HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT KETAATAN DIET PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS
on
HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT KETAATAN DIET PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS I DENPASAR BARAT
Pratiwi, Ni Made Desy., Drs. I Dewa Made Ruspawan, S.Kp M.Biomed (1), A.A N Tarumawijaya S.KM.(2)
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Dietary adherence is behavior of patients that directed to the instructions or the instructions given in the any prescribed therapy form. For patients with diabetes mellitus, adherence was defined as the activity, volunteerism, and involvement of patients in disease management with special care that agreed especially in diet adherence. This research is including to the quantitative research model, observational analytic study (non-experimental) type. This research was conducted on July 14 through July 19, 2014 towards diabetes mellitus patients in health centers I West Denpasar. The total sample utilized 58 people with the purposive sampling technique. The test is used to determine the relationship of independent variables and the dependent variable in this study is the Spearman rank correlation test (p value <α, α = 0.05). The results of this study indicate that there is a relationship between family coping with the level of diet adherence of patients with diabetes mellitus (p value = 0.000) Based on the results of this research community nursing is expected to develop and apply a positive family coping in patients with diabetes mellitus especially in the dietary management level in order to adjust and improve the diet so that this research can be useful as a preventive action to prevent the complications of diabetes mellitus
Keywords: diet adherence, family coping, diabetes mellitus
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular kronik yang memiliki dampak komplikasi yang sangat serius. Diabetes Mellitus merupakan salah satu ancaman bagi umat manusia karena DM merupakan panyakit metabolik yang berlangsung secara kronik progresif dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa
dan lipid, serta adanya komplikasi kronik penyempitan pembuluh darah, kemunduran fungsi saraf sampai kerusakan organ tubuh (Darmono,2007). Diabetes melitus (DM) menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian penyakit tidak menular, sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat DM dan 4 persen meninggal sebelum usia 70 tahun
(Depkes, 2013). Menurut International of Diabetic Federation (IDF) menyatakan tahun 2005 di dunia terdapat 200 juta jiwa (5,1%) penderita diabetes dan akan mengalami peningkatan dalam 20 tahun kemudian yaitu tahun 2025 menjadi 333 juta jiwa (6,3%). Negara seperti India, Amerika Serikat, Jepang, China, Indonesia, Pakistan, Rusia, Banglades, Italia dan Brazil merupakan 10 negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak (Depkes RI, 2007). Menurut data dari WHO, kasus DM di Indonesia pada tahun 2000 adalah 8,4 juta orang. Indonesia menduduki peringkat empat setelah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta), Amerika Serikat (17,7 juta), dan WHO memperkirakan akan meningkat pada tahun 2030 menjadi India (79,4 juta), Cina (42,3 juta), Amerika Serikat (30,3 juta), Indonesia (21,3 juta). Jumlah penderita DM di Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030. Meningkatnya prevalensi penderita diabetes mellitus selain disebabkan karena faktor genetik, gaya hidup di daerah perkotaan saat ini yang semakin buruk seperti merokok, alkohol, dan makanan tidak sehat yang dapat menimbulkan obesitas dapat memperberat
resiko terkena diabetes mellitus yang lebih banyak terjadi. Denpasar merupakan daerah perkotaan dengan berbagai teknologi dan kemudahan yang terus berkembang salah satunya yaitu restoran cepat saji yang dapat menyebabkan meningkatnya Diabetes mellitus (DM). Kebanyakan dari pasien tidak menyadari telah mengalami diabetes mellitus karena kurangnya kesadaran sejak dini dan informasi yang tepat sehingga terjadi peningkatan jumlah dari penderita telah mengalami komplikasi akibat dari tidak menaati aturan diet (Soegondo, 2008). Salah satu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Denpasar yang peduli dengan adanya hal berhubungan dengan diabetes mellitus adalah puskesmas I Denpasar barat yang telah membuat wadah untuk pasien diabetes mellitus maupun yang ingin mengetahui tentang penyakit diabetes mellitus.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di puskesmas 1 Denpasar barat, dari data yang diperoleh jumlah kunjungan kasus diabetes mellitus pada tahun 2012 hingga 2013 mengalami peningkatan yaitu dari 130 kunjungan menjadi 215 kunjungan. Adanya
peningkatan jumlah kunjungan dikarenakan tidak terkontrolnya gula darah pasien. Dengan adanya hal tersebut puskesmas membentuk paguyuban bagi para penderita diabetes mellitus untuk menjangkau akses penderita agar dapat mengelola penyakitnya.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian.
Penelitian ini merupakan metode penelitian kuantitatif. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik yaitu suatu penelitian yang mencoba mencari hubungan antar variabel.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah populasi target yaitu seluruh anggota Paguyuban Diabetes Puskesmas I Denpasar Barat berjumlah 69 orang dan populasi terjangkau yaitu seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi. jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 58. Dengan Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik nonprobability sampling.
INSTRUMENT PENELITIAN
Jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian dengan menggunakan alat pengukuran langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono, 2011). Pengisian kuesioner koping keluarga CHIP dan kuesioner tingkat ketaatan penatalaksanaan diet dilakukan oleh anggota Paguyuban Diabetes Puskesmas I Denpasar Barat.
Prosedur Pengumpulan Dan Analisis Data
Pada subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi akan dijelaskan tujuan dan manfaat penelitian dan diberi surat pernyataan persetujuan menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini, dan menjelaskan bahwa peneliti akan menjaga kerahasiaan dari seluruh data yang nantinya didapatkan dari subjek penelitian dan subjek harus menandatangani lembar persetujuan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti akan memberikan kuesioner kepada subjek penelitian untuk dijawab dan akan menjelaskan cara pengisian instrumen pengumpulan data kepada subjek yang tersedia menjadi subjek penelitian dan mengumpulkan kembali instrumen koping keluarga dan tingkat ketaatan penatalaksanaan diet yang telah diisi oleh
subjek penelitian dan memeriksa kelengkapannya. Setelah kuesioner diisi oleh subjek penelitian, peneliti akan memberikan ucapan terima kasih atas kerjasama karena telah bersedia menjadi subjek penelitian dan bersedia menjawab wawancara yang diberikan sesuai kuesioner.
Teknik analisa data yang digunakan adalah korelasi bivarian yaitu Rank Spearman dengan (Rho) dengan tingkat kepercayaan 95% (p<0,05) dengan bantuan komputer. Korelasi Rank spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel yang memiliki skala ordinal atau variabel dengan skala interval (Sukawana, 2008).
Hasil Penelitian
Karakteristik responden pasien diabetes melitus pada penelitian ini menunjukkan data bahwa mayoritas data jenis kelamin responden yang paling banyak yaitu perempuan 40 responden (69,0%), mayoritas berusia berusia > 60 tahun sebanyak 38 responden (65,5%), memiliki durasi penyakit 1- 5 tahun sebnayak 40 responden (69,0%), dengan pendidikan memiliki pendidikan terakhir tingkat SD 23 responden (39,7%), mayoritas pasien diabetes mellitus sudah tidak bekerja sebanyak 44 responden
(75,9%). Koping keluarga pasien diabetes mellitus di Puskesmas I Denpasar Barat, dari 58 responden mayoritas pasien DM yang memiliki mekanisme koping positif yaitu sebanyak 52 responden (89,7%), dan responden memiliki mekanisme koping negatif yaitu sebanyak 6 responden (10,3%). diperoleh data ketaatan diet pasien diabetes mellitus di Puskesmas I Denpasar Barat mayoritas responden termasuk dalam kategori kurang taat diet 33 responden (56,9%), kategori taat 21 responden (36,2%), dan tidak taat 4 responden (6,9%). Nilai signifikansi p value sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 (p<0,05). Sehingga, hasil yang diperoleh pada penelitian ini bahwa H0 ditolak atau ada hubungan antara koping keluarga dengan tingkat ketaatan diet pasien diabetes mellitus di Puskesmas I Denpasar Barat
Selain nilai signifikansi analisa Spearman Rank diperoleh juga nilai correlation coefficient (r). Pada penelitian ini diperoleh nilai correlation coefficient (r) sebesar 0,482 yang artinya terdapat hubungan yang sedang dan arah hubungan positif.
PEMBAHASAN
Koping keluarga pasien diabetes mellitus di Puskesmas I Denpasar Barat, dari 58 responden mayoritas pasien DM yang memiliki mekanisme koping positif yaitu sebanyak 52 responden (89,7%). Pada penelitian ini koping keluarga yang positif menunjukkan adanya respon positif yang digunakan dalam keluarga dan subsistemnya untuk memecahkan masalah yang diakibatkan oleh suatu peristiwa atau stressor yang dalam hal ini berkaitan dengan penyakit diabetes mellitus yaitu dalam penatalaksanaan diet, karena selain pasien sendiri dalam beradaptasi, keluarga juga perlu melakukan adaptasi terkait diet agar pasien tidak terbebani. Sejalan dengan hasil penelitian ini, menurut penelitian Mamat Lukman tahun 2007 tentang strategi koping keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan TB paru di Bandung, memperoleh hasil penelitian bahwa koping keluarga yang digunakan responden dari total 150 responden didapatkan hasil 82 orang (54,67%) menggunakan koping adaptif, dan 68 orang (45,33%) menggunakan koping maladaptive dan terdapat perbedaan bermakna antara koping keluarga pada
kelompok yang mendapat bantuan dan yang tidak mendapat bantuan pengobatan. Dengan mengubah dari tingkat koping individu menjadi koping keluarga, koping menjadi lebih kompleks serta strategi koping keluarga akan berkembang dan berubah dari waktu ke waktu, sebagai respon terhadap tuntutan atau stressor yang dialami. Dalam koping keluarga dapat dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu kesehatan fisik, keyakinan/ pandangan positif, kemampuan memecahkan masalah, keterampilan sosial, dukungan sosial, dan materi (Friedman, 2003)
Berdasarkan pengolahan data dari 58 responden menunjukkan bahwa tingkat ketaatan diet pasien diabetes melitus, mayoritas pasien masuk dalam kategori kurang taat diet sebanyak 33 responden (56,9%). Pasien diabetes mellitus yang kurang patuh dan tidak patuh dapat menjadi masalah serius dan dapat meningkatkan resiko berkembangnya masalah kesehatan dan memperburuk kondisi dari penyakit Kepatuhan jangka panjang terhadap perencanaan makanan merupakan salah satu aspek yang menimbulkan tantangan dalam penatalaksanaan diabetes mellitus,
sedangkan ketidakpatuhan merupakan salah satu kendala dalam pengelolaan diabetes mellitus (WHO,2003).
Hasil penelitian ini didukung pula oleh penelitian Dewi (2012) dimana salah satu factor perilaku yang berhubungan dengan kadar gula darah pasien DM adalah praktik diet dengan nilai p = 0,004. Ini berarti ketaatan diet merupakan factor yang berkontribusi besar dalam mengontrol kadar gula darah. Dari analisis dapat disimpulkan hasil koping keluarga yang efektif atau adaptif yang dilakukan membawa dampak bagi tingkat ketaatan pasien diabetes melitus. Diharapkan melalui penelitian ini juga petugas kesehatan lebih melakukan komunikasi yang terbuka agar pasien tidak segan menceritakan segala keluhan yang nantinya dapat membantu pasien menangani masalah terkait penyakit diabetes mellitus.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil analisis menggunakan uji korelasi Spearman rank diperoleh nilai signifikansi p value sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 (p<0,05). Jika p value < 0,05 maka H0 ditolak dan jika p < 0,05 maka terdapat hubungan koping keluarga dengan ketaatan diet pasien diabetes mellitus di puskesmas I
Denpasar Barat. Selain nilai signifikansi analisa Spearman Rank diperoleh juga nilai correlation coefficient (r). Pada penelitian ini diperoleh nilai correlation coefficient (r) sebesar 0,482 yang artinya terdapat hubungan yang sedang dan arah hubungan postif dapat disimpulkan semakin baik koping keluarga pasien diabetes melitus dalam hal ini responden memiliki koping keluarga positif maka semakin baik pula tingkat ketaatan pasien diabetes mellitus. Dari hasil penelitian didapatkan masih banyak pasien DM yang kurang taat bahkan ada yang tidak taat. Diharapkan bagi pasien dapat lebih mematuhi penatalaksanaan diet secara menyeluruh. Adanya sikap optimis dari psien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan pengelolaan DM. Pasien diharapkan dapat lebih terbuka pada keluarga dan lebih sering melibatkan keluarga dalam penatalaksanaan DM agar bisa terjalin kerjasama dengan menggunakan koping keluarga yang positif agar pengelolaan DM lebih baik
Penelitian ini diharapkan dapat | |||
diaplikasikan |
dalam |
bidang |
ilmu |
keperawatan |
khususnya |
dalam |
bidang |
keperawatan |
medical |
bedah |
dan |
keperawatan komunitas yaitu koping keluarga sehingga dapat memperkaya ilmu keperawatan dan dapat memberikan informasi tentang ketaatan penatalaksanaan diet dengan koping keluarga yang positif sebagai factor yang mempengaruhi. Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengadakan penelitian yang sama diharapkan untuk menggunakan Metode penelitian wawancara yang lebih mendalam atau menggunakan observasi secara berkala (time series) untuk mendapatkan hasil yang lebih objektif khususnya dalam menentukan tingkat ketaatan diet pasien DM.
Friedman, M.M. (2003). Keperawatan Keluarga Teori Dan Praktik. Edisi Ketiga, Jakarta:EGC
Lukman, Mamat. (2007). Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi
Masalah Kesehatan TB Paru Di Bandung. (Online).
(http://repository.ipb.ac.id. diakses 25 Oktober 2013)
Sukawana, W. (2008). Pengantar statistik untuk perawat. Bahan tidak diterbitkan. Denpasar: Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar.
Sukardji. (2007). Daftar bahan makanan penukar dan perencanaan makan pada diabetes melitus dalam pedoman diet diabetes melitus. Jakarta: FKUI.
DAFTAR PUSTAKA
Darmono. (2007). Diabetes mellitus ditinjau dari berbagai aspek penyakit dalam. Semarang: CV.Agung.
Depkes RI. (2009). Tahun 2030 prevalensi diabetes melitus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang, (Online), (http://www.depkes.go.id/, diakses 05 November 2013).
Depkes RI. (2012). Kemitraan pemerintah dan swasta dalam pengendalian diabetes melitus di Indonesia,
(Online), (http:/www.depkes.go.id/index.php/b erita/press-release/2053-kemitraan pemerintah-dan-swasta-dalam-pengendalian-diabetes-melitus-di Indonesia-.html, diakses 04 Desember 2013).
Discussion and feedback