ADMINISTRATION OF TRIGONA POLLEN ON ENDOMETRIAL THICKNESS IN WHITE MICE EXPOSED TO CIGARETTE SMOKE
on
Volume 15 No. 3: 354-360
Juni 2023
DOI: 10.24843/bulvet.2023.v15.i03.p02
Buletin Veteriner Udayana
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet
Terakreditasi Nasional Sinta 4, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi No. 158/E/KPT/2021
Pemberian Pollen Trigona terhadap Ketebalan Endometrium pada Tikus Putih yang Dipapar Asap Rokok
(ADMINISTRATION OF TRIGONA POLLEN ON ENDOMETRIAL THICKNESS IN WHITE MICE EXPOSED TO CIGARETTE SMOKE)
Nurul Amira1, Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi2*, Ni Luh Eka Setiasih3
-
1Mahasiswa Sarjana Pendidikan Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali Indonesia;
-
2Laboratorium Reproduksi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali Indonesia;
-
3Laboratorium Histologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali Indonesia.
*Email: [email protected]
Abstrak
Asap rokok merupakan salah satu sumber radikal bebas. Asap rokok yang terhirup dapat menyebabkan gangguan pada organ reproduksi salah satunya gangguan pada endometrium. Pengaruh radikal bebas dari asap rokok terhadap endometrium dapat dikurangi dengan pemberian antioksidan. Salah satu sumber antioksidan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat pada saat ini adalah bee pollen trigona. Secara umum bee pollen trigona mengandung banyak nutrisi, antioksidan serta fitoestrogen yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan Rangcangan Acak Lengkap menggunakan 18 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi 1 kelompok kontrol dan 2 kelompok perlakuan. Kelompok kontrol (P0) hanya dipapar dengan asap rokok, perlakuan 1 (P1) di papar dengan asap rokok dan diberi 9 mg bee pollen trigona, serta perlakuan 2 (P2) tikus dipapar dengan asap rokok dan diberikan bee pollen trigona 18 mg. Perlakuan dilakukan selama 14 hari dengan sebelumnya dilakukan masa adaptasi selama 7 hari. Setelah 14 hari dilakukan swab vagina terhadap semua tikus untuk mengetahui masa estrusnya, jika ditemukan tikus dalam masa estrus maka tikus segera dikorbankan untuk diambil sampel uterusnya dan dibuat preparat histologi dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Variabel yang diperiksa adalah ketebalan endometrium. Analisis data dilakukan dengan menguji homogenitas data, kemudian dilanjutkan dengan uji Analysis of Variance (ANOVA) dan uji Games-Howell. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata (P<0,05) pada P0, P1, dan P2. Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa pemberian bee pollen trigona dapat meningkatkan ketebalan endometrium tikus putih.
Kata kunci: Bee pollen trigona; endometrium; tikus putih (Rattus norvegicus)
Abstract
Cigarette smoke is a source of free radicals. Inhaled cigarette smoke can cause disturbances in the reproductive organs, one of which is a disorder in the endometrium. The effect of free radicals from cigarette smoke on the endometrium can be reduced by giving antioxidants. One source of antioxidants that is widely consumed by the public at this time is bee pollen trigona. In general, bee pollen trigona contains many nutrients, antioxidants and phytoestrogens that are very beneficial for the body. This study was experimental in a completely randomized design using 18 white rats (Rattus norvegicus) which were divided into 1 control group and 2 treatment groups. The control group (P0) was only exposed to cigarette smoke, treatment 1 (P1) was exposed to cigarette smoke and given 9 mg of bee pollen trigona, and treatment 2 (P2) rats were exposed to cigarette smoke and given 18 mg of bee pollen trigona. The treatment was carried out for 14 days with an adaptation period of 7 days previously. After 14 days, vaginal swabs were carried out on all rats to determine the period of estrus, if found rats in estrus, the rats were immediately sacrificed for uterine samples and histological
preparations were made with Hematoxylin-Eosin staining. The variable examined was the thickness of the endometrium. Data analysis was carried out by testing the homogeneity of the data, then continued with the Analysis of Variance (ANOVA) test and the Games-Howell test. The results of this study indicate that there is a significant difference (P<0.05) at P0, P1, and P2. From the data analysis, it can be concluded that the administration of bee pollen trigona can increase the thickness of the endometrium in white rats.
Keywords: Bee pollen trigona; endometrium; white rats
PENDAHULUAN
Indonesia menduduki peringkat ketiga negara dengan konsumsi rokok terbesar didunia setelah China dan India (WHO, 2013). Asap rokok yang terhirup dapat menyebabkan penyakit berbahaya salah satunya pada organ reproduksi yang menyebabkan gangguan seperti kemandulan (sulit untuk hamil), gangguan haid, gangguan kehamilan, perkembangan janin dan early menopause (Febriyeni, 2010). Menurut Wulandari (2016) asap utama terdiri dari 8% fase tar dan 95% fase gas. Fase gas asap rokok berisi hingga 1014 radikal bebas dan zat-zat reaktif per kepulan asap rokok. Radikal bebas dan oksidan yang terdapat pada fase gas asap rokok memiliki waktu paruh pendek namun senyawa tersebut dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan kerusakan oksidatif makromolekul. Radikal tersebut dapat menembus membran sel dan dapat menginduksi stres oksidatif (Pryor, 1997). Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas dengan antioksidan tubuh. Pada kondisi stres oksidatif, terjadi peningkatan jumlah reactive oxygen species (ROS) di dalam tubuh (Haliwell & Gutteridge, 1999). Menurut Adyttia et al. (2014) dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian asap rokok (3 batang/hari) pada tikus selama 14 hari mengakibatkan peningkatan kadar MDA. Selain itu menurut Febriyeni (2010) pengaruh asap rokok terhadap kadar hormon estradiol pada tikus putih betina hasilnya asap rokok menurunkan hormon estradiol pada tikus putih. Hormon estradiol merupakan bentuk hormon estragon yang terdapat pada hewan. Diketahui ketebalan endometrium
mengalami peningkatan seiring meningkatnya kadar estrogen. Pengaruh radikal bebas dari asap rokok terhadap endometrium dapat dikurangi dengan pemberian antioksidan.
Secara umum bee pollen trigona mengandung banyak nutrisi dan antioksidan seperti flavonoid dan Vitamin C. Komponen fenolik dari bee pollen trigona dilaporkan menunjukkan tingkat antioksidan yang tinggi untuk menangkal radikal (Carpes et al., 2007; Eraslan et al., 2009). Flavonoid berperan sebagai antioksidan yang dapat mengurangi kadar radikal bebas di dalam tubuh, sehingga kadar ROS dalam tubuh juga akan menurun. Komponen senyawa fenolik bersifat polar dan memiliki kemampuan antioksidan melalui mekanisme sebagai pereduksi, penangkap radikal bebas, pengkelat logam, peredam terbentuknya singlet oksigen serta pendonor elektron (Winarsi 2007). Selain itu fitoestrogen termasuk isoflavon, flavonol, dan lignan merupakan bahan aktif utama dari bee pollen trigona yang memiliki manfaat hormonal untuk pria dan wanita. Fitoestrogen sangat mirip dengan struktur kimia estrogen mamalia yaitu estradiol dan dapat mengikat reseptor estrogen (Sirotkin dan Harrath, 2014). Laksmi et al. (2021) mengatakan estrogen merupakan hormon pada wanita yang mengatur siklus menstruasi, kesuburan, menopause dan memiliki kontribusi yang signifikan bagi tubuh manusia. Aini et al. (2020) pada penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan fitoestrogen dalam ekstrak oncom untuk berikatan dengan reseptor estrogen menstimulasi proliferasi sel sehingga terjadi penebalan endometrium.
METODE PENELITIAN
Objek penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hewan coba berupa tikus putih betina berumur 3-4 bulan, dengan berat ± 200 gram. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus statistik RAL yaitu t (n — 1) ≥ 15, dimana t adalah jumlah perlakuan dan n adalah banyaknya ulangan tiap perlakuan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan menggunakan 6 ekor tikus, sehingga jumlah seluruh tikus yang digunakan adalah 18 ekor. Spesimen yang digunakan adalah uterus dari hewan coba yang telah diberi perlakuan.
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan yaitu bee pollen trigona dengan merek dagang K-Kelle. Metanol, giemsa, NaCl fisiologis, dan pakan mencit berupa konsentrat (HI-GRO 551 Charoen Pokphand). Untuk dosis bee pollen yang diberikan yaitu 9 mg/dosis. Menurut Laurence dan Bacharach (1964) konversi perhitungan dosis dari manusia (70kg) ke tikus (200g) yaitu sebesar 0,018. Jadi berdasarkan rumus yang ada yaitu faktor konversi dosis manusia (70kg) ke tikus (200g) = 0.018
Rancangan Penelitian
Rancangan percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan. 1 ekor tikus sebagai kontrol, dan masing-masing 9 ekor tikus untuk 2 perlakuan: P0: Tikus dirusak dengan rokok (kontrol) P1: Tikus dirusak dengan rokok dan
diberikan bee pollen 1 kali sehari (9 mg) P2: Tikus dirusak dengan rokok dan
diberikan bee pollen 2 kali sehari (2x9 mg)
Variabel Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu variabel bebas, terikat dan kendali. Variabel bebas pada penelitian ini adalah dosis bee pollen trigona dan asap rokok. Variabel kendali terdiri dari umur, jenis kelamin, berat badan, jenis makanan,
spesies, lingkungan, dan minum. Sedangkan untuk variabel terikatnya adalah endometrium tikus putih dengan melihat ketebalannya.
Analisis Data
Data yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas data. Setelah itu data dianalisis dan dibandingkan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA)-SPSS dengan taraf kepercayaan 95% nilai sig α = 0,05 dan dilanjutkan dengan uji Games-Howell.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan pengamatan ketebalan endometrium terhadap P0, P1, dan P2 didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan nyata pada ketiga perlakuan.
Hasil rerataan menunjukan bahwa ketebalan endometrium pada P2 lebih tebal dibandingkan P0 dan P1 dengan nilai rerata 951,624. Sedangkan rerataan P0 dan P1 masing-masing sebesar 452,078 dan 668,383. Hasil analisis Games-Howell juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata pada P0 dan P1 dengan nilai signifikansi 0,004 (P<0,05) , pada kelompok P0 dan P2 nilai signifikansinya yaitu 0,001 (P>0,05), dan pada kelompok P1 dan P2 yaitu 0,013 (P>0,05). Hasil analisis data statistika diatas menunjukan bahwa perlakuan dengan bee pollen berpengaruh terhadap ketebalan endometrium. Semakin tinggi jumlah bee pollen maka endometrium semakin tebal. Hasil pemeriksaan histologi sesuai kelompok perlakuan disajikan pada gambar 5.
Pembahasan
Asap rokok adalah salah satu jenis radikal bebas yang berasal dari luar tubuh. Produk radikal bebas yang dihasilkan berbentuk spesies oksigen reaktif (ROS). Pada konsentrasi tinggi ROS menghasilkan stress oksidatif yang dapat merusak struktur sel. Mekanisme kerusakan sel akibat serangan radikal bebas yang paling awal diketahui dan
terbanyak diteliti adalah peroksidasi lipid. Efek oksidatif radikal bebas terhadap lipid membran sel membentuk peroksida. Peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai, yaitu radikal bebas yang terbentuk akan selalu bereaksi dengan lipid membran sel yang lain menghasilkan radikal-radikal baru, dan berakhir dengan terbentuknya MDA yang bersifat toksik.
Tikus kontrol (P0) yang dipapar dengan asap rokok tanpa diberikan bee pollen memiliki tingkat ketebalan endometrium lebih rendah dibandingkan dengan P1 dan P2 yang dipapar dengan asap rokok dan diberikan bee pollen. Hal ini dikarenakan radikal bebas yang berasal dari asap rokok diketahui dapat merusak sel. Penyebab lain P1 dan P2 memiliki ketebalan endometrium lebih tinggi dibanding P0 yaitu dikarenakan bee pollen yang diberikan memiliki aktivitas antioksidan yang disebabkan karena adanya senyawa fenolik, dengan antioksidan yang paling banyak ditemukan pada bee pollen yaitu flavonoid dan vitamin C. Dimana senyawa tersebut dapat mencegah radikal bebas dengan cara melepaskan elektron dan berikatan dengan radikal bebas sehingga menjadi netral.
Mekanisme flavonoid sebagai antioksidan yaitu mendonorkan ion hidrogen sehingga menetralisir efek toksik dari radikal bebas. Selain itu Vitamin C juga mendonorkan elektronnya untuk mencegah senyawa-senyawa lain agar tidak teroksidasi. Aktivitas antioksidan memiliki peranan untuk perlindungan terhadap sel target dari toksisitas. Beberapa polifenol memiliki perananan sebagai antioksidan dengan menjaga sel dari kerusakan oksidatif dengan menetralkan oksidan reaktif. Dari penelitian Hanum et al. (2018) didapatkan hasil bahwa pemberian ekstrak bit merah Beta vulgaris L. yang berperan sebagai antioksidan mampu meningkatkan ketebalan endometrium pada tikus betina Rattus norvegicus yang terpapar asap rokok. Selain itu dari penelitian Tethun (2019), pemberian ekstrak etanol brokoli
yang mengandung flavonoid dapat meningkatkan jumlah arteriol
endometrium tikus putih wistar yang dipapar MSG.
Selain itu bee pollen juga mengandung fitoestrogen termasuk isoflavon, flavonol, dan lignan sebagai bahan aktif utama yang memiliki manfaat hormonal untuk pria dan wanita. Fitoestrogen sangat mirip dengan struktur kimia estrogen mamalia yaitu estradiol dan dapat mengikat reseptor estrogen (Sirotkin dan Harrath, 2014). Reseptor estrogen yang ada didalam tubuh hewan betina memiliki dua jenis reseptor yaitu, reseptor estrogen alfa (REα) dan reseptor estrogen beta (REβ). REα ini lebih banyak terdistribusi pada jaringan penyusun organ reproduksi, sedangkan REβ lebih banyak terdistribusi pada jaringan diluar organ reproduksi
Dari penelitian Aini et al. (2020), fitoestrogen juga memiliki kemampuan untuk berikatan dengan reseptor estrogen yang dapat menstimulasi proliferasi sel sehingga terjadi penebalan endometrium. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Asdhita (2018) yang menyatakan bahwa pemberian fitoestrogen dari ekstrak kecambah kacang hijau mampu meningkatkan ketebalan
endometrium. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Aini et al. (2020) dimana pada penelitiannya didapatkan hasil yaitu, peningkatan ketebalan
endometrium disebabkan oleh adanya senyawa aktif dari ekstrak oncom hitam dan ekstrak oncom merah yaitu isoflavon genistein dan daidzein yang memengaruhi ketebalan jaringan endometrium.
Hasil analisis data menunjukkan dari ketiga kelompok perlakuan terdapat perbedaan nyata. Kelompok P2, tikus diberikan 18mg bee pollen setiap harinya selama 14 hari memiliki tingkat ketebalan endometrium lebih tinggi dibandingkan dengan P1 yang hanya diberikan 9mg bee pollen. P1 memiliki ketebalan
endometrium yang lebih tinggi daripada P0 yang tidak diberikan bee pollen. Aksi fitoestrogen yang terdapat pada bee pollen
menyebabkan proliferasi lapisan endometrium, termasuk kelenjar endometrial. Hal inilah yang menyebabkan dinding uterus semakin tebal. Pada penelitian ini, diduga kandungan fitoestrogen memiliki afinitas lebih kuat pada REα yang menyebabkan distribusi pada jaringan penyusun organ reproduksi lebih banyak sehingga kerjasama antara reseptor estrogen dan fitoestrogen memicu respon seluler salah satunya pada jaringan endometrium. Kemudian, kadar estrogen pada uterus akan semakin banyak dan memicu terjadinya proliferasi sel serta peningkatan pertumbuhan kelenjar pada endometrium yang mengakibatkan lapisan endometrium menebal.
Mekanisme sintesis hormon estrogen yang bisa berpengaruh terhadap tebal endometrium yaitu melalui sintesis hormon estrogen pada sel yang ada pada endometrium. Aktivitas estrogen didalam sel terjadi ketika estrogen berikatan dengan respetor. Estrogen dan resptor kemudian mengalami difusi ke dalam nukleus dan melekat pada DNA. DNA yang berikatan dengan estrogen-reseptor merangsang sintesis dan ekspresi mRNA berupa sintesis protein sehingga aktivitas sel target naik, dan terjadi proliferasi (Johnson dan Everitt, 1988).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian asap rokok bersamaan dengan bee pollen dapat mencegah radikal bebas dan meningkatkan ketebalan endometrium.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar hormon estrogen dalam serum. Serta untuk dilakukan penelitian terhadap jumlah folikel pada tikus putih (Rattus norvegicus) untuk mengetahui korelasi antara jumlah folikel dengan ketebalan endometrium.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Balai Besar Veteriner Wilayah VI Denpasar, Laboratorium Reproduksi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adyttia A, Untari EK, Wahdaningsih S. 2014. Efek ekstrak etanol daun Premna cordifolia terhadap malondialdehida tikus yang dipapar asap rokok. J. Pharm. Sci. 1(2): 104-115.
Aini HAN, Laksmi DNDI, Setiasih NLE, Purbantoro SD. 2020. Pemberian ekstrak oncom hitam dan merah
memperpanjang siklus estrus dan
mempertebal endometrium tikus putih. J. Vet. 21(4): 558-564.
Asdhita LR. 2018. Pengaruh pemberian ekstrak kecambah kacang hijau (Phaseolus Radiatus) Terhadap Berat Uterus Dan Ketebalan Dinding Uterus Pada Kelinci New Zealand White (Orictologus Cuniculus) pasca induksi. Thesis. Universitas Brawijaya.
Carpes ST, Begnini R, Matias DAS, Masson ML. 2007. Study of preparations of bee pollen extracts, antioxidant and antiradical activity. Ciênc. Agrotec. Lavras. 31(6): 1818
1825.
Eraslan G, Kanbur M, Silici S, Liman BC, Altınordulu S, Sarıca ZS. 2009. Evaluation of protective effect of bee pollen against propoxur toxicity in rat. J. Ecotoxocol. Environ. Safety. 72(3): 931-937.
Febriyeni. 2010. Pengaruh asap rokok terhadap kadar hormon estradiol dan progesteron pada tikus putih (Rattus norvegicus). Thesis. Padang:
Universitas Andalas.
Haliwell B, Gutteridge JM. 1999. Free radicals, reactive species and toxicology. In: Free radicals in biology and med. World J. Neurosci. 1(3): 617783.
Hanum Z, Dewita, Handoko K, Nurdiana, Sriwahyuni E. 2018. Pengaruh ekstrak bit merah (Beta vulgaris L.) terhadap VEGF, dan ketebalan endometrium pada tikus (Rattus norvegicus) dipapar asap rokok. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Malang.
Johnson MH, Everitt. 1988. Essential reproduction. 3rd Ed. Blackwell Sci.
Publ. London.
Laksmi DNDI, Setiasih NLE, Trilaksana IGNB. 2021. Effect of oncom extract on the level of estrogen hormone of productive white rats. Bali Med. J. 10(2): 559-561.
Pryor WA. 1997. Cigarette smoke radicals and the role of free radicals in chemical carcinogenicity. Environ. Health Perspect. 105: 875-882.
Sirotkin AV, Harrath AH. 2014. Phytoestrogen and their effects. Eur. J. Pharmacol. 741(92014): 230-236.
Tethun, TMD. 2019. Pengaruh pemberian ekstrak etanol brokoli (Brassica oleracea) terhadap jumlah arteriol endometrium tikus putih wistar yang dipapar monosodium glutamat (MSG). Thesis. Universitas Brawijaya.
Winarsi HMS. 2007. Antioksidan alami dan radikal bebas: potensi dan
aplikasinya dalam kesehatan. Cetakan 5. Kanisius. Yogyakarta
World Health Organization. 2013. Retrived from WHO website http://www.who.int/tobacco/ surveillance/policy/country_profile/idn. p
Wulandari E. 2016. Efek ekstrak kulit buah rambutan terhadap kadar MDA dan SOD tikus yang dipapar asap rokok. Thesis. Universitas Negeri Semarang.
Tabel 1. Rerataan dan standar deviasi pada ketiga perlakuan
Perlakuan Rerataan ± standar deviasi
P0 452,08 ± 26,63a
P1 668,38 ± 90,78b
P2 951,62 ± 158,20c
Keterangan :
-
- P0 : Kontrol
-
- P1 : Perlakuan 1 (Bee pollen 9mg)
-
- P2 : Perlakuan 2 (Bee pollen 18mg)
-
- Superskrip (a, b, c) yang berbeda menunjukkan nilai yang berbeda nyata (P<0,05).
Gambar 5. Hasil pengukuran ketebalan endometrium tikus putih (Rattus norvegicus) secara mikroskopis menggunakan metode pewarnaa HE dengan perbesaran 40x. Yang ditunjukkan oleh tanda panah adalah endometrium. P0 merupakan kontrol yang tidak diberikan perlakuan dan hanya dirusak dengan asap rokok. P1 merupakan perlakuan 1, tikus dirusak dengan asap rokok dan diberikan bee pollen sebanyak 9mg. P2 merupakan perlakuan 2 yaitu tikus dirusak dengan asap rokok dan diberikan bee pollen sebanyak 18mg.
360
Discussion and feedback