PENGARUH BERNYANYI LAGU CUCI TANGAN TERHADAP PELAKSANAAN TEKNIK MENCUCI TANGAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (5-6 TAHUN)
on
PENGARUH BERNYANYI LAGU CUCI TANGAN TERHADAP PELAKSANAAN TEKNIK MENCUCI TANGAN PADA
ANAK USIA PRASEKOLAH (5-6 TAHUN) DI PAUD KUMARA LOKA DENPASAR
Jayastri, Christin., Ns. I Dewa Ayu Ketut Surinati, S.Kep. M. Kes (1), Ns. Lilis W, S.Kep. (2) Program Studi ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Abstract. Singing method is one of the learning method by preschool student. Daily attitude very influence to the condition of the children like wash the hand. This research is purpose to know effects of singing hand wash song to hand washing implementation technique to preschool children. This reseach is pre-experiment by the program one group pre-test post test design. The total sample utilized 48 peoples with the total sampling technique. The kind of data is primier data by use the observation sheet. All the children get the lesson of health by singing method 6 times meeting and every meeting sing a song 4 time. The results of this research realize that there are of 36 children (80%) with very bad category before singing songs hand washing. And there were 24 children (53.3%) with good category. Based on analysis data by wilcoxson signed rank test show result that the obtained value p=0.000, which means the are effect of singing hand wash song to hand washing implementation technique to preschool children.
Keywords: Preschool, hand washing implementation technique
Penyakit pada dasarnya ditimbulkan oleh empat faktor, yaitu lingkungan (30%), perilaku (40%), genetik (20%), akses pada tempat pelayanan kesehatan (10%) (Sidipraptomo dalam Bararah (2011). Perilaku sehari-hari dapat memberi pengaruh sangat besar terhadap kondisi sehat seorang anak. Salah satu perilaku yang mempengaruhi kondisi sehat tersebut adalah perilaku mencuci tangan. Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan cara membersihkan tangan dan jari-jemari dengan menggunakan air atau cairan lainnya yang bertujuan agar tangan menjadi bersih. Tangan sering menjadi agen yang membawa kuman berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung atau kontak tidak langsung (Danuwirahadi, 2010).
Bibit penyakit akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh apabila tangan dalam keadaan kotor yang dapat mengakibatkan penyakit seperti diare, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), cacingan, dan demam tifoid (Anugrah, 2007). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2012) diperoleh kasus penyakit infeksi paling tinggi adalah diare dan menyerang Balita yaitu sekitar 7.975 anak. Kasus diare tertinggi di Bali adalah daerah Denpasar yaitu 1.551 anak (Dinkes, 2012).
Menurut World Health Organization (WHO), CTPS mampu mengurangi angka diare sebanyak 45% dan mampu menurunkan kasus ISPA serta flu Burung hingga 50%. (Depkes RI, 2013).
Hasil penelitian dari Ponidjan (2013) menyebutkan bahwa ada hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun dengan
terjadinya diare pada anak. Demikian pula perilaku CTPS yang tidak benar masih tinggi ditemukan pada anak usia 10 tahun ke bawah (Depkes RI, 2007). Pramono (2011) juga menyebutkan sebanyak 76,8% responden belum benar dalam perilaku cuci tangan.
Hasil penelitian Fazlin (2012) menunjukkan bahwa semakin kurang tingkat pengetahuan siswa tentang teknik mencuci tangan yang benar maka kejadian diare semakin tinggi.
Dunia anak adalah bermain dan bernyanyi, sehingga ketika anak-anak berada di sekolah TK (Taman Kanak-kanak) kegiatan tidak lepas dari bermain dan bernyanyi dengan tujuan untuk mendidik dan mengembangkan ketrampilan anak ( Lestari, 2012).
Bernyanyi merupakan salah satu unsur yang menciptakan kegembiraan dan suasana riang. Pelatihan, pembiasaan dan pedidikan pada usia dini akan lebih efektif apabila digunakan media bernyanyi. Selain tidak terkesan menggurui, memerintah atau melarang dan mudah diingat (Wiflihani, 2007).
De Porter dalam Rachmayanti (2011) mengatakan dari kutipan yang berasal dari Magnesen, berpendapat bahwa 10% kita belajar dari apa yang kita baca, 20% kita belajar dari apa yang kita dengar, 30% kita belajar dari apa yang kita lihat, 50% kita belajar dari apa yang kita lihat dan kita dengar, 70% kita belajar dari apa yang kita katakan, dan 90% kita belajar dari apa yang kita katakan dan kita lakukan.
Berdasarkan Studi Pendahuluan melalui wawancara dengan Kepala Sekolah bahwa sudah memberikan pendidikan
kesehatan tentang cuci tangan pada anak dengan metode demonstrasi, sudah ada fasilitas seperti tempat cuci tangan, sabun, dan lap. Namun anak-anak belum melakukan cuci tangan dengan maksimal.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Bernyanyi Lagu Cuci Tangan terhadap Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan pada Anak Usia Prasekolah (5-6 Tahun) di PAUD Kumara Loka Denpasar.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Pra-Eksperimen dengan rancangan One group pre-test post-test design tanpa kelompok kontrol.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa PAUD Kumara Loka Denpasar usia 5-6 tahun yang berjumlah 48 anak. Peneliti mengambil 45 anak karena tiga anak di dropped out. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Non probality sampling dengan teknik Total sampling.
Instrumen penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi pelaksanaan teknik mencuci tangan dengan menggunakan lembar observasi.
Prosedur pengumpulan dan analisis data
Sebelumnya mengajukan ijin pada pihak sekolah kemudian orang tua/wali siswa menandatangani inform consent
sebagai responden. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi pelaksanaan teknik mencuci tangan menggunakan lembar observasi sebelum dan setelah bernyanyi lagu cuci tangan.
Setelah data terkumpulkan maka data diberikan skor sesuai kategori pelaksanaan teknik mencuci tangan sebelum dan setelah bernyanyi lagu cuci tangan.
Uji statistik untuk mengetahui pelaksanaan teknik mencuci tangan sebelum bernyanyi dan setelah bernyanyi pada anak prasekolah usia 5-6 tahun dengan uji wilcoxon signed rank test dengan (tingkat kepercayaan 95%, p≤0,05).
Hasil Penelitian
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia |
Jumlah (anak) |
Presentase (%) |
5 |
19 |
42.2 |
6 |
26 |
57.8 |
Total |
45 |
100 |
Tabel 1 di atas menunjukan sebagian besar responden berusia enam tahun sebanyak 26 responden (57.8%).
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin |
Jumlah (anak) |
Presentase (%) |
Laki-laki |
25 |
55.6 |
Perempuan |
20 |
44.4 |
Total |
45 |
100.0 |
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 25 anak (55.6%).
Gambar 1 Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan pada Anak Usia Prasekolah (5-6 tahun) di PAUD Kumara Loka Denpasar
Hasil analisa data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 yang memiliki nilai lebih kecil dari α (p value<α, α=0,05), yang menunjukan pengaruh yang signifikan. Maka, dapat diartikan bahwa ada pengaruh bernyanyi lagu cuci tangan terhadap pelaksanaan teknik mencuci tangan pada anak usia prasekolah.
PEMBAHASAN
Pelaksanaan teknik mencuci tangan sebagian besar sangat buruk yaitu 80%. Hasil penelitian ini sebanding dengan pendapat Pramono (2011) menyebutkan sebanyak 76,8% responden belum benar dalam perilaku mencuci tangan. Hasil penelitian lain juga sejenis dengan hasil penelitian ini yaitu penelitian Fazlin (2012)
yang menyebutkan tingkat pengetahuan siswa tentang teknik mencuci tangan yang benar didapatkan kategori yang terbanyak adalah kategori kurang yaitu sebanyak 29 anak (39,2%).
Pendidikan kesehatan mempunyai peranan yang penting untuk mengubah perilaku. Cara tepat untuk mengubah perilaku adalah dengan cara pendekatan edukatif, salah satu kegiatan edukatif adalah bernyanyi (Mantra dalam Yuliantantri, 2013). Perilaku juga dipengaruhi oleh sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai, ketersediaan sarana dan prasarana (Green dalam Maulana, 2009).
Pelaksanaan teknik mencuci tangan setelah bernyanyi lagu cuci tangan sebagian besar termasuk dalam kategori baik 53.3%. Hasil penelitian ini sebanding dengan penelitian Iswara (2013) dengan metode bernyanyi dapat meningkatkan pengetahuan membaca, menulis dan berhitung yang dilaksanakan selama enam kali pertemuan.
Hasil analisis pelaksanaan teknik mencuci tangan sebelum dan sesudah diberikan bernyanyi lagu cuci tangan pada anak usia prasekolah menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan teknik mencuci tangan sebelum dan setelah bernyanyi lagu cuci tangan. Hal ini terbukti dengan meningkatnya pelaksanaan teknik mencuci tangan yaitu 24 responden memiliki kategori baik dalam pelaksanaan teknik mencuci tangan setelah diberikan bernyanyi lagu cuci tangan dengan presentase 53.3%. Secara deskriftif perubahan pelaksanaan teknik mencuci tangan pada anak prasekolah dapat dilihat dari rata-rata skor pelaksanaan teknik
mencuci tangan pre test dan post test, mean pelaksanaan teknik mencuci tangan sebelum bernyanyi lagu cuci tangan adalah 1.24 (tergolong kategori buruk) sedangkan mean pelaksanaan teknik mencuci tangan setelah bernyanyi lagu cuci tangan adalah 3,76 (tergolong kategori baik). Hal tersebut menunjukan ada pengaruh bernyanyi lagu cuci tangan terhadap pelaksanaan teknik mencuci tangan, dimana rata-rata pelaksanaan teknik mencuci tangan sebelum bernyanyi lagu cuci tangan lebih rendah daripada pelaksanaan teknik mencuci tangan sesudah diberikan lagu cuci tangan.
Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%, p≤ 0.05. Hasil analisa data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 yang memiliki nilai lebih kecil dari α (p value<α, α=0,05), yang menunjukan pengaruh yang signifikan. Maka, dapat diartikan bahwa ada pengaruh bernyanyi lagu cuci tangan terhadap pelaksanaan teknik mencuci tangan pada anak usia prasekolah (5-6 tahun) di PAUD Kumara Loka Denpasar.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling mendasar menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia (Depdiknas, 2006). Karena rentang usia dini merupakan rentangan usia kritis dan sekaligus strategis dalam proses pendidikan dan pembelajaran selajutnya. Usia kritis adalah saat dimana individu memperoleh rangsangan, perlakuan atau
pengaruh dari lingkungan pada saat yang tepat (Mutiah 2010).
Peningkatan pelaksanaan teknik mencuci tangan merupakan pengaruh dari bernyanyi lagu cuci tangan. Melalui kegiatan menyanyi banyak pesan-pesan pendidikan yang bisa disampaikan kepada anak. Dengan demikian maka pengetahuan dan keterampilan perilaku hidup sehat bisa disampaikan kepada anak melalui kegiatan bernyanyi. Melalui kegiatan bernyanyi apalagi kalau dilakukan bersama-sama antara pendidik dan anak maka akan tercipta suasana yang menyenangkan, sehingga pesan disampaikan pendidik mudah diserap oleh anak. Jadi metode bernyanyi bisa digunakan dalam mengembangkan perilaku hidup sehat pada anak usia dini (Ismaniar, 2010).
Belum terdapat penelitian yang serupa mengenai pengaruh bernyanyi lagu cuci tangan terhadap pelaksanaan teknik mencuci tangan pada anak prasekolah. Akan tetapi penelitian dari Iswara (2013) dapat menguatkan penelitian ini karena adanya pengaruh bernyanyi dalam meningkatkan pengetahuan tentang berhitung, menulis, dan membaca tanpa merasa ada paksaan. Penelitian dari Iswara dilaksanakan enam kali selama dua minggu. Hal ini menyatakan bahwa metode bernyanyi sangat besar pengaruhnya terhadap pengetahuan anak.
Jika dibandingkan dengan penelitian dilakukan oleh Achmad (2012) tetang pengaruh metode menyanyi terhadap motivasi belajar siswa yaitu 22 (32,43%) responden menunjukkan kategori sangat baik. Sehingga diperoleh bahwa aplikasi
metode menyanyi mempunyai pengaruh yang cukup/sedang terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini sebanding dengan pendapat Sangkanparan bahwa otak tengah sebagai tempat pengaturan motivasi, emosi dan perilaku (Sangkanparan, 2010). Hal ini diperkuat dengan pendapat Wiflihani (2007) yang menyatakan bahwa pelatihan, pembiasaan, pembelajaran dan pedidikan pada usia dini akan lebih efektif jika digunakan media bernyanyi. Selain tidak terkesan menggurui, memerintah atau melarang, juga disampaikan dengan suasana riang gembira, mudah diingat dan tidak menyakitkan hati anak.
TK (Taman Kanak-kanak) memiliki peran penting untuk mengembangkan karakter positif pada anak. Pada masa ini perkembangan anak sangat cepat dan akan berpengaruh pada masa yang akan datang sehingga perlu distimulasi agar berkembang secara optimal. Oleh karena itu pendidik perlu menggunakan metode yang kreatif dan inovatif. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah dengan nyanyian karena nyanyian menjadi bagian dari kehidupan anak selain aktivitas bermain. Metode ini dianggap lebih tepat bagi anak-anak karena terkesan gembira dan tidak membosankan. Jika nyanyian tersebut sering dinyanyikan dan didengarkan diharapkan dapat mensugesti dan mengajak anak-anak untuk memiliki karakter seperti dalam makna nyanyian tersebut (Lestari, 2012).
KESIMPULAN DAN SARAN
Sebelum bernyanyi lagu cuci tangan sebagian besar pelaksanaan teknik mencuci tangan dengan kategori sangat buruk yaitu
80%. Setelah diberikan lagu cuci sebagian besar pelaksanaan teknik mencuci tangan dengan kategori baik yaitu 53.3%. Berdasarkan uji wilcoxon signed Rank Test dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%, p≤ 0.05 diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 yang memiliki nilai lebih kecil dari α (p value<α, α=0,05), yang menunjukan pengaruh yang signifikan. Maka, dapat diartikan bahwa ada pengaruh bernyanyi lagu cuci tangan terhadap pelaksanaan teknik mencuci tangan pada anak usia prasekolah (5-6 tahun) di PAUD Kumara Loka Denpasar. Saran dalam penelitian ini untuk institusi pendidikan dan keperawatan komunitas yaitu menggunakan metode bernyanyi untuk menyampaikan pendidikan kesehatan khususnya mencuci tangan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S. (2012) . Pengaruh metode menyanyi terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI ( Pendidikan Agama Islam) di SDN 01 Rowosari Limpung Batang. Stain pekalongan.
Anugrah, H. (2007). Permasalahan umum kesehatan anak usia sekolah, (Online), (Http://Anugerah.Hendra.Or.Id/Pasc a-Nikah/3-Anak-Anak/Permasalahan-Umum-Kesehatan-Anak-Usia-Sekolah/, diakses 28 September 2013).
Bararah, V. F. (2011). Penyakit dipicu dari empat hal. News Detik, (online). (http://news.detik.com/surabaya/read /2011/07/21/070234/1685726/595/?y
992205topnews, diakses 2 oktober 2013)
Danuwirahadi, P. (2010). Efektifitas metode expository teaching terhadap perilaku mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Tesis tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Panduan Penyelenggaraan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) Kedua. Jakarta :Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Biasakan cuci tangan pakai sabun pada 5 waktu kritis, (online), (http://www.depkes.go.id/index.php/b erita/press-release/1694-biasakan-cuci-tangan-pakai-sabun-pada-5-waktu-kritis.html, diakses 2 Oktober 2013).
Depdiknas. (2006). Pedoman Pembelajaran di Taman Kanak-kanak, Dikjen Mandiknas, Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2013). Profil kesehatan provinsi Bali tahun 2010-2012. Bali: Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Fazlin, S. (2012). Tingkat pengetahuan siswa tentang teknik mencuci tangan yang benar terhadap kejadian diare di SDN 01 Pontianak Utara. Skripsi tidak diterbitkan. Program Studi
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak
Ismaniar. (2010). Metode-metode pengembangan perilaku hidup sehat anak usia dini. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 10(2): 36-41.
Iswara, P.P. (2013). Studi tentang kegiatan bernyanyi pada pembelajaran “Calistung” untuk anak usia dini di TK Sekolah Alam Bandung, Jurnal Jurusan Pendidikan Seni Musik Fakultas Pedidikan Bahasa dan Seni Universitas Indonesia, 1(3): 1-9
Lestari, dkk. (2012). Pengaruh kegiatan rutin mencuci tangan di sekolah dengan perilaku mencuci tangan anak prasekolah usia 4-6 tahun di TK Islam terpadu As-Salam kota Malang. Jurnal diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Lestari, R. (2012). Nyanyian sebagai metode pendidikan karakter pada anak. Jurnal diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Maulana, H. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: ECG
Mutiah, D. (2010). Psikologi bermain anak usia dini. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Ponidjan, T. dkk. (2013). Hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun dengan terjadinya diare pada anak usia sekolah di SD GMIM dua
kecamatan Tareran. Ejournal Keperawatan (E-Kp), Volume 1 (1): 1-8.
Pramono, dkk. (2011). Pengembangan permainan multimedia interaktif tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa sekolah dasar. Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Rachmayanti S. D. (2009). Penggunaan media panggung boneka dalam pendidikan personal hygiene cuci tangan menggunakan sabun di air mengalir. Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.
Sangkanparan, H. (2010). Keajaiban otak kanan: rahasia cara anak balita mempelajari benda, bahasa, dan manusia. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Wiflihani. (2007). Musik sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kecerdasan anak. Jurnal diterbitkan. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Yuliantantri, N. (2013). Pengaruh penerapan metode bernyanyi terhadap penguasaan kosakata bahasa inggris anak kelompok A di TK Ketintang Jaya Surabayaninda. Program Studi PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya.
Discussion and feedback