EFIKASI DIRI BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA KEPERAWATAN
on
Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980
EFIKASI DIRI BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA KEPERAWATAN
Ni Luh Okta Wentari Dewi*1, Ni Putu Emy Darma Yanti1, Ni Komang Ari Sawitri1 1Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana *korespondensi penulis, e-mail: oktawentaridewi@gmail.com
ABSTRAK
Prokrastinasi akademik dapat terjadi pada mahasiswa dari berbagai bidang keilmuan, termasuk mahasiswa keperawatan. Salah satu faktor yang dapat berkaitan dengan prokrastinasi akademik adalah efikasi diri. Mahasiswa yang tidak percaya dengan kemampuannya, cenderung sulit berinisiasi untuk mengerjakan tugas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa keperawatan Universitas Udayana. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 164 responden yang diperoleh menggunakan teknik probability sampling dengan jenis proportionate stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Tuckman’s Procrastination Scale (TPS) dan Academic Nurse Self-Efficacy Scale (ANSES). Pengumpulan data dilakukan dengan survei daring menggunakan google form yang dikirimkan melalui pesan siaran Whatsapp. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang bermakna antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik dengan kekuatan hubungan sedang (p < 0,05; r = -0,401) yang berarti semakin rendah efikasi diri, maka semakin tinggi prokrastinasi akademik yang dialami. Sebanyak 48,8% mahasiswa keperawatan mengalami prokrastinasi akademik kategori sedang dan 50,6% mahasiswa keperawatan dengan efikasi diri kategori rendah. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa efikasi diri berhubungan dengan tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa keperawatan sehingga intervensi yang menargetkan peningkatan efikasi diri kemungkinan dapat membantu dalam menurunkan tingkat prokrastinasi akademik.
Kata kunci: efikasi diri, mahasiswa keperawatan, prokrastinasi akademik
ABSTRACT
Academic procrastination can occur in students from various scientific fields, including nursing students. One of the factors that can be related to academic procrastination is self-efficacy. College students who do not believe in their abilities tend to have difficulty initiating assignments. This study aims to determine the relationship between self-efficacy and academic procrastination in the Nursing Bachelor Program of Udayana University. This research was descriptive correlative research with a cross-sectional approach. The sample consisted of 164 respondents obtained using a probability sampling technique with the type of proportionate stratified random sampling. Data was collected using the Tuckman’s Procrastination Scale (TPS) and Academic Nurse SelfEfficacy Scale (ANSES) questionnaires. Data collection was carried out by online surveys using google form sent via Whatsapp broadcast messages. The results of this study indicated that there was a significant negative relationship between self-efficacy and academic procrastination with moderate strength (p < 0,05; r = -0,401) which means the lower the self-efficacy, the higher the academic procrastination experienced. Most of the nursing students experienced moderate academic procrastination (48,8%) and low self-efficacy (50,6%). The results of this study concluded that self-efficacy is related to academic procrastination in nursing students, so that intervention targeting increasing self-efficacy may be helpful in reducing academic procrastination.
Keywords: academic procrastination, nursing students, self-efficacy
PENDAHULUAN
Mahasiswa berkewajiban untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Namun, realitanya mahasiswa seringkali merasa enggan atau malas dalam menyelesaikan tugasnya. Kondisi psikologis seseorang dapat mempengaruhi timbulnya rasa malas dan enggan sehingga individu tersebut akan terdorong untuk menghindari tugas-tugas yang seharusnya dikerjakan (Saman, 2017). Perilaku menunda-nunda dalam mengerjakan tugas akademik secara disengaja dan dilakukan berulang-ulang, serta dengan melakukan hal lain yang tidak mendukung proses penyelesaian tugas yang akhirnya menimbulkan keadaan emosional tidak menyenangkan bagi pelakunya disebut dengan prokrastinasi akademik (Sidkin, 2012).
Prokrastinasi akademik sering dilakukan mahasiswa di Indonesia. Penelitian yang dilakukan terhadap 229 mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta, ditemukan sebanyak 21% mahasiswa melakukan tindakan prokrastinasi dengan kategori tinggi (Muyana, 2018). Peneliti lain juga melaporkan sebanyak 60% dari mahasiswa yang melakukan prokrastinasi, memandang perilaku tersebut sebagai sebuah kebiasaan di kalangan mahasiswa (Triana, 2013).
Prokrastinasi akademik dapat dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai bidang keilmuan, termasuk mahasiswa keperawatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 73 mahasiswa keperawatan menunjukkan sebanyak 53,4% melakukan prokrastinasi akademik kategori tinggi (Nisa dkk, 2019). Hal tersebut kemungkinan disebabkan kurikulum pendidikan keperawatan yang menggabungkan pembelajaran secara teori dan keterampilan klinis secara bersamaan, sehingga mahasiswa keperawatan dituntut dengan beban perkuliahan yang tinggi (Crary, 2013). Prokrastinasi akademik cenderung tergolong perilaku negatif yang dapat memberikan dampak yang merugikan bagi mahasiswa (Basri, 2018).
Efikasi diri merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prokrastinasi akademik (Przepiórka, Blachnio, & Siu, 2019). Bandura (1989) menjelaskan bahwa efikasi diri adalah pandangan individu terhadap keyakinan akan kapasitasnya dalam melakukan tindakan yang diperlukan untuk menghasilkan pencapaian tertentu. Mahasiswa yang tidak yakin dengan kemampuan dirinya, cenderung sulit berinisiasi untuk mulai mengerjakan tugas. Efikasi diri yang rendah akan memicu perilaku penghindaran atau pengabaian yang akan dapat berujung pada kebiasaan prokrastinasi (Liu et al., 2020). Lubis (2018) menyatakan ada korelasi negatif antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Hal tersebut mengartikan individu dengan efikasi diri yang rendah akan memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan prokrastinasi akademik semakin tinggi dan sebaliknya. Penelitian lain juga menyebutkan hal yang serupa mengenai rendahnya efikasi diri meningkatkan tendensi untuk menunda-nunda tugas atau pekerjaan (Przepiórka et al., 2019).
Studi pendahuluan dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan peneliti pada bulan Desember 2020 kepada mahasiswa angkatan 2017-2020 Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners (PSSIKPN) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, didapatkan bahwa dari 68 mahasiswa, sebanyak 55,9% sering mengulur waktu untuk mulai menyelesaikan tugas sesuai rencana yang telah disusun dan lebih bersemangat mengerjakan tugas jika sudah mendekati tenggat waktu (deadline). Sebanyak 50% mahasiswa lebih sering membatalkan rencana untuk membaca materi dan mengerjakan tugas kuliah dengan melakukan kegiatan yang dianggap lebih menyenangkan, seperti menonton film, drama, dan bermain media sosial. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 68 mahasiswa keperawatan didapatkan bahwa sebanyak 60,3%
mahasiswa merasa kurang percaya diri apabila mengingat kekurangan yang dimiliki. Mahasiswa sebanyak 39,7% merasa kurang yakin dapat mengerjakan tugas dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin untuk mengetahui lebih dalam terkait hubungan antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program Studi Sarjana Ilmu
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-korelatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang dilakukan di Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitan Udayana pada bulan April-Mei 2021. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners (PSSIKPN) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dari angkatan 20172020. Sampel penelitian terdiri dari 164 responden yang diperoleh menggunakan teknik probability sampling dengan proportionate stratified random sampling. Kriteria inklusi yaitu mahasiswa aktif angkatan 2017-2020 yang bersedia menjadi responden penelitian. Kriteria eksklusi yaitu mahasiswa yang sedang dalam kondisi sakit yang tidak memungkinkan untuk mengikuti penelitian ini selama jangka waktu pengumpulan data penelitian dilakukan. Kuesioner Tuckman’s Procrastination Scale (TPS) digunakan untuk variabel prokrastinasi akademik dengan 16 item pernyataan. Hasil uji
HASIL PENELITIAN
Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
reliabilitas dari TPS menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha yakni 0,887. Academic Nurse Self-Efficacy Scale (ANSES) digunakan untuk variabel efikasi diri terdiri dari 14 item pertanyaan dengan nilai Cronbach’s Alpha yakni 0,922.
Pengumpulan data dilakukan secara survei daring dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk google form yang dikirimkan melalui pesan siaran Whatsapp. Pengumpulan data berlangsung selama 15 hari dan dilakukan follow up setiap dua hari sekali kepada responden yang belum mengisi kuesioner penelitian. Selanjutnya, data yang telah terkumpul dilakukan pengolahan data.
Penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman Rank dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) karena distribusi data tidak normal. Penelitian ini telah memperoleh surat keterangan laik etik dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah dengan nomor surat 1072/UN14.2.2.VII.14/LT/2021.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan dan Jenis Kelamin pada Bulan
April-Mei 2021 (n=164)
Karakteristik Responden |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Angkatan | ||
2017 |
36 |
22,0 |
2018 |
37 |
22,6 |
2019 |
40 |
24,4 |
2020 |
51 |
31,1 |
Total |
164 |
100 |
Jenis Kelamin | ||
Laki-laki |
21 |
12,8 |
Perempuan |
143 |
87,2 |
Total |
164 |
100 |
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden penelitian ini berasal dari angkatan 2017, 2018, 2019, dan 2020. |
Responden penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 143 orang (87,2%). |
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia pada Bulan April-Mei 2021 (n=164) | |
Variabel Mean ± SD Modus |
Minimum-Maksimum CI 95% |
Usia 20 ± 1,287 20 |
17-22 19,80-20,20 |
Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai |
tertua berusia 22 tahun. Responden |
rerata dari usia responden adalah 20,00 |
penelitian ini lebih banyak berusia 20 |
dengan standar deviasi 1,287. Usia termuda dari responden yakni 17 tahun dan |
tahun. |
Tabel 3. Pengkategorian Data Prokrastinasi Akademik Responden pada Bulan April-Mei 2021 (n=164) | |
Kategori Skor |
Frekuensi (n) Persentase (%) |
Rendah Data < 33,00 |
46 28,0 |
Sedang 33,00 ≤ Data ≤ 40,00 |
80 48,8 |
Tinggi Data > 40,00 |
38 23,2 |
Total |
164 100 |
Tabel 3 menunjukkan bahwa |
kategori sedang yaitu sebanyak 80 orang |
sebagian besar responden penelitian mengalami prokrastinasi akademik |
(48,8%). |
Tabel 4. Pengkategorian Data Efikasi Diri Responden pada Bulan April-Mei 2021 (n=164) | |
Kategori Skor |
Frekuensi (n) Persentase (%) |
Rendah Data < 44,00 |
83 50,6 |
Tinggi Data ≥ 44,00 |
81 49,4 |
Total |
164 100 |
Berdasarkan pada tabel 4 didapatkan |
efikasi diri tinggi, sedikit lebih banyak |
hasil bahwa jumlah mahasiswa dengan efikasi diri rendah hampir sama dengan |
yaitu sebanyak 83 orang (50,6%). |
Tabel 5. Hubungan antara Efikasi Diri dengan Prokrastinasi Akademik Responden pada Bulan April-Mei 2021 | |
(n=164) | |
Variabel n |
r p value |
Efikasi Diri |
-0,401 0,000 |
164 Prokrastinasi Akademik | |
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan |
sebesar -0,401 yang diinterpretasikan |
hasil bahwa koefisien korelasi -0,401 |
bahwa korelasi antar kedua variabel |
dengan nilai signifikasi 0,000 (p<0,05). |
memiliki kekuatan sedang. Arah korelasi |
Hasil tersebut disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima yang diartikan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik. Nilai korelasi Spearman Rank yaitu
dari kedua variabel tersebut adalah negatif yang diartikan bahwa semakin rendah efikasi diri, maka semakin tinggi prokrastinasi akademik yang dialami oleh mahasiswa dan sebaliknya.
PEMBAHASAN
Hasil analisis prokrastinasi akademik pada responden menunjukkan sebagian besar mahasiswa mempunyai tingkat prokrastinasi akademik sedang (48,8%). Penelitian yang dilakukan oleh
Supriyantini dan Nufus (2018) juga mendapatkan sebanyak 44% mahasiswa mengalami prokrastinasi akademik kategori sedang. Penelitian lain oleh Sari (2020) juga mendapatkan bahwa sebanyak
62,05% mahasiswa keperawatan mengalami prokrastinasi akademik kategori sedang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan prokrastinasi akademik lazim terjadi di kalangan mahasiswa, termasuk mahasiswa keperawatan.
Hasil penelitian ini menemukan baik responden laki-laki maupun perempuan sebagian besar mengalami prokrastinasi akademik kategori sedang. Liu et al (2020) dan Klibert et al (2016) dalam hasil penelitiannya mengemukakan bahwa tidak ditemukan perbedaan signifikan pada tingkat prokrastinasi akademik yang dimiliki mahasiswa laki-laki maupun perempuan. Penelitian oleh Ghosh dan Roy (2017) menyebutkan hasil yang berbeda yakni perempuan memiliki tingkat prokrastinasi akademik lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Ozer (dalam Liu et al., 2020) menyebutkan bahwa sebagian besar mahasiswa perempuan melaporkan prokrastinasi akademik yang lebih tinggi akibat rasa malas dan takut gagal.
Prokrastinasi akademik yang dialami oleh sebagian besar angkatan 2017 pada penelitian ini adalah prokrastinasi akademik kategori tinggi (41,7%), sedangkan sebagian besar angkatan 2018, 2019, dan 2020 mengalami prokrastinasi akademik kategori sedang. Penelitian yang dilakukan oleh Darmadi (2020) pada mahasiswa dari angkatan 2016-2019 menyebutkan bahwa ada perbedaan tingkat prokrastinasi yang dialami mahasiswa berdasarkan angkatan dengan prokrastinasi akademik tertinggi terjadi pada angkatan 2016 dan terendah pada angkatan 2019. Sebagian besar responden angkatan 2017 termasuk dalam prokrastinasi akademik kategori tinggi pada penelitian ini dapat dikarenakan angkatan ini sedang dalam proses penyusunan skripsi pada saat pengumpulan data dilakukan. Mahasiswa memiliki kecenderungan dalam melakukan prokrastinasi akademik dalam proses penyusunan skripsi karena seringkali menganggap skripsi sebagai tugas yang tidak menyenangkan dan menimbulkan perasaan tidak nyaman, seperti kurang percaya diri dengan kemampuan dan
cemas (Hakim, Prihandhani, & Wirajaya, 2018).
Hasil penelitian ini mendapatkan sebagian besar dari responden dalam rentang usia tersebut mengalami prokrastinasi akademik sedang. Penelitian yang dilakukan oleh Nilufer (2017) menjelaskan bahwa tidak ditemukan perbedaan signifikan antara usia dengan tingkat skor prokrastinasi akademik.
Pendapat responden terhadap aspek kecenderungan membuang waktu, sebagian besar responden menyetujui bahwa menunda sesuatu seperti belajar dan mengerjakan tugas merupakan suatu kebiasaan. Hal ini dapat disebabkan. mahasiswa yang memandang tugas sebagai hal yang sulit dan tidak menyenangkan sehingga akan timbul perasaan tidak mampu dalam menyelesaikan tugas tersebut. Hal tersebut dijelaskan dalam Cognitive-Behavioral Theory, Ferrari, Johnson, dan McCown (1995) menyebutkan adanya distorsi kognitif (berpikir secara berlebihan atau tidak rasional) yang dialami oleh prokrastinator, seperti meremehkan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas dan mengembangkan keyakinan palsu bahwa sebuah tugas akan mulai dikerjakan dengan menyediakan kondisi afektif yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Selain itu, proses pembelajaran yang sebagian besar dilakukan secara daring selama pandemi Covid-19 juga dapat meningkatkan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Hal tersebut akibat dari menurunnya intensitas pertemuan atau pembelajaran tatap muka antara dosen dan mahasiswa sehingga berkurangnya pengawasan selama proses pembelajaran (Handoyo & Prabowo, 2020). Kondisi lingkungan yang lenient atau kurang pengawasan termasuk faktor eksternal yang dapat menimbulkan prokrastinasi akademik (Ghufron & Risnawita, 2012). Pada aspek kecenderungan untuk menghindari tugas yang tidak menyenangkan, sebagian besar mahasiswa menyatakan menunda dalam membuat keputusan yang sulit. Kristanto
dan Abraham (2016) menjelaskan terkait decisional procrastination atau penundaan pengambilan keputusan dalam memulai suatu tugas atau pekerjaan yang dipersepsikan penuh stres. Seseorang dapat secara sengaja menunda dalam pengambilan keputusan dalam rentang waktu tertentu karena lebih memilih melakukan prioritas lain yang dianggap akan mengurangi stres.
Hasil analisis data mendapatkan responden sebagian besar mempunyai tingkat efikasi diri yang rendah dengan persentase sebesar 50,6%. Kurtovic, Vrdoljak, dan Idzanovic (2019) menjelaskan bahwa seseorang dengan efikasi diri yang rendah akan meragukan kemampuan dirinya, cepat menyerah dalam mencapai tujuannya, berusaha menghindari tugas yang dianggapnya sulit, dan melihat tugas tersebut sebagai suatu ancaman.
Penelitian ini mendapatkan bahwa responden laki-laki sebagian besar memiliki efikasi diri tinggi yaitu 61,9%. Sedangkan pada responden perempuan, sebagian besar memiliki efikasi diri rendah (52,4%). Lahdenperä (2018) menyebutkan laki-laki mempunyai tingkat efikasi diri yang lebih tinggi daripada perempuan. Keyakinan yang dimiliki perempuan terhadap kemampuannya dalam menghadapi pelajaran tertentu cenderung lebih rendah dibandingkan laki-laki. Efikasi diri yang rendah pada perempuan dapat disebabkan perempuan yang cenderung meragukan kemampuan yang dimilikinya. Adanya pandangan yang menganggap bahwa laki-laki mempunyai kemampuan yang lebih baik dibandingkan perempuan juga menyebabkan perempuan memandang kemampuan dirinya lebih rendah (Adelina, 2015).
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa sebagian besar responden angkatan 2017 dan 2018 memiliki efikasi diri rendah sedangkan sebagian besar angkatan 2019 dan 2020 memiliki efikasi diri tinggi. Hal ini dapat berkaitan dengan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi efikasi diri yakni sifat tugas atau beban perkuliahan
yang berbeda-beda pada setiap tingkatan semester atau angkatan (Yanti, 2017).
Rentang usia responden dalam penelitian ini adalah 17 hingga 22 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Abusalehi, Bayat, Tori, dan Salehiniya (2019) menyebutkan ada hubungan yang signifikan secara statistik antara usia dan efikasi diri. Skor efikasi diri bervariasi di berbagai tingkat usia tergantung pada tingkat keterampilan dan pengalaman individu. Bandura (dalam Semiun, 2020) menjelaskan bahwa seiring bertambahnya usia individu, semakin banyak juga pengalaman dan keterampilan yang akan didapatkan, sehingga efikasi diri yang dimiliki individu tersebut akan semakin tinggi.
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik. Nilai korelasi Spearman Rank menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi sedang. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi, maka prokrastinasi akademik yang dialami akan semakin rendah dan sebaliknya. Penelitian oleh Supriyantini dan Nufus (2018) juga menjelaskan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik yang terjadi di kalangan mahasiswa. Penelitian yang dilakukan oleh Brando-Garrido et al (2020) pada mahasiswa keperawatan di salah satu universitas di Barcelona juga mendapatkan hasil serupa bahwa terdapat hubungan signifikan antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik.
Prokrastinator cenderung meragukan kemampuan dirinya dan menurunkan efikasi diri yang dimiliki ketika menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan kinerjanya. Keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki merupakan hal yang penting agar dapat menghadapi berbagai tugas atau pekerjaan (Visser, Schoonenboom, & Korthagen, 2017). Seseorang dengan efikasi diri tinggi akan lebih percaya diri dalam mengimplementasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki, serta mengerahkan lebih banyak upaya dalam menghadapi tugas-tugas akademik dibandingkan dengan menghindarinya (Guo et al., 2019). Selain itu, mahasiswa yang memiliki efikasi diri tinggi akan memiliki pengaturan diri dalam belajar yang lebih baik sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal meskipun sistem pembelajaran secara daring (Seto, Suryani, & Bantas, 2020).
Tuckman dan Sexton (dalam Kurtovic et al., 2019) menjelaskan bahwa seseorang dengan efikasi diri rendah dalam menghadapi suatu tugas cenderung melakukan prokrastinasi. Hal tersebut sesuai dengan teori efikasi diri dari Bandura yang menyimpulkan bahwa keyakinan yang kuat terkait
kemampuannya akan menginisiasi seseorang untuk memulai dan tekun dalam
SIMPULAN
Penelitian ini mendapatkan adanya hubungan bermakna antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik. Korelasi antar kedua variabel memiliki kekuatan
DAFTAR PUSTAKA
Abusalehi, A., Bayat, B., Tori, N. A., & Salehiniya, H. (2019). Assessing condition academic self-efficacy and related factors among medical students. Advances in Human Biology, 9(2), 143-146.
https://doi.org/10.4103/AIHB.AIHB
Adelina, R. (2015). Hubungan antara efikasi diri dengan penyesuaian diri santri baru
(Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Retrived from
http://eprints.ums.ac.id/35428/
Bandura, A. (1989). Regulation of cognitive processes through perceived self-efficacy. Developmental Psycology, 25(5), 729-735. https://doi.org/10.1037//0012-1649.25.5.729
Brando-Garrido, C., Montes-Hidalgo, J., Limonero, J. T., Gómez-Romero, M. J., & Tomás-
Sábado, J. (2020). Relationship of academic procrastination with perceived competence, coping, self-esteem, and self-efficacy in nursing students. Enfermeria Clinica (English Edition), 30(6), 398-403.
https://doi.org/10.1016/j.enfcle.2019.07.013
Crary, P. (2013). Beliefs, behaviors, and health of undergraduate nursing students. Holistic Nursing Practice, 27(2), 74-88.
mengerjakan tugas, sedangkan efikasi diri rendah akan menyebabkan seseorang cenderung melakukan penghindaran terhadap tugas yang dapat berujung pada prokrastinasi akademik (Przepiórka et al., 2019).
Prokrastinasi akademik dapat memberikan dampak yang buruk pada performa akademik. Dampak negatif tersebut dapat mempengaruhi kualitas lulusan mahasiswa, khususnya mahasiswa keperawatan dan akan berdampak terhadap kualitas tenaga perawat yang dihasilkan oleh institusi pendidikan keperawatan (Noprianty, 2019). Prokrastinasi akademik pada mahasiswa perlu ditangani untuk meningkatkan hasil pendidikan, seperti prestasi akademik, manajemen waktu yang baik, dan kondisi psikologis yang sehat (Zhang et al., 2018).
sedang dengan arah negatif yang diartikan mahasiswa dengan efikasi diri rendah, maka semakin tinggi prokrastinasi akademik dan sebaliknya.
https://doi.org/10.1097/HNP.0b013e318280f 75e
Darmadi, I. P. Y. (2020). Prokrastinasi akademik mahasiswa ditinjau dari perbedaan angkatan. Universitas Sanata Dharma Yogjakarta.
Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & McCown, W. G. (1995). Procrastination and task avoidance: Theory, research, and treatment.
https://doi.org/10.1007/978-1-4899-0277-6
Ghosh, R., & Roy, S. (2017). Relating
multidimensional perfectionism and
academic procrastination among Indian univerisity students: Is there any gender divide? Gender in Management, 32(8), 518534. https://doi.org/10.1108/GM-01-2017-0011
Ghufron, M. N., & Risnawita, R. (2012). Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar.Ruzz Media.
Guo, M., Yin. X., Wang, C., Nie, L., & Wang, G. (2019). Emotional intelligence a academic procrastination among junior college nursing students. Journal of Advanced Nursing, 75(11), 2710-2718.
https://doi.org/10.1111/jan.14101
Hakim, N. R., Prihandhani, I. S., & Wirajaya, I. G. (2018). Hubungan manajemen waktu dengan
kebiasaan prokrastinasi penyusunan skripsi mahasiswa keperawatan angkatan VIII STIKES Bina Usada Bali. Widyadari, 19(2). https://doi.org/10.5281/zenodo.1470910
Handoyo, A. W., & Prabowo, A. S. (2020). Prokrastinasi akademik mahasiswa selama pembelajaran daring. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 3(1), 355-361.
Klibert, J., Leleux-LaBarge, K., Tarantino, N., Yancey, T., & Lamis, D. A. (2016).
Procrastination and suicide proneness: A moderated-mediation model for cognitive schemas and gender. Death Studies, 40(6), 350-357.
https://doi.org/10.1080/07481187.2016.1141 262
Kristanto, J., & Abraham, J. (2016). Decisional procrastination: The role of courage, media multitasking, and Planning Fallacy. 663675.
https://doi.org/10.15405/epsbs.2016.11.69
Kurtovic, A., Vrdoljak, G., & Idzanovic, A. (2019). Predicting procrastination:The role of academic achievement, self-efficacy, and perfectionism. International Journal of Educational Psychology, 8(1), 1-26.
https://doi.org/10.17583/ijep.2019.2993
Lahdenperä, J. (2018). Comparing male and female students’ self-efficacy and self-regulation skills in two undergraduate mathematics course contexts. (January 2018). Retrieved from https://hal.archives-ouvertes.fr/hal-
01849934
Liu, G., Cheng, G., Hu, J., Pan, Y., & Zhao, S. (2020). Academic self-efficacy and postgraduate procrastination: A moderated mediation model. Frontiers in Psychology, 11(July), 1-9.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.01752
Lubis, I. S. L. (2018). Hubungan regulasi diri dalam belajar dan efikasi diri dengan prokrastinasi akademik mahasiswa. Jurnal Diversita, 4(2), 90.
https://doi.org/10.31289/diversita.v4i2.1884
Muyana, S. (2018). Prokrastinasi akademik di kalangan mahasiswa program studi
bimbingan konseling. Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 8(1), 45.
https://doi.org/10.25273/counsellia.v8i1.186 8
Nilufer, B. (2017). Understanding the academic procrastination attitude of language learners in Turkish universities. Educational Research and Reviews, 12(3), 108-115.
https://doi.org/10.5897/err2016.3122
Nisa, N. K., Mukhlis, H., Wahyudi, D. A., & Putri, R. H. (2019). Manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa keperawatan, 1(1), 29-34.
Noprianty, R. (2019). Jenjang karir perawatn dan kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan keperawatan. Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia, 5(2).
https://doi.org/10.17509/jpki.v5i2.17404
Przepiórka, A., Blachnio, A., & Siu, N. Y. F. (2019). The relationships between selfefficacy, self-control, chronotype,
procrastination, and sleep problems in young adults. Chronobiology International, 36(8), 1025-1035.
https://doi.org/10.1080/0740528.2019.16073 70
Saman, A. (2017). Analisis prokrastinasi akademik mahasiswa (studi pada mahasiswa jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan
fakultas ilmu pendidikan). Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Konseling, 3(2), 55.
https://doi.org/10.26858/jpkk.v0i0.3070
Sari, D. A. K. S. (2020). Prokrastinasi akademik mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir di STIKES RS Baptis Kediri ditinjau dari selfefficacy. Jurnal Penelitian Keperawatan, 6(1). https://doi.org/10,32660/jpk.v6i1.450
Semiun, Y. (2020). Behavioristik: Teori-teori kepribadian. Yogjakarta: PT Kanisius.
Seto, S. B., Suryani, L., & Bantas, M. G. D. (2020). Analisis efikasi diri dan hasil belajar berbasis E-learning pada mahasiswa program studi pendidikan matematika. Prima Magistra: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 1(2), 147-152.
https://doi.org/10.37478/jpm.vli2.472
Sidkin, A. (2012). Pengaruh self-efficacy dan selfregulated learning terhadap prestasi belajar pada mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Supriyantini, S., & Nufus, K. (2018). Hubungan self-efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa USU yang sedang menyusun skripsi. Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA), 1(1), 296-302.
https://doi.org/10.32734/lwsa.vli1.179
Triana, K. A. (2013). Hubungan antara orientasi masa depan dengan prokrastinasi dalam menyusun skripsi pada mahasiswa fakultas ilmu sosial dan politik (Fisipol) Universitas Mulawarman Samarinda. EJournal
Psikologi, 1(3), 280-291.
Visser, L., Schoonenboom, J., & Korthagen, F. A. J. (2017). A field experimental design of a strenghs-based training to overcome
academic procrastination: Short and longterm effect. Frontiers in Psychology, 8(November), 1-12.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.01949
Yanti, A. F. (2017). Efikasi diri dengan kesulitan belajar pada siswa di MTS Miftahul Ulum Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin III. Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang.
Zhang, Y., Dong, S., Fang, W., Chai, X., Mei, J., & Fan, X. (2018). Self-efficacy for selfregulation and fear of failure as mediators between self-esteem and academic
procrastination among undergraduates in health professions. Advanced in Health Sciences Education, 23(4), 817-830. https://doi.org/10.1007/s10459-018-9832-3
Volume 11, Nomor 1, Februari 2023
97
Discussion and feedback