Evaluasi Praktik Ekowisata di Kampung Tradisional Bena, Desa Tiwuriwu, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur
on
Jurnal Destinasi Pariwisata p-issn: 2338-8811, e-issn: 2548-8937
Vol. 10 No 1, 2022
Evaluasi Praktik Ekowisata di Kampung Tradisional Bena, Desa Tiwuriwu, Kabupaten
Ngada, Nusa Tenggara Timur
Balduinus Bonaventura Bata a, 1, Ida Bagus Suryawana, 2
a Program Studi Pariwisata Program Sarjana , Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana, Jl. Sri ratu Mahendradatta Bukit Jimbaran, Bali 80361 Indonesia
Abstract
Bena traditional village is a tourist village located in Tiwuriwu Village, Ngada Regency, NTT Province. This tourist village develops ecotourism as the basis for its tourism products. Ecotourism practices in Bena Village that have been running have a significant impact on environmental sustainability, utilizing socio-cultural economics for the local community. This study aims to evaluate the feasibility of ecotourism practices in Bena village by using ecotourism principles as a parameter to determine the feasibility of ecotourism. Qualitative method is used as a tool to analyze this research with a qualitative descriptive approach. The data were searched by using interview, documentation and observation methods. The results showed that several ecotourism practices in Bena village were in accordance with the principles of ecotourism. Practices that do not meet the principles of ecotourism require a strategic model that is able to meet these deficiencies.
Keywords : Ecotourism, Principle, Practice
Pariwisata. alternatif. merupakan. salah kegiatan pariwisata yang sedang menjadi. minat. bagi para. wisatawan. yang bosan. dengan. konsep. pariwisata. massal yang. dirasa monoton. Pariwisata. alternatif sendiri. hadir. untuk. menjawab. segala permasalahan. lingkungan, budaya. dan kebocoran. Ekonomi. yang. terjadi dari pariwisata massal, dengan. mengedepankan aspek. bertangung jawab. terhadap pelestarian. lingkungan, budaya. dan pemanfaatan. ekonomi yang. berkelanjutan.
Menurut Sudarto (1999) menjelaskan bahwa secara etimologi ekowisata atau dalam bahasa Inggrisnya ecotourism, berasal dari kata ecological sebagai sumberdaya alam, economical sebagai kegiatan yang menghasilkan nilai ekonomi yang berkelanjutan, evaluating community opinion sebagai peningkatan pemberdayaan dan peran masyarakat dalam kegiatan ekowisata. Ekowisata merupakan salah. satu. dari berbagai jenis wisata. alternatif yang sedang. berkembang pada saat ini bisa. dilaksanaakan. dengan memanfaatkan kondisi lingkungan. dan juga budaya. dimana. aktor utama dalam pelaksanaan praktik ekowisata yang dipengang langsung oleh masyarakat di sekitar kawasan ekowisata itu sendri.
Melalui ekowisata, wisatawan diajak untuk lebih peka terhadap masalah lingkungan
dan sosial, sehingga diharapkan sumberdaya alam tetap lestari dan wisatawan mempunyai apresiasi yang tinggi (Fendeli, 2002). Namun dengan. tingginya trend perkembangan. ekowisata disetiap. daerah di Indonesia. membuat. banyak. kelompok masyarakat. perdesaan. berlomba-lomba membangun. wisata ekologis. atau ekowisata di desanya masing-masing. yang membuat intisari dari ekowisata. sendiri berubah dari mengincar. pariwisata. yang berkualitas menuju. pariwisata yang. hanya mengejar sisi komersil. serta menggeser. konsep ekowisata menuju. sebuah. produk. dagang.
Salah satu Kampung. yang menjalakan. praktik ekowisata. adalah Kampung Bena. Desa Tiworiwu. Kabupaten. Ngada yang menjadi lokus. penelitian ini. Gunawan (2013) kampung adat atau kampung tradisional yaitu kampung yang melaksanakan aturan hukum agama atau tradisi adat istiadat yang berlaku diwilayah masing.
Penelitian ini dilakukan. bertujuan. guna mengidentifikasi dan mengevaluasi kesesuaian praktik-praktik. ekowisata yang. berjalan di Kampung Tradisional. Bena berdasarkan kaidah dari prinsip-prinsip ekowisata. Selain itu penelitian ini. dilakukan agar masyarakat lokal sebagai. pengelola maupun. pihak stakeholder lainya. agar bisa mengevaluasi kegitatan ekowisata guna. mempertahankan aspek keberlanjutan
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 1, 2022
dengan mengedepankan pelestarian.
lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya. masyarakat lokal yang. ada di Kampung. Tradisional Bena.
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini antara lain konsep ekowisata dan prinsip ekowisata.
Ekowisata menurut The Ecotourism Society (dalam Arida, 2009) menjelaskan bahwa ekowisata. merupakan kegiatan. wisata mengujungi daerah. alami yang bertujuan untuk. menikmati keindahan alam, pendidikan, konservasi alam, dan
peningkatan. pendapatan. masyarakat lokal di sekitar. daerah. tujuan. Ekowisata.
Prinsip-prinsip. Ekowisata menurut The International. Ecotourism Society (TIES) (dalam Arida, 2009). digunakan untuk mejabarkan poin penting. dalam. Prinsip-Prinsip Ekowisata, yang terdiri dari:
-
1. Meminimalisir. dampak negatif terhadap lingkungan dan. budaya akibat kegiatan wisata.
-
2. Membangun kesadaran. dan rasa tanggung jawab atas pelestarian lingkungan dan social budaya di destinasi. wisata, baik pada diri wisatawan dan stakeholder.
-
3. Memberikan pengalaman. yang. positif untuk wisatawan. dan masyarakat. lokal dalam. melakukan. kontak budaya yang lebih intensif serta. melakukan kerjasama. dalam pemeliharaan. atau konservasi atraksi.
-
4. Mampu menawarkan. keuntungan. finansial secara langsung. untuk kepentingan konservasi melalui. kontribusi atau
pengeluaran ekstra. wisatawan.
-
5. Memberikan. keuntungan finansial dan pemberdayaan. bagi masyarakat lokal
dengan. menciptakan. produk. wisata. yang mengedepankan. nilai-nilai lokal.
-
6. Meningkatkan. kesadaran, terhadap. situasi sosial, lingkungan. dan politik di daerah tujuan wisata.
-
7. Menghargai hak azasi. manusia, dalam arti memberikan. kebebasan. kepada wisatawan dan masyarakat. lokal untuk. menikmati atraksi wisata, serta patuh. terhadap
peraturan-peratuan. yang telah. disepakati bersama dalam. melaksanakan transaksi wisata.
Jenis data yang akan dalam peneltian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. yang diperoleh dari sumber. data primer. dan data sekunder. Teknik pengempulan data yang dilakukan dalam peneltian ini. Mengunakan metode berikut:
-
1) Observasi dengan cara memahami pola norma dan makna dari perilaku yang di amati. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi tidak langsung (Pandung, 2016).
-
2) Wawancara mendalam dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara
terstruktur yang sudah dirangkai menjadi beberapa pertanyaan yang mengacu kepada permasalahan yang diteliti (Pandung, 2016).
-
3) Dokumentasi yang memuat catatan tertulis atau gambar tentang kejadian yang terjadi di Kampung Tradisional Bena, mulai dari surat-surat, laporan, peraturan, simbol-simbol, artefak dan data lainya yang tersimpan, (Pandung, 2016).
Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis mengunakan deskriptif kualitatif yaitu, dengan
menganalisis, mengabarkan dan meringkas berbagai kondisi situasi dari berbagai data yang di kumpulkan mengunakan metode pengumpulan data (Winartha, 2006).
-
III Hasil dan pembahasan
-
3.1 Lokasi Penelitian
Kampung Tradisional. Bena. berada di Desa. Tiworiwu. Kecamatan Jerebu’u, di dalam. kawasan Gunung Inerie dengan ketinggian. 2.245mdpl. Kampung. Tradisional Bena merupakan satu dari sekian desa tradisional. yang ada di Flores yang memiliki akrsitektur. megalitik. Masyarakat lokal di kampung. Bena sangat. menjunjung tinggi pelestarian dan konservasi. lingkungan dalam melakukan aktivitas. sehari-hari, hal ini bisa di lihat dari. seremonial-seremonial adat yang dilaksanakan. dalam melakukan aktivitas yang melibatkan. pemanfaatan lingkungan. alam dalam upaya. untuk menjaga kelestarian lingkungan. Praktik Ekowisata. yang sudah berjalan. di kampung Bena dinilai. mampu menciptakan. lapangan pekerjaan bagi. masyarakat lokal, di mana hasil pemanfaatan. ekonomi tersebut
bersumber dari jasa-jasa wisata, homestay,
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 1, 2022
menjual. souvenir. seperti hasil kain tenun ikat.
-
3.2 Kesesuaian Praktik Ekowisata di
Kampung Tradisional. Bena
Penilaian kesesuaian. praktik ekowisata. yang berlangsung di Kampung. Bena berdasarkan prinsip-prinsip. dan barometer. ekowisata menurut The International. Ecotourism Society (TIES) antara lain sebagai berikut:
-
1. Kampung Bena telah. memenuhi prinsip yang pertama. yaitu meminimalisir. dampak negatif terhadap. lingkungan dan budaya akibat kegiatan. wisata. Masyarakat lokal kampung Bena. sangat peduli dengan. keberlangsungan lingkungan setempat baik alam maupun budaya. Keberadaan masyarakat lokal dengan sistem sosial budaya setempat yang pro terhadap lingkungan alam dan budaya menjadi sebuah kekuatan tersendiri dalam mengarungi arus global melalui gerbang pariwisata. Aktivitas yang pro terhadap alam dan budaya sudah menjadi kearifan lokal masyarakat kampung Bena sehingga mempunyai nilai yang sangat positif dalam cara pandang ekowisata saat ini. Keberadaan masyarakat lokal yang
menyatu dengan alam dan budaya setempat menggambarkan kepedulian yang sangat tinggi dalam hal konservasi. Kepedulian tersebut dapat dilihat dengan aksi nyata di lapangan yang dilakukan secara turun temurun sebagai berikut.
-
a) Sebelum menebang pohon
masyarakat. lokal yang. dipimpin ketua adat melaksanakan. seremonial adat. Tujuan dari seremonial tersebut adalah memohon izin kepada leluhur dalam melakukan penebangan pohon.
Masyarakat lokal akan melakukan penanaman kembali dengan anakan pohon yang sudah disiapkan pasca penebangan. Sistem sosial budaya masyarakat setempat ini
menggambarkan bahwa konservasi
adalah sebuah keharusan yang dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif. Namun cara pandang ini berbasis kearifan lokal sehingga praktik di lapangan tentu mempunyai hasil yang signifikan. Hal ini dikarenakan aksi sosial
budaya tersebut sudah melekat pada diri masyarakat lokal.
-
b) Tanah. yang ada. di kawasan
Kampung Bena. merupakan. tanah warisan para leluhur. sehingga dilarang. keras untuk diperjual belikan. Larangan keras sebagai bagian dari adat istiadat setempat tentu menjadi poin tambahan yang sangat penting dalam menyatakan pro terhadap konservasi. Penulis berpendapat demikian karena dengan sistem lokal seperti itu maka lingkungan setempat tidak mungkin bisa dikuasai oleh pihak eksternal yang berpotensi membawa dampak negatif dari berbagai dimensi terhadap masyarakat lokal. Penulis juga memandang bahwa dengan sistem lokal yang dibangun seperti itu maka kearifan lokal yang pro terhadap alam dan budaya tidak akan pernah berakhir. Hal tersebut tentu menjadi aset yang sangat besar dalam berkontribusi terhadap pembangunan yang
berkelanjutan melalui sudut pandang ekowisata. Hal tersebut juga dapat dijadikan sebagai contoh upaya melakukan konservasi sumber daya alam dan budaya berbasis kearifan lokal. Keunikan dari konservasi berbasis kearifan lokal tersebut tentu mempunyai nilai yang sangat tinggi dalam pengembangan ekowisata di kampung Bena.
-
2. Terpenuhnya. prinsip yang. kedua dalam
praktik ekowisata. di Kampung. Bena yaitu membangun kesadaran dan rasa tanggung jawab atas pelestarian lingkungan dan social budaya di destinasi wisata, baik pada diri wisatawan dan stakeholder dengan melakukan tindakan berikut:
-
a) Masyarakat Kampung Bena memiliki otoristas penuh dalam seluruh aktivitas pengembangan ekowisata di Kampung Bena mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata serta segala manfaat yang
diperoleh dari transaksi wisata yang
berlangsung. Masyarakat lokal dalam mengembangkan produk ekowisata mempunyai tingkat kesadaran dan tanggung jawab yang sangat tinggi
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 1, 2022
terhadap lingkungan alam dan budaya setempat. Berbagai aksi nyata yang dilakukan oleh masyarakat lokal sebagai upaya konservasi seperti: melakukan
reboisasi pasca penebangan dengan sistem adat yang berlaku, tidak memperjualbelikan warisan budaya setempat.
Secara teoritis, dalam cara pandang ekowisata maka upaya tersebut adalah tindakan nyata yang sangat fundamental dalam hal konservasi. Hal ini mempunyai makna bahwa masyarakat lokal mampu menutup dampak negatif lingkungan alam dan budaya berbasis kearifan lokal yang dimiliki. Pada konteks kampung wisata Bena, kesadaran masyarakat lokal yang tinggi dengan aksi nyata yang pro terhadap alam dan budaya tentu mempunyai daya tarik tersendiri pada cara pandang pariwisata. Penulis berpendapat demikian karena pada konteks tersebut, terdapat keunikan yang masif tentang kampung Bena dari sisi konservasi. Hal tersebut tentu akan mempunyai dimensi dampak positif yang sangat tinggi dalam perkembangan kampung Bena. Salah satu dampak positifnya adalah dapat
mengedukasi wisatawan untuk mencintai lingkungan alam dan budaya.
-
a) Perencanaan kegiatan ekowisata dan
segala aktivitas pendukung wisata lainya dilakukan oleh pihak pengelola secara kooperativ bersama dengan mengajak masyarakat kampung Bena. Sinergitas ini menjadi kunci dalam pengembangan ekowisata di kampung Bena. Secara konseptual, kolaborasi antar para pemangku kepentingan akan memberikan hasil yang masif dalam pengelolaannya. Hal dikarenakan semakin kuat kelembagaan setempat maka akan semakin mudah dalam hal penyediaan jasa wisata,
-
1. Kampung Bena belum memenuhi prinsip
ketiga yaitu memberikan pengalaman yang positif untuk wisatawan dan masyarakat lokal dalam melakukan kontak budaya yang lebih intensif serta melakukan kerjasama dalam pemeliharaan atau konservasi atraksi. Hal ini dikarenakan hampir semua wisatawan yang datang mengujungi banyak mengunakan guide yang bukan berasal dari Kampung Bena maupun dari Desa
Tiworiwu. Minim intensitas kontak budaya antara wisatawan dengan masyrakat lokal menjadi permasalahan dalam
pengembangan ekowisata di kampung Bena. Hal ini dikarenakan pemandu wisata mayoritas tidak berasal dari kampung Bena sehingga wisatawan tidak mendapatkan pengalaman positif ketika berkunjung. Pengalaman positif yang dimaksud adalah wisatawan bisa melakukan kontak budaya dengan masyrakat setempat sehingga mendapatkan pengalaman yang otentik tentang masyarakat lokal.
Minimalitas kontak budaya dengan masyrakat lokal yang dikarenakan pemandu wisata adalah pihak eksternal maka hal ini menjadi sebuah kesenjangan. Dikatakan kesenjangan karena pengembangan ekowisata belum bisa dianggap sukses bila masih gagal dalam uji prinsip ekowisata. Hal ini artinya bahwa mengembangkan ekowisata harus mempersiapkan segala aspek agar pro terhadap indikator dari ekowisata itu sendiri.
-
2. Kampung Bena Sudah memenuhi prinsip keempat yaitu mampu menawarkan keuntungan finansial secara langsung untuk kepentingan konservasi melalui kontribusi atau pengeluaran ekstra wisatawan dengan dibuktikan oleh:
a) Kegiatan ekowisata yang ada di Bena digagas dan kontrol secara mandiri oleh masyarakat lokal, namun tetap dibantu oleh pihak luar (tokoh atau LSM). Masyarakat lokal kampung Bena sebagai subjek dan objek dalam pengembangan pariwisata, khususnya ekowisata tentu secara ekonomi akan berpengaruh positif. Masyarakat lokal sebagai aktor di dalam pengembangan tersebut tentu dapat mengambil manfaat ekonomi secara langsung dari aktivitas wisata yang berlangsung di kampung Bena. Pola hubungan antara wisatawan dengan masyarakat lokal dalam konteks pengembangan “ekowisata” adalah bukan hanya sekedar melakukan konservasi tetapi juga harus menyejahterakan masyarakat lokal. Oleh karena itu, nilai-nilai ekonomi menjadi salah ukuran dalam mengembangkan ekowisata di kampung Bena. Maksud dari filosofi ekowisata adalah upaya konservasi yang dilakukan dapat membawa kesejahteraan bagi
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 1, 2022
masyrakat lokal (kampung Bena).
b) Membuka rertibusi atau donasi bagi wisatawan yang datang bersifat sukarela yang bertujuan untuk aktivitas konservasi lingkungan disekitaran kawasan
Kampung Bena yang dibuka setiap tiga bulan sekali. Pengelola kampung Bena ingin mewujudkan bentuk konservasi yang mendalam terhadap eksistensi sumber daya yang dimiliki. Upaya untuk b.
mewujudkan hal tersebut adalah ingin meningkatkan pendanaan terhadap konservasi sumber daya setempat. Cara yang ditempuh adalah membuka donasi terhadap wisatawan yang berkunjung secara sukarela sebagai bentuk kesadaran terhadap konservasi yang sedang dilakukan. Upaya ini juga ingin mengedukasi wisatawan untuk
memperhatikan lingkungan sebagai isu krusial yang harus dijaga secara bersama-sama.
3. Kampung Bena Sudah Memenuhi Prinsip yang kelima dengan memberikan keuntungan finansial dan pemberdayaan bagi masyarakat lokal dengan
menciptakan produk wisata yang 4.
mengedepankan nilai-nilai lokal dengan melakukan :
a. Ekowisata di kampung. Bena
mampu menciptakan berbagai lapangan pekerjaan dibidang. kepariwisataan bagi. masyarakat lokal, di mana banyak yang berasal. dari homestay, menjual kerajinan seperti. hasil kain. tenun ikat dan lain-lain. Kehadiran pariwisata dalam konteks “ekowisata” adalah ingin
menyejahtrerakan masyarakat lokal. Oleh karena itu, keuntungan finansial adalah sebuah keharusan dalam mengembangkan ekowisata. Hal ini dikarenakan ekowisata bukan hanya soal konservasi tetapi juga manfaat ekonomi dari konservasi tersebut. Argumen ini berlandaskan atas dasar filosaofi ekowisata yang sudah dan 5.
akan diterapkan di berbagai daerah secara komprehensif. Pada konteks kampung Bena, pengembangan ekowisata sudah terbukti memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal. Namun yang harus dipahami adalah manfaat ekonomi tersebut datang dari usaha pariwisata yang disediakan oleh masyarakat lokal berbasis
sumber daya yang ada. Kreativitas masyarakat lokal dalam menyediakan usaha-usaha tersebut tidak lepas dari pemberdayaan dalam pengembangan ekowisata di kampung Bena. Kreativitas tersebut seperti penyediaan akomodasi berbasis lokal dan juga kerajinan tangan setempat yang mempunyai keunikan yang tinggi dalam arti pariwisata.
industri pariwisata. berbasis
sumber daya lokal yang berjalan di. Kampung Bena lebih banyak. tidak mengekplotasi lingkungan. Keberadaan industri pariwisata tersebut. hanya mempunyai dampak negatif yang minim terhadap kerusakan. alam dan budaya lokal. yang ada di. kampung Bena. Pada konteks pengembangan ekowisata di kampung Bena, resiko yang ditimbulkan sangat minim karena hanya penyediaan akomodasi bagi wisatawan. Namun penyediaan akomodasi tersebut berbasis lokal sehingga tidak dalam pengertian
eksploitasi tetapi lebih terhadap
optimalisasi sumber daya alam dan
budaya.
Kampung Bena sudah. memenuhi prinsip keenam yaitu. meningkatkan kesadaran terhadap. situasi. sosial, lingkungan dan politik di daerah tujuan wisata. Melalui kegiatan ekowisata yang terjadi di kampung. tradisional. Bena membawa dampak positif. terhadap. pelestarian lingkungan dan. budaya asli setempat. Pada akhirnya. diharapkan akan mampu menumbuhkan. jati diri dan rasa bangga antar. penduduk setempat yang tumbuh. akibat peningkatan kegiatan. ekowisata. Masyarakat lokal mempunyai kebanggan tersendiri terhadap produk ekowisata yang dimiliki. Hal ini dikarenakan melalui produk ekowisata masyarakat mempunyai pemahaman yang bagus terhadap isu sosial lingkungan.
Ekowisata. di Kampung Bena belum memenuhi. prinsip. yang ketujuh yaitu meliputi Menghargai. hak azasi manusia, dalam. arti. memberikan. kebebasan kepada wisatawan. dan masyarakat lokal untuk. menikmati atraksi. wisata, serta patuh. terhadap.. peraturan-peratuan. Hal ini di buktikan. dengan sedikitnya perturan yang mengatur. wisatawan. dalam arti tata tertib
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 1, 2022
dan. juga minimnya fasilitas pendukung. spert MCK umum. dan juga fasilitas. penunjang lain. seperti ATM dan Money Changer.
Praktik. ekowisata di kampung. Bena pada saat ini sebagaian. besar telah. memenuhi syarat sesuai dengan. filosofi dan barometer ekowisata yakni atraksi. berbasis alam, mengedepankan. konservasi. dan memberikan manfaat ekonomi. bagi masyarakat lokal. Selain itu sebagaian. besar. praktik ekowisata telah memenuhi. prinsip-prinsip. ekowisata yang dikemukakan. oleh TIES. Komponen yang perlu dibenahi adalah:
-
a. Melakukan pemberdayaan dan pelatihan bahasa untuk para guide atau masyarakat yang ingin terlibat menjadi guide, karena masyarakat lokal memiliki pengetahuan akan
-
b. penambahan fasilitas penunjang
pariwisata seperti, toilet, tempat informasi, ATM atau tempat Penukaran Uang atau money changer.
-
c. Perlu dilakukan penelitian lebih. lanjut
untuk merumuskan strategi yang. sesuai untuk pengembangan ekowisata di. Kampung Bena yang bisa memenuhi. prinsip-pirnsip. ekowisata yang belum tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Arida, I Nyoman. Sukma. 2009. Tri. Ning. Tri.
Denpasar. Udayana. Uneversity. Press.
Antara, Made. Dan Arida, I. Nyoman. Sukma. 2015. Panduan. Pengelolaan Desa Wisata Berbasis. Potensi Lokal. Denpasar. Konsorium. Riset. Pariwisata Universitas. Udayana.
Deddi H. Gunawan, Andi Achdian dan Bayu A.
Yulianto. 2013. JALAN BARU OTONOMI DESA : Mengembalikan Otonomi
Masyarakat (Studi Kasus Bali, Sumatera Selatan dan Flores. Jakarta : Kemitraan Perpustakaan.
Fandeli, C. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta.
Kusmadi. dan Endar. Sugiarto. 2000. Metodologi dalam. Bidang. Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia. Pustaka Utama.
Jaya, I Made Anom. Identifikasi Kesesuaian Praktik Ekowisata di Desa Jatiluwih Kecamatan penebel. Jurnal Destinasi Pariwisata Universitas Udayana vol.5 no.1 2017.
Pandung, Maria. 2016. Dinamika Pendapingan Agrowisata Akar Rumput di Kampung Waerebo Kabupaten Manggarai. Skripsi. Fakultas Pariwisata. Universitas Udayana. Denpasar.
Sudarto G. 1999. Ekowisata: Wahana Pelestarian Alam Pengembangan Ekonomi
Berkelanjutan dan Pemberdayaan
Masyarakat. Bandung: Yayasan Kalpataru Bahari bekerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia.
Wirartha. I Made. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis. Yogyakarata: Andi
6
Discussion and feedback