HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ROKOK, TEMAN SEBAYA, ORANG TUA YANG MEROKOK, DAN IKLAN ROKOK TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA AKADEMI KESEHATAN X DI RANGKASBITUNG
on
Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ROKOK, TEMAN SEBAYA, ORANG TUA YANG MEROKOK, DAN IKLAN ROKOK TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA AKADEMI KESEHATAN X
DI RANGKASBITUNG
Sarma Eko Natalia Sinaga1
1AKPER Yatna Yuana Lebak
Email : [email protected]
ABSTRACT
This research attempted to determine the relationship among knowledge about smoking, peer group smoking behavior, parental smoking, , advertising influence and smoking behavior of Health Academy X in Rangkasbitung. The study was conducted with quantitative approach and used cross-sectional research design into total 94 (ninety-four) respondents. The result of the bivariate analysis using Chisquare test shows a significant relationship among knowledge about smoking (p = 0.004,α ≤ 0.05), peer group smoking behaviour (p = 0.000, α ≤ 0.05) and smoking behaviour. Based on this research, is it recommended that lecturer enchance giving guidance to student about the bad effects of smoking, and impose a stict regulatin over smoking upon student. Parents need to give their children some understanding about the dangers of smoking.
Keywords : Smoking Habit, Smoking Behavior, Teenagers
PENDAHULUAN
Perilaku merokok adalah perilaku seseorang yang membakar rokok dan mengisapnya, dan asap yang ditimbulkannya terhisap orang-orang yang ada disekelilingnya (Levy, 1984). Terdapat ± 4000 racun kimia yang berbahaya dan 43 diantaranya mempengaruhi pertumbuhan sel kanker dalam setiap kepulan asap rokok (Abadi, 2005).
Menurut WHO, Indonesia menempati urutan ketiga terbesar perilaku merokok di dunia setelah Cina dan India. Dimana tahun 2000-2008 , Indonesia memproduksi rokok sebesar 18.6% tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia (Nusantaraku, 2009).
Bertambahnya jumlah perokok mengakibatkan bertambah pula angka kematian yang disebabkan oleh rokok. Di tahun 2030 diperkirakan angka kematian akibat rokok sebesar 10 juta jiwa, dan sebagian besar dari Negara berkembang (70%) Kemenkes R.I (2014).Temuan SKRRI (2007) mengatakan sebelum remaja berusia < 13 tahun, ada 21% remaja pria dan
26% remaja wanita yang sudah mulai merokok dan terjadi peningkatan kebiasaan merokok setelah pria berusia 20-24 tahun.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan seseorang merokok adalah : pengaruh orang tua, pengaruh teman, kepribadian, serta pengaruh iklan (Mu’tadin, 2002). Penyebab lain adalah pengetahuan tentang akibat rokok dalam kesehatan. Penelitian Aslan and Sahin (2007) pada remaja di Ankara, Turki, menunjukkan dampak yang positif terhadap pengetahuan dan sikap tentang rokok setelah diberikannnya promosi kesehatan tentang rokok bagi anak remaja. Pengetahuan tentang bahaya merokok akan mempengaruhi anak remaja untuk menghindari kebiasaan merokok tersebut.
Hasil survey Konsumsi Rokok di Kabupaten Lebak , Rangkasbitung mengatakan ada 65% remaja pernah menghisap rokok, pertama kali menghisap rokok pada usia < 10 tahun. Adapun alasan para remaja tersebut merokok 45.5% mengatakan
karena coba-coba (Dinkes Lebak, 2010).
Sedangkan data penelusuran yang didapatkan peneliti dari PA (Pembimbing Akademik) mahasiswa , diperoleh lebih dari 50% mahasiswa laki-laki di Akademi Kesehatan X adalah perokok.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian cross sectional, dilakukan pada mahasiswa Akademi Kesehatan X di Rangkasbitung, waktu penelitian dilakukan bulan April sampai Mei .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara pengetahuan tentang rokok, teman sebaya, orang tua yang merokok dan iklan rokok terhadap perilaku merokok pada mahasiswa Akademi X di Rangkasbitung.
2015. Pengumpulan data dengan teknik wawancara berpedoman pada kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah 94 mahasiswa, dipilih berdasarkan Total Sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisa bivariat dengan Chi Square.
Tabel 1 . Distribusi Responden terhadap Perilaku Berisiko Merokok
Variabel |
Perilaku berisiko merokok |
P Value |
OR | ||||
Merokok |
Tidak Merokok | ||||||
n |
% |
N |
% | ||||
Pengetahuan tentang rokok |
Tinggi Rendah |
34 26 |
81.0 50 |
8 26 |
19.0 50.0 |
0.004 |
4.250 1.656-10.909 |
Teman Sebaya |
Berpengaruh Kurang Berpengaruh |
45 15 |
93.8 32.6 |
3 31 |
6.3 67.4 |
0.000 |
31.000 8.270-116.198 |
Ortu merokok |
Berpengaruh Kurang Berpengaruh |
32 28 |
65.3 62.2 |
17 17 |
34.7 37.8 |
0.924 |
1.143 0.492-2.653 |
Iklan rokok |
Berpengaruh Kurang Berpengaruh |
23 37 |
76.7 57.8 |
7 27 |
23.3 42.2 |
0.123 |
2.398 0.899-6.393 |
Pengetahuan responden tentang bahaya merokok sudah tinggi yaitu 34 responden (81%) dan terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan responden tentang bahaya merokok dengan perilaku beresiko merokok (P = 0.004). Pengetahuan responden yang tinggi tentang rokok mempunyai peluang 4.2 kali menyebabkan perilaku merokok dibandingkan dengan pengetahuan responden yang rendah. Dan hal ini sejalan dengan penelitian Zahroh, dkk
(2006), pengetahuan responden tentang rokok sebesar 31.46%, dan terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan praktek merokok responden ( P=0.001). Tingginya pengetahuan responden tentang bahaya rokok pada penelitian ini tidak mempengaruhi responden untuk tidak berperilaku merokok walaupun ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku resiko merokok. Hal ini kemungkinan disebabkan karena akibat bahaya
merokok tidak terjadi dalam jangka waktu yang singkat dan perokok pasif masih memiliki toleransi yang cukup tinggi terhadap asap rokok (Sugiri, 1990).
Pengaruh teman yang merokok sangat besar terhadap responden yaitu sebanyak 45 (93.8%) dan memiliki hubungan bermakna dengan perilaku berisiko merokok (P = 0.000). Pengaruh teman sebaya yang merokok berpeluang 31 kali mempengaruhi perilaku merokok responden dibandingkan dengan pengaruh teman sebaya yang kurang. Dan hasil penelitian ini searah dengan penelitian Edy Nurkamal, dkk (2014), bahwa pengaruh teman sebesar 29 (50%) dan memiliki hubungan bermakna dengan perilaku merokok (P=0.001). Pengaruh teman sebaya yang merokok sebesar 21 kali berpeluang mempengaruhi perilaku merokok dibandingkan dengan tidak adanya pengaruh teman. Sandi Gandara, dkk (2006), yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan teman dengan perilaku remaja merokok (P=0.00). Dan diperkuat dengan penelitian Pairul (2009) menyimpulkan seseorang memiliki keinginan/sikap pertama kali untuk merokok disebabkan oleh teman sebaya. Menurut Saifuddin dan Hidayana (1999), dengan teman sebaya seseorang dapat melakukan kegiatan secara terbuka dan juga tertutup. Kelompok teman sebaya yang bersifat terbuka biasanya tidak akan menimbulkan persoalan, sedangkan kelompok teman sebaya yang tertutup lebih banyak menimbulkan persoalan. Tertutup tidaknya suatu kelompok teman sebaya tergantung akan kepentingan kelompok akan sesuatu yang sering kali bersifat tabu di masyarakat. Demikian halnya dengan kebiasaan merokok, banyak remaja menjadi perokok pemula supaya dapat diterima
oleh suatu komunitas tertentu, mereka berusaha untuk menyesuaikan diri dengan cara merokok (Monks, 1999). Hal ini juga terjadi pada penelitian ini dimana pengaruh teman sebaya sangat besar mempengaruhi perilaku merokok responden, kebutuhan untuk diterima dan diakui sebagai bagian dari kelompok tersebut menjadi alasan daripada responden.
Pengaruh orang tua merokok terhadap perilaku merokok responden, cukup berpengaruh sebanyak 32 (65.3%), dan hasil penelitian Arozamati (2012), pengaruh orang tua yang merokok sebanyak 74.6%. Dian Komasari, dan A.F.Helmi (2000), bahwa sikap membiarkan orang tua terhadap perilaku merokok anak dan pengaruh teman sebaya sangatlah penting terhadap perilaku merokok anak nantinya. Tarmudji (2003) berpendapat bahwa ketika orang tua mengasuh anak-anaknya, maka akan terbentuk interaksi antara orang tua dan anak. Dalam proses pemberian pola asuh, anak akan meniru apa yang dicontohkan oleh orang tua pada kegiatan pengasuhan, kebiasaan orang tua yang tidak baik seperti merokok akan dicontoh oleh anak tersebut.
Pada penelitian ini iklan rokok kurang berpengaruh terhadap perilaku merokok yaitu sebanyak 37 (57.8%) dan hal ini bertentangan dengan iklan merokok yang mendorong keingintahuan remaja tentang produk rokok. Sedangkan tujuan dari iklan merokok sendiri adalah mempengaruhi remaja yang belum merokok untuk mencoba rokok sampai mereka menjadi ketagihan (Istiqomah, 2004). Tetapi pada penelitian ini iklan rokok kurang memiliki pengaruh yang bermakna terhadap perilaku merokok, hal ini mungkin disebabkan karena iklan rokok akhir-akhir ini menyertakan peringatan merokok seperti ”merokok membunuhmu”, dan dilengkapi gambar-gambar menyeramkan akibat
merokok yang membuat siapapun
ngeri ketika melihatnya.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di Akademi Kesehatan X Rangkasbitung jumlah responden 94. Dimana pengetahuan yang tinggi, pengaruh iklan mempengaruhi perilaku berisiko merokok. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang rokok (P=0.004) dan pengaruh teman yang merokok (P= 0.000) dengan perilaku berisiko merokok.
Pengetahuan responden yang tinggi tentang rokok mempunyai peluang 4.2 kali menyebabkan perilaku merokok dibandingkan dengan pengetahuan responden yang rendah. Sedangkan pengaruh teman sebaya yang merokok berpeluang 31 kali mempengaruhi perilaku merokok responden dibandingkan dengan pengaruh teman sebaya yang kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Arozamati (2012). Analisa Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap Remaja Berisiko Merokok di Kelurahan Tengah Kecamatan Kramat Jati, Jakarta.Tesis : Ilmu
Keperawatan UI,Depok
Aslan Dilek and Sahin Ayten.(2007). Adolescent Peer and AntiSmoking Activities, Promotion and Education 2007; 14, 1
Pg.36 Proquest Nursing and Allied Health Source
Abadi (2005). Matikan Rokok Hidupkan Semangat. Bandung. Amanah Publising House.
Braverman. Aaro (2004). Adolescent Smoking and Eksposureto
American Journal of Public Health
Dian Komasari dan A.F.Helmi (2000).
Faktor-faktor Penyebab
Perilaku Merokok pada
Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada 2000, Vol.27, No. 1, 37-47. ISSN :
0215-8884
Dinkes Lebak (2010). Hasil Survei Cepat Konsumsi Rokok Dinas Kesehatan Ka. Lebak.
Edy Nurkamal, dkk (2014).Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebiasaan dan Perilaku Merokok Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Pare-pare. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. Vol.4 No.2 Tahun 2014. ISSN :2302-1721
Istiqomah (2004). Remaja Tanpa Merokok. Bandung: Alfabeta.
Kemenkes R.I (2014). Infodatin-Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Infodatin. ISSN: 2442-7659.
http://www.depkes.go.id/resour ces/download/pusdatin/infodati n/infodatin-hari-tanpa-tembakau-sedunia.pdf. diunduh tanggal 19 Agustus 2016
Levy, M.R.(1984). Life and Health. New York : Random House
Monks, F., J., Koners, A.M.P.,
Haditono. (1999), Psikologi Perkembangan : Pengantar
dalam Berbagai Bagiannya. Terjemahan Siti Rahayu
Haditono. Yogyakarta.
Yogyakarta; Gajah Mada
University Press.
Mu’tadin, Z.(2002). Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis pada Remaja. http: //e-
psikologi.com/remaja.050602.h
tm. diunduh tanggal 15 April 2015
Kudus. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Januari 2006, Vol. 1, No. 1.
Nusantaraku (2009). Industri Rokok Tumbuh Pesat di pemerintahan SBY-JK.
https://nusantaranews.wordpre ss.com/2009/01/24/industri-rokok-tumbuh-di-era-sby-jk/. diunduh tanggal 19 Agustus 2016
Pairul (2009). Pengaruh Teman Sebaya, Karakteristik
Kepribadian dan Terpaan Media Massa pada Sikap Awal Remaja dengan Perilaku Merokok. Skripsi: Universitas Sriwijaya, Palembang
SKRRI (2007). Survei Kesehatan Reproduksi Remaja 2007, Jakarta
Sugiri (1990). Laporan Penelitian Kebiasaan Merokok Tenaga Medik dan Paramedik di Lab/UPF Ilmu penyakit Dalam FK-UNDIP RS
Dr.Kariadi.Semarang
Syaifuddin dan Hidayana (1999). Seksualitas Remaja. Jakarta: Pustaka Sinar.
Sandi Gandara, dkk (2006). Hubungan antara Tingkat Stress,
Dukungan Keluarga, Dukungan Teman, dan Dukungan Iklan dengan Perilaku Remaja terhadap Rokok di SLTP karya Pembangunan (Kp) 10
Bandung. Majalah
Keperawatan UNPAD, Maret-September 2006, Vol. 7, No. XIV, 86-93. ISSN : 1411-156X
Tarmudji (2003). Pola Asuh Orang Tua dan agresivitas remaja. http: //www.wordpress.com/pola-asuh-orang-tua-dan-agresivitas-remaja.diunduh tanggal 16 April 2015
Zahroh, dkk (2006). Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Praktik Merokok pada Remaja Sekolah Menengah Pertama di Kab.
5
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Discussion and feedback