Volume 13 No. 1: 57-66

Pebruari 2021

DOI: 10.24843/bulvet.2021.v13.i01.p10

Buletin Veteriner Udayana

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Terakreditasi Nasional Peringkat 3, DJPRP Kementerian Ristekdikti No. 21/E/KPT/2018, Tanggal 9 Juli 2018

Analisis Marka Gen Patogenik iutA Escherichia Coli Penyebab Colibasilosis pada Ayam Buras

(ANALYSIS OF PATHOGENIC IUTA GENE MARKERS IN ESCHERICHIA COLI CAUSES OF COLLIBACILLOSIS IN FREE-RANGE CHICKEN)

Kadek Satria Adi Marhendra1*, I Gusti Ngurah Kade Mahardika2, I Nengah Kerta Besung3, I Gusti Ketut Suarjana3

1Mahasiswa Program Profesi Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali; 2Laboratorium Virologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. Raya Sesetan, Gg. Markisa No. 6, Denpasar, Bali; 3Laboratorium Mikrobiologi Veteriner Universitas Udayana, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali. *Email: [email protected]

Abstrak

Kolibasilosis merupakan penyakit menular pada ayam yang disebabkan oleh Avian Pathogenic Escherichia coli (APEC). Kemampuan APEC untuk menyebabkan penyakit tergantung pada banyak faktor patogen, salah satunya adalah gen patogenik iutA. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sekuen DNA gen iutA APEC di Bali serta kekerabatannya dengan gen iutA dari negara lain. Penelitian ini menggunakan dua isolat APEC asal ayam buras di Kabupaten Tabanan dan Badung yang telah dimurnikan dan tersedia di Laboratorium Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. DNA isolat diisolasi dengan Chelex 10%. Produk polymerase chain reaction (PCR) disekuensing di First Base Laboratories Malaysia dengan metode Sanger’s dideoxy nucleotide termination. Kedua hasil sekuen gen iutA memiliki homologi 100% dengan panjang 250 bp. Analisis filogenik dengan 58 data gen iutA di Escherichia coli dan bakteri lain di dunia memiliki 43 situs polimorfik pada tingkat asam nukleat dan 13 di tingkat asam amino. Gen iutA asal Bali berada di dalam satu kelompok dengan gen iutA asal Brazilia (KP657535) tahun 2011, Jerman (LT599825) tahun 2016, dan Cina (CP033635) tahun 2016. Gen ini dapat digunakan sebagai marker patogenik APEC di Indonesia.

Kata kunci: Escherichia coli; APEC; gen; patogenik; iutA; filogenik

Abstract

Colibacillosis is an infectious disease in chickens caused by Avian Pathogenic Escherichia coli (APEC). The ability of APEC to cause disease depends on many pathogenic factors, one of which is the iutA pathogenic gene. This study was purposed to determine the DNA sequence of the APEC iutA gene in Bali and its kinship with the iutA gene from other countries. Two APEC isolates from free-range chicken in Tabanan dan Badung has been used. The isolates have been purified and were available at the Bacteriology Laboratory of Veterinary Medicine Faculty, Udayana University. Chelex 10% was used for DNA isolation. DNA amplification using published DNA primer has been conducted with the polymerase chain reaction (PCR) method. The PCR product was sequenced at Malaysia, First Base Laboratories using Sanger’s Dideoxy Nucleotide Termination method. The iutA gene of both isolates can be analyzed and have 250 bp in length. Both were 100% homologous. A phylogenic test using 58 DNA sequences of iutA gene from Escherichia coli and other bacteria in the world was conducted in MEGA 5.2. All data have 43 polymorphic sites of nucleotide acid and 13 polymorphic sites of amino acid. The iutA gene from Bali is in one group, with the iutA gene from Brazil (KP657535) in 2011, Germany (LT599825) in 2016, and China (CP033635) in 2016. This gene can be used as a pathogenic marker of APEC in Indonesia.

Keywords: Escherichia coli; APEC; gene; pathogenic; iutA; phylogenic.

PENDAHULUAN

Salah satu penyakit menular pada ayam adalah kolibasilosis yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E.coli) galur patogen atau Avian Pathogenic Escherichia coli (APEC). Infeksi penyakit ini dapat menimbulkan berbagai macam gangguan pertumbuhan dan dapat menyebabkan kematian (Tarmudji, 2003). Kolibasilosis menimbulkan kerugian pada peternakan ayam (Landman et al., 2014; Lau et al., 2012). Hal ini berdampak penting bagi peternakan ayam.

Kasus kolibasilosis telah dilaporkan di berbagai daerah di Indonesia. Penyakit ini telah ditemukan pada ayam petelur maupun pedaging di berbagai daerah (Tarmudji, 2003). Di Bali, penyakit ini ditemukan di peternakan ayam di berbagai kabupaten (Barus et al., 2013). Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi penyakit kolibasilosis salah satunya dengan pemberian antibiotik. Namun, pemberian antibiotik secara terus-menerus membuat kolibasilosis mudah mengalami resistensi terhadap antibiotik tertentu (Luhung et al., 2017).

Faktor gen virulensi APEC merupakan faktor yang menentukan kemampuan untuk menyebabkan penyakit. Beberapa gen ini ada di dalam plasmid. Dari beberapa gen yang ditemukan, lima gen yang umum yaitu iutA, hlyF, episomal iss, iroN, dan episomal ompT. Gen ini merupakan gen yang disebut sebagai marka patogenik dari APEC (Johnson et al., 2008). Tingkat frekuensi deteksi gen iutA berbeda-beda di berbagai negara. Gen iutA berasosiasi dengan sifat patogenis APEC, dimana frekuensi gen patogen iutA pada APEC di negara lain yaitu di Amerika Serikat sebesar 79,5% (Johnson et al., 2006), di Zimbabwe sebesar 80% (Mbangai dan Nyararai, 2015), di Cina sebesar 70,3% (Wang et al., 2015), dan di Eropa (Perancis, Spanyol, dan Belgia) sebesar 82,7% (Schouler et al., 2012). Gen iutA di E.coli galur patogen memiliki frekuensi gen iutA 79,5% dibandingkan dengan frekuensi gen iutA

pada E.coli komensal yang hanya 34,2% (Johnson et al., 2006). Frekuensi gen marka patogenik iutA APEC di Indonesia belum pernah dilaporkan.

Penelitian ini menganalisa gen patogenik iutA dari ayam buras asal Kabupaten Tabanan dan Badung, Provinsi Bali dan membandingkan gen iutA di Bali dengan gen iutA yang ada di seluruh dunia.

METODE PENELITIAN

Objek Penelitian

Sampel yang digunakan merupakan isolat E. coli yang berasal dari organ ayam buras penderita kolibasilosis dengan ciriciri bulu kusam, diare, nafsu makan menurun, kurus, pembengkakan pada daerah kepala, dan perdarahan pada jaringan subkutan. Isolat yang digunakan sebanyak dua isolat yang berasal dari Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Badung. Isolat telah positif pada media Eoisn Metylen Blue Agar (EMBA), uji TSIA, SIM, Katalase, MR, Glukosa, Laktosa dan negatif dengan uji Oksidase, SCA dan VP. Isolat didapatkan dan dimurnikan di Laboratorium Bakteriologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana

Isolasi DNA

Isolasi DNA menggunakan metode Chelex (Walsh et al., 1991). Sampel E.coli dimasukan ke dalam tabung eppendorf yang sudah berisi larutan chelex 10%. Larutan itu vortex atau shaker selama 15 detik, kemudian dimasukan ke dalam sentrifuge selama 1 menit, dipanaskan selama 60 menit pada suhu 94oC. Prosedur diulang dua kali, lalu sampel disimpan selama satu malam pada suhu 4oC. Sampel siap digunakan untuk dilakukan tindakan PCR

Uji PCR

Gen      diamflifikasi       dengan

menggunakan sepasang DNA primer iutA : iutAF5’-

GGCTGGACATCATGGGAACTGG-3’

dan              iutAR5’-

CGTCGGGAACGGGTAGAATCG -3’ untuk menghasilkan pita 302 bp (Johnson et al., 2006). DNA primer masing-masing sebanyak 0,5 µL. Metode uji PCR sesuai dengan yang dilakukan oleh Brown, 1992.

Program PCR dengan aturan suhu predenaturasi 94oC selama 7 menit, denaturasi 94oC selama 1 menit, suhu annealing 55oC selama 45 detik, dan ekstensi 75oC selama 1 menit 30 detik. Siklus tersebut dilakukan sebanyak 35 kali siklus. Setelah itu perpanjangan langkah terakhir (post ekstensi) 75oC selama 5 menit. Suhu annealing ditetapkan setelah ditentukan sebelumnya di lab Biomedik Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.

Sekuensing DNA

Hasil PCR APEC yang posistif iutA akan disekuensing DNA menggunakan metode Sanger dedeoksi termination melalui First Base Laboratories Malaysia.

Analisis Data

Hasil penelitian data sekuensing digunakan sebagai data primer. Data primer akan dilakukan analisis filogenik dan jarak genetik dengan data sekunder yang didapatkan dari gene bank dengan informasi asal negara dan kode akses (geneid). Analisis filogenik dan jarak genetik akan menggunakan program lunak analisis DNA yaitu MEGA 5.2 atau Molecular Evolutionary Genetics Analysis (Tamura et al., 2011).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Isolat E. coli asal Bali yang digunakan adalah isolat APEC dengan kode isolat E3 asal Tabanan dengan kode PCR A2984 dan isolat E7 asal Badung dengan kode PCR A2985 tahun 2018. Kedua sampel berhasil diamplifikasi dengan PCR. Hasil berupa visualisasi PCR gen iutA APEC asal ayam buras dengan panjang 300bp terlihat pada gambar 1. Hasil sekuensing kedua gen iutA yang dapat dianalisis dengan baik sepanjang 250 bp. Kedua sekuen tersebut menunjukkan urutan basa gen iutA yang

sama (homologi 100%). Hasil sekuensing gen iutA diregistrasi di genebank dengan kode akses (accession number) MK776781 dan MK776782.

Gambar 1. Elektroforesis agarosa 1% (a) Ladder Invitrogen 100 bp, (b) sampel E3 (c) sampel E7, divisulasisasi pada UV dengan pewarna ethidium bromide.

Data primer dan 58 data sekunder yang diunduh dari genebank dianalisis menggunakan metode Uweighted Pair-Group Method with Arithmetic (UPGMA) tree dengan metode bootstrap (500 pengulangan). Hasil berupa pohon filogenik ditampilkan pada gambar 2. Gen iutA dari kode akses MK776781 dan kode akses MK776782 berada dalam satu kelompok yang sama dengan gen iutA asal Brazilia (KP657535) tahun 2011, Jerman (LT599825) tahun 2016, dan Cina (CP033635) tahun 2016. Secara filogeni gen iutA E.coli dunia dikelompokkan menjadi dua kelompok besar. Pembagian kelompok genetik tersebut mempunyai dukungan nilai bootstrap yang kuat (99%). Kelompok 1 sebelah atas selanjutnya terbagi menjadi dua yaitu 1A dan 1B, sedangkan yang sebelah bawah menjadi 2A dan 2B. Pembagian 1A dan 1B mempunyai dukungan bootstrap 87%, sementara 2A dan 2B 95%. Isolat yang diperoleh dalam penelitian ini termasuk klaster 1B.

87


LM996880 Norway 2010

LS992168 Germany 2018

MK111112 Iran 2012

CP027119 France 2010

KY293686 Russia 2016

CP019055 Hongkong 2014

CP028304 Pakistan 2016

CP031295 Vietnam 2017

CP019018 Argentina 2010

CP023826 Sweden 2009

CP035377 Brazil 2015

CP026854 Slovakia 2018

CP021179 United Emirates Arab 2009

CP009579 Netherlands 2014

CP023363 UK Scotland 2002

AP018784 Japan 2007

CP035124 China 2017

CP024827 South Korea 2015

99


M CP018994 Israel 2012

MG649062 Italy 2017

CP010372 Colombia 2012

MH422552 Spain 2015

CP023145 Egypt 2016

CP006784 Denmark 2013

MH753063 Malaysia 2018

CP035516 USA 2015

CP029978 Switzerland 2018

LR130556 Australia 2018

CP022069 S.enterica USA 2011

KP119165 Canada 2014

LC056228 India 2015

CP030791 USA 1982

CP022731 Saudi Arabia 2012

CP027851 Mexico 2010

CP026643 South Korea 2017

CP025403 Qatar 2016

CP031653 UK London 2016

rl MK776782 INDONESIA (BALI) 2018

■ MK776781 INDONESIA (BALI) 2018

M CP033635 China 2016

87


KP657535 Brazil 2011

LT599825 Germany 2016

CP011331 Denmark 2011

99


CU928145 France 2008

95 CP024992 Germany 2011

CP016828 South Korea 2008

CP025707 USA 2018

CP034067 Shigella sonnei USA 2015

CP021175 Taiwan 2016

CP012693 South Korea 2003

I CU928163 France 2008

CP014092 USA 2018

CP025573 Sweden 2008

LR130564 Australia 2018

1A


1B


2A


2B


LS992185 Germany 2018

95


LM997134 Norway 2010

CP024056 Canada 2004

CP024127 China 2014

AP010960 Japan 2008

LR134080 United Kingdom 2018

LR134204 Citrobacter koseri United Kingdom 2018

0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0.00

Gambar 2. Analisis filogenetik dengan metode UPGMA sekuens gen iutA asal Tabanan (MK776781) dan Badung (MK776782) dengan data gen iutA dari berbagai negara di dunia. Tanda lingkaran hitam menandakan gen iutA Escherichia coli asal Bali.

Semua data pada MEGA lalu dibuat situs polimorfik (polymorphic sites). Hasil analisis menunjukkan 43 situs basa yang berbeda di tingkat asam nukleat (tabel 1). Pada tingkat asam amino terdapat 13 situs polimorfik (tabel 2). Berdasarkan hasil tersebut, Substitusi T108C dan T192C unik untuk klaster isolat dalam studi ini bersama

isolat KP657535 Brazilia 2011, LT599825 Jerman 2016, dan CP033635 Cina 2016. Substitusi itu termasuk mutasi bisu (silent mutation), yaitu tidak menyebabkan perubahan asam amino.

Pembahasan

Gen iutA merupakan gen patogen pada strain APEC yang merupakan reseptor untuk ferric aerobactin dalam proses penyadapan zat besi pada protein sel inang (Rodriguez-Siek et al., 2005). Gen ini ditemukan dalam persentase yang cukup tinggi dari isolat kolibasilosis unggas di berbagai negara, seperti di Amerika Serikat sebesar 79,5% (Johnson et al., 2006), di Zimbabwe sebesar 80% (Mbangai dan Nyararai, 2015), di Cina sebesar 70,3% (Wang et al., 2015), dan di Eropa (Prancis, Spanyol, dan Belgia) sebesar 82,7% (Schouler et al., 2012). Frekuensi gen ini lebih tinggi pada isolat patogen, yaitu sekitar 79,5%, dibandingkan dengan bakteri komensal, yaitu sekitar 34,2% (Johnson et al., 2006).

Dalam penelitian ini, gen iutA berhasil diamplifikasi       dengan       spesifik

menggunakan sepasang DNA primer gen iutA yang sudah dipublikasi (Johnson et al., 2006). Hasil berupa pita DNA tunggal dengan panjang sekitar 302 bp. Kemudian hasil sekuensing DNA gen iutA yang dapat dianalisis dengan baik yaitu sepanjang 250 bp.

Sekuens gen iutA sampel MK776781 dari kabupaten Tabanan dan MK776782 dari kabupaten Badung tidak memiliki perbedaan urutan basa DNA. Hal tersebut membuktikan bahwa gen iutA APEC pada ayam buras asal Tabanan dan Badung memiliki homologi DNA 100%. Hal ini dapat terjadi karena APEC yang bersirkulasi di Bali berasal dari satu asal-usul yang sama. Disamping itu, sekuen DNA makhluk hidup cenderung stabil. Tingkat mutasi DNA E. coli diperkirakan 2-8 × 10-4 (Kibota and Lynch, 1996; Boe et al., 2000).

Tabel 1. Situs polimorfik gen iutA yang dideteksi dari Escherichia coli asal Bali (MK776781 dan MK776782) dengan data yang tersedia di genbank di tingkat asam nukleat

Urutan Basa

Geneid, Negara, Tahun K


1111111111111111111222222

112234566778899990012335567888899999013444

5561495239781403785800280601016823568438235

LC056228 India 2015

CP021179 United Emirates

Arab 2009

CP018994 Israel 2012

CP019018 Argentina 2010

CP006784 Denmark 2013

CP010372 Colombia 2012

LM996880 Norway 2010 CP009579 Netherlands 2014

CP023826 Sweden 2009

MH753063 Malaysia 2018

MK111112 Iran 2012

CP022731 Saudi Arabia 2012

KP119165 Canada 2014

CP031653 UK London 2016

MH422552 Spain 2015

AP018784 Japan 2007

CP026643 South Korea 2017

CP035516 USA 2015

CP035377 Brazil 2015

LR130556 Australia 2018

CP035124 China 2017

CP031295 Vietnam 2017

CP027851 Mexico 2010

LS992168 Germany 2018

CP025403 Qatar 2016

CP019055 Hongkong 2014 CP022069 S.enterica USA 2011

KY293686 Russia 2016

CP023145 Egypt 2016

CP023363 UK Scotland 2002

CP024827 South Korea

2015

CP029978 Switzerland 2018

CP030791 USA 1982

MG649062 Italy 2017

CP028304 Pakistan 2016


1A GGTCACCGTCGCCTCAACGATCCTTGTGTGCCTCGGAGTTGAT

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A

1A


1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

1A ...........................................

CP026854 Slovakia 2018

CP027119 France 2010

MK776782 INDONESIA

(BALI) 2018

MK776781 INDONESIA

(BALI) 2018

KP657535 Brazil 2011

LT599825 Germany 2016

CP033635 China 2016


1A

1A


1B

1B

1B

1B

1B

...........................................

................... C......

...... C..........

................... C......

...... C..........

................... C......

...... C..........

................... C......

...... C..........


CP024992 Germany 2011

2A

. ACAGTAA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. . . A. .

. GA

CP016828 South Korea 2008

2A

. ACAGTAA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. . . A. .

. GA

CP011331 Denmark 2011

2A

. ACAGTAA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. . . A. .

. GA

CP025707 USA 2018

2A

. ACAGTAA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. . . A. .

. GA

CU928145 France 2008

2A

. ACAGTAA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. . . A. .

. GA

CP034067 Shigella sonnei USA 2015

2A

. ACAGTAA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. . . A. .

. GA

CP024056 Canada 2004

2B

. ACAGTGA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. A. A. .

. G.

CP024127 China 2014

2B

. ACAGTGA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. A. A. .

. G.

CP021175 Taiwan 2016

2B

. ACAGTGA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. A. A. .

. G.

CP014092 USA 2018

2B

. ACAGTGA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. A. A. .

. G.

CU928163 France 2008

2B

. ACAGTGA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. A. A. .

. G.

LM997134 Norway 2010

2B

. ACAGTGA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. A. A. .

. G.

AP010960 Japan 2008

2B

. ACAGTGA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. A. A. .

. G.

CP012693 South Korea 2003

2B

. ACAGTGA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. A. A. .

. G.

LR130564 Australia 2018

2B

. ACAGTGA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. A. A. .

. G.

CP025573 Sweden 2008

2B

. ACAGTGA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. A. A. .

. G.

LS992185 Germany 2018

2B

. ACAGTGA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. A. A. .

. G.

LR134080 United Kingdom 2018

2B

. ACAGTGA. . .

. TC. C. GA. AGTC.....

. TAC.

. A. A. .

. G.

LR134204 Citrobacter koseri United Kingdom 2018

Outg

roup A. C. G. . . GTAT. CTCG. . . AG. . CTCACA. ACTT. T. CCTG.


Keterangan: K: Kelompok; Data diseleksi dari genbank Gen iutA dari kode akses MK776781 dan kode akses MK776782 berada dalam kelompok 1B

Tabel 2. Situs polimorfik gen iutA yang dideteksi dari Escherichia coli asal Bali (A2981 dan

A2982) dengan data yang tersedia di genbank di tingkat asam amino

Urutasn Situs Asam Amino

Geneid, Negara, Tahun

K

1

2 8

2

6

3

1

3

3

3

7

4

0

6

1

6

3

6 6

5 6

8

1

8

2

LC056228 India 2015

CP021179 United Emirates Arab 2009

CP018994 Israel 2012

CP019018 Argentina 2010

CP006784 Denmark 2013

CP010372 Colombia 2012

LM996880 Norway 2010

CP009579 Netherlands 2014

1A

1A

1A

1A

1A

1A

1A

1A

R D G R T F N D A L G R F

CP023826 Sweden 2009

1A

...

..

...

..

..

.

MH753063 Malaysia 2018

1A

...

..

...

..

..

.

MK111112 Iran 2012

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

CP022731 Saudi Arabia 2012

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

KP119165 Canada 2014

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

CP031653 UK London 2016

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

MH422552 Spain 2015

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

AP018784 Japan 2007

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

CP026643 South Korea 2017

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

CP035516 USA 2015

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

CP035377 Brazil 2015

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

LR130556 Australia 2018

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

CP035124 China 2017

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

CP031295 Vietnam 2017

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

CP027851 Mexico 2010

1A

...

..

...

..

..

.

LS992168 Germany 2018

1A

...

..

...

..

..

.

CP025403 Qatar 2016

1A

...

..

...

..

..

.

CP019055 Hongkong 2014

1A

...

..

...

..

..

.

CP022069 S.enterica USA 2011

1A

...

..

...

..

..

.

KY293686 Russia 2016

1A

...

..

...

..

..

.

CP023145 Egypt 2016

1A

...

..

...

..

..

.

CP023363 UK Scotland 2002

1A

...

..

...

..

..

.

CP024827 South Korea 2015

1A

...

..

...

..

..

.

CP029978 Switzerland 2018

1A

...

..

...

..

..

.

CP030791 USA 1982

1A

...

..

...

..

..

.

MG649062 Italy 2017

1A

...

..

...

..

..

.

CP028304 Pakistan 2016

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

CP026854 Slovakia 2018

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

CP027119 France 2010

1A

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

MK776782 INDONESIA (BALI) 2018

1B

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

MK776781 INDONESIA (BALI) 2018

1B

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

KP657535 Brazil 2011

1B

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

LT599825 Germany 2016

1B

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

CP033635 China 2016

1B

.        .        .

. .

.        .        .

. .

. .

.

CP024992 Germany 2011

2A

. N .

S S

Y K .

D .

. .

Y

CP016828 South Korea 2008

2A

. N .

S S

Y K .

D .

. .

Y

CP011331 Denmark 2011

2A

. N .

S S

Y K .

D .

. .

Y

CP025707 USA 2018

2A

. N .

S S

Y K .

D .

. .

Y

CU928145 France 2008

2A

. N .

S S

Y K .

D .

..

Y

CP034067 Shigella sonnei USA 2015

2A

. N .

S S

Y K .

D .

..

Y

CP024056 Canada 2004

2B

. N .

S S

Y K .

D .

R .

.

CP024127 China 2014

2B

. N .

S S

Y K .

D .

R .

.

CP021175 Taiwan 2016

2B

. N .

S S

Y K .

D .

R .

.

CP014092 USA 2018

2B

. N .

S S

Y K .

D .

R .

.

CU928163 France 2008

2B

. N .

S S

Y K .

D .

R .

.

LM997134 Norway 2010

2B

. N .

S S

Y K .

D .

R .

.

AP010960 Japan 2008

2B

. N .

S S

Y K .

D .

R .

.

CP012693 South Korea 2003

2B

. N .

S S

Y K .

D .

R .

.

LR130564 Australia 2018

2B

. N .

S S

Y K .

D .

R .

.

CP025573 Sweden 2008

2B    .

N .

S

S Y K . D .

R .  .

LS992185 Germany 2018

2B    .

N .

S

S Y K . D .

R .  .

LR134080 United Kingdom 2018

2B    .

N .

S

S Y K . D .

R .  .

LR134204 Citrobacter koseri United Kingdom 2018

Outgroup Q

. D S

A Y K N D F

. L .

Keterangan: K: Kelompok; Data diseleksi dari genbank

Hasil analisis situs polimorfik gen iutA menunjukkan 43 situs polimorfik ditingkat asam nukleat dan 13 situs ditingkat asam amino dari 61 sekuens yang ada. Gen iutA asal Bali memiliki homologi 100% dengan gen iutA asal KP657535 Brazilia (2017), LT599825 Jerman (2016), dan CP033635 Cina (2016). Hal ini menunjukan kekerabatan gen iutA E. coli asal Bali dengan negara tersebut. Asal-usul gen iutA E. coli Bali sama dengan isolat dari tiga negara tersebut. Hal tersebut dapat terjadi karena DNA E. coli memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk mengalami mutasi

Penelitian tentang gen iutA harus dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia untuk mengetahui frekuensi gen iutA pada APEC. Kajian lebih lanjut tentang gen iutA dan gen patogenik lainnya dapat membantu untuk pengembangan obat antimikrobial yang secara khusus menargetkan E. coli patogen atau APEC. Selain itu kajian tentang gen patogenik APEC dapat membantu untuk mendiagnosis secara cepat. Kajian lebih lanjut tentang sifat gen patogenik APEC dan kerja sistem imun unggas dapat membantu untuk pengembangan vaksin APEC yang akan sangat menguntungkan peternakan ayam.

Beberapa penelitian telah mengkaji tentang vaksin kolibasilosis unggas, seperti iss-based vaccine yang berpotensi menargetkan tiga serotipe APEC yaitu O2, 078 dan O1 (Lynne et al., 2012). Vaksin Poulvac Escherichia coli yang menghilangkan gen aroA pada serotipe O78 (Uotani et al., 2017). Gen iutA memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai vaksin APEC. Hal ini dikarenakan persentase gen iutA pada isolat APEC cukup tinggi di berbagai negara.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Gen iutA dapat dideteksi dari dua isolat Avian Pathogenic Escherichia coli (APEC) asal ayam buras di Tabanan dan Badung tahun 2018. Kedua isolat tersebut mempunyai gen iutA dengan sekuen yang sama (homologi 100%). Hasil analisis filogenik gen iutA asal Tabanan dan Badung dengan gen iutA dari seluruh negara menunjukan kekerabatan dengan gen iutA isolat E. coli asal Brazilia (KP657535) tahun 2011, Jerman (LT599825) tahun 2016, dan Cina (CP033635) tahun 2016.

Saran

Penelitian dan pendataan perlu dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia tentang gen iutA dan gen patogenik APEC lainnya. Selain itu, uji biologis perlu juga dilakukan untuk mengetahui dampak gen iutA pada sifat patogenik E.coli.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih ditujukan kepada drh. Ni Made Ritha Krisna Dewi, S.KH, M.Si dan drh. Ni putu Sutrisna Dewi, S.KH selaku asisten laboratorium yang telah membantu dalam penelitian ini. Penelitian ini didanai oleh The Professor and Promotion Project, Universitas Udayana, Bali, DIPA-PNBP 2018, nomor kontrak 383-1/UN14.4.4.A/LT/2018, tertanggal 28 maret 2018.

DAFTAR PUSTAKA

Abalaka SE, Sani NA, Idoko IS, Tenuche OZ, Oyelowo FO, Ejeh SA, Enem SI. 2017 Pathological changes associated with an outbreak of colibacillosis in a

commercial broiler flock. Sokoto J. Vet. Sci. 15(3): 95-102.

Barus DO, Gelgel KTP, Suarjana IGK. 2013. Uji kepekaan bakteri escherichia coli asal ayam pedaging terhadap antibiotik doksisiklin, gentamisin, dan tiamfenikol.    Indonesia Medicus

Veterinus. 2(5): 538-545.

Brown TA. 1992. Genetics: Molecular Approach, Second Edition. Chapman & Hall, London.

Boe L, Danielsen M, Knudsena S, Petersen JB, Maymann J, Jensen PR. 2000. The frequency of mutators in populations of Escherichia coli. Mutation Res. Fund. Mol. Mechanisms Mutagenesis. 448(1): 47–55.

Guabiraba R, Schouler C. 2015. Avian colibacillosis: still many black holes. FEMS Microbiol. Letters. 362(12): 1-8.

Handoyo D, Rudiretna A. 2000. Prinsip umum dan pelaksanaan polymerase chain reaction (PCR). Unitas, 9(1):17-29

Johnson TJ, Siek KE, Johnson SJ, Nolan LK. 2006. DNA sequence of a coiv plasmid and prevalence of selected plasmid-encoded virulence genes among avian escherichia coli strains. J. Bacteriol. 188(2): 745-758.

Johnson TJ, Wannemuehler Y, Doetkott C, Johnson SJ, Rosenberg SC, Nolan LK. 2008. Identification of minumal predictors of avian pathogenic escherichia coli virulence for use as a rapid diagnostic tool. J.   Clin.

Microbiol. 46(12): 3987-3996.

Kabir SML. 2010. Avian colibacillosis and salmonellosis:   a closer look at

epidemiology, pathogenesis, diagnosis, control and public health concerns. Int. J. Environ. Res. Pub. Health. 7(1): 89114.

Kibota TT, Lynch M. 1996. Estimate of the genomic mutation rate deleterious to overall fitness in E. coli. Nature. 381(6594): 694–696.

Landman WJMM, van Eck JHH. 2016. The incidence and economic impact of the Escherichia coli peritonitis syndrome in

Dutch poultry farming. Avian Pathol. 44(5): 370-378.

Lau GL, Sieo CC, Tan WS, Ho YW. 2012. Characteristic of phage effective for colibacillosis control in poultry. J. Sci. Food Agric. 92(13): 57-63.

Luhung YGA, Suarjana IGK, Gelgel KTP. 2017. Sensitivitas isolat escherichia coli patogen dari organ ayam pedagng terinfeksi koliseptisemia terhadap oksitetrasiklin,      ampisilin     dan

sulfametoksazol. Buletin Veteriner Udayana. 9(1): 60-66.

Lynne    AM,    Kariyawasam    S,

Wannemuehler Y, Johnson TJ, Johnson SJ, Sinha AS, Lynner DK, Moon HW, Jordan DM, Logue CM, Foley SL, Nolan LK. 2012. Recombinant iss as a potential vaccine for avian colibacillosis. Avian Dis. 56(1): 192199.

Rodriguez-Siek KE, Giddings CW, Doetkott C, Johnson TJ, Nolan LK. 2005. Characterizing the APEC pathotype. Vet. Res. 36(2): 241–256.

Schouler C, Schaeffer B, Brée A, Mora A, Dahbi G, Biet F. 2012. Diagnostic strategy for identifying avian pathogenic escherichia coli based on four patterns of virulence genes. J. Clin. Microbiol. 50(5): 1673–1678.

Tabrah FL. 2011. Koch’s postulates, carnivorous cows, and tuberculosis today. Hawai‘i Med. J. 70(7): 144-148.

Tamura K, Peterson D, Peterson N, Stecher G, Nei M, Kumar S. 2011. MEGA5: molecular evolutionary genetics analysis using maximum likelihood, evolutionary distance, and maximum parsimony methods. Mol. Biol. Evol. 28(10): 2731-2739.

Tarmudji. 2003. Kolibasiolosis pada ayam: etiologi, patologi dan pengendaliannya. Wartazoa 13(2):65-73.

Uotani Y, Kitahara R, Imai T, Tsutsumi N, Sasakawa C, Nagai S, Nagano T. 2017. Efficacy of an avian colibacillosis live vaccine for layer breeder in Japan. J. Vet. Med. Sci. 79(7): 1215–1219.

Walsh SP, Metzger DA, Higuchi R. 1991.

Chelex 100 as a medium for simple extraction of DNA for PCR-based typing from forensic material. Biotechniques. 10(4): 506-513.

Wang J, Tang P, Tan D, Wang L, Zhang S, Qiu Y, Dong R, Liu W, Huang J, Chen T, Ren J, Lil C, Liu H. 2015. The pathogenicity of chicken pathogenic

escherichia coli is associated with the numbers and combination patterns of virulence-associated genes. J. Vet. Med. 5: 243-254.

Whittam TS, Wilson RA. 1988. Genetic relationships among pathogenic strains of avian Escherichia coli. Infect. Immun. 56(9): 2458–2466.

66