menuju Lengkong Mudah Dijangkau memberikan peluang tersendiri bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Lengkong Culinary Night. Bagi orang jauh, aksesibilitas yang ada mudah terjangkau karena dekat dengan pusat kota, dan merupakan jalan utama sehingga mudah di akses dan mudah ditemukan. Kemudahan ini mendukung adanya angkutan umum yang lewat, tersedianya ojek online, dan kemudahan informasi yang mudah untuk didapatkan sehingga memberikan kepuasan wisatawan. Adanya Teknologi Memudahkan Lengkong Culinary Night Semakin dikenal dimana kemajuan

teknologi dan informasi memudahkan wisata kuliner semakin dikenal, dalam hal ini memberikan kesempatan sebuah objek wisata untuk sering dikunjungi berbagai orang karena melalui social media semakin banyak orang menerima informasi. Berkunjung kesini karena rame di salah satu media social dan keliatan enak, makanan beragam, dan memiliki keunikan bahkan menyesuaikan zaman.

Dukungan dan Keterlibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Wisata Kuliner dimana terkelolanya sebuah potensi yang ada dapat dikelola dengan maksimal terutama karena adanya dukungan lingkungan setempat. Di Lengkong sendiri pengelolaan wisata kuliner tidak lepas dari peran masyarakat sekitar untuk memajukan potensi wilayah yang ada. Terbukanya Lapangan Kerja menjadi peluang wisata kuliner memberikan dampak yang positif terhadap lingkungannya. Dalam hal ini, ada yang ikut berjualan, menjadi tukang parkir, dan menjadi pengelola.

  • 5.    Ancaman

Tersedianya Wisata Kuliner dengan Konsep Sama di Daerah LainPada saat ini, wisata kuliner dengan konsep yang sama banyak didapati di wilayah lain. Sehingga, dalam pengelolaanya potensi ini harus dirawat dengan baik dan maksimal untuk menjaga kekonsistenannya dan membangun inovasi yang baru dalam menarik wisatawan untuk datang kembali. Menambah Kemacetan dimana posisi wisata kuliner berada di pinggir jalan menyebabkan kemacetan karena berhadapan langsung dengan kendaraan – kendaraan yang lewat.

  • IV.    Pembahasan

Potensi Lengkong Culinary Night Sebagai Daya Tarik Wisata

Menurut Warpani (dalam Malinda, 2020) Daya tarik wisata merupakan suatu tempat yang memiliki nilai atau makna khusus, seperti keindahan alam, situs sejarah, atau peristiwa penting yang segala sesuatunya memotivasi seseorang atau orang-orang dalam kelompok untuk berkunjung ke suatu tempat. Dalam daya tarik wisata tersebut, memiliki berbagai aspek yang terlibat sebagai indikator penilaian sebuah potensi dapat menjadi daya tarik wisata. Aspek-aspek tersebut seperti aksesibilitas, pelayanan yang baik, dan fasilitas yang mendukung para wisatawan mendapatkan kenyamanan ketika berwisata.

Sebuah tempat sebagai daya tarik wisata difokuskan untuk melayani para wisatawan dan mampu menarik masyarakat untuk terus berdatangan. Dalam hal ini, para wisatawan diharapkan memiliki kenangan yang berkesan. Dalam konteks wisata kuliner, memiliki rasa kepuasan terhadap produk kuliner tersebut, kenyamanan saat makan dan kenikmatan ketika melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersamaan dengan wisata kuliner atau dengan kata lain, hal ini disebut atraksi wisata.

Dalam upaya mengetahui potensi Lengkong Culinary Night sebagai daya tarik wisata, dilakukan observasi dan wawancara terhadap partisipan yang telah dipilih. Berdasarkan hasil wawancara didapat sebuah gambaran bahwa potensi Lengkong Culinary Night dimanfaatkan dengan baik. Dilihat dari hasilnya, hal ini berbentuk Lengkong Culinary Night atau sebuah kuliner malam di Lengkong dengan berbagai aneka kuliner yang

Vol. 11 No 1, 2023

ada. Sejak berdirinya Lengkong Culinary Night ini, tahun 2014, menjadi potensi yang dikembangkan menyesuaikan zaman, hingga saat ini berbagai kalangan terus berdatangan mengunjungi Lengkong Culinary Night.

Berdasarkan data temuan, analisis SWOT sebagai strategi untuk mengetahui potensi Lengkong Culinary Night lebih dalam, sehingga dalam analisisnya menghasilkan bahwa meraih kepercayaan wisatawan melalui potensi yang ada dapat meningkatkan keoptimalan Lengkong Culinary Night dan kesejahteraan stakeholder yang terlibat.

Aspek 4A dalam sebuah Objek Wisata

Sebuah daya tarik wisata menurut Cooper dkk (dalam Setiawan, 2015) menyebutkan bahwa terdapat 4 aspek yang harus dimiliki oleh sebuah objek wisata yaitu: (1) Attraction (Atraksi), merupakan segala sesuatu yang dapat dinikmati oleh wisatawan pada objek wisata yang meliputi sumber daya alam, budaya, dan buatan. Dalam mengidentifikasi atraksi wisata pada Lengkong Culinary Night, terdapat atraksi wisata yaitu seperti proses pemasakan hingga penyajian makanan dapat dilihat oleh wisatawan, terdapat live music yang tidak membosankan, dan berbagai spot foto yang unik dan khas, bahkan didapati photobooth yang menarik minat seseorang yang giat berfoto dan langsung jadi. (2) Amenity (Fasilitas) dalam hal ini menjadi hal yang paling penting mencakup sarana dan prasarana dalam sebuah destinasi. Berdasarkan penelitian, terdapat fasilitas yang disediakan oleh Lengkong Ciulinary Night berupa stan – stan makanan yang menawarkan beragam macam makanan yang unik, tempat parkir, tempat ibadah, toilet, dan fasilitas lainnya. (3) Accesibility (Aksesibilitas) merupakan akses menuju suatu tempat atau destinasi dalam hal ini kemudahan keterjangkauan sebuah tempat, seperti terdapat transportasi, adanya koneksi internet, dan hal lainnya yang menunjang ketika menuju ke tempat atau destinasi wisata tersebut. Akses untuk menuju Lengkong Culinary Night ini dapat di akses melalui jalan raya yang sudah di aspal, dekat dengan pusat kota, tersedianya ojek online, dan adanya akses angkutan umum. (4) Ancilliary (Fasilitas tambahan) merupakan segala sesuatu yang mendukung berjalannya suatu objek wisata

DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

Anggriawan, Y. N., Kusuma Dewi, L. G. L., & Suardana, I. W.

(2018). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN   KEPUTUSAN   WISATAWAN

DOMESTIK UNTUK BERBELANJA DI PUSAT OLEH-OLEH ERLANGGA 2, DENPASAR-BALI. Jurnal Analisis Pariwisata, 18(1).

Asvitasari, A. (2017). Penilaian Potensi Ruang Fisik dan Non Fisik dalam Membentuk Citra Wisata Religi di Kampung Kauman Yogyakarta [Universitas Atma Jaya             Yogyakarta].             http://e-

journal.uajy.ac.id/12082/3/MTA024512.pdf

Endah, K. (2020). PEMBERDAYAAN MASYARAKAT : MENGGALI POTENSI LOKAL DESA. Jurnal MODERAT, 6(1).

Fajri Kurniawan, O. : (n.d.-a). POTENSI WISATA KULINER DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI YOGYAKARTA   Diajukan   untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata.

dan mendukung kegiatan-kegiatan dalam berwisata. Dalam Lengkong Culinary Night memiliki dukungan dan keterlibatan baik dari pemerintah setempat, masyarakat sekitar, tim pengelola, dan stakeholder yang ada. Dalam pengelolaannya, pengelola ini memiliki pengalaman yang mumpuni di bidangnya, dan dalam promosinya dibantu oleh media social.

Berdasarkan penjelasan aspek-aspek pariwisata tersebut, dapat dipahami bahwa Lengkong Culinary Night memiliki potensi sebagai daya tarik wisata. Lengkong Culinary Night memiliki potensi yang kuat ditambah selalu berinovasi dalam menciptakan makanan yang khas dan menarik minat wisatawan. Mengingat berdirinya sejak 2014 sampai saat ini, terbukti bahwa Lengkong Culinary Night memiliki daya yang kuat untuk bersaing di zaman yang semakin canggih. Jadi, dengan aspek-aspek yang dimiliki oleh Lengkong menunjang terjadinya kegiatan wisata sehingga mendatangkan banyak wisatawan yang ada.

V. KESIMPULAN

Lengkong Culinary Night menjadi salah satu daya tarik wisata yang sedang ramai karena keberagaman kuliner yang ada. Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis dan melalui indikator capaian berdasarkan teori pemenuhan aspek 4A Attraction (Atraksi), Amenity (Fasilitas), Ancilliary (Fasilitas tambahan) dan Accesibility (Aksesibilitas) SWOT, Lengkong Culinary Night ini mampu memenuhinya sehingga sangat memungkinkan potensinya untuk bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata dan pengembangan Lengkong Culinary Night wisata yang berkelanjutan dan sebagai evaluasi untuk lebih baik ke depannya bisa diaplikasikan.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ditawarkan beberapa saran yaitu; Dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) pihak pengelola dapat merekrut dengan latar belakang yang sesuai di bidangnya, lembaga setempat dapat memberikan pelatihan mengenai tata kelola pada sebuah daya tarik wisata baik dari operasional hingga pelayanannya, sebaiknya merawat fasilitas yang ada sehingga wisatawan dapat merasakan kenyamanan yang lebih baik, dan menambah parkir khusus roda 4 dalam upaya mengurai kemacetan.

Hasibuan, S., & Suhesti, T. N. (2020). Statistik Penyedia Makan Minum 2020. In Badan Pusat Statistik (BPS). Badan Pusat Statistik.

Jessica Siswoko, A., & Nyoman Sunarta, I. (2022). Persepsi Pengunjung Terhadap Night Culinary Di Fun Taste Street (Medan Night Market) Kota Medan, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Pendidikan, 3(3), 248–250. https://doi.org/10.51849/j-p3k.v3i3.191

Malinda, J. (2020). Pengaruh Daya Tarik dan Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Danau Siombak Di Kota Medan. Universitas Pembangunan Panca Budi.

Mayasari, I., Sesar Pasaribu, A., Tinggi Pariwisata Trisakti Jln IKPN Bintaro No, S., & Selatan, J. (n.d.). JPP (Jurnal Pendidikan dan Perhotelan).

Pratiyudha Sayangbatti, D., Iqbal Djohan, M.,  &

Permatasari, M. (n.d.). The Effect of The Culinary Night Festival on The Development of Local Tourism Potential in Kiaracondong.

Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 11 No 1, 2023

Ratnasaril, K., Levyda, L., Giyatmi, G., Dan Bisnis, E., Pangan, F. T., Kesehatan, D., & Artikel, I. (2020). WISATA KULINER SEBAGAI PENUNJANG PARIWISATA DI PULAU BELITUNG. Universitas Sahid Jakarta Jl. Prof. DR. Soepomo No, 5(2), 12870. https://doi.org/10.26905/jpp.v5i2.4788

Rismiyanto, E., & Danangdjojo, T. (2015). Dampak Wisata Kuliner Oleh-oleh Khas Yogyakarta Terhadap Perkonomian Masyarakat. Jurnal MAKSIPRENEUR, V(1).

68