Pola Pergerakan Transportasi Dan Persebaran Destinasi Sebagai Penentuan Potensi Rute Wisata Di Kabupaten Tulang Bawang Barat
on
Jurnal Destinasi Pariwisata p-issn: 2338-8811, e-issn: 2548-8937
Vol. 10 No 1, 2022
Pola Pergerakan Transportasi Dan Persebaran Destinasi Sebagai Penentuan Potensi
Rute Wisata Di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Surya Tri Esthi Wira Hutama a, 1, Mentari Pratami a, 3, Baiq Rindang Aprildahani a, 3 Septiyana Sari b, 1
a Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia
b Universitas Lampung, Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
Abstrak
Sebagai upaya mengembangkan daerah, saat ini pemerintah berupaya mengembangkan berbagai obyek pariwisata baru untuk menarik kunjungan. Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan salah satu Kabupaten yang berorientasi dalam mengembangkan pariwisata. Pelaung tersebut semakin besar karena baru saja beroperasionalnya jalan Tol Trans Sumatera, sehingga dapat terbentuk integrasi kawasan pariwisata dan meningkatkan peluang kunjungan wisatawan di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Dalam mendukung hal tersebut diperlukan identifikasi terhadap pola pergerakan dan penggunaan moda yang melalui obyek wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Identifikasi dan analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan data pergerakan dijalan antar obyek pariwisata. Melalui riset ini dapat diketahui pola pergerakan dan penggunaan moda di Kabupaten Tulang Bawang Barat yang berkaitan dengan obyek pariwisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Dimana obyek wisata utama yang pertama ditemui adalah Islamic Centre dan Relief Mego Park. Dari hasil interpretasi data menunjukkan bahwa destinasi paling tinggi potensinya dilewati pergerakan adalah destinasi wisata Islamic Centre yang berasal dari Pintu Tol Trans Sumatera Gunung Batin dan Menggala. Melalui hal tersebut, sehingga direkomendasikan rute wisata Tulang Bawang Barat dimulai dari arah Lampung Tengah. Hal menarik lainnya adalah terdapat perbedaan pola penggunaan moda di hari kerja dan di akhir minggu. Dimana pada akhir minggu pengguna kendaraan tanpa mesin lebih tinggi dibandingkan hari kerja.
Kata Kunci: Pola Pergerakan, Moda, Obyek Wisata
Peran transportasi dalam mendukung perpindahan manusia dan barang memiliki peran yang sangat penting untuk pembangunan dan perekonomian. Sebagian besar keterhubung sektor pariwisata cenderung mempertimbangkan pergerakan wisatawan daripada pergerakan moneter yang dihasilkan para turis (de la Mata & Llano-Verduras, 2012). Dikarenakan hal tersebut, sehingga dibutuhkan sistem transportasi yang andal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara terpadu, aman, nyaman, dan efisien. Dalam mendukung upaya tersebut, pemerintah melakukan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera yang menghubungkan berbagai kabupaten dari Provinsi Lampung hingga Aceh. Keberadaan Jalan Tol Trans bertujuan untuk menumbuhkan ekonomi di wilayah yang dilalui, sehingga meningkatkan konektivitas antarwilayah, mempersingkat waktu tempuh, serta melancarkan mobilitas sehingga dapat memangkas biaya logistik. diharapkan mampu untuk mendukung pola distribusi serta pengembangan lokal, regional, maupun nasional (Prasetyo & Djunaedi, 2019). Salah satu kabupaten yang juga dilalui adalah Kabupaten Tulang Bawang Barat yang berada di Provinsi Lampung. Kondisi tersebut sejalan dengan upaya pembangunan yang sedang dilakukan
Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat melalui sektor pariwisata.
Keberadaan Hubungan spasial antara akomodasi dan daya tarik wisata akan mempengaruhi seberapa jauh orang-orang memiliki untuk bepergian untuk memasuki kawasan wisata. Aksesibilitas transportasi, biaya, kemudahan kenyamanan dan akses individu ke mobil pribadi juga memengaruhi mobilitas (McKercher & Lau, 2008). Infrastruktur transportasi merupakan faktor penentu yang signifikan terhadap pergerakan masuk pariwisata ke suatu destinasi wisata, dimana pergerakan wisata transportasi dapat bervariasi menurut asal dan tujuan (Khadaroo & Seetanah, 2008). Faktanya transportasi sistem memiliki peran untuk menghubungkan antar asal turis menuju destinasi wisata seperti tempat atraksi, hotel dan lokasi belanja (Seetanah & Khadaroo, 2009). Keberadaan destinasi wisata Kabupaten Tulang Bawang Barat yang tersebar, akan lebih mudah dicapai dengan pendekatan transportasi. Hal tersebut perlu didukung oleh pemahaman terhadap pergerakan sebagai upaya identifikasi potensi pergerakan wisata, sehingga wisatawan dapat menggabungkan kunjungan sesuai dengan jadwalnya (Xia et al., 2010)
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 1, 2022
Keterkaitan pola pergerakan transportasi dan pariwisata dapat menjadi peluang bagi Kabupaten Tulang Bawang Barat untuk mengembangkan pariwisata. Dalam upaya mendukung hal tersebut, diperlukan identifikasi pola pergerakan dan moda yang keluar dan masuk di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Dimana proses identifikasi akan mempertimbangkan pola aktivitas total individu, rumah tangga dan perjalanan apa adanya, sehingga dapat terlihat perilaku model perjalanan (Van Der Hoorn, 1979). Sebagai langkah mengembangkan destinasi wisata, maka perlu didukung dengan sarana dan prasarana transportasi untuk dapat menciptakan pelayanan transportasi yang terpadu, efektif, dan efisien (Andriani, SE., MT, 2019). Proses penyusunan riset ini dilakukan dengan mengidentifikasi dari dua sudut dimensi yaitu persebaran destinasi secara spasial dan data pergerakan di Kabupaten Tulang Bawang Barat.Dalam melakukan identifikasi dan analisis data pergerakan transportasi akan didukung dari dokumen Tatanan Transportasi Lokal Kabupaten Tulang Bawang Barat. Data pergerakan tersebut dapat menunjukkan bagaimana arus pergerakan dan pengunaan moda dijalan yang melalui obyek wisata. Selain itu, data tersebut dapat mengidentifikasi arus masuk dan yang melalui Kabupaten Tulang Bawang Barat. Keberadaan data pergerakan akan diidentifikasi secara deskripsi dan dikaitkan dengan persebaran destinasi wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Dari proses tersebut menghasilkan pertimbangan rute pendukung aktivitas wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Keberadaan penelitian ini menjadi penting untuk dipublikasikan, sehingga para pemangku kebijakan atau pemerintah mampu mengkaitkan potensi wisata dengan pola pergerakan transportasi di Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Keberadaan kajian terhadap penentuan rute wisata ini perlu dilakukan dan dipublikasikan sebagai dasar pemerintah dalam melakukan pengambilan kebijakan. Pembangunan infrastruktur jalan Tol tentu perlu ditanggapi dengan berbagai inovasi dari setiap daerah agar membawa manfaat dan dampak yang baik bagi daerah. Berdasarkan kondisi tersebut, sehingga perlu adanya identifikasi terhadap potensi rute wisata berdasarkan data pergerakan dan persebaran destinasi di Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Metode pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi persebaran destinasi wisata secara spasial. Identifikasi yang dilakukan berupa
pengelompokan destinasi wisata dengan melihat standar deviasi jarak persebaran dari titik tengah. Tujuan dari identifikasi ini adalah untuk melihat pengelompokan dari titik tengah persebaran destinasi wisata. Nantinya pengelompokan dan titik tengah dari destinasi wisata akan menjadi deliniasi menentukan destinasi wisata yang direkomendasikan untuk membentuk rute wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Dalam mendukung penyusunan artikel ini menggunakan beberapa pendekatan analisis. Pendekatan pertama adalah proses identifikasi pada persebaran destinasi wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Selanjutnya adalah melakukan identifikasi pola pergerakan transportasi yang berdasarkan dokumen TATRALOK (Tatanan Transportasi Lokal) tahun 2020 milik Kabupaten Tulang Bawang Barat. Proses identifikasi kedua data tersebut lalu dilakukan analisis dengan pendekatan spasial untuk melihat titik tengah dari persebaran destinasi. Hal ini dilakukan untuk melihat titik tengah persebaran destinasi wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Pada data pergerakan yang dilakukan adalah mengidentifikasi melalui matrik asal tujuan yang dispasialkan menjadi peta desire line.
Identifikasi terhadap penelitian ini dilakukan pada seluruh persebaran data destinasi wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Survei yang dilakukan bersifat survei sekunder dengan mengacu data – data dokumen destinasi pariwisata dan dokumen tataran transportasi lokal di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Teknik analisis yang digunakan menggunakan Teknik analisis spasial yang berorientasi pada data pergerakan dan persebaran destinasi wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk mengidentifikasi secara spasial dari matriks asal tujuan. Berdasarkan hasil analisis terhadap titik tengah persebaran destinasi dan pergerakan asal tujuan menghasilkan potensi rute wisata. Potensi rute ini tentunya diintegrasikan dengan hasil identifikasi dan daya tarik lainnya seperti keberadaan pintu Tol.
Upaya Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat mengembangkan pariwisata sebagai sektor diharapakan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Dalam pengembangannya sudah terdapat beberapa destinasi yang telah dibuat. Berikut beberapa destinasi wisata sudah mulai dibentuk:
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 1, 2022
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
Gambar 1. (a) Mego Pak (Patung 4 marga), (b) Berugo Cottage, (c) Uluan Nughik, (d) Islamic Centre dan sesat agung, (e) Las Sengok
Sumber: Hasil Survei, 2020
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah, termasuk membentuk destinasi baru yang telah merubah wajah Kabupaten Tulang Bawang Barat saat ini. Berikut penjelasan dari setiap destinasi wisata yang berada di Kabupaten Tulang Bawang Barat:
-
• Wisata Religi dan Budaya berupa Islamic Centre dan Sesat Agung yang merupakan kolaborasi antar aktivitas keagamaan dengan
kebudayaan. Destinasi tersebut terdiri dari Masjid dan Rumah Adat yang bersebelahan dengan kekhasan desain arsitekturnya. Keberadaan destinasi Islamic Centre dan Sesat Agung saat ini telah menjadi ikon wisata Kabupaten Tulang Bawang Barat.
-
• Destinasi wisata lain yang dapat dinikmati adalah keberadaan Berugo Cottage. Secara prinsip, Berugo Cottage adalah penginapan yang dikonsep dengan desain rumah adat berbahan kayu, sehingga menciptakan suasana tinggal yang sangat berbeda. Bagi para wisatawan atau pengunjung dapat menginap dan mendapatkan sensasi yang berbeda dari penginapan pada umumnya.
-
• Destinasi lain adalah Tugu Rato Nago
Besanding yang merupakan sepasang patung naga yang menarik kereta dengan diatasnya terdapat sepasang lelaki dan wanita. Tugu ini berada ditengah bundaran Kelurahan Panaragan Jaya yang menuju ke pusat pemerintahan. Keberadaan Tugu Rato Nago Besanding sangat ikonik dan strategis,
sehingga banyak turis yang menepi untuk berswafoto dengan tugu ini.
-
• Destinasi lain yang menarik adalah keberadaan wisata alam dan budaya Uluan Nughik. Dimana destinasi ini merupakan kompleks Kawasan rumah dengan desain arsitektur yang berkiblat pada adat. Desain rumah adat berbahan kayu menjadi kekuatan daya tarik destinasi Uluan Nughik.
-
• Destinasi yang juga memiliki banyak
pengunjungnya adalah Relief Mego Pak. Dimana destinasi ini merupakan destinasi wisata yang menggambarkan empat marga leluhur Kabupaten Tulang Bawang Barat. Keberadaan destinasi ini membuat banyak pengendara yang lewat untuk berhenti dan berfoto didestinasi Relief Mego Pak.
-
• Destinasi lain yang juga baru saja dibuat
adalah Wisata Alam Gugus Batu Rasi Bintang Orion “Las Sengok”. Dimana destinasi ini berada ditengah rawa dengan tanah yang disusun dengan batu membentuk rasi bintang Orion. Desain dan bahan batu yang dibuat secara unik menarik minat pengunjung untuk datang menikmati susunan batu tersebut.
-
• Diluar dari destinasi yang telah disebutkan, masih terdapat beberapa destinasi wisata yang berpotensi di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Diantaranya adalah Kampung Pagar Dewa, Kagungan Ratu, Masjid Karta.
Pada penjelasan dari setiap destinasi telah menunjukkan bahwa terdapat kesamaan karakter destinasi. Destinasi yang dibangun Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki kedekatan dengan identitas batuan dan desain
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 1, 2022
yang estetik. Hal ini dapat menjadi potensi sebagai identitas destinasi wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Selain mengidentifikasi jenis dan daya tarik wisata, perlu untuk mengidentifikasi persebaran destinasi secara geografis. Berdasarkan persebaran, Keberadaan destinasi wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat terpusat di Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Hal tersebut tentu menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam mengidentifikasi pola pergerakan dan moda yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai rute wisata (Gambar 2). Dari persebaran destinasi wisata yang ada, lalu dianalisis menggunakan metode penentuan nilai standar deviasi dan nilai tengah untuk melihat pengelompokan dari persebaran destinasi secara spasial.
Gambar 2. Peta Distribusi destinasi wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Dari hasil identifikasi distribusi destinasi wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat, menunjukkan bahwa pengelompokan destinasi dari titik tengah dengan pendekatan standar deviasi berada di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang Udik dan Pagar Dewa. Dimana standar deviasi digunakan dari seluruh jarak antar destinasi terhadap titik tengah, sehingga menghasilkan lingkaran ungu sebagai pengelompokan destinasi wisata. Dari hasil pengelompokan menunjukkan bahwa destinasi wisata yang masuk berada didalam lingkaran standar deviasi terdapat destinasi wisata unggulan yaitu relief megopark, Tugu Rato dan Islamic Center. Hal ini dapat menjadi potensi untuk menarik para pengunjung untuk masuk ke Kabupaten Tulang Bawang Barat. Keberadaan pola intra-destinasi dapat menjadi alasan untuk cepat berkembang. Beberapa alasan dari perkembangan destinasi dengan pola intra-
destinasi yang pertama adalah wisatawan berpartisipasi di berbagai kegiatan selama berkesempatan melakukan perjalanan. Kedua, wisatawan dapat mengurangi kemungkinan memiliki pengalaman perjalanan yang tidak memuaskan dengan mengunjungi banyak tujuan wisata. Ketiga, banyak pembuat keputusan yang biasanya terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan perjalanan pengalaman. Keempat, mengunjungi banyak destinasi wisata dapat bermanfaat dari segi waktu dan biaya. Jadi, bagi banyak wisatawan, mengunjungi beberapa intra-destinasi bisa menjadi alternatif kunjungan yang lebih berarti satu tujuan wisata (Han et al., 2018).
Gerbang tol/Simpang Susun |
KM |
Lokasi |
Tujuan |
Simpang Susun Gunung Batin |
166 |
Gunung Batin |
Gunung Batin (Alternatif terdekat ke Kabupaten Tulang Bawang barat) |
Gerbang Tol Gunung Batin | |||
Simpang Susun Menggala |
184 |
Menggala |
Panaragan & Menggala (Alternatif terdekat ke Kabupaten Tulang Bawang barat) |
Gerbang Tol Menggala | |||
Simpang Susun Lambu Kibang |
202 |
Lambu Kibang |
Banjar Agung, Unit 2 & Lambu Kibang |
Simpang Susun Way Kenanga |
218 |
Way Serdang |
Way Kenanga, Way Serdang & SP Asahan |
Gerbang Tol Way Kenanga |
Salah satu penyebab dari tingginya pergerakan eksternal yang melalui Kabupaten Tulang Bawang Barat salah satunya adalah dikarenakan keberadaan akses jalan tol dan jalan nasional. Jalan tol yang melalui Kabupaten Tulang Bawang Barat menghubungkan antara Terbanggi Besar (Kab. Lampung Tengah) – Pematang Panggang (Kab. Ogan Komering Ilir) – Kayu Agung (Kab. Ogan Komering Ilir) yang disebut dengan jalan Tol Terpeka dan memiliki panjang total 189 km yang dimulai dari KM 140+400 s.d KM 330+000. Selain kondisi tersebut, berikut data pintu Tol Trans Sumatera yang masuk dan berhubungan langsung dengan Kabupaten Tulang
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 1, 2022
Bawang Barat. Dimana terdapat pintu Tol Gunung Batin, Menggala dan Lambu Kibang. Pintu Tol Trans Sumatera menyusuri dari selatan hingga utara Kabupaten Tulang Bawang Barat. Berikut Tabel dan Peta Pintu Tol Trans Sumatera di Kabupaten Tulang Bawang Barat:
Gambar 5. Gerbang Tol Ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (Tol Terpeka)
Sumber: hutamakarya.com
Tabel 1. Gerbang Tol Yang Berinteraksi Langsung Dengan Tulang Bawang Barat
Sumber: hutamakarya.com
Melalui tabel diatas telah menjelaskan bahwa dari keenam pintu tol yang merupakan Tol Ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung terdapat empat pintu yang dekat dengan Kabupaten Tulang Bawang Barat. Keberadaan pintu tol ini yang berpeluang sebagai pengunjung destinasi wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Keempat pintu tol tersebut yang nantinya akan menjadi pintu masuk peluang para wisatawan ke Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Dalam mengembangkan potensi daerah tentu tidak lepas dari pergerakan di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Pengembangan pariwisata melalui pergerakan dapat digunakan sebagai 'seni pertunjukan' sesuai dengan gaya dan modalitas pelakunya (Haldrup, 2004). Pola perjalanan yang berbeda dapat mencerminkan bagaimana pengunjung merasakan dan memahami tempat dan situs, serta bagaimana pertemuan tempat ini dibingkai dalam perbedaan kode sosial dan budaya. Salah satu dari wujud pola pergerakan adalah komposisi kenis kendaraan yang melalui di
Kabupaten Tulang Bawang Barat. Berikut grafik komposisinya:
Gambar 3. Komposisi Jenis Kendaraan Sumber: TATRALOK Kabupaten Tulang Bawang Barat, 2020
Pada gambar diatas menunjukkan bahwa komposisi kendaraan yang masuk ke Kabupaten Tulang Bawang Barat terdiri dari kendaraan orang dan barang. Paling besar adalah kendaraan yang mengangkut orang dengan 84,39%. Kondisi ini menjadi potensi untuk menarik potensi pergerakan dengan daya tarik berupa atraksi wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Selain mengetahui komposisi kendaraan yang bergerak, menjadi penting untuk mengetahui pola pergerakan, asal dan tujuan dari pergerakan tersebut. Data tersebut dapat ditunjukkan melalui matriks dan peta desire line Kabupaten Tulang Bawang Barat (gambar 4.).
Gambar 4. Peta Pergerakan di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Sumber: Hasil Interpretasi Matrik Asal Tujuan Tatralok Tulang Bawang Barat, 2021
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 1, 2022
Tabel 1 Matriks Asal Tujuan di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Kec.Batu Putih |
Kec.Gunung Agung |
Kec Gunung Terang |
Kec Lambu Kibang |
Kec Pagar Dewa |
Kec Tulang Bawang Tengah |
Kec Tulang Bawang Udik |
Kec Tumijajar |
Kec Way Kenanga |
Kab Tulang Bawang |
Kab Lampung Utara |
Kab Lampung Tengah |
Kab Way Kanan |
Kab Mesuji |
Prov Lampung |
Oi | |
Kec.Batu Putih |
0 |
60 |
65 |
70 |
65 |
55 |
70 |
65 |
55 |
105 |
105 |
145 |
105 |
60 |
190 |
2.370 |
Kec.Gunung Agung |
55 |
0 |
60 |
70 |
70 |
60 |
70 |
55 |
60 |
70 |
60 |
115 |
65 |
65 |
150 |
1.995 |
Kec. Gunung Terang |
70 |
55 |
0 |
60 |
65 |
70 |
70 |
70 |
70 |
65 |
105 |
155 |
65 |
65 |
205 |
2.370 |
Kec Lambu Kibang |
55 |
70 |
55 |
0 |
55 |
60 |
60 |
70 |
70 |
60 |
70 |
65 |
60 |
65 |
55 |
1.615 |
Kec Pagar Dewa |
65 |
55 |
60 |
55 |
0 |
60 |
60 |
55 |
65 |
100 |
105 |
235 |
105 |
70 |
285 |
2.630 |
Kec Tulang Bawang Tengah |
55 |
55 |
55 |
60 |
70 |
0 |
65 |
70 |
55 |
115 |
105 |
195 |
100 |
65 |
250 |
2.520 |
Kec Tulang Bawang Udik |
60 |
70 |
70 |
70 |
70 |
65 |
0 |
60 |
55 |
70 |
110 |
145 |
65 |
70 |
205 |
2.240 |
Kec Tumijajar |
70 |
60 |
60 |
65 |
70 |
70 |
70 |
0 |
65 |
60 |
65 |
105 |
70 |
70 |
145 |
1.960 |
Kec Way Kenanga |
55 |
60 |
60 |
55 |
65 |
70 |
60 |
65 |
0 |
65 |
105 |
150 |
60 |
70 |
160 |
2.085 |
Kab Tulang Bawang |
55 |
65 |
60 |
70 |
100 |
110 |
70 |
70 |
70 |
0 |
1.060 |
2.160 |
785 |
380 |
2.825 |
15.640 |
Kab Lampung Utara |
110 |
60 |
105 |
70 |
105 |
110 |
105 |
65 |
110 |
1.060 |
0 |
2.915 |
1.060 |
475 |
3.880 |
20.290 |
Kab Lampung Tengah |
145 |
115 |
145 |
70 |
240 |
195 |
145 |
110 |
155 |
2.160 |
2.915 |
0 |
2.145 |
965 |
7.975 |
34.700 |
Kab Way Kanan |
65 |
60 |
65 |
65 |
100 |
105 |
60 |
55 |
70 |
790 |
1.055 |
2.150 |
0 |
375 |
2.825 |
15.555 |
Kab Mesuji |
60 |
65 |
60 |
70 |
65 |
65 |
65 |
70 |
55 |
380 |
475 |
970 |
375 |
0 |
1.290 |
8.005 |
Prov Lampung |
195 |
145 |
195 |
70 |
295 |
245 |
205 |
145 |
145 |
2.830 |
3.870 |
7.965 |
2.825 |
1.280 |
0 |
40.480 |
Dd |
2.370 |
2.370 |
2.370 |
2.370 |
1.615 |
2.630 |
2.630 |
2.520 |
2.240 |
15.640 |
20.290 |
34.700 |
15.555 |
8.005 |
40.480 |
Sumber: Dokumen Tatanan Transportasi Lokal Kabupaten Tulang Bawang Barat 2020
Pada peta dan matriks pergerakan diatas menunjukkan bahwa pergerakan paling tinggi yang melalui Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah aktivitas pergerakan eksternal. Secara signifikan terlihat pergerakan paling tebal dilihat pada pergerakan Kabupaten Lampung Utara dan Tengah. Salah satu faktornya adalah dikarenakan di Lampung Tengah terdapat pintu keluar jalan Tol Gunung Batin. Selain Lampung Tengah, kabupaten lain yang memiliki pergerakan cukup tinggi adalah Kabupaten Tulang Bawang dan Mesuji. Pergerakan eksternal tersebut
berimplikasi pada pergerakan lokal di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang Udik dan Tumijajar.
Berdasarkan kondisi persebaran destinasi wisata dan pergerakan di Kabupaten Tulang Bawang Barat, sehingga dapat menjadi deliniasi potensi rute pariwisata. Berikut beberapa sintesa yang dapat menjadi rute potensi pariwisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat:
-
a. Tulang Bawang memiliki destinasi pariwisata yang beragam, berdekatan dan bervariasi. Hal ini dapat menjadi potensi pengembangan wisata untuk meningkatkan angka kunjungan di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kekayaan obyek wisata dengan keragaman destinasi saat ini sudah banyak dikunjungi wisatawan lokal Provinsi Lampung.
-
b. Destinasi wisata berdasarkan analisis gravitasi mengalami pengelompokan di perbatasan Kecamatan Tulang Bawang Udik dan Tulang Bawang Tengah. Hal ini membentuk pengelompokan dan
pengkonsentrasian destinasi wisata pada kawasan tersebut. Keberadaan destinasi wisata yang mengelompok berdekatan dengan pusat kegiatan pemerintah, sehingga dapat menjalankan fungsi pelayanan.
-
c. Keberadaan jalan tol yang terhubung dengan Kabupaten Tulang Bawang Barat berada di pintu Tol Gunung Batin dan Menggala. Hal ini dapat menjadi peluang dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Daya tarik dan peluang aksesbilitas yang melalui jalan tol untuk mengunjungi Kabupaten Tulang Bawang Barat akan semakin besar.
-
d. Kesamaan destinasi wisata yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Barat menjadi potensi sebagai daya Tarik potensi wisata. Diharapkan dengan pola perjalanan yang berbeda dapat mencerminkan bagaimana orang merasakan dan memahami tempat dan situs, serta bagaimana pertemuan tempat ini dibingkai dalam perbedaan kode sosial dan budaya (McKercher & Lau, 2008).
Berdasarkan sintesa dan temuan terhadap persebaran destinasi wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat telah mengarahkan pada sintesa potensi rute wisata. Berikut potensi rute wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat:
Gambar 5. Peta Potensi Rute Wisata Kabupaten Tulang Bawang Barat
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Berdasarkan rute pariwisata yang telah ditentukan berikut penjelasan dan strategi peningkatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan:
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 1, 2022
-
1. Penentuan rute wisata ini ada integrasi transportasi mengkoneksikan antar komponen pariwisata dengan jalan tol sebagai peluang kunjungan dari luar Kabupaten. Dimana nantinya akan mengkoneksikan antara pintu Tol Gunung Batin dan Menggala. Diharapkan pada rute ini para pengguna jalan Tol dari Palembang maupun dari Bakauheni dapat meluangkan waktunya untuk melewati rute ini. Dimana rute ini disesuaikan antara pintu Tol Menggala dan Gunung Batin yang merupakan pintu tol terdekat, sehingga para pengguna Jalan Tol dapat secara efisien melakukan perjalanan wisata.
-
2. Dalam mengimprovisasi perjalanan,
biasanya para wisatawan akan
merencanakan sebelum melakukan
perjalanan (Wu et al., 2017). Terhadap upaya tersebut, diharapkan untuk Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat melakukan promosi atau pemasaran pariwisata disekitar jalan Tol sebagai upaya menarik peluang potensi pengunjung.
-
3. Dikarenakan rute wisata akan melalui berbagai kecamatan, sehingga strategi yang perlu dilakukan adalah dengan melibatkan kecamatan yang dilalui rute wisata untuk menyajikan daya tarik seperti arsitektur yang menarik dan kondusif bagi pengembangan budaya dan usaha terkait kepariwisataan.
Berdasarkan proses identifikasi dan analisis terhadap data yang ada, menunjukkan bahwa sangat memungkinkan untuk mengembangkan rute wisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Keberadaan pengelompokan destinasi wisata pada beberapa kecamatan dapat menjadi daya tarik yang efektif dan efisien bagi para pengunjung. Selain itu, pengunjung akan memiliki banyak pilihan untuk menikmati daya tarik wisata. Pengelompokan destinasi terpusat di Kecamatan Tulang Bawang Tengah dan Kecamatan Tulang Bawang Udik dengan destinasi unggulan Islamic Centre, Brugo Cottage dan Relief Mego Park. Tingginya pergerakan eksternal di Kabupaten Tulang Bawang Barat menunjukkan bila ada potensi yang dapat ditangkap oleh keberadaan pariwisata. Keberadaan arus pergerakan tersebut berasal dari Kabupaten Lampung Tengah yang beririsan dengan pintu Tol Trans Sumatera Gunung Batin dan Lampung Utara. Selain itu jenis pergerakan yang didominasi pergerakan manusia dapat menjadi potensi bagi pariwisata Kabupaten Tulang Bawang Barat. Dari hasil
identifikasi, potensi rute pariwisata yang berpeluang untuk meningkatkan kunjungan pariwisata di Kabupaten Tulang Bawang Barat berada di Kecamatan Tulang Bawang Udik dan Tulang Bawang Tengah. Dalam pengembangan dari rute wisata ini tentu perlu dilakukan lanjutan riset. Hal yang dapat dilanjutkan dari riset ini adalah mengidentifikasi rute pariwisata secara tematik dan kelengkapan komponen pendukungnya. Keberadaan rute wisata dapat direncanakan sebagai aktivitas pariwisata yang komprehensif dan terintegrasi dengan seluruh komponen pendukung di Kabupaten Tulang Bawang Barat.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
Andriani, SE., MT, I. (2019). Integrasi transportasi dalam mendukung kawasan destinasi wisata Tanjung Kelayang Kabupaten Belitung. Jurnal Transportasi Multimoda, 16(1), 27–42. https://doi.org/10.25104/mtm.v16i1.835
Cawley, M., & Gillmor, D. A. (2008). Integrated rural tourism:. Concepts and Practice. Annals of Tourism Research, 35(2), 316–337. https://doi.org/10.1016/j.annals.2007.07.011
de la Mata, T., & Llano-Verduras, C. (2012). Spatial pattern and domestic tourism: An econometric analysis using interregional monetary flows by type of journey. Papers in Regional Science, 91(2), 437–470.
https://doi.org/10.1111/j.1435-5957.2011.00376.x
Haldrup, M. (2004). Laid-back mobilities: Second-home holidays in time and space. Tourism Geographies, 6(4), 434–454. https://doi.org/10.1080/1461668042000280228
Han, H., Kim, S. (Sam), & Otoo, F. E. (2018). Spatial movement patterns among intra-destinations using social network analysis. Asia Pacific Journal of Tourism Research, 23(8), 806–822.
https://doi.org/10.1080/10941665.2018.1493519
Khadaroo, J., & Seetanah, B. (2008). The role of transport
infrastructure in international tourism development: A gravity model approach. Tourism Management, 29(5), 831– 840. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2007.09.005
McKercher, B., & Lau, G. (2008). Movement patterns of tourists within a destination. Tourism Geographies, 10(3), 355–374. https://doi.org/10.1080/14616680802236352
Prasetyo, S. A., & Djunaedi, A. (2019). Perubahan Perkembangan Wilayah Sebelum Dan Sesudah Pembangunan Jalan Tol. Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian Dan
Pengembangan, 3(1), 14.
https://doi.org/10.32630/sukowati.v3i1.98
Seetanah, B., & Khadaroo, J. (2009). An analysis of the relationship between transport capital and tourism development in a dynamic framework. Tourism Economics, 15(4), 785–802. https://doi.org/10.5367/000000009789955215
Van Der Hoorn, T. (1979). Travel behaviour and the total activity pattern. Transportation, 8(4), 309–328.
https://doi.org/10.1007/BF00167986
Wu, X., Guan, H., Han, Y., & Ma, J. (2017). A tour route planning model for tourism experience utility maximization. 9(10), 1– 8. https://doi.org/10.1177/1687814017732309
Xia, J. (Cecilia), Evans, F. H., Spilsbury, K., Ciesielski, V., Arrowsmith, C., & Wright, G. (2010). Market segments based on the dominant movement patterns of tourists. Tourism Management, 31(4), 464–469.
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2009.04.013
146
Discussion and feedback