Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG COVID-19 DENGAN PELAKSANAAN PROTOKOL KESEHATAN

Aulia Sadeva*1, Arneliwati1, Nopriadi1

1Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Riau *korespondensi penulis, email: [email protected]

ABSTRAK

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit baru yang menyebabkan pneumonia dan gangguan pernapasan. Peningkatan kasus COVID-19 terus terjadi di Indonesia membuat pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19 lebih luas lagi, salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan. Penerapan protokol kesehatan harus dilakukan seluruh elemen masyarakat. Penerapan protokol kesehatan harus didukung oleh perilaku masyarakat yang terdiri dari pengetahuan dan sikap. Pengetahuan dan sikap masyarakat yang baik mengenai protokol kesehatan akan bermanfaat mencegah penyebaran COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang COVID-19 dengan pelaksanaan protokol kesehatan. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner kepada 93 responden dengan teknik purposive sampling yang terdiri dari 29 pernyataan tentang pengetahuan, sikap, dan pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19 pada masyarakat di RW 011 Kelurahan Tangkerang Utara, Kota Pekanbaru. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi-square. Adanya hubungan pengetahuan dan pelaksanaan protokol kesehatan dengan p value 0,000 < α (0,05) dan adanya hubungan sikap dan pelaksanaan protokol kesehatan dengan p value 0,017 < α (0,05). Pengetahuan dan sikap masyarakat mempunyai hubungan yang bermakna dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang dapat bermanfaat untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Kata kunci: covid-19, pengetahuan, protokol kesehatan, sikap

ABSTRACT

COVID-19 is a new disease that can cause pneumonia and respiratory problems. The increase in COVID-19 cases that continues to occur in Indonesia has made the government make various efforts to prevent the extensive spread of COVID-19 by implementing health protocols. The implementation of the health protocols must be supported by all elements of society, consisting of community knowledge and attitudes. This study aims to determine the correlations between community knowledge and attitudes about COVID-19 with the implementation of the health protocols. The design of this study is a quantitative descriptive correlational study with a cross-sectional approach. Data was collected using a questionnaire consisting of 29 statements about the knowledge, attitudes, and implementation of the health protocols of COVID-19 to 93 respondents in RW 011, North Tangkerang, Pekanbaru using a purposive sampling technique. Data analysis used univariate analysis and bivariate analysis with the chi-square test. There is a correlation between knowledge and implementation of health protocols with a p-value 0,000 < (0,05) and there is a relationship attitudes and implementation of health protocols with a p-value 0,017 < (0,05). Community knowledge and attitudes have a significant correlation with the implementation of health protocols that can be useful to prevent COVID-19.

Keywords: attitude, covid-19, health protocol, knowledge

PENDAHULUAN

Coronavirus disease 2019 ialah penyakit infeksi yang menyebabkan flu biasa sampai penyakit yang lebih akut yaitu sindrom pernapasan timur tengah (MERS) serta sindrom pernapasan parah (SARS) dimana penyakit ini dikarenakan adanya virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2. Saat ini sumber penularan utama terjadi melalui penyebaran antar manusia menyebabkan penyebaran penyakit dari waktu ke waktu sangat agresif dan terus meningkat setiap saatnya. Manifestasi klinis yang timbul, sama dengan gejala flu biasa, batuk, demam, sakit tenggorokan, pilek, nyeri pada otot, nyeri atau sakit kepala dengan komplikasi yang lebih barat yaitu pneumonia dan sepsis (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Peningkatan kasus COVID-19 yang terus dialami Indonesia ini membuat pemerintah melaksanakan sejumlah usaha dalam pencegahan penyebaran COVID-19 yang lebih banyak lagi, salah satunya dengan melaksanakan protokol kesehatan selaras dengan yang dianjurkan World Health Organization (WHO) seperti cuci tangan, mempergunakan sabun dan air mengalir, menerapkan etika saat bersin dan batuk, dan menjalankan physical distancing (Razi dkk, 2020).

Pelaksanaan protokol kesehatan ini tentunya harus dilakukan oleh seluruh masyarakat agar nantinya mendapatkan hasil yang maksimal. Masyarakat merupakan setiap grup manusia yang sudah hidup dan melakukan kerja sama pada kurun waktu yang relatif lama, akibatnya mereka bisa mengontrol diri sendiri dan menduga diri sendiri menjadi satu kesatuan sosial yang memiliki batasan jelas (Soekanto, 2012). Jika masyarakat belum diberikan atau belum dipersiapkan dengan pengetahuan dan sikap yang cukup baik mengenai protokol kesehatan, maka protokol kesehatan yang dianjurkan WHO serta Kementerian Kesehatan RI tidak akan berlangsung sesuai harapannya.

Pengetahuan yaitu hasil dari rasa keingintahuan lewat proses sensorik, terkhusus di bagian telinga ataupun mata

pada suatu target. Beberapa faktor yang memberi pengaruh pada pengetahuan individu diantaranya pekerjaan, usia, pendidikan, faktor lingkungan, usia, dan faktor sosial budaya (Notoatmodjo, 2012). Menurut Suryaningrum, Nurjazulli, dan Rahardjo (2021) hasil analisis terkait hubungan pengetahuan dan langkah pencegahan COVID-19 di warga Kelurahan Srondol Wetan bisa ditarik kesimpulan bahwa responden yang memiliki tingkat pencegahan COVID-19 yang baik memiliki pengetahuan yang tinggi juga. Hal itu dapat diartikan bahwa perilaku atau tindakan seseorang responden yang baik dalam pencegahan COVID-19 terbentuk karena wawasan yang bagus pula. Namun, wawasan saja tidak cukup untuk membuat seseorang melaksanakan dan mematuhi protokol kesehatan sehingga dibutuhkan juga sikap seseorang untuk mau menjalankan protokol kesehatan yang sudah dirancang Pemerintah Indonesia dan WHO.

Menurut Damayanti, Shaluhiyah dan Cahyo (2017) sikap adalah ekspresi emosi seseorang yang mencerminkan suka atau tidak sukanya terhadap sebuah objek. Jika seseorang menyepakati sesuatu, sehingga sikap akan menjadi positif dan akan mendekatinya. Namun bila individu tidak ataupun kurang setuju, sehingga sikapnya akan ke arah pada hal yang negatif dan akan menjauhi.

Hasil penelitian oleh Purnamasari & Raharyani (2020) perilaku dan tingkat pengetahuan warga Kab. Wonosobo terkait COVID-19 didapatkan jika terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan terkait COVID-19 dan tingkah laku masyarakat. Artinya, kian tinggi pengetahuan masyarakat terkait COVID-19, akan kian baik juga perilaku masyarakat untuk mengantisipasi COVID-19. Perilaku baik yaitu perilaku penerapan prosedur protokol kesehatan misalnya mencuci tangan menggunakan sabun dan hand sanitizer, jaga jarak, menghimbau agar tetap di rumah, menjauhi keramaian, serta menjaga jarak fisik dan sosial. Disamping

itu, derajat pengetahuan yang baik didukung pula oleh tingkat pendidikan, dimana mayoritas responden adalah pendidikan tinggi (D1 dan S1). Tingkatan pendidikan individu yang tinggi bisa memudahkan dalam memperoleh informasi terkait masalah tersebut.

Hasil penelitian lain yang dilaksanakan Putra dkk (2020) mendapatkan hasil kebanyakan responden memiliki wawasan tinggi terkait COVID-19 yakni sejumlah 59 orang (51,8%). Namun hasil tersebut hanya memiliki selisih sedikit dengan tingkat pengetahuan masyarakat yang buruk terhadap COVID-19 di Desa Gulingan sebanyak 55 orang (48,2%), sedangkan berdasarkan perilaku untuk mengukur tingkat kerentanan terhadap infeksi virus corona sebagian besar partisipan berperilaku baik sebanyak 76 orang (66,7%) dan hanya 38 orang yang berperilaku buruk (33,3%).

Aktualisasi atau sikap dalam hal tindakan preventif sehari-hari yang dilakukan oleh partisipan untuk mengurangi pencegahan COVID-19 ini adalah sebagian besar partisipan memiliki aktualisasi atau sikap praktek yang baik sebesar 64 orang (56,1%) dilihat dari pemakaian APD di kehidupan sehari-hari, jaga jarak, mempergunakan masker dengan tepat sampai menutup hidung, serta mengurangi kontak terhadap orang lain, dan terjadi selisih sedikit berupa partisipan yang melakukan sikap/aktualisasi praktik buruk dalam pencegahan COVID-19 dalam sehari-hari yakni sebanyak 50 orang (43,9%) yang cenderung salah memaknai pandemi dan mempergunakan APD tidak tepat misalnya mempergunakan masker hanya di mulut, bicara membuka masker, menerima teman dan bersalaman, jarang cuci tangan sesudah menyentuh permukaan benda. Dalam hal ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan dan perilaku masyarakat yang baik maka nantinya akan mengakibatkan pelaksanaan terhadap upaya pencegahan penyebaran COVID-19 semakin baik pula sehingga dapat menekan penyebaran angka

prevalensi kasus COVID-19 di wilayah tersebut.

Hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan penulis terhadap 11 warga yang berada pada RW 011 Kelurahan Tangkerang Utara didapatkan bahwa 6 dari 11 masyarakat belum melaksanakan physical distancing atau jaga jarak, tidak berdiam diri di rumah, tidak menggunakan masker, jarang membersihkan tangan menggunakan sabun, tidak menerapkan etika batuk dengan baik. 3 dari 6 masyarakat tersebut mengetahui dengan baik bagaimana protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah, namun tidak melaksanakan protokol kesehatan tersebut karena merasa tidak perlu untuk mematuhinya. 5 dari 11 orang masyarakat yang sudah menerapkan pencegahan COVID-19 seperti mencuci tangan sesering mungkin, berdiam diri di rumah, keluar rumah bila terdapat hal penting dan mempergunakan masker, hidup harus sehat maupun bersih. 6 dari 11 masyarakat yang belum menerapkan protokol pencegahan COVID-19 rata-rata pendidikan terakhirnya adalah sekolah menengah atas, sedangkan 5 dari 11 orang masyarakat yang sudah menerapkan protokol pencegahan COVID-19 rata-rata pendidikan terakhirnya adalah sarjana.

Hasil observasi di lapangan juga didapatkan bahwa meskipun informasi terkait dengan COVID-19 sudah dapat diakses dengan mudah terbukti dengan banyaknya informasi yang terdapat di media cetak maupun elektronik, namun protokol kesehatan sendiri belum dilakukan secara maksimal oleh masyarakat yang didukung dengan angka COVID-19 yang masih terus mengalami peningkatan antar waktunya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang COVID-19 dengan pelaksanaan protokol kesehatan.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan metodologi penelitian deskriptif

korelasional. Alat pengumpulan data pada penelitian ini mempergunakan lembar kuesioner. Kuesioner bagian pertama yaitu pengetahuan terdapat 15 pertanyaan yang diukur dengan skala Guttman. Pengukuran tingkat pengetahuan akan dikategorikan baik jika responden bisa menjawab 76100% dari total jawaban pertanyaan dengan benar, cukup jika responden bisa menjawab tepat 56-75% total jawaban pertanyaan, kurang jika responden hanya mampu menjawab tepat <56%. Hasil analisa uji validitas bagi 9 pernyataan didapatkan r hitung 0,477 - 0,745 > r tabel (0,4444). Uji reliabilitas diperoleh nilai cronbach alpha > r tabel (0,776 > 0,4444), artinya kuesioner pengetahuan reliabel.

Bagian kedua yaitu sikap terdapat 15 pernyataan dengan pengukuran sikap menggunakan Skala Likert dengan ketentuan jika pertanyaan yang favourable jawaban SS mendapatkan nilai empat, TS nilai dua, STS nilai satu. Pertanyaan yang unfavourable jawaban SS=1, S=2, TS=3, STS=4. Hasil analisa pengujian validitas bagi 9 pernyataan yang sah didapatkan r hitung 0,466 - 0,893 > r tabel 0,4444. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai cronbach alpha > r tabel yaitu 0,757 > 0,4444, dengan itu pernyataan pada kuesioner sikap reliabel. Kuesioner protokol kesehatan terdapat 20 pernyataan dengan pengukuran menggunakan Skala Likert dengan ketentuan jika pertanyaan yang favourable jawaban SL=4, SR=3, JR=2, TP=1. Bagi pertanyaan yang unfavourable SL=1, SR=2, JR=3, dan TP=4. Hasil pengujian reliabilitas didapatkan nilai cronbach alpha > r tabel

(0,664 > 0,4444), maka pernyataan dalam kuesioner protokol kesehatan reliabel.

Populasi penelitian ini berjumlah 1453 orang yaitu warga yang berada di RW 011 Kelurahan Tangkerang Utara dengan sampel sebanyak 93 orang dengan pembagian strata pada RT 1 sebanyak 32 responden, RT 2 sebanyak 17 responden, RT 3 sebanyak 29 responden dan RT 4 sebanyak 15 responden. Penelitian diadakan di RW 011 Kelurahan Tangkerang Utara Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Analisis data dengan menggunakan univariat dan bivariat. Analisis univariat dengan program komputer dilakukan terhadap karakteristik responden yang meliputi usia responden, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan responden, gambaran pengetahuan masyarakat terkait COVID-19, sikap masyarakat tentang protokol kesehatan COVID-19, dan gambaran pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19. Selanjutnya analisis bivariat untuk melihat hubungan antara pengetahuan warga terkait COVID-19 dengan penerapan protokol kesehatan dan untuk melihat hubungan sikap masyarakat mengenai COVID-19 dengan pelaksanaan protokol kesehatan dengan menggunakan pengujian statistik chi-square continuity correction. Penelitian ini telah mendapatkan surat keterangan laik etik dengan nomor 145/ UN.19.5.1.8/KEPK.FKp/2021 dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Keperawatan Universitas Riau.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian didapatkan

hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Karakteristik Responden

Karakteristik Responden              Frekuensi (f)                      Persentase (%)

Usia (tahun)

17-25 (Remaja Akhir)                         1920,4

25-35 (Dewasa Awal)                        3941,9

36-45 (Dewasa Akhir)                        2526,9

46-55 (Lansia Awal)                           88,6

56-65 (Lansia Akhir)                           22,2


Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

35

58

37,6

62,4

Tingkat Pendidikan SD

1

1,1

SMP / Sederajat

7

7,5

SMA / Sederajat

38

40,9

Perguruan Tinggi

47

50,5

Pekerjaan

IRT

24

25,8

Swasta

27

29

PNS

12

12,9

Wiraswasta

21

22,6

Mahasiswa

9

9,7

Total

93

100

Tabel 1 menunjukkan

karakteristik

62,4%. Tingkat pendidikan sebagian besar

responden penelitian. Mayoritas (39 orang)

responden adalah perguruan tinggi yakni

berusia antara 26-35 tahun (dewasa awal)

sejumlah 47 individu (50,5%). Mayoritas

sebanyak 41,9%. Sebagian besar responden

para responden bekerja sebagai karyawan

berjenis kelamin perempuan (58 orang) yaitu

swasta yakni sejumlah 27 individu (29%).

Tabel 2. Gambaran Pengetahuan Masyarakat Terkait COVID-19

Pengetahuan Responden

Frekuensi (f)                 Persentase (%)

Baik

88

94,6

Cukup

1

1,1

Kurang

4

4,3

Total

93

100


Tabel 2 menunjukkan mayoritas responden pada penelitian ini (88 orang) mempunyai pengetahuan tinggi terkait COVID-19 (94,6%). Sedangkan 1 orang

(1,1%) memiliki pengetahuan yang cukup terkait COVID-19 dan 4 orang lainnya (4,3%) memiliki pengetahuan yang kurang mengenai COVID-19.

Tabel 3. Gambaran Sikap Masyarakat Tentang Protokol Kesehatan COVID-19

Sikap Responden

Frekuensi (f)

Persentase (%)

Positif

59

63,4

Negatif

34

36,6

Total

93

100

Tabel 3 menunjukkan gambaran sikap     sedangkan 34

orang lainnya (36,6%)

masyarakat tentang protokol kesehatan     memiliki sikap

negatif tentang protokol

COVID-19 yang mayoritas 59

orang     kesehatan COVID-19.

(63,4%) memiliki sikap yang

positif,

Tabel 4. Gambaran Pelaksanaan Protokol Kesehatan COVID-19

Pelaksanaan Protokol Kesehatan

Frekuensi (f)

Persentase (%)

Melaksanakan

76

81,7

Tidak Melaksanakan

17

18,3

Total

93

100

Tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian

menjalankan protokol kesehatan COVID-19, dengan jumlah total 76 orang (81,7%).

Tabel 5. Hubungan Pengetahuan Masyarakat Terkait COVID-19 dengan Pelaksanaan Protokol Kesehatan Pelaksanaan Protokol Kesehatan

Pengetahuan Masyarakat

Melaksanakan

Tidak Melaksanakan

Total

p-value

f       %

f          %

f     %

Baik

76        86,4

12            13,6

88     100

0,000

Cukup

0          0

1             100

1      100

Kurang

0          0

4           100

4     100

Total

76        81,7

17            18,3

93     100

Tabel 5 menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada 93 orang dengan uji chi-square didapatkan p value 0,000 < α (0,05), menunjukkan Ho ditolak, menyiratkan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 dengan pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19. Menurut data hasil penelitian

responden dengan pengetahuan baik 76 orang (86,4%) melaksanakan protokol kesehatan, terdapat 12 orang (13,6%) yang tidak melaksanakan. Responden dengan pengetahuan cukup terdapat 1 orang (100%) tidak melaksanakan protokol kesehatan, dan responden pengetahuan kurang terdapat 4 orang (100%) tidak melaksanakan protokol kesehatan.


Tabel 6. Hubungan Sikap Masyarakat Terkait COVID-19 dengan Pelaksanaan Protokol Kesehatan

Sikap Masyarakat

Pelaksanaan Protokol Kesehatan

Melaksanakan         Tidak Melaksanakan           o a       p-value

f        %           f          %     f     %

Positif

53        89,8             6            10,2     59     100     0,017

Negatif

23        67,6            11           32,4     34     100

Total

76        81,7            17           18,3     93     100


Tabel 6 menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada 93 orang responden di RW 011 Kelurahan Tangkerang Utara dengan uji statistik chi-square continuity correction diperoleh nilai p-value = 0,017 (<0,05) menunjukkan Ho ditolak. Hasil ini menyiratkan adanya hubungan kuat antara sikap masyarakat tentang COVID-19 dan pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19. Distribusi data hasil penelitian menunjukkan responden dengan sikap positif melaksanakan protokol kesehatan sebanyak

PEMBAHASAN

Hasil analisis univariat berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa mayoritas responden pada penelitian berjumlah 88 individu mempunyai pengetahuan tinggi terkait COVID-19 (94,6%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan Utami, Mose, dan Martini (2020) pada penduduk Provinsi DKI Jakarta, yang menemukan 83% responden mempunyai pemahaman yang baik tentang cara menghindari COVID-19, informasi sangat penting dalam menjaga kualitas perilaku maupun sikap positif sebab

53 orang (89,8%), sedangkan yang tidak melaksanakan sebanyak 6 orang (10,2%), sedangkan responden dengan sikap negatif melaksanakan protokol kesehatan sejumlah 23 individu (67,6%) serta yang tidak melaksanakan sejumlah 11 individu (32,4%). Berdasarkan hasil analisis didapatkan juga nilai OR = 4,225 berarti masyarakat yang memiliki sikap positif berpeluang 4,225x lebih tinggi untuk melaksanakan protokol kesehatan dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki sikap negatif.

bila seseorang tidak mengetahuinya, tidak terdapat tindakan yang akan dilaksanakan. Penularan COVID-19 akan terhambat jika masyarakat mengetahui cara pencegahan penularan penyakit (Law, Leung, & Xu, 2020). Hal ini sesuai dengan temuan penelitian Purnamasari dan Raharyani (2020). Temuan tersebut mengungkapkan bahwa warga Kabupaten Wonosobo memiliki pemahaman yang baik tentang COVID-19 (90%). Temuan survei ini menguatkan hasil penelitian Yanti dkk (2020), yang

menemukan 99% penduduk Indonesia sudah mengetahui usaha untuk mencegah COVID-19 di Indonesia melalui social distancing.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa lebih banyak responden yang disurvei mempunyai sikap yang mendukung pada protokol kesehatan COVID-19, dengan jumlah total 59 orang (63,4%), selaras dengan penelitian yang dilaksanakan Utami, Mose dan Martini (2020) pada masyarakat di Provinsi DKI Jakarta, 70,7% responden mempunyai sikap positif mengenai pencegahan COVID-19. Hal ini selaras dengan temuan Suprayitno dkk (2020) berdasarkan hasil survei, sikap warga Desa Murtajih terhadap pencegahan COVID-19 mayoritas positif, dengan partisipasi 53 individu (85,5%).

Menurut Notoatmodjo (2014), sikap sangatlah penting pada komponen sosio psikologis sebab termasuk kecenderungan untuk melakukan tindakan maupun mempersepsikan. Azwar (2013) mengklaim bahwa faktor yang memberi pengaruh pada sikap, seperti media cetak atau elektronik, memiliki dampak yang signifikan terhadap pembentukan pikiran dan keyakinan seseorang. Penyebaran informasi melalui media tentang suatu topik dapat mengarah pada pembentukan sikap kognitif baru (Azwar, 2013). Sesuai pemaparan Notoatmodjo (2012), pendidikan individu terkait kesehatan akan memberi pengaruh pada perilaku kesehatan. Hal itu disebabkan adanya pendidikan yang diperoleh akan mendapatkan wawasan dan akan terciptalah usaha untuk mencegah penyakit. Berdasarkan hal tersebut peneliti berasumsi bahwa sikap responden diberikan pengaruh dari wawasan responden yang tinggi, artinya jika orang sudah memahami sesuatu, ia dapat menentukan keputusan tentang cara melaluinya. Ketika individu memiliki sikap positif mengenai protokol kesehatan, maka ia akan dapat mengambil keputusan tentang bagaimana ia harus melaksanakan protokol kesehatan tersebut.

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar protokol kesehatan COVID-19 dilaksanakan oleh responden dengan jumlah 76 orang (81,7%), penelitian Sumampouw (2020) mendukung pernyataan tersebut, hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa 87,9% masyarakat mencuci tangan (kategori tinggi), 86,1 persen menggunakan masker (kategori tinggi), dan 77,5% tetap menjaga jarak aman. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa masyarakat menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Utami dkk (2020) juga mempublikasikan hasil penelitian 70,3% responden mempunyai keterampilan yang tinggi terkait mencegah COVID-19. Keterampilan yang diteliti yaitu tingkah laku responden terhadap protokol new normal misalnya memakai masker secara konsisten, cuci tangan sabun maupun air mengalir, tidak keluar rumah selain jika ada alasan mendesak, menjaga daya tahan tubuh dengan asupan nutrisi yang tepat, rutin berolahraga. Menurut penelitian Purnamasari dan Raharyani (2020), adanya korelasi signifikan antara pengetahuan masyarakat dengan tindakan mencegah COVID-19, yang meliputi mencuci tangan memakai sabun dan hand sanitizer, menjaga jarak, menerapkan himbauan tetap di rumah, menjauhi keramaian, serta jarak fisik dan sosial.

Hasil analisis bivariat dengan uji chisquare yaitu hubungan pengetahuan masyarakat terkait COVID-19 dengan pelaksanaan protokol kesehatan didapatkan p value 0,000 < α (0,05), menunjukkan Ho ditolak, menyiratkan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 dan pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19. Menurut data hasil penelitian responden dengan pengetahuan baik 76 orang (86,4%) melaksanakan protokol kesehatan, terdapat 12 orang (13,6%) yang tidak melaksanakan. Responden dengan pengetahuan cukup terdapat 1 orang (100%) tidak melaksanakan protokol kesehatan, dan responden pengetahuan kurang terdapat 4 orang (100%) tidak melaksanakan protokol kesehatan. Menurut penelitian Purnamasari dan Raharyani (2020), adanya korelasi signifikan antara pengetahuan masyarakat dengan tindakan mencegah COVID-19, yang meliputi mencuci tangan memakai sabun dan hand sanitizer, menjaga jarak, tetap di rumah, menjauhi keramaian serta jarak fisik dan sosial. Menurut temuan penelitian Sari dan Utami (2021), adanya hubungan antara sikap dengan pengetahuan terhadap pelaksanaan

protokol kesehatan pada saat pandemi COVID-19, peneliti menyimpulkan semakin tinggi pengetahuan,     sikap untuk

melaksanakan protokol semakin baik. Pengetahuan adalah salah satu domain perilaku kecuali tindakan, praktik, sikap, maka akan berdampak signifikan pada strategi untuk membatasi penyebaran COVID-19 atau setidaknya mampu mencegah dan meminimalisir penularan COVID-19.

Hasil analisis bivariat hubungan sikap masyarakat terkait COVID-19 dengan pelaksanaan protokol kesehatan dengan uji statistik chi-square continuity correction diperoleh nilai p-value = 0,017  (<0,05)

menunjukkan Ho ditolak. Ada hubungan kuat antara sikap masyarakat tentang COVID-19 dan pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19. Distribusi data hasil penelitian menunjukkan responden dengan sikap positif melaksanakan protokol kesehatan sebanyak 53 orang (89,8%), sedangkan yang tidak melaksanakan sebanyak 6 orang (10,2%), sedangkan responden dengan sikap negatif melaksanakan protokol kesehatan sejumlah dua puluh tiga individu (67,6%) serta yang tidak melaksanakan sejumlah sebelas individu (32,4%). Berdasarkan hasil analisis didapatkan juga nilai OR = 4,225 berarti masyarakat yang memiliki sikap positif

SIMPULAN

Sebagian besar responden pada penelitian ini mempunyai pengetahuan yang baik terkait COVID-19, dengan jumlah 88 orang (94,6 persen). Sikap warga pada protokol kesehatan COVID-19 memiliki sikap positif dengan total 59 orang (63,4%), secara keseluruhan mengenai penerapan protokol kesehatan oleh responden terungkap bahwa protokol kesehatan COVID-19 dilakukan oleh mayoritas responden pada penelitian, yakni sejumlah 76 individu (81,7%).

Uji statistik chi-square menunjukkan adanya hubungan bermakna baik pada

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2013). Sikap manusia: teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiman., & Riyanto A. (2013). Kapita selekta

kuesioner pengetahuan dan sikap dalam

berpeluang 4,225x lebih tinggi untuk melaksanakan protokol kesehatan dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki sikap negatif. Menurut temuan penelitian Zurrahmi, Sudiarti, dan Hardianti (2021), menyatakan bahwa adanya hubungan signifikan antara sikap pengunjung kafe pada pelaksanaan protokol kesehatan. Sikap adalah keadaan kesiapan dalam bertindak, bukan melaksanakan niat tertentu (Notoatmodjo, 2010). Output sikap seseorang beragam, mereka bisa mempelajari, mendekati, ataupun berpartisipasi; di sisi lain, jika mereka tidak setuju ataupun tidak suka, mereka akan menghindarinya (Budiman & Riyanto, 2013). Salah satu unsur yang mempengaruhi sikap seseorang adalah tingkat kepercayaannya. Jika seseorang meyakini bahwa protokol kesehatan COVID-19 efektif untuk mencegah penyebaran COVID-19, maka ia akan patuh. Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan Webster et al (2020), yang menemukan salah satu elemen yang meningkatkan kepatuhan karantina adalah kepercayaan pada keputusan pemerintah. Akibatnya, orang yang percaya kebijakan protokol COVID-19 efektif dalam mencegah penyebaran COVID-19 akan lebih cenderung mematuhinya.

pengetahuan dan sikap masyarakat terkait COVID-19 dengan penerapan protokol kesehatan. Masyarakat yang memiliki sikap positif berpeluang 4,225 kali lebih tinggi untuk melaksanakan protokol kesehatan dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki sikap negatif. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperkuat hasil adalah salah satunya pemaparan informasi terkait protokol kesehatan melalui berbagai media sehingga pengetahuan masyarakat terkait protokol kesehatan COVID-19 meningkat sehingga berdampak pada sikap masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan.

penelitian kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Damayanti, R., Shaluhiyah, Z.,  & Cahyo, K.

(2017). Peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang phbs tatanan rumah tangga (asi

eksklusif) di kabupaten sambas melalui media leaflet berbahasa daerah. Diponegoro University.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor hk.01.07/menkes/382/2020 tentang protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan pengendalian corona virus disease 2019 (COVID-19). diakses tanggal 18 maret 2021. dari   https://promkes.kemkes.go.id/kmk-no-

hk0107-menkes-382-2020-tentang-protokol-kesehatan-bagi-masyarakat-di-tempat-dan-fasilitas-umum-dalam-rangka-pencegahan-covid19

Law, S., Leung, A. W., & Xu, C. (2020). Severe acute respiratory syndrome (SARS) and coronavirus disease-2019 (COVID-19): From causes to preventions in Hong Kong. International Journal of Infectious Diseases, 94, 156-163.

Notoatmodjo.  (2010).  Ilmu perilaku kesehatan.

Jakarta: Rineka cipta

Notoatmodjo. (2012). Ilmu kesehatan masyarakat.

Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Purnamasari, I., & Raharyani, A. E. (2020). Tingkat pengetahuan dan perilaku    masyarakat

Kabupaten Wonosobo tentang COVID-19. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), 33-42.

Putra, A. I. Y. D., dkk. (2020). Gambaran karakteristik pengetahuan, sikap dan perilaku risiko COVID-19 dalam kerangka desa adat di Desa Gulingan, Mengwi, Bali. Jurnal Kesehatan Andalas, 9(3), 313-319.

Razi, F., Yulianty, V., Amani, S.A., Fauzia, H.J. (2020). Bunga rampai COVID-19: buku kesehatan mandiri untuk sahabat dirumah saja. Jakarta: PD Prokami.

Sari, R. P., & Utami, U. (2021). Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dalam penerapan

protokol kesehatan di karang taruna dusun Malangjiwan. Jurnal Ilmiah Maternal, 5(1).

Soekanto, S. (2012). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sumampouw, O. J. (2020). Pelaksanaan protokol kesehatan corona virus disease 2019 oleh masyarakat di Kabupaten Minahasa Tenggara. Sam Ratulangi Journal of Public Health, 1(2).

Suprayitno, E., Rahmawati, S., Ragayasa, A., & Pratama, M. Y. (2020). Pengetahuan dan sikap masyarakat dalam pencegahan COVID-19. Journal Of Health Science (Jurnal Ilmu Kesehatan), 5(2), 68-73.

Suryaningrum, F. N., Nurjazuli, N., & Rahardjo, M. (2021). Hubungan pengetahuan dan persepsi masyarakat dengan upaya pencegahan covid-19 di Kelurahan Srondol Wetan, Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 9(2), 257-263

Utami, R. A., Mose, R. E., & Martini, M. (2020). Pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat dalam pencegahan COVID-19 di DKI Jakarta. Jurnal Kesehatan Holistic, 4(2), 68-77.

Webster RK, Brooks SK, Smith LE, Woodland L, Wessely S, Rubin GJ. How to Improve Adherence with Quarantine: Rapid Review of the Evidence. Public Health. 2020;(182):163– 9

Yanti, B., Wahyudi, E., Wahiduddin, W., Novika, R. G. H., Arina, Y. M. D. A., Martani, N. S., & Nawan, N. (2020). Community knowledge, attitudes, and behavior towards social distancing policy as prevention transmission of     COVID-19 in indonesia. Jurnal

Administrasi Kesehatan Indonesia, 8(2), 4-14.

Zurrahmi, Z., Sudiarti, P. E., & Hardianti, S. (2021). Hubungan pengetahuan dan sikap pengunjung cafe terhadap penerapan protokol kesehatan pada masa pandemi covid-19 di Kota Bangkinang. Jurnal Ners, 5(1), 38-43.

Volume 10, Nomor 4, Agustus 2022

406