Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

GAMBARAN PERAN ORANG TUA DALAM MENGEDUKASI PROTOKOL KESEHATAN DI MASA PANDEMI COVID-19

PADA ANAK USIA SEKOLAH

Yola Afrida*1, Yecy Anggreny1, Ennimay1

1Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru *korespondensi penulis, email: [email protected]

ABSTRAK

Corona virus merupakan penyakit infeksi akut pernapasan menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Anak-anak sangat rentan terhadap berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan mikroorganisme. Hal ini membuat para orang tua cemas terhadap anak-anak pada usia sekolah. Cara terbaik untuk mencegah penyakit ini adalah dengan memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 melalui peran orang tua. Pemutusan rantai penularan bisa dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan 5M secara disiplin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peranan orang tua dalam mengedukasi protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 pada pada anak usia sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Sampel penelitian ini adalah 207 responden dengan metode proportional random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk google form. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian meliputi karakteristik usia responden dengan mayoritas 36-45 tahun (50,7%) dengan usia minimal 20 tahun dan maksimal 65 tahun, responden sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga berjumlah 79 orang (38,2%), mayoritas pendidikan terakhir responden SMA berjumlah 84 responden (80,6%), mencuci tangan 119 (57,5%), memakai masker 116 (56,0%), menjaga jarak 110 (53,1%), menjauhi kerumunan 121 (58,5%),

membatasi mobilitas 119 (57,5%). Orang tua diharapkan mendorong dan memfasilitasi siswa dalam menerapkan protokol kesehatan 5M secara konsisten, serta sekolah mempersiapkan pengaturan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di masa pandemi serta menyediakan sarana pendukung penerapan 5M di sekolah.

Kata kunci: covid-19, daring, peran orang tua, protokol kesehatan

ABSTRACT

Corona virus is an acute respiratory infectious disease caused by the Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Children are very susceptible to various diseases caused by viruses, bacteria, and microorganisms. This makes parents worry about children at school age. The best way to prevent this disease is to break the chain of transmission of Covid-19 through the role of parents. Breaking the chain of transmission can be implemented by implementing the 5M health protocol in a disciplined manner. This study aims to describe the role of parents in educating health protocols during the Covid-19 pandemic for school-age children. This research is a quantitative research with a descriptive research design. The sample of this research was 207 respondents using proportional random sampling method. Data collection was carried out using a questionnaire in the form of a google form. The analysis used is univariate analysis. The results of the study include the age characteristics of the respondents with the majority being 36-45 years (50,7%) with a minimum age of 20 years and a maximum of 65 years, the majority of respondents working as housewives totaling 79 people (38,2%), the majority of respondents last education SMA totaled 84 respondents (80,6%), washed hands 119 (57,5%), wore masks 116 (56,0%), kept distance 110 (53,1%), stayed away from crowds 121 (58,5%), limited the mobility of 119 (57,5%). The parents are expected to encourage and facilitate students in implementing the 5M health protocol consistently and that schools prepare arrangements for implementing face-to-face learning during a pandemic and provide supporting facilities for implementing 5M in schools.

Keywords: compliance, covid-19, during online learning, the role of parents protocol knowledge

PENDAHULUAN

Dunia saat ini digemparkan oleh sebuah virus bernama Coronavirus Disease 2019. COVID-19 diidentifikasi belum pernah menyerang manusia sebelumnya dan ditemukan pada tahun 2019 (Kemenkes RI, 2020). COVID-19 pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China, dan COVID-19 ini sangat mudah menular dengan waktu yang sangat singkat dan menjadi pandemi global. Penyebab COVID-19 didukung oleh virus, yang dapat menyebar antara manusia atau hewan (Shereen et al., 2020).

COVID-19 telah menyebar sangat cepat dan semakin meningkat. Kasus di dunia secara global pada 28 April 2021 terkonfirmasi 148.128.030 dan 3.124.905 yang meninggal. Amerika menduduki kasus terbesar di dunia yaitu 61.423.377 terkonfirmasi, dan posisi kedua yaitu Eropa dengan jumlah kasus 51.007.204 terkonfirmasi (WHO, 2021). Peningkatan COVID-19 yang signifikan juga terjadi di Indonesia tanggal 27 April 2021 terdapat jumlah kasus 1.657.035 terkonfirmasi, dan 45.116 terkonfirmasi meninggal. DKI Jakarta menduduki kasus pertama di Indonesia yaitu 406.205 kasus terkonfirmasi, dan posisi kedua Jawa Barat 277.553 kasus terkonfirmasi (COVID19.go.id, 2021). Penyebaran juga terjadi di wilayah Indonesia termasuk Provinsi Riau. Kota Pekanbaru adalah ibukota Provinsi Riau yang terdiri dari beberapa kecamatan, dan kecamatan Bukit Raya merupakan salah satu kecamatan dengan kasus terbanyak pada tanggal 5 April 2021, yaitu 2.169 terkonfirmasi, dan 43 terkonfirmasi meninggal (Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2021).

Banyaknya kasus terkonfirmasi di Pekanbaru menyebabkan kasus COVID-19 meningkat dan mengharuskan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Tidak hanya masyarakat, para kalangan orang tua juga mempertimbangkan keberlanjutan, khususnya bidang pendidikan termasuk aktivitas yang terkait dengan pendidikan anak usia sekolah. Jumlah anak yang terinfeksi COVID-19 di

Indonesia meningkat dari bulan ke bulan. Per 15 Juni 2020, IDAI (2020) mencatat 3.604 anak usia 0 hingga 17 tahun yang terkonfirmasi COVID-19, 28 di antaranya meninggal dunia. Melihat kondisi tersebut, para orang tua dihimbau untuk tetap memberikan perlindungan kepada anaknya dari dunia luar dengan menghimbau mereka untuk selalu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan berjemur untuk menjaga kadar vitamin D anak. Kemudian perlindungan dari dalam, yaitu memberikan asupan nutrisi lengkap dan bergizi sesuai usia dan anjuran kesehatan serta memberikan edukasi tentang protokol kesehatan (IDAI, 2020). Di masa pandemi COVID-19, protokol kesehatan merupakan pedoman dan ketentuan yang harus dipatuhi oleh semua pihak agar dapat menjalankan aktivitasnya dengan aman (Mardiyah, 2020). Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyampaikan bahwa ada tambahan 225 kasus konfirmasi COVID-19 di Riau per 17 September 2020, 33 diantaranya adalah anak-anak dan bayi, yaitu 30 pasien anak dan 3 bayi di bawah usia satu tahun (Indriani, 2020).

Indonesia harus mempertimbangkan segala sesuatu untuk mengurangi jumlah kasus COVID-19, termasuk dalam kegiatan pendidikan anak. Karena sistem kekebalan tubuh mereka yang lemah, anak usia sekolah adalah salah satu kelompok yang paling berisiko terinfeksi COVID-19. (WHO, 2020).

Tersebarnya COVID-19 membuat para orang tua cemas terhadap anaknya. Dengan kondisi pandemi COVID-19, tentunya para orang tua semakin khawatir akan hal tersebut, sehingga setiap orang tua pasti menginginkan anaknya selalu dalam keadaan sehat. Salah satu peran paling penting yang dimainkan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka adalah memimpin dengan memberi contoh. Selain itu, salah satu hal penting yang dapat dilakukan orang tua untuk menjaga kebersihan anaknya adalah dengan memberikan nasehat dan peringatan.

Orang tua dapat mengajarkan anaknya untuk mengikuti protokol kesehatan dan mengingatkan mereka untuk selalu menjalani pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari berbagai penyakit (Rompas, Ismanto, & Oroh, 2018).

Menurut dokter sekaligus influencer Tirta Mandiri Hudhi mengatakan perlunya menerapkan protokol kesehatan dengan adaptasi menjalani new normal sebagai jalan keluar dalam memutus mata rantai infeksi COVID-19 (Novellno, 2020). Wabah penyakit tidak dapat dikelola hanya melalui sarana medis; sebaliknya, diperlukan strategi sosiokultural. Dalam budaya Indonesia, ibu dipuja, dikagumi, dan dipandang sebagai panutan. Anak-anak harus diajari cara menjaga pola hidup bersih dan sehat, termasuk cara memakai masker dan sering mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah penularan penyakit. penyakit, seperti COVID-19. Anak-anak perlu diajari cara memakai masker yang benar karena perlu latihan agar terbiasa memakainya. Dalam menggunakan masker, ada rasa ketidaknyamanan pada anak, dan orang tua ditantang untuk mengajari buah hatinya untuk disiplin menggunakan masker. Begitu pula dengan mencuci tangan, anak-anak menganggap kegiatan mencuci tangan itu adalah sesuatu yang mengganggu aktivitasnya terutama saat sedang bermain. Inilah yang menjadi alasan mengapa anak-anak tidak mau mencuci tangan (Kasih, 2020).

Virus corona dapat menjangkiti siapa saja, tak terkecuali anak-anak. Anak-anak rentan terjangkit virus maupun mikroorganisme. Anak-anak yang dites positif COVID-19 berisiko tertular infeksi yang mengancam jiwa. Situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, jika mengenai paru-paru, penyakit saluran pernapasan ini bisa berbahaya. Pneumonia dapat dipicu oleh penyakit ini. Demam, batuk, dan kesulitan bernapas ditandai dengan napas cepat dan sesak napas adalah tanda-tanda pneumonia. Melansir Harvard Health Publishing (14/5/2020), sejumlah anak positif COVID-19 disebut mengalami

komplikasi virus corona yang berbahaya. Sindrom inflamasi multi-sistem pada anak-anak adalah nama yang diberikan untuk kondisi ini oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat. Komplikasi terkait peradangan dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk serangan jantung, kegagalan organ, dan bahkan kematian. Alasannya adalah peradangan dapat menyebabkan kerusakan pada jantung, ginjal, dan organ vital lainnya dengan mengurangi aliran darah. Pada awalnya, laporan menyebutkan bahwa anak-anak dengan sindrom inflamasi multi-sistem memiliki gejala yang mirip dengan penyakit Kawasaki. Masalah jantung bisa timbul dari peradangan yang dikenal sebagai penyakit Kawasaki. Akibat gambaran bahayanya virus corona terutama untuk anak-anak, para orang tua rentan mengalami kecemasan. Tugas orang tua untuk mencegah anak-anak terpapar virus ini, yakni dengan menyiapkan masker dan hand sanitizer. Orang tua sebisa mungkin, mengantarkan anaknya dengan jadwal yang tidak terlalu jauh, dengan jam yang ditetapkan sekolah, begitu juga saat siswa pulang sekolah sebisa mungkin orang tua tepat waktu atau 5-10 menit dari jam pulang agar anak ketika keluar kelas tidak langsung bermain dan berkerumun di sekolah (Prihadi, 2021).

Berdasarkan data sekolah dengan murid terbanyak, peneliti melakukan penelitian di SDIT Bunayya Pekanbaru dengan jumlah 524 siswa karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang ada di Kelurahan Simpang Tiga yang memiliki 30 jumlah kasus dan dikategorikan sebagai zona merah. Saat survei ke sekolah tersebut, ditemukan bahwa sekolah masih melakukan kegiatan tatap muka, serta salah satu murid terkonfirmasi COVID-19. Studi pendahuluan telah dilakukan kepada lima ibu yang memiliki anak sekolah di SDIT Bunayya Pekanbaru pada tanggal 19 April 2021 terkait penerapan protokol kesehatan. Terdapat tiga ibu yang tidak benar dalam menerapkan 6 langkah mencuci tangan, hanya ada dua orang ibu yang menerapkan

penggunaan masker sekali pakai, dan terdapat empat orang ibu yang tidak melarang anaknya untuk keluar rumah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran peran orang tua

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SDIT Bunayya Pekanbaru pada tanggal 31 Agustus - 29 September 2021. Populasi dalam penelitian ini adalah 431 responden orang tua yang mempunyai anak usia sekolah kelas I-V yang ada di SDIT Bunayya Pekanbaru.

Teknik sampling merupakan cara yang dipilih oleh peneliti untuk menetapkan atau memilih sejumlah sampel yang ada di populasinya. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional

HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini memiliki beberapa karakteristik responden, yaitu umur, pendidikan terakhir, dan pekerjaan.

dalam mengedukasi protokol kesehatan (5M) di masa pandemi COVID-19 pada anak usia sekolah di SDIT Bunayya Pekanbaru.

random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, dalam bentuk google form, yang kemudian diisi oleh orang tua. Pengukuran kepatuhan responden dilakukan menggunakan kuesioner. Kuesioner standar kepatuhan responden pasien terdiri dari 5 hal, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas. Setiap karakteristik variabel penelitian dijelaskan atau dideskripsikan dengan bantuan analisis univariat.

Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik Responden

Frekuensi                     Persentase (%)

Umur

20-35 tahun

36-45 tahun

46-55 tahun

56-65 tahun

93                                 44,9

105                                50,7

7                                    3,4

2                                       1,0

Tingkat Pendidikan

SD

SMP

SMA/SLTA/SMK

Diploma

Perguruan Tinggi

3                                       1,4

14                                   6,8

84                                 40,6

28                                   13,5

78                                 37,7

Pekerjaan

PNS

Pegawai Swasta

Wiraswasta

Honorer

IRT

Tidak Bekerja

37                                 17,9

38                                 18,4

26                                 12,6

20                                   9,7

79                                 38,2

7                                    3,4

Total

207                             100

Tabel 1 menunjukkan sebagian besar responden berada pada kelompok usia 3645 tahun sebanyak 105 responden dengan persentase 50,7%. Berdasarkan tingkat pendidikan, yang tertinggi adalah SMA/

SLTA/SMK sebanyak 84 responden dengan persentase 40,6% dan karakteristik pekerjaan responden diperoleh sebagian besar responden adalah IRT sebanyak 79 responden (38,2%).


Tabel 2. Peran Orang Tua dalam Menerapkan Protokol Kesehatan (5M) Pada Anak Usia Sekolah

No

Variabel

Frekuensi

Persentase (%)

1

Mencuci Tangan

Baik

119

57,5

Kurang Baik

88

42,5

2

Memakai Masker

Baik

116

56,0

Kurang Baik

91

44,0

3

Menjaga Jarak

Baik

110

53,1

Kurang Baik

97

46,9

4

Menjauhi Kerumunan

Baik

121

58,5

Kurang Baik

86

41,5

5

Membatasi Mobilitas

Baik

119

57,5

Kurang Baik

88

42,5

Total

207

100


Tabel 2 menunjukkan bahwa pada variabel peran orang tua dalam menerapkan protokol kesehatan (5M) pada anak usia sekolah yaitu mayoritas responden baik dalam menerapkan protokol kesehatan, yaitu mencuci tangan

PEMBAHASAN

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam proses pembentukan suatu tindakan, maka cuci tangan merupakan perilaku sehat yang dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang (Rihiantoro, 2017). Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa peran orang tua mengedukasi perilaku mencuci tangan pada anak usia sekolah dari 207 responden didapatkan 119 responden mayoritas baik dengan persentase 57,5%. Orang tua mengajarkan 6 langkah mencuci tangan yang benar (62,3%), orang tua menjelaskan pada anak bahwa mencuci tangan adalah pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari virus (59,4%), dan orang tua mengingatkan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan (67,1%).

Tingkat pengetahuan tentang cuci tangan merupakan kebiasaan sehat yang dipengaruhi oleh karena pengetahuan merupakan peranan penting dalam terbentuknya suatu tindakan. Kebiasaan mencuci tangan ini dapat mengurangi penularan infeksi pada masa COVID-19. Perkembangan anak sangat berpengaruh penting bagi orang tua, dimana peranan

dengan responden 119 (57,5%), memakai masker dengan 116 responden (56,0%), menjaga jarak dengan responden 110 (53,1%), menjauhi kerumunan dengan 121 responden (58,5%), dan membatasi mobilitas dengan 119 (57,5%).

keluarga sangat berkontribusi pada pembentukan dan pemeliharaan konsep diri masing-masing anggota. Anak akan memperoleh konsep diri yang positif dari orang tua yang baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hastuti, Aisah, & Santosa (2011) yang mendapatkan hasil bahwa orang tua memainkan peran yang baik di sebagian besar kasus, hingga 51,6 persen. Hal ini menunjukkan seberapa besar pengaruh orang tua terhadap kebiasaan mencuci tangan anaknya. Tanggung jawab ini dipenuhi dengan berbagai cara, antara lain dengan memberi contoh, memberikan fasilitas, dan mendidik anak.

Menggunakan masker saat keluar rumah adalah salah satu cara pencegahan COVID-19. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa peran orang tua dalam menerapkan memakai masker pada anak usia sekolah dari 207 responden didapatkan 116 responden mayoritas baik dengan persentase 56,0%. Orang tua memberikan contoh pada anak cara menggunakan masker yang benar (64,7%), orang tua mengingatkan anak penggunaan

masker sekali pakai (53,6%), dan orang tua membeli masker sesuai ukuran anak: menutup hidung, mulut, dagu (58,0%). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudiadnyani dkk (2021), didapatkan bahwa mayoritas baik dalam menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, yaitu dengan bagaimana cara memakai masker dengan membersihkan tangan dahulu, durasi menggunakan masker, dan cara menggunakan masker yang baik. Penggunaan masker yang baik sangat bermanfaat bagi seseorang yang akan bepergian, dimana perilaku ini dapat membantu agar terlindungi dari COVID-19 (Siregar dkk, 2021). Agar pandemi segera berakhir, para orang tua kini memiliki tugas baru. Sebagai orang dewasa, orang tua juga harus mulai mempersiapkan anak-anak mereka untuk fase ini agar lebih mudah menyesuaikan diri (Apriloka & Fitri, 2021).

Menjaga jarak adalah salah satu kebijakan pemerintah masyarakat global selama wabah COVID-19. Beberapa praktik social distancing diterapkan oleh pemerintah Indonesia, antara lain belajar dan bekerja di rumah, berdiam diri di rumah, tidak beraktivitas di luar, dan membatasi jam kerja di tempat umum (Yanti dkk, 2020). Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa peran orang tua dalam menerapkan menjaga jarak pada anak usia sekolah dari 207 responden didapatkan 110 responden mayoritas baik dengan persentase 53,1%, orang tua memberikan gambaran tentang penyebaran COVID-19 (50,7%) dan orang tua membatasi anak keluar rumah (39,6%). Penelitian yang dilakukan oleh Kandari & Ohorella (2020), mendapatkan hasil bahwa dengan diberikannya penyuluhan dan mengevaluasi anak dalam menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, anak-anak dapat mengetahui bagaimana pencegahan COVID-19 dengan melakukan physical distancing, yaitu tidak melakukan kontak fisik secara langsung, menjaga jarak minimal 1 meter, tidak berjabat tangan, dan menghindari penggunaan

transportasi publik (seperti kereta, bus, dan angkutan kota) serta tidak berkumpul di kerumunan dan fasilitas umum. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sagala dkk (2020), yang menemukan hasil bahwa kebijakan pemerintah dalam mencegah penularan COVID-19 masih rendah. Masih banyak yang tidak menerapkan protokol kesehatan.

Menjauhi kerumunan merupakan langkah yang tepat agar dapat mengantipasi penularan COVID-19, karena setiap orang bisa menjadi pembawa COVID-19 dan tidak diketahuinya tanda dan gejalanya secara fisik. Menurut dr. Achmad Yurianto, alasan pentingnya menghindari kerumunan adalah karena tidak ada yang pernah mengetahui siapa orang yang berada di luar rumah yang membawa virus corona tersebut sehingga membahayakan bagi siapapun untuk terpapar virus. Menghindari kerumunan artinya sama dengan melindungi kelompok yang rentan seperti lansia, anak-anak, dan orang dengan penyakit kronis. Kemudian, menghindari kerumunan juga harus diiringi dengan menjaga jarak, memakai masker, serta mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer (Pasuruan, 2020). Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa peran orang tua dalam menerapkan menjauhi kerumunan pada anak usia sekolah dari 207 responden didapatkan 121 responden mayoritas baik dengan persentase 58,5%. Jika ada perkumpulan banyak orang segera mencuci tangan (57,0%) dan tidak boleh mendekati jika ada kerumunan banyak orang (51,2%). Penelitian yang dilakukan oleh Andarsyah, Prianto, & Hanum (2020) menunjukkan bahwa mayoritas baik dalam menerapkan protokol kesehatan menjauhi kerumunan. Membiasakan diri dalam mematuhi protokol kesehatan merupakan salah satu kunci agar virus COVID-19 dapat diminimalisir penyebarannya sebesar 85% (Yanti dkk, 2020).

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa peraturan yang diterapkan oleh pemerintah tidak benar-benar dipatuhi oleh sebagian masyarakat

sehingga masih banyak yang tidak menerapkan protokol kesehatan dengan menjauhi kerumunan seperti menjaga jarak. Padahal dengan menerapkan protokol kesehatan dapat meminimalisir penyebaran COVID-19 hingga 85%. Satuan Tugas atau Satgas Penanganan COVID-19 menyatakan dengan adanya pengurangan mobilitas masyarakat terbukti mengurangi kasus positif virus corona. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa peran orang tua dalam menerapkan membatasi mobilitas pada anak usia sekolah dari 207 responden didapatkan 119 responden mayoritas baik dengan persentase 57,5%. Orang tua mengurangi mobilitas anak saat tidak ada kegiatan

SIMPULAN

Sebagian besar responden merupakan kelompok usia dewasa akhir, dengan pendidikan SMA/SLTA/SMK dan bekerja

DAFTAR PUSTAKA

Andarsyah, R., Prianto, C., & Hanum, N. (2020).

Pemberian Bantuan Langsung Terkait Pandemi Covid-19 Di Desa Cigugur Parongpong. Merpati: Media Publikasi Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pos Indonesia, 2(1), 5-10.

Apriloka, D. V., & Fitri, M. (2021). Peran Orang Tua Mempersiapkan Anak Usia Dini Dalam Menghadapi Perubahan di Era New Normal. JAPRA  (Jurnal  Pendidikan Raudhatul

Athfal), 4(1), 63-77.

Covid19.go.id.   (2021). Satgas   Penanganan

COVID-19.

Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2021). Data Sebaran Suspek & Konvirmasi COVID-19 Provinsi Riau.

Hastuti, E. P., Aisah, S., & Santosa, B. (2011). Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kebiasaan Mencuci Tangan Pada Anak Prasekolah di Taman Kanak-Kanak Siwi Peni Guntur Demak. FIKkeS, 4(2).

IDAI. (2020). Jumlah anak terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/

Indriani, C. (2020). 33 Anak dan Bayi di Riau Terjangkit Virus Corona.

Kandari, N., & Ohorella, F. (2020). Penyuluhan Physical Distancing pada Anak di Panti Asuhan Al Fakri. Jurnal Abdimas Kesehatan Perintis, 2(1), 37-41.

Kasih, A. (2020). Anak Sulit Pakai Masker dan Cuci Tangan.

sekolah (55,6%), dan orang tua memberikan anak suatu permainan/ kegiatan yang menyenangkan di dalam rumah agar anak tidak bosan (55,6%). Penelitian yang dilakukan oleh Rachmadi dkk (2021), mendapatkan hasil bahwa responden dapat memahami dan mematuhi protokol kesehatan yaitu membatasi mobilitas. Dengan adanya penerapan ini, berarti responden menyadari bahwa mematuhi protokol kesehatan dapat mengurangi resiko penularan COVID-19. Pembatasan mobilitas bertujuan untuk menghambat penyebaran virus dan memberikan konsekuensi berupa penurunan penyebaran COVID-19.

sebagai IRT. Orang tua memiliki peran yang baik dalam menerapkan protokol kesehatan 5M pada anak usia sekolah.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (COVID-19). Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Mardiyah, F. (2020). Apa yang dimaksud Protokol Kesehatan.

Novellno. (2020). Terapkan Protokol Kesehatan, Unsur Penting dalam “New Normal.”

Pasuruan, P. K. (2020). Hindari Kerumunan Masa Pada masa COVID-19. PEMERINTAHAN KOTA PASURUAN.

Prihadi, W. (2021). Orang Tua Harus Bantu Sekolah Terapkan Protokol Kesehatan.

Rachmadi, T. R., Yuliyanto, W., & Waluyo, A. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Penularan COVID-19 Melalui Sosialisasi Protokol Kesehatan di Pasar Rantewringin, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen. JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat),  2(1),

126-136.

Rihiantoro, T. (2017). Peran orang tua dalam kebiasaan mencuci tangan pada anak usia 68 tahun. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 12(1), 161-167.

Rompas, R., Ismanto, A. Y., & Oroh, W. (2018). Hubungan Peran Orang Tua Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak Usia Sekolah Di Sd Inpres Talikuran Kecamatan Kawangkoan Utara. Jurnal Keperawatan, 6(1).

Sagala, S. H., Maifita, Y., & Armaita, A. (2020). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Covid-19: A Literature Review. Menara Medika, 3(1).

Shereen, M. A., Khan, S., Kazmi, A., Bashir, N., & Siddique, R. (2020). COVID-19 infection: Origin, transmission, and characteristics of human coronaviruses. Journal of Advanced Research,           24,           91–98.

https://doi.org/10.1016/j.jare.2020.03.005

Siregar, P. P., Sutan, R., & Mourisa, C. (2021). Covid-19 Dan Penggunaan Masker Muka: Antara Manfaat Dan Resiko. JURNAL IMPLEMENTA HUSADA, 1(3), 221-231.

Sudiadnyani, M. P., Eksa, R. D., Mustofa, L. F., Pebriani, U., & Hutashut, A, F. (2021).

Penyuluhan      Tentang      Pentingnya

Pengetahuan Penggunaan Masker Dengan Baik dan Benar Pada Anak-Anak, Jurnal Kreatifitas PKM, 535-541.

World Health Organization. (2020). Pesan dan kegiatan utama pencegahan dan pengendalian COVID-19 di sekolah.

World Health Organization. (2021). WHO Coronavirus     Disease     (COVID-19)

Dashboard. World Health Organization.

Yanti, B., Wahyudi, E., Wahiduddin, W., Novika, R. G. H., Arina, Y. M. D., Martani, N. S., & Nawan, N. (2020). Community Knowledge, Attitudes, and Behavior Towards 58 STIKes Hang Tuah Pekanbaru Social Distancing Policy as Prevention Transmission of Covid-19 in Indonesia. Jurnal Administrasi Kesehatan    Indonesia, 8(1),    1–13.

https://doi.org/10.20473/jaki.v8i2.2020.4-14

Yanti, E., Fridalni, N., & Harmawati. (2020).

Mencegah Penularan Virus Corona. Jurnal Abdimas Santika, 2(1), 36.

Volume 11, Nomor 1, Februari 2023

54