HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN RESILIENSI LANSIA SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
on
Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN RESILIENSI LANSIA SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
Gede Rionald Ariwahyu Putra*1, Putu Ayu Sani Utami1, I Gusti Ayu Pramitaresthi1 1Program Studi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana *korespondensi penulis, e-mail: rioblank31@gmail.com
ABSTRAK
Pandemi Covid-19 merupakan situasi yang rentan menimbulkan berbagai permasalahan yang dapat memicu berkurangnya resiliensi lansia. Kerentanan lansia terhadap berbagai masalah seperti kecemasan dan penyakit selama pandemi menyebabkan lansia membutuhkan dukungan dari orang lain. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dengan lansia selama pandemi. Keluarga menjadi salah satu sumber dukungan penting yang dimiliki lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan resiliensi lansia selama pandemi Covid-19. Desain penelitian adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian berjumlah 33 orang yang didapatkan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen pengambilan data menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan Connor Davidson Resilience Scale 10 items. Analisis data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan nilai correlation coefficient = 0,776 dan p-value = 0,000 (α = 0,05), artinya terdapat hubungan positif dan kuat antara dukungan keluarga dengan resiliensi lansia selama masa pandemi Covid-19. Dukungan keluarga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan resiliensi lansia. Interaksi yang adekuat dan membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari lansia perlu dilakukan keluarga agar lansia tetap merasa diperhatikan dan resiliensi mereka terjaga selama pandemi Covid-19.
Kata kunci: dukungan keluarga, pandemi covid-19, resiliensi lansia
ABSTRACT
Covid-19 pandemic is a vulnerable situation that may create a lot of problems and lead to the lower resilience level among elders. Vulnerability of elders to various problems such as anxiety and illness during pandemic causes elders need support from others. Family is the closest environment for elders during pandemic. Family is one of the important support sources for elder. This study aimed to determine the relationship between family support and elder resilience during Covid-19 pandemic. This study was a correlative descriptive study and used cross-sectional approach. Respondents of 33 people were obtained through purposive sampling technique. Data collection using family support questionnaire and Connor Davidson Resilience Scale 10 items. The data analysis used the Spearman Rank test. The study result showed correlation coefficient value = 0,776 and p-value = 0,000 (α = 0,05) which mean there were a strong positive correlation between family support and elder resilience during Covid-19 pandemic. Adequate interactions and providing daily needs for the elderly need to be carried out by the family, so that they always feel cared for and their resilience is maintained during the Covid-19 pandemic.
Keywords: covid-19 pandemic, elder resilience, family support
PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 merupakan bentuk wabah virus baru yang memiliki dampak luas mencakup hampir seluruh negara di dunia. Sejak diumumkan pertama kali oleh World Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020, situasi pandemi memberikan perubahan terhadap sebagian besar tatanan kehidupan masyarakat dunia (World Health Organization, 2020). Salah satu kelompok masyarakat yang mengalami dampak akibat adanya pandemi Covid-19 adalah kelompok lansia. Lansia sebagai salah satu kelompok rentan di situasi pandemi Covid-19 sangat berpotensi terdampak Covid-19.
Lansia berusia 80 tahun ke atas memiliki persentase kematian paling tinggi yaitu sebesar 21,9% dibandingkan rentang usia lansia yang lain, dimana lansia berusia 60-70 tahun memiliki persentase kematian 15% akibat situasi pandemi Covid-19 (Kemenkes RI, 2020). Fluktuasi kasus Covid-19 yang dialami khususnya pada lansia di Provinsi Bali semakin meningkat. Data mengungkapkan sebanyak 10.288 lansia positif terinfeksi Covid-19 dan Buleleng merupakan salah satu wilayah dengan jumlah lansia yang tinggi mengalami Covid-19 sebanyak 914 orang per tanggal 18 Februari 2022 (Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, 2022). Desa Pejarakan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang memiliki populasi lansia tertinggi yaitu 181 orang lansia dan pernah menjadi desa dengan kasus Covid-19 tertinggi kedua di Kecamatan Gerokgak dengan 87 total kasus per tanggal 15 Juni 2021 (Info Covid Buleleng, 2021). Situasi yang penuh dengan tekanan seperti pandemi Covid-19 seperti saat ini menuntut lansia yang memiliki kondisi risiko tinggi untuk dapat beradaptasi terhadap berbagai stresor yang muncul, salah satunya dengan memiliki kemampuan resiliensi diri yang baik.
Resiliensi merupakan suatu mekanisme koping pertahanan individu
terhadap situasi sulit sehingga mampu tetap memunculkan adaptasi positif pada diri individu tersebut (Chen, 2020). Resiliensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam merespon suatu keadaan dengan tetap produktif dan efektif sehingga mampu bertahan walau dalam situasi yang tidak nyaman (Lee et al., 2020).
Kemampuan resiliensi dari setiap individu dipengaruhi oleh protective factor, yang terdiri dari internal protective factor yang bersumber dari dalam diri individu dan external protective factor yang bersumber dari lingkungan luar, salah satunya adalah keluarga (Hendriani, 2018). Keluarga sebagai salah satu faktor resiliensi memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian serta pola pikir individu. Adanya dukungan dari keluarga membuat lansia merasa lebih diperhatikan serta dijaga sehingga membuat lansia merasa diterima dengan baik (Sampelan, Kundre, & Lolong, 2015). Bantuan pemenuhan kebutuhan hidup lansia sehari-hari juga menjadi bentuk perhatian anggota keluarga yang dapat memberi pengaruh positif terhadap fisik dan psikologis lansia selama pandemi Covid-19 (Rodrigues et al., 2021).
Hasil studi pendahuluan terhadap lima lansia di Desa Pejarakan diperoleh 4 dari 5 lansia tidak nyaman dan belum bisa melakukan penyesuaian diri dengan situasi pandemi Covid-19. 3 dari 5 lansia menyatakan bahwa keterikatan antara keluarga dengan lansia mulai berubah karena anggota keluarga berusaha keras beralih pekerjaan untuk fokus memenuhi hidup, lalu tekanan stres yang tinggi juga menyebabkan perhatian terhadap lansia dirasa berkurang dibandingkan sebelum terjadi situasi pandemi Covid-19.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dan resiliensi lansia khususnya dalam situasi pandemi Covid-19.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 33 lansia yang berdomisili di Banjar Dinas Marga Garuda, Desa Pejarakan, Gerokgak, Buleleng, Bali dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun kriteria inklusi dari penelitian ini, yaitu lansia yang berdomisili di Banjar Dinas Marga Garuda, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, lansia yang mampu berkomunikasi dengan jelas, dan lansia yang tinggal dengan keluarga besar. Sedangkan, untuk kriteria eksklusi penelitian ini, yaitu lansia yang memiliki riwayat masalah kesehatan mental dan lansia yang membatalkan kesediaannya sebagai responden.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian disajikan sebagai berikut.
Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2022 dengan mendatangi kediaman masing-masing responden dan menyebarkan kuesioner dukungan keluarga yang diadopsi dari penelitian sebelumnya serta Connor-Davidson Resilience Scale 10 items yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia untuk variabel resiliensi lansia yang telah valid dengan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,864.
Uji korelasi yang digunakan adalah Spearman Rank. Penelitian ini telah mendapat surat keterangan kelayakan etik dari Komisi Etik Penelitian FK Unud/RSUP Sanglah dengan nomor 1299/UN14.2.2.VII.14/LT/2022.
Tabel 1. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Usia (N = 33)
Variabel |
Minimum |
Maksimum |
Mean |
Usia |
62 |
75 |
69,45 |
Tabel 1 menunjukkan rata-rata usia 62 tahun dan usia tertua responden yaitu 75
responden dalam penelitian adalah 69,45 tahun.
tahun dengan usia termuda responden yaitu
Tabel 2. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Pekerjaan, Tingkat Pendidikan, Status
Pernikahan, dan Status Tinggal (N = 33)
Variabel |
Frekuensi |
Persentase | |
Jenis Kelamin |
Laki-Laki |
14 |
42,4% |
Perempuan |
19 |
57,6% | |
Tidak bekerja |
9 |
27,3% | |
Pekerjaan |
Petani |
14 |
42,4% |
Pedagang |
8 |
24,2% | |
Peternak |
2 |
6,1% | |
Tidak sekolah / tidak tamat SD |
6 |
18,2% | |
Tingkat pendidikan |
Tamat SD |
12 |
36,45% |
Tamat SMP |
10 |
30,3% | |
Tamat SMA |
5 |
15,2% | |
Status pernikahan |
Menikah |
25 |
75,8% |
Cerai / pasangan meninggal |
8 |
24,2% | |
Status tinggal |
Tinggal bersama keluarga besar |
24 |
72,7% |
Tinggal bersama keluarga inti |
9 |
27,3% |
Tabel 2 menunjukkan sebagian besar perempuan, yaitu sebanyak 19 orang
responden penelitian berjenis kelamin (57,6%). Sebagian besar responden memiliki
Volume 11, Nomor 5, Oktober 2023 384
pekerjaan sebagai petani yaitu sebanyak 14 menikah yaitu sebanyak 25 orang (75,8%). orang (42,4%). Sebagian besar responden Sebagian besar responden tinggal bersama adalah tamat SD yaitu sebanyak 12 orang dengan keluarga besar yaitu sebanyak 24 (36,4%). Sebagian besar responden berstatus orang (72,7%).
Tabel 3. Gambaran Dukungan Keluarga
Variabel |
Kategori Frekuensi Persentase |
Dukungan Keluarga |
Baik 4 12,1% Cukup 24 72,7% Kurang 5 15,2% |
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian responden berada pada kategori cukup yaitu
besar dukungan keluarga yang diterima sebanyak 24 orang (72,7%).
Tabel 4. Gambaran Resiliensi Lansia
Variabel |
Kategori Frekuensi Persentase |
Resiliensi Lansia |
Tinggi 7 21,2% Sedang 21 63,6% Rendah 5 15,2% |
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian berada pada kategori sedang yaitu sebanyak
besar responden memiliki resiliensi yang 21 orang (63,6%).
Tabel 5. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Resiliensi Lansia
Variabel |
Correlation Coefficient |
p-value |
Dukungan Keluarga |
0,000 | |
Resiliensi Lansia |
0,774 |
Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang kuat antara dukungan keluarga dengan resiliensi lansia yang dibuktikan dengan nilai coefficient correlation sebesar 0,774 (p value = 0,000 ;
PEMBAHASAN
Pandemi Covid-19 menjadi situasi yang membuat kerentanan terhadap menurunnya resiliensi. Hasil penelitian menunjukkan hanya 21,2% lansia memiliki resiliensi yang tinggi, 63,6% memiliki resiliensi sedang, dan masih ada yang memiliki resiliensi yang rendah sebanyak 15,2%. Meskipun demikian Zach et al (2021) menyatakan bahwa lansia pada kelompok usia 60 - 69 tahun memiliki resiliensi dan ketahanan stres yang lebih baik dibandingkan kelompok usia di atasnya.
Perubahan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari sebagai konsekuensi dari pandemi Covid-19 dapat memicu kondisi seperti kesepian, kesedihan, ketakutan, ataupun ancaman lainnya khususnya Volume 11, Nomor 5, Oktober 2023
α = 0,05). Nilai correlation coefficient yang positif menunjukkan bahwa semakin baik dukungan keluarga maka resiliensi lansia juga akan semakin tinggi.
terhadap lansia yang bisa berujung pada menurunnya resiliensi serta kegagalan lansia dalam mempertahankan kesehatannya (Plagg et al., 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Igarashi et al (2022), menunjukkan bahwa lansia mampu memunculkan resiliensi yang baik dengan tetap berinteraksi bersama orang terdekat ataupun berhubungan dengan teman-teman melalui panggilan video walaupun situasi pandemi Covid-19 masih berlangsung. Resiliensi yang baik akan memunculkan sikap yang adaptif sehingga lansia tetap mampu melewati berbagai situasi yang menyulitkan dirinya sendiri ataupun orang terdekat selama pandemi berlangsung.
Di sisi lain, dukungan keluarga merupakan suatu bentuk bantuan baik dalam bentuk informasi, penghargaan, instrumental, ataupun emosional yang diberikan oleh keluarga terhadap lansia dalam memperkuat resiliensi. Berdasarkan sebaran hasil penelitian pada variabel dukungan keluarga diketahui hanya 12,1% responden mendapatkan dukungan keluarga dalam kategori baik. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan (2020) bahwa sebanyak 96,6% lansia memperoleh dukungan keluarga yang kurang selama masa pandemi Covid-19. Apabila dikaitkan dengan situasi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini, dukungan keluarga merupakan salah satu faktor penting yang dapat membuat individu dapat beradaptasi dalam situasi yang telah mengalami banyak perubahan. Namun, penelitian yang dilakukan Putri, Zukhra, dan Hasneli (2021) menunjukkan hasil berbeda, dimana sebanyak 70% lansia mendapat dukungan keluarga dalam kategori baik selama masa pandemi. Pemberian dukungan keluarga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tahap perkembangan, tingkat pengetahuan, emosi, spiritual, praktik keluarga, sosial ekonomi, serta budaya dalam keluarga dan lingkungan sosial (Purnawan, 2008).
Di sisi lain, hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar lansia (72,7%) masih mendapat dukungan yang cukup dari pihak keluarga. Hal tersebut membuktikan bahwa ketika dihadapkan pada situasi seperti pandemi, keluarga masih tetap berusaha memberikan perhatian dan dukungan terhadap anggota keluarga khususnya lansia sebagai salah satu kelompok rentan. Kebutuhan terhadap dukungan dan jumlah dari dukungan yang diterima oleh lansia menjadi salah satu hal yang menjadi peran penting dalam menentukan status keamanan dan kesejahteraan lansia (Okumagba, 2011). Keluarga menjadi salah satu sumber kekuatan utama dari lansia dalam Volume 11, Nomor 5, Oktober 2023
menghadapi situasi sulit yang sedang terjadi serta memiliki peran penting seperti pemberian informasi dan membantu menjaga kesehatan, bersosialisasi, dan memberikan dukungan emosional terhadap lansia (Yusselda, 2016).
Uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dan resiliensi lansia. Selain itu, nilai correlation coefficient menyatakan bahwa hubungan antar variabel bersifat positif dan kuat, yaitu sebesar 0,774. Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat memperkuat resiliensi dari lansia dalam situasi sulit seperti pandemi Covid-19 (Aydogan, 2021). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Lee dan Choi (2021), yang menyatakan dukungan keluarga memiliki pengaruh yang positif terhadap resiliensi lansia.
Apabila dikaitkan dengan faktor
karakteristik responden, resiliensi yang
tercipta dapat didukung dengan lansia yang memiliki usia lebih lama dibandingkan golongan usia lainnya karena lansia memiliki lebih banyak pengalaman hidup yang membantu dalam membentuk kemampuan serta sudut pandang untuk menghadapi berbagai situasi (Yazdi-Ravandi et al., 2013). Status pernikahan dan tinggal bersama pasangannya juga menjadi salah satu faktor yang memungkinkan dalam membantu meningkatkan resiliensi lansia. Adanya pasangan hidup sebagai orang yang paling dicintai lansia membuat lansia memiliki kecenderungan untuk lebih tahan stres dan memunculkan resiliensi yang lebih baik (Aydogan, 2021). Keberadaan orangorang yang dicintai lansia juga dapat memengaruhi keyakinan lansia untuk menjaga kesehatan dirinya lebih baik dan hal tersebut dapat berpengaruh positif terhadap tingkat resiliensi lansia. Faktor status tinggal lansia juga menjadi hal lain yang dapat mendukung hasil penelitian ini. Sebagian besar lansia tinggal bersama keluarganya dan kemudahan akses antara keluarga dan lansia memungkinkan terjadinya interaksi 386
yang lebih sering sehingga mampu membuat lansia merasa lebih diperhatikan oleh orang di sekitarnya (Świderska, 2014). Kondisi tersebut juga dapat terjadi ditambah dengan situasi pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat untuk tinggal di rumah masing-masing lebih lama dari biasanya dan hal ini menyebabkan interaksi paling dekat dan sering dilakukan oleh lansia yaitu dengan keluarganya sendiri.
Keluarga yang memiliki lansia sebaiknya tetap mempertahankan interaksi
SIMPULAN
Terdapat hubungan yang kuat dengan arah korelasi positif antara dukungan keluarga dengan resiliensi lansia selama masa pandemi Covid-19. Kekuatan dari dukungan anggota keluarga diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
Aydogan, D. (2021). Understanding relational resilience of married adults in quarantine days.
Chen, L. K. (2020). Older adults and COVID-19 pandemic: Resilience matters. Archives of Gerontology and Geriatrics, 89 (January).
https://doi.org/10.1016/j.archger.2020.104124.
Cugmas, M., Ferligoj, A., Kogovšek, T., & Batagelj, Z. (2021). The social support networks of elderly people in Slovenia during the Covid-19 pandemic. PLoS ONE, 16(3 March), 1–16.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0247993.
Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng. (2022). Rincian data akumulasi kasus positif Covid-19 Kabupaten Buleleng. Laporan tidak dipublikasikan. Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng.
Hendriani, W. (2018). Protective factors in the attainment of resilience in persons with disability Faktor protektif dalam pencapaian resiliensi penyandang disabilitas. Masyarakat, Kebudayaan Dan Politik, 31(3), 291–299.
Igarashi, H., Kurth, M. L., Lee, H. S., Choun, S., Lee, D., & Aldwin, C. M. (2022). Resilience in Older Adults During the COVID-19 Pandemic: A Socioecological Approach. The Journals of Gerontology: Series B, 77(4), e64– e69. https://doi.org/10.1093/geronb/gbab058
Info Covid Buleleng. (2021). Peta Sebaran Covid-19 Kabupaten Buleleng. Available at
http://infocovid19.bulelen gkab.go.id/data/peta_sebaran. Accessed on 5
dan kedekatan yang adekuat dengan lansia. Upaya yang dapat dilakukan mengacu pada empat dimensi dukungan keluarga misalnya dengan mengoptimalkan pemberian perhatian, mendengarkan cerita dan keluhan lansia, membantu pemberian informasi kesehatan pada lansia, serta membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari lansia sehingga lansia tetap mampu mempertahankan aktivitas, kondisi kesehatan fisik dan psikologisnya.
mampu memberikan kompensasi untuk meningkatkan ketahanan diri lansia dalam menghadapi pandemi Covid-19.
September 2021.
Krendl, A. C., & Perry, B. L. (2021). The Impact of Sheltering in Place during the COVID-19 Pandemic on Older Adults’ Social and Mental Well-Being. Journals of Gerontology - Series B Psychological Sciences and Social Sciences, 76(2), E53–E58.
https://doi.org/10.1093/geronb/gbaa110
Lee, S., & Choi, Y. (2021). A Study on Family Support and Resilience of the Elderly. Journal of Advanced Researches and Reports, 1(2), 61–68.
https://doi.org/10.21742/jarr.2021.1.2.09.
Lee, S. Y., Tung, H. H., Peng, L. N., Chen, L. K., Hsu, C. I., & Huang, Y. L. (2020). Resilience among older cardiovascular disease patients with probable sarcopenia. Archives of Gerontology and Geriatrics, 86(155), 103939. https://doi.org/10.1016/j.archg er.2019.103939.
Panjaitan, B. S. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia. Jurnal Keperawatan, 2(2), 35–43.
Plagg, B., Engl, A., Piccoliori, G., & Eisendle, K. (2020). Prolonged social isolation of the elderly during COVID-19: Between benefit and damage. Archives of Gerontology and Geriatrics, 89(May), 104086.
https://doi.org/10.1016/j.archger.2020.104086.
Putri Wiraini, T., Zukhra, R. M., & Hasneli, Y. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia Pada Masa
COVID-19. Health Care: Jurnal Kesehatan, 10(1), 44–53.
https://doi.org/10.36763/healthcare.v10i1.99.
Rodrigues, R., Simmons, C., Schmidt, A. E., &
Steiber, N. (2021). Care in times of COVID-19: the impact of the pandemic on informal caregiving in Austria. European Journal of Ageing, 18(2), 195–205.
https://doi.org/10.1007/s1043 3-021-00611-z.
Sampelan, I., Kundre, R., & Lolong, J. (2015).
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-Hari Di Desa Batu Kecamatan Likupang Selatan Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 3(2), 108296.
Świderska, M. (2014). The importance of family support in old age. Pedagogika Rodziny, 4(1),
15–22. https://doi.org/10.2478/fampe-2014-
0002.
Yazdi-Ravandi, S., Taslimi, Z., Saberi, H., Shams, J., Osanlo, S., Nori, G., & Haghparast, A. (2013). The role of resilience and age on quality of life in patients with pain disorders. Basic and Clinical Neuroscience, 4(1), 24–30.
Yusselda. (2016). Dampak dukungan keluarga terhadap kualitas hidup lansia. Jurnal Keperawatan, 8(1), 9–13. Jurnal
Keperawatan, 8(1).
Zach, S., Fernandez-Rio, J., Zeev, A., Ophir, M., & Eilat-Adar, S. (2021). Physical activity, resilience, emotions, moods, and weight control, during the COVID-19 global crisis. Israel Journal of Health Policy Research, 10(1), 1–8. https://doi.org/10.1186/s13584-
021-00473-x.
Volume 11, Nomor 5, Oktober 2023
388
Discussion and feedback