COPING Ners Journal

ISSN: 2303-1298

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Menarche di SMP X di Rangkabitung

Sarma Eko Natalia Sinaga

*email : [email protected]

Abstract

The purpose of this study is to determine the relationship among age, IMT,Sport activities, father”s occupation, father”s educatin level, father’s income, exposure of adult media and menarche status of the students of Junior High School (SMP) X in rangkasbitung. The study was conducted with qualitative approach and used cross-sectional research design onto total 106 (one hundred and six) respondents. The result of the bivariate analysis using Chi-square test shows a significant relationship among age (p = 0.00,α ≤ 0.05), IMT (p = 000, α ≤ 0.05) and menarche status. Besides, the result of the logistic regression test shows that respondents exposure of adult media is two times more influencing toward their menarche status. Therefore, the school is suggested to estabilish a communication, information and education (KIE) or a periodical counseling program on the issue of reproductive health as well as factors that affect menarche.

Keyword : Menarche age, teenagers, reproduction health

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara usia, IMT, aktivitas olahraga, pekerjaan ayah, pendidikan ayah, penghasilan ayah, keterpaparan media dewasa dengan status menarche siswa SMP X di Rangkasbitung. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dan yang diambil berjumlah 106 responden. Hasil analisis bivarite dengan uji chi-square menunjukkan hubungan yang signifikan antara usia (p = 0.00,α ≤ 0.05), IMT (p = 000, α ≤ 0.05) dengan status menarche. Hasil uji regresi logistik menunjukkan keterpaparan media dewasa akan 2x lebih berpengaruh terhadap status menarche. Saran bagi sekolah perlunya dibentuk program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) atau penyuluhan yang berkala mengenai kesehatan reproduksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi menarche.

Kata Kunci : Usia menarche, Remaja, Kesehatan Reproduksi

Pendahuluan

Pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal, terutama yang terjadi pada masa awal remaja. Masa pubertas biasanya dimulai saat usia delapan tahun sampai sepuluh tahun (Santrok, 2003). Hurlock (2004), menyatakan bahwa kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan masa pubertas adalah munculnya menstruasi pertama (menarche) pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki. Menstruasi pertama (menarche) merupakan menstruasi awal yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun, atau pada awal remaja dan sebelum memasuki masa reproduksi. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus disertai dengan pengelupasan (deskuamasi) endometrium (Proverawati & Misaroh, 2009).

Usia menarche berbeda pada tiap-tiap bangsa, sebagai contoh usia menarche pada perempuan di Indonesia berkisar 1113 tahun (Soeroso,1996). Di Perancis, telah dibuktikan bahwa usia menarche pada rata-rata remaja setiap tahunnya semakin menurun, penelitian A.Ducros (1981), tahun 1841 rata-rata remaja Perancis mengalami menarche berusia 14,8 tahun dan terus menurun di tahun

1974 menjadi berusia 12,8 tahun. Menurut penelitian tersebut, kalau kecenderungan tersebut diproyeksikan ke masa depan, usia rata-rata menarche pada wanita Perancis pada tahun 2030 akan menjadi 11 tahun (Sarwono, S.W., 2012).

Kecenderungan serupa terjadi di Indonesia, sebuah penelitian sejumlah siswa SLTP didaerah perkotaan dan pedesaan di Pekalongan, membuktikan bahwa rata-rata usia menarche siswa SLTP perkotaan lebih cepat daripada siswa SLTP pedesaan. Usia menarche diperkotaan adalah 11,93 tahun dengan status gizi (IMT = indeks massa tubuh) 20,56 sedangkan usia menarche di desa 13,08 tahun dengan status gizi (IMT = indeks massa tubuh) 19,08. Korelasi antara status gizi dan usia menarche cukup signifikan, makin tinggi status gizi, semakin awal usia menarche (Vyantimala, 2001).

Penurunan usia menarche yang terjadi pada remaja putri di dunia saat ini sangat berkaitan erat dengan beberapa faktor. Menurut McAnarney (2003), usia menarche berkaitan dengan status gizi dan status social ekonomi keluarga, sedangkan penelitian Bagga (2000), dikatakan bahwa umur menarche juga berkaitan dengan aktivitas fisik. Disamping itu, penelitian Brown (2005), menyebutkan adanya keterkaitan antara keterpajanan media

massa (televisi, radio, dan majalah) dengan kecepatan usia pubertas remaja yang secara tidak langsung menyebabkan cepatnya usia menarche remaja putri. Menurut Kartono (1992), pengaruh rangsangan psikis yang kuat dari luar berupa film-film porno, buku bacaan dan majalah bergambar porno dengan alur atau tema cerita percintaan, godaan dan stimulus dari lawan jenis, kesemuanya mengakibatkan kematangan seksual lebih cepat.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan status menarche di SMP X di Rangkasbitung.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional, dilakukan pada siswa SMP X di Rangkasbitung, waktu penelitian dilakukan bulan Januari sampai dengan Februari 2015. Pengumpulan data dengan teknik wawancara berpedoman pada kuesioner, pengamatan, dan pengukuran. Sampel dalam penelitian ini adalah 106 siswa, dipilih berdasarkan Random Sampling. Analisis data yang digunakan antara  lain analisa univariat, analisa

bivariat dengan Uji Statistik Chi Square serta analisis multivariat dengan uji regresi logistik.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan variabel usia, IMT, aktivitas olahraga, pekerjaan ayah, penidikan ayah, penghasilan ayah, keterpaparan media.

Variabel

Frekuensi

%

Usia

> 13 tahun

8

7.5

≤13 tahun

98

92.5

Jumlah

106

100.0

IMT

Baik ( 18.00)

89

84.0

Kurang (≤ 18.00)

17

16.0

Jumlah

106

100.0

Aktivitas Olah Raga

Ringan

104

98.1

Berat

2

1.9

Jumlah

106

100.0

Pekerjaan Ayah

Bekerja

97

91.5

Tidak Bekerja

9

8.5

Jumlah

106

100.0

Pendidikan Ayah

Menengah/tinggi

76

71.7

Pendidikan Dasar

30

28.3

Jumlah

106

100.0

Penghasilan Ayah

≥ 5 juta

19

17.9

< 5 juta

87

82.1

Jumlah

106

100.0

Keterpaparan Media Dewasa

Terpapar

75

70.8

Tidak terpapar

31

29.2

Jumlah

106

100

Berdasarkan usia responden

yang

sudah terpapar media 75 (70.8%). Hal

terbanyak adalah ≤13 tahun

yaitu

ini sejalan dengan penelitian Cakrawati,

sebesar 98 (92.5%) responden.

Indeks

Dian (2013), usia responden terbanyak

Massa Tubuh (IMT) responden yang

> 12 tahun 89 (88.1%), distribusi IMT

baik adalah 89(84.0%). Aktivitas olahraga responden yang ringan sebesar 104 (98.1%). Ayah yang tidak bekerja ( (8.5%). Pendidikan ayah dalam kategori menengah/tinggi sebesar 76 (71.7%). Penghasilan ayah 5 juta sebesar 87 (82.1%). Sedangkan responden yang

yang baik 71 (70.3%), aktivitas ringan 62 (61.4%), pendidikan ayah dengan kategori tinggi 75 (74.3%), status pekerjaan ayah yang bekerja 96 (95%), sedangkan responden yang sudah mengalami menarche 80 (79.2%).

Tabel 2. Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen

Variabel

Status Menarche

P Value

OR

Sudah

Belum

n

%

N

%

Usia

>13 tahum

2

25.0

6

75.0

0.00

0.030

≤13 tahun

90

91.84

8

8.16

Total

92

116.84

14

83.16

IMT

Baik (> 18.00)

88

98.88

1

1.12

0.00

286

Kurang (≤ 18.00)

4

23.53

13

76.47

Total

92

122.41

14

77.59

Aktivitas Olahraga

Ringan

90

86.5

14

13.5

1.00

0.865

Berat

2

100.0

0

0.0

Total

92

186.5

14

13.5

Pekerjaan Ayah

Bekerja

83

85.6

14

14.4

0.603

0.856

Tidak Bekerja

9

100.0

0

0.0

Total

92

86.8

14

13.2

Pendidikan Ayah

Menengah/Tinggi

64

84.21

12

15.79

0.341

0.381

Pendidikan Dasar

28

93.33

2

6.67

Total

92

177.54

14

22.46

Penghasilan Ayah

≥5 juta

17

89.47

2

10.53

1.00

1.360

<5juta

75

86.21

12

13.79

Total

92

175.68

14

24.32

Keterpaparan Media Dewasa

Terpapar

68

90.67

7

9.33

0.111

2.833

Tidak Terpapar

24

77.42

7

22.58

Total

92

168.09

14

31.91

Hubungan Usia dan Indeks Massa

memperlihatkan bahwa 25% responden


Tubuh dengan Status Menarche

Berdasarkan tabel 2. dapat disimpulkan

bahwa usia responden ≤ 13 tahun sudah mengalami menarche sebanyak 90 (91.84%). Hasil penelitian lain juga memperlihatkan kurang lebih persamaan usia menarche, diantaranya penelitian Matondang (2003) memperlihatkan bahwa 23.2% responden sudah mengalami menarche dengan usia rata-rata adalah 10 tahun 8 bulan, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ecstasiana (2004)

sudah mengalami menarche dengan usia rata-rata 10.47 ± 0.63 tahun.

Indeks Massa Tubuh (IMT) responden yang baik (> 18.00) sebesar 88 (98.88%). Hal tersebut sejalan dengan penelitian Archarya et al (2006) yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara status gizi dengan usia menarche remaja putri. Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa semakin rendah IMT (Indeks Massa Tubuh) pada remaja putri, maka umur menarche akan semakin lambat. Selain itu Maestripieri

et al (2004) mengatakan bahwa menurunnya umur menarche pada remaja putri abad ini dikarenakan adanya perbaikan status gizi dalam keluarga.

Hubungan Aktivitas Olahraga dengan status menarche

Ada 86.5% responden sudah menarche melakukan aktivitas olahraga ringan, 13.3% responden belum menarche melakukan olahraga ringan. Hanya 2 responden yang melakukan olahraga berat yang sudah menarche. Analisis hubungan aktivitas olahraga dan status menarche dalam uji chi square memperlihatkan bahwa p value 1.00 (> α 0.05) yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara aktivitas olahraga dengan status menarche dan hal ini sejalan dengan penelitian Kartika, Anni (2009). Sedangkan nilai OR 0.86 pada penelitian ini, yang artinya responden yang olahraga ringan 0.8 kali sudah menarche. Menurut Narendra (2002), apabila latihan dilakukan berlebihan dapat menyebabkan kehilangan massa tubuh bersih, oleh karena faktor kelelahan dan kehilangan nafsu makan. Selain itu, latihan fisik yang berat dapat memperlambat menarche.

Hubungan status Pekerjaan Ayah dengan Status Menarche

Responden yang sudah menarche memiliki 85.6% ayah yang bekerja, 14.4% tidak bekerja. Dan tidak ada responden yang belum menarche memiliki ayah yang tidak bekerja. Analisis hubungan status pekerjaan ayah dan status menarche dalam uji chi square memperlihatkan bahwa p value 0.603 (> α 0.05) yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara status pekerjaan ayah dengan status menarche dan hal ini sejalan dengan penelitian Cakrawati, Dian (2013) dengan p value status pekerjaan orang tua adalah1.00. Sedangkan nilai OR 0.856 pada penelitian ini, yang artinya responden yang ayahnya bekerja 0.86 kali sudah menarche demikian juga dengan penelitian Cakrawati, Dian dengan OR 0.95 dengan pengertian responden yang orang tuanya bekerja 0.95 kali sudah mengalami menarche.

Hubungan Status Pendidikan Ayah dengan Status Menarche

Ada 84.2% responden yang sudah menarche mempunyai ayah dengan pendidikan tinggi, 15.8% responden

yang belum menarche pendidikan ayahnya tinggi. Responden yang sudah menarche yang memiliki ayah pendidikan rendah 93.3%, dan 6.6% responden yang belum menarche. Analisis hubungan status pendidikan ayah dan status menarche dalam uji chi square memperlihatkan bahwa p value 0.341 (> α 0.05) yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara pendidikan ayah dengan status menarche dan hal ini sejalan dengan penelitian Cakrawati, Dian (2013) dimana p value pada penelitiannya 1.00. Nilai OR 0.381 pada penelitian ini, yang berarti pendidikan ayah yang tinggi 0.4 kali mempunyai anak remaja yang sudah menarche.

Hubungan Penghasilan Ayah dengan Status Menarche

Responden yang memiliki ayah dengan penghasilan kurang dari 5 juta 89.5% sudah menarche, 86.2% responden yang belum menarche punya ayah dengan penghasilan kurang dari 5 juta. Nilai OR 1.36 artinya responden dengan ayah berpenghasilan kurang 5 juta 1.36 kali mempunyai anak yang sudah menarche.

Hal ini bertentangan dengan penelitian Ginarhayu (2002) yang memperlihatkan bahwa status sosial ekonomi pada golongan rendah (n = 105) rata-rata usia menarche 151.06 ± 35.9 bulan/12.6 ± 3 tahun sedangkan golongan sosial ekonomi tinggi (n = 75), rata-rata usia menarche adalah 141.96  ±  24.04

bulan/11.8 ± 2 tahun.

Hubungan Keterpaparan Media Dewasa dengan Status Menarche 90.7% responden yang terpapar media sudah mengalami menarche dan 77.4 responden yang tidak terpapar sudah mengalami    menarche.    Analisis

hubungan keterpaparan media massa dan status menarche dalam uji chi square memperlihatkan bahwa p value 0.111 (> α 0.05) yang berarti tidak ada hubungan      bermakna      antara

keterpaparan media massa dewasa dengan status menarche dan hal ini sejalan dengan penelitian Aryati, Dian (2008) dimana p value pada penelitiannya 1.00. Nilai OR 2.833 pada penelitian ini, maka responden yang sudah terpapar media akan 2.8 kali mengalami menarche.

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi dan Model Akhir Multivariat Siswa SMP X di Rangkasbitung

Variabel

B

S.E

Wald

df

Sig.

Exp (B)

Lower-Upper CI 95%

Pendidikan ayah

-0.725

0.842

0.741

1

0.389

0.484

0.093-2.523

Penghasilan Ayah*

0.527

0.829

0.404

1

0.525

1.694

0.333-8.602

Keterpaparan media dewasa**

0.886

0.614

2.081

1

0.149

2.426

0.728-8.091

Konstant

-2.499

0.835

8.951

1

0.003

0.082

Ket : **Variabel paling dominan (OR = 2.426) Variabel Keterpaparan media dewasa pendidikan ayah, dan penghasilan ayah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kejadian/status menarche dari responden, dan variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah yang OR paling besar yaitu keterpaparan media dengan OR 2.426, maka responden dengan keterpaparan terhadap media dewasa akan 2 kali berpengaruh terhadap status menarche. Berbeda pada penelitian Aryati, Dian (2008), ada dua variabel yang terdeteksi memenuhi kriteria kandidat model multivariat yaitu persentase lemak tubuh dan status nutrisi (IMT). Namun presentasi lemak tubuh yang memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap status menarche.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian di SMP X Rangkasbitung dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang sudah mengalami menarche adalah berusia ≤ 13 tahun sebesar 91.84%.

IMT (Indeks Massa Tubuh) 18.00 (baik), aktivitas olahraga yang ringan, status pekerjaan ayah, pendidikan tinggi ayah dan keterpaparan media dewasa mempengaruhi status menarche remaja. Ada hubungna yang bermakana antara usia dan IMT (Indeks Massa Tubuh) (p = 0.00, α ≤ 0.05) dengan status menarche. Dan variabel yang paling dominan pengaruhnya yaitu keterpaparan media dewasa, maka responden dengan keterpaparan terhadap media dewasa akan 2 kali berpengaruh terhadap status menarche.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan untuk peneliti selanjutnya memperhatikan beberapa faktor internal yang berkaitan dengan kesiapan menghadapi menarche seperti akses media informasi seperti televisi, radio, koran, jurnal, majalah, rubrik konsultasi kesehatan serta dan atau akses layanan kesehatan yang disediakan oleh puskesmas, bidan dan Rumah Sakit.

Daftar Pustaka

Archarya et al (2006). Nutritional Status and Menarche in Adolescent Girls in an Urban Resettlement Colony of South Delhi. Indian Journal of Community. October-December Vol.31, No.4

Aryati, Dian (2008). Usia Menarche pada Siswi SD dan SLTP di Kota Bandung, KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.2, No. 6

Bagga. (2000). Age at menarche and secular trend in Maharashtrian (Indian) girls. Departement of Antropology, University of Pune,Pune India.Acta Biologica Szegediensis, Vol 44 no.l-4:53-57.http//www.sci.u-szeged.hu/ABS

Brown, Jane (2005). Mass media as a sexual super peer for early maturing girls. Journal of Adolecent Health Vol 36 : 420427

Cakrawati, Dian (2013). Faktor-faktor yang Berhubungandengan Status Menarche di MTs Negeri 18

Jakarta Tahun 2013. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok

Ducros, A.(1981). The Trend Toward Earlier Menarche in France. Journal       of       Human

Evolution.#10,hlm.623-625

Ecstasiana (2004). Status Menarche dan Faktor-faktor yang Berhubungan pada Siswa SD Tahun 2004. Skripsi. FKM UI, Depok

Ginarhayu (2002). Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Remaja Putri (915 tahun) pada Siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Jakarta Timur pada Tahun 2002. Tesis. FKM UI, Depok

Hurlock, E.B. (2004). Psikologi Perkembangan     :     Suatu

Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Edisi Ke-5).Jakarta : Erlangga

Kartika, Anni (2009). Hubungan Antara Status Gizi, Status Menarche Ibu, Media Massa, Aktivitas Olahraga dengan Status Menarche Siswi di SMP Islam Al-Azhar Rawamangun, Jakarta Timur Tahun 2009. Skripsi FKM UI, Depok

Kartono. (1992). Psikologi Wanita. Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa.Penerbit : Mandar Maju. Jakarta

Maestripieri et al (2004). Father Absence, Menarche and Interest in Infants Among Adolescent Girls. Depelopmental Science, Vol. 7, No. 5 : 560

Matondang (2003). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Menarche pada Siswa Kelas 4, 5, dan 6 SD Tarakanita 5

Rawamangun, Jakarta Timur. Skripsi. FKM UI, Depok

McAnarney, Elizabeth R.,MD.(2003). Decreasing Age at Menarche : Is the End in Sight?.Journal Watch Pediatrics and Adolescent Medicine.June 23

Narendra, Moersintowawarti B. et al. (2002). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja .Sagung Seto, Jakarta

Proverawati, A.& Misaroh, S.(2009). Menarche (menstruasi Pertama Penuh Makna). Yogyakarta : Muha Medika

Santrock, J.W.(2003). Adolescence :

Perkembangan        Remaja..Jakarta

:Erlangga

Sarwono,S.W.(2012).        Psikologi

Remaja. Edisi Revisi ke-15. Jakarta :Rajawali Pers

Soeroso. (1996). Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja di Semarang, Dalam      Remaja      dan

Permasalahannya,      Majalah

Kesehatan Anak, Bina Pediatricia 3

Vyantimala (2001). Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian Menarche (Studi Kasus pada Siswi SLTP Perkotaan dan SLTP Pedesaan di Pekalongan. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro.Semarang

Vol.3 No.2, Mei-Agustus 2015

43