Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

GAMBARAN PENGETAHUAN PENGEMUDI OJEK ONLINE TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KONDISI KEGAWATDARURATAN DI KOTA DENPASAR

Putu Gede Wiyata Dharma1, I Kadek Saputra1, Meril Valentine Manangkot1 1Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana *korespondensi penulis, e-mail: tudewiyata39@gmail. com

ABSTRAK

Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi secara tiba-tiba dan dimana saja termasuk di jalan raya. Ojek online merupakan profesi yang dituntut bekerja lebih banyak di jalan sehingga berpotensi menghadapi kondisi kegawatdaruratan. Pengetahuan pertolongan pertama sangat penting dimiliki oleh ojek online untuk menghadapi situasi kegawatdaruratan agar dapat meminimalisir jumlah korban dan kecacatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan pengemudi ojek online tentang pertolongan pertama pada kondisi kegawatdaruratan di Kota Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 orang pengemudi ojek online dan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data pengetahuan menggunakan kuesioner pertolongan pertama yang dibagikan berupa google form kepada responden. Analisis data yang digunakan adalah univariat yang disajikan ke dalam bentuk tabel frekuensi. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 73 orang (76%).

Kata kunci: kegawatdaruratan, ojek online, pengetahuan pertolongan pertama

ABSTRACT

Emergency conditions may occur suddenly and at anywhere, including on the road. Online motorbike taxi (ojek) is a profession that is required to work more frequently on the road, so it has the potential to face emergency conditions. Having first aid knowledge is extremely important for online motorcycle taxis to deal with emergency situations in order to minimize the number of victims and damage. The purpose of this study was to describe the knowledge of online motorcycle taxi drivers about first aid in emergency situations in Denpasar City. This research is a descriptive observational study. The sample in this study amounted to 96 online motorcycle taxi drivers and were selected using a purposive sampling technique. Data was collected uses a first aid questionnaire which is distributed by google form to all respondents. Analysis of the data used is univariate which is presented in the form of a frequency table. Based on data analysis, the majority of respondents already have sufficient knowledge with 73 people (76%).

Keywords: emergency, first aid knowledge, online motorbike taxi

PENDAHULUAN

Layanan ojek online saat ini telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat sehari-hari dalam bagian penggunaan transportasi umum. Ojek online di era sekarang merupakan alat transportasi yang sangat familiar, mudah, murah, dan praktis. Keberadaan ojek online dipermudah dengan adanya aplikasi melalui smartphone (Wahyuningtyas & Hidayah, 2018). Perkembangan jumlah driver ojek online khususnya Gojek di Bali mengalami peningkatan setiap bulannya (Giri & Dewi, 2017). Pengemudi ojek online berada di setiap tempat dan mereka beraktivitas lebih banyak di jalan sehingga berpotensi berhadapan dengan berbagai situasi di jalan raya salah satunya yaitu kondisi kegawatdaruratan (Muthmainnah, 2019).

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi semua sektor kehidupan (Warouw, Kumaat, & Pondaag, 2018). World Health Organization (2018) dalam setiap tahun mencatat ada 1,35 juta orang meninggal dikarenakan kejadian kecelakaan lalu lintas di seluruh dunia. Menurut Badan Pusat Statistik (2018) jumlah kecelakaan di Indonesia sebesar 109.215, dengan korban meninggal sebesar 29.472, luka berat sebesar 13.315, dan luka ringan sebesar 130.571.

Hampir 90% korban meninggal ataupun cacat disebabkan oleh korban yang terlalu lama dibiarkan atau waktu ditemukan telah melewati the golden time dan ketidaktepatan serta akurasi pertolongan pertama saat pertama kali korban ditemukan (Syapitri, Hutajulu, Gultom, & Sipayung, 2020). Pertolongan pertama yang diterapkan secara tepat dapat memberi perbedaan antara hidup dan mati, antara pemulihan yang cepat dan rawat inap di rumah sakit yang lama, atau antara kecacatan temporer dan kecacatan permanen (Thygerson, Gulli, & Krohmer, 2011).

Pada dasarnya dalam berbagai kasus darurat yang terjadi, masyarakat adalah faktor utama yang bisa menentukan keselamatan seseorang. Salah satu unsur

masyarakat atau pengguna jalan raya yang dapat berperan dalam upaya penanggulangan kecelakaan, yaitu pengemudi ojek online. Hal tersebut dikarenakan jumlah mereka yang banyak dan keberadaan mereka sering dijumpai di jalan (Hidayah & Wahyuningtyas, 2020).

Djua (2018) menyebutkan bahwa dalam menolong korban tidak boleh sembarangan. Permasalahan yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan tentang pertolongan pertama meliputi penanganan dan kesiapsiagaan penolong adalah penyebab banyaknya kasus kematian korban sebelum sampai ke rumah sakit (WHO, 2018). Pengetahuan yang tepat dalam pemberian pertolongan pertama sangat diperlukan agar dapat meminimalisir jumlah korban dan kerusakan (Watung, 2020). Masyarakat awam dalam memberikan pertolongan secara efektif perlu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan diri yang tepat (Mirwanti & Nuraeni, 2017).

Fenomena yang terjadi di Bali, dari sembilan Kabupaten, daerah dengan urutan pertama terjadi kasus kecelakaan lalu lintas yaitu daerah Denpasar dengan total 537 kasus. Studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada 21 Desember 2020 yang melibatkan 10 orang pengemudi ojek online di Kota Denpasar, ditemukan bahwa 10 pengemudi ojek online tersebut menyatakan belum pernah menerima penyuluhan maupun pelatihan terkait pertolongan pertama. Setelah dilakukan pengujian didapatkan hasil, yaitu sebanyak 60% pengemudi ojek online memiliki pengetahuan pertolongan pertama yang kurang. Selain itu, edukasi pertolongan pertama juga belum disediakan oleh provider ojek online tersebut.

Penelitian mengenai gambaran pengetahuan ini belum pernah diteliti di Bali khususnya pada pada pengemudi ojek online. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan pengemudi ojek online tentang pertolongan pertama pada kondisi kegawatdaruratan di Kota Denpasar.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional yang dilakukan di di wilayah Kota Denpasar. Populasi dalam penelitian ini adalah pengemudi ojek online yang sering beroperasi di wilayah Kota Denpasar dengan jumlah penelitian ini tidak diketahui atau populasi infinite. Teknik sampling yang digunakan, yaitu purposive sampling. Berdasarkan rumus besar sampel untuk populasi infinite didapatkan besar sampel, yaitu 96 responden.

Kriteria inklusi penelitian yaitu tergabung atau terdaftar sebagai driver ojek online pada salah satu provider, memiliki akun WhatsApp / Line atau media sosial lainnya, mampu mengoperasikan smartphone dengan baik dan mempunyai akses internet. Pengemudi ojek online yang menolak menjadi responden penelitian dan tidak menandatangani informed consent dieksklusi dalam penelitian. Pengumpulan data pengetahuan menggunakan kuesioner pertolongan pertama berupa google form yang dibagikan ke grup dan personal chat para pengemudi ojek online.

Instrumen penelitian ini merupakan instrumen yang diadopsi dan dimodikasi

dari kuesioner Suastrawan (2020). Kuesioner pengetahuan pertolongan pertama yang digunakan terdiri dari 24 item pernyataan yang diuji coba dengan uji terpakai. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 24 item pertanyaan terdapat 9 item pertanyaan yang tidak valid dengan r hitung ˂ 0,202 (n = 95) dan nilai alpha cronbach sebesar 0,497 serta sudah dilakukan expert judgement kemudian diperoleh total soal yang tersisa, yaitu 20 item.

Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dengan Nomor 1400/UN14.2.2.VII.14/LT/2021. Analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat. Analisis univariat yang dilakukan peneliti menampilkan hasil penelitian berupa tabel frekuensi dan persentase. Data yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman menolong, pengetahuan pertolongan pertama.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian (n = 96)

Variabel

Frekuensi (n)

Persentase %

Kategori Usia

Remaja Akhir

31

32,3

Dewasa Awal

35

36,5

Dewasa Akhir

23

24

Lansia Awal

5

5,2

Lansia Akhir

2

2,1

Total

96

100%

Jenis Kelamin

Laki-laki

89

92,7

Perempuan

7

7,3

Total

96

100%

Pendidikan Terakhir

SD

1

1

SMP

4

4,2

SMA

64

66,7

Perguruan Tinggi

27

28,1

Total

96

100%

Pengalaman Menolong

Tidak Pernah

28

29,2

Pernah

68

70,8

Total

96

100%

Jenis Kegawatdaruratan yang Ditolong

Kecelakaan lalu lintas

62

91,2

Keracunan makanan

2

2,9

Tersedak

1

1,5

Sesak nafas

1

1,5

Ibu melahirkan

1

1,5

Kebakaran

1

1,5

Total

68

100

Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas responden berdasarkan kategori usia dengan mayoritas responden tergolong ke dalam usia dewasa awal sebanyak 36,5%. Berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 92,7%. Berdasarkan pendidikan terakhir, mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir SMA sebanyak 66,7%.

Mayoritas responden pernah memiliki pengalaman menolong yaitu 70,8% dan dari 70,8% yang memiliki pengalaman menolong tersebut didapatkan bahwa mayoritas kejadian kegawatdaruratan yang paling banyak ditolong, yaitu kecelakaan lalu lintas 91,2%.

Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Responden Penelitian (n = 96)

Kategori Pengetahuan               Frekuensi (N)                    Persentase %

Kurang                                       14                               14,6

Cukup                                     73                               76

Baik                                            9                                  9,4

Total                                    96                            100%

Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat      pada kategori pengetahuan cukup sebanyak

pengetahuan responden mayoritas berada      76%

Tabel 3. Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan Karakteristik Responden (n = 96)

Karakteristik Responden

Tingkat Pengetahuan

Total

Kurang

Cukup

Baik

f

%

f      %

f

%

f

%

Kategori Usia

Remaja Akhir

5

16,1

22       71

4

12,9

31

100

Dewasa Awal

4

11,4

27       77,1

4

11,4

35

100

Dewasa Akhir

5

21,7

17       73,9

1

4,3

23

100

Lansia Awal

0

0

5        100

0

0

5

100

Lansia Akhir

0

0

2       100

0

0

2

100

Pendidikan Terakhir

SD

0

0

1         100

0

0

1

100

SMP

1

25

3        75

0

0

4

100

SMA

12

18,8

48       75

4

6,3

64

100

Perguruan Tinggi

1

3,7

21       77,8

5

18,5

27

100

Pengalaman Menolong

Tidak Pernah

6

21,4

20       71,4

2

7,1

28

100

Pernah

8

11,8

53       77,9

7

10,3

68

100

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada

pengetahuan cukup, responden dengan

usia

usia remaja akhir sebagian besar responden

dewasa akhir

sebagian besar (73,9%)

(71%)  memiliki  pengetahuan

cukup,

memiliki pengetahuan cukup, dan semua

responden dengan

usia dewasa awal

responden (100%) dengan usia

lansia awal

sebagian   besar

(77,1%)

memiliki

dan lansia akhir memiliki pengetahuan cukup.

Tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan pendidikan terakhir maka didapatkan bahwa responden dengan pendidikan terakhir SD (100%) memiliki pengetahuan cukup, responden dengan pendidikan terakhir SMP dan SMA sebagian besar (75%) memiliki pengetahuan cukup, dan responden dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden tergolong ke dalam tingkat pengetahuan cukup. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suastrawan (2020) dengan hasil penelitian didapatkan sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan cukup. Penelitian lain mendapatkan hasil yang berbeda oleh Zrinathi (2019) membuktikan mayoritas responden masih memiliki pengetahuan kurang terhadap pertolongan pertama kegawatdaruratan. Beberapa faktor yang menyebabkan, salah satunya yaitu karena kurangnya paparan informasi mengenai pertolongan pertama kegawatdaruratan. Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu tingkat pendidikan, usia, pengalaman, media massa, sosial budaya, lingkungan sekitar (Notoatmodjo, 2012).

Berdasarkan tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan pendidikan terakhir diperoleh hasil mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup dengan porporsi yang terbanyak ada pada pendidikan terakhir SMA dan perguruan tinggi. Penelitian Buamona, Kumaat, dan Malara (2017) menyebutkan bahwa siswa SMA setidaknya sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai pertolongan pertama seperti tujuan dan cara penanganannya. Selain itu, Anisah dan Parmilah (2020) menjelaskan pada SMA terdapat kegiatan - kegiatan kegawatdaruratan seperti Palang Merah Remaja. Menurut Notoatmodjo (2012) mengungkapkan bahwa pendidikan berdampak pada peningkatan wawasan

sebagian besar (77,8%) memiliki pengetahuan cukup.

Tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan pengalaman menolong, maka didapatkan responden yang tidak pernah memiliki pengalaman menolong sebagian besar (71,4%) memiliki pengetahuan cukup, sedangkan responden yang pernah memiliki pengalaman menolong didapatkan bahwa sebanyak 77,9% memiliki pengetahuan cukup.

atau pengetahuan seseorang. Hal tersebut membuktikan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin baik tingkat pengetahuan orang tersebut. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mampu menerima dan memahami informasi yang diberikan, serta mampu mengaplikasikan lebih baik dibandingkan dengan masyarakat tingkat pendidikan rendah.

Hasil penelitian ini menunjukkan usia peserta dengan rata-rata berada pada kategori usia dewasa awal. Berdasarkan tabulasi antara tingkat pengetahuan dengan kategori usia didapatkan bahwa mayoritas responden kategori usia dewasa awal memiliki pengetahuan cukup. Hal yang serupa diperoleh pada penelitian Erawati (2015) mendapatkan hasil yang sama dengan mayoritas pada usia dewasa. Pada usia dewasa awal atau juga masuk ke dalam usia produktif ini, kemampuan intelektual dan kemampuan verbal tidak dilaporkan mengalami penurunan fungsi (Suwaryo & Yuwono, 2017). Menurut analisis peneliti, semakin bertambah usia seseorang maka kemampuan kognitif dan rasa sosialisasi semakin tinggi sehingga mampu memperoleh banyak ilmu dan menggunakannya untuk menolong sesama.

Pada penelitian ini didapatkan mayoritas peserta pernah menolong kecelakaan secara langsung. Berdasarkan tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan pengalaman menolong diperoleh hasil, pengetahuan seseorang yang pernah memiliki pengalaman menolong lebih baik dibandingkan yang tidak pernah memiliki

pengalaman menolong. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmah dan Setyawan (2019) yang meneliti aspek pengalaman menolong dengan responden polisi yang memperoleh hasil seluruh peserta memiliki pengalaman menolong korban kecelakaan lalu lintas mayoritas masuk ke dalam kategori pengetahuan baik.

Hasil yang berbeda diperoleh pada penelitian oleh Ambarika (2017) yang mendapatkan hasil mayoritas peserta penelitian belum pernah mempunyai

SIMPULAN

Simpulan dalam penelitian ini yaitu pengetahuan pertolongan pertama dari 96 responden didapatkan sebanyak 14,6% memiliki pengetahuan kurang, 76%

DAFTAR PUSTAKA

Ambarika, R. (2017). Efektifitas Simulasi Prehospital Care Terhadap Self Efficacy Masyarakat Awam dalam Memberikan Pertolongan Pertama Korban Kecelakaan Lalu Lintas. Jurnal Keperawatan UMM, 8 (1), 25–32.

Anisah, R. L., & Parmilah. (2020). Edukasi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Bagi  Palang Merah  Remaja (PMR)

Meningkatkan Kesiapan Menolong Korban Kecelakaan. Jurnal Kesehatan, 9 (2).

Badan Pusat Statistik. (2018). Jumlah kecelakaan, koban mati, luka berat, luka ringan, dan kerugian materi yang diderita tahun 19922018.

https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/vie w/id/1134

Buamona, S., Kumaat, L. T., & Malara, R. T. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada Kecelakaan Lalu Lintas pada Siswa SMA Negeri 1 Sanana Kabupaten Kepulauan Sula  Maluku Utara. Jurnal

Keperawatan, 5 (1).

Djua, S. M. (2018). Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Pertolongan Pada Korban Kecelakaan Lalu Lintas di JL. Palma Kelurahan Libuo Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Skripsi:   Unversitas Negeri

Gorontalo.

Erawati, S. (2015). Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Di Kota Administrasi Jakarta Selatan. Skripsi, Universitas Islam Negeri Sarif Hidayatullah, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu

pengalaman menolong. Hal ini mungkin disebabkan oleh situasi tempat penelitian yang berbeda seperti frekuensi kecelakaan lalu lintas yang ada, keadaan masing-masing individu, dan karakteristik peserta. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan melalui cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh ketika memecahkan masalah terdahulu yang pernah dihadapi (Suranadi, 2017).

memiliki pengetahuan cukup, dan sebanyak 9,4% memiliki pengetahuan baik.

Kesehatan, Jakarta.

Giri, P. C., & Dewi, M. H. U. (2017). Analisis Faktor-Faktor     yang     Mempengaruhi

Pendapatan Driver Go-Jek di Kota Denpasar Bali. E-Jurnal EP Unud.

Hidayah, N., & Wahyuningtyas, E. S. (2020). Basic Life Support (BLS) bagi Driver Ojek Online GrabBike untuk mengatasi Gawat Darurat Kecelakaan Lalu Lintas. Proceeding of The URECOL, 145–149.

Mirwanti, R., & Nuraeni, A. (2017). Pelatihan First Aid untuk Meningkatkan Sikap dan Pengetahuan Guru di Sekolah Dasar. JURNAL     BAGIMU     NEGERI.

https://doi.org/10.26638/jbn.477.8651

Muthmainnah, M. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Awam Khusus Tentang Bantuan Hidup Dasar Berdasarkan Karakteristik Usia di RSUD X Hulu Sungai Selatan. Healthy-Mu Journal.

https://doi.org/10.35747/hmj.v2i2.235

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.  Edisi Revisi 12. In

Jakarta: Rineka Cipta.

Rahmah, F. F. N.,  & Setyawan, D. (2019).

Gambaran Tingkat Pengetahuan Polisi Lalu Lintas tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 11(1), 41–52.

Suastrawan, P. G. P. (2020). Hubungan Pengetahuan Pertolongan Pertama dengan Motivasi Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas pada Masyarakat di Jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, Bali. Skripsi: Universitas Udayana.

Suranadi, I. W. (2017). Tingkat Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Skripsi: Universitas Udayana.

Suwaryo, P. A. W., & Yuwono, P. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Masyarakat dalam Mitigasi Bencana Alam Tanah Longsor.

Syapitri, H., Hutajulu, J., Gultom, R., & Sipayung, R. (2020). Simulasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) di SMK Kesehatan Sentra Medika Medan Johor. Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat,

1(3).

Thygerson, A., Gulli, B., & Krohmer, J. (2011). First Aid Pertolongan Pertama (5th ed.). Jakarta: Erlangga.

Wahyuningtyas, E. S., & Hidayah, N. (2018).

Pendampingan pada Driver Ojek Online Grabbike dalam Penanganan Luka Sebagai Bagian Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. Community  Empowerment.

https://doi.org/10.31603/ce.v3i2.2453

Warouw, J. A., Kumaat, L. T., & Pondaag, L. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan Simulasi terhadap Pengetahuan tentang Balut Bidai Pertolongan Pertama Fraktur Tulang Panjang pada Siswa Kelas X SMK Negeri 6 Manado. Jurnal Keperawatan.

Watung, G. I. V. (2020). Edukasi Pengetahun dan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Pada Siswa Remaja SMA Negeri 3 Kotamobagu. Community Engagement and Emergence Journal (CEEJ), 2(1), 21–27.

World Health Organization. (2018). Global Status Report    on    Road Safety    2018.

https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/106 65/277370/WHO-NMH-NVI-18.20-eng.pdf?ua=1

Zrinathi, P. A. A. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan    Pertolongan    Pertama

Kegawatdaruratan pada Pramuwisata di Daerah Wisata Padang Bai. Skripsi: Universitas                       Udayana.

Volume 10, Nomor 4, Agustus 2022

442