PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DALAM PENANGANAN PASIEN COVID-19 DI UNIT GAWAT DARURAT, ISOLASI WINGS, DAN ISOLASI UTAMA
on
Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980
PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DALAM PENANGANAN PASIEN COVID-19 DI UNIT GAWAT DARURAT, ISOLASI WINGS, DAN ISOLASI UTAMA
Kadek Febri Dwi Upayanti1, Komang Menik Sri Krisnawati2, Ni Putu Emy Darma Yanti2
1Mahasiswa Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana; 2Dosen Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Alamat Korespodensi: febriupayanti@gmail. com
Abstrak
Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19) menjadi permasalahan kesehatan utama di dunia saat ini. Covid-19 dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental perawat, salah satunya kecemasan. Paparan kecemasan yang terus-menerus memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik, psikologis, dan kinerja kerja perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbandingan tingkat kecemasan perawat dalam penanganan pasien Covid-19 di Unit Gawat Darurat, Isolasi Wings, dan Isolasi Utama di Rumah Sakit Umum Bangli. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian analitik komparatif. Pendekatan atau rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross-sectional. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 43 orang dengan teknik random sampling. Alat ukur yang yang digunakan dalam penelitian adalah ZSAR-S (Zung Self Anxiety Rating-Scale). Hasil uji komparatif Kruskal Wallis pada variabel tingkat kecemasan didapatkan nilai p value 0,009 (p<0,05), yang berarti terdapat perbedaan tingkat kecemasan perawat di Unit Gawat Darurat, Isolasi Wings, dan Isolasi Utama. Hasil penelitian juga didapatkan 31,25% perawat di ruang Isolasi Wings mengalami kecemasan ringan. Jadi, dapat disimpulkan perawat yang bekerja di ruang Isolasi Wings mengalami kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perawat yang bekerja di UGD dan Isolasi Utama.
Kata Kunci : Covid-19, Kecemasan, Perawat
Abstract
Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19) is a major health problem in the world nowadays. Covid-19 has negative impacts on the nurse’s mental health, one of them is anxiety. Continuous exposure of anxiety has negative impacts on the physical, psychological, and work performance of nurses. This study aimed to nurses’ anxiety levels in handling Covid-19 patients at Emergency Room, Wings Isolation, and Main
Isolation in Bangli General Hospital. This study was a quantitative study with comparative analytical study. This research used a cross-sectional study design. The sample size in this study was 43 nurse selected using random sampling technique. The instrument that used in this study was ZSAR- S (Zung Self Anxiety RatingScale). The Kruskal Wallis comparative test showed a significant result on the level of anxiety variable with p-value = 0.009 (p <0.05), which means there differences of nurses anxiety level at Emergency Room, Wings Isolation, and Main Isolation. The results also showed that 31.25% of nurses in the Wings Isolation Room experienced mild anxiety. In conclusion, nurses who work in the Wings Isolation Room experienced higher anxiety compared to nurses who work in the Emergency Room and Main Isolation Room.
Keywords: Anxiety, Covid-19, Nurse
PENDAHULUAN
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) menjadi permasalahan kesehatan utama di dunia saat ini. Kasus Covid-19 pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Kota Wuhan, Tiongkok, China (WHO, 2020b). Penyakit ini disebabkan oleh coronavirus yang dapat menyerang manusia dan hewan. Penyakit ini juga dapat mengakibatkan infeksi saluran nafas mulai dari batuk pilek hingga permasalahan kesehatan yang memerlukan penanganan lebih lanjut, seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) (Unicef, 2020).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa jumlah kasus Covid-19 di dunia pada tanggal 23 September 2020 mencapai 31.630.912 kasus dengan angka kematian 971,360 kasus (WHO, 2020a). Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyatakan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia pada tanggal 23 September 2020 yaitu 257.388 kasus dengan angka kematian 9.977 kasus (Satuan Tugas Penanganan Covid-19, 2020). Kejadian Covid-19 di Bali pada tanggal 23 September 2020 yaitu 8126 kasus. Persentase kejadian Covid-19 di Kabupaten Bangli yaitu sebesar 0,003% per jumlah penduduk (Bangli, 2020; Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2020).
Kasus Covid-19 yang terus meningkat dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan mental perawat salah satunya yaitu kecemasan (Nemati et al., 2020). Kecemasan merupakan respon terhadap situasi yang mengancam dan dapat menjadikan seseorang lebih waspada terhadap suatu ancaman yang membahayakan (Sadock et al., 2010). Perawat berisiko mengalami masalah kesehatan mental dalam menangani pasien Covid-19 dan memiliki gejala kecemasan karena perasaan tertekan (Lai et al., 2020).
Paparan kecemasan yang terus-menerus dapat menyebabkan perawat kehilangan nafsu makan, perasaan pusing, gangguan tidur, muntah atau mual,
mekanisme koping negatif, stres, depresi, dan efek jangka panjang pada kinerja dan kepuasan kerja perawat (Lee, 2020; Lee et al., 2020); Labrague & De los Santos, 2020)
Kecemasan yang dirasakan oleh perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa hal. Kecemasan dapat timbul akibat jumlah kasus yang dikonfirmasi dan dicurigai Covid-19 terus meningkat, beban kerja yang berlebihan, perasaan tidak didukung, tuntutan pekerjaan yang tinggi, termasuk waktu kerja yang lama, dan takut terinfeksi atau tanpa sadar menginfeksi keluarga dan orang lain (Lai et al., 2020); (Shanafelt et al., 2020). Kecemasan yang dirasakan oleh perawat juga dapat disebabkan karena perawat bekerja di rumah sakit yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 dan secara langsung menangani kasus terkonfirmasi positif Covid-19 (Han et al., 2020; Liu, et all., 2020). Kecemasan juga dapat dirasakan oleh perawat yang bekerja di UGD. perawat UGD mengalami kecemasan karena stigma sosial yang diberikan kepada keluarga mereka dan juga karena ketersediaan peralatan
perlindungan diri (An et al.,2020; Lai et al (2020)).
Rumah Sakit Umum (RSU) Bangli merupakan salah satu rumah sakit yang menyiapkan ruang isolasi bagi pasien Covid-19 di Kabupaten Bangli. Rumah Sakit Umum Bangli (RSU) merawat pasien Covid-19 yang mempunyai gejala sedang hingga berat. Ruangan yang digunakan dalam penanganan pasien Covid-19 yaitu Unit Gawat Darurat (UGD), Isolasi Wings dan Isolasi Utama. Hasil wawancara kepada kepala bagian keperawatan di RSU Bangli dan observasi yang dilakukan, diketahui bahwa UGD merupakan tempat pertama yang akan dituju ketika pasien tiba di RSU Bangli dan akan dilakukan rapid test untuk mengetahui status pasien. Ruang Isolasi Utama merupakan tempat bagi pasien yang dinyatakan reaktif pada saat rapid test dan menunggu hasil swab yang telah dilakukan. Ruang Isolasi Wings
merupakan tempat bagi pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dari hasil swab.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Oktober 2020 dengan menggunakan kuesioner Zung Self Rating Anxiety Scale kepada 16 perawat di RSU Bangli yang terdiri dari enam perawat UGD, lima perawat isolasi wings, dan lima perawat Isolasi Utama menyatakan bahwa sebanyak 93,8% perawat merasa cemas akan tertular dan menularkan Covid-19 ke keluarga atau kerabat tanpa mereka sadari. Sebanyak 56,3% perawat juga merasa cemas akan stigma masyarakat terkait tenaga kesehatan yang dapat menularkan Covid-19 ke masyarakat. Gejala kecemasan juga dirasakan oleh perawat yaitu sebanyak satu dari lima perawat Isolasi Utama dan satu dari lima perawat Isolasi Wings mengalami cemas dengan tanda gejala kecemasan yang dialami adalah perawat merasa berdebar sebelum menangani pasien Covid-19.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan juga mendapatkan bahwa tiga dari lima perawat Isolasi Utama, dua dari lima perawat Isolasi Wings, dan dua dari enam perawat UGD merasa berdebar ketika baru pertama kali mengetahui pasien terkonfirmasi postif Covid-19. Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, peneliti tertarik untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan perawat dalam penganan pasien Covid-19 di UGD, Isolasi Wings, dan Isolasi Utama.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian analitik komparatif. Pendekatan atau rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Bangli. Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai Mei 2021 .
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang menangani pasien Covid-19 di RSU Bangli. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling.
Sampel penelitian ini berjumlah 43 orang. Kriteria inklusi penelitian ini adalah perawat yang menangani pasien Covid-19 sesuai dengan SK tugas yang dikeluarkan dan bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah perawat yang mengonsumsi obat untuk meringankan cemas dan perawat yang cuti, sakit, dan tugas belajar ketika penelitian
dilaksanakan.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan dalam penelitian ini adalah ZSAR-S (Zung Self Anxiety Rating-Scale). Kuesioner ini
dikembangkan berdasarkan gejala
kecemasan dalam Diagnostic and
Statistical Maual of Mental Disorders (DSM-II). Zung Self Anxiety Rating-Scale memiliki 20 pertanyaan terdiri dari 15 pertanyaan Unfavourable dan 5
Favourable (Grossberg & Kinsella, 2018).
Setiap pertanyaan favorable dan unfavorable memiliki nilai skor yang berbeda. Berdasarkan skala Linkert pertanyaan favorable memiliki penilaian selalu (1), sering (2), kadang-kadang (3), sangat jarang (4). Sedangkan untuk pertanyaan unfavorable, sangat jarang (1), kadang kadang (2), sering (3), selalu (4). (Grossberg & Kinsella, 2018). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang sudah
diterjemahkan oleh Rachmi (2015) dengan hasil uji validitas yaitu nilai terendah 0,509 dan tertinggi 0,922 serta hasil uji reliabilitas yaitu nilai cronbach Alpha sebesar 0,944.
Penelitian ini telah mendapatkan ijin dan surat keterangan ethical clearence dari Komisi Etika Penelitian FK Unud/RSUP Sanglah dengan nomor 880/UN14.2.2.VII. 14/LT/2021. Prosedur pengumpulan data dimulai dari mengurus izin penelitian. Setelah diberikan izin penelitian, peneliti menyampaikan penelitian yang dilakukan kepada kepala ruangan UGD dan Isolasi sekaligus meminta bantuan untuk
menyebarkan link google form yang berisi
informed consent dan kuesioner kecemasan kepada perawat melalui whatsapp group. Jika calon responden bersedia menjadi responden, maka calon responden diminta untuk memilih pilihan bersedia (Ya) pada google form yang disediakan dan dilanjutkan dengan mengisi kusioner kecemasan.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik responden. Analisis bivariat juga digunakan untuk mengetahui
perbedaan tingkat kecemasan perawat menggunakan uji statistik non parametrik dengan uji Cruscal Wallis melalui aplikasi SPSS. Tingkat kepercayaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 95% dengan tingkat kesalahan 5% (p value ≤ 0,05).
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 1.Gambaran Usia Responden Penelitian (N=43)
Karakteristik Responden |
Frekuensi |
Mean |
SD |
Usia 27-47 tahun |
43 |
33,26 |
4,435 |
33 tahun dengan strandar deviasi 4,435.
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43 responden, rata-rata usia responden adalah
Laki-Laki
Perempuan
Gambar 1. Gambaran Jenis Kelamin responden Penelitian
Gambar 2. Gambaran Ruang Kerja responden Penelitian
UGD
Isolasi Wings
Isolasi Utama
Hasil penelitian terkait gambaran jenis kelamin reponden ditampilkan pada gambar 1 yang menunjukkan bahwa dari 43 responden penelitian sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 25 responden (58,1 %). Hasil penelitian terkait gambaran ruang kerja reponden
ditampilkan pada gambar 2 yang menunjukkan bahwa sebanyak besar 18 responden (41,6 %) bekerja di UGD, 16 responden (37,2 %) bekerja di Isolasi Wings, dan 10 responden (20,9 %) bekerja di Isolasi Utama.
Tabel 2 Gambaran Tingkat Kecemasan Perawat di Unit Gawat Darurat, Isolasi Wings, dan Isolasi Utama (N=43)
Ruangan |
Variabel |
F |
Persentase (%) |
UGD |
Tingkat Kecemasan Normal/Tidak Cemas |
18 |
100 |
Total |
18 |
100 | |
Isolasi Wings |
Normal/Tidak Cemas |
11 |
68,75 |
Kecemasan Ringan |
5 |
31,25 | |
Total |
16 |
100 | |
Isolasi Utama |
Normal/Tidak Cemas |
8 |
100 |
Total |
8 |
100 |
Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas semua perawat di ruang UGD, Isolasi Utama, dan Isolasi Wings tidak mengalami kecemasan, akan tetapi di ruang Isolasi Wings terdapat 5 responden (31,25%) mengalami kecemasan ringan
Hasil uji perbedaan tingkat kecemasan perawat mendapatkan nilai p value sebesar 0,009 dengan tingkat
kepercayaan yang digunakan adalah 95% (α = 0,05) yang berarti p value < 0,05 sehingga H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan perawat dalam penanganan pasien Covid-19 di Unit Gawat Darurat, Isolasi Wings, dan Isolasi Utama.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian terhadap 43 perawat di RSU Bangli yang menangani pasien Covid-19 didapatkan hasil sebanyak 31,25% perawat di ruang Isolasi Wings mengalami kecemasan ringan. Hasil penelitian pada ruangan lainnya yaitu di UGD dan Isolasi Utama menunjukkan tidak ada perawat yang mengalami kecemasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawat yang bekerja di ruang Isolasi Wings mengalami kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perawat yang bekerja di UGD dan Isolasi Utama. Hal ini dapat terjadi karena jenis pasien yang ditangani berbeda.
Isolasi Wings merupakan ruangan untuk merawat pasien yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19 hasil dari test PCR, sedangkan pasien dirawat di UGD dan Isolasi Utama adalah pasien yang menunjukkan gejala Covid-19 namun belum dapat dikatakan terkonfirmasi positif Covid-19 karena belum dilakukan tes PCR. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sun et al., (2020). menyatakan bahwa perawat yang terlibat langsung dalam penanganan pasien Covid-19 mulai dari proses diagnosis, pengontrolan dan perawatan pasien secara langsung memiliki tingkat risiko tertular yang tinggi sehingga dapat
memengaruhi kecemasan yang dirasakan. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Yurtseven & Arslan (2021) juga menyatakan bahwa perawat yang kontak langsung dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 memiliki kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perawat yang tidak kontak lansung dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Hasil penelitian lainnya yang telah dilakukan di RSU Bangli menunjukkan semua perawat di ruang UGD dan Isolasi Utama serta beberapa perawat di ruang Isolasi Wings tidak mengalami kecemasan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh adaptasi yang telah dilalui oleh perawat yang telah menangani pasien Covid-19 dalam jangka waktu lama. Penelitian yang dilakukan oleh Leung et al., (dalam Liu et al., 2020) menyatakan bahwa gejala psikologis, seperti kecemasan, bergantung pada fase epidemi. Hal ini karena tenaga kesehatan dapat beradaptasi secara psikologis setelah secara bertahap mempelajari lebih lanjut tentang SARS dan memperoleh pengalaman klinis yang banyak dalam pengobatan dan perawatan pasien yang terinfeksi. Penelitian lainnya oleh Sun et al., (2020) juga menyatakan bahwa emosi positif selama pandemi Covid-19 terkait dengan dukungan dari pasien, anggota keluarga, anggota tim, pemerintah, kelompok sosial, dan lain-lain. Ketenangan dan emosi positif yang dirasakan sebagian besar perawat dalam penelitian ini juga dapat terkait dengan adaptasi bertahap, penerimaan, respons positif, dan pertumbuhan pribadi perawat.
Hasil uji perbedaan tingkat kecemasan perawat dalam penanganan pasien Covid-19 di UGD, Isolasi Wings, dan Isolasi Utama menunjukkan adanya perbedaan tingkat kecemasan perawat dalam penangan pasien Covid-19 di UGD, Isolasi Wings, dan Isolasi Utama. Perbedaan tingkat kecemasan yang dialami oleh perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari ruang kerja perawat maupun yang berasal dari dalam diri perawat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan perawat memiliki perbedaan dilihat dari tempat berkerjanya yaitu ruangan yang secara langsung menangani pasien yang sudah terkonfirmasi Covid-19 yaitu ruangan Isolasi Wings dengan ruangan yang belum mengetahui dan tidak secara langsung menangani kasus terkonfirmasi Covid-19 yaitu ruang Isolasi Utama dan UGD. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Liu et al., (2020) menyatakan bahwa skor kecemasan rata-rata secara signifikan lebih tinggi pada tenaga kesehatan yang secara langsung menangani kasus terkonfirmasi Covid-19 dibandingkan dengan mereka yang tidak menangani kasus pasien terkonfirmasi Covid-19. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Hanggoro et al., (2020) menyatakan bahwa perawat yang bekerja di rumah sakit rujukan Covid-19 dan bekerja sebagai garda terdepan dalam penanganan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dapat mengalami kecemasan ringan, sedang, dan berat.
Perbedaan kecemasan yang dirasakan oleh perawat juga dijelaskan oleh beberapa penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Lai et al., (2020) juga mendukung hasil penelitian ini yaitu tenaga kesehatan yang berpartisipasi dalam perawatan atau prosedur untuk pasien yang terinfeksi merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan garda terdepan. Tenaga kesehatan dapat mengalami stres karena mereka berisiko tinggi terinfeksi Covid-19 akibat dari karakteristik Covid-19 yang memiliki penularan yang tinggi, kerusakan yang cepat, dan patogenisitasnya. Berdasarkan hal tersebut, petugas kesehatan yang melakukan kontak langsung dengan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 mengalami skor gejala kecemasan yang lebih tinggi daripada petugas kesehatan yang berisiko rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Alnazly et al., (2021) juga mendapatkan hasil penelitian yang serupa yaitu perawat yang memberikan perawatan untuk pasien
yang terkonfirmasi positif Covid-19 melaporkan tingkat ketakutan, depresi, kecemasan, dan stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan perawat yang tidak memberikan perawatan untuk pasien yang positif Covid-19.
Perbedaan tingkat kecemasan di UGD, Isolasi Wings, dan Isolasi Utama juga mungkin dapat disebabkan oleh faktor dari dalam diri perawat itu sendiri. Perawat yang berkerja di UGD dan Isolasi Utama masih dapat bepikiran positif bahwa pasien yang ditangani tidak terkonfirmasi positif Covid-19, sedangkan perawat di Isolasi Wings sudah pasti menangani pasien yang sudah terkonfirmasi postif Covid-19. Hal ini memungkinkan perawat yang berada di ruang Isolasi Wings mengalami kecemasan yang lebih tinggi daripada di UGD dan Isolasi Utama. Berpikir positif dapat menjadi faktor yang dapat menurunkan tingkat kecemasan karena dengan berpikir positif dapat menyebabkan seseorang meninggalkan hal-hal negatif seperti perasaan cemas (Basith, 2020) Penelitain yang dilakukan oleh Diinah & Rahman (2020) dan juga menyatakan bahwa emosi positif dalam menjalankan tugas selama masa pandemi Covid-19 sangat efektif dalam meningkatkan mental perawat dalam penanganan pasien Covid-19
Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi perbedaan tingkat kecemasan perawat di UGD, Isolasi Wings, dan Isolasi Utama adalah lamanya paparan perawat dengan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Perawat di ruang Isolasi Wings akan bertemu dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 setiap harinya. Hal ini dapat menyebabkan kecemasan yang dirasakan oleh perawat. Penelitian yang dilakukan oleh Hanggoro et al., (2020) menyatakan bahwa perawat memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami masalah psikologis seperti kecemasan karena perawat memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi terpapar dengan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Shaukat et al., (2020)
menyatakan bahwa perawat yang menangani pasien terkonfirmasi Covid-19 yang bekerja dalam kontak erat dengan pasien untuk jam kerja yang lama dapat menyebabkan perawat mengalami kecemasan.
Adaptasi terhadap ruang kerja baru juga dapat memengaruhi kecemasan yang dirasakan oleh perawat. Perawat di ruang Isolasi Wings sempat dilakukan mutasi yaitu adanya penambahan perawat yang bekerja di ruang Isolasi Wings, sedangkan untuk Isolasi Utama dan UGD tidak terdapat perawat yang mutasi tempat tugas selama masa pandemi. Perpindahan tugas ini memungkinkan menjadi latar belakang kecemasan yang dirasakan oleh perawat. Penelitian yang dilakukan oleh Sun et al., (2020) menyatakan bahwa kecemasan dapat dipengaruhi oleh adaptasi terhadap lingkungan dan pekerjaan. Adaptasi dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh perawat ketika memasuki ruangan isolasi untuk merawat pasien Covid-19. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Hassannia et al., (2020) juga menyatakan bahwa perawat perlu sebuah proses adaptasi yang baik pada kondisi pandemi Covid-19 karena perawat rentan mengalami gangguan kesehatan mental akibat berisiko tinggi terkena infeksi dan kelelahan yang berkepanjangan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan perawat dalam penanganan pasien corona virus disease 2019 (Covid-19) di Unit Gawat Darurat, Isolasi Wings, dan Isolasi Utama. Perawat yang bekerja di ruang Isolasi Wings mengalami kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perawat yang bekerja di UGD dan Isolasi Utama.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sehingga peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian terkait faktor-faktor yang dapat dapat memengaruhi kecemasan yang dirasakan oleh perawat seperti usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, tingkat pengetahuan, dan mekanisme koping perawat. Perawat pada masa pandemi Covid-19 juga diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
Alnazly, E., Khraisat, O. M., Al-
Bashaireh, A. M., & Bryant, C. L. (2021). Anxiety, Depression, Stress, Fear and Social Support During COVID-19 Pandemic
Among Jordanian Healthcare Workers. Plos One, 16(3).
https://doi.org/https://doi.org/10.1371 /journal.pone.0247679
An, Y., Yang, Y., Wang, A., Li, Y., Zhang,
Q., Cheung, T., Ungvari, G. S., Qin, M. Z., An, F. R., & Xiang, Y. T. (2020). Prevalence Of Depression And Its Impact On Quality Of Life Among Frontline Nurses In Emergency Departments During The COVID-19 Outbreak. Journal of
Affective Disorders.
https://doi.org/10.1016/j.jad.2020.06. 04 7
Bangli, B. P. S. K. (2020). Proyeksi Penduduk Bangli Berdasarkan Jenis Kelamin.
Basith, A. (2020). Hubungan Antara Berpikir Positif Dan Resiliensi Dengan Stres Pada Petugas Kesehatan Dalam Menghadapi Virus Corona (COVID 19). Universitas 17 Agsustus 1945 Surabaya.
http://repository.untag-sby.ac.id/7149/
Diinah, D., & Rahman, S. (2020).
Gambaran Tingkat Kecemasan Perawat Saat Pandemi Covid 19 Di Negara Berkembang Dan Negara Maju: a Literatur Review. Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 11(1), 37–48.
https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1. 55 5
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2020). Info
Kesehatan: Perkembangan Penyebaran
Virus Corona.
https://www.diskes.baliprov.go.id/por tfolio/perkembangan-penyebaran- virus-
corona/
Grossberg, G. T., & Kinsella, L. J. (2018).
Clinical Psychopharmacology for
Neurologists: A Practical Guide. Springer International Publishing. doi : 10.1007/978-3-319-74604-3
Han, L., Wong, F. K. Y., She, D. L. M., Li,
S. Y., Yang, Y. F., Jiang, M. Y., Ruan, Y., Su, Q., Ma, Y., & Chung, L. Y.
F. (2020). Anxiety and Depression of Nurses in a North West Province in China
dapat beradaptasi dengan kondisi pandemi sehingga kecemasan dapat menurun atau bahkan tidak ada kecemasan yang akan dialami.
During the Period of Novel
Coronavirus Pneumonia Outbreak.
Journal of Nursing Scholarship.
https://doi.org/10.1111/jnu.12590
Hanggoro, A. Y., Suwarni, L., Selviana, & Mawardi. (2020). Dampak Psikologis Pandemi COVID-19 pada Petugas Tenaga Kesehatan: A Studi Cross- Sectional di Kota Pontianak. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Indonesia 15(2);13-18.
https://doi.org/10.26714/jkmi.15.2.20 20.13-18
Hassannia, L., Taghizadeh, F., Moosazadeh, M., Zarghami, M., Taghizadeh, H., Dooki, A. F., Fathi, M., & Navaei, R. A. (2020).
Epidemic in IRAN : A Web-Based CrossSectional Study. MedRxiv, 0–2.
https://doi.org/10.1101/2020.05.05.20 089292
Labrague, L. J., & De los Santos, J. A. A. (2020). COVID-19 Anxiety Among Front-Line Nurses: Predictive Role Of Organisational Support, Personal Resilience and Social
Support. Journal of Nursing Management. https://doi.org/10.1111/jonm.13121
Lai, J., Ma, S., Wang, Y., Cai, Z., Hu, J., Wei, N., Wu, J., Du, H., Chen, T., Li, R., Tan, H., Kang, L., Yao, L., Huang, M., Wang, H., Wang, G., Liu, Z., & Hu, S. (2020). Factors Associated With Mental
HealthOutcomes Among Health Care
Workers Exposed to Coronavirus Disease 2019. JAMA Network Open.
https://doi.org/10.1001/jamanetworko pen.2020.3976
Lee, S. A. (2020). Coronavirus Anxiety Scale: A Brief Mental Health Screener For COVID-19 Related Anxiety. Death Studies.
https://doi.org/10.1080/07481187.202 0.1748481
Lee, S. A., Jobe, M. C., Mathis, A. A., & Gibbons, J. A. (2020). Incremental
Validity of Coronaphobia:
Coronavirus Anxiety Explains
Depression, Generalized Anxiety, and Death Anxiety. Journal of Anxiety Disorders.
https://doi.org/10.1016/j.janxdis.2020.1022 68
Liu, C. Y., Yang, Y. Z., Zhang, X. M., Xu, X., Dou, Q. L., Zhang, W. W., & Cheng, A. S. K. (2020). The Prevalence and Influencing Factors In Anxiety In Medical Workers Fighting COVID-19 In China: A Cross-
Sectional Survey. In Epidemiology and
Infection.
https://doi.org/10.1017/S0950268820 00110 7
Liu, Z., Han, B., Jiang, R., Huang, Y., Ma, C., Wen, J., Zhang, T., Wang, Y., Chen, H., & Ma, Y. (2020). Mental Health Status of Doctors and Nurses During COVID-19
Epidemic in China. SSRN Electronic
Journal.
https://doi.org/10.2139/ssrn.3551329
Nemati, M., Ebrahimi, B., & Nemati, F. (2020). Assessment of Iranian
Nurses’ Knowledge and Anxiety Toward Covid-19 During The Current Outbreak In Iran. Archives of Clinical Infectious Diseases.
https://doi.org/10.5812/archcid.102848
Rachmi. (2015). Hubungan Kecemasan dengan
Frekuensi Angina pada Pasien Koroner
Akut di Poliklinik Jantung RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Universitas
Padjadjaran.
https://repository.unpad.ac.id/frontdo or/index/index/year/0000/docId/137867
Sadock, B., Sadock, V., & Ruiz, P. (2010).
Kaplan & Sadock (Buku Ajar
Psikiatri Klinis). Jakarta. EGC.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19. (2020). Data Sebaran. https://covid19.go.id/
Shanafelt, T., Ripp, J., & Trockel, M. (2020). Understanding and Addressing
Sources of Anxiety among Health Care Professionals during the COVID-19
Pandemic. JAMA - Journal of the
American Medical
Association.https://doi.org/10.1001/jama.2 020.5893
Shaukat, N., Ali, D. M., & Razzak, J. (2020). Physical And Mental Health Impacts Of COVID-19 On Healthcare Workers: A Scoping Review. International Journal of Emergency Medicine, 13 (1), 1-8.
https://doi.org/10.1186/s12245-020-00299-5
Sun, N., Wei, L., Shi, S., Jiao, D., Song, R., Ma, L., Wang, H., Wang, C., Wang, Z., You, Y., Liu, S., & Wang, H. (2020). A
Qualitative Study On The Psychological Experience of Caregivers Of COVID-19 Patients. American Journal of Infection Control, 48(6), 592-
598.https://doi.org/10.1016/j.ajic.2020.03. 018
Unicef. (2020). Frequently Asked
Questions about coronavirus disease (COVID-19).
https://www.unicef.org/indonesia/cor onavirus/FAQ
WHO. (2020a). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)Situation Report –94.
WHO. (2020b). WHO Coronavirus Disease
(COVID-19). https://covid19.who.int
Yurtseven, §., & Arslan, S. (2021). Anxiety Levels Of University Hospital Nurses
During The Covid-19 Pandemic.
Perspectives in Psychiatric Care, July 2020. https://doi.org/10.1111/ppc.12719
618
Volume 9, Nomor 5, Oktober 2021
Discussion and feedback