Analisis Potensi Ekowisata Dan Kesiapan Masyarakat Kecamatan Talamau Dalam Pengembangan Ekowisata
on
Jurnal Destinasi Pariwisata p-issn: 2338-8811, e-issn: 2548-8937
Vol. 10 No 2, 2022
Analisis Potensi Ekowisata Dan Kesiapan Masyarakat Kecamatan Talamau Dalam Pengembangan Ekowisata
Ahmad Rasyid Ridho Agus a, 1
a Program Studi S2 Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Kota Padang, Sumatera Barat 25171 Indonesia
Abstract
Ecotourism is travel to natural areas that are not disturbed and contaminated with the specifications of objects of education, admiration, beauty of wild plants and animals, past and present culture. Talamau District has a lot of tourism potential both natural tourism and cultural tourism. These natural and cultural tourism potentials are very suitable to be developed into ecotourism which can increase the income of local people. . This study aims to determine the ecotourism potentials that exist in the Talamau District and the community's readiness to carry out ecotourism. This research is qualitative research with data collection techniques derived from interviews, observation, and literature study. Based on the data obtained, it is known that the tourism potential in the Talamau sub-district consists of natural and cultural potential, namely Mount Talamau, hot springs, Sarasah waterfalls, the traditional village of Talamau village, Malopeh Kaua and Rejecting Bala rituals, and the tradition of Manajalg Talu shoots. Based on the analysis conducted by researchers with the international ecotourism standard, it can be concluded that Talamau District is ready to develop ecotourism.
Keyword: Ecotourism, Talamau, Potentials, Community Readiness
I. PENDAHULUAN
Pariwisata berkembang secara dinamis dari awal. Tren sejauh ini menunjukkan Pariwisata berasal dari banyak motif wisata. Dilihat dari tren perjalanan untuk pengembangan wisata berasal dari dorongan dari para wisatawan yang juga terus berkembang. Pariwisata masal merupakan suatu kegiatan yang mendorong sekelompok orang untuk berpergian ke suatu wilayah dengan memanfaatkan fasilitas seperti akomodasi, tempat tinggal, dan bimbingan perjalanan sesuai dengan wilayah yang dituju (Adriano dan Nyoman, 2020). Saat ini parawisata masal perlu ditingkatkan dengan memanfaatkan potensi-potensi lokal wisata yang ada disuatu wilayah sesuai dengan kehendak atau kemawuan wisatawan yang ada saat ini.
Saat ini ekowisata menjadi objek pariwisata yang diutamakan oleh pemerintah indonesia untuk menarik turis dalam negeri maupun luar negeri. Ekowisata adalah perjalanan wisata pada kawasan alam yang tidak terganggu dan terkontaminasi dengan spesifikasi obyek pendidikan, kekaguman, keindahan terhadap tumbuhan dan satwa liar, budaya yang ada dulu dan sekarang (Gunardi dan Sugeng, 2017). Ekowisata juga berguna untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakt setempat sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan mengurangi kemiskinan di wilayah ekowisata. Penghasilan ekowisata bisa berasal dari jasa pemandu, penyewaan tranportasi, penginapan, menjual kerajinan khas wilayah, pameran adat, dan sebagainya (Rudy dkk, 2019).
Kecamatan Talamau merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Kecamatan Talamau
memiliki banyak potensi wisata baik itu wisata alam maupun wisata budaya. Potensi-potensi wisata alam dan budaya ini sangat cocok dikembangkan untuk menjadi ekowisata yang dapat meningkatkan penghasilan masyarakat setempat. Kehidupan masyarakat yang masih memegang adat-istiadat yang kental dengan tradisi adat yang masih berjalan seperti ronggeng, manjalang pucuk adat, maapam, keberadaan rumah adat yang masih terjaga dan lain-lainnya yang bisa dijadikan wisata budaya. Selian itu keindahan alam wilayah kecamatan talamau yang memiliki gunung talamau, air terjun, kawasan pertanian, sumber air panas, alam perbukitan, dan peninggalan sejarah yang merupakan potensi wisata alam yang strategis bagi wisatawan yang jenuh akan kehidupan perkotaan yang padat. Akses ke wilayah talamau juga begitu mudah dengan jalan yang beraspal dan tidak terlalu jauh dari ibu kota kabupaten Pasaman Barat. Peluang-pelung ini harus bisa dimanfaatkan agar kecamatan talamau bisa menjadi kawasan ekowisata. Peluang ini harus diimbangi oleh kesiapan masyarakat untuk bisa mengelola kawasan ekowisata sesuai dengan standar dan prinsip ekowisata.
Semua potensi-potensi alam dan budaya yang ada dikecamatan Talamau ini dipandang penting oleh peneliti dan harus didata dan dikemas agar dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Apalagi saat ini setelah covid-19 yang melanda pemerintah berfokus untuk meningkatkan pemulihan ekonomi dengan salah satu caranya yaitu meningkatkan sektor pariwisata kembali yang menurun akibat pandemi covid-19. Selain itu kesiapan warga Talamu juga perlu diperhatikan agar kita bisa mengetahui sejauh mana masyarakat Talamau siap untuk mengembangkan
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 2, 2022
ekowisata.
-
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi-potensi ekowisata yang ada dikecamatan Talamau dan kesiapan masyarakat dalam menjalankan ekowisata.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berasal dari wawancara, observasi, dan studi pustaka (Sugiyono, 2018). Dari sumber data kemudian dijelaskan secara kualitatif semua potensi ekowisata dan untuk standar kesiapan masyarakat menggunakan the international ecotourism standard.
Observasi dilakukan pada bulan desember 2022 di daerah Talamau, Pasaman Barat. Sumber wawancara merupakan dinas pariwisata daerah pasaman barat dan pemuka adat daerah talamau pasaman barat. Analisis data yang digunakan adalah mengatur urutan data yang berasal dari wawancara, observasi dan studi pustaka kemudian mengorganisirnya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian.
-
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Potensi Ekowisata di Kecamatan Talamau
Potensi ekowisata utama di kecamatan Talamau adalah Gunung talamau. Gunung talamau merupakan gunung tertinggi di Sumatera Barat dengan ketinggian sekitar 2.755 meter diatas permukaan laut. Gunung talamau merupakan tipe gunung tidak aktif dan memiliki 13 telaga (Suluh dkk, 2015). Untuk akses ke gunung talamau saat ini hanya bisa diakses dengan jalan kaki. Jalur pendakian yang biasa diakses untuk mendaki gunung talamau hanya tersedia 1 jalur pendakian 1.
yaitu melewati kenagarian pinaga. Rata-rata pendaki memerlukan waktu 3 hari untuk mendaki gunung talamau. Selain 13 telaga yang ada gunung talamau juga menyajikan keindahan alamnya dengan flora dan fauna yang beranekaragam dan masih terjaga kelestariannya (Zaenal dan Suluh, 2015).
Selain gunung talamau ada juga potensi ekowisata di daerah talamau yaitu pemandian air panas. Pemandaian air panas yang ada di Kecamatan Talamau merupakan pemandian air panas alami yang berasal dari Gunung Talamau. Saat ini pemandian sudah dimanfaatkan sebagai objek wisata dengan mengubah sumber mata air menjadi kolam pemandiaan yang nyaman bagi wisatawan. Akses jalan kepemandiaan air hangat cukup dekat dengan jarak 1,5 km dari jalan utama.
Kemudian di daerah Talamau juga terdapat keindah alam berupa air terjun Sarasah terletak di nagari Kajai, kecamatan Talamau, kabupaten Pasaman Barat. Air terjun Sarasah terdiri dari dua
tingkatan. Tingkat pertama jeram yang cukup deras dengan ketinggian 15 meter. Sedangkan tingkatan yang kedua adalah merupakan jeram kembar tiga gemulai yang berhias di tebing bebatuan berwarna hijau. Air terjun Sarasah salah satu keindahan gunung Talamau Pasaman Barat. Untuk menuju ke sini butuh waktu 30-40 menit waktu tempuhnya. Objek wisata ini dikelola oleh masyarakat yang ada di sekitar air terjun.
Saat ini akses untuk menuju air terjun sarosah masih agak sulit dilalui oleh pejalan kaki. Kelompok sadar wisata Talamau selaku lembaga yang memperhatikan pariwisata belum melakukan pembenahan fasilitas terkait akses jalan. Menuru kelompok sadar wisata talamau mereka terkendala terkait dana pembangunan akses jalan. Bahkan dinas pariwisata pasaman barat sudah beberapa kali meninjau lokasi tetapi sampai sekarang belum ada perbaikan yang dilakukan. Apalagi setelah terjadi gempa akses jalan ke air terjun sarasah makin sulit dilalu oleh pejalan kaki.
Selain alam potensi ekowisata di daerah talamau juag terdapat perkampungan tradisional desa Talamau. Di kecamatan Talamau lebih tepatnya didesa sinuruik masih ada perkampungan tradisional yang menjaga keaslian bangunan tradisional. Bangunan tradisional yang ada mengikuti adat budaya minangkabau dengan ciri bangunan berupa rumah panggung yang dibuat dari kayu dengan atap berbentuk kepala kerbau.selain itu ada rumah adat utama
perkampungan tersebut yang disebut rumah gadang datauk Tuanku Bosa. Dirumah adat tersebut merupakan pusat kegiatan adat dan budaya yang dipimpin oleh Tuanku Bosa XV Talu. Ritual Malopeh Kaua dan Tolak Bala
Selain bangunan yang masih mengikuti budaya didaerah Talamau masih melestarikan adat budaya diantaranya adalah ritual malopeh kaua dan tolak bala. Acara ini merupakan tradisi adat Nagari Sinuruik yang dilakukan saat akan menanam padi, yang dilaksanakan setiap tahunnya. Tradisi tersebut merupakan tradisi turun-temurun bagi masyarakat Sinuruik, dimana Masyarakat setempat mempercayai bahwa tradisi ini dapat menolak bala terhadap tanaman padi saat bercocok tanam hingga panen nanti. Tradisi ini dilakukan dengan cara membawa obor sambil membaca salawat nabi berkeliling kampung. Tradisi ini dilakukan oleh semua masyarakat sinuruik terutama ketika mau menanam padi (Abdul dkk, 2020)
Ada juga tradisi manjalang pucuk adat Talu Tradisi ini merupakan tradisi yang telah dilakukan turun temurun di talamua. Acara tradisi ini berupa acara berkumpulnya para pemamgku adat yang yang terdiri dari alim ulama, cadiak andai, anak
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 2, 2022
cucu kamanakan beserta bundo kanduang yang berguna untuk menjalin silaturahmi (Nela dkk, 2012).
Tradisi manajalang pucuk adat talu selalu digelar ketika hari raya idul fitri diikuti oleh acara adat seperti penampilan tari adat minangkabau, berbalas pantun, perlombaan busana minangkabau, serta kegiatan lainnya yang berguna untuk melestarikan adat minangkabau.
-
B. Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Ekowisata
Kesiapan masyarakat Kecamatan Talamau untuk mengembangkan ekowisata dianalisis berdasarkan prinsip dari the international ecotourism standard. Adapun Hasil Analisi adalah sebagai berikut :
TABEL 1
HASIL ANALISIS
N o |
Prinsip |
Kondisi |
1 |
Memiliki kepedulian, komitmen dan tanggung jawab terhadap konservasi alam dan warisan budaya | |
Tercapainya keseimbangan pemanfaatan lahan |
Di Talamau memiliki peraturan adat yang diamana setiap penjualan dan pengolahan tanah harus didahului oleh konsultasi kepada niniak mamak atau diskusi keluarga besar yang memungkinkan penjualan dan pengolahan tanah tidak bisa dimanfaatkan dengan semena- mena harus mempertimbangka n manfaat dari perlakuan penggunaan tanah. Hal inilah yang menyebabkan terjadi keseimbangan lahan pemukiman dan pertanian di kecamatan Talamau | |
Pengunaan teknologi ramah lingkungan |
Masyarakat talamau sejauh ini memanfaatkan |
teknologi ramah lingkungan seperti masih banyaknya menggunakan kerbau dalam membajak sawah. Penggunaan pupuk kimia juga jarang digunakan dikarenakan masyarakat kurang percaya terhadap pupuk kimia dan lebih percaya pupuk organik. | ||
Pemanfaatan areal warisan budaya sebagai objek ekowisata disesuaikan dengan daya dukung |
Pemanfaatan area warisan budaya sudah dilaksanakan seperti perawatan rumah adat. Dan juga rumah ada tersebut selalu diperbaiki. Selian itu objek wisata seperti lubang jepang dan meriam belanda sudah dirawat dengan baik. | |
Melestarikan keanekaragaman hayati dan cagar budaya |
Pelestarian hayati dan cagar alam budaya di Talamau adalah dengan peratura adat yang melarang masyarakat untuk membukak lahan pertanian tanpa izin niniak mamak, selain itu juga dilarang membukak lahan dengan car melakukan pembakaran hutan. Perburuan yang dilakukan harus dengan izin datuak yang dibuka dengan doaan tertentu sebelum dilakukan perburuan. | |
Memperhatikan keberadaan endemis |
Di talamau satwa endemis yang selalu dilindungi adalah harimau sumatera. Harimau di daerah |
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 2, 2022
talamau merupakan hewan keramat yang disebut inyiak yang termasuk keluarga di budaya talamau. Sehingga harimau tidak boleh diburu ataupun diganggu habitatnya. | ||
2. |
Menyediakan interpretasi yang memberikan peluang kepada wisatawan untuk menikmati alam dan meningkatkan kecintaanya terhadap alam | |
Menyediakan pramuwisata profesional dan berlisensi |
Pramusiata yang ada saat ini menurut Decky H Saputra saat ini hanya ada 1 orang. Diamana 1 orang ini merupakan ketua kelompok geoprak talamau. Fungsi utama pemandu wisata adalah untuk melayani wisatawan asing yang berkunjung ke talamau dan harus mampu berkomunikasi bahasa inggris yang baik dan benar. Selain itu harus mendapatkan pelatihan guiding dari dinas kebupaten pasaman barat. | |
Menyediakan fasilitas pendukung dan informasi yang memadai terkait dengan objek ekowisata |
Decky H Saputra saat ini anggaran untuk pariwisata di pasaman barat sangat minim. Hal ini menyebabkan fasilitas yang ada terutama untuk kawasan di daerah talamau tidak bisa dikembangkan dengan maksimal. Tetapi dalam hal promosi dinas pariwisata tetap memaksimalkannya agar pengembangan |
sarana dan prasarana bisa berasal dari pemasukkan dari pengunjung akibat promosi yang disampaikan oleh dinas pariwisata. | ||
Melibatkan lembaga adat setempat |
Datuak tuangku baso talu mengatakan Lembaga adat setempat selalu dilibatkan setiap ada kegiatan terkait kebudayaan dan pariwisata. Selain itu lembaga adat juga sangat mendukung peningkatan pariwisata di daerah talamau agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. | |
3. |
Memberikan kontribusi secara kontinyu tehadap masyarakat setempat serta memberdayakan masyarakat setempat | |
Memprioritaska n pemanfaatan tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlian |
Penggunaan tenaga kerja lokal sudah dilakukan di telamau. Sumber daya manusia yang dikerjakan adalah masyarakat setempat yang berdekatan dengan lokasi wisata tempat tinggal mereka. | |
Memprioritaska n pemanfaatan produk lokal untuk operasional objek pariwisata |
Produk lokal yang ada didaerah talamau adalah kopi talu. Setiap penyajian atau tempat makan dan minum selalu menyediakan kopi talu yang berguna untuk meningkatkan produk kopi talu dan sekaligus bahan promosi dari kopi |
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 2, 2022
talu. | ||
Melibatkan lembaga adat setempat |
Dalam hal penyambutan tamu yang datang selalu diukut sertakan lembaga alam di daerah talamau terutama Tuanku Bosa. | |
4. |
Peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat | |
Peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat |
Tindakan wisata berdasrkan operasional yang ada terbilang menghargai kearifan tradisi dan adat budaya talamau, yang paling tampak terlihat di perkampungan tradisional Talamau di mana wisatawan yang datang akan dipakaikan selendang tradisional atau pakaian adat sesuai dengan permintaan wisatawan. Selain itu apabila masuk sampai ke dalam rumah masyarakat, pemilik rumah akan meminta izin terlebih dahulu. | |
Keberadaan dan kegiatan objek ekowisata tidak mengganggu aktivitas keagamaan masyarakat setempat |
Aktivitas wisata yang terjadi di Talamau tidak mengganggu aktivitas keagamaan masyarakat setempat yang tampak dalam operasional wisata. Contohnya tarian- tarian tertentu hanya akan dipentaskan sesuai dengan waktunya (kebutuhan adat), tidak berdasarkan permintaan |
wisatawan sehingga mencegah adanya komersialisasi atau komodifikasi. | ||
5. |
Menaati peraturan perundang- undangan yang berlaku | |
Menaati undang-undang dan perangkat peraturan lainnya yang terkait |
pengambilan keputusan seperti yang dituturkan ketua pokdarwis Talamau koordinasi yang selalu berjalan ini menciptkan harmoni antar desa dan pemerntah kabupaten karena tidak melanggar peraturan-peraturan yang ada. | |
Menaati peraturan Desa setempat |
Peraturan-peraturan Talamau tercermin dalam peraturan-peraturan adat yang dijalankan oleh masyarakat desa. Aturan- aturan ini juga memiliki sanksi yang ditentukan oleh lembaga adat sehingga memberikan efek jera. Sanksi yang ditetapkan membuat masyarakat tidak berani melanggar peraturan yang ada. Contohnya adalah pembakaran hutan yang tidak pernah terjadi lagi selama beberapa tahun terakhir karena adanya sanksi. | |
6. |
Menaati peraturan desa setempat | |
Pembangunan perlu mendapat persetujuan masyarakat dan lembaga adat setempat |
Lembaga adat memegang peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat Talamau. oleh sebab itu lembaga adat selalu dilibatkan dalam pengambilan |
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 2, 2022
keputusan, dalam kelompok sadar wisata lembaga adat masuk dalam struktur sebagai penasihat. | ||
Menjalin komunikasi dan koordinasi dengan masyarakat dan lembaga adat setempat dalam pengembangan objek |
Kooridinasi untuk pengembangan objek terus terjadi. salah satu contoh paling sering terjadi adalah ketika ada tamu dalam rombongan yang berkunjung akan melibatkan lembaga adat dalam pementasan tarian atau ritual- ritual adat lain | |
7. |
Memberikan kepuasan kepada konsumen | |
Menyediakan fasilitas dan memberikan pelayanan prima dan memuaskan kepada konsumen |
Pelayanan yang prima tampak dalam penyambutan tamu dengan tarian dan penyediaan konsumsi untuk tamu (tergantung pesanan), selain itu tamu yang datang juga akan didampingi langsung oleh staf pokdarwis | |
Menyedaikan media untuk memperoleh umpan balik dari konsumen |
Dalam rangka memperoleh umpan balik dari wisatawan atau konsumen, pokdarwis menyediakan buku tamu untuk wisatawan, di dalam buku tamu tersebut terdapat bagian untuk kesan dan pesan dari wisatawan. kesan dan pesan ini dijadikan sebagai ajuan untuk operasional wisata di desa. | |
8. |
Dipasarkan dan dipromosikan dengan jujur dan akurat sehigga sesuai dengan harapan dan kenyataan |
Materi pemasaran harus akurat, jelas dan berkualitas |
Kelompok sadar wisata Talamau selaku pengelola Talamau belum menerapkan strategi pemasaran dalam bentuk apapun, pemasaran dilakukan secara mandiri oleh beberapa travel blogger atau penggiat pariwisata di kabupaten pasaman barat | |
Materi pemasaran yang jujur dan harus sesuai dengan kenyataan |
Promosi wisata yang dilakukan oleh travel blogger atau penggiat pariwisata di Kabupaten Pasaman Barat umumnya berisikan pengalaman pribadi mereka ketika berkunjung sehingga cenderung jujur dan sesuai dengan kenyataan Contohnya pada kanal youtube fiersa Besari yang mempromosikan keindahan gunung talamau dan juga tempat pariwisata lainnya yang ada di daerah talamau dengan jujur apaadanya. |
-
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan data di yang didapatkan diketahui potensi wisata yang terdapat di kecamatan talamau terdiri dari potensi alam dan budaya yaitu gunung talamau, pemandian air panas, air terjun sarasah, perkampungan tradisional desa Talamau, ritual malopeh kaua dan tolak bala, dan tradisi manajalang pucuk adat talu. Potensi-potensi ini dapat dikembangkan menjadi wisata ekowisata seperti treaking di gunung Talamau dan air terjun sarasah. Dan juga kegiatan mengamati kehidupan dan budaya lokal di Talamau.
Ekowisata adalah tentang menyatukan konservasi, komunitas, dan perjalanan berkelanjutan. Ini berarti bahwa mereka yang melaksanakan, berpartisipasi dan memasarkan
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 2, 2022
kegiatan ekowisata harus mengadopsi prinsip-prinsip ekowisata sebagai berikut:
-
• Meminimalkan dampak fisik, sosial, perilaku, dan psikologis.
-
• Membangun kesadaran dan rasa hormat terhadap lingkungan dan budaya.
-
• Berikan pengalaman positif bagi
pengunjung dan tuan rumah.
-
• Memberikan manfaat finansial langsung untuk konservasi.
-
• Menghasilkan keuntungan finansial bagi masyarakat lokal dan industri swasta.
(Hamzah, 2018)
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti dengan standar the international ecotourism standar dapat disimpulkan bahwa kecamatan talamau sudah siap untuk mengembangkan ekowisata. Peraturan-peraturan adat dan desa yang menjaga keaslian bangunan, kelestarian alam dan kebudayaan menjamin prinsip-prinsip ekowisata dapat berjalan dengan baik. Pembenahan juga perlu dilakukan di beberapa aspek seperti pelatihan guide agar benar-benar paham dengan konsep dan praktik ekowisata, staf kelompok sadar wisata juga perlu dilibatkan agar memiliki perspektif yang sama. Aspek lain yang perlu dibenahi adalah pemasaran, di mana pemasaran selama ini dilakukan oleh pihak lain seperti travel blogger atau penggiat pariwisata. Kelompok sadar wisata Talamau sebagai otoritas atau lembaga yang berwenang perlu melakukan pemasaran agar fungsi kelompok sadar wisata dapat berjalan.
-
• Berikan pengalaman interpretatif yang berkesan kepada pengunjung yang membantu meningkatkan kepekaan
terhadap iklim politik, lingkungan, dan sosial negara tuan rumah.
-
• Merancang, membangun, dan
mengoperasikan fasilitas berdampak
rendah.
-
• Akui hak dan kepercayaan spiritual Masyarakat Adat di komunitas Anda dan bekerjalah dalam kemitraan dengan mereka untuk menciptakan pemberdayaan.
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 2, 2022
REFERENSI
Abdul, M., Kamarullah., Rahmad, S, P., Cut, I, S. (2020). Tulak Bala As An Outbreak Prevention Within Sharia-Based Community. Proceedings Of The 2nd International Conference On Science, Technology, And Modern Society. Vol 576 : 145-150
Adriano, F, A., Nyoman, S, A. (2020). Analisis Potensi Ekowisata Dan Kesiapan Masyarakat Desa Rendu Tutubadha Dalam Pengembangan Ekowisata. Jurnal Destinasi Wisata. Vol 8 (2): 225-231
Eka, N, Y., Yar, J., Dede, H. (2016). Analisis Kesesuaian Dan Daya Dukung Ekowisata Pantai Kategori Rekreasi Pantai Laguna Desa Merpas Kabupaten Kaur. Jurnal Enggano. Vol 1 (1): 97-111
Erni, Y., Rinekso, S., Hadi, S, A., Bambang, N., (2018). Analisis Potensi Ekowisata Heart Of Borneo Di Taman Nasional Betung Kerihun Dan Danau Sentarum Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan. Vol 8 (1) : 44-54
Gunardi, D, W., Sugeng, P,H. (2017). Ekowisata. Lampung: Unila Press
Hamzah,M,M,P. (2018). Perception Of Ecotourism Sustainability Factor Among A Thousand Island Mangrove Populations. Jurnal Pelita Teknologi. Vol 13 (2): 64-83
Nela, E, F., Idawati, S., Desfiarni. (2012). Tari Arak Iriang Manjalang Mamak Di Kanagarian Muaro Paiti Kecamatan Kapur Ix Kabupaten Lima Puluh Kota: Bentuk Penyajian. Skripsi. Unp Press
Rudy, P., Lenny, D, M., Soearni, L., Pramezwary, A., Krstiana, Y. (2019). Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat. Prosiding Pkm-Csr. Vol 2: 1471-1477
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Jakarta: Alfabet
Suluh, N., Zaenal, M., Ikhsan, N., Eko, S., Jaeni, A. (2015). Eksplorasi Flora Di Kawasan Hutan Lindung Gunung Talamau, Sumatera Barat Dan Hutan Lindung Gunung Sibuatan, Sumatera Utara Untuk Pengayaan Koleksi Kebun Raya Cibodas. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. Vol 1 (3): 501508
Zaenal, M., Suluh, N. (2015). Komposisi Vegetasi Dasar Pasca Pembukaan Ladang Di Kawasan Hutan Lindung Gunung Talamau, Sumatera Barat. Prosiding Biodiv Indor. Vol 1 (3): 682-686
213
Discussion and feedback