Jurnal Keperawatan

Community of Publishing in Nursing

(COPING) NERS

ISSN: 2303-1298

PERBANDINGAN HANDWASHING PROMOTION DENGAN METODE BERNYANYI DAN HANDWASHING DANCE TERHADAP PENGETAHUAN TEKNIK MENCUCI TANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

1Gusti Ayu Ratih Kurniasari, 2Made Rini Damayanti S, 3Made Pasek Kardiwinata

1,2Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Email: [email protected]

ABSTRACT

The World Health Organization (WHO) in 2012 reveals that there are 11 conditions that cause the death of children aged under five years old in Indonesia. One of those conditions is diarrhea. It has claimed the lives of around 6% of the total number of children in Indonesia. The most important thing in diarrheal disease management is preventive efforts. In delivering health promotion for preschool children, we should take into account the health promotion method. It should be interesting and interactive, for example using such singing and handwashing dance methods. This research aimed at comparing the effectiveness of handwashing with singing method versus handwashing dance among preschool children to improve their knowledge regarding handwashing technique. This research was a quantitative research using quasy experiment by employing a Nonequivalent Control Group Design. In total, 74 people (38 person in singing method group and 36 people in handwashing dance group) were selected in this study according to the inclusion and exclusion criteria. Data were collected using observation sheets hand washing techniques. Based on non parametric Mann-Whitney test, it was found that the value of Asymp. Sig (2-tailed) was under the 0.05. It can be inferred that there is a meaningful difference in handwashing techniques knowledge using a singing method compared with a handwashing dance, where the average value of an increased score before and after intervention handwashing dance is higher compared to the singing methods namely 54,71 versus 21.20. Then it can be concluded that the handwashing intervention dance is more effective in improving the knowledge of hand washing technique among the peschool children in PAUD TK Pra Widyalaya Gurukula and PAUD Negeri Pembina Bangli.

Keywords: handwashing dance, handwashing techniques knowledge in preschool children, singing method

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan prasekolah (preschool) adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar (Hegner & Caldwell, 2003). Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia empat sampai enam tahun dimana anak pada masa ini telah mencapai kematangan dalam berbagai macam fungsi motorik dan diikuti dengan perkembangan intelektual dan sosio emosional (Silalahi, 2005). Pada usia ini, terdapat banyak masalah kesehatan yang tidak dapat diabaikan lagi.

World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 menyatakan bahwa

terdapat 11 penyebab kematian anak usia di bawah lima tahun di Indonesia, dimana diare menduduki peringkat kedelapan. Di dunia, diare hampir mencapai 1,3 juta kematian per tahun untuk anak di bawah lima tahun, yang menyebabkan diare menjadi penyebab kedua kematian anak di seluruh dunia (UNICEF, 2009).

Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2013 menyatakan bahwa terdapat 86.493 kasus diare dimana Bangli menjadi salah satu kabupaten dengan prevalensi diare tertinggi dengan jumlah perkiraan kasus 4.708 kasus per 220.000 penduduk Bangli atau sekitar 2,14% dari total jumlah penduduk Bangli. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, pada bulan

Januari sampai November tahun 2014 dari 12 desa terdapat 945 kasus diare yang terjadi pada anak usia 0-4 tahun, dan Desa Bangli Utara menjadi salah satu desa dimana kejadian diare pada anak setiap bulannya meningkat.

Hal terpenting dalam penatalaksanaan penyakit diare adalah upaya preventif. Salah satu upaya preventif yang paling mudah dilakukan adalah dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (PCTPS). Mencuci tangan dengan sabun telah terbukti mengurangi timbulnya penyakit diare lebih dari 40%, menjadikan mencuci tangan salah satu intervensi yang paling efektif untuk mengurangi kematian anak (UNICEF, 2009).

Informasi mengenai pentingnya mencuci tangan dengan sabun ini perlu disosialisasikan melalui media yang tepat. Dilihat dari sasaran pemberian promosi kesehatan ini, yakni anak usia empat sampai enam tahun, maka media pembelajaran yang tepat adalah bermain sambil belajar interaktif di mana dapat melatih kreatifitas anak.

Salah satu metode promosi kesehatan cuci tangan yang menarik untuk anak yakni metode bernyanyi. Melalui bernyanyi anak menjadi senang dan lebih mudah dalam memahami materi ajar yang disampaikan.

Selain metode bernyanyi, terdapat metode lain untuk mempromosikan cuci tangan yang sedang dikembangkan oleh United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) yaitu “Global Handwashing Dance”, sebuah metode promosi kesehatan terkait cuci tangan yang disampaikan lewat tarian dan senandung. Tarian ini menunjukkan anak-anak teknik mencuci tangan yang benar, yaitu mencuci telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, kuku, hingga ke pergelangan tangan. Tarian ini hampir tidak memiliki instruksi lisan, tetapi hanya dengan mengikuti

langkah-langkah tarian yang mudah, anak-anak tetap dapat mempelajari teknik mencuci tangan yang benar sekaligus bersenang-senang (Japan Committee for UNICEF, 2013).

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Perbandingan Handwashing Promotion dengan Metode Bernyanyi dan Handwashing Dance terhadap Pengetahuan Teknik Mencuci Tangan Anak Usia Prasekolah”.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian quasy experiment, melalui Nonequivalent Control Group Design.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan handwashing promotion dengan metode bernyanyi dan handwashing dance terhadap pengetahuan teknik mencuci tangan anak usia prasekolah.

Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini populasi yang diteliti adalah siswa PAUD TK Pra Widyalaya dan PAUD Negeri Pembina yang berjumlah 74 orang. Penelitian ini menggunakan teknik sampling Nonprobability Sampling: Total Sampling. Penelitian ini yang termasuk inklusi penelitian adalah siswa PAUD TK Pra Widyalaya Bangli dan PAUD Negeri Pembina yang berusia tiga sampai enam tahun; siswa yang orang tua atau walinya bersedia mengikutsertakan anak dalam penelitian ini. Sedangkan siswa dieksklusikan apabila tidak mengikuti empat kali pertemuan atau 66% dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam enam kali pertemuan.

Terdapat 74 sampel yang memenuhi kriteria tersebut. Karakteristik responden yang diteliti adalah usia dan jenis kelamin.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini berupa lembar observasi yang berisi 10 item langkah-langkah mencuci tangan. Dalam pengumpulan data, peneliti dibantu oleh tiga orang asisten peneliti. Persepsi peneliti dan asisten peneliti dinyatakan sama setelah diuji dengan uji interreliabiliti menggunakan koefisien Kappa dan nilai p sebagai parameter.

Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data

Setelah mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian dari pihak terkait, peneliti melakukan serangkaian persiapan kemudian mencari sampel penelitian. Setelah itu peneliti membagi sampel ke dalam dua kelompok kemudian memberikan penjelasan peneltian kepada orang tua/wali sampel. Setelah orang tua/wali menyatakan setuju mengikuti penelitian, orang tua/wali diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden penelitian.

Pada kedua kelompok dilakukan pretest, kemudian satu kelompok diberikan intervensi dengan metode bernyanyi, dan kelompok lainnya diberikan intervensi dengan handwashing dance. Intervensi dilakukan sebanyak enam kali intervensi selama dua minggu, dimana tiap intervensi dilakukan kurang lebih 30 menit. Setelah kegiatan selama dua minggu berakhir, dilakukan posttest pada kedua kelompok

kemudian data tersebut diolah dengan program komputer.

Uji normalitas data pengetahuan teknik mencuci tangan pretest dan posttest pada kedua kelompok menunjukkan data terdistribusi tidak normal sehingga dilakukan analisis secara non parametrik.

Untuk menganalisis perubahan pengetahuan teknik mencuci tangan pretest dan posttest pada kedua kelompok, dilakukan uji wilcoxon dengan dengan tingkat kemaknaan 5%. Sedangkan untuk mengetahui perbandingan peningkatan pengetahuan antara metode bernyanyi dan handwashing dance, dilakukan uji mann-whitney dengan tingkat kemaknaan 5%.

HASIL PENELITIAN

Kondisi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan sejak tanggal 9 Mei sampai dengan 21 Mei 2015 di PAUD TK Pra Widyalaya Gurukula dan PAUD Negeri Pembina di Desa Kubu, Bangli.

Karakteristik Responden Penelitian

Usia anak pada kelompok metode bernyanyi paling banyak

berusia enam tahun (55,3%). Usia anak pada kelompok handwashing dance paling banyak berusia enam tahun (66,70%). Kelompok metode bernyanyi, anak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 52,6%, dan anak berjenis kelamin perempuan dengan persentase 47,4%. Kelompok handwashing dance, anak laki-laki dan perempuan seimbang yakni masing-masing dengan persentase 50%.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Teknik Mencuci Tangan Anak Sebelum Diberikan Intervensi dengan Metode Bernyanyi dan Handwashing Dance

Metode Bernyanyi                Handwashing Dance


Kategori


Frekuensi                           Frekuensi

Frekuensi Persentase               Frekuensi Persentase

Kumulatif                         Kumulatif

(n)          (%)         (%)         (n)         (%)        (%)


Kurang (<56)

35

92,1

92,1

34

94,4

94,4

Cukup (56-75)

3

7,9

100

2

5,6

100

Baik (≥76)

0

0

100

0

0

100

Total

38

36

Mean

34,87

32,50


Pengetahuan Teknik Mencuci Tangan Anak Sebelum Diberikan Intervensi dengan Metode Bernyanyi dan Handwashing Dance

Berdasarkan tabel 1, didapatkan kategori pengetahuan teknik mencuci tangan subjek sebelum diberikan intervensi dengan metode bernyanyi dimana sebanyak 35 subjek termasuk dalam kategori kurang (<56) dengan persentase 92,1% dan tiga anak masuk dalam kategori cukup (56-75) dengan persentase 7,9%. Rata-rata skor anak sebelum diberikan intervensi dengan metode bernyanyi adalah 34,87. Kategori pengetahuan teknik mencuci tangan anak sebelum diberikan intervensi dengan handwashing dance sebanyak 34 anak termasuk dalam kategori kurang (<56) dengan persentase 94,4%. Rata-rata skor anak sebelum

diberikan intervensi handwashing dance adalah 32,50.

Pengetahuan Teknik Mencuci Tangan Anak Setelah Diberikan Intervensi dengan Metode Bernyanyi dan Handwashing Dance

Berdasarkan tabel 2, didapatkan kategori pengetahuan teknik mencuci tangan anak setelah diberikan intervensi dengan metode bernyanyi dimana 29 anak masuk dalam kategori cukup dengan

persentase 76,3%, dan skor rata-rata anak sebesar 65,92. Kategori pengetahuan teknik mencuci tangan anak setelah diberikan intervensi handwashing dance sebanyak 25 anak termasuk dalam kategori baik (≥76) dengan persentase 69,4%. Rata-rata skor pengetahuan teknik mencuci tangan anak setelah diberikan intervensi handwashing dance adalah 82,64.

Hasil Analisa Data

Berdasarkan tabel 3 hasil dari perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test, pada kelompok metode bernyanyi terlihat bahwa nilai positive ranks sejumlah 38 anak yang berarti bahwa seluruh anak yang berada di kelompok metode bernyanyi mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan intervensi. Pada kelompok handwashing dance terlihat bahwa nilai positive ranks sejumlah 36 anak yang berarti bahwa seluruh anak yang berada di kelompok handwashing dance mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan intervensi. Pada kedua intervensi, nilai p (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0.000 di mana kurang dari batas kritis penelitian 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok pretest dan posttest sehingga intervensi metode bernyanyi dan handwashing dance ini dapat dikatakan efektif.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Teknik Mencuci Tangan Anak Setelah Diberikan Intervensi

dengan Metode Bernyanyi dan Handwashing Dance

Metode Bernyanyi

Handwashing Dance

Kategori

Frekuensi

Frekuensi   Persentase

Kumulatif

(n)          (%)         (%)

Frekuensi

Frekuensi  Persentase

Kumulatif

(n)         (%)        (%)

Kurang (<56)

5            13,2         13,2

0           0           0


Cukup (56-75)

29

76,3

89,5

11

30,6

30,6

Baik (≥76)

4

10,5

100

25

69,4

100

Total

38

36

Mean

65,92

82,64

Tabel 3. Uji Wilcoxon pada Pretest dan Posttest Pengetahuan Teknik Mencuci Tangan dengan Metode Bernyanyi dan Handwashing Dance


N

Mean Rank

Sum of Ranks

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Posttest Kelompok Metode

Negative Ranks

0a

.00

.00

Bernyanyi - Pretest Kelompok Metode Bernyanyi

Positive Ranks

38b

19.50

741.00

-5.402a

.000

Ties

0c

Total

38

Posttest Kelompok

Negative Ranks

0a

.00

.00

Handwashing DancePretest Kelompok Handwashing Dance

Positive Ranks

36b

18.50

741.00

-5.278a

.000

Ties

0c

Total

36

Tabel 4. Uji Mann Whitney Perbandingan Pengetahuan Teknik Mencuci Tangan dengan Metode Bernyanyi dan


Handwashing Dance

Intervensi

N

Mean Rank

Z

Asymp. Sig. (2tailed)

Metode Bernyanyi

38

21,20

-6,763

.000

Handwashing Dance

36

54,71


Berdasarkan table 4, diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) hasilnya dibawah 0,05 sehingga terdapat perbedaan yang bermakna antara peningkatan pengetahuan teknik mencuci tangan dengan metode bernyanyi dan handwashing dance. Selain itu, didapatkan data bahwa nilai rata-rata peningkatan skor sebelum dan setelah intervensi handwashing dance lebih tinggi dibandingkan dengan metode bernyanyi yakni 54,71. Maka dapat disimpulkan bahwa intervensi handwashing dance lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan teknik mencuci tangan anak usia prasekolah di PAUD TK Pra Widyalaya Gurukula dan PAUD Negeri Pembina Bangli.

PEMBAHASAN

Pembahasan Hasil Penelitian

Handwashing dance adalah suatu metode promosi         kesehatan         yang

mengkombinasikan gerakan mencuci tangan dan lagu, serupa dengan metode promosi kesehatan gerak dan lagu. Penelitian yang dilakukan oleh Widhianawati (2011) yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Gerak dan Lagu dalam Meningkatkan Kecerdasan Musikal dan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini” dikatakan bahwa melalui pembelajaran gerak dan lagu dapat merangsang dan meningkatkan potensi kecerdasan musikal. Pada anak-anak potensi kecerdasan ini dapat distimulus melaui menari, dan olah raga yang mempergunakan lagu dan instrumen musik. Gerak dan lagu tidak hanya mengajarkan kepada anak kecerdasan musikal, tetapi sekaligus dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik untuk menggunakan salah satu kemampuan mental dalam mengkoordinasikan gerakan tubuh. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui

gerakan tubuh, tarian dan olah raga yang berhubungan dengan koordinasi tubuh, keseimbangan, kekuatan, kelincahan dan kooordinasi dengan tangan dan kaki. Penelitian lain oleh Fitrianti dan Reza (2011) yang berjudul “Mengembangkan Kegiatan Gerak dan Lagu untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar pada Anak Usia 5-6 tahun” membuktikan bahwa kegiatan gerak dan lagu efektif untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun.

Perbedaan dari metode bernyanyi dan handwashing dance yakni pada lirik lagu, dimana pada handwashing dance tidak mengajarkan lirik yang berisikan langkah-langkah mencuci tangan. Pada metode bernyanyi, stimulasi yang dipengaruhi adalah pendengaran dan penglihatan. Pada handwashing dance terdapat beberapa stimulasi yang dipengaruhi, yaitu stimulasi gerakan, penglihatan, dan pendengaran. Stimulasi gerakan saat menari dapat dijadikan latihan psikomotorik, selain itu dapat membantu merangsang dan meningkatkan kecerdasan musikal serta kecerdasan kinestetik. Pada anak-anak potensi kecerdasan ini dapat distimulus melalui menari, dan olah raga yang mempergunakan lagu dan instrumen musik, seperti menyanyikan lagu untuk anak atau memperdengarkan musik pada saat bermain. Pemaparan terhadap musik secara lebih awal dapat memperkuat kaitan-kaitan antara sel-sel otak dan bahkan mungkin dapat mengarahkan pada pembentukan jalur-jalur ikatan baru di dalam otak yang tengah berkembang. Melalui pembelajaran gerak dan lagu dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik untuk menggunakan salah satu kemampuan mental dalam mengkoordinasikan gerakan tubuh. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui gerakan tubuh, tarian dan olah raga yang berhubungan dengan koordinasi tubuh, keseimbangan, kekuatan, kelincahan

dan koordinasi mata dengan tangan dan kaki.

Kegiatan gerak dan lagu akan memberikan pengalaman langsung kepada anak mengenai gerak sehingga dapat menambah pengalaman gerak anak. Selain itu pada anak usia dini merasa senang mengulang-ulang suatu kegiatan keterampilan melalui latihan-latihan tertentu, sampai ia benar-benar menguasainya. Sehingga kegiatan gerak dan lagu cocok digunakan sebagai pilihan kegiatan untuk anak. Selain itu, nyanyian, musik dan tarian dapat membuat belajar menjadi lebih menyenangkan dan anak tidak cepat bosan, sehingga informasi akan mudah ditangkap.

Namun, masing-masing metode ini memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan. Kelebihan pembelajaran dengan metode bernyanyi dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, karena bernyanyi adalah salah satu kegiatan yang disukai anak sehingga pembelajaran yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh anak. Selain itu, metode bernyanyi tidak membutuhkan media yang terlalu sulit didapat, metode ini dapat dilakukan dengan atau tanpa musik. Namun kelemahan metode bernyanyi adalah tidak semua anak memiliki kemampuan menghapal lirik yang sama, sehingga terkadang fokus anak terpecah dalam menghapalkan lirik atau gerakan mencuci tangan. Lirik lagu juga tidak dapat digunakan secara universal terhalang dengan perbedaan bahasa di setiap daerah, sehingga lirik harus diterjemahkan terlebih dahulu agar dapat dimengerti oleh anak.

Kelebihan handwashing dance tidak jauh berbeda dengan metode bernyanyi. Handwashing dance juga menstimulasi gerakan pada anak, sehingga selain anak dapat belajar gerakan mencuci tangan, gerakan menari ini juga dapat merangsang kecerdasan kinestetik dan motorik kasar

pada anak. Kelebihan lainnya, tidak terdapatnya lirik lagu, sehingga pikiran anak terfokus untuk menghapal gerakan mencuci tangan saja. Selain itu, metode ini dapat digunakan secara universal di seluruh dunia, karena tidak terdapatnya lirik sehingga penerapannya tidak terkendala di bahasa yang berbeda.

Keterbatasan Penelitian

Peneliti tidak mengontrol faktor lain yang mempengaruhi perilaku mencuci tangan selain pengetahuan. Peneliti tidak meneliti frekuensi pertemuan yang efektif dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan pada anak usia prasekolah. Hasil penelitian ini masih dipandang lemah karena hanya menggunakan lembar observasi yang diisi oleh peneliti dan asisten peneliti yang bersifat subjektif. Fasilitas di sekolah yang kurang dipergunakan contohnya guru masih membawakan baskom untuk mencuci tangan saat jam istirahat makan dan tidak memanfaatkan keran air yang berada di halaman sekolah. Selain itu belum tersedianya sabun ataupun hand sanitizer untuk mencuci tangan dan letak wastafel yang terlalu tinggi sehingga sulit dijangkau oleh anak-anak.

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2013).

Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin per Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2013. Bali:   Dinas Kesehatan

Provinsi Bali

Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli (2014). Rekapitulasi Penderita Diare Menurut Golongan Usia Tahun  2014.     Bali:     Dinas

Kesehatan Kabupaten Bangli

Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua intervensi efektif dalam meningkatkan pengetahuan mencuci tangan anak usia prasekolah, dan handwashing dance terbukti lebih efektif dibandingkan dengan metode bernyanyi dalam meningkatkan pengetahuan teknik mencuci tangan anak usia prasekolah di PAUD TK Pra Widyalaya Gurukula dan PAUD Negeri Pembina Bangli.

Untuk menyikapi proses dan hasil pada penelitian ini, maka peneliti menyampaikan beberapa saran, yaitu: Agar meneliti lebih dalam mengenai faktor-faktor perancu yang juga mempengaruhi pengetahuan mencuci tangan pada anak usia prasekolah seperti pola asuh orang tua dan status sosial ekonomi, sehingga hasil penelitian menjadi lebih akurat baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kepada institusi pendidikan diharapkan adanya jadwal khusus dalam memberikan pendidikan kesehatan untuk anak di dalam mata ajar dan diharapkan pula adanya fasilitas yang mendukung dalam meningkatkan perilaku kesehatan khususnya perilaku cuci tangan seperti penyediaan tempat cuci tangan yang mudah dijangkau anak, menyediakan hand sanitizer apabila ketersedian air mengalir masih belum memadai.

Fitrianti & Reza. (2007). Mengembangkan Kegiatan Gerak dan Lagu untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar pada Anak Usia 5-6 tahun. Diakses       kembali       dari

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php /paud-teratai/article/viewFile/3957/2007 pada: 31 Mei 2015

Hegner, B. R., & Caldwell, E. (2003). Asisten Keperawatan:    Suatu

Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.

Japan Committee for UNICEF. (2013). Global Handwashing Dance. Diakses       kembali       dari

http://handwashing.jp/en_01.html

Sugiyono. (2009).  Metode  Penelitian

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

UNICEF. (2009). Diarrhoea - Why children are still dying and what can be done: UNICEF and WHO launch report on the second greatest killer of children. Diakses kembali                    dari

http://www.unicef.org/media/me dia_51407.html

UNICEF; WHO. (2009). Diarrhoea: why children are still dying and what

can be done. Diakses kembali dari http://www.unicef.org/media/files/F inal_Diarrhoea_Report_October_20 09_final.pdf

Widhianawati, Nana. (2011). Pengaruh Pembelajaran Gerak dan Lagu dalam Meningkatkan Kecerdasan Musikal dan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini. Diakses kembali dari http://jurnal.upi.edu/file/22-NANA_WIDHIANAWATI-bl.pdf. pada 31 Mei 2015

World Health Organization. (2012). Indonesia: health profile. Diakses kembali                       dari

http://www.who.int/gho/countries/id n.pdf?ua=1

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016

48