Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

PENYULUHAN EFEKTIF MENINGKATKAN PENGETAHUAN PEMBERANTASAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI PADA ANAK SEKOLAH DASAR

DI KOTA GIANYAR

Putu Ayu Asri Damayanti*1, Dewa Ayu Agus Sri Laksemi2, Ni Luh Putu Eka Diarthini2 1Program Studi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana *korespondensi penulis, e-mail: asri_damayanti@unud.ac.id

ABSTRAK

Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor penyakit Dengue yang masih endemis di Bali termasuk di Kabupaten Gianyar. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian vektor, yaitu dengan melakukan pemantauan dan pemberantasan jentik nyamuk. Pemberantasan jentik nyamuk dilakukan secara mandiri oleh segenap masyarakat dimulai dari seluruh anggota keluarga termasuk anak usia sekolah dasar (SD). Sebagai langkah awal anak SD harus dibekali pengetahuan tentang jentik nyamuk agar bisa melakukan pengendalian jentik. Salah satu metode peningkatan pengetahuan yang efektif adalah dengan metode penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyuluhan dengan metode ceramah yang didukung media audiovisual pada anak SD Negeri 1 Kota Gianyar dalam meningkatkan pengetahuan tentang pemberantasan jentik nyamuk. Rancangan penelitian adalah analitik crosssectional dengan melibatkan 92 siswa SD kelas V. Pengukuran pengetahuan dengan kuesioner dilakukan sebelum (pre-test) dan sesudah penyuluhan (post-test). Hasil penelitian menunjukan median skor pengetahuan pre-test dan posttest sebesar 50 dan 80. Terdapat perbedaan signifikan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p=<0,01) dengan peningkatan pengetahuan sebesar 37,5%. Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan anak SDN 1 Kota Gianyar. Pendidikan kesehatan tentang pemberantasan jentik sejak dini dilakukan secara rutin dan simultan demi mendukung program pengendalian vektor penyakit Dengue.

Kata kunci: anak SD, pemberantasan jentik, pengetahuan, penyuluhan

ABSTRACT

Aedes aegypti is a vector for Dengue disease which is still endemic in Bali, including Gianyar Regency. Eradicating mosquito larvae is an effective vector control method. Communities starting from elementary school age children are expected to eradicate mosquito larvae independently. Elementary school children must have sufficient knowledge to be able to eradicate larvae. One effective method of increasing knowledge is through counseling. This research aims to determine the effectiveness of counseling for children at SD 1 Gianyar City to increase knowledge. A cross-sectional analytical research design was carried out involving 92 fifth grade elementary school students. Knowledge was measured by questionnaires carried out before and after counseling. The research results showed that the median knowledge score before and after counseling was 50 and 80. There was a significant difference in knowledge before and after counseling (p=<0,01) with an increase in knowledge of 37.5%. It can be concluded that counseling is effective in increasing the knowledge of SD 1 children in Gianyar City. Health education regarding eradicating larvae from an early age is carried out routinely and simultaneously to support the Dengue disease vector control program.

Keywords: counseling, elementary school children, eradication of larvae, knowledge

PENDAHULUAN

Penyakit Dengue merupakan salah satu penyakit tular vektor yang masih endemis di seluruh wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Gianyar, Bali. Jumlah kasus Dengue pada tahun 2022 mencapai 597 kasus dengan angka kesakitan 113,1 per 100.000 penduduk, lebih tinggi dari tahun 2021 yang angka kesakitannya hanya 23,7 per 100.000 penduduk. Jumlah kasus tertinggi dalam kurun waktu 2018-2022 terjadi pada tahun 2020 dengan jumlah kasus 1.746 dan menempati posisi keempat Kabupaten/Kota di Indonesia yang memiliki jumlah kasus tertinggi. Berbagai cara harus dilakukan untuk menurunkan kasus Dengue di Kabupaten Gianyar (Dikes Gianyar, 2023).

Pengendalian vektor adalah salah satu cara efektif dalam menurunkan kasus penyakit Dengue karena obat dan vaksin yang efektif masih dikembangkan. Pengendalian vektor dengan pemberantasan jentik nyamuk adalah satu pengendalian vektor yang digalakkan oleh pemerintah melalui program satu rumah satu jumantik. Sesuai dengan Surat Edaran Nomor PM.01.11/Menkes/591/2016 telah

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode crosssectional analitik. Populasi adalah anak SD Negeri 1 Kota Gianyar, dengan pemilihan sampel secara systematic random sampling. Sampel merupakan siswa kelas 5 sebanyak 92 siswa. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan 10

HASIL PENELITIAN

Distribusi data skor pengetahuan siswa sebelum penyuluhan (pre-test) dan sesudah penyuluhan (post-test) berdistribusi tidak normal (p=0,00). Hasil median skor

dicanangkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik yang bertujuan memberdayakan masyarakat secara mandiri dalam memantau jentik di tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk. Jika tidak hanya satu orang di keluarga namun semua anggota keluarga turut berperan aktif, termasuk anak-anak berperan serta aktif memantau dan memberantas jentik, maka kasus Dengue dapat diturunkan.

Pengetahuan anak terutama anak sekolah dasar (SD) bervariasi. Pengetahuan anak SD di Pangandaran masih rendah yaitu berkisar 3%-49% (Hendri et al., 2020). Rendahnya pengetahuan tentu saja akan menyulitkan program pengendalian vektor melalui pemberdayaan mandiri masyarakat, salah satunya dalam hal pemberantasan jentik nyamuk.

Terdapat berbagai metode untuk meningkatkan pengetahuan, salah satunya yang biasa digunakan di sekolah adalah penyuluhan dengan metode ceramah dengan media audiovisual. Oleh karena itu, maka dilakukan penelitian tentang efektifitas penyuluhan terhadap pengetahuan siswa SDN 1 Kota Gianyar.

pertanyaan. Skor pengetahuan sebelum (pretest) dan sesudah (post-test) penyuluhan yang diberikan dengan metode ceramah dan audiovisual diukur dan dibandingkan. Penelitian ini telah mendapatkan surat keterangan laik etik dari Komisi Etik Penelitian FK Unud dengan no: 484/UN14.2.2.VI.14/LT/2022.

pengetahuan siswa sebelum dan sesudah penyuluhan adalah 70,50 dan 80,00 seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Median Skor Pengetahuan Pre-test dan Post-test (n = 92)

Variabel

Median

Minimum

Maksimum

Mean

SD

Skor pre-test

50

30

90

54,35

10,93

Skor post-test

80

50

10

79,78

12,93

80

60

Os 40

20

0


Tingkat Pengetahuan Pre-test


100

80


20

0


0

Rendah


78


Sedang      Tinggi


Tingkat Pengetahuan Post-test


Gambar 1. Tingkat Pengetahuan Siswa SDN 1 Kota Gianyar Sebelum dan Sesudah diberi Penyuluhan (Pre-test dan Post-test)

Pengetahuan siswa pre-test mayoritas kategori sedang (60%) dan post-test

mengalami peningkatan, yaitu mayoritas kategori tinggi (78%).

Tabel 2. Persentase Jawaban Benar Siswa Sebelum (Pre-test) dan Sesudah (Post-test) Penyuluhan (n = 92)

No.                      Pengetahuan

Jawaban Benar (%)

Pre-test            Post-test

  • 1.    Virus penyebab penyakit DBD

  • 2.   Nyamuk penular DBD

  • 3.    Morfologi (warna nyamuk Aedes aegypti)

  • 4.    Habitat jentik nyamuk di air

  • 5.    Tempat nyamuk Aedes meletakan telur

  • 6.    Habitat jentik nyamuk Aedes

  • 7.    Pemberantasan dengan gerakan 3M plus

  • 8.    Menyikat bak mandi saat menguras air

  • 9.    Waktu menggigit nyamuk Aedes

  • 10.   Gejala utama DBD

40,22               85,87

100,00              97,83

53,26              38,04

100,00              94,57

3,26               54,35

2,17               81,52

65,45               96,74

89,13               84,78

26,09              72,83

90,22              91,30

Berdasarkan jawaban benar siswa pada masing-masing soal saat pre-test, diperoleh tiga skor terendah pada pengetahuan tentang habitat jentik nyamuk Aedes (2,17%), tempat nyamuk Aedes meletakan telur (3,26%), dan waktu

menggigit nyamuk Aedes (26,09%). Setelah mendapat penyuluhan jawaban benar siswa menjadi pengetahuan tentang habitat nyamuk dewasa (81,52%), tempat nyamuk Aedes meletakan telur (54,35%), dan waktu menggigit nyamuk Aedes (72,83%).

Tabel 3. Uji Beda Pengetahuan Sebelum dan Sesudah diberi Penyuluhan dengan Wilcoxon Signed Rank Test

Variabel          Median        Minimum          Maksimum

Skor pre-test                      50

Skor post-test                     80

30                     90                  0,00

50                     10

Hasil Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh terdapat perbedaan bermakna skor pengetahuan siswa sebelum penyuluhan (pre-test) dan sesudah penyuluhan (post-

test) dengan nilai p = 0,00. Dengan demikian, penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan siswa tentang jentik nyamuk dan pemberantasannya.

PEMBAHASAN

Pengetahuan siswa terhadap jentik nyamuk dan cara pemberantasannya sebelum mendapatkan penyuluhan mencapai skor median 50. Terdapat empat pengetahuan yang masih memiliki skor di bawah 50. Pengetahuan tentang habitat jentik Aedes aegypti mayoritas (97,8%) salah menjawab pada air got atau comberan yang tidak sesuai dengan habitat alami jentik Aedes. Berdasarkan beberapa penelitian di daerah endemis Dengue di Asia Tenggara, diperoleh informasi bahwa habitat jentik Aedes adalah pada wadah penyimpanan air (tong, tangki semen, drum), plat beton, talang, ban, hiasan (vas bunga, tangki ikan), tempat perkembangbiakan alami (ketiak daun, lubang pohon, tunggul bambu), kolam, sumur dangkal, sumur tabung, tempat penampungan air AC, lemari es, dan barang-barang pemindahan sementara (peralatan rumah tangga, mesin, bagian-bagian mesin yang disimpan di halaman belakang/luar rumah tanpa naungan untuk barang-barang penutup/politena, barang-barang yang dapat terurai (pot tanah liat yang rusak, tempurung kelapa), barang bekas (kaleng, botol, ban), tempat air hewan peliharaan, toilet dan tangki air yang tidak terpakai (Dalpadado et al., 2022).

Kedua, pengetahuan tentang tempat nyamuk Aedes betina meletakkan telurnya rendah dibuktikan hanya 3,26% yang benar menjawab pada dinding tempat penampungan air. Nyamuk dewasa betina yang gravid dan telah mendapat darah meletakkan telurnya pada tempat yang lembab di dinding tempat penampungan air. Telur nyamuk Aedes tahan kekeringan jika suhu optimum (Day, 2016). Telur Aedes yang diletakkan di dinding dan tahan kekeringan menyebabkan saat menguras wadah penampungan air harus disertai dengan menyikat dindingnya.

Ketiga, pengetahuan tentang waktu menggigit nyamuk Aedes pada pagi sampai sore hari hanya dijawab oleh benar 26,09% siswa. Nyamuk Aedes aegypti memiliki

kebiasaan menggigit mayoritas pada pukul 05.00-09.00 dan 13.00-18.00 (Dalpadado et al., 2022; Badolo et al., 2022).

Keempat, pengetahuan tentang virus Dengue sebagai penyebab penyakit Dengue baru diketahui 40,22% siswa. Selama ini siswa menganggap nyamuk Aedes adalah penyebab penyakit. Nyamuk Aedes adalah berperan sebagai penular yang dikenal dengan istilah sebagai vektor dari penyakit. Virus Dengue adalah virus yang masuk ke dalam famili Flaviviridae, genus Flavivirus. Memiliki empat serotipe yaitu DEN1-4. Virus Dengue hanya bisa ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sehingga sering disebut arthropod-borne virus dan masuk ke dalam penyakit zoonosis (Hasan et al., 2016; Khan et al., 2023).

Pengetahuan siswa meningkat secara signifikan setelah mendapatkan penyuluhan dan peningkatannya mencapai 37,5%. Tingkat pengetahuan kategori tinggi meningkat yang semula saat pre-test 16% menjadi 78% saat post-test. Penyuluhan yang didukung tayangan slide presentasi disertai tayangan video dan gambar dibuat menarik dan tidak membosankan. Dalam penyampaian penyuluhan tidak menggunakan istilah asing agar mudah dipahami. Lama penyuluhan sekitar 1 jam agar siswa tidak jenuh dan fokusnya masih terjaga.

Pendidikan dengan penggunaan media audiovisual berpengaruh terhadap pengetahuan siswa ditandai meningkatnya pengetahuan secara signifikan (Wirantika & Susilowati, 2020; Mahdi et al., 2015; Usman et al., 2019). Penelitian Alfianur (2017) pada siswa kelas 5 SD menunjukkan bahwa metode ceramah dengan media leaflet signifikan meningkatkan pengetahuan dan perilaku pencegahan DBD, namun masih kurang efektif dibandingkan audiovisual yang melibatkan panca indera (Alfianur, 2017). Mata adalah indera yang berperan 75%-87% menyalurkan informasi ke otak, dan sisanya 13%-25% melalui indera yang lain (Yuniwati & Khatimah, 2018).

SIMPULAN

Penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan siswa SDN 1 Kota Gianyar tentang     jentik     nyamuk     dan

pemberantasannya. Pendidikan kesehatan usia dini harus dilakukan rutin, selain untuk

DAFTAR PUSTAKA

Alfianur. (2017). Pendidikan Kesehatan Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Metode Ceramah dengan Media Leaflet pada Siswa Kelas 5. Adi Husada Nursing Journal, 3(2), 1–10.

Badolo, A., Sombié, A., Yaméogo, F., Wangrawa, D. W., Sanon, A., Pignatelli, P. M., Sanon, A., Viana, M., Kanuka, H., Weetman, D., & McCall, P. J. (2022). First comprehensive analysis of Aedes aegypti bionomics during an arbovirus outbreak in west Africa:   Dengue in

Ouagadougou, Burkina Faso, 2016–2017. PLoS Neglected Tropical Diseases,    16(7).

https://doi.org/10.1371/JOURNAL.PNTD.0010 059

Dalpadado, R., Amarasinghe, D., Gunathilaka, N., & Ariyarathna, N. (2022). Bionomic aspects of dengue vectors Aedes aegypti and Aedes albopictus at domestic settings in urban, suburban and rural areas in Gampaha District, Western Province of Sri Lanka. Parasites and Vectors, 15(1). https://doi.org/10.1186/s13071-022-05261-3

Day, J. F. (2016). Mosquito oviposition behavior and vector control. In Insects (Vol. 7, Issue 4). MDPI AG. https://doi.org/10.3390/insects7040065

Dikes Gianyar. (2023). Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar 2022 (Vol. 1).

Hasan, S., Jamdar, S. F., Alalowi, M., & Al Ageel Al Beaiji, S. M. (2016). Dengue virus: A global human threat: Review of literature. In Journal of International  Society  of Preventive  and

Community Dentistry (Vol. 6, Issue 1, pp. 1–6). Wolters      Kluwer      (UK)      Ltd.

https://doi.org/10.4103/2231-0762.175416

Hendri, J., Prasetyowati, H., Hodijah, D. N., &

Sulaeman, R. P. (2020). Pengetahuan Demam Berdarah Dengue pada Siswa di Berbagai Level

meningkatkan pengetahuan juga untuk membentuk perilaku yang sehat demi membantu menurunkan kasus penyakit yang ditularkan melalui nyamuk.

Pendidikan Wilayah Pangandaran. ASPIRATOR - Journal of Vector-Borne Disease Studies, 12(1),                                  55–64.

https://doi.org/10.22435/asp.v12i1.2838

Khan, M. B., Yang, Z. S., Lin, C. Y., Hsu, M. C., Urbina, A. N., Assavalapsakul, W., Wang, W. H., Chen, Y. H., & Wang, S. F. (2023). Dengue overview: An updated systemic review. In Journal of Infection and Public Health (Vol. 16, Issue 10, pp. 1625–1642). Elsevier Ltd. https://doi.org/10.1016/j.jiph.2023.08.001

Mahdi, B., Al-Zurfi, N., Fuad, M. D., Abdelqader, M. A., Faez Baobaid, M., Elnajeh, M., Faisal Ghazi, H., Ibrahim, M. H., & Abdullah, M. R. (2015). Knowledge, Attitude, and Practice of Dengue Fever and Health Education Programme Among Students of Alam Shah Science School, Cheras, Malaysia. In Malaysian Journal of Public Health Medicine (Vol. 15, Issue 2).

Usman, H. B., AlSahafi, A., Abdulrashid, O., Mandoura, N., Al Sharif, K., Ibrahim, A., Ahmed, L., Shamrani, E., & Shamia, M. (2019). Effect of Health Education on Dengue Fever: A Comparison of Knowledge, Attitude, and Practices in Public and Private High School Children      of      Jeddah.       Cureus.

https://doi.org/10.7759/cureus.3809

Wirantika, W. R., & Susilowati, Y. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Perilaku Siswa dengan Persebaran Demam Berdarah Dengue (DBD di Sekolah. Jurnal Health Sains, 1(6), 427–431.

Yuniwati, C., & Khatimah, K. (2018). Pengaruh Media Audio Visual dan media Leaflet terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Masdarul Ihsan Aceh Besar Tentang HIV Aids. Jurnal Ilmiah PANNMED, 13(2), 116–120.

Volume 12, Nomor 1, Februari 2024

23