Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI PERTOLONGAN PERTAMA DENGAN MOTIVASI MENOLONG KORBAN KECELAKAAN BERWISATA DI DUSUN SOMPANG, NUSA PENIDA

I Wayan Agus Purnawan*1, I Made Suindrayasa1, Ni Komang Ari Sawitri1 1Program Studi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana *korespondensi penulis, e-mail: suindrayasa@unud.ac.id

ABSTRAK

Kecelakaan lalu lintas dan tenggelam merupakan jenis kecelakaan yang paling sering dialami oleh wisatawan ketika berkunjung ke objek wisata di Dusun Sompang, Nusa Penida. Pengetahuan mengenai pertolongan pertama dan motivasi menolong sangat penting dimiliki oleh masyarakat, mengingat kedua hal tersebut sangat diperlukan ketika hendak menolong wisatawan yang mengalami kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama dengan motivasi menolong korban kecelakaan berwisata di Dusun Sompang, Nusa Penida. Metode yang digunakan adalah deskriptif cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 62 orang, yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat memiliki tingkat pengetahuan dan motivasi menolong yang berada pada kategori sedang. Kedua variabel memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai signifikansi p = 0,007 (p<0,05) dan nilai koefisien korelasi 0,337. Nilai koefisien korelasi menandakan bahwa kekuatan hubungan rendah dengan arah hubungan yang positif.

Kata kunci: kecelakaan berwisata, kecelakaan lalu lintas, masyarakat, motivasi menolong, pengetahuan pertolongan pertama, tenggelam

ABSTRACT

Tourists are more likely to be at risk of having traffic and drowning accidents as a travel accident issues, especially when they visit tourist attractions in Sompang Hamlet, Nusa Penida. Having knowledge of first aid and motivation for helping are highly required by community to save the lives of accident victims. This research was intended to identify the relationship between community knowledge levels of first aid and motivation to help victims of travel accidents in Sompang Hamlet, Nusa Penida. Descriptive cross-sectional was utilized as a method on this research. Sample was obtained through purposive sampling technique with a total of 62 people. The results showed that most people have knowledge levels and motivation to help on medium category. There was a significant relationship between community knowledge levels of first aid and motivation to help victims of travel accidents, with a significance value of p = 0,007 (p<0,05) and a correlation coefficient value of 0,337 (the relationship indicates at a low strength and positive direction).

Keywords: community, drowning accident, first aid knowledge, traffic accident, travel accident, motivation to help others

PENDAHULUAN

Nusa penida memiliki banyak keunggulan bidang pariwisata yang menjadi magnet untuk menarik wisatawan berkunjung ke objek wisatanya. Angel Billabong & Broken Beach menjadi salah dua objek wisata terfavorit di Nusa Penida yang berlokasi tepat di Dusun Sompang, Desa Bunga Mekar (Ariasa & Treman, 2018). Pada periode 2018, tercatat jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Nusa Penida mencapai angka 133.848 orang (BPS Kabupaten Klungkung, 2018).

Membahas tentang kegiatan berwisata, tentu tidak luput dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan berwisata. Kecelakaan lalu lintas dan tenggelam merupakan yang paling sering dialami oleh wisatawan ketika berkunjung atau menikmati objek wisata di Nusa Penida. Menurut Badung (2018), keadaan jalan di beberapa titik di Nusa Penida masih memiliki kondisi yang sangat rusak. Jalanan tersebut menjadi akses yang ditempuh untuk menuju objek-objek wisata, sehingga akan berbahaya dan meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas terutama bagi wisatawan yang menyewa dan membawa kendaraannya sendiri tanpa didampingi oleh seorang guide. Hal ini diperparah oleh kebiasaan buruk wisatawan yang tidak menggunakan APD ketika berkendara (Oktavianti, 2018). Menara pengawas Balawista juga hanya dibangun di satu titik sehingga sulit menjangkau kawasan pantai lainnya yang menjadi objek wisata di Nusa Penida. Tercatat sudah terdapat enam orang korban jiwa yang meninggal akibat kecelakaan air di beberapa pantai Nusa Penida dari awal tahun 2017 hingga awal tahun 2018 (Muchlis, 2018).

Masyarakat awam umumnya menjadi orang pertama yang menemukan korban kecelakaan berwisata, sehingga apapun tindakan pertolongan yang diberikan akan menjadi penentu tingkat keberhasilan

penanganan oleh tenaga medis. Pengetahuan tentang pertolongan pertama merupakan hal penting yang harus dimiliki karena merupakan pengetahuan terkait bantuan awal kecelakaan yang harus segera diberikan sebelum datangnya bantuan medis. Bantuan awal yang diberikan dengan tepat, dapat menyelamatkan jiwa korban dan mencegah kecacatan (Kemenkes RI, 2019). Setiap menit akan sangat berharga bagi korban dalam keadaan darurat sehingga diperlukan pertolongan pertama secepat mungkin (IDEP Foundation, 2019). Pertolongan pertama pada korban kecelakaan baik lalu lintas maupun tenggelam harus selalu memperhatikan prinsip 3 aman, yaitu aman diri sendiri, aman lingkungan, dan aman korban. Jangan lupa untuk meminta bantuan kepada tenaga medis atau pihak berwenang sebelum memberikan pertolongan pertama (Kemenkes RI, 2019). Pada era pandemi Covid-19, beberapa perubahan dilakukan pada prosedur pertolongan pertama untuk menyesuaikan terhadap keadaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah atau meminimalisir penularan virus terutama pada kelompok rentan.

Pengetahuan tentang pertolongan pertama bukan merupakan satu-satunya hal yang harus dimiliki ketika hendak memberikan pertolongan, motivasi menolong juga memiliki peranan penting. Beberapa faktor dapat mempengaruhi motivasi masyarakat awam dalam memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan. Salah satunya adalah keyakinan terhadap pengetahuan yang dimilikinya, mereka akan memikirkan tentang bagaimana caranya agar bisa membantu, apakah bantuan yang diberikannya akan benar-benar bermanfaat dan tidak semakin memperburuk keadaan (Firdaus, Agoes, & Lestari, 2018). Menurut Dahlan, Larasati, & Martiningsih (2019), pengetahuan seseorang akan mempengaruhi motivasi, sehingga semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki akan meningkatkan motivasi yang ada pada diri seseorang.

Hasil wawancara dengan masyarakat di Dusun Sompang, didapatkan bahwa mereka

mengatakan tidak berani untuk memberikan pertolongan pada wisatawan yang mengalami kecelakaan dan lebih memilih untuk menunggu hingga ada orang lain yang mau menolong. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui hubungan

METODE PENELITIAN

Metode penelitian menggunakan jenis deskripsi korelasi dengan design cross sectional yang dilakukan di Dusun Sompang, Nusa Penida pada bulan April-Mei 2021. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 165 orang yang menjadi penduduk di Dusun Sompang. Sampel yang digunakan sebanyak 62 orang yang dipilih dengan teknik nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Kriteria inklusi penelitian ini yaitu tinggal menetap di Dusun Sompang minimal selama 1 tahun, rentang usia 17-35 tahun, dan bersedia menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi penelitian ini, yaitu responden yang mengalami gangguan pendengaran dan gangguan mental.

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner Tingkat Pengetahuan Masyarakat Mengenai Pertolongan Pertama untuk variabel tingkat pengetahuan yang memiliki 22 item

HASIL PENELITIAN

tingkat pengetahuan masyarakat dengan motivasi menolong korban kecelakaan berwisata di Dusun Sompang, Nusa Penida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama dan motivasi menolong korban kecelakaan berwisata.

pertanyaan. Nilai Cronbach’s Alpha yaitu 0,778 dengan tingkat reliabilitas dalam kategori sedang. Kuesioner Motivasi Menolong Korban Kecelakaan Berwisata digunakan untuk variabel motivasi menolong dengan 18 item pertanyaan. Nilai Cronbach’s Alpha yaitu 0,899 dengan tingkat reliabilitas dalam kategori sedang.

Data dikumpulkan secara online dengan cara menyebarkan kuesioner dalam bentuk Google Form melalui fitur Whatsapp Chat dengan estimasi waktu pengisian selama kurang lebih 30 menit. Data kemudian ditabulasi dan diolah dengan bantuan aplikasi pengolah data.

Spearman Rank merupakan jenis uji korelasi yang digunakan karena kedua variabel berskala ordinal, sehingga tidak perlu dilakukan uji normalitas sebelumnya. Penelitian ini telah mendapatkan surat keterangan laik etik dari Komisi Etik Penelitian FK Unud/RSUP Sanglah.

Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Usia

Variabel                 N

Mean               Min-Max

Usia (Tahun)                   62

26,53                        19-32

Tabel 1 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia. Rata-rata responden memiliki usia

26 tahun, dengan usia termuda yaitu 19 tahun dan usia tertua yaitu 32 tahun.


Tabel 2. Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan Terakhir

Variabel

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki

38

61,3

Perempuan

24

38,7

Total

62

100,0

Pendidikan Terakhir

Tidak Tamat SD

2

3,2

SD

3

4,8

SMP

1

1,6

SMA

33

53,2


Perguruan Tinggi Total

23                              37,1

62                           100,0

Tabel 2 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan terakhir. Mayoritas responden berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 38 orang (61,3%). Pendidikan terakhir paling banyak pada tingkat SMA yaitu 33 orang (53,2%).

Tabel 3. Kategori Tingkat Pengetahuan Responden mengenai Pertolongan Pertama


Kategori                    Frekuensi (n)                     Persentase (%)

Rendah                                 20

Sedang                                   25

Tinggi                                       17

32,3

40,3

27,4

Total                           62

100,00

Tabel 3 menunjukkan responden penelitian mayoritas berada pada tingkat

pengetahuan sedang sebanyak 25 orang (40,3%).

Tabel 4. Kategori Tingkat Motivasi Responden Menolong Korban Kecelakaan Berwisata

Kategori                    Frekuensi (n)                     Persentase (%)

Rendah                                       1                                   1,6

Sedang                                     43                                69,4

Tinggi                                        18                                 29,0

Total                            62                                100,00

Tabel 4 menunjukkan responden      kategori motivasi menolong sedang sebanyak

penelitian mayoritas berada pada tingkat       43 orang (69,4%).


Tabel 5. Hasil Analisis Spearman Rank

Variabel

N

p-value

r

Tingkat Pengetahuan Pertolongan Pertama

62

0,007

0,337

Motivasi Menolong Korban Kecelakaan Berwisata

Tabel 4 menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama dengan motivasi

menolong korban kecelakaan berwisata dengan kekuatan hubungan rendah dan arah hubungan yang positif.


PEMBAHASAN

Hasil penelitian menggambarkan sebaran usia responden yang telah mengikuti penelitian dengan rentang usia dari yang termuda adalah 19 tahun dan usia tertua 32 tahun. Rata-rata usia responden yaitu 26 tahun dengan usia mayoritas responden berada pada rentang 26-32 tahun. Rentang usia ini berada pada kategori dewasa awal menurut Depkes RI dalam Riauwi, Hasneli & Lestari (2018). Usia dewasa dianggap memiliki sikap belajar untuk saling ketergantungan dan bertanggung jawab terhadap orang lain dalam perkembangannya (Gardner & Muhsin, 2017). Hal ini terjadi dikarenakan sudah adanya kematangan dalam pola pikir seseorang yang semakin meningkat

seiring dengan bertambahnya usia. Semakin cukup umur seseorang maka semakin meningkat tingkat kematangan dan kekuatannya dalam berpikir dan bekerja.

Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas responden penelitian adalah laki-laki. Hal ini disebabkan karena mayoritas penduduk yang ada di Dusun Sompang berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan data penduduk yang diperoleh dari Kepala Dusun Sompang, sebanyak 96 orang dari 165 jiwa penduduk memiliki jenis kelamin laki-laki, nilai ini setara dengan 58,18% jika dipersentasekan sehingga peluang laki-laki untuk berpartisipasi pada penelitian lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Sejalan dengan penelitian Patimah, Sima & Suryani (2019) yang meneliti gambaran pengetahuan

dan sikap masyarakat mengenai pertolongan pertama pada masyarakat di wilayah Hamadi, Jayapura. Pada penelitian tersebut, hasil distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin ditemukan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki, hal ini dikarenakan di wilayah tersebut lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan.

Berdasarkan pendidikan terakhir, mayoritas responden berpendidikan terakhir SMA/Sederajat. Pendidikan SMA/sederajat termasuk dalam pendidikan menengah yang berperan dalam mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar serta mengembangkan kemampuan lebih lanjut menuju dunia kerja atau pendidikan tinggi (Dewi, 2017). Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin mudah masyarakat awam dalam menerima informasi termasuk penerapannya dalam menolong korban kecelakaan (Kase, Prastiwi, & Sutrisningsih, 2018).

Gambaran tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama mayoritas berada dalam kategori sedang. Menurut Dayman, Winarni, & Lusiani (2019), tingkat pengetahuan pada kategori sedang menandakan bahwa individu tersebut minimal telah memiliki pengetahuan terkait tujuan dan cara penanganan atau langkah dasar dalam memberikan pertolongan pertama pada beberapa kejadian. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Asdiwinata, Yundari, & Widnyana (2019) yang meneliti gambaran tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama di Banjar Buagan, Desa Pemecutan Kelod yang menyebutkan bahwa mayoritas masyarakat memiliki tingkat pengetahuan sedang. Pengetahuan

memiliki peranan penting yang perlu dimiliki oleh masyarakat sebagai orang pertama yang melihat kecelakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat pada umumnya cukup dalam memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan berwisata.

Beberapa faktor dapat mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat seperti pendidikan terakhir, usia, pengalaman, dan lingkungan sekitar (Agus, Riyanto, & Budiman, 2018). Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa mayoritas masyarakat yang menjadi responden memiliki pendidikan terakhir SMA/Sederajat. Menurut Notoadmodjo (2020), pendidikan memiliki dampak terhadap peningkatan wawasan atau pengetahuan seseorang. Hal ini menjadi bukti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik pengetahuan yang dimiliki. Buamona (2017) menyebutkan bahwa siswa SMA setidaknya sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai pertolongan pertama seperti tujuan dan cara penanganannya. Hal ini disebutkan dalam penelitiannya yang menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan bantuan hidup dasar pada kecelakaan lalu lintas di SMA N 1 Sanana. Siswa-siswi mayoritas memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai BHD bahkan sebelum intervensi diberikan. Siswa SMA/SMK cenderung lebih banyak mendapatkan edukasi dan pendidikan kesehatan mengenai pertolongan pertama dikarenakan cepatnya kemampuan dalam menyerap informasi dan tingginya rasa ingin tahu ditambah dengan perkembangan teknologi yang memudahkan mereka untuk mencari informasi (Wulandini, Fitri, & Sari, 2019).

Usia berperan dalam mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir terkait pengetahuan. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata usia responden berada pada kategori dewasa awal. Pada aspek intelektual, usia dewasa awal memiliki kapasitas intelektual yang baik sehingga cenderung aktif untuk terus memperbanyak pengetahuan yang dimiliki. Perkembangan intelektual pada usia dewasa muda, ditandai

dengan individu yang sangat mudah dan sangat mampu untuk mempelajari hal baru, mereka memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan umur sebelumnya serta tidak lagi bergantung secara ekonomi, sosiologi, dan psikologi pada orang tua (Wijaya, Dewi, & Yudhawati, 2020). Perlu adanya upaya peningkatan wawasan yang dimiliki oleh masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan terkait pertolongan pertama.

Gambaran motivasi menolong korban kecelakaan berwisata yang dimiliki oleh masyarakat berada pada kategori sedang. Hal ini dapat diartikan bahwa motivasi masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama sudah cukup baik namun belum optimal. Menurut Dahlan dkk (2019), motivasi menolong yang tingkatnya berada dalam kategori sedang menandakan bahwa individu tersebut memiliki keinginan yang positif dan harapan yang tinggi untuk memberikan pertolongan, namun memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang rendah. Individu akan merasa kurang percaya diri dan kurang yakin bahwa dirinya mampu memberikan pertolongan, mereka akan ragu dalam mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki. Penelitian mengenai motivasi masyarakat yang dikhususkan pada pertolongan korban kecelakaan berwisata kini masih minim dilakukan. Hidayah & Hidayati (2016), memperoleh hasil yang sama yang menyebutkan bahwa tingkat motivasi menolong korban kecelakaan lalu lintas pada peserta polisi berada pada kategori sedang dan tinggi. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Suardana, Mustika, & Darmayanti (2017) menunjukkan bahwa peserta penelitian memiliki kategori motivasi tinggi dalam menolong korban/wisatawan yang mengalami henti jantung. Tingginya motivasi tersebut dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang disertai dengan pengalaman yang diperoleh

melalui pelatihan bantuan hidup dasar yang pernah diikuti oleh peserta penelitian. Masyarakat Dusun Sompang cenderung memiliki ketakutan dan keraguan dalam memberikan pertolongan karena kurangnya rasa percaya diri dan keyakinan terkait pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki serta adanya rasa takut jika pertolongan yang diberikan akan memperparah kondisi korban.

Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama dan motivasi menolong korban kecelakaan berwisata di Dusun Sompang, Nusa Penida memiliki hubungan yang signifikan dengan arah korelasi positif dan kekuatan hubungan yang rendah. Arah korelasi positif menandakan adanya hubungan yang searah antara kedua variabel sehingga semakin tinggi tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama, maka semakin tinggi juga motivasinya dalam menolong korban kecelakaan berwisata. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Kase, Prastiwi, & Sutriningsih (2018) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan masyarakat awam dengan keinginan untuk memberikan tindakan awal gawat darurat pada korban kecelakaan dengan arah korelasi positif. Sugiyantoro & Wahyudi (2021) juga memperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat berhubungan dengan keinginan atau motivasinya untuk memberikan pertolongan ketika berhadapan dengan situasi dimana masyarakat menemukan korban yang nyaris tenggelam.

Kekuatan hubungan yang rendah menandakan bahwa pengetahuan pertolongan pertama bukan merupakan satu-satunya faktor penting yang mempengaruhi motivasi seseorang dalam memberikan pertolongan pada korban kecelakaan berwisata. Budaya masyarakat juga memegang peranan penting sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi sikap dan motivasi seseorang dalam memberikan pertolongan pada orang lain. Budaya merupakan adat istiadat yang menyangkut nilai-nilai, norma, kebiasaan, dan kepercayaan yang dianut oleh sekelompok orang sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari (Herfidawati, 2018).

Masyarakat Nusa Penida khususnya di Dusun Sompang memiliki tradisi dan budaya yang sepenuhnya dipengaruhi kepercayaan yang mereka miliki, dalam hal ini adalah Agama Hindu (Mardana, 2018). Umat Hindu memiliki berbagai kepercayaan / ajaran yang menyangkut hubungan antara sesama manusia yang mewajibkan umatnya untuk saling mengasihi dan saling berbuat baik satu sama lain.

SIMPULAN

Mayoritas responden memiliki tingkat     pengetahuan     mengenai

pertolongan pertama dengan motivasi menolong korban kecelakaan berwisata dalam kategori sedang. Tingkat

DAFTAR PUSTAKA

Agus., Riyanto., Budiman. (2018). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Ariasa, I. K. A., & Treman, I. W. (2018).

Pemetaan Potensi Objek Wisata Dengan Sistem Informasi Geografis    di

Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, 6(2).

Asdiwinata, N., Yundari, DH., Widnyana, PA.

(2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Lalu Lintas Di Banjar Buagan, Desa Pamecutan Kelod. Bali Medika Jurnal, 6 (1), 58-70. DOI: 10.36376/bmj.v6i1.67

Badan Pusat Statistik Kabupaten Klungkung.

(2018). Kecamatan Nusa Penida Dalam Angka 2018. Diakses pada 25 Oktober 2020.

<https://klungkungkab.bps.go.id/publicat ion/2018/09/26/34a8d6af7a47897faf2dea d5/kecamatan-nusa-penida-dalam-angka-2018.html>

Badung, D. A. A. I A. (2018). Strategi Pengembangan Nusa Penida Sebagai Salah Satu Destinasi Wisata Unggulan Nusa Penida Kabupaten Klungkung Bali. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 7 (1), 2607-2619. ISSN: 23038203.

Buamona, S. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan      Terhadap      Tingkat

Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Pada Kecelakaan Lalu Lintas Pada Siswa SMA Negeri 1 Sanana Kabupaten Kepulauan Sula Maluku

Hubungan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama dengan motivasi menolong korban kecelakaan berwisata tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan, usia, dan jenis kelamin. Faktor lain yang ikut mempengaruhi adalah pengalaman dalam memberikan pertolongan, pelatihan dan karakteristik masyarakat seperti budaya atau keyakinan yang dianut oleh penduduk di Dusun Sompang, Nusa Penida.

pengetahuan     masyarakat     mengenai

pertolongan pertama memiliki hubungan yang signifikan dengan kekuatan rendah dan arah hubungan yang positif dengan motivasi menolong korban kecelakaan berwisata.

Utara. E-Journal Keperawatan, 5 (1). ISSN: 2354-9203.

Dahlan., Syaiful., Larasati, R., Martiningsih. (2019). Pengetahuan Siswa Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) dengan Motivasi Menolong Korban Henti Jantung Pada Pelajar SMA. Bima Nursing Journal, 1   (1),   26-33.   DOI:

10.32807/bnj.v1i1.361

Dayman, H., Winarni, S., Lusiani, E. (2019). Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pertolongan Pertama Kejang Demam Pada Anak. Jurnal Penelitian Kesehatan, 7 (1), 4449. ISSN: 2541-1396.

Dewi, ER. (2017). Metode Pembelajaran Modern dan

Konvensional Pada Sekolah Menegah Atas.

Jurnal Ilmu  Pendidikan,  Keguruan,  dan

Pembelajaran,       2       (1).       DOI:

10.26858/pembelajar.v2i1.5442

Firdaus, A. D., Agoes, A., Lestari, R. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Orang Awam Untuk Memberikan Pertolongan Pertama Pada Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Malang. Journal Nursing Care and Biomolecular, 3 (2), 128-134. ISSN: 2548

6802.

Gardner, R., Mushin, I. (2017). Epistemic Trajectories in The Classroom: How Children Respond in Informing Sequences. Singapore: Springer.

Herfidawati, I. (2018). Implementasi Pendekatan Cognitive Behavior Therapy Terhadap Peningkatan Perilaku Prososial Sebagai Nilai Budaya Masyarakat Pemalang. Prosiding Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling, 2 (1), 338-345. ISSN: 2580-2160.

IDEP Foundation. (2019). Panduan Kecil Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD). Denpasar: Yayasan IDEP.

Kase, F. R., Prastiwi, S., Sutriningsih, A. (2018).     Hubungan    Pengetahuan

Masyarakat Awam Dengan Tindakan Awal Gawat Darurat Kecelakaan Lalu-Lintas di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwari Malang. Nursing News, 3 (1), 662-674. ISSN: 2527-9823.

Kemenkes RI. (2019). Buku Saku Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Jalan. Jakarta:    Kementerian    Kesehatan

Republik Indonesia.

Mardana, I. B. P. (2018). Model Pemberdayaan Masyarakat Miskin Dengan the Sustainable Livelihood Approach Berbasis Budaya Lokal di Daerah Lahan Kering Nusa Penida, Klungkung-Bali. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 3 (1), 371-379. ISSN: 2303-2898.

Muchlis, M. A. (2018). Keamanan dalam Wisata Bahari (Penyelaman dan Surfing): Tinjauan Permen Pariwisata RI No. 3 Tahun 2018. Jurnal Ilmu dan Budaya, 4 (65), 7769-7794. ISSN: 26215101.

Notoatmodjo, S. (2020). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Oktavianti, P. H. (2018). Prevalensi dan Gambaran Pola Luka Korban Kecelakaan Sepeda Motor Di Instalasi Forensik RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2013. Intisari Sains Medis, 7 (1), 33-41. ISSN: 2089-9084.

Patimah, S., Sima, Y., Suryani, AS. (2019). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Terhadap Pertolongan

Pertama Pada Penanganan Korban Tenggelam di Wilayah Hamadi. Healty Papua, Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, 4 (1). ISSN:

2654-3133.

Riauwi, HM., Hasneli, Y., Lestari, W. (2018). Efektivitas Pendidikan Kesehatan dengan Penerapan the Health Belief Model Terhadap Pengetahuan Keluarga Tentang Diare. Jurnal Online Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, 1 (2). ISSN:

2355-6846.

Suardana, I.W., Mustika, I.W. (2017).  Pelatihan

Resusitasi Jantung Paru Terhadap Motivasi Menolong Korban Henti Jantung Pada Pelaku Wisata. Jurnal Gema Keperawatan, 10 (1), 7075. ISSN: 2088-7493.

Sugiyantoro, M. F., Wahyudi, W. (2021). Pengaruh Promosi   Kesehatan   Terhadap   Tingkat

Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Nelayan Tentang   Pertolongan Pertama   Korban

Tenggelam Air Laut di Dusun Mutun Desa Sukajaya Lempasing Kabupaten Pesawaran Lampung. Malahayati Nursing Journal, 3 (3). DOI: 10.3324

Wijaya, IMS., Dewi, NLMA., Yudhawati, NLP. (2020). Tingkat Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar Pada Masyarakat Di Kecamatan Denpasar Utara. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian. ISBN: 978-602-72894-5-1

Wulandari, P., Fitri, A., Sari, TK. (2019). Pengetahuan Siswa/i Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Saat Berolahraga di SMA Olahraga Rumbai Pekanbaru Provinsi Riau. Jurnal Keperawatan Abdurrab, 3   (1). DOI:

10.36341/jka.v3i1.815

Volume 11, Nomor 4, Agustus 2023

280