Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

GAMBARAN KEJADIAN LUKA BAKAR DAN TINGKAT PENGETAHUAN

IBU TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA LUKA BAKAR PADA

ANAK USIA TODDLER DI DESA PADANGSAMBIAN KLOD

  • 1Ni Made Krisna Dewi Widya Permata Adi, 2I Kadek Saputra, 3Ni Luh Putu Eva Yanti

  • 123Program Studi SarjanaaKeperawatan Dan Profesi Ners Fakultas KedokteranlUniversitas Udayana AlamatlKorespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Kejadian luka bakar merupakan.kejadian yang cukup sering terjadi pada anak usia toddler dan tindakan yang dapat dilakukan ibu ketika anak mengalami luka bakar adalah melakukan tindakan pertolongan pertama. Penelitian inipbertujuan untukj mengetahui gambaran kejadian luka bakar danntingkat pengetahuan ibu tentangkpertolongan pertama luka bakar pada anak usia toddler di Desa Padangsambian Klod. Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan metode simple random sampling. Data mengenai kejadian luka bakar dan tingkat pengetahuan ibu dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner kejadian luka bakar dan tingkat pengetahuan ibu yang disusun oleh peneliti. Hasil penelitian didapatkan responden berusia 26 – 35 tahun berjumlah 42 orang dengan pendidikan terakhir SMA atau sederajat sebanyak 31 orang. Jumlah anak laki – laki dan perempuan masing – masing 31 orang. Persentase jumlah kejadian luka bakar sebesar 3,2% yang disebabkan oleh api dan air panas. Tingkat keterpaparan informasi tentang luka bakar dan pertolongan pertama luka bakar mencapai 24,2% dan sebanyak 60% mengakses dari internet. Ibu yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 31 orang (50%), pengetahuan baik sebanyak 20 orang ibu (32,3%), dan pengetahuan kurang sebanyak 10 orang ibu (17,7%). Ibu memiliki pemahaman yang salah terkait dengan pertolongan pertama luka bakar karena mengganggap es batu, kompres air es, dan odol dapat digunakan untuk menyembuhkan luka. Peneliti diharapkan dapat mengkaji status pekerjaan sehingga dapat menilai terkait faktor penyebab kejadian luka bakar dan tingkat pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama

Kata Kunci : Kejadian Luka Bakar, Pengetahuan, Pertolongan Pertama, Toddler

ABSTRACT

Incidence of burns is a fairly common occurr among toddler and action that mothers can give when child has a burn is giving first aid to prevent disability among children. This study aimed to describe the incidence of burns and knowledge level of mothers about first aid burns among toddlers in Padangsambian Klod Village. Sampling technique was probability sampling with a simple random sampling method. Data on the incidence of burns and knowledge level of mothers were collected using a questionnaire that compiled by the researchers. The result shows that the respondents in age 26-35 years were 42 people and last education were senior high school were 31 people. The number of boys and girls were 32 people each. Percentage of burn incidents in this study was 3.2% that caused by fire and hot water. The level of exposure to information about burns and first aid burns was 24.2% and as many as 60% accessed from the internet. Mothers who have a sufficient level of knowledge were 31 people (50.0%), good knowledge was 20 mothers (32.3%), and less knowledge was 10 mothers (17.7%). Some mothers have a missunderstanding of first aid burns because they consider ice cubes, ice water compresses, and toothpaste to be used to heal wounds. Further researchers are expected to be able to assess job status so that they can assess the factors causing the incidence of burns and the level of knowledge of mothers about first aid.

Keywords: Burns, First Aid, Knowledge, Toddler

PENDAHULUAN

Anak merupakan generasi penerus bangsa yang membutuhkan perhatian pada setiap tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Periode toddler (1-3 tahun) merupakan salah satu tahap yang membutuhkan perhatian cukup ketat karena usia ini memiliki keingintahuan yang sangat besar sehingga dapat melakukan segala aktivitas secara aktif. Hal tersebut membuat anak pada usia ini sangat rentan mengalami kecelakaan ataupun cedera (injury) (Ricci & Kyle, 2009; Klossner & Hatfield, 2010). WHO (2008) menyatakan terjadi 5,8 juta kematian akibat cedera. Riskesdas (2013) menyatakan bahwa terjadi peningkkatan prevalensi cedera di Indonesia dari angka 7,5 % tahun 2007 menjadi 8,2 % tahun 2013.

Cedera juga mengakibatkan kecacatan yang dapat disebabkan oleh cedera tidak disengaja atau cedera disengaja. Luka bakar merupakan salah satu cedera tidak disengaja yang sering terjadi pada anak dan menjadi penyebab kematian nomor sebelas pada anak berusia 1 sampai 9 tahun (WHO, 2018). Prevalensi luka bakar pada anak di Indonesia memiliki kejadian tertinggi pada usia 1-4 tahun yaitu sebesar 1,5 % dibandingkan dengan kelompok umur 5– 14 tahun yang hanya mencapai 0,6 % (Riskesdas, 2013). Penyebab luka bakar tersebut diantaranya kontak dengan api, air panas, listrik, minyak goreng, kompor gas, terkena bahan kimia, bermain korek api, dan bermain kembang api (Sarabahi, 2010).

Luka bakar memberikan dampak negatif bagi anak seperti menimbulkan dampak fisik yaiti bekas luka, keloid, hospitalisasi, kontraktur, dan kecacatan sehingga anak mengalami keterbatasan fisik (Murthy & Mathias, 2017). Dampak psikologis juga dapat muncul yaitu kecemasan, depresi, harga diri

rendah, hingga mengalami post-traumatic stress disordert (PTSD) (Johnsa Hopkins Medicine, 2018). Dampak-dampak tersebut dapat menimbulkan masalah pada pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya lingkungan sosial anak. Hal tersebut dapat menimbulkan stigma yang akan membuat anak disisihkan dari lingkungan sekitarnya (Sousa, 2010).

Toddler merupakan populasi yang rentan mengalami luka bakar karena pada tahap ini anak belum memahami dampak baik buruk sehingga pengawasan orang tua menjadi hal yang sangat penting (Ricci & Kyle, 2009). Ibu merupakan individu yang memiliki peran penting dalam melakukan pengawasan ini termasuk memberikan perawatan, perlindungan terhadap bahaya, dan memberikan rasa nyaman terhadap anak (Ceka & Murati, 2016; Genova, 2015). Tindakan yang dapat dilakukan oleh ibu ketika anak mengalami luka bakar yaitu memberikan pertolongan pertama.

Pertolongan pertama merupakan pertolongan dini yang diberikan pada korban untuk menyelamatkan jiwa, mencegah kecacatan, dan memberi rasa aman (American College of Emergency Physicians, 2014). Chipp dalam Walsh, Nikkhah, & Dheansa (2013) menyatakan pertolongan pertama pada luka bakar yaitu melepaskan pakaian pada area luka bakar, mengalirkan air, dan membalut luka. Pertolongan pertama yang diberikan dengan benar dapat mengurangi dampak negatif bagi anak dan meningkatkan peluang pemulihan kondisi (Kattan, Alshomer, Alhujayri, Addar, & Aljerian, 2016; Wood, Phillips, Jovic, Cassidy, Cameron, & Edgar 2016; Emma, 2018). Oleh karena itu, ibu harus memiliki pengetahuan tentang pertolongan pertama luka bakar sehingga mengetahui teknik yang harus dilakukan dan mampu melakukan

dengan benar (InternationallFederationnof rRed Cross anddReddCrescent sSocieties, 2016; British ReddCross, 2018).

Hasil studi pendahuluan melalui wawancara kepada para ibu yang memiliki anak toddler di Desa Padangsambian Klod, diketahui bahwa 8 dari 10 ibu yang diwawancari memiliki tingkat pengetahuan yang masih kurang terkait pertolongan pertama luka bakar pada anak. Selain itu, pemahaman ibu-ibu terhadap dampak yang ditimbulkan akibat tindakan pertolongan pertama yang tidak tepat juga masih kurang. Berdasarkan hal tersebut, peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian terkait dengan gambaran kejadian luka bakar dan tingkat pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama luka bakar pada anak usia toddler di Desa Padangsambian Klod. Belum adanya penelitian dan minimnya data yang diperoleh terkait hal tersebut menjadi penguat keinginan peneliti untuk melakukan penelitian.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif. Penelitian ini dilaksanakan saat Posyandu Balita wilayah Desa Padangsambian Klod selama 4 minggu. Populasi penelitian ini yaitu 249 orang ibu yang mempunyai anak berusia 1 – 3 tahun di Desa Padangsambian Klod. Sampel dalam penelitian berjumlah 62 orang ibu yang dipilih melalui teknik probability sampling yaitu simple random sampling. Kriteria inklusi penelitian ini yaitu ibu yang tinggal di Desa Padangsambian Klod khususnya Dusun Purnawira, Dusun Padangsumbu Tengah, serta Dusun Padang Indah, mengikuti posyandu balita dengan anak usia 1 – 3 tahun, mampu membaca dan menulis, serta bersedia mengikuti penelitian.

Alat pengumpul data yang digunakan peneliti yaitu kuesioner data demografi, kuesioner kejadian luka bakar, dan kuesioner pengetahuan tentang pertolongan pertama luka bakar. Instrumen kuesioner pengetahuan telah dilakukan ujiiiiiivaliditass ddan uji reliabilitass oleh peneliti. Hasilll ujii validitassmenunjukkannhasil r-hitung lebih besar dari nilai r-tabel sehingga 12 pertanyaan dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai alpha sebesar 0,81 yang menunjukkan reliabilitasnya tinggi.

Pengumpulan data dilakukan saat pelaksanaan posyandu balita dengan meminta responden untuk mengisi kuesioner demografi, kejadian luka bakar dan pengetahuan. Pengisian kuesioner oleh responden didampingi peneliti dan peneliti pendamping. Data yang telah terkumpul dilakukan tabulasi data dan analisis data.

Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat berupa uji proporsi pada data usia ibu, tingkat pendidikan ibu, usia anak, jenis kelamin anak, riwayat kejadian, penyebab keterpaparan informasi, sumber informasi tentang luka bakar dan pertolongan pertama luka bakar, serta tingkat pengetahuan ibu yang kemudian akan disajikan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Penelitian ini telah mendapatkan ijin dan surat laik etik dari Komisi Etik Penelitian FK Unud/RSUP Sanglah.

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan tanggal 22 Mei hingga 5 Juni 2019 saat Posyandu Balita di Desa Padang Sambian Kelod. Waktu pelaksanaan posyandu ini sudah terjadwal sesuai dengan kesepakatan antara kader posyandu di setiap banjar dengan pihak puskesmas. Kegiatan posyandu rutin dilakukan setiap bulannya, dengan angka

kunjungan posyandu di setiap banjar yang berfluktuatif.

Tabel 1 KarakteristikkRespondennberdasarkan UsiaadantTingkat PendidikannIbu

Variabell

Frekuensii (n)

Persentasee (%)

Usiaa(tahun)))

17 – 25 tahun

9

14,5

26 – 35 tahun

42

67,7

36 – 45 tahun

11

17,7

Total

62

100

Tingkat Pendidikan

Lulus SD atau sederajat

3

4,8

Lulus SMP atau sederajat

5

8,1

Lulus SMA atau sederajat

31

50,0

Sarjana atau sederajat

23

37,1

Total

62

100

Tabel 1 menunjukkan mayoritas responden berada pada rentang usia 26-35 tahun yaitu

42 orang (67,7 %). Pendidikan terakhir responden sebagian besar lulus SMA atau sederajat yaitu 31 orang (50 %).

Tabel 2 KarakteristikkRespondennberdasarkan Usia.dannJenis. Kelamin.Anak

Variabel

Frek (n)

(%)

Usia (tahun)

1 th – 1 th 11 bulan

20

32,3

2 th – 2 th 11 bulan

32

51,6

3 th

10

16,1

Total

62

100

Jenis Kelamin

Laki – laki

31

50,0

Perempuan

31

50,0

Total

62

100

Tabel 2 menunjukkan mayoritas anak berusia 2 tahun – 2 tahun 11 bulan yaitu 32 orang (51,6 %). Jenis kelamin responden baik laki-laki atau perempuan berjumlah sama yaitu masing-masing 31 orang (50 %).

Tabel 3 Riwayat Kejadian dan Penyebab Luka Bakar

Variabel

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Riwayat Kejadian Luka Bakar Pernah

2

3,2

Tidak Pernah

60

96,8

Total

62

100

Penyebab Luka Bakar

Api

1

50,0

Air Panas

1

50,0

Total

2

100

Tabel 3 menunjukkan mayoritas anakkberusia 1 – 3 tahun tidak pernah mengalami kejadian luka bakar yaitu 60 orang (96,8 %). Pengalaman luka bakar hanya dimiliki oleh dua anak yang disebabkan oleh air panas dan api yaitu masing-masing 50 %.

Tabel 4 Keterpaparan dan Sumber Informasi Luka Bakar dan Pertolongan Pertama Luka Bakar

Variabel

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Keterpaparan Informasi

Pernah

15

24,2

Tidak Pernah

47

75,8

Total

62

100

Sumber Informasi

Internet

9

60,0

Dokter / tenaga kesehatan

3

20,0

Keluarga / teman

3

20,0

Total

15

100

Tabel 4 menunjukkan sebagian besar responden tidak pernah medapat informasi mengenai luka bakar dan pertolongan pertamanya yaitu 47 orang (75,8 %). Informasi mengenai luka bakar dan pertolongannya hanya dimiliki oleh beberapa ibu yang didapatkan mayoritas dari Internet yaitu 69 %.

Tabel 5 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pertolongan Pertama Luka Bakar

Variabel

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Tingkat Pengetahuan

Baik

20

32,3

Cukup

32

50,0

Kurang

10

17,7

Total

62

100.

Tabel 54menunjukkan bahwa mayoritas ibu memiliki pengetahuan yanggccukup terkait luka bakar dan pertolongan pertama luka bakar yaitu 31 orang (50%). Berdasarkan hasil jawaban responden didapatkan bahwa ibu – ibu di

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan usia ibu yang menjadi responden mayoritas pada rentang usia dewasa muda. Usia dewasa muda merupakan usia dengan peningkatan kemampuan kognitif yang membuat seseorang mampu berpikir sistematis untuk memecahkan suatu masalah serta memiliki kemampuan nalar yang logis sehingga mampu menerima informasi dengan lebih baik (McLeod, 2018; Shroff, 2017). Usia dewasa muda merupakan usia yang produktif dan sedang aktif bekerja serta beraktivitas bagi seorang ibu. Pada rentang usia dewasa muda ibu dapat memanfaatkan segala sumber pengetahuan untuk mendapat informasi

Desa Padangsambian Klod masih menganggap penggunaan es batu, kompres air es, dan odol dapat digunakan untuk pertolonganppertama luka bakar pada anak usia toddler.

terkait dengan pertolongan pertama luka bakar pada anak usia toddler.

Hasil penelitian menunjukkan pendidikan terakhir sebagian besar ibu adalah lulusan SMA. Notoatmodjo (2012) menyatakan pendidikannyyang tinggi akannmempermudah penerimaan informasi. Penelitian Safitri (2016) menyatakan bahwa seseorang yang dengan pendidikan yang tinggi cenderung memiliki keinginan mencari dan mendapat informasi tentang kesehatan.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas anak berusia 2 tahun – 2 tahun 11 bulan. Anak usia toddler termasuk kelompok berisiko tinggi untuk mengalami cedera karena memiliki tingkat keingintahuan yang tingg

(Klossner & Hatfield, 2010; Sahril, 2014). American Burn Association (2017) menyatakan usia toddler berisiko mengalami luka bakar karena anak belum mampu mengontrol kondisi lingkungan dan belum memahami potensi bahaya atau upaya melarikan diri saat terjadi bahaya.

Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin anak laki-laki dan perempuan berjumlah sama. Penelitian Alnababtah & Khan (2017) dan Sanyang, Peek-Asa, Young, & Fuortes (2017) menunjukkan anak laki-laki lebih rentan mengalami luka bakar karena mereka senang melihat lingkungan baru tanpa mengenali bahaya yang ada. Selain itu, pengawasan orang tua juga menjadi faktor yang mempengaruhi kejadian luka bakar.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden tidak memiliki pengalaman luka bakar. Angka kejadian luka bakar berhubungan dengan tahap perkembangan anak dan pengawasan orang tua (Lal & Bhtti, 2017; Sozen, Guldogan, & Yasti, 2015). Kejadian luka bakar yang rendah pada penelitian ini dapat disebabkan karena orang tua khususnya ibu selalu memantau dan mengawasi anaknya ketika berada di rumah. Ibu juga biasanya menitipkan anaknya kepada mertua sehingga dapat meminimalisir terjadinya luka bakar pada anak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab luka bakar pada dua responden yang memiliki pengalaman luka bakar adalah air panas dan api. Penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penyebab luka bakar pada anak usia 1-3 tahun adalah air panas (Johns Hopkins Medicine, 2018; Sozen, Guldogan, & Yasti, 2015). Zhai, Liu, Jiang, Sun, & Xin (2014) menyatakan semakin bertambahnya usia anak, kejadian luka bakar akibat air panas

menurun, akan tetapi luka bakar akibat api semakin meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat keterpaparan informasi mengenai pertolongan pertama luka bakar yang cukup rendah, hanya sekitar 24,2% yang pernah terpapar informasi ini. Hal tersebut dikarenakan responden tidak memiliki pengalaman kejadian luka bakar pada anaknya sehingga responden tidak pernah mengakses informasi tersebut. Responden yang pernah terpapar informasi mengatakan memperoleh informasi tersebut dari internet sebanyak 60%. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2018) menyatakan bahwa Indonesia merupakan pengguna internet dengan jumlah penggunanya mencapai 143,26 juta jiwa pada tahunbn2017 dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan, sementara pengguna internet di wilayah Bali – Nusa berada di urutan ke 5 di Indonesia sebesar 5,63% dengan pengguna terbanyak berada pada rentang usia 18 – 49 tahun.

Penelitian. ini juga menunjukkan mayoritasaaibuy memiliki tingkat pengetahuan yangh cukup terkait pertolongan pertama luka bakar. Pengetahuan orang tua terkait dengan pertolongan pertama luka bakar pada anak sangat penting karena tindakan pertolongan pertama yang tepat dapat menurunkan terjadinya angka kecacatan dan mengurangi munculnya rasa nyeri pada anak bahkan dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat luka bakar (Davies, Maguire, Okolie, Watkins, & Kemp, 2013; Kattan, Alshomer,h Alhujayri,m Addar, & Aljerian, 2016). Penelitian ini sejalan dengan Riandita (dalam Cahyaningrum, 2018) yang menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan rendah meningkatkan risiko tujuh kali lebih tinggi untuk melakukan pengelolaan demam yang buruk.

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa angka kejadian luka bakar pada anak usia toddler di Desa Padangsambian Klod tergolong rendah yaitu hanya mencapai 3,2%. Luka bakar tersebut disebabkan oleh api dan air panas. Pengetahuan ibu terkait pertolongan luka bakar didapatkan mayoritas ibuii memiliki tingkat pengetahuan yangg cukup yaitu mencapai 50%.

DAFTAR PUSTAKA

Alnababtah, K & Khan, S. l(2017). Socio-demographiccfactorss which significantly relateddto the predictionnof burns severity in children. International Journal of Burn TraumaI, 7(5), 56 – 63.

American Burn Association. (2017). Scald injury prevention educators’s guide. Retrieved from :                   http://ameriburn.org/wp-

content/uploads/2017/04/scaldinjuryeducato rsguide.pdf

American College of Emergency Physicians.

(2014). First aid manual 5 th edition. US : Dorling Kindersley Limited.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.

(2018). Potret zaman now : pengguna & perilaku internet Indonesia. Buletin APJII Ed. 23 – April 2018.

British Red Cross. (2018). First aid learning for young people. Retrieved from : https://www.redcross.org.uk/get-involved/teaching-resources/first-aid-learning-for-young-people

Cahyaningrum, E.D. (2018). Keterpaparan informasi dengan tingkat pengetahuan ibu tentang penanganan demam pada anak. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad, 11(2), 37 – 44. Retrieved              from               :

http://download.garuda.ristekdikti.go.id

Ceka, A & Murati, R. (2016). The role of parents in the education of children. Journal of Education and Practice, Vol. 7 No. 5, p. 61 – 64.

Davies, M., Maguire, S., Okolie, C., Watkins, W., & Kemp, A.M. (2013). How much do parents know about first aid for burns?. Journal of The International Society for Burn Injuries, 39, 1083 – 1090.

Emma. (2018). First aid training – why it is so vital to learn. Retrieved from : https://firstaidforlife.org.uk/first-aid-training-why-it-is-so-vital/

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan,     sehingga     peneliti

menyarankan untuk peneliti selanjutnya mengembangkan kuesioner yang telah disusun oleh peneliti dengan mengkaji aspek pekerjaan ibu. Selain itu, bagi petugas Desa Padangsambian Klod bekerjasama dengan petugas kesehatan diharapkan melakukan pendidikan kesehatan tentang pertolongan pertama pada luka bakar.

Genova, K.C. (2015). Father’s and mother’s roles and their particularities in raising children. Acta Technologica Dubnicae, 5(1), 45 – 50.

International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies. (2016). International first aid and resuscitation guidelinemars 2016. Retrieved              from               :

http://www.ifrc.org/Global/Publications/Hea lth/First-Aid-2016-Guidelines_EN.pdf

Johns Hopkins Medicine. (2018). Burns in Children.      Retrieved      from      :

https://www.hopkinsmedicine.org/health/co nditions-and-diseases/burns/burns-in-children

Kattan, A. E., Alshomer, F., Alhujayri, A. K., Addar, A. & Aljerian, A. (2016). Current knowledge of burn injury first aid practices and applied traditional remedies : a nation survey. Burns and Trauma, 4(37), 1 – 7.

Klossner, N.J & Hatfield, N.T. (2010). Introductory maternity & pediatric nursing. USA. Lippincott Williams & Wilkins.

Klossner, N.J & Hatfield, N.T. (2010). Introductory maternity & pediatric nursing. USA. Lippincott Williams & Wilkins.

Lal, S.T & Bhatti, D.J. (2017). Burn injury in infants and toddlers:    risk factors,

circumstances, and prevention. Indian Journal of Burns, 25(1), 72 – 75.

McLeod, S. (2018). Jean Piaget’s theory of cognitive development. Retrieved from : https://www.simplypsychology.org/piaget.ht ml

Murthy, M.S & Mathias, E. (2017). Review pediatric thermal burns and treatment : a review of progress and future prospects. Medicines MDPI, Vol. 4 (91),p. 1 – 11.

Notoatmodjo. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Ricci, S.S & Kyle, T. (2009). Maternity and pediatric nursing. Philadelphia : Lippincott Williams Wilkins.

Riskesdas. (2013). Riset kesehatan dasar. Jakarta :  Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kemenkes RI.

Safitri, Y.T. (2016). Hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan perilaku penggunaan first aid kit dalam penanganan cedera anak usia toddler di rumah tangga. Retrieved             from              :

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/ 123456789/7315/Naskah%20Publikasi.pdf?s equence=12&isAllowed=y

Sanyang, E., Peek-Asa, C., Young, T & Fuortes, l. (2017). Child supervision and burn outcome among admitted patients at major trauma hospitals in the Gambia. International Journal of Environmental Research and Public Health, 14, 1 – 10.

Sarabahi, S. (2010). Principles and practice of burn care. India : Jaypee Brothers Medical Publisher.

Shroff, A. (2017). Piaget stages of development. Retrieved              from               :

https://www.webmd.com/children/piaget-stages-of-development#2-5

Sousa, D. (2010). Psychological aspects of paediatric burns (a clinical review). Annals of Burns and Fire Disasters, 23(3), 155 – 159.

Sozen, I., Guldogan, C.E., & Yasti, A.C. (2015). Etiology of childhood burns and parental awareness in Turkey. Turkish Journal of Surgery, 32(3), 168 – 172.

Walsh, K., Nikkhah, D. & Dheansa, B. (2013). Burn scar contractures & their management. Plastic & Reconstructive Surgery.

WHO. (2008). World reportron child injury prevention. UNICEF : Switzerland.

WHO. (2018). Burns. Retrieved from : https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/burns

Wood, F.M., Phillips, M., Jovic, T., Cassidy, J.T., Cameron, P. & Edgar, D.W. (2016). Water first aid is beneficial in human postburn : evidence from a bi-national cohort study. PLOS ONE, 1 – 13.

Zhai, H., Liu, S., Jiang, L., Sun, B., & Xin, S. (2014). Characteristics of 985 pediatric burns patients in the South of Liaoning Province of China. Burns & Trauma, 2(3), 136 – 140.

304

Volume 9, Nomor 3, Juni 2021