Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE GUIDANCE AND COUNSELING TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR UNTUK PENCEGAHAN KANKER SERVIKS

Winda Wiranti Paramita*1, Sri Utami1, Yesi Hasneli N1 1Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Riau *korespondensi penulis, e-mail: windawirantiparamita6@gmail.com

ABSTRAK

Kanker serviks merupakan keganasan penyakit pada organ reproduksi wanita. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker serviks adalah dengan meningkatkan pengetahuan wanita usia subur dengan metode guidance and counseling. Metode guidance and counseling dapat memandirikan klien dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal sehingga tercipta kesadaran untuk perilaku pencegahan kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang kanker serviks dengan metode guidance and counseling terhadap pengetahuan wanita usia subur untuk pencegahan kanker serviks. Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental dengan rancangan one group pre-test post-test design. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Simpang Baru dengan jumlah sampel 55 responden yang tergabung dalam satu kelompok dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan kanker serviks yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari data demografi mayoritas responden berusia dewasa akhir (36-46 tahun) dengan persentase (49,1%), bersuku Minang (49,1%), paritas multipara (80%) dengan tingkat pendidikan SMA/sederajat (50,9%) serta mayoritas pekerjaan responden adalah tidak bekerja/ibu rumah tangga (72,7%). Terdapat perubahan nilai minimum dan maksimum saat pre test 7-21 yang mengalami peningkatan saat post test menjadi sebesar 16-22, perubahan nilai mean pada saat pre test dan post test dengan peningkatan sebesar 4,13. Hasil uji statistik Wilcoxon didapatkan nilai p-value (0,000) < α (0,05). Pendidikan kesehatan tentang kanker serviks dengan metode guidance and counseling berpengaruh terhadap pengetahuan wanita usia subur untuk pencegahan kanker serviks.

Kata kunci: guidance and counseling, kanker serviks, pengetahuan

ABSTRACT

Cervical cancer is a malignant disease of the female reproductive organs. One of the interventions that can be done to prevent cervical cancer is to increase the knowledge of women of childbearing age with guidance and counseling methods. The guidance and counseling method can empower clients and develop their potential optimally so as to create awareness for cervical cancer prevention behavior. This study aims to determine the effect of health education about cervical cancer with guidance and counseling methods on the knowledge of women of childbearing age for the prevention of cervical cancer. This study used a pre-experimental design with a one group pre-test post-test design. This study was conducted in the work area of Puskesmas Simpang Baru with a total sample of 55 respondents who were members of one group with purposive sampling technique. The measuring instrument used was a cervical cancer knowledge questionnaire that had been tested for validity and reliability. Data analysis used was univariate and bivariate analysis using Wilcoxon test. The results showed that from demographic data, the majority of respondents were in late adulthood (36-46 years) with a percentage of (49,1%), Minang ethnicity (49,1%), multiparous parity (80%) with a high school / equivalent education level (50,9%) and the majority of respondents' jobs were not working / housewife (72,7%). There was a change in the minimum and maximum values during the pre-test 7-21 which increased during the post-test to 16-22, a change in the mean value during the pre-test and post-test with an increase of 4,13. The results of the Wilcoxon statistical test obtained a p value (0,000) < α (0,05). This shows that health education about cervical cancer with the guidance and counseling method affects the knowledge of women of childbearing age for the prevention of cervical cancer.

Keywords: cervical cancer, guidance and counseling, knowledge

PENDAHULUAN

Kanker serviks merupakan suatu kondisi abnormal pada leher rahim yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkendali. Sel kanker bersifat ganas sehingga dapat merusak jaringan dan biasanya akan menyerang bagian tubuh yang berdekatan dan/ atau menyebar ke organ lain (Nurlelawati dkk, 2018). Kanker serviks paling sering disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV) (Tezcan, 2014). Virus ini dikaitkan dengan 90% karsinoma sel skuamosa serviks (Daniyal dkk, 2015). Jenis virus HPV 16 dan 18 adalah HPV yang paling sering ditemukan pada kanker serviks invasif (Fowler et al., 2021). Kanker serviks menempati urutan keempat kanker tersering pada wanita di dunia (Arbyn et al., 2020). Tanpa pengendalian, diperkirakan pada tahun 2030, 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta akan meninggal karena kanker (Manafe, 2014).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2019, menyatakan bahwa kejadian kanker serviks adalah 23,4 per 100.000 orang, dan angka kematian rata-rata 13,9 per 100.000 orang, yang mengakibatkan hampir 50% kematian akibat kanker serviks. Dinas Kesehatan Provinsi Riau pada tahun 2017, mencatat sebanyak 1.278 perempuan positif mengidap penyakit kanker serviks. Di provinsi Riau jumlah penderita kanker serviks sebanyak 681 kasus, dengan prevalensi 0,063 per 100.000 penduduk. Angka tersebut lebih tinggi dari angka prevalensi secara nasional (0,043 per 100.000 penduduk). Hal tersebut menunjukkan penyakit kanker serviks merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau (Mayanda, 2019).

Kemenkes RI No. 796/MENKES/SK/VII tahun 2010 menyatakan terdapat tiga upaya pencegahan kanker serviks. Upaya pencegahan primer seperti promosi kesehatan dan proteksi spesifik dengan tujuan menurunkan risiko, dengan cara pemberian pendidikan kesehatan tentang

kanker serviks, perilaku hidup sehat, serta pemberian vaksin HPV. Pendekatan ini memberikan peluang besar serta biaya efektif (cost effective). Upaya pencegahan sekunder adalah dengan penemuan, diagnosis, dan terapi dini termasuk skrining dan deteksi dini. Upaya pencegahan tersier sebagai upaya peningkatan penyembuhan, survival rate, kualitas hidup dalam terapi kanker yang ditujukan pada penatalaksanaan nyeri, paliasi, dan rehabilitasi.

Pengetahuan wanita usia subur terkait kesehatan reproduksinya masih termasuk kategori minim sehingga pendidikan kesehatan menjadi cara yang tepat dalam meningkatkan pengetahuan kanker serviks untuk menekan angka kematian akibat kanker serviks. Pengetahuan menjadi dasar dalam tindakan seseorang sehingga pengetahuan tentang kesehatan penting diketahui sebelum tindakan kesehatan dilakukan. Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang mempersepsikan suatu objek tertentu. Sensasi muncul melalui indera manusia: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan sentuhan. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014). Informasi yang akurat dibutuhkan wanita yang berisiko terkena kanker serviks untuk memahami cara pencegahan sehingga memungkinkan mereka menggunakan layanan skrining dan vaksinasi terhadap HPV (Zibako et al., 2021).

Pendidikan kesehatan dengan metode guidance and counseling merupakan metode pemberian secara individual dimana pengetahuan menjadi salah satu landasan dalam penerapannya. Guidance and counseling memungkinkan seseorang dapat menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan (Febrini, 2020). Metode guidance and counseling merupakan dua konsep dan muncul sebagai elemen penting dalam setiap aktivitas pendidikan. Guidance and counseling adalah proses

membantu individu belajar lebih banyak tentang diri mereka sendiri dan berteori tentang situasi di masa depan sehingga berkesempatan untuk memberikan kontribusi yang substansial kepada masyarakat (Patidar, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Mamiri dkk (2020) tentang penggunaan metode guidance and counseling, didapatkan hasil penelitian terdapat pengaruh pendidikan kesehatan metode guidance and counseling terhadap peningkatan efikasi diri pada pasien TBC, hasil penelitian tersebut adalah pengaplikasian metode guidance and counseling oleh petugas kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien TBC dengan meningkatkan efikasi diri (self efficacy) pasien. Penggunaan metode guidance and counseling dalam pendidikan kesehatan kanker serviks sampai saat ini belum ditemukan, oleh sebab itu terkait pengetahuan masyarakat khususnya wanita usia subur perlu dilakukan pendekatan dengan metode guidance and counseling untuk pencegahan kanker serviks.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Farida dan Nurhidayah (2017) di Desa Tulung Rejo Kecamatan Besuki Kabupaten Tulung Agung, didapatkan bahwa 70,6% wanita usia subur memiliki pengetahuan kurang tentang kanker serviks, sedangkan

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan desain penelitian pre experiment dengan rancangan penelitian one group pre post test. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2022 yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Simpang Baru Kecamatan Tampan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur (WUS) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Simpang Baru Kecamatan Tampan. Jumlah sampel dalam penelitian berjumlah 55 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling yang merupakan teknik

wanita usia subur memiliki pengetahuan sedang tentang kanker serviks sebanyak 23,5% dan 5,9% wanita usia subur memiliki pengetahuan baik tentang kanker serviks. Hampir seluruh wanita usia subur tidak pernah melakukan pemeriksaan pap smear yaitu sebanyak 96,1%, dan hanya 3,9% wanita usia subur yang melakukan pemeriksaan pap smear.

Studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Simpang Baru dengan teknik wawancara terhadap 15 orang responden wanita usia subur, didapatkan hasil dimana 12 dari 15 orang responden tidak mengetahui tentang penyakit kanker serviks karena belum pernah mendengar ataupun mendapatkan pendidikan kesehatan tentang kanker serviks. 14 dari 15 responden mengatakan belum pernah melakukan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan IVA atau pemeriksaan pap smear serta seluruh wanita usia subur belum pernah melakukan vaksinasi HPV karena tidak pernah mendengar dan mengetahui vaksin HPV sebagai salah satu upaya pencegahan kanker serviks. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang kanker serviks dengan metode guidance and counseling terhadap pengetahuan wanita usia subur untuk pencegahan kanker serviks.

pengambilan sampel sesuai dengan karakteristik yang telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian (Sugiyono, 2017). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah wanita usia subur berusia 20-45 tahun, sudah menikah (aktif melakukan hubungan seksual selama kurang lebih 1 tahun terakhir), tidak memiliki riwayat penyakit pada alat reproduksi, tidak buta huruf, bersedia menjadi responden dan kooperatif, belum pernah melakukan pencegahan kanker serviks (vaksinasi HPV) dan deteksi dini kanker serviks (tes pap smear, pemeriksaan IVA, kolposkopi, dan tes DNA positif) dan belum pernah

mendapatkan pendidikan kesehatan tentang kanker serviks.

Proses pemilihan responden dengan menerapkan prinsip dasar etika penelitian yang melibatkan manusia yaitu menghargai atau menghormati subjek (respect for person), menghasilkan manfaat (beneficence), tidak membahayakan subjek penelitian (non-maleficence) dan keadilan (justice) dengan memperlakukan responden secara baik dan adil tanpa tanpa adanya diskriminasi (Syapitri dkk, 2021). Selain itu peneliti menjaga etika penelitian dengan lembar persetujuan responden (informed consent), kerahasiaan informasi responden, tidak menuliskan nama (anonymity) melainkan menuliskan kode inisial serta hanya menggunakan data hasil riset untuk kepentingan peneliti (Sumantri, 2015). Peneliti telah mendapatkan persetujuan etik yang diperoleh dari Komite Etik Penelitian Keperawatan dan Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Riau penelitian dengan nomor surat etik yaitu 432/UN.19.5.1.8/KEPK.FKp/2022.

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Alat ukur penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan kanker serviks untuk variabel pengetahuan wanita usia subur yang telah dilakukan uji validitas di wilayah kerja Puskesmas Sapta Taruna Kecamatan Bukit Raya dengan jumlah pertanyaan yang valid sebanyak 22 butir pertanyaan, serta reliabilitas 0,66. Pengkategorian skor hasil kuesioner dengan skor maksimum yang dapat diperoleh responden adalah 22 dan skor minimum yang dapat diperoleh adalah 0 untuk membandingkan hasil skor pengetahuan sebelum dilakukan intervensi dan skor pengetahuan setelah dilakukan intervensi.

Penetapan responden disesuaikan dengan kriteria inklusi responden penelitian. Peneliti menjelaskan maksud

dan tujuan serta manfaat dan dampak yang diperoleh responden jika bersedia berpartisipasi di dalam penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan, responden diminta untuk menandatangani informed consent selanjutnya melakukan kontrak waktu untuk pelaksanaan intervensi / perlakuan dalam proses penelitian. Peneliti menjelaskan cara mengisi kuesioner dan menjamin hak-hak responden, peneliti memberikan kuesioner kepada responden untuk diisi terlebih dahulu dikarenakan peneliti akan memberikan intervensi / perlakuan berupa pendidikan kesehatan tentang kanker serviks dimana kelompok tersebut dilakukan pengukuran dengan menggunakan kuesioner sebelum diberikan intervensi (pre-test) dan sesudah diberikan intervensi (post-test) (Rukminingsih dkk, 2020).

Peneliti melanjutkan proses penelitian dengan memberikan intervensi pemberian pendidikan kesehatan tentang kanker serviks dengan metode guidance and counseling dimana metode ini dilakukan secara individual kepada tiap responden dengan menggunakan media power point dengan durasi waktu 30 menit untuk tiap pertemuan yang dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Setelah 3 hari peneliti meminta responden untuk mengisi kuesioner kembali.

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Analisa univariat menggunakan distribusi frekuensi dari karakteristik responden yang meliputi nama, usia, pendidikan terakhir, paritas, dan pekerjaan. Analisa bivariat menggunakan uji Wilcoxon dengan α = 0,05 untuk mengetahui perubahan pengetahuan WUS pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah pemberian intervensi.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian (N = 55)

Karakteristik

Jumlah Responden

f

%

Umur (tahun):

Remaja Akhir (17-25)

9

16,4

Dewasa Awal (26-35)

19

34,5

Dewasa Akhir (36-45)

27

49,1

Paritas:

Nullipara

1

1,8

Primipara

10

18,2

Multipara

44

80,0

Pendidikan:

Tidak Sekolah

0

0

SD/Sederajat

3

5,5

SMP/Sederajat

8

14,5

SMA/Sederajat

28

50,9

Perguruan Tinggi/D3/S1, dst

16

29,1

Pekerjaan:

Bekerja

15

27,3

Tidak Bekerja/Ibu Rumah Tangga

40

72,7

Total

55

100

Tabel 1, diketahui bahwa usia

responden terbanyak adalah SMA/sederajat

responden terbanyak adalah dewasa akhir

yaitu 28 reponden (50,9%). Distribusi

(36-45 tahun) yaitu 27 responden (49,1%).

responden  menurut  pekerjaan  yang

Mayoritas paritas (jumlah anak) reponden

terbanyak adalah tidak bekerja/Ibu Rumah

adalah multipara pada 44 responden

Tangga dengan jumlah

40 responden

(80,0%), sedangkan menurut pendidikan

(72,7%).

Tabel 2. Nilai Rata-Rata Skor Pengetahuan Kanker

Serviks Pada Wanita Usia Subur Sebelum dan Sesudah

diberikan Pendidikan Kesehatan dengan Metode Guidance and Counseling

Kelompok      Jumlah        Mean

SD          Min

Max

Pre test                 55               15,98

3,280              7

21

Post test                55              20,11

1,257               16

22

Tabel 2, dapat dilihat bahwa rata-rata

pendidikan kesehatan dengan metode

pengetahuan kanker serviks pada wanita

guidance and counseling

adalah 20,11

usia subur sebelum diberikan pendidikan

dengan standar deviasi

1,257. Nilai

kesehatan dengan metode guidance and

minimum yang didapatkan yaitu 16 dan

counseling yaitu 15,98 dengan standar

maksimum yaitu 22. Perbedaan mean pada

deviasi 3,280. Nilai minimun yang

saat sebelum dilakukan

intervensi dan

diperoleh adalah 7 dan maksimum adalah

setelah dilakukan intervensi mengalami

21. Rata-rata pengetahuan kanker serviks pada wanita usia subur sesudah diberikan

peningkatan sebesar 4,13.

Tabel 3. Hasil Analisis Uji Wilcoxon

Variabel       Jumlah         Mean

SD         Min-Max

p-value

Pre test                55              15,98

Post test               55              20,11

3,280             7-21

1,257             16-22

0,000

Tabel 3, menunjukkan bahwa data yang diperoleh dari 55 responden yang mendapatkan pendidikan kesehatan tentang kanker serviks dengan metode guidance and counseling didapatkan rata-rata

pengetahuan wanita usia subur sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan metode guidance and counseling yaitu 15,98 (SD=3,280) dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan menjadi 20,11

(SD=1,257). Nilai minimum dan maksimum saat pre test 7-21 yang mengalami peningkatan saat post test menjadi sebesar 16-22. Hasil uji statistik dengan uji Wilcoxon didapatkan p-value 0,000 yang berarti p-value < α (0,05). Hal

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden adalah usia dewasa akhir (36-45 tahun). Menurut BKKBN (2016), usia 20-45 tahun merupakan tahapan masa subur dari wanita sehingga penting bagi wanita usia subur untuk meningkatkan pengetahuannya mengenai masalah atau penyakit yang dapat timbul pada alat reproduksinya. Usia mempengaruhi pola pikir dan daya tangkap seseorang, dengan bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh dalam peningkatan pengetahuan yang diperoleh (Notoadmodjo, 2017). Penelitian Malahere et al (2019) didapatkan hasil penelitian usia terbanyak adalah dewasa akhir (36-45 tahun), usia dewasa akhir adalah usia yang matang dalam menentukan kepercayaan pada sesuatu yang berpengaruh terhadap perilaku kesehatan yang dilakukan. Hasil penelitian juga menunjukkan masih terdapat wanita dengan usia dewasa akhir yang memilki perilaku pencegahan kanker serviks yang negatif.

Paritas responden dalam penelitian ini menunjukkan sebagian besar paritas dari responden adalah multipara. Menurut Kemenkes RI (2019), wanita yang memiliki paritas >3 lebih berisiko 16,03 kali terkena kanker serviks. Penelitian Fitriyani (2021) didapatkan hasil bahwa mayoritas responden memiliki paritas multipara (2-4 anak) dengan jumlah 23 responden (76,7%), seringnya ibu mengalami kejadian melahirkan berpengaruh terhadap mudah timbulnya Human Papiloma Virus (HPV) sebagai dampak dari terjadinya perlukaan pada organ reproduksi sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya kanker serviks.

Pendidikan respoden dalam penelitian ini mayoritas responden memiliki pendidikan SMA/sederajat. Tingkat penddikan menjadi salah satu

ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan tentang kanker serviks dengan metode guidance and counseling terhadap pengetahuan wanita usia subur untuk pencegahan kanker serviks.

faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan tentang kanker serviks pada wanita usia subur. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Messakh (2019), hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA, semakin tinggi tingkat pendidikan wanita usia subur maka semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Penelitian Adesta (2020) tentang pendidikan kesehatan melalui media online terhadap pengetahuan dan perilaku pencegahan kanker serviks pada wanita usia subur di Kabupaten Sikka, didapatkan hasil penelitian mayoritas responden berpendidikan SMA, yang sudah termasuk dalam jenjang pendidikan menengah, sehingga lebih mudah mencerna suatu pengalaman dan pengetahuan baru.

Pekerjaan responden dalam penelitian menunjukkan mayoritas responden tidak bekerja atau seorang ibu rumah tangga. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Masruroh (2019), terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pengetahuan wanita usia subur tentang deteksi dini kanker serviks melalui IVA dengan rata-rata responden tidak bekerja/IRT. Penelitian Finaninda et al (2015), menunjukkan mayoritas responden adalah ibu rumah tangga yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang tidak berkembang, hal ini disebabkan oleh pekerjaan memiliki lingkungan kerja yang dapat memberikan pengetahuan secara langsung dan tidak langsung. Oleh sebab itu, ibu rumah tangga yang hanya berhubungan dengan orang-orang sekitar rumah saja banyak yang kurang memiliki pengetahuan yang baik dan belum melakukan pemeriksaan IVA.

Pengetahuan diperoleh dari keingintahuan melalui proses sensorik dan

menjadi dasar dalam pembentukan perilaku terbuka (Donsu, 2017). Pengetahuan yang baik tentang kanker serviks menjadi dasar dalam pembentukan sikap, minat, dan perilaku wanita usia subur dalam melakukan pencegahan kanker serviks. Wawan & Dewi (2017) menyatakan pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dimana faktor internal yaitu pendidikan, pekerjaan, dan umur sedangkan faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan sosial budaya. Sebagian besar wanita usia subur sebelum diberikan pendidikan kesehatan memiliki pengetahuan kurang baik tentang kanker serviks yang disebabkan kurangnya akses informasi yang benar tentang kanker serviks terutama informasi melalui pendidikan kesehatan oleh petugas kesehatan.

Pengetahuan wanita usia subur mengalami peningkatan setelah diberikan pendidikan kesehatan kanker serviks dengan metode guidance and counseling yang dibuktikan dengan hasil skor kuesioner pre test dengan skor terendah adalah 7 dan tertinggi adalah 21 dengan nilai rata-rata (mean) 15,98% sedangkan hasil skor post test didapatkan skor paling rendah 16 dan skor paling tinggi 22 dengan nilai rata-rata (mean) 20,11%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita usia subur yang sebelumnya tidak mengetahui tentang kanker serviks menjadi paham dan memiliki ketertarikan untuk melakukan pencegahan kanker serviks dengan meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks.

Penelitian Fitriyani (2021), didapatkan hasil peningkatan pengetahuan responden berdasarkan dari nilai rata-rata pretest dan posttest, dimana nilai rata-rata pretest dan posttest adalah 63,33 menjadi 82,17 dengan nilai signifikansi (p-value) 0,000 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks pada ibu-ibu setelah dilakukan pendidikan kesehatan di RT 01 RW 04 Dukuh Tempel. Penelitian Lubis & Tanjung (2021), menunjukkan nilai rata-

rata pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan media leaflet mengalami peningkatan yaitu 10,23 menjadi 14,30 dengan nilai p = 0,001 (p<0,05), ada pengaruh media leaflet terhadap pengetahuan responden tentang kanker serviks.

Pendidikan kesehatan menjadi proses pembelajaran yang bersifat dinamis, terencana dan bertujuan untuk memodifikasi perilaku melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap terkait perbaikan pola hidup yang lebih sehat (Nurmala, 2018). Pendidikan kesehatan metode guidance and counseling merupakan salah satu pendekatan dalam pendidikan kesehatan yang dilakukan secara individual. Bimbingan dalam konteks pendidikan berarti menunjukkan, memimpin, mengarahkan sedangkan konseling merupakan layanan khusus dari bimbingan dengan cara membantu individu belajar lebih banyak tentang diri dan situasi mereka saat ini serta kontribusi selanjutnya di masa depan terhadap mereka dan masyarakat sekitar. Guidance and counseling memungkinkan seseorang dapat menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan (Febrini, 2020).

Guidance atau bimbingan dalam penelitian ini dilakukan dengan usaha dalam pemberian informasi kepada klien mengenai penyakit kanker serviks untuk pencegahan kanker serviks sedangkan konseling dalam penelitian ini adalah layanan dalam bentuk diskusi mengenai topik yang dibahas dalam proses bimbingan. Tujuan guidance and counseling adalah membantu memandirikan responden dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.

Metode ini memiliki kelebihan dibandingkan metode lain dikarenakan dalam pelaksanaannya diawali dengan melakukan pengkajian tingkat pengetahuan kanker serviks yang selanjutnya dilakukan intervensi guidance dengan menyesuaikan tingkat pengetahuan masing-masing

responden. Masing-masing responden selanjutnya juga mendapat intervensi counseling dengan evaluasi dan validasi kembali kepada masing-masing responden terkait pengetahuan kanker serviks yang dilakukan dengan diskusi secara berkelanjutan. Metode ini memungkinkan para responden untuk tidak malu dalam bertanya seputar organ reproduksinya setelah diberikan penjelasan terkait kanker serviks dikarenakan metode yang dilakukan dengan tidak mengumpulkan banyak orang melainkan intervensi dilakukan pada masing-masing responden secara bergantian dengan menyepakati waktu pertemuan atau pemberian intervensi terlebih dahulu.

Pendidikan kesehatan tentang kanker serviks dengan metode guidance and counseling dapat meningkatkan pengetahuan wanita usia subur untuk pencegahan kanker serviks sehingga tercipta pengetahuan yang baik pada wanita usia subur terkait kanker serviks. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa p-value (0,000) < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan wanita usia subur sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang kanker serviks dengan metode guidance and counseling untuk mencegah kanker serviks. Penelitian Mamiri dkk (2021) menunjukkan terdapat pengaruh pengetahuan yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan metode

SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian terhadap 55 responden tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang kanker serviks dengan metode guidance and counseling terhadap pengetahuan wanita usia subur untuk pencegahan kanker serviks, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berada pada usia 3645 tahun yaitu sebanyak 27 responden (49,1%), suku terbanyak responden adalah suku Minang yaitu 27 responden (49,1%). Paritas sebagian besar responden adalah

guidance and counseling dengan p-value (0,000) < α (0,05).

Penelitian Barus & Panggabean (2020), menunjukkan adanya perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang deteksi dini kanker serviks dengan p-value (0,03) < α (0,05). Penelitian Adesta & Nua (2020), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan pada pengetahuan dan perilaku pencegahan kanker serviks pada wanita usia subur di Puskesmas Nanga Kabupaten Sikka setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan melalui media online tentang deteksi dini kanker serviks dengan p-value 0,000 (p < 0,05). Penelitian Messakh (2019), juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pengetahuan tentang kanker serviks sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media audio visual pada WUS di Desa Sumowono.

Hasil analisis data bivariat yang diperoleh dari uji statistik Wilcoxon, didapatkan bahwa rata-rata pre test dan post test masing-masing sebesar 15,98 dan 20,11 dan p-value (0,000) < α (0,05) yang menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari rata-rata pengetahuan wanita usia subur sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan, sehingga pendidikan kesehatan kanker serviks dengan metode guidance and counseling berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Simpang Baru.

multipara dengan jumlah 44 responden (80,0%), pendidikan mayoritas responden adalah SMA/sederajat yaitu sebanyak 28 responden (50,9%) dan pekerjaan responden terbanyak adalah tidak bekerja/Ibu Rumah Tangga (IRT) dengan jumlah 40 responden (72,7%). Hasil analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan p-value (0,000) < α (0,05) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang kanker serviks dengan metode

guidance and counseling terhadap pengetahuan wanita usia subur untuk pencegahan kanker serviks.

DAFTAR PUSTAKA

Adesta, R. O., & Nua, E. N. (2020). Pendidikan Kesehatan Melalui Media Online Terhadap Pengetahuan Dan Perilaku Pencegahan Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur Di Kabupaten Sikka. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat, 7(2), 43–51.

Arbyn, M., et al. (2020). Estimates of incidence and mortality of cervical cancer in 2018: a worldwide analysis. The Lancet, 8(2), 191– 203.

Barus, E., & Panggabean, R. D. E. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks  Terhadap Peningkatan

Pengetahuan Ibu Tentang Deteksi Dini

Kanker Serviks. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 6(1), 487–494.

Bkkbn. (2016). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Daniyal, M., et al. (2015). Update knowledge on cervical cancer incidence and prevalence in Asia. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, 16(9), 3617–3620.

Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2020). Profil Kesehatan Kota Pekanbaru. Pekanbaru

Donsu, J. D. (2017). Psikologi keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Farida, & Nurhidayah, F. O. (2017). Pengetahuan Kanker Serviks Dalam Tindakan Melakukan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur (Di Desa Tulungrejo Kecamata Besuki Kabupaten Tulungagung Tahun 2017). Journal Of Nursing Practice, 1(1), 40–47.

Febrini, D. (2020). Bimbingan & Konseling (1 ed.). Bengkulu: CV Brimedia Global.

Finaninda., Tafwidhah, Y., & Wulandari, D. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kangker Serviks Terhadap Keikutsertaan Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) Pada WUS (Wanita Usia Subur) Di Puskesmas Karya Mulia Kota Pontianak. Jurnal ProNers, 3(1), 1–17.

Fitriyani, G. (2021). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada    Masa    Pandemi    Covid-19.

publikasiilmiah.ums.ac.id.

Fowler, J. R., Maani, E. V, Jack, B. W., & Miller, J. L. (2021). Cervical Cancer (Nursing). Journal Pone, 11–16.

Kemenkes RI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 796/Menkes/SK/VII/2010 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Diperoleh tanggal 11

Februari            2022            dari

http://www.kebijakankesehatanindonesia.net /sites/default/files/file/2011/kepmenkes/KM K No. 796 ttg KankerRahim.pdf.

Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Lubis, A. U. N., & Tanjung, W. W. (2021). Pengaruh Media Leaflet dan Film terhadap Pengetahuan tentang Kanker Serviks dan Partisipasi Wanita dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Di Kampung Darek Kecamatan Padangsidimpuan Selatan. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, 6(1), 7–13.

Malehere, J. ( 2019). Analisis Perilaku Pencegahan Kanker Serviks pada Wanita Pasangan Usia Subur Berdasarkan Teori Health Promotion Model. Skripsi. Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Surabaya.

Mamiri, E. D., Fata, U. H., & Nurmawati, T. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Guidance and Counseling terhadap Peningkatan Efikasi Diri (Self Efficacy) pada Pasien TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Boro. Jurnal Ners dan Kebidanan, 7(2), 190– 195.

Manafe, D. (2014). Di Indonesia, Kasus Kanker Payudara dan Serviks Tertinggi. Diperoleh tanggal 11 Februari 2022 dari https://www.beritasatu.com/kesehatan/1645 92/di-indonesia-kasus-kanker-payudara-dan-serviks-tertinggi.

Masruroh & Cahyaningrum. (2019). Hubungan Pekerjaan Dengan Pengetahuan WUS Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui IVA Di Wilayah Puskesmas Bergas. prosiding Seminar Nasional Widya Husada 1, 23, 188–193.

Mayanda, V. (2019). Hubungan Karakteristik Wanita dengan Kejadian Kanker Serviks di Rsu Mutia Sari Periode 2016-2017. Jurnal Bidan Komunitas, 2(1), 47–56.

Messakh, AL. (2019). Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audio visual terhadap pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks di desa sumowono. repository2.unw.ac.id

Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2017). Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurlelawati, E., et al. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Serviks Di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta Tahun 2016 Related Factors With

Services Cancer Services In Hospital Pertamina Center Jakarta Period In 2016 Jurnal Bidan. Midwife Journal, 5(1), 8–16.

Nurmala, I. (2018). Promosi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.

Patidar, J. (2013). Guidance and Counseling. Diperoleh tanggal 11 Februari 2022 dari https://www.slideshare.net/drjayeshpatidar/g uidance-and-counselling.

Rukminingsih., Adnan, G., & Latief, M. A. (2020). Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Erhaka Utama.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumantri, A. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Prenada Media Group Cetakan ke-3.

Syapitri, H., Aritonang, J., & Press, A. (2021). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Malang: Ahlimedia Press.

Tezcan, S. E. Al. (2014). Human Papillomavirus Genotype Distribution and E6 / E7 Oncogene Expression in Turkish Women with Cervical Cytological Findings. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, 15(9), 3997–4003.

Wawan, A., & Dewi, M. (2017). Teori dan

Pengukuran Pengetahuan, Sikap  dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta:  Nuha

Medika.

Zibako, P., et al. (2021). Knowledge, attitude and practice towards cervical cancer prevention among mothers of girls aged between 9 and 14 years: a cross sectional survey in Zimbabwe. BMC Women’s Health, 21(1), 1– 13.

Volume 11, Nomor 5, Oktober 2023

474