Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG VAKSINASI CORONA VIRUS DISEASE 2019 DENGAN KESEDIAAN MELAKUKAN VAKSINASI CORONA VIRUS DISEASE 2019

Diah Safitri*1, Yulia Irvani Dewi1, Yufitriana Amir1 1Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Riau *korespondensi penulis, email: [email protected]

ABSTRAK

Coronavirus Disease (Covid-19) merupakan infeksi yang terjadi pada saluran pernafasan akibat virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS CoV-2). Perilaku protektif dengan tindakan vaksinasi merupakan upaya perlindungan dari penyebaran Covid-19 yang dapat dilakukan terutama pada kelompok yang beresiko seperti ibu hamil. Kurangnya pengetahuan, banyaknya penyebaran opini negatif, serta tingginya perasaan khawatir mengenai dampak vaksinasi Covid-19 mengakibatkan tingkat kesediaan rendah pada ibu hamil untuk divaksinasi dibandingkan pada populasi yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai vaksinasi Covid-19 dengan kesediaannya untuk melaksanakan vaksinasi tersebut. Penelitian ini masuk kedalam jenis penelitian kuantitatif correlational dengan desain cross sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini ibu hamil sebanyak 70 orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria inklusi sampel merupakan ibu hamil yang belum divaksinasi Covid-19 dan kriteria eksklusinya yaitu ibu hamil dengan komorbid tidak terkontrol dan memiliki risiko tinggi (anemia, hiperemesis gravidarum, dan preeklamsia). Analisis data menggunakan uji univariat dan bivariat dengan uji statistik chisquare. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang masuk kedalam kategori tinggi (51,4%) dan sebagian bersedia melaksanakan vaksinasi Covid-19 (75,7%). Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui adanya korelasi antara tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai vaksinasi Covid-19 dengan kesediaannya untuk diberikan vaksin Covid-19 (p-value = 0,000). Kesimpulan yang diperoleh adalah ketika pengetahuan mengenai pemberian vaksin Covid-19 pada ibu hamil masuk kedalam kategori tinggi maka kesediaannya juga akan meningkat untuk melaksanakan vaksinasi tersebut.

Kata kunci: ibu hamil, kesediaan, pengetahuan, vaksinasi Covid-19

ABSTRACT

Coronavirus Disease (Covid-19) is an infection that occurs in the respiratory tract due to the Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS CoV-2) virus. Protective behavior with vaccination measures is an effort to protect against the spread of Covid-19 which can be done, especially in at-risk groups such as pregnant women. Lack of knowledge, the spread of negative opinions and the high feeling of worry about the impact of Covid-19 vaccination have resulted in a low level of willingness in pregnant women to be vaccinated compared to other populations. This study aims to determine the correlation between the level of knowledge of pregnant women regarding the Covid-19 vaccination and their willingness to carry out the vaccination. This research is included in the type of correlational quantitative research with a cross sectional design. The sample used in this study was 70 pregnant women who were selected using purposive sampling techniques. The sample inclusion criteria are pregnant women who have not been vaccinated against Covid-19 and the exclusion criteria are pregnant women with uncontrolled comorbidities and have a high risk (anemia, hyperemesis gravidarum, and preeclampsia). Data analysis using univariate and bivariate tests with chi-square statistical tests. The results of this study show that the majority of respondents have a high level of knowledge (51,4%) and some are willing to carry out the Covid-19 vaccination (75,7%). Based on the results of the chi-square test, it is known that there is a correlation between the level of knowledge of pregnant women regarding the Covid-19 vaccination and their willingness to be given the Covid-19 vaccine (p-value = 0.000). The conclusion obtained is that when the knowledge about administering the covid-19 vaccine to pregnant women is high, the willingness will also increase to carry out the vaccination.

Keywords: knowledge, pregnant women, vaccination covid-19, willingness

PENDAHULUAN

Coronavirus Disease (Covid-19) merupakan infeksi yang terjadi pada saluran pernafasan. Penyebab dari infeksi ini adalah virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS CoV-2) yang pertama kali ditemukan di Wuhan pada tahun 2019 lalu. Kemudian pada tahun 2020 tercatat sebanyak 743.198 orang terkonfirmasi Covid-19 dan meningkat sebanyak 4.262.720 orang pada tahun 2021. Tahun 2020 tercatat sebanyak 22.138 (3,0%) meninggal akibat terpapar infeksi Covid-19 dan meningkat sebanyak 144.088 orang pada tahun 2021. Berdasarkan data yang diperoleh dari WHO, diketahui bahwa ibu hamil jauh lebih rentan untuk terpapar virus ini bahkan pada bulan Juli 2021 tercatat 536 ibu hamil yang terpapar Covid-19 hanya dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Sebanyak 3% dari jumlah keseluruhan ibu hamil yang terpapar Covid-19 dinyatakan meninggal dunia dan sebanyak 4,5% lainnya memerlukan perawatan intensif (POGI, 2021). Sedangkan Kementerian Kesehatan RI (2021) melaporkan ada 35.099 ibu hamil yang terjangkit Covid-19. Berdasarkan perolehan data dan informasi tersebut makan dari itu ibu hamil dikategorikan sebagai individu yang rentan terhadap paparan Covid-19 sehingga direkomendasikan untuk mendapatkan vaksinasi (POGI, 2021).

Tujuan dari vaksinasi adalah untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu sehingga resiko pemaparan yang diterima lebih kecil dan gejala yang dirasakan lebih ringan apabila terkena penyakit tersebut. Distribusi vaksinasi yang merata akan membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) di wilayah tersebut. Penyebab dari rentannya paparan penyakit dan infeksi yang terjadi pada ibu hamil ialah karena sistem imun tubuh yang mereka miliki tergolong rendah sehingga bisa kapan saja terinfeksi. Meskipun gejala umumnya sama dengan penderita lain, namun ibu hamil dengan kondisi bawaan seperti penyakit yang berhubungan dengan saluran pernafasan atau kerusakan hati akan menujukkan gejala

yang lebih berat apalagi jika paparan virus yang diterima cukup parah. Hal ini dapat mengakibatkan proses kelahiran prematur, keguguran, bahkan kematian (Widiastuti, 2021).

Vaksin yang digunakan untuk memvaksinasi ibu hamil ialah vaksin platform mRNA, Pfizer, Moderna, dan vaksin platform inactivated virus Sinovac. Dosis vaksin pertama akan diberikan saat kehamilan menginjak trimester kedua, sedangkan dosis dua akan diberikan beberapa waktu setelahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku (SE Kemenkes RI, 2021). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ibu hamil dapat menerima vaksin Covid-19 karena bahan baku yang digunakan lebih banyak memberikan manfaat dibandingkan risiko yang diberikan pada ibu hamil.

Saat ini jumlah ibu hamil yang melakukan vaksinasi masih sedikit (Levy et al, 2021). Kemungkinan hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, ketakutan akan berdampak pada janin, adanya infeksi dan terjadinya kecacatan pada janin. Disamping itu, banyak isu negatif mengenai status halal dan keamanan dari pemberian vaksin Covid-19 untuk ibu hamil. Penelitian di China menjelaskan bahwa dari 23 orang ibu hamil sebanyak 12 orang yang diberikan vaksinasi Pfizer dan 11 orang diberikan vaksinasi moderna. Ibu hamil yang mendapatkan vaksinasi mengalami efek samping seperti keguguran, 1 orang pada vaksin Pfizer dan 1 orang pada vaksin Moderna. Sedangkan ibu hamil yang lain tidak mengalami efek samping selama kehamilan (Garg, 2021).

Sedangkan penelitian Sari & Iislamy (2021) di Indonesia yang menggambarkan bahwa partisipasi ibu hamil untuk ikut vaksinasi cukup tinggi dengan jumlah 35.691 selama periode 14 Desember 202028 Februari 2021 dengan jenis vaksinasi yang diberikan, yaitu Pfizer (85,8%) dan Moderna (87,4%). Rata-rata usia wanita hamil antara 25 - 34 tahun. Keluhan yang dilaporkan oleh penerima vaksin adalah nyeri saat injeksi, kelelahan, dan sakit kepala.

Kesediaan ibu hamil dalam melakukan vaksinasi sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit Covid-19 sangat ditentukan oleh faktor yang mempengaruhi persepsi ibu mengenai vaksinasi Covid-19 diantaranya latar belakang pendidikan, usia, dan lain-lain (Jati dkk, 2020). Informasi yang diterima ibu hamil tentang vaksinasi Covid-19 akan mempengaruhi pengetahuan atau pemahaman ibu hamil. Pengetahuan tersebut berkorelasi terhadap perilaku dalam melakukan vaksinasi.

Dari survei awal pada 14 Desember 2021 Dinas Kesehatan Provinsi Riau (Dinkes, 2021) menyatakan bahwa sebanyak 28 orang ibu hamil telah tervaksin dosis satu dan sebanyak 26 orang telah tervaksin dosis 2. Dari data tersebut, disimpulkan bahwa jumlah ibu hamil yang tervaksinasi masih sedikit. Penelitian yang dilakukan Ratmawati dkk (2021) di Pekanbaru mengenai vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil menggambarkan bahwa penyebab ibu hamil belum tervaksinasi adalah karena adanya penyakit bawaan dan takut terjadi sesuatu pada janinnya.

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 4 Januari 2022 didapatkan bahwa dari 8 orang ibu hamil yang melakukan antenatal care (ANC) hanya terdapat 4 orang saja yang mengetahui tentang vaksinasi Covid-19 serta manfaatnya,

METODE PENELITIAN

Penelitian ini masuk kedalam jenis penelitian kuantitatif correlational dengan desain cross sectional. Penelitian berlokasi di Puskesmas Umban Sari Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Pada bagian awal, kuesioner berisi 20 butir pertanyaan mengenai pengetahuan vaksinasi Covid-19 dengan menggunakan skala Guttman sebagai alat ukurnya. Pengukuran mengenai tingkat pengetahuan dibagi kedalam 2 kategori, yaitu kategori tinggi dan rendah. Cara mengkategorikannya menggunakan nilai median masing-masing responden, jika nilai median ≥11 maka kategori tingkat pengetahuannya tinggi, dan jika nilai median

sedangkan 4 orang ibu hamil lainnya tidak mengetahui vaksinasi Covid-19 serta manfaatnya. Dari jumlah tersebut diketahui ibu hamil yang melakukan vaksinasi masih sedikit hanya 2 orang ibu hamil. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan penanggung jawab program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) diperoleh informasi bahwa ibu hamil yang melakukan antenatal care (ANC) sudah disosialisasikan tentang vaksinasi pada kehamilan sesuai dengan anjuran Kemenkes RI tahun 2021. Namun ada beberapa kendala, diantaranya tidak semua ibu hamil mau melakukan vaksinasi karena takut berdampak pada janin. Berdasarkan laporan selama 6 bulan terakhir hanya 10 ibu hamil yang sudah melakukan vaksinasi. Berdasarkan jumlah tersebut, masih jauh persentase jumlah ibu hamil divaksinasi yang belum sesuai target (98%). Menindaklanjuti kondisi tersebut, maka Dinas Kesehatan melalui Puskesmas memberitahukan agar tetap aktif dalam mensosialisasikan tentang vaksin pada ibu hamil, baik di Puskesmas maupun kunjungan rumah.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui korelasi antara tingkat pengetahuan vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil dengan kesediaannya untuk melaksanakan vaksinasi tersebut.

<11 maka kategori tingkat pengetahuannya rendah. Hasil analisa uji validitas didapatkan 12 pertanyaan valid dengan nilai r hitung 0,378-0,713 > r tabel (0,361). Uji reliabilitas diperoleh nilai cronbach alpha 0,815 > 0,60 artinya kuesioner pengetahuan reliabel. Bagian kedua yaitu kuesioner kesediaan untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19 terdapat 1 pertanyaan dengan jawaban bersedia dan tidak bersedia dan memiliki ketentuan nilai 0 jika tidak bersedia, nilai 1 jika bersedia.

Populasi yang ditetapkan berjumlah 216 ibu hamil yang bertempat tinggal di area Puskesmas Umban Sari Kecamatan Rumbai dengan jumlah sampel 70 orang. Teknik purposive sampling ditetapkan

untuk mengumpulkan sampel. Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah ibu hamil yang belum melakukan vaksinasi Covid-19. Kriteria eksklusi yang ditetapkan, yaitu ibu hamil dengan komorbid tidak terkontrol dan ibu hamil dengan risiko tinggi (anemia, hiperemesis gravidarum, dan preeklamsia).

Pengumpulan data dilakukan di rumah responden. Responden dipersilahkan untuk menandatangani lembar pernyataan kesediaan untuk menjadi responden sebelum proses pengisian kuesioner dilakukan. Selanjutnya peneliti menjelaskan petunjuk untuk mengisi kuesioner kepada responden dan setelah itu mempersilahkan responden mengisi kuesioner selama 15 hingga 20 menit. Selanjutnya, data yang diperoleh akan diinput untuk dilakukan uji statistik.

Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji univariat dan bivariat. Uji univariat dilakukan untuk menganalisa responden ibu hamil dengan karakteristik usia, pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan, gravida kehamilan, tingkat pengetahuan terhadap vaksinasi Covid-19, dan kesediaan untuk melaksanakan vaksinasi. Analisa bivariat untuk melihat korelasi antara tingkat pengetahuan mengenai vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil dengan kesediaannya untuk divaksinasi. Analisa ini dilakukan menggunakan uji statistik chi-square continuity correction. Penelitian ini sudah mendapatkan surat keterangan kelayakan etik dengan nomor 449/UN.19.5.1.8/KEPK.FKp/2022 dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Keperawatan Universitas Riau.

HASIL PENELITIAN

Berikut ini adalah hasil dari penelitian yang telah dilakukan


Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik Responden

N             %

Usia (Tahun)

Remaja Akhir (17 - 25)

Dewasa Awal (26 - 35)

Dewasa Akhir (36 - 45)

24                       34,3

36                       51,4

10                         14,3

Pendidikan

Dasar (SD-SMP)

Menengah (SMA/SMK)

Tinggi (D1, D2, D3, D4, S1, S2, S3)

21                       30,0

43                         61,4

6                          8,6

Pekerjaan

Tidak Bekerja Bekerja

61                            87, 1

9                         12,9

Usia Kehamilan

Trimester 1

Trimester 2

Trimester 3

17                         24,3

39                       55,7

14                       20,0

Gravida Kehamilan

Primigravida

Multigravida

17                         24,3

53                       75,7

Tabel 1 menggambarkan karakteristik dari responden yang ada. Mayoritas responden adalah orang dengan usia dewasa awal yakni 26 hingga 35 tahun sebanyak 36 orang (51%). Sebagian besar tingkat pendidikan responden menengah (SMA/SMK) dengan jumlah 43 orang (61,4%). Mayoritas status pekerjaan

responden, yaitu tidak bekerja dengan jumlah 61 orang (87,1%). Sebagian besar usia kehamilan responden yaitu trimester 2 dengan jumlah 39 orang (55,7%) dan sebagian besar status gravida responden multigravida dengan jumlah 53 orang (75,7%).


Tabel 2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Vaksinasi Covid-19 dan Gambaran Kesediaan Ibu Hamil Melakukan Vaksinasi Covid-19

Kategori Tingkat Pengetahuan

N                %

Tinggi

Rendah

36                            51,4

34                            48,6


Kategori Kesediaan

Bersedia

Tidak Bersedia

53                            75,7

17                              24,3

Tabel 2 menggambarkan tingkat pengetahuan responden dimana mayoritasnya masuk kedalam kategori tinggi dengan jumlah 36 orang (51,4%).

Kemudian mayoritas responden yakni sejumlah 53 orang (75,7%) bersedia untuk divaksinasi.


Tabel 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Vaksinasi Covid-19 dengan Kesediaan Ibu Hamil

Melakukan Vaksinasi Covid-19

Pengetahuan

Kesediaan

Total

p-value

Bersedia

Tidak Bersedia

N

%

N

%

N

%

Tinggi

34

94,4%

2

5,6%

36

100%

Rendah

19

55,9%

15

44,1%

34

100%

0,000

Total

53

75,7%

17

24,3%

70

100%


Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa hasil uji chi-square terhadap 70 responden memperoleh hasil p value 0,000

  • < a (0,05), yang menunjukkan bahwa Ho ditolak, ini berarti terdapat korelasi antara tingkat pengetahuan pada ibu hamil mengenai vaksinasi Covid-19 dengan kesediaannya melaksanakan vaksinasi tersebut. Menurut data yang diperoleh, diketahui bahwa dari 36 ibu hamil yang

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menggambarkan jumlah responden terbanyak adalah orang dewasa awal dengan rentang usia 26 sampai 35 tahun yaitu sebanyak 36 responden (51,4%). Berdasarkan pengelompokkan usia dewasa awal termasuk dalam usia produktif (15-64 tahun) (WHO, 2013). Berdasarkan hal tersebut, responden penelitian sebagian besar adalah responden dengan usia produktif yakni 26 hingga 35 tahun, dimana responden pada usia ini aktif dalam berkegiatan dan kemampuan kognitifnya baik. Maka dari itu, saat usia seseorang makin dewasa, maka semakin matang juga pola pikirnya karena usia dapat mempengaruhi cara berpikir seseorang. Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan bertambah seiring dengan bertambahnya

tingkat pengetahuannya tinggi ada 34 orang (94,4%) bersedia untuk melaksanakan vaksinasi dan 2 responden lainnya (5,6%) tidak bersedia untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19. Sedangkan dari 34 ibu hamil yang pengetahuannya rendah, sebanyak 19 orang (55,9%) bersedia dan 15 responden lainnya (44,1%) tidak bersedia melaksanakan vaksinasi Covid-19.

usia mereka. Berdasarkan penelitian Ayu dkk (2020) mengatakan bahwa rata-rata ibu hamil yang menjadi peserta vaksinasi Covid-19 berada pada usia diatas 20 tahun. Pengetahuan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia serta latar belakang pendidikan dan pekerjaan (Islam et al., 2021).

Mayoritas pendidikan terakhir responden yaitu tergolong tinggi yaitu pendidikan menengah atas maupun kejuruan yakni sejumlah 43 orang (61,4%) dengan profesi ibu rumah tangga. Pada dasarnya, tingkat pendidikan dapat mempengaruhi perilaku, hal ini disebabkan oleh wawasan yang diperoleh seseorang secara langsung (Dharmawati dan Wirata, 2016). Tingkat pendidikan seseorang akan

membuat individu tersebut memiliki wawasan yang tinggi untuk menganalisa beragam informasi. Namun, ketika tingkat pendidikan seseorang rendah maka berdampak pada wawasan mereka ketika menerima informasi ataupun edukasi. Hal ini selaras dengan penelitian Reza (2022) bahwa kelompok pendidikan tinggi yaitu sebesar 77% berpeluang lebih besar untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19 dibandingkan dengan 54,7% kelompok berpendidikan rendah.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa mayoritas responden tidak bekerja sebanyak 61 orang (87,1%). Hal ini karena didominasi oleh jenis kelamin perempuan dimana mereka adalah seorang ibu rumah tangga. Tingkat pengetahuan yang dimiliki akan bertambah seiring dengan intensitas seseorang dalam bersosialisasi, hal ini dikarenakan luasnya informasi yang akan diperoleh dari berbagai relasi. Selain itu, jenis pekerjaan juga berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, dimana biasanya jenis pekerjaan yang lebih banyak menggunakan otak dapat berpengaruh terhadap cara seseorang berpikir karena kinerja otak semakin meningkat seiring dengan penggunaannya dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang lebih membutuhkan otot. Tingkat pekerjaan seseorang juga akan menentukan peluang yang akan didapatkan dalam memperoleh berbagai informasi sehingga pengetahuan yang diperoleh akan meningkat.

Menurut Tiara (2017), pekerjaan berpengaruh dalam membentuk persepsi individu dalam mengambil sebuah keputusan dari segala hal yang dialaminya. Orang yang bekerja akan beresiko terinfeksi Covid-19 dibanding dengan orang yang tidak bekerja dan lebih banyak di rumah sehingga perlu proteksi dengan melakukan vaksinasi. Namun bekerja atau tidak bekerja, itu tidak membatasi seseorang melaksanakan kewajiban mereka untuk mengikuti vaksinasi Covid-19, dikarenakan vaksin Covid-19 merupakan suatu program pemerintah agar Indonesia bebas dari ancaman virus tersebut, terutama pada ibu hamil yang termasuk dalam kategori rentan.

Mayoritas responden penelitian ini dalam kondisi usia kehamilan trimester kedua (13-27 minggu) yaitu sebanyak 39 orang (55,7%). Hal ini karena pada usia kehamilan ini pemikiran dan kekhawatiran para ibu hamil akan kelangsungan hidup janinnya akan meningkat. Pada usia ini pula vaksinasi COVID-19 ibu hamil dapat diberikan (Kemenkes RI, 2021). Hal tersebut selaras dengan penelitian Reza (2022) dimana jumlah ibu hamil telah divaksinasi lebih banyak saat trimester 2 (75,3%) dibandingkan pada saat trimester 3 (50%).

Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas ibu hamil dengan kehamilan multigravida sejumlah 53 orang (75,7%) dan primigravida sejumlah 17 orang (24,3%). Hal ini karena pengalaman ibu multigravida lebih banyak pada saat kehamilan pertama dan pengalaman yang diperoleh dari konseling saat ANC (antenatal care / periksa kehamilan). Menurut Aisyah dkk (2021), terdapat hubungan antara status gravida dengan kesediaan ibu hamil untuk divaksinasi. Menurut Reza (2021), ibu yang divaksin pada kelompok multigravida dipengaruhi oleh pengalaman kehamilan sebelumnya. Namun, ibu primigravida memiliki semangat yang lebih tinggi dalam mencari informasi mengenai topik kehamilan karena banyak yang baru diketahuinya.

Sebagian besar pengetahuan ibu hamil mengenai vaksin Covid-19 masuk kedalam kategori tinggi yakni sebanyak 36 orang (51,4%), sedangkan 34 ibu hamil lainnya memiliki pengetahuan dengan kategori rendah mengenai hal ini. Pengetahuan merupakan faktor penting dalam mengubah tindakan kesehatan seseorang sehingga tercipta kesehatan yang diharapkan jika seseorang memiliki motivasi untuk bertindak atas dasar pengetahuannya tersebut (Notoatmodjo, 2015). Penelitian dari Nasution (2022) menyatakan bahwa mayoritas responden sudah mencapai level pengetahuan yang cukup mengenai vaksinasi Covid-19.

Pengetahuan diperlukan untuk menciptakan rasa percaya diri, sikap, serta perilaku seseorang dalam kegiatan sehari-

hari. Oleh karena itu, pengetahuan menjadi domain yang penting terhadap bagaimana perilaku manusia terbentuk. Sebagai contoh, pengetahuan seseorang mengenai penyakit tertentu dapat mempengaruhi tanggapannya terhadap penyakit tersebut sehingga dapat meminimalisir resiko pemaparan dari penyakit tersebut. Demikian pula dalam hal vaksinasi, seseorang yang mengetahui pentingnya dan manfaat dari vaksinasi serta risiko yang didapatkan jika tidak divaksin akan berkontribusi pada keberhasilan program vaksinasi (Reza, 2021).

Dari penelitian yang dilakukan di area kerja Puskesmas Umban Sari diketahui mayoritas ibu hamil yakni sebanyak 35 orang (75,7%) bersedia untuk divaksinasi Covid-19. Kesediaan (willingness) merupakan kondisi titik kematangan seseorang untuk menerima dan bersedia untuk mempraktikkan perilaku tertentu atau berbuat sesuatu. Kesediaan merupakan internal yang tingkatannya lebih tinggi dari insting, refleks, dan keinginan yang disertai dengan akal untuk mencapainya (Wake, 2021).

Kesediaan dalam melakukan proses vaksinasi pada ibu hamil dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diterimanya baik itu melalui pendengaran maupun penglihatan. Seseorang yang memiliki persepsi negatif mengenai vaksin Covid-19 akan menolak kegiatan vaksinasi sehingga mempengaruhi perlindungan infeksi yang diterima oleh ibu hamil. Maka dari itu, pemberian informasi dan edukasi yang tepat mengenai manfaat vaksin Covid-19 sangat penting terhadap masyarakat terutama ibu hamil (Tasnim, 2021).

Responden yang tidak bersedia untuk divaksinasi Covid-19 beralasan takut terhadap efek samping dari vaksin yang digunakan. Selain itu mereka merasa bahwa virus ini dapat dicegah cukup dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Hal ini diakibatkan oleh minimnya informasi vaksinasi Covid-19 yang diperoleh responden. Menurut peneliti, orang yang memiliki pengetahuan kesehatan yang baik akan memahami pentingnya menjaga kesehatan sehingga

mereka akan sadar mengenai pentingnya melaksanakan vaksinasi tersebut.

Hasil dari analisa menunjukkan korelasi antara tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai vaksinasi Covid-19 dengan kesediaannya untuk divaksinasi (p-value 0,000). Hal ini selaras dengan penelitian dari Reza (2021) yang menyatakan korelasi signifikan antara pengetahuan dengan status vaksinasi (p-value = 0,001). Hal tersebut dibuktikan dengan kesediaan untuk melaksanakan vaksinasi pada ibu hamil dengan wawasan tinggi mengenai vaksinasi Covid-19 dimana mereka memahami kandungan yang terdapat dalam vaksin serta manfaat yang akan diperoleh yakni memberikan proteksi pada ibu dan janin dari resiko penyakit yang diakibatkan oleh virus corona, sehingga diketahui bahwa saat tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh ibu hamil masuk kedalam kategori tinggi mengenai vaksin Covid-19 maka kesediaannya untuk divaksinsi juga akan semakin meningkat. Sedangkan ibu hamil dengan kategori pengetahuan rendah terhadap vaksinasi Covid-19 memiliki kesediaan yang rendah karena minimnya pengetahuan akan manfaat yang diperoleh dari proses vaksinasi sehingga lebih banyak memikirkan soal kekhawatiran yang tidak perlu.

Penelitian Chang et al (2021) mengatakan ibu hamil di Cina lebih banyak tidak bersedia untuk divaksinasi yang diakibatkan minimnya pengetahuan dan persepsi yang negatif terhadap vaksin sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap efek dari vaksinasi. Sedangkan menurut Skjefte et al (2021) alasan penolakan terhadap vaksinasi Covid-19 oleh ibu hamil adalah karena kecemasan ibu mengenai efek samping vaksin terhadap janin mereka. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan memiliki keterkaitan yang kuat dengan kesediaan ibu hamil untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19.

Penelitian yang ada juga menyebutkan keterkaitan antara pengetahuan dan kesediaan vaksinasi dengan relasi sosial seperti keluarga dan lingkungan sekitar yang menjadi sumber

informasi efektif bagi ibu hamil mengenai pandangan mereka terhadap vaksinasi Covid-19 sehingga hal tersebut

SIMPULAN

Tingkat pengetahuan responden pada penelitian ini masuk kedalam kategori tinggi mengenai vaksinasi Covid-19 yakni sejumlah 36 orang (51,4%). Sebagian besar ibu hamil bersedia melakukan vaksinasi Covid-19 dengan jumlah 53 orang (75,7%).

Uji statistik chi-square menunjukkan korelasi signifikan pada tingkat pengetahuan vaksinasi Covid-19 yang dimiliki dengan kesediaan untuk melaksanakan vaksinasi tersebut dimana pengetahuan berkontribusi besar untuk mempengaruhi kesediaan pada ibu hamil.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, R. D., Fitiyani, Pambudi, D. B. (2021).

Vaksinasi COVID-19 pada Ibu Hamil. Jawa Tengah: CV. Pustaka Indonesia

Ayu, D., Rosyida, C., Latifah, A. (2020). Gambaran faktor yang mempengaruhi pelaksanaan imunisasi TT pada ibu hamil di puskesmas ngrandu kabupaten ponorogo. Journal Health Sciences, 13 (2), 172–179.

Chang, T., Wu, J. and Chang, L. (2021). Clinical characteristics and intrauterine vertical transmission potential of COVID-19 infection in nine pregnant women: a retrospective review of medical records, Journal of the Formosan Medical Association, 2(1), pp. 19–21.

Dharmawati, I. G. A. A., & Wirata, I. N. (2016).

Hubungan Tingkat Pendidikan, Umur, Dan Masa Kerja Dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan      Gigi Dan Mulut Pada Guru

Penjaskes Sd Di Kecamatan Tampak Siring Gianyar. Jurnal Kesehatan Gigi, 4(1), 1–5.

Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2021). Profil dinas kesehatan kota pekanbaru.

Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2021). Profil kesehatan provinsi riau.

Garg, I. (2021). COVID-19 vaccination in pregnancy: early experience from a single institution. American Journal of Obstetrics & Gynecology MFM, 3(6), 100-464.

Islam, M. S., Siddique, A. B., Akter R., et al. (2021).

Knowledge, attitudes and Perceptions towards COVID-19 vaccinations: a crosssectional community survey in Bangladesh. BMC Public Health. 21(8):1851.

Jati, P. S. & Suparwati, A. (2020). Hubungan antara persepsi ibu hamil tentang mutu pelayanan vaksinasi dengan kepuasan ibu hamil. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), 159-160.

mempengaruhi kesediaannya dalam melaksanakan vaksinasi.

Umumnya, semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang vaksinasi Covid-19, maka ibu hamil akan semakin bersedia untuk melakukan vaksinasi Covid-19. Sebaliknya ibu yang pengetahuannya rendah, kesediaan untuk vaksin juga rendah. Perlu strategi yang tepat dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang vaksinasi Covid-19 yaitu memberikan promosi kesehatan tentang pentingnya vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil.

Kementrian Kesehatan RI. (2021). Kebijakan Vaksinasi Covid-19. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2021). Surat edaran HK.02.01/I/2007/2021 tentang vaksinasi covid-19 bagi ibu hamil dan penyesuaian skrinis dalam pelaksanaan vaksinasi covid-19. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Levy, R. N., Wick, M., Mehta, R., Weaver, A. L., Virk, A., & Swift, M. (2021). Pregnancy and birth outcomes after SARS-CoV-2 vaccination in pregnancy. American Journal of Obstetrics and Gynecology MFM, 3(6), 1–

  • 6.

Nasution, H. (2022). Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang vaksin covid-19 dengan minat ibu untuk vaksin di wilayah kerja puskesmas aek godang tahun 2022. Fakultas Kesehatan: Universitas Aufa Royhan.

Notoadmojo, S. (2015). Promosi kesehatan dan ilmu perila. Jakarta: Rineka Cipta.

POGI. (2021). Rekomendasi Penanganan Infeksi Virus Corona (Covid-19) Pada Maternal (Hamil, Bersalin Dan Nifas). Penanganan Infeksi Virus Corona Pada Maternal. Vol 1 No 3, Hal 9–11. Jakarta.

Ratmawati, A. L & Sulistyorini, D. (2021). Gambaran vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil. Jurnal Sains Kebidanan, 11(1), 46-49.

Reza, D. (2022). Hubungan pengetahuan dengan status vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil di Wilayah DKI Jakarta. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia. Vol.5. No.4, Hal 399-401.

Sari, S. N., & Iislamy, N. (2021). Vaksin covid-19 pada ibu hamil. Medical Profession Journal of Lampung, 11(4), 327–333.

Skjefte M, Ngirbabul M, Akeju O, Escudero D, Hernandez-Diaz S, Wyszynski DF, et al.

(2021). COVID-19 vaccine acceptance among pregnant women and mothers of young children: results of a survey in 16 countries. Eur. J. Epidemiol., Vol. 36, no. 2, pp. 197–211.

Tasnim. (2021). Persepsi Masyarakat tentang Vaksin COVID-19 di Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari: Yayasan Kita Menulis.

Tiara, A. (2017). Hubungan peran tenaga dan motivasi terhadap kelengkapan imunisasi toksoid pada ibu hamil. Journal Of Health Science, 1 (2), 46-53.

Wake, A. D. (2021). The willingness to receive covid-19 vaccine and its associated factors: “vaccination refusal could prolong the war of this pandemic” - a systematic review. Risk Manag Healthc Policy, 14: 2609-2623.

Widiastuti. (2021). Vaksinasi covid-19 bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Bali: Artikel Kesmas Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Bali.

World Health Organization (WHO). (2020). Corona virus disease 19. Diunduh dari: http://www.who.int/publication/

Volume 11, Nomor 1, Februari 2023

23