Current Trends in Aquatic Science VII(1), 14-18 (2024)

Persebaran Ikan di Kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali

Ni Putu Astri Kamajayanti a*, Nyoman Dati Pertami a, Devi Ulinuha a, Putu Satya Pratama Atmaja b

a Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Badung-Bali b Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Badung-Bali

* Penulis koresponden. Tel.: +62-82144163741

Alamat e-mail: [email protected]

Diterima (received) 23 Agustus 2023; disetujui (accepted) 28 Agustus 2023; tersedia secara online (available online) 10 Februari 2024

Abstract

The diversity of fish species in aquatic estuarine is influenced by the distribution of fish. The pattern distribution of fish in the Ngurah Rai forest park area has never been done, therefore this research was conducted from July to December 2022 to determine distribution of fish which is expected to be used as initial information on ecosystem conditions in the Ngurah Rai forest park area. Fish sampling were carried out every month. The sampling method was carried out using experimental gill nets and traps twice in the morning (tide) and during the day (ebb). The results showed that the total number of fish found around the Ngurah Rai forest park area was 478 individuals with 12 orders, 17 families, and 23 fish species. The most common fish species found in July is Ambasis macracanthus (Seriding). Furthermore, sequentially the fish species are Fibramia lateralis (Serinding), Aurigequula fasciata (Cotek), Ophiocara ophicephalus (Bedul), and Plotosus canius (Nine). Specifically in November, no dominant species was found.

Keywords: Distribution; fish; Tahura

Abstrak

Keanekragaman jenis ikan di perairan estuari dipengaruhi oleh distribusi ikan. Pola distribusi ikan di Kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali belum pernah dilakukan oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebaran ikan yang diharapkan dapat digunakan sebagai informasi awal kondisi ekosistem di kawasan Perairan Tahura Ngurah Rai, Bali. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli-Desember 2022, sampling ikan dilakukan setiap bulan. Metode sampling dilakukan menggunakan jaring insang eksperimental dan bubu sebanyak dua kali pada pagi hari (pasang) dan siang hari (surut). Hasil penelitian menunjukan total jumlah ikan yang ditemukan di sekitar kawasan perairan Tahura Ngurah Rai, Bali sebanyak 478 individu dengan 12 ordo, 17 famili, dan 23 spesies ikan. Spesies ikan yang paling banyak ditemukan pada Bulan Juli adalah Ambasis macracanthus (Seriding). Selanjutnya, secara berurutan spesies ikannya adalah Fibramia lateralis (Serinding), Aurigequula fasciata (Cotek), Ophiocara ophicephalus (Bedul), dan Plotosus canius (Sembilang). Khusus pada bulan November tidak ditemukan spesies dominan.

Kata Kunci: Distribusi; ikan; Tahura

  • 1.    Pendahuluan

Kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali merupakan perairan estuari, dimana estuari merupakan suatu perairan semi tertutup yang menerima masukan air tawar dari daratan dan masih berhubungan bebas dengan lautan sehingga memungkinkan terjadinya percampuran air tawar dan air asin (Supriadi, 2001)

Kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali yang terletak di Teluk Benoa dengan Bentuk teluk relatif datar dan sangat dangkal, sehingga sebagian besar dasar laut terlihat pada saat air surut rendah (Sudiarta et al., 2013). Teluk Benoa merupakan salah satu teluk yang berada di Pulau Bali yang memiliki karakteristik perairan dangkal dan semi tertutup

dengan jenis sedimen berupa tanah liat hitam dan berpasir (Mardani et al., 2018; Tanto et al., 2018).

Teluk Benoa memiliki peran sebagai stabilitasator ekosistem perairan, menurut Putra et al. (2021) perairan Teluk Benoa dan sekitarnya merupakan pusat keanekaragaman hayati pada tingkatan ekosistem di wilayah pesisir Bali Selatan. Berdasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi Bali tahun 2012, terdapat sekitar 14 jenis fauna air yang terdapat dan dimanfaatkan di sekitar kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali meliputi: Bandeng (Chanos chanos), Bandeng lanang (Elops hawaiensis), Belanak (Mugil cephalus), Beloso (Butus butus), Bulan-bulan (Megalops cyprinoides), Julung-julung (Hemiramphus goinardi), Kakap (Lates carcarifer), Kerang-kerang (Kertenas tupus), Kepiting (Lethinus aeratus), Lencam (Mugil engeli), Lindu (Arius maculatus), Manyung (Arius sp.), Samandar (Sugarus sp.), dan Udang (Leanus sp.).

Keanekragaman jenis fauna pada perairan estuari yang mampu berdistribusi dengan baik diantaranya ikan karena mobilitas yang tinggi sehingga mampu berpindah untuk menyesuaikan dengan kondisi salinitas yang berfluktasi setiap saat. Penelitian yang dilakukan oleh Adiguna et al. (2018) mengenai keanekaragaman jenis ikan yang ditemukan di muara Sungai Badung kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali berjumlah 264 individu ikan yang terdiri dari 7 ordo, 14 famili, dan 14 spesies antara lain: ikan keting (Mystus gulio; famili Bagridae), ikan mujair (Oreochromis mossambicus; famili Cichlidae), ikan bedul (Ophiocara porocephala; famili Eleotridae), ikan kuwe (Caranx sexfaciatus; famili Carangidae), ikan seriding (Ambassis macracanthus; famili Ambassidae), ikan bloso (Glossogobius giuris; famili Gobiidae), ikan pepetek (Leiognathus equulus; famili Leiognathidae), ikan gerot – gerot (Pomadasys argenteus; famili Haemulidae), ikan kakap tompel (Lutjanus fulviflamma; famili Lutjanidae), ikan buntal (Arothron hispidus; famili Tetraodontidae), ikan julung – julung (Zenarchopterus dispar; famili Zenarchopteridae), ikan bandeng (Chanos chanos; famili Chanidae), ikan belanak (Mugil cephalus; famili Mugilidae), ikan tembang (Sardinella fimbriata; famili Clupeidae).

Perairan Tahura Ngurah Rai, Bali dan sekitarnya merupakan pusat keanekaragaman hayati pada tingkatan ekosistem di wilayah pesisir Bali Selatan, yaitu; Ekosistem Mangrove, Terumbu Karang (coral reefs), Padang Lamun (segarass beds), dan Dataran Pasang Surut (tidal flats). Ekosistem

tersebut mempunyai peranan penting dalam keanekaragaman jenis flora dan fauna, konservasi alam, serta memiliki nilai produksi dan pariwisata (Putra et al., 2021). Ekosistem mangrove, terumbu karang dan padang lamun di kawasan teluk dan sekitarnya mempunyai keterkaitan dan saling ketergantungan yang erat satu sama lainnya. Interaksi antar ekosistem tersebut memperkaya keanekaragaman jenis ikan di wilayah perairan Teluk Benoa dan sekitarnya.

Penyebaran ikan pada setiap musim selain ditentukan oleh aktivitas manusia dan faktor biotik juga ditentukan oleh faktor abiotiknya (Ambarita, 2009). Salah satu faktor abiotik yang penting dalam penyebaran ikan yaitu parameter perairan. Perubahan tersebut terlihat dari ruaya ikan yang disebabkan oleh perubahan lingkungan yang kompleks yang mengakibatkan kenaikan aktivitas ikan (Wahyuni et al., 2014). Penelitian mengenai persebaran ikan di Kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali belum pernah dilakukan oleh karena itu penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui sebaran ikan yang diharapkan dapat digunakan sebagai informasi awal kondisi ekosistem di Kawasan Perairan Tahura Ngurah Rai, Bali.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1    Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali pada bulan Juli sampai Desember 2022. Sampel ikan yang diambil diidentifikasi sesuai morfologi jenis ikannya untuk mengetahui pola sebaran ikan di Kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali. Adapun lokasi penelitian terdapat pada Gambar 1.

Gambar 1. Lokasi Penelitian di Kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali

  • 2.2    Prosedur Penelitian

Pengambilan sampel ikan dilakukan 1 bulan sekali selama 6 bulan pada stasiun yang telah ditentukan. Alat tangkap yang digunakan adalah jaring insang eksperimental dan bubu. Jaring dipasang pada saat kondisi perairan pasang dan bubu diletakkan di pinggir perairan. Jaring insang yang digunakan memiliki ukuran mata jaring 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0 cm dengan panjang 300 m dan tinggi 2 m. Alat tangkap bubu memiliki lebar 95 cm, tinggi 35 cm, panjang 62 cm, lebar lubang 20 cm, dan tinggi lubang 12 cm.

Sampel ikan yang tertangkap pada jaring dan yang masuk ke dalam bubu diambil dua kali pengambilan yaitu pada siang hari (sekitar jam 08.00 – 12.00 WITA) dan sore hari (12.00 – 16.00 WITA) serta di simpan pada coolbox. Ikan hasil tangkapan yang sudah disimpan pada coolbox segera diawetkan dalam larutan formalin 10%, setelah 1-2 minggu, sampel ikan dipindahkan ke dalam larutan alkohol. Sampel ikan yang sudah diawetkan diidentifikasi menggunakan buku identifikasi ikan. Ikan sampel dipisahkan berdasarkan lokasi dan waktu penangkapan, serta jenis alat tangkap yang menangkapnya.

  • 2.3    Analisis Data

Analisis identifikasi jenis ikan dilakukan di Laboratorium Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana. Ikan diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi karangan Allen et al. (2000), Carpenter and Niem (1998), dan Peristiwady (2006).

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

Jenis ikan yang tertangkap dilihat sebarannya dengan pengamatan dilakukan pada 3 stasiun selama 6 bulan dari bulan Juli-Desember 2022 pada pagi dan siang hari. Total jumlah ikan yang ditemukan di sekitar kawasan perairan Tahura Ngurah Rai, Bali sebanyak 478 individu dengan 12 ordo, 17 famili, dan 23 spesies ikan antara lain: Ambasis macracanthus (Seriding), Ambasis sp., Gerres filamentosus (Kapas Besar), Gerres shima (Kapasan), Gerres erythrourus (Kapas-kapas), Upeneus moluccensis (Dayah jenggot), Sphyraena sp. (Barakuda), Alepes vari (Amping panjang), Aurigequula fasciata (Cotek), Eubleekaria splendens

Tabel 1

Hasil Tangkapan Ikan

(Kekek), Plotosus canius (Sembilang), Tripodichthys blochii (Helikopter), Liza alata (Belanak), Chelon subviridis (Belanak), Chanos chanos (Bandeng), Fibramia lateralis (Serinding), Archamia fucata (Tembang podol), Sardinella gibbosa (Tembang), Stolephorus waitei (Teri), Atherinomorus lacunosus (Kepala Batu), Tylosurus crocodilus (Kacangan), Hyporhamphus quoyi (Julung-julung), dan Ophiocara ophicephalus (Bedul). Spasial sebaran ikan yang tertangkap di perairan Tahura Ngurah Rai, Bali dapat dilihat pada Tabel 1.

Iktiodiversitas di Kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui pada bulan Juli lebih tinggi dibandingkan bulan yang lainnya dengan jumlah total individu ikan yang tertangkap secara berurutan 338 (11 spesies), 31 (4 spesies), 21 (6 spesies), 24 (8 spesies), 4 (3 spesies), dan 60 (5 spesies) pada masing-masing bulan.

Spesies ikan di kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali pada bulan Juli mendominasi selama penelitian. Spesies yang paling banyak ditemukan pada Bulan Juli adalah Ambasis macracanthus (Seriding) sebanyak 297 individu. Selanjutnya, secara berurutan spesies ikannya adalah Fibramia lateralis (Serinding) 22 individu, Aurigequula fasciata (Cotek) 11 individu, Ophiocara ophicephalus (Bedul) 12 individu, dan Plotosus canius (Sembilang) 55 individu. Khusus pada bulan November tidak ditemukan spesies dominan dan paling sedikit jumlah individunya dibandingkan bulan lainnya. Spesies ikan yang tertangkap di Kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Hasil Tangkapan Ikan

No

Ordo

No

Famili

No

Genus

No

Spesiea

Bulan

Jumlah Ikan (Indhidu)

Naina Ilmiah

NamaLokal

Juli

Agustns

September

Oktober November

Desember

Pagi Siang

Pagi Siang

Pagi

Siang

Pagi

Siang Pagi Siang

Pagi Siang

1

Peroifonnes

1

Ambaseidae

1

Ambasis

1

-fικ⅛αris macracaxιthus

Seriding3

207   90

7

304

2

-Imimi= sp.

1

1

2

Geneidae

2

Genes

3

Gerras/HaiKettfortts

Kapas Besar

1 1

1

1

1

f

4

Gerras Shtmtz

Kapasan

1

1

5

Gerras Aiythraurm

Kapas-kapas

1

1

3

MuUidae

3

Upeneus

6

Liperwus jκo⅛ccβnsi-r

Dayah Jenggot

1

1

4

Sphyraenidae

4

Sphyraena

7

Sp⅛rαsna sp.

Barakuda

1

1

2

CaiangifonneB

5

Carangidae

5

Alepes

8

-Iiejwr van

Ampingpanjang

1

1

3

Aeanthuiiformes

Leiognathidae

6

Aurigequula

9

-furige^uuta/ankta

Cotek

19

1

11

1

32

7

Eubleekaria

10

EubIeekaria splendent

Kekek

1

1

4

Silurifoimes

7

Plotosidae

8

Plotosus

11

Pfotostis canius

Sembilang

1

55

56

5

Tetraodoiitifonnes

S

Triacanthidae

9

Tripodichthys

12

Tripodichthys hlochii

Helikopter

1

2

4

7

6

Mugilifoime"

9

Mugilidae

10

Liza

13

Lisa alata

Belanak

1

1

11

Chekn

14

Chelon subviridis

Belanak

1

1

7

GoiioniicLifcnii==

10

Chanidae

12

Chanos

15

Chanos chanos

Bandeng

1

2

1

4

8

Kuitiforme!

11

Apogonidae

13

Fibramia

16

Fibramia lateralis

Serinding

13

22

1

36

14

Jrrhamia

17

Arckamiafucaia

Tsmbang podol

1

1

9

Clupeifoimes

12

Dorosoinatidae

15

Sardinella

18

Sardineila ^ibbosa

Tembang

1

1

13

Engraulidae

16

Stolephorus

19

Stolephorus κaiιei

Ten

4

4

10

Athermiformes

14

Atheiimdae

17

Atherinomorus

20

Atherinomorus lacunosus

Kepala batu

1

2

3

11

Belonifoimes

15

Beknidae

18

Tykeuius

21

Tylosurus crocodilus

Kacangan

1

1

16

Hemiramphidae

19

Hyparhamplnis

22

Hyparkanphus quoyi

Julung-julung

1

1

12

Gobiiformee

17

Eleotridae

20

Ophkcaia

23

Ophiocara Ophicephalus

Bedul

7

5                 1

13

Tolsl IiiJiijdii 211 137    7 H 7     14     14     10     1      3      1     58 H


Sebaran jenis ikan di Kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali ditunjukan oleh Tabel 2. Adiguna et al. (2018) melaporkan mengenai keanekaragaman jenis ikan yang ditemukan di muara Sungai Badung kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali berjumlah 264 individu ikan yang terdiri dari 7 ordo, 14 famili, dan 14 spesies. Keragaman iktiofauna di kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali tergolong rendah dibandingkan dengan yang dilaporkan oleh Simanjuntak et al. (2011) bahwa telah ditemukan 106 jenis ikan yang mendiami perairan Teluk Bintuni Papua Barat. Demikian juga Zahid et al. (2011) melaporkan terdapat 105 jenis ikan penghuni ekosistem estuari Mayangan Jawa Barat. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan perairan estuari tersebut karena setiap individu ikan menyukai habitat dan kondisi lingkungan yang berbeda. Menurut Munira et al. (2019), hal ini juga dapat disebabkan oleh perbedaan waktu penangkapan maupun karakteristik habitat perairan. Kelimpahan dan distribusi ikan di daerah estuari beragam secara spasial dan temporal terkait heterogenitas lingkungan perairan. Keragaman spasial dan temporal suhu perairan, salinitas, oksigen terlarut, kekeruhan dan masukan unsur hara secara langsung memengaruhi kelimpahan ikan, persebaran, dan komposisi spesies ikan di estuari dan secara tidak langsung memengaruhi interaksi trofik (Albaret et al., 2004).

Keragaman iktiofauna di Kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali meskipun tergolong rendah namun di kawasan ini terdapat keanekaragaman ekosistem yang tinggi dan lengkap yaitu; Ekosistem Mangrove, Terumbu Karang (coral reefs), Padang Lamun (segarass beds), dan Dataran Pasang Surut (tidal flats), yang mempunyai peranan penting dalam persebaran keanekaragaman jenis flora dan fauna (Putra et al., 2021). Interaksi antar ekosistem tersebut dapat memperkaya keanekaragaman jenis ikan di wilayah perairan Teluk Benoa dan sekitarnya.

  • 4.    Simpulan

Ikan yang tertangkap di kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali sebanyak 478 individu dengan 12 ordo, 17 famili, dan 23 spesies. Spesies yang paling banyak ditemukan pada Bulan Juli adalah Ambasis macracanthus (Seriding). Selanjutnya, secara berurutan spesies ikannya adalah Fibramia lateralis (Serinding), Aurigequula fasciata (Cotek), Ophiocara ophicephalus (Bedul), dan Plotosus canius (Sembilang). Khusus pada bulan November tidak ditemukan spesies dominan dikarenakan pada bulan ini dipengaruhi oleh musim hujan sehingga adanya fluktuasi kondisi parameter perairan oleh karena itu hanya jenis ikan tertentu saja yang dapat hidup pada kondisi seperti ini.

Daftar Pustaka

Adiguna, P. B., Restu, I.W., & Ekawaty R. (2018).

Struktur Komunitas Ikan di Muara Sungai Badung Kawasan Mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali. Current Trends in Aquatic Science, 1(1), 72-79.

Albaret, J.J, Simier, M., Darboe, F.S, Ecoutin, J.M., Raffray, J., de Morais, L.T. (2004). Fish diversity and distribution in the Gambia Estuary, West Africa, in relation to environmental variables. Aquatic Living Resources, 17, 35- 46.

Allen, G. R. (1980). Butterfly and Anggelfishes of the World. USA, New York: Wiley.

Ambarita, R. (2009). Keanekaragaman dan Distribusi Ikan di Hulu Sungai Asahan Porsea. Skripsi. Medan, Indonesia: Dapartemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

Carpenter, K.E., & Niem, V.H. (1999). FAO Species

Identification Guide for Fishery Purposes. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific Volume 4: Bony Fishes Part 2 (Mugilidae to Carangidae). Rome, Italy: FAO.

Mardani, N.P.S., Restu, I.W., & Sari, A.H.W. (2023).

Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Pada Badan Air dan Ikan di Perairan Teluk Benoa, Bali. Current Trends in Aquatic Sciences, 1(1), 106-113.

Munira., & Dobo, J. (2019). Biodiversitas Ikan Padang Lamun di Taman Wisata Alam Perairan Laut Banda. Jurnal Ilmu Perikanan & Masyarakat Pesisir, 5(1), 35-41.

Pertistiwady, T. (2006). Ikan-ikan laut ekonomis penting di Indonesia. Jakarta, Indonesia: LIPI.

Putra, R.W., Firmansyah, R.M., Wagianto., Gunansyah., & Kamal, E. (2021). Kajian Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Indonesia (Review: Reklamasi Teluk Benoa). Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal. 8(3), 175-180.

Simanjuntak, C.P.H., Sulistiono, Rahardjo, M.F., Zahid, A. (2011). Iktiodiversitas di perairan Teluk Bintuni, Papua Barat. Jurnal Iktiologi Indonesia, 11(2), 107- 126.

Sudiarta, K., Hendrawan, G., Putra, K.S., & Dewantama, I.M.D. (2013). Kajian modeling dampak perubahan fungsi teluk Benoa untuk system pendukung keputusan (Decision Support System) dalam jejaring KKP Bali. Denpasar, Indonesia:        Conservation        International

Indonesia (CII) Bali.

Supriadi,I.H. (2001). Dinamika Estuari Tropik. Oseana, 26(4), 1–11.

Tanto, T.A., Putra, A., Husrin, S., dan Pranowo, W.S. (2018). Reklamasi di Perairan Teluk Benoa (Aspek Fisik Perairan, Ekosistem, dan Potensi Kerentanan Pesisir). Jakarta, Indonesia: AMAFRAD Press.

Wahyuni, S., Sulistiono & Affandi, R. (2014). Distribusi Secara Spasial dan Temporal Ikan di Waduk Cirata, Jawa Barat. Jurnal Bumi Lestari, 14(1), 74-84.

Zahid, A., Simanjuntak, C.P.H., Rahardjo, M.F., Sulis tiono. (2011). Iktiofauna Ekosistem Estuari Mayangan, Jawa Barat. Jurnal Iktiologi Indonesia, 11(1), 77-85.

Curr.Trends Aq. Sci. VII(1): 14-18 (2024)