Buletin Veteriner Udayana

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Volume 9 No. 2: 150-155

Agustus 2017

DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.150

Sonogram Organ Mata Kucing Liar Indonesia (OCULAR SONOGRAM OF INDONESIAN STRAY CAT EYES) Mokhamad Fakhrul Ulum, Deni Noviana Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB), Jalan Agatis Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680. Telp/Faks: 0251-8623940/0251-8623940, *E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat struktur organ mata pada kucing liar Indonesia (KLI) melalui pencitraan B-mode ultrasonografi transpalpebrae. Organ mata dari delapan ekor kucing liar sehat dewasa dengan berat badan 3,0-4,0 kg dicitrakan menggunakan alat ultrasonografi tanpa sedasi ataupun anestesi. Transduser linier dengan frekuensi 7,5-15 MHz menggunakan gel ultrason ditempelkan pada kelopak mata yang tertutup. Hasil pencitraan menunjukkan struktur internal organ mata terlihat dengan tingkat ekogenisitas yang bervariasi sesuai dengan bagian yang dicitrakan. Bagian organ mata dengan sonogram hipoekoik sampai dengan hiperekoik adalah kornea, iris, badan siliari, ligamen suspensor, sclera, dan kapsul lensa mata. Bagian sonogram yang tercitrakan anekoik adalah bagian yang tersusun atas cairan yaitu kamar depan, kamar belakang, dan vitrus humor. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa B-mode ultrasonografi secara transpalpebrae dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan mata.

Kata kunci: sonogram; mata; kucing liar Indonesia

ABSTRACT

The purpose of this study was to investigate Indonesian stray cat (KLI) eyes by transpalpebrae B-mode ultrasound imaging. Eight healthy adult stray cats with 3.0-4.0 kg body weight were underwent of eyes ultrasound scanning without anesthesia or sedation. Linear ultrasound transducer with 7.5-15 MHz of frequency and ultrasound-gel were adhered directly to palpebral on the closed eyes. The results showed that the internal architecture of eyes were visible in different echogenicity according to the constituent of eyes structure. The sonograms with hypoechoic to hyperechoic parts of eyes were cornea, iris, cilliary body, suspensor ligament, sclera, and lens capsule. Moreover, anechoic parts of sonograms that having aqueous constituent were anterior chamber, posterior chamber, and vitreous humor. Based on the result, it can be concluded that B-mode ultrasound was able to assess the eyes through transpalpebral scanning.

Keyword: sonogram; ocular; Indonesian stray cat

PENDAHULUAN

Diagnosa penunjang untuk penegakan diagnosa secara radiologi menggunakan radiografi dinilai tidak mampu untuk memberikan informasi yang cukup dalam mencitrakan dan mengevaluasi struktur bagian dalam organ mata (Kealy et al., 2010). Mata merupakan organ indera yang tersusun atas jaringan lunak (Aviv and Casselman, 2005). Pencitraan radiologi menggunakan teknologi gelombang suara berfrekuensi tinggi atau disebut dengan istilah ultrasonografi mampu mencitrakan struktur organ dan jaringan lunak dengan

baik (Noviana et al., 2012). Teknologi ultrasonografi ini dapat dimanfaatkan untuk mencitrakan kondisi normal maupun patologis yang terjadi pada bagian okular maupun intra okular dari organ mata (Gelatt-Nicholson et al., 1999; Gonzalez et al., 2001).

Pencitraan ultrasonografi mampu memberikan informasi yang bermanfaat dalam rangka penegakan diagnosa untuk menentukan prognosa dan tindakan penanganan organ mata yang terbaik (Gomçalves et al., 2008). Penggunaan ultrasonografi untuk pencitraan organ mata yang mengalami kelainan seperti diabetic

retinopathy, glukoma dan hipertensi pada mata anjing (Feliciano et al., 2013; Novellas et al., 2007). Selain itu, pencitraan anatomi mata telah dilaporkan pada beberapa hewan seperti musang (HernándezGuerra et al., 2007), kapibara (MontianiFerreira et al., 2008), sinsila (Lima et al., 2010), kerbau dan unta (Kassab, 2012), domba (Mohammadi et al., 2011), kambing Saanen (Ribeiro et al., 2009), kelinci (Toni et al., 2010), buaya (Bliss et al., 2015), kakatua (Lehmkuhl et al., 2010), burung hantu (Squarzoni et al., 2010), pinguin (Bliss et al., 2015), dan elang (BeckwithCohen et al., 2015; Kuhn et al., 2015). Akan tetapi, data tentang pencitraan ultrasonografi organ mata kucing liar Indonesia (KLI) hingga saat ini sulit ditelusuri. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tampilan pencitraan menggunakan pencitraan brightness mode (B-mode) ultrasonografi pada kucing liar Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan layanan medis kesehatan organ mata bagi dunia kedokteran hewan secara umum dan Indonesia pada khususnya.

Hewan Penelitian

Penelitian ini menggunakan kucing liar Indonesia (KLI) sebanyak delapan ekor berumur dewasa berjenis kelamin jantan dengan berat badan 3,0-4,0 kg. Kucing liar ditangkap dari lingkungan di sekitar kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga, Bogor, Indonesia untuk dicitrakan struktur organ mata menggunakan B-mode ultrasonografi.

Pencitraan B-mode Ultrasonografi

Pencitraan organ mata dilakukan menggunakan alat ultrasonografi (SonoDop® S6-X, PT Karindo Alkesteron, Indonesia) dengan transduser linear berfrekuensi 7,5-15 MHz. Kucing dipegang dan dikekang secara langsung menggunakan balutan handuk dan dengan posisi yang nyaman tanpa menggunakan sedasi ataupun pembiusan (Gambar 1). Gel ultrason ditempatkan pada permukaan kelopak mata yang tertutup dan transduser ditempelkan secara langsung pada permukaan kelopak mata untuk dilakukan pencitraan. Pencitraan dilakukan pada sudut pandang transversal tegak lurus (vertikal atau horisontal) dan tangensial terhadap organ mata.

BAHAN DAN METODE


Gambar 1 Teknik pencitraan B-mode ultrasonografi secara transpalpebrae mata kucing. A. pencitraan transpalpebrae sudut pandang tangensial, B. sudut pandang horizontal, dan C. sudut pandang vertikal.

Analisis Data

Citra sonogram yang dihasilkan dari pencitraan ini selanjutnya disimpan dalam format JPG untuk dianalisa dan disajikan secara deskriptif naratif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1 menunjukkan citra sonogram organ mata kucing. Organ mata tampak sebagai struktur yang memiliki variasi ekogenisitas. Jaringan yang tersusun atas cairan tampak anekhoik,

jaringan lunak tampak hipoekoik, dan dengan derajat ekogenisitas hipoekoik jaringan keras tampak hiperekoik. Bagian sampai dengan hiperekoik meliputi kornea mata tersusun atas cairan sonogram (c), iris (i), badan siliari (cb), ligamen tercitrakan anekoik meliputi kamar depan suspensor, sclera (s), dan kapsul lensa (ac), kamar belakang (pc), dan vitreus mata (l). Sedangkan bagian yang tampak humor (v) serta pupil (p) berupa lubang hiperekoik adalah tulang orbita mata (orb). pada tepi iris (i). Bagian organ mata

Gambar 2. Sonogram B-mode ultrasonografi mata kucing. A-F. Sudut pandang transversal. D. Pembesaran bagian citra C. G, H. Sudut pandang sisi. c=kornea, v=vitreus humor, orb=orbita, ac=kamar depan, p=pupil, i=iris, s=sklera, cb=badan siliari, pc=kamar belakang, l=lensa mata, od=cakram optik.

Teknik pencitraan ultrasonografi organ mata secara transpalpebrae pada kucing liar Indonesia (KLI) telah berhasil dilakukan (Gambar 1). Citra yang dihasilkan dapat digunakan untuk mendiagnosa adanya abnormalitas pada struktur organ mata jika ditemukan adanya kelainan (Gelatt-Nicholson et al., 1999; Novellas et al., 2007).

Anatomi Bola Mata

Bola mata memiliki dua ruangan besar yang secara umum tampak sebagai tampilan anekoik secara ultrasonografi (Aviv and Casselman, 2005). Ruangan besar tersebut adalah bagian depan dan bagian belakang yang berisi cairan (Gambar 2). Bagian depan tersusun atas kornea, kamar depan, kamar belakang, iris, badan siliari, dan lensa (Lang, 2007; Schmid, 2008). Ruang depan berupa jaringan lunak tampak hipoekoik seperti

iris (i) badan siliari (cb), dan lensa (l) (Gambar 2). Sedangkan, bagian belakang tersusun atas sklera, koroid, retina, cakram optik, dan vitreus humor (Lang, 2007; Schmid, 2008). Jaringan penyusun bagian belakang tersebut seperti sklera (s), koroid (c), retina (r), cakram optik (od) juga tampak sebagai citra hipoekoik kecuali vitreus humor (v) yang tampak anekoik (Gambar 2).

Sonogram Kornea dan Kamar Depan Mata

Kornea merupakan jaringan tipis tembus cahaya pada bagian depan bola mata yang melindungi iris, pupil, dan kamar depan (Aviv and Casselman, 2005; Robinson, 1997). Citra ultrasonografi jaringan kornea (c) tampak sebagai permukaan yang sangat reflektif terhadap gelombang suara dan tampak sebagai citra garis melengkung hiperekoik yang diikuti

kamar depan (ac) yang tampak anekoik (Gambar 2).

Sonogram Iris dan Pupil

Iris merupakan jaringan tipis melingkar pada bola mata yang merespon jumlah cahaya yang masuk menuju retina dengan cara mengatur ukuran diameter pupil (Aviv and Casselman, 2005; Robinson, 1997). Batas luar iris merupakan akar yang bertaut pada sklera dan badan siliari bagian depan (Forrester et al., 2015). Sonogram iris (i) tampak sebagai hipoekoik dan pupil (p) tampak anekoik berupa lubang pada bagian tengah iris (Gambar 2).

Sonogram Sklera

Sklera (dalam    bahasa Greek

adalah skleros,   yang berarti keras)

merupakan bagian berwarna putih pada bola mata yang tidak tembus cahaya. Sklera tersusun atas jaringan fibrosa dengan lapisan bagian luarnya berupa kolagen dan serabut elastis (Aviv and Casselman, 2005; Robinson, 1997). Sonogram sklera (s) tampak sebagai tampilan hipoekoik (Gambar 2).

Sonogram Badan Siliari

Badan siliari merupakan jaringan melingkar pada bagian dalam bola mata yang tersusun atas otot siliari dan penonjolannya (Aviv and Casselman, 2005; Robinson, 1997). Badan siliari pada potongan horisontal berbentuk segitiga dan bagian epitelnya tersusun atas dua lapis jaringan. Bagian epitel tersebut memproduksi aqueous humor (Lang, 2007). Sonogram badan siliari (cb) juga tampak serupa dengan sklera (s) yang tampak sebagai citra hipoekoik (Gambar 2).

Sonogram Kamar Belakang, Lensa, dan Vitreus Humor

Lensa mata merupakan struktur cembung (biconvex) tembus cahaya, sejajar dengan kornea, dan berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk menuju retina (Lang, 2007). Lensa tersebut

dipertahankan pada tempatnya oleh ligamen suspensori (Aviv and Casselman, 2005). Ligamen suspensori merupakan cincin fibrosa yang bertaut pada tepi lensa dan terhubung dengan badan siliari. Bagian belakang dari lensa merupakan bagian vitreus humor sedangkan permukaan bagian depan dari lensa merupakan bagian aqueous humor (Aviv and Casselman, 2005). Permukaan lensa bagian belakang sedikit lebih cembung daripada permukaan belakang sedikit (Forrester et al., 2015). Sonogram lensa (l) tampak anekoik yang berbatasan dengan badan siliari (cb) yang tampak hipoekoik dan vitreus humor (v) yang tampak anekoik (Gambar 2).

Kepentingan Pencitraan Ultrasonografi Mata

Pencitraan ultrasonografi pada mata merupakan suatu pendekatan diagnostik pencitraan untuk mengevaluasi kondisi struktur organ mata yang tidak tampak pada saat pemeriksaan fisik. Kesulitan memeriksa struktur mata karena kelainan pada kelopak mata (palpebrae) oleh tumor (Conceição et al., 2010) maupun bagian depan mata yang keruh (Feliciano et al., 2013) akan menghalangi tampilan struktur organ dibelakangnya sehingga diagnosa sulit dilakukan. Kelainan bentuk anatomi, keberadaan benda asing, perdarahan, peradangan, dan kelainan lainnya juga dapat dipantau menggunakan perangkat diagnostik ultrasongrafi (Dar et al., 2014; Gallhoefer et al., 2013). Pemantauan lebih lanjut persembuhan jaringan pascaprosedur bedah pada mata dapat dipantau dengan baik menggunakan perangkat ultrasonografi (McMullen et al., 2010).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Teknik pencitraan B-mode ultrasonografi secara transpalpebrae sangat mudah dilakukan pada kucing. Jaringan penyusun struktur bola mata dapat dicitrakan dengan baik. Tampilan

Buletin Veteriner Udayana

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet ekogenisitas bagian organ mata memiliki tingkat yang berbeda mulai dari hiper-, hipo- dan anekoik yang sesuai dengan jenis jaringan penyusunnya.

Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian lanjutan berkaitan dengan citra sonogram mata KLI adalah analisa ukuran morfologi mata (biometry) pada kucing dengan umur berbeda dan penggunaan alat ultrasonografi 3D atau 4D (live 3D) untuk mencitrakan mata.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan di Divisi Bedah dan Radiologi yang telah membantu menyediakan kucing dan kepada PT Karindo Alkesteron yang telah menyediakan alat ultrasonografi SonoDop S6-X dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aviv R, Casselman J. 2005. Orbital imaging: part 1. Normal anatomy. Clinical Radiology 60(3): 279-287.

BeckwithCohen   B, Horowitz I,

BdolahAbram T, Lublin A, Ofri R.

2015. Differences in ocular parameters between diurnal and nocturnal        raptors.         Vet

Ophthalmology 18(s1): 98-105.

Bliss CD, Aquino S, Woodhouse S. 2015. Ocular findings and reference values for selected ophthalmic diagnostic tests in the macaroni penguin (Eudyptes chrysolophus) and southern rockhopper penguin (Eudyptes    chrysocome).     Vet

Ophthalmology 18(s1): 86-93.

Conceição LFd, Ribeiro AP, Piso DYT, Laus JL. 2010. Considerations about ocular neoplasia of dogs and cats. Ciência Rural 40(10): 2235-2242.

Dar M, Tiwari D, Patil D, Parikh P. 2014.

B-scan ultrasonography of ocular

abnormalities: a review of 182 dogs. Iranian J Vet Res 15(2): 122-126.

Feliciano M, Abrahim M, Peixoto R, Yasunaga K, Vicente W, Galera PD. 2013. Contribution of ocular B-mode and triplex Doppler in the evaluation of 10 Poodle dogs with cataracts. Arquivo Brasileiro de Medicina Veterinária e Zootecnia 65(2): 359363.

Forrester JV, Dick AD, McMenamin PG, Roberts F, Pearlman E. 2015. The eye:  basic sciences in practice.

Elsevier Health Sciences:

Gallhoefer NS, Bentley E, Ruetten M, Grest P, Haessig M, Kircher PR, Dubielzig RR, Spiess BM, Pot SA. 2013.       Comparison       of

ultrasonography and histologic examination for identification of ocular diseases of animals: 113 cases (2000–2010). J Am Vet Med Assoc 243(3): 376-388.

Gelatt-Nicholson K, Gelatt K, MacKay E, Brooks D, Newell S. 1999. Doppler imaging of the ophthalmic vasculature of the normal dog: blood velocity     measurements     and

reproducibility. Vet Ophthalmology 287-96.

Gomçalves GF, Pippi NL, Leme MC, Custódio AT, da SILVA AV, Romagnolli P, Pachaly JR, Bottin JMP, dos Reis Livero FA. 2008. Correlação entre a pressão arterial média e o fluxo sangüíneo na artéria oftalmica externa em gatos (felis catus linnaeus, 1758). Brazilian J Vet Res Anim Sci 45(1): 57-66.

Gonzalez E, Rodriguez A, Garcia I. 2001. Review of ocular ultrasonography. Vet Radiology & Ultrasound 42(6): 485-495.

HernándezGuerra   A, Rodilla V,

LópezMurcia  M. 2007. Ocular

biometry in the adult anesthetized

ferret (Mustela putorius furo). Vet Ophthalmology 10(1): 50-52.

Kassab A. 2012. Ultrasonographic and Macroscopic Anatomy of the Enucleated Eyes of the Buffalo (Bos bubalis) and the OneHumped Camel (Camelus dromedarius) of Different Ages. Anat Histol Embryol 41(1): 711.

Kealy JK, McAllister H, Graham JP. 2010. Diagnostic      radiology     and

ultrasonography of the dog and cat. Elsevier Health Sciences:

Kuhn SE, Hendrix DV, Jones MP, Ward DA, Baine KH, Franklin SR. 2015. Biometry,     keratometry,     and

calculation of intraocular lens power for the bald eagle (Haliaeetus leucocephalus). Vet Ophthalmology 18(s1): 106-112.

Lang GK. 2007. Ophthalmology: A Pocket Textbook Atlas; revised and enlarged-With 510 illustrations & 50 tables. Thieme:

Lehmkuhl RC, Almeida MF, Mamprim MJ, Vulcano LC. 2010. Bmode ultrasonography biometry of the Amazon Parrot (Amazona aestiva) eye. Vet Ophthalmology 13(s1): 2628.

Lima L, MontianiFerreira F, Tramontin M, Leigue dos Santos L, Machado M, Ribas Lange R, Helena Abil Russ H. 2010. The chinchilla eye: morphologic           observations,

echobiometric findings and reference values for selected ophthalmic diagnostic tests. Vet Ophthalmology 13(s1): 14-25.

McMullen RJ, Davidson MG, Campbell NB, Salmon JH, Gilger BC. 2010. Evaluation of 30-and 25-diopter intraocular lens implants in equine eyes after surgical extraction of the lens. Am J Vet Res 71(7): 809-816.

Mohammadi SF, Mazouri A, Jabbarvand M, Rahman-A N, Mohammadi A. 2011. Sheep practice eye for ophthalmic surgery training in skills laboratory. J Cataract & Refractive Surgery 37(6): 987-991.

MontianiFerreira F, Truppel J, Tramontin MH, D’Octaviano Vilani RG, Lange RR. 2008. The capybara eye: clincial tests, anatomic and biometric features. Vet Ophthalmology 11(6): 386-394.

Novellas R, Espada Y, De Gopegui RR. 2007. Doppler ultrasonographic estimation of renal and ocular resistive and pulsatility indices in normal dogs and cats. Vet Radiology & Ultrasound 48(1): 69-73.

Noviana D, Aliambar SH, Ulum MF, Siswandi R. 2012. Small animal diagnostic ultrasound [Diagnosis ultrasonografi pada hewan kecil]. IPB Press. Bogor: pp.3-8.

Ribeiro AP, Silva ML, Rosa JP, Souza SF, Teixeira IA, Laus JL. 2009. Ultrasonographic and echobiometric findings in the eyes of Saanen goats of different ages. Vet Ophthalmology 12(5): 313-317.

Robinson K. 1997. Dictionary of eye terminology. The British J Ophthalmology 81(11): 1021.

Schmid V. 2008. Imaging of the Eye and Orbit. Diagnostic Ultrasound in Small Animal Practice, 278-300.

Squarzoni R, Perlmann E, Antunes A, Milanelo L, De Moraes Barros PS. 2010. Ultrasonographic aspects and biometry of Striped owl’s eyes (Rhinoptynx     clamator).     Vet

Ophthalmology 13(s1): 86-90.

Toni MC, Meirelles AÉWB, Gava FN, Camacho AA, Laus JL, Canola JC.

2010. Rabbits’ eye globe sonographic     biometry.      Vet

Ophthalmology 13(6): 384-386.

155