Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG JERAWAT DI SMP ADVENT PARONGPONG

Evi Martha Suryani1, Imanuel Sri Mei Wulandari2 Fakultas Ilmu Keperawataan, Universitas Advent Indonesia1,2 Email: [email protected]1

ABSTRAK

Jerawat atau juga Acne vulgaris adalah peradangan kronis pada unit pilosebasea dengan lesi polimorfik klinis terdiri dari non-inflamasi (terbuka dan tertutup, komedo) dan lesi inflamasi (papula, pustula, dan nodul) dengan berbagai tingkat peradangan. Beberapa faktor yang bisa membuat perasaan negatif atau timbulnya masalah kesehatan mental karena jerawat, seperti berkurangnya harga diri dan kepercayaan diri, rasa malu, menghindari kontak langsung dengan orang, rasa tak berdaya, kecemasan, dan juga ketakutan. Angka kejadian atau kasus Jerawat yang semakin meningkat dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya dan yang terpenting adalah tingkat pengetahuan serta bagaimana cara menyikapinya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang jerawat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah responden 58. Penelitian ini dilakukan di SMP Advent Parongpong. Hasil uji penelitian menunjukkan bahwa, tingkat pengetahuan Siswa-siswi SMP Parongpong tentang Jerawat adalah berpengetahuan cukup dengan nilai persentase (77,6%), sedangkan sikap Siswa-siswi SMP Parongpong tentang Jerawat yaitu memiliki sikap negatif dengan nilai persentase (53,4%). Hasil uji analisa uji statistik menggunakan spearman rho dengan tingkat keeratan hubungan = 0,486 (<0,5), dan memiliki nilai p-value 0,000 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap Siswa-siswi SMP Parongpong tentang Jerawat. Saran: Perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang Jerawat khususnya pada Remaja. Peneliti berharap pihak sekolah bisa bekerja sama dengan petugas kesehatan untuk melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang jerawat. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian tentang jerawat dengan variabel-variabel yang berbeda.

Kata kunci: Jerawat, Pengetahuan, Remaja, Sikap

ABSTRACT

Introduction: Acne vulgaris is a chronic inflammation of the pilosebaceous unit with clinically polymorphic lesions consisting of non-inflammatory and inflammatory lesions with varying degrees of inflammation. Several factors can cause negative feelings or mental health problems due to acne, such as reduced selfesteem and self-confidence, shyness, avoiding direct contact with people, feelings of helplessness, anxiety, and fear. The incidence or cases of acne increasing number can be caused by many factors, one of which and the most important is the level of knowledge and how to respond to it. Objective: to determine the level of knowledge and attitudes of adolescents about acne. Methods: this study uses a quantitative design with approach cross sectional. Sampling used total sampling with a total of 58 respondents. This research was conducted at the Parongpong Adventist Middle School. Conclusion: the results of the research test showed that the level of knowledge students about Acne was moderately knowledgeable with a percentage value (77.6%), while the students' attitudes about Acne were having a negative attitude with a percentage value (53.4 %). The results of the statistical test analysis using Spearman Rho with the level of closeness of relationship = 0.486 (<0.5), and has a p-value of0.000 (p<0.05). These results indicate that there is a significant relationship between knowledge and attitudes students about acne. Suggestion: It is necessary to increase knowledge about acne, especially in adolescents. The researcher hopes that the school can work together with health workers to carry out socialization and counseling about acne.

Keywords: Acne, Knowledge, Youth, Attitude

PENDAHULUAN

Personal hygine merupakan usaha yang dilakukan seseorang dalam memelihara kebersihan diri untuk menghindari penyakit. Kebersihan diri perlu dilaksanakan atau diterapkan pada diri sendiri dan juga keluarga agar terhindar dari penyakit dan produktivitas diri baik (Notoatmodjo, 2010). Usaha tersebut dilakukan juga untuk meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan keindahan. Salah satu kebersihan yang harus dijaga adalah kebersihan kulit wajah, karena menjadi salah satu faktor pencetus terjadinya jerawat (Sitohang IB, 2015).

Jerawat atau juga Acne vulgaris adalah peradangan kronis pada unit pilosebasea dengan lesi polimorfik klinis terdiri dari non-inflamasi (terbuka dan tertutup, komedo) dan lesi inflamasi (papula, pustula, dan nodul) dengan berbagai tingkat peradangan (Goh C, Cheng C, Agak G, Zaenglein AL & Thiboutot Dm, 2019). Jerawat juga suatu kondisi kulit yang terjadi ketika pori-pori tersumbat oleh sel kulit mati, bakteri sehingga sekresi minyak (sebum) menjadi terhambat. Meningkatnya hormon estrogen dan progesteron pada remaja perempuan, dan hormon testosteron pada remaja laki-laki juga dapat membuat bertambahnya produksi kelenjar minyak dan keringat yang menyebabkan timbulnya jerawat (Lestari et al., 2020). Jerawat dapat muncul di daerah wajah, dada, dan punggung (Mutiara, 2019) ditandai dengan komedo, papula, pustula, dan nodul (Gallo et al., 2018).

Jerawat banyak terjadi dikalangan remaja dan juga usia dewasa (Lema et al., 2019). Pada umumnya kasus jerawat atau acne vulgaris terjadi pada wanita umur 14-17 dengan prevalensi berkisar 83%-85%, dan pada pria umur 16-19 tahun dengan prevalensi 95%-100% (Fitri Hafianty, Dian Erisyawanty Batubara, 2021). Dan

menurut Yuidartanto bahwa kejadian jerawat dapat juga muncul di usia 30-40 tahun dan menetap di usia lanjut (Sampelan et al., 2017). Jerawat sebenarnya tidak mengakibatkan hal yang fatal namun ini cukup mengkhawatirkan karena dapat menurunkan rasa percaya diri si penderita (Soetjiningsih, 2007) (Matheus et al., 2018), dapat mempengaruhi fisik dan psikologis seseorang (Marliana et al., 2018) terutama dimasa remaja yang sangat peduli terhadap penampilan.

Beberapa faktor yang bisa membuat perasaan negatif atau timbulnya masalah kesehatan mental karena jerawat, seperti berkurangnya harga diri dan kepercayaan diri, rasa malu, menghindari kontak langsung dengan orang, rasa tak berdaya, kecemasan, dan juga ketakutan (Solgajová et al., 2016). Hal ini menyebabkan individu menarik diri karena diejek teman sebaya dan timbul fikiran ingin bunuh diri (Siahaan et al., 2020). Melihat dari pengalaman Etik Wijiastutik, 29, asal Desa Sumberejo, Kecamatan Sarirejo ditemukan tergantung di rumahnya karena diejek teman dekat wajahnya yang berjerawatan (Diejek Jerawatan, Gantung Diri, 2018). Hal ini juga terjadi di Baturraden, Jawa Tengah. Remaja berusia 18 tahun dikarenakan kurang percaya diri dengan jerawat yang tak kunjung sembuh di wajahnya membuat ia nekad mengakhiri hidupnya dengan meminum racun serangga (Anonim, 2018).

Angka kejadian atau kasus Jerawat (Acne Vulgaris) yang semakin meningkat dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya dan yang terpenting adalah tingkat pengetahuan serta bagaimana cara menyikapinya. Tingkat pengetahuan adalah komponen penting dapat terbentuknya tingkah laku seseorang yang mengalami jerawat (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan yang salah tentang jerawat dapat mengakibatkan masyarakat menganggap itu adalah hal yang sepele dan mudah sembuh sehingga tidak perlu perhatian khusus. Salah satu pengetahuan yang perlu diketahui adalah bagaimana sikap seseorang dalam bertindak untuk mencegah timbulnya jerawat dengan melakukan beberapa cara seperti rajin membersihkan wajah untuk menghilangkan kotoran yang kemungkinan besar akan menyumbat saluran kelenjar minyak, makan makanan sehat dan menghindari stres. Setiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda dalam mengatasi masalah jerawat yang mereka alami.

Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin melihat Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Jerawat pada Siswa-siswi SMP Advent Parongpong dengan memberikan kuesioner, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Jerawat di SMP Advent Parongpong “

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional karena dalam desain penelitian ini semua variabel diukur dan diamati pada saat yang bersamaan (satu waktu) sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian. Desain penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang jerawat di SMP Advent Parongpong yang berlokasi di Kp. Parongpong Bandung Barat.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Advent Parongpong. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu total sampling. Teknik ini diambil karena jumlah responden kurang dari 100, maka diambil semua sampel

sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Jumlah sampel yang diambil yaitu sejumlah 58 responden.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang sudah valid. Untuk mengukur tingkat pengetahuan peneliti menggunakan kuesioner dari Pradipta Hari Maulina dkk (2017) dengan jumlah pertanyaan 25. Penilaian untuk soal pilihan adalah benar dan salah, jawaban benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0. Skor total maksimal semua pertanyaan adalah 25 dan skor minimal adalah 0. Untuk mengukur sikap menggunakan kuesiner dari (Andy, 2009) dengan jumlah pertanyaan 12. Dimana pada pertanyaan positif responden sangat setuju maka nilainya 4, setuju nilainya 3, kurang setuju nilainya 2, dan tidak setuju nilainya 1. Sedangkan dalam pernyataan negatif, bila responden sangat setuju nilainya 1, setuju nilainya 2, kurang setuju nilainya 3 dan tidak setuju nilainya 4.

Data yang didapat dalam penelitian ini dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisa univariat dilakukan untuk melihat gambaran karakteristik dari responden (usia dan jenis kelamin), tingkat pengetahuan tentang jerawat dan sikap responden terhadap jerawat. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Uji statistik yang digunakan untuk membantu analisis adalah uji Spearman’s Rho dengan tingkat keeratan hubungan = 0,5 bila p value < 0,05 menunjukan ada hubungan yang bermakna antara dua variabel.

HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini data diperoleh dari bagian informasi demografi yang terdapat dalam kuesioner penelitian yaitu jenis kelamin, usia, kelas, dan pernah berjerawat. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 58 responden.

Tabel 1 Karakteristik Responden

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frekuensi

Persentase (%)

Laki-laki

31

53,4

Perempuan

27

46,6

Usia

13 tahun

27

46,3

14 tahun

19

32,8

15 tahun

10

17,2

16 tahun

2

3,4

Kelas

Kelas 7

19

32,8

Kelas 8

21

36,2

Kelas 9

18

31,0

Pernah berjerawat

Ya Pernah

44

75,9

Tidak Pernah

14

24,1

Total

58 Siswa

100 %

orang (17,2%) dan usia 16 tahun sebanyak 2 orang (3,4%).


Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa karakteristik responden terbanyak berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 31 orang (53,4%) diikuti dengan jenis kelamin perempuan dengan jumlah 27 orang (46,6%).

Jumlah responden paling banyak berusia 13 tahun dengan jumlah 27 orang (46,3%), diikuti dengan usia 14 tahun sebanyak 19 orang (32,8%), usia 15 tahun sebanyak 10

Kelas terbanyak yang dijadikan sampel adalah dari kelas 8 sebanyak 21 orang (36,2%), diikuti kelas 7 sebanyak 19 orang (32,8%) dan kelas 9 sebanyak 14 orang (31,0%) Dan dari 58 responden, sebanyak 44 orang (75,9%) pernah berjerawat dan 14 orang (24,1%) tidak pernah berjerawat.

Tabel 2 Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Jerawat

Tingkat Pengetahuan

Frekuensi

Persentase (%)

Pengetahuan Kurang

5

8,6

Pengetahuan Cukup

45

77,6

Pengetahuan Baik

8

13,8

Total

58

100


(13,8%)   maka   dari   itu,   tingkat

Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 5 orang (8,6%), yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 45

pengetahuan siswa-siswi SMP Advent Parongpong tentang jerawat adalah kategori cukup dengan jumlah 45 responden (77,6%).

orang (77,6%), dan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 8 orang


Tabel 3 Sikap Remaja Tentang Jerawat

Sikap Remaja

Frekuensi

Persentase(%)

Positif

27

46,6

Negatif

31

53,4

Total

58

100


dan sikap negatif sebanyak 31 orang

Berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa      (53,4%), maka dari itu, sikap siswa-siswi

sikap positif sebanyak 27 orang (46,6%),      SMP Advent Parongpong tentang jerawat


adalah negatif, yaitu 31 responden (53,4%).

Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (tingkat pengetahuan tentang jerawat), maka peneliti menggunakan uji

statistik Spearman’s Rho dengan tingkat keeratan hubungan = 0,5 bila p-value < 0,01 menunjukan ada hubungan yang bermakna antara dua variabel.

Tabel 4 Hubungan antara pengetahuan dan sikap Siswa-siswi SMP Advent Parongpong tentang jerawat

Variabel

P-Value

Keeratan Hubungan

Pengetahuan

0,000

0,486

Sikap

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa hasil analisis uji statistik dengan tingkat keeratan hubungan = 0,486 (<0,5), dan memiliki nilai p-value 0,000 (p<0,01). Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan kejadian jerawat.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilakukan di SMP Advent Parongpong dengan jumlah responden 58 orang dan yang menjadi responden terbanyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang (53,4%), dengan usia terbanyak yaitu usia 13 tahun, dengan siswa-siswi terbanyak ada pada kelas 8 sebanyak 21 orang (36,2%), dan yang pernah mengalami jerawat sebanyak 44 responden (75,9%).

Pada masa remaja, jerawat sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan (Gallo et al., 2018). Setiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda dalam mengatasi masalah jerawat yang mereka alami (Cahyandari & Estria, 2020). Namun perempuan lebih baik dalam memperhatikan perawatan wajah untuk mengatasi jerawat dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini kemungkinan karena perempuan lebih peduli terhadap penampilan dibanding laki-laki. Bahkan perempuan mau melakukan apapun demi terlihat cantik dan menarik, salah satunya dengan menjaga kebersihan wajah.

Berdasarkan hasil tabel 2. Diketahui hasil analisa univariat menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa-siswi SMP Advent Parongpong mengenai jerawat adalah memiliki pengetahuan cukup sebanyak 45 (77,6%). Sejalan dengan penelitian Masriyanti di SMAN 1 Kabanjahe dengan hasil 43,8% responden memilki pengetahuan yang cukup terhadap Acne vulgaris (Tarigan et al., 2017). Menurut Sarwono, (2011) mengatakan bahwa remaja awal berada pada usia 10-14 tahun, remaja masih terheran-heran akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan yang menyertainya. Dalam penelitian ini responden terbanyak berusia 13 tahun peneliti berasumsi bahwa semakin bertambahnya usia akan semakin berkembang daya tanggap serta pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik, yang artinya siswa-siswi memiliki pengetahuan cukup mengenai jerawat karena usia mereka masih dalam tahap remaja awal. Hal lain menunjukkan bahwa sebagian besar sudah mengetahui tentang jerawat.

Berdasarkan tabel 3. Diketahui hasil analisa univariat menunjukkan bahwa Sikap Siswa-siswi SMP Advent Parongpong tentang jerawat adalah kategori negatif, yaitu 31 responden (53,4%). Dimana akan berdampak terdapat banyak remaja yang memiliki masalah dengan jerawat dan mereka akan

merasa tidak nyaman pada lingkungan, malu serta minder bahkan biasanya akan memicu depresi dan ketidakyakinan pada diri sendiri. Dan ini sangat merugikan bagi para generasi muda.

Berdasarkan tabel 4. Diketahui bahwa hubungan antara pengetahuan dan sikap Siswa-siswi SMP Advent Parongpong tentang jerawat.     Di uji dengan

menggunakan Sperman Rho hasil menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan = 0,486 (<0,5), dan memiliki nilai p-value 0,000 (p<0,01). Hal ini

menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap Siswa-siswi SMP Advent Parongpong tentang jerawat.

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukan Tingkat Pengetahuan Siswa-siswi SMP Advent Parongpong Tentang Jerawat adalah Cukup. Sikap Siswa-siswi SMP Advent Parongpong Tentang Jerawat adalah memiliki sikap negative serta terdapat Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-siswi SMP Advent Parongpong Tentang Jerawat.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka beberapa saran pada penelitian ini yaitu: Perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang Jerawat khusunya pada remaja, peneliti berharap pihak sekolah bisa bekerja sama dengan petugas kesehatan untuk melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang jerawat, diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian tentang jerawat dengan variabel-variabel yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2018). Tentang Kota Palembang.

http://www.palembang.go.id/41/tentang-kota-palembang

Cahyandari, M. A., & Estria, S. R. (2020). Konsep Diri Pada Mahasiswa yang Memiliki Jerawat Tingkat Sedang dan Berat di Fakultas    Ilmu    Kesehatan    Universitas

Muhammadiyah Purwokerto. Jurnal Keperawatan Muhammadiy, September.

Diejek Jerawatan, Gantung Diri.   (2018).

https://radarbojonegoro.jawapos.com/read/2 018/03/26/59802/diejek-jerawatan-gantung-diri

Fitri Hafianty, Dian Erisyawanty Batubara, F. D. P. L. (2021). Faktor Risiko Terjadinya Akne Vulgaris Pada Siswa-Siswi Kelas XII SMA Harapan 1 Medan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689– 1699.

Gallo, R. L., Granstein, R. D., Kang, S., Mannis, M., Steinhoff, M., Tan, J., & Thiboutot, D. (2018). Standard classification and pathophysiology of rosacea: The 2017 update by the National Rosacea Society Expert Committee. Journal of the American Academy of Dermatology, 78(1), 148–155. https://doi.org/10.1016/j.jaad.2017.08.037

Goh C, Cheng C, Agak G, Zaenglein AL, G. E., & Thiboutot Dm, K. J. (2019). Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. (K. S, M. Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, & O. J. AJ (Eds.); First Volu). The McGraw Hill Companies.

Lema, E. R., Yusuf, A., & Wahyuni, S. D. (2019). Gambaran Konsep Diri Remaja Putri Dengan Acne Vulgaris Di Fakultas Keperawatan    Universitas    Airlangga

Surabaya. Psychiatry  Nursing Journal

(Jurnal Keperawatan  Jiwa),  1(1),  14.

https://doi.org/10.20473/pnj.v1i1.12504

Lestari, R. T., Gifanda, L. Z., Kurniasari, E. L., Harwiningrum, R. P., Kelana, A. P. I., Fauziyah, K., Widyasari, S. L., Tiffany, T., Krisimonika, D. I., Salean, D. D. C., & Priyandani, Y. (2020). Perilaku Mahasiswa Terkait Cara Mengatasi Jerawat. Jurnal Farmasi     Komunitas,     8(1),     15.

https://doi.org/10.20473/jfk.v8i1.21922

Marliana, M., Sartini, S., & Karim, A. (2018). EFEKTIVITAS BEBERAPA PRODUK PEMBERSIH WAJAH ANTIACNE TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT Propionibacterium acnes. BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan, Industri,     Kesehatan),     5(1),     31.

https://doi.org/10.31289/biolink.v5i1.1668

Matheus, K. G., Wungouw, H. P. L., & Rante, S. D. T. (2018). Hubungan Kejadian Acne Vulgaris Dengan Tingkat Kepercayaan Diri Pada Siswi Sman 3 Kupang. Cendana Medical Journal, 15(9), 369–375.

Mutiara, S. (2019). Pengaruh Penggunaan Kosmetik Skin Care Terhadap Timbulnya Acne Vulgaris Pada Siswa Kecantikan

Smkn 6 Dan Smn 7 Padang. Jurnal

Pendidikan Dan Keluarga,  10(2),  228.

https://doi.org/10.24036/jpk/vol10-iss2/544

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Sampelan, M., Pangemanan, D., & Kundre, R. (2017).   Hubungan Timbulnya Acne

Vulgaris Dengan Tingkat Kecemasan Pada Remaja Di Smp N 1 Likupang Timur. Jurnal Keperawatan   UNSRAT,   5(1),

111202.

Siahaan, T. D., Lestari, T. B., & Supardi, S. (2020). Hubungan Antara Kejadian Acne Vulgaris Dengan Harga Diri Remaja. Jurnal Mutiara Ners, 3(1), 15–21.

Sitohang IB, W. S. (2015). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (7th ed).

Soetjiningsih. (2007). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya (II). CV.Sagung Seto.

Solgajová, A., Sollár, T., Vörösová, G.,  &

Zrubcová, D. (2016). The incidence of anxiety, depression, and quality of life in patients with dermatological diseases. Central European Journal of Nursing and Midwifery,         7(3),         476–483.

https://doi.org/10.15452/CEJNM.2016.07.0 018

Tarigan, M., Nababan, K. A., & Hutasoit, E. S. P. (2017). Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Kabanjahe Terhadap Acne Vulgaris Tahun Ajaran 2016/2017. Jurnal Kedokteran KMethodist,        10(2),        100–103.

http://ojs.lppmmethodistmedan.net

397

Volume 9, Nomor 4, Agustus 2021