STUDI FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM PADA INVESTOR DI KOTA DENPASAR
on
BULETIN S1UD1 EKONOMI
BULETIN STUDI EKONOMI
Available online at https://ojs.unud.ac.id/index.php/bse/index
Vol. 27 No. 1, Februari 2022, pages: 79-100
ISSN : 1410-4628
e-ISSN: 2580-5312

STUDI FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM PADA INVESTOR DI KOTA DENPASAR
Made Intan Berliana Lestari Dewi1 Ni Luh Putu Wiagustini2
Article history: Abstract
Submitted:
18 Februari 2022 Revised:
26 Februari 2022 Accepted:
26 Februari 2022
Keywords:
Investment Decision;
Financial Literacy;
Locus of Control;
Psychological Factors;
Demographic Factors.
Kata Kunci:
Keputusan Investasi;
Literasi Keuangan;
Locus of Control;
Faktor Psikologis;
Faktor Demografis
Koresponding:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia
Email:
This study aims to determine the effect of financial literacy, locus of control, psychological factors, and demographic factors on stock investment decisions. The population of this study is stock investors listed on the Indonesia Stock Exchange and located in Denpasar City. The number of samples taken was 100 respondents, based on the purposive sampling technique, and collected by using a questionnaire. The analytical method used is PLS-based SEM with SmartPLS 3.0 application. The results showed that financial literacy, locus of control, psychological factors, and demographic factors had a significant positive influence on stock investment decisions. Female investors and investors with a young age are more daring to make investment decisions. Based on the results of this study, stock investors in Denpasar City have considered financial literacy, locus of control, psychological factors, and demographic factors in making stock investment decisions to avoid investment risks and get high returns.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan, locus of control, faktor psikologis dan faktor demogafis terhadap keputusan investasi saham. Populasi penelitian ini adalah investor saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, dan berlokasi di Kota Denpasar. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 100 responden, berdasarkan teknik purposive sampling, serta dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah SEM yang berbasis PLS dengan aplikasi SmartPLS 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan, locus of control, faktor psikologis dan faktor demogafis memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap keputusan investasi saham. Investor wanita dan investor yang berusia muda lebih berani mengambil keputusan investasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, investor saham di Kota Denpasar sudah mempertimbangkan literasi keuangan, locus of control, faktor psikologis, dan faktor demografis dalam membuat keputusan investasi sahamnya agar terhindar dari risiko investasi dan mendapatkan return yang tinggi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia2 Email: wiagustini@unud.ac.id
PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang, kondisi perekonomian sudah mengalami perkembangan yang pesat, sehingga membuat setiap individu harus memiliki kemampuan untuk mengelola sumber keuangan yang dimiliki. Dengan adanya perencanaan tersebut, maka individu tidak akan lagi bimbang dalam memutuskan akan berinvestasi atau tidak. Pengetahuan dan pemahanan tentang instrumen keuangan harus dimiliki untuk memaksimalkan penggunaan produk-produk keuangan yang ada, sehingga keputusan investasi yang tepat dapat diambil oleh setiap investor (Safryani et al., 2020).
Investasi adalah penanaman sejumlah dana yang dimiliki dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan (Tandelilin, 2017). Salah satu pentingnya melakukan investasi yaitu keinginan untuk mengembangkan atau menambah aset dan adanya kebutuhan di masa mendatang. Keputusan investasi merupakan keputusan investor dalam mengalokasikan dana yang dimiliki pada jenis-jenis investasi yang ada untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Ariani et al., 2016). Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi (Tandelilin, 2017), yang berarti, semakin besar return yang diharapkan, maka akan semakin besar pula risiko yang harus dihadapi.
Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut sebagai pemegang saham. Saham merupakan instrumen pasar modal yang paling diminati
investor karena memberikan tingkat pengembalian yang menarik (Fahmi, 2017). Investasi pada saham merupakan investasi yang berisiko karena ketidakpastian tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi saham. Keputusan investasi terkait perdagangan saham seperti: beli, jual, pilihan saham, lamaya waktu untuk memegang saham, dan volume saham untuk diperdagangkan. Membuat keputusan keuangan yang mampu mencapai tujuan keuangan merupakan salah satu masalah yang dihadapi investor. Dengan mengambil suatu keputusan investasi, investor akan mempertimbangkan risiko dari investasi tersebut dan mengharapkan adanya tingkat pengembalian (return) dan risiko yang bersedia diambil.
Peningkatan investasi di pasar modal merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pergerakan indeks yang meningkat. Berdasarkan data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia per 29 Desember 2020, tercatat jumlah investor di Indonesia naik lebih dari 50 persen menjadi 3.871.248 SID dari tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, investor saham meningkat sebesar 53 persen, menjadi sejumlah 1,68 juta SID pada tahun 2020. Walaupun di tengah pandemi Covid-19 sekalipun, pasar saham masih tetap bertahan dan malah menunjukkan peningkatan jumlah investor. Peningkatan jumlah investor di masa pandemi Covid-19 di Indonesia didominasi oleh investor domestik yang berumur di bawah 30 tahun (milenial) yang tercatat sebanyak kurang lebih 54,8 persen dari total investor. Peningkatan jumlah investor di pasar keuangan dapat terjadi di antaranya karena pasar keuangan memberikan
harapan tingkat keuntungan yang relatif tinggi. Akan tetapi, terdapat berbagai hambatan dalam meraih return investasi yang diharapkan investor mengingat investasi di pasar modal, terutama saham, memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi, sehingga relatif berisiko.
Dalam proses pengambilan keputusan investasi, investor perlu memiliki pengetahuan tentang pengelolaan sumber keuangan yang dimiliki. Dari pengelolaan sumber keuangan itulah mereka akan mendapatkan keputusan apakah sumber tersebut akan dialokasikan untuk melakukan investasi atau tidak (Windayani & Krisnawati, 2019). Investor dalam membuat keputusan investasi juga dapat dipengaruhi oleh perilaku pasar ataupun perilaku investor itu sendiri yang rasional maupun yang tidak rasional (Rasheed et al., 2018). Dalam teori keuangan konvensional yang dikemukakan oleh Markowitz (1952), dikatakan bahwa investor itu sangat tidak rasional dan bertindak sebagai pemaksimal kekayaan dalam keputusan keuangan.
Selain itu, Fama (1970) menyatakan bahwa Hipotesis Pasar Efisien adalah inti dari keuangan tradisional, yang mengasumsikan bahwa semua informasi yang diberikan kepada investor itu gratis atau tanpa biaya. Akan tetapi, jika kita mengamati proses pengambilan keputusan investasi oleh investor di dunia nyata, terkadang investor itu berperilaku tidak rasional (Rasheed et al., 2018). Hal inilah yang dapat menyebabkan masalah pada pasar dan mendorong harga saham menjauh dari nilai wajarnya. Fenomena ini kemudian dipelajari selama
beberapa dekade terakhir dan dikenal dengan sebutan “Behavioral finance” (Abul, 2019).
Behavioral finance adalah ilmu yang memahami dan menjelaskan perbedaan perilaku investor dan pasar pada kenyataan dengan teori yang berkembang (Pompian, 2012). Behavioral finance tidak hanya berhubungan dengan landasan teori keuangan dan hukum ekonomi yang ada, tetapi cenderung dipengaruhi dan/atau berdasarkan faktor psikologi. Faktor psikologis inilah yang dinilai dapat menyebabkan investor melakukan hal yang tidak rasional dan tidak dapat diprediksi saat mengambil keputusan investasi. Nofsinger mengemukakan bahwa dalam behavioral finance, pengambilan keputusan bagi pengusaha dan pasar keuangan itu dipengaruhi oleh faktor psikologis (Rasyid et al., 2018).
Para investor umumnya kurang mampu secara objektif mengevaluasi risiko dan pengembalian perusahaan, serta cenderung bias secara emosional terhadap keputusan perdagangan yang dibuat. Ada beberapa dari mereka yang membuat keputusan dengan tergesa-gesa, atau bahkan ada yang terlalu berhati-hati dalam membuat keputusan (Rebellow & Suri, 2019). Dalam behavioral finance, terdapat dua sub-topik pembahasan, yakni behavioral finance micro yang mengatur bahwa manusia itu dalam membuat keputusan ekonomi sangat rasional di setiap saat, serta behavioral finance macro yang mendeteksi dan menggambarkan bagaimana behavioral finance dapat menjelaskan anomali/ penyimpangan pada efficient market hypothesis (Pompian, 2012). Dalam behavioral finance, terdapat dua teori yang menjadi komponen dasar, yakni teori
heuristic dan teori prospek (Usman & Wulandari, 2019).
Gambar 1.
Kerangka Konseptual
Dalam membuat keputusan investasi, investor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Baihaqqy et al., (2020) menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan investasi secara positif signifikan adalah literasi keuangan. Literasi keuangan adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam keuangan agar mereka dapat mengelola sumber keuangan pribadi yang dimiliki dengan lebih baik (Roestanto, 2017). Literasi keuangan juga didefinisikan sebagai keterampilan dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan keuangan yang dimiliki, sehingga dapat bermanfaat dalam upaya pencapaian kesejahteraan (Hidayah et al., 2021). Semakin tinggi tingkat literasi keuangan yang dimiliki oleh investor, maka pengambilan keputusan investasi investor tersebut akan lebih rasional.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Baihaqqy et al., (2020), yang bertujuan untuk meneliti pengaruh literasi keuangan
terhadap keputusan investasi di masyarakat Indonesia dibandingkan dengan penelitian di negara maju dan negara emerging market lainnya, didapatkan hasil bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Penelitian yang dilakukan oleh Hasanuh & Putra (2020) mengenai pengaruh literasi keuangan dan sikap keuangan terhadap keputusan investasi individu, hasil tersebut menyatakan bahwa literasi keuangan berpengaruh positif terhadap keputusan investasi individu. Putri & Hamidi (2019); HC & Gusaptono (2020); Safryani et al., (2020); Suprasta & Nuryasman (2020); Li et al., (2020); Kawamura et al., (2021) menemukan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi. Putri & Simanjuntak (2020) dalam penelitiannya menyatakan bahwa literasi keuangan menjadi salah satu faktor yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan investasi yang dilakukan Ibu Rumah Tangga di Surabaya.
Hipotesis 1: Literasi keuangan
berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan investasi saham.
Locus of control adalah cara pandang seseorang pada suatu peristiwa apakah seseorang dapat mengendalika peristiwa yang terjadi atau tidak (Rasyid et al., 2018). Locus of control merupakan keyakinan individu mengenai sumber penyebab dari peristiwa-peristiwa yang dialami hidupnya. Seseorang juga dapat memiliki keyakinan bahwa ia mampu mengatur kehidupannya, atau justru orang lainlah yang mengatur kehidupannya, bisa juga ia berkeyakinan faktor nasib, keberuntungan, atau kesempatan yang Buletin Studi Ekonomi 82
mempunyai pengaruh besar dalam kehidupannya. Rotter mengemukakan bahwa dalam orientasinya locus of control dibagi menjadi dua, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal (Ariani et al., 2016). Seseorang dengan locus of control internal memiliki kepercayaan diri lebih pada dirinya dan meyakini bahwa semua yang terjadi tergantung pada dirinya sendiri. Sedangkan sebaliknya, pada seseorang yang memiliki locus of control eksternal, ia akan meyakini bahwa semua kejadian bergantung pada takdir dan lingkungan sekitarnya.
Rasyid et al., (2018) dengan penelitiannya mengenai pengaruh locus of control, pengetahuan keuangan, dan pendapatan terhadap pengambilan keputusan investasi, menemukan hasil bahwa locus of control memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan investasi. Putri & Simanjuntak (2020) yang melakukan penelitian mengenai efek motivasi, locus of control, dan literasi keuangan pada keputusan investasi, menemukan hasil bahwa locus of control memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap keputusan investasi. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad & Shah (2020); Suprasta & Nuryasman (2020); Salamanca et al., (2020) yang juga menemukan bahwa locus of control memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keputusan investasi.
Hipotesis 2: Locus of control berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan investasi saham.
Schiffman dan Kanuk menyatakan bahwa faktor psikologis merujuk pada sifat atau karakter diri dari individu (Usman & Wulandari, 2019). Dalam behavioral finance
theory, dijelaskan bahwa faktor psikologis individu berpengaruh terhadap tingkah laku keuangan seseorang, termasuk dalam
keputusan investasinya. Faktor psikologis digunakan untuk menilai konsumen gaya hidup dengan menganalisis aktivitas, minat, dan opini. Sikap irasional sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis investor. Keterlibatan emosi, kesukaan, sifat, dan berbagai macam hal yang melekat di dalam diri manusia yang sering menyebabkan manusia bertindak irasional dalam mengambil keputusan (Budiarto & Susanti, 2017). Hal ini dapat menimbulkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau bias yang dapat mempengaruhi pilihan investasi seseorang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Adielyani & Mawardi (2020) menunjukkan bahwa faktor psikologis yang diukur dengan overconfidence, herding behavior, dan risk perception berpengaruh positif terhadap proses pengambilan keputusan investasi. Penelitian yang dilakukan oleh Aini & Lutfi (2019) juga mendapatkan hasil bahwa pengaruh faktor psikologikal (risk tolerance dan
overconfidence) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan investasi. Pendapat ini juga didukung oleh Riaz & Hunjra (2015) yang menyatakan bahwa faktor psikologis yang diukur dengan menggunakan risk propensity problem farming, dan asimetri informasi memengaruhi keputusan investasi secara positif signifikan.
Hipotesis 3: Faktor psikologis
berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan investasi.
Faktor demografis merupakan faktor yang melekat pada diri seseorang dan Buletin Studi Ekonomi 83
membedakan antara individu satu dengan yang lainnya (Al-Aziz & Rinofah, 2021). Faktor demografis adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang karakteristik, sikap dan perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: jenis kelamin, status pendidikan, dan pendapatan. Salah satu faktor demografis yang berpengaruh positif adalah pendapatan. Semakin tinggi pendapatan, maka keputusan investasi juga semakin tinggi. Pengaruh faktor demografis investor perlu dipertimbangkan, karena dalam pengambilan keputusan investasi, investor seringkali melibatkan lebih dari satu individu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aren & Aydemir (2015), faktor demografis memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Stella (2018) yang menggunakan indikator umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pendapatan; Ikeobi & Arinze (2016) yang menggunakan indikator pendapatan dan pekerjaan; serta Rasyid et al., (2018) yang menggunakan indikator pendapatan.
Hipotesis 4: Faktor demografis berpengaruh terhadap keputusan investasi saham.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang berbentuk asosiatif, yakni penelitian yang bertujuan mengetahui sebab dan akibat variabel-variabel yang diteliti. Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah Kota Denpasar, Bali. Alasan kenapa Kota Denpasar digunakan sebagai lokasi penelitian adalah karena Kota Denpasar merupakan
daerah dengan jumlah investor saham terbanyak, sehingga diharapkan bisa mewakili jawaban seluruh investor yang ada di Provinsi Bali. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah literasi keuangan, locus of control, faktor psikologis, dan faktor demografis terhadap keputusan investasi saham. Variabel eksogen dalam penelitian ini meliputi literasi keuangan (X1) dan locus of control (X2), faktor psikologis (X3), dan faktor demografis (X4). Variabel endogen pada penelitian ini adalah keputusan investasi saham (Y).
Tabel 1.
Indikator Variabel Penelitian
Variabel |
Indikator |
Sumber |
Keputusan |
Return (Y1) |
Putri & |
Investasi |
Risk (Y2) |
Hamidi |
(Y) |
The Time Factor (Y3) |
(2019) |
Literasi |
Pengetahuan Umum |
Putri & |
Keuangan |
Keuangan (X1.1) |
Hamidi |
(X1) |
Simpanan dan Pinjaman (X1.2) Asuransi (X1.3) Investasi (X1.4) |
(2019) |
Locus of |
Locus of control |
Ariani et al. |
control |
Internal (X2.1) |
(2016) |
(X2) |
Locus of control Eksteral (X2.2) | |
Faktor |
Overconfidence (X3.1) |
Adielyani & |
Psikologis |
Herding Behavior |
Mawardi |
(X3) |
(X3.2) Risk Tolerance (X3.3) |
(2020) |
Faktor |
Jenis Kelamin (X4.1) |
Windayani & |
Demografis |
Usia (X4.2) |
Krisnawati |
(X4) |
Pendidikan (X4.3) Pendapatan (X4.4) |
(2019) |
Populasi pada penelitian ini adalah investor yang telah melakukan investasi saham di Kota Denpasar. Menurut Roscoe dalam Sekaran & Bougie (2016); Sugiyono (2018), menyatakan sampel lebih besar dari
30 dan kurang dari 500 sudah memadai untuk ukuran penelitian secara umum. Sedangkan, menurut Hair et al., (2017: 24), jumlah minimum ukuran sampel penelitian jika menggunakan PLS sebagai alat analisis adalah 10 kali dari jumlah seluruh panah variabel laten pada model jalur. Maka dari itu, diputuskan bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 sampel. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) responden berdomisili di Kota Denpasar; 2) minimal berpendidikan SMA/SMK sederajat; 3) telah menjadi investor dan melakukan investasi pada instrumen saham lebih dari 1 tahun; dan 4) telah memegang saham yang dibeli dalam kurun waktu lebih dari 1 tahun dan tidak melakukan jual beli saham tersebut kurang dari 1 tahun.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan dari penyebaran kuesioner kepada investor saham yang berdomisili di Kota Denpasar dalam bentuk bobot angka 1-5. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer, yakni jawaban responden yang memberikan skor atas pernyataan kuesioner, serta data sekunder yang diperoleh dari buku-buku yang menjadi sumber rujukan, artikel-artikel yang berhubungan dengan penelitian ini, dan internet. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner Kuesioner disebarkan secara langsung melalui google form. Setelah empat minggu dilakukan
pengecekan terkumpul sebanyak 100 kuesioner yang terisi secara lengkap.
Teknik analisis data dilakukan dengan metode Structural Equation Modeling berbasis Partial Least Square (SEM-PLS) menggunakan software SmartPLS 3.0. Pemilihan metode Partial Least Square (PLS) didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam penelitian ini terdapat 4 variabel laten yang dibentuk dengan indikator reflektif. Langkah-langkah dalam menganalisis dengan menggunakan SEM-PLS adalah merancang Outer Model (Model Pengukuran) untuk mendefinisikan dan menspesifikasikan hubungan antara konstruk laten dengan indikatornya dan merancang Inner Model (Model Struktural), lalu melakukan pengujian hipotesis dengan uji bootstrapping (Ghozali, 2014).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden dalam penelitian ini adalah investor di kota Denpasar yang melakukan investasi saham pada Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2020 dan telah memegang sahamnya lebih dari satu tahun pada periode tahun 2011-2020. Jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 100 investor, yang terdiri dari 34 persen responden laki-laki dan 66 persen sisanya berjenis kelamin perempuan. Responden didominasi oleh kelompok umur 21-30 tahun sebesar 72 persen atau sebanyak 72 orang, berpendidikan akhir SMA/Sederajat sebesar 64 persen atau sebanyak 64 orang, dan berpendapatan < 1.000.000 sebanyak 51 persen atau sebanyak 51 orang.
Tabel 2.
Karakteristik Responden
Karakteristik |
Ket. |
Jlm. (Org.) |
Persentase (%) |
Karakteristik |
Ket. |
Jlm. (Org.) |
Persentase (%) |
Jenis Kelamin |
Laki-laki |
34 |
34 |
Pendidikan |
SMA/Sederajat |
64 |
64 |
Perempuan |
66 |
66 |
Diploma |
1 |
1 | ||
S1 |
29 |
29 | |||||
S2 |
6 |
6 | |||||
S3 |
0 |
0 | |||||
Umur |
< 20 tahun |
20 |
20 |
Pendapatan |
< 1.000.000 |
51 |
51 |
21-30 |
72 |
72 |
1.000.000- |
20 |
20 | ||
tahun |
4 |
4 |
2.499.999 |
14 |
14 | ||
31-40 |
4 |
4 |
2.500.000- |
15 |
15 | ||
tahun |
5.000.000 | ||||||
> 40 tahun |
> 5.000.000 |
Sumber: Data diolah, 2021
Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai korelasi tiap variabel. Jika nilai korelasi tiap variabel lebih besar dari 0.30 dan memiliki signifikansi < 0.05, maka indikator penelitian yang digunakan dapat dinyatakan valid. Uji validitas pada Tabel 3 menunjukkan bahwa seluruh indikator yang digunakan untuk mengukur variabel literasi
keuangan, locus of control, dan faktor psikologis memiliki nilai signifikansi yang kurang dari 0.05, sehingga dinyatakan telah memenuhi syarat validitas. Untuk faktor demografis, karena bukan merupakan variabel reflektif, maka untuk uji validitas tidak dilakukan.
Tabel 3.
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Instrumen |
Signifikansi Keterangan Variabel Instrumen Signifikansi Keterangan |
Keputusan Y1.1 Investasi Y1.2 (Y) Y2.1 Y2.2 Y3.1 Y3.2 Y3.3 |
0.000 Valid Locus of X2.1.1 0.015 Valid 0.000 Valid control X2.2.2 0.000 Valid 0.000 Valid (X2) 0.000 Valid 0.000 Valid 0.000 Valid 0.000 Valid |
Literasi X1.1.1 Keuangan X1.1.2 (X1) X1.1.3 X1.2.1 X1.2.2 X1.2.2 X1.3.1 X1.3.2 X1.4.1 X1.4.2 X1.4.3 |
0.000 Valid Faktor X3.1.1 0.009 Valid 0.000 Valid Psikologis X3.1.2 0.002 Valid 0.000 Valid (X3) X3.1.3 0.047 Valid 0.000 Valid X3.2.1 0.004 Valid 0.000 Valid X3.2.2 0.000 Valid 0.000 Valid X3.2.3 0.009 Valid 0.000 Valid X3.3.1 0.000 Valid 0.000 Valid X3.3.3 0.001 Valid 0.000 Valid 0.000 Valid 0.000 Valid |
Sumber: Data diolah, 2021
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan nilai Cronbach Alpha. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.60, maka variabel penelitian yang digunakan dapat dikatakan reliabel. Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha seluruh instrument variabel memiliki nilai > 0.60, maka dapat dikatakan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini reliabel dan dapat digunakan untuk melakukan penelitian.
Tabel 4.
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel |
Cronbach’s Alpha |
Keterangan |
Keputusan Investasi (Y) |
0.889 |
Reliabel |
Literasi Keuangan (X1) |
0.845 |
Reliabel |
Locus of control (X2) |
0.646 |
Reliabel |
Faktor Psikologis (X3) |
0.757 |
Reliabel |
Faktor Demografi (X4) |
0.625 |
Reliabel |
Sumber: Data diolah, 2021
Tabel 5.
Tanggapan Responden atas Variabel Keputusan Investasi
Dimensi Variabel |
Skor Jawaban Jumlah Indikator Rata-Rata 1 2 3 4 5 Skor |
Return (Y1) |
Y1.1 0 3 8 52 37 423 4.23 Y1.2 0 3 4 44 49 439 4.39 |
Rata-rata Return (Y1) |
4.31 |
Risk (Y2) |
Y2.1 0 3 3 44 50 441 4.41 Y2.2 0 4 16 53 27 403 4.03 |
Rata-rata Return (Y2) |
4.22 |
Time Factor (Y3) |
Y3.1 0 1 11 58 30 417 4.17 Y3.2 0 3 14 48 35 415 4.15 Y3.3 0 1 13 49 37 422 4.22 |
Rata-rata The Time Factor (Y3) |
4.18 |
Rata-rata Keputusan Investasi (Y) |
4.24 |
Sumber: Data diolah, 2021
Variabel keputusan investasi adalah variabel endogen dalam penelitian ini. Variabel keputusan investasi (Y) diukur dengan 7 pernyataan yang ditanggapi menggunakan 5 poin dengan skala likert. Persepsi responden mengenai variabel keputusan investasi dengan nilai rata-rata sebesar 4.24 yang tergolong sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa investor di Kota Denpasar memiliki tingkat pengambilan keputusan investasi yang tinggi. Indikator yang memiliki nilai tertinggi adalah mempelajari terlebih dahulu risiko yang akan diterima sebelum melakukan investasi dengan rata-rata skor 4.41. Sedangkan, indikator yang
memiliki nilai terendah adalah mengerti cara mengurangi risiko investasi saham dengan rata-rata skor sebesar 4.03.
Variabel literasi keuangan merupakan variabel eksogen dalam penelitian ini. Variabel literasi keuangan (X1) diukur dengan 11 pernyataan yang ditanggapi menggunakan 5 poin dengan skala likert. Persepsi responden mengenai variabel literasi keuangan memiliki rata-rata skor sebesar 4.22 tergolong kategori sangat baik, yang berarti investor saham di Kota Denpasar sudah memiliki tinkat literasi keuangan yang sangat tinggi. Pernyataan untuk memiliki ATM, seseorang harus memiliki rekening bank
memiliki nilai rata-rata tertinggi dengan 4.50, yang dikategorikan sangat tinggi. Sedangkan, untuk indikator dengan nilai rata-rata terendah adalah “Selalu membuat anggaran
pengeluaran dan pemasukan setiap hari” dengan nilai rata-rata sebesar 3.71, yang masih dikategorikan tinggi.
Tabel 6.
Tanggapan Responden atas Variabel Literasi Keuangan
Dimensi Variabel |
Indikator |
Skor Jawaban |
Jumlah Skor |
Rata- Rata | ||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 | ||||
Pengetahuan umum keuangan |
X1.1.1 |
0 |
0 |
1 |
51 |
48 |
447 |
4.47 |
(X1.1) |
X1.1.2 |
2 |
12 |
21 |
43 |
22 |
371 |
3.71 |
X1.1.3 |
0 |
0 |
5 |
40 |
55 |
450 |
4.50 | |
Rata-rata Pengetahuan umum keuangan (X1.1) |
4.23 | |||||||
Simpanan dan pinjaman (X1.2) |
X1.2.1 |
0 |
0 |
2 |
31 |
67 |
465 |
4.65 |
X1.2.2 |
1 |
8 |
19 |
42 |
30 |
392 |
3.92 | |
X1.2.3 |
3 |
6 |
9 |
30 |
52 |
422 |
4.22 | |
Rata-rata Simpanan dan Pinjaman (X1.2) |
4.26 | |||||||
Asuransi (X1.3) |
X1.3.1 |
1 |
6 |
8 |
45 |
40 |
417 |
4.17 |
X1.3.2 |
3 |
5 |
16 |
51 |
25 |
390 |
3.90 | |
Rata-rata Asuransi (X1.3) |
4.04 | |||||||
Investasi (X1.4) |
X1.4.1 |
0 |
2 |
9 |
47 |
42 |
429 |
4.29 |
X1.4.2 |
1 |
0 |
6 |
43 |
50 |
441 |
4.41 | |
X1.4.3 |
1 |
0 |
5 |
55 |
39 |
431 |
4.31 | |
Rata-rata Investasi (X1.4) |
4.34 | |||||||
Rata-rata Literasi Keuangan (X1) |
4.22 |
Sumber: Data diolah, 2021
Tabel 7.
Tanggapan Responden atas Variabel Locus of Control
Dimensi Variabel |
Indikator |
Skor Jawaban |
Jumlah Skor |
Rata-Rata | ||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 | ||||
Locus of control internal (X2.1) |
X2.1.1 |
3 |
8 |
20 |
42 |
27 |
382 |
3.82 |
Locus of control eksternal (X2.2) |
X2.2.3 |
7 |
13 |
32 |
34 |
14 |
335 |
3.35 |
Rata-rata Locus of control (X2) |
3.59 |
Sumber: Data diolah, 2021
Variabel locus of control merupakan variabel eksogen kedua dalam penelitian ini. Variabel locus of control (X2) diukur dengan 2 indikator, yakni locus of control internal dan locus of control eksternal, yang tanggapi menggunakan 5 poin dengan skala likert. Rata-rata skor persentase locus of control secara keseluruhan adalah sebesar 3.59, masih tergolong baik (tinggi). Indikator yang memiliki penilaian tertinggi adalah
mengambil keputusan investasi sendiri tanpa bantuan dari orang lain dengan rata-rata skor sebesar 3.82 yang tergolong cukup baik. Indikator yang memiliki penilaian terendah adalah indikator locus of control eksternal yang menyatakan Saya percaya terhadap takdir dan keberuntungan saat membuat keputusan sebesar 3.35, walaupun masih tergolong cukup baik (cukup tinggi). Ini tandanya, investor di Kota Denpasar lebih
menggunakan locus of control internalnya dalam mengambil keputusan investasi dibandingkan dengan locus of control eksternalnya.
Variabel faktor psikologis merupakan variabel eksogen ketiga. Variabel faktor psikologis (X3) diukur dengan 8 pernyataan yang ditanggapi menggunakan 5 poin dengan skala likert. Rata-rata skor persentase faktor Psikologis secara keseluruhan adalah sebesar 3.88, yang masih dikategorikan baik. Indikator “Saya sangat yakin bahwa kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki dapat membantu memilih investasi yang baik
untuk masa depan” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 4.41 yang dikategorikan sangat tinggi. Sedangkan, indikator “Jumlah saham yang dibeli oleh investor lain memengaruh keputusan investasi saya” memiliki nilai rata-rata terendah, yakni sebesar 3.49, yang masih dikategorikan tinggi. Dilihat dari persepsi responden terhadap faktor psikologis, investor di Kota Denpasar dalam mengambil keputusan berinvestasi sudah mempertimbangkan sisi psikologis dengan baik, terutama dari segi overconfidence.
Tabel 8.
Tanggapan Responden atas Variabel Faktor Psikologis
Dimensi Variabel |
Indikator |
Skor Jawaban |
Jumlah Skor |
Rata-Rata | ||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 | ||||
Over-confidence (X3.1) |
X3.1.1 |
0 |
1 |
13 |
61 |
25 |
410 |
4.10 |
X3.1.2 |
0 |
0 |
9 |
56 |
35 |
426 |
4.26 | |
X3.1.3 |
0 |
0 |
12 |
55 |
33 |
421 |
4.21 | |
Rata-rata Overconfidence (X3.1) |
4.19 | |||||||
Herding Behavior (X3.2) |
X3.2.1 |
4 |
11 |
22 |
46 |
17 |
361 |
3.61 |
X3.2.2 |
5 |
15 |
21 |
44 |
15 |
349 |
3.49 | |
X3.2.3 |
3 |
6 |
30 |
44 |
17 |
366 |
3.66 | |
Rata-rata Herding behavior (X3.2) |
3.59 | |||||||
Risk Tolerance (X3.3) |
X3.3.1 |
7 |
5 |
24 |
46 |
18 |
363 |
3.63 |
X3.3.3 |
0 |
0 |
14 |
62 |
24 |
410 |
4.10 | |
Rata-rata Risk tolerance (X3.3) |
3.86 | |||||||
Rata-rata Faktor Psikologis (X.3) |
3.88 | |||||||
Sumber: Data diolah, 2021 |
Evaluasi model pengukuran (outer model) dilakukan dengan mengukur validitas instrumen dan reliabilitasnya. Kriteria pengukuran validitas instrumen menggunakan convergent validity dan discriminant validity, sedangkan reliabilitasnya diukur dengan menggunakan composite reliability dan average variance extracted (AVE).
Pengukuran convergent validity dilakukan dengan melihat koefisien outer
loading tiap indikator pada variabel reflektif. Suatu indikator dinyatakan valid apabila koefisien outer loading diatas 0.70 (Ghozali, 2020). Namun, untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 sampai 0,60 dianggap sudah cukup. Hasil pengukuran outer model dalam variabel penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 9, yang memberikan makna model telah memenuhi kriteria convergent validity.
Tabel 9.
Hasil Uji Convergent Validity
Variabel |
Instrumen |
Loading Factor |
Keterangan |
Variabel |
Instrumen |
Loading Factor |
Keterangan |
Literasi |
X1.2.1 |
0.558 |
Valid |
Faktor |
X4.1 |
0.582 |
Valid |
Keuangan |
X1.4.1 |
0.839 |
Valid |
Demografis |
X4.2 |
0.520 |
Valid |
(X1) |
X1.4.2 |
0.824 |
Valid |
(X4) |
X4.3 |
0.804 |
Valid |
X1.4.3 |
0.842 |
Valid |
X4.4 |
0.935 |
Valid | ||
Locus of |
X2.1.1 |
0.947 |
Valid |
Keputusan |
Y1.1 |
0.717 |
Valid |
control (X2) |
X2.2.2 |
0.608 |
Valid |
Investasi |
Y1.2 |
0.714 |
Valid |
Faktor |
X3.1.1 |
0.855 |
Valid |
(Y) |
Y2.1 |
0.713 |
Valid |
Psikologis |
X3.1.2 |
0.942 |
Valid |
Y2.2 |
0.691 |
Valid | |
(X3) |
X3.1.3 |
0.921 |
Valid |
Y3.1 |
0.694 |
Valid | |
X3.3.3 |
0.736 |
Valid |
Y3.2 |
0.761 |
Valid | ||
Y3.3 |
0.764 |
Valid |
Sumber: Data diolah, 2021
Discrimant validity merupakan pengukuran indikator reflektif berdasarkan cross loading dengan variabel latennya. Variabel laten dinyatakan sudah layak menjadi pembanding yang baik untuk model apabila memiliki nilai validitas diskriminan lebih besar dari 0.50. Berdasarkan Tabel 10, terlihat nilai cross loading setiap indikator variabel yang bersangkutan lebih besar dibandingkan dengan cross loading variabel
lainnya, dan nilai cross loadingnya lebih besar dari 0.50. Maka dari itu, dapat dinyatakan bahwa data penelitian ini dinyatakan valid.
Metode lain dengan membandingkan nilai square root of average variance extracted (√AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk lainnya dalam model. Nilai pengukuran direkomendasikan harus lebih besar dari pada 0.50.
Tabel 10.
Hasil Uji Cross Loading
X1 |
X2 |
X3 |
X4 |
Y |
X1 |
X2 |
X3 |
X4 |
Y | ||
X1.2.1 |
0.558 |
0.099 |
0.069 |
0.222 |
0.311 |
X4.1 |
0.046 |
-0.223 |
-0.116 |
0.574 |
-0.181 |
X1.4.1 |
0.839 |
0.136 |
0.364 |
0.152 |
0.602 |
X4.2 |
0.037 |
0.312 |
-0.029 |
0.629 |
0.148 |
X1.4.2 |
0.824 |
0.209 |
0.276 |
0.003 |
0.430 |
X4.3 |
0.005 |
0.261 |
0.093 |
0.859 |
0.302 |
X1.4.3 |
0.842 |
0.373 |
0.204 |
0.107 |
0.488 |
X4.4 |
0.175 |
0.273 |
0.070 |
0.904 |
0.351 |
X2.1.1 |
0.265 |
0.947 |
0.136 |
0.328 |
0.379 |
Y1.1 |
0.404 |
0.224 |
0.302 |
0.294 |
0.717 |
X2.2.2 |
0.129 |
0.608 |
-0.038 |
0.045 |
0.154 |
Y1.2 |
0.378 |
0.225 |
0.335 |
0.226 |
0.714 |
X3.1.1 |
0.269 |
0.104 |
0.855 |
0.007 |
0.313 |
Y2.1 |
0.418 |
0.093 |
0.320 |
0.241 |
0.713 |
X3.1.2 |
0.295 |
0.020 |
0.942 |
0.071 |
0.460 |
Y2.2 |
0.292 |
0.399 |
0.294 |
0.410 |
0.691 |
X3.1.3 |
0.321 |
0.169 |
0.921 |
0.158 |
0.511 |
Y3.1 |
0.416 |
0.351 |
0.348 |
0.199 |
0.694 |
X3.3.3 |
0.149 |
0.001 |
0.736 |
0.049 |
0.136 |
Y3.2 |
0.599 |
0.328 |
0.390 |
0.289 |
0.761 |
Y3.3 |
0.525 |
0.226 |
0.340 |
0.243 |
0.764 |
Sumber: Data diolah, 2021
Tabel 11.
Hasil Uji AVE dan Composite Reliability
Composite Reliability |
AVE |
√AVE |
Nilai korelasi antar variabel | |||||
X1 |
X2 |
X3 |
X4 |
Y | ||||
X1 |
0.855 |
0,601 |
0,775 |
1.000 | ||||
X2 |
0.767 |
0,633 |
0,796 |
0,446 |
1.000 | |||
X3 |
0.923 |
0,752 |
0,867 |
0,566 |
0,460 |
1.000 | ||
X4 |
0.657 |
0.570 |
0.755 |
0.078 |
0.338 |
0.090 |
1.000 | |
Y |
0.884 |
0,522 |
0,723 |
0,610 |
0,506 |
0,512 |
0.348 |
1.000 |
Sumber: Data diolah, 2021
Pada Tabel 11, terlihat semua variabel memiliki nilai akar AVE yang lebih besar dari 0.50, yang berarti data penelitian ini sudah memiliki validitas diskriminan yang memadai. Selain itu, nilai akar AVE masing-masing variabel juga sudah memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai korelasi antar indikator lainnya, sehingga model ini dapat dinyatakan valid.
Selain uji validitas konstruk, uji reliabilitas dapat dilakukan dengan composite reliability dari indikator yang mengukur konstruk. Dinyatakan reliabel apabila nilai composite reliability lebih 0.60. Tabel 11 yang memperlihatkan bahwa semua konstruk memiliki angka reliabilitas yang tinggi, semua konstruk memiliki nilai composite reliability diatas 0.60.
Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan validitas dan reliabilitas yang dilakukan melalui beberapa kriteria seperti convergent validity, discriminant validity, composite reliability dan cronbachs alpha, seluruh indikator reflektif yang membentuk varibel dan variabel yang membentuk model dalam penelitian ini adalah valid dan reliabel. Pengujian model struktural (inner model) menunjukkan bukti bahwa nilai yang
diobservasi sudah direkonstruksi dengan baik sehingga model memiliki relevansi prediktif.
Tabel 12.
Hasil Uji R2
Variabel R-square
Keputusan Investasi 0.550
Sumber: Data diolah, 2021
Uji goodness of fit atau R-square digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Jika nilai R-square mendekati nol, maka pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen semakin lemah. Sebaliknya, jika nilai R-square mendekati satu, maka akan semakin kuat pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogennya. Berdasarkan Tabel 12, terlihat bahwa nilai R-square variabel keputusan investasi adalah sebesar 0.550 atau sama dengan 55 persen. Artinya, 55 persen konstruk keputusan investasi dipengaruhi oleh literasi keuangan, locus of control, faktor psikologis, dan faktor demografis. Sedangkan, sisanya, yakni sebanyak 45 persen dipengaruhi oleh konstruk di luar model.
Selain menggunakan R-square, uji goodness of fit juga bisa dilakukan dengan menghitung nilai Q-square. Jika hasil
perhitungan Q-square lebih dari nol, maka model dinyatakan layak dan memiliki nilai prediktif yang relevan.
Q2 = 1 – (1-R2) …………………………(1) Q2 = 1 – (1-0.550)
Q2 = 1 – (0.450)
Q2 = 0.550 atau 55 persen
Hasil perhitungan nilai predictive-relevance dari data adalah sebesar 0.550 atau sebesar 55 persen. Artinya, 55 persen variasi pada keputusan investasi dapat dijelaskan oleh variabel yang diteliti pada model ini.
Uji hipotesis dengan menggunakan SEM-PLS dilakukan dengan analisis
bootstrapping. Prosedur ini digunakan untuk melihat nilai estimasi koefisien jalur dan tingkat signifikansinya. Hipotesis diterima apabila nilai t-statistic uji bootstrapping berada di antara ±1.96. Jika nilai t-statistic ≤ 1.96, maka hipotesis ditolak. Jika nilai t-statistic > 1.96, maka hipotesis penelitian diterima. Nilai t = 1.96 ditentukan dengan signifikansi 5 persen atau 0.05. Selain itu, hipotesis diterima apabila nilai p value lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0.05.

Sumber: Data diolah, 2021
Gambar 1.
Diagram Jalur Model Struktural
Tabel 13.
Path Coefficient
Pengaruh Variabel |
Original Sample (O) |
Standard of Deviation (STDEV) |
T-Statistic |
P values |
Literasi Keuangan ÷ Keputusan Investasi |
0.445 |
0.074 |
5.993 |
0.000 |
Locus oof control ÷ Keputusan Investasi |
0.154 |
0.078 |
1.976 |
0.049 |
Faktor Psikologis ÷ Keputusan Investasi |
0.284 |
0.069 |
4.097 |
0.000 |
Faktor Demografis ÷ Keputusan Investasi |
0.238 |
0.071 |
3.331 |
0.001 |
Sumber: Data diolah, 2021
Berdasarkan data Tabel 13, dapat dilihat bahwa nilai t-statistic dari masing-masing variabel lebih besar dari 1.96 dan nilai p valuenya, lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat dinyatakan memiliki pengaruh yang signifikan. Pengaruh langsung literasi keuangan terhadap keputusan investasi sebesar 5.993. Nilai koefisien jalurnya sebesar 0.445 yang menunjukkan bahwa arah hubungan literasi keuangan dengan keputusan investasi adalah positif. Pengaruh langsung locus of control terhadap keputusan investasi sebesar 1.976. Nilai koefisien jalurnya sebesar 0.154 yang menunjukkan bahwa arah hubungan locus of control dengan keputusan investasi adalah positif. Pengaruh langsung faktor psikologis terhadap keputusan investasi sebesar 4.097. Nilai koefisien jalurnya sebesar 0.284 yang menunjukkan bahwa arah hubungan faktor psikologis dengan keputusan investasi adalah positif. Yang terakhir, pengaruh langsung faktor demografis terhadap keputusan investasi sebesar 3.331. Ini berarti, seluruh nilai t-statistik variabel penelitian sudah lebih besar dari 1.96 dan nilai p value lebih kecil dari 0.05. Maka dari itu, penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh literasi keuangan, locus of control, faktor psikologis, dan faktor demografis
terhadap keputusan investasi adalah positif dan signifikan.
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 13, nilai t-statistic dari hubungan literasi keuangan terhadap keputusan investasi adalah sebesar 5.993, lebih besar dari 1.96, dengan p value sebesar 0.000 yang lebih kecil dari signifikansi 0.05. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa literasi keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan investasi. Dengan kata lain, hipotesis pertama penelitian ini diterima dan berhasil dibuktikan. Literasi keuangan terjadi ketika individu memiliki sekumpulan keahlian dan kemampuan yang membuat orang tersebut mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan, tidak hanya melibatkan pengetahuan dan kemampuan untuk menangani masalah keuangan tetapi juga atribut non-kognitif. Literasi keuangan membantu individu menghindari masalah keuangan, terutama yang terjadi karena kesalahan pengelolaan keuangan (Noor et al., 2020), berpengaruh pada seberapa besar keputusan keuangan yang akan dilakukan. Keputusan investasi merupakan keputusan keuangan individu dengan tujuan meningkatkan kesejahteraannya, meningkatkan literasi
keuangan investor akan mampu meningkatkan keputusan investasi saham yang dilakukan. Temuan penelitian ini memperkuat temuan yang dilakukan sebelumnya oleh Baihaqqy et al., (2020); Hasanuh & Putra (2020); Safryani et al., (2020); Suprasta & Nuryasman (2020); Li et al., (2020); Kawamura et al., (2021); Aren & Aydemi, (2015) yaitu literasi keuangan berpengaruh positif pada dalam membuat keputusan investasi.
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 13, nilai t-statistic dari hubungan locus of control terhadap keputusan investasi adalah sebesar 1.976, lebih besar dari 1.96, dengan p value sebesar 0.045 yang lebih kecil dari signifikansi 0.05. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penelitian ini menginformasikan bahwa locus of control berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan investasi, yang menunjukkan bahwa meningkatkan locus of control investor di Kota Denpasar dapat meningkatkan keputusan investasinya. Locus of control merupakan keyakinan individu terhadap sumber penyebab peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya, apakah dikendalikan oleh perilakunya sendiri (faktor internal) atau dipengaruhi sesuatu dari luar dirinya sendiri (faktor eksternal). Temuan penelitian ini memperkuat temuan Chatterjee et al., (2011) bahwa terdapat hubungan positif antara locus of control yang tinggi dalam penciptaan kekayaan yang lebih besar dan kecenderungan yang lebih tinggi untuk memiliki asset keuangan yang keputusan investasi. Selain itu, hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Rasyid et al., (2018); Putri & Simanjuntak (2020); Salamanca et al., (2020); Suprasta &
Nuryasman (2020) yang menemukan bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 13, nilai t-statistic dari hubungan faktor psikologis terhadap keputusan investasi adalah sebesar 4.097, lebih besar dari 1.96, dengan p value sebesar 0.000 yang lebih kecil dari signifikansi 0.05. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka pada penelitian ini ditemukan bahwa faktor psikologis berpengaruh positif terhadap keputusan investasi saham pada investor di Kota Denpasar. Temuan ini memiliki makna bahwa psikologis investor di Kota Denpasar memiliki pengaruh dalam proses pembuatan keputusan investasi, terutama pada indikator yakin bahwa kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki dapat membantu memilih investasi yang baik untuk masa depan (overconfidence). Temuan penelitian ini mengkonfirmasi Behavioral Finance Theory yang menjelaskan bahwa faktor psikologis individu berpengaruh terhadap tingkah laku keuangan seseorang, termasuk dalam keputusan investasinya. Psikologis individu, terutama overconfidence yang merupakan perilaku irrasional manusia dalam mengambil keputusan (Budiarto & Susanti, 2017). Temuan penelitian ini mendukung temuan sebelumnya yang dilakukan Budiarto & Susanti (2017); Aini & Lutfi (2019) bahwa Faktor Psikologi (overconfidence) memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan investasi.
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 13, nilai t-statistic dari hubungan faktor demografis terhadap keputusan investasi adalah sebesar 3.331, lebih besar dari 1.96,
dengan p value sebesar 0.001 yang lebih kecil dari signifikansi 0.05. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dikatakan penelitian ini juga menginformasikan bahwa faktor demografi berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Faktor demografi dalam penelitian ini meliputi: jenis kelamin, usia, pendidikan dan pendapatan dapat membentuk keputusan investasi saham investor di Kota Denpasar. Investasi saham adalah merupakan investasi yang berisiko. Penelitian ini menemukan bahwa Investor perempuan lebih berani mengambil keputusan investasi saham sebagai investasi yang berisiko dibandingkan laki-laki; Investor dengan usia muda (21-30 tahun) lebih berani mengambil keputusan investasi saham sebagai investasi yang berisiko dibandingkan usia yang lebih tua; Investor yang berpendidikan akhir SMA/Sederajat sudah banyak yang paham akan pentingnya investasi dan lebih berani untuk berinvestasi; serta investor dengan pendapatan >1.000.000, lebih berani untuk melakukan investasi untuk tujuan jangka panjang. Temuan penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aren & Aydemir (2015); Stella (2018); Ikeobi & Arinze (2016), yang menemukan bahwa faktor demografis berpengaruh terhadap keputusan investasi.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan ini dapat dijadikan masukan bagi investor-investor saham di Kota Denpasar dalam mengambil keputusan investasi, sehingga dapat meningkatkan return yang diharapkan dan dapat terhindar dari kerugian saat melakukan investasi dengan memperhatikan beberapa hal, seperti keputusan investasi yang diambil akan
menghasilkan hasil yang baik apabila investor sudah memiliki tingkat literasi keuangan yang baik. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa investor di Kota Denpasar sudah memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi, dilihat dari pengetahuan umum tentang produk keuangan, simpanan dan pinjaman, asuransi, serta pengetahuan tentang pentingnya berinvestasi, sehingga sudah mampu mengambil keputusan investasi yang baik, demi tercapainya tujuan keuangan jangka panjang.
Selain itu, jika ingin membuat keputusan investasi yang baik, investor di Kota Denpasar juga perlu mempertimbangkan locus of control-nya, baik internal dan eksternal, karena investor harus percaya bahwa praktik keuangan diri sendiri yang akan menentukan kesejahteraan keuangan pribadi, selain bergantung dengan faktor keberuntungan. Psikologis investor di Kota Denpasar juga memiliki pengaruh dalam proses pembuatan keputusan investasi, terutama pada tingkat keyakinan investor bahwa kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki dapat membantu memilih investasi yang baik untuk masa depan (overconfidence). Hal ini juga membuktikan teori behavioral finance yang menyatakan bahwa faktor psikologis berpengaruh terhadap keputusan investasi investor di Kota Denpasar. Jadi, untuk mendapatkan return yang baik, investor di Kota Denpasar perlu mempertimbangkan sisi psikologis dalam membuat keputusan investasi jangka panjangnya.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa Literasi keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi saham investor di Kota Denpasar. Artinya, semakin tinggi tingkat literasi keuangan investor saham di Kota Denpasar, maka akan semakin tinggi pula pengambilan keputusan investasi saham yang dilakukan untuk mendapatkan return yang tinggi. Locus of control memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi saham investor di Kota Denpasar. Hal ini menandakan bahwa, semakin tinggi dan semakin baik locus of control investor, maka akan semakin tinggi dan baik pula keputusan investasi saham yang dibuat oleh investor di Kota Denpasar. Faktor psikologis memiliki hubungan yang positif signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi saham investor di Kota Denpasar. Hal ini berarti, semakin tinggi pertimbangan investor saham akan psikologis yang dimiliki, terutama overconfidence, maka akan semakin tinggi dan baik pula keputusan investasi saham yang dibuat oleh investor di Kota Denpasar. Faktor demografis berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi saham pada investor di Kota Denpasar. Hal ini membuktikan bahwa faktor demografis, seperti pendapatan, pendidikan, dan usia, dapat menentukan pengambilan keputusan investasi saham investor di Kota Denpasar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran yang diberikan kepada investor saham di Kota Denpasar, yakni investor saham di Kota
Denpasar dapat meningkatkan tingkat literasi keuangannya melalui pembuatan anggaran pengeluaran dan pemasukan tiap harinya dan dalam perencanaan program investasi tiap bulannya, sehingga investor saham di Kota Denpasar dapat membuat keputusan investasi dengan baik. Selain itu, investor saham di Kota Denpasar masih perlu untuk meningkatkan tingkat locus of controlnya, baik dari segi internal, maupun eksternalnya karena selain dari faktor keberuntungan, keberhasilan keputusan investasi juga berasal dari pengaruh diri sendiri dan praktik keuangan yang dilakukan. Penelitian ini memiliki keterbatasan karena hanya meneliti determinan keputusan investasi, literasi keuangan, locus of control, overconfidence sebagai faktor psikologi dan faktor demografi. Penelitian kedepan dapat
menambahkan variabel lain selain yang dianalisis dalam penelitian ini dan dilanjutkan sampai dengan kinerja investasi dari keputusan dan determinasi keputusan investasi tersebut. Demikian akan didapatkan informasi apakah determinasi keputusan investasi yang diteliti mampu meningkatkan kinerja investasi, tidak hanya sampai pada keputusan investasi.
REFERENSI
Abul, S. J. (2019). Factors influencing Individual Investor Behaviour: Evidence from the Kuwait Stock Exchange. Asian Social Science, 15(3), 27–39.
https://doi.org/10.5539/ass.v15n3p27
Adielyani, D., & Mawardi, W. (2020). The Influence of Overconfidence , Herding Behavior , and Risk Tolerance on Stock Investment Decisions : The Empirical Study of Millennial Investors in Semarang City. Jurnal
Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, Dan Entrepreneurship, 10(1), 89–101.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30588/jmp. v10i1.691
Ahmad, M., & Shah, S. Z. A. (2020). Overconfidence heuristic-driven bias in investment decisionmaking and performance: mediating effects of risk perception and moderating effects of financial literacy. Journal of Economic and Administrative Sciences, 38(1), 60–90.
https://doi.org/10.1108/jeas-07-2020-0116
Aini, N. S. N., & Lutfi, L. (2019). The influence of risk perception, risk tolerance, overconfidence, and loss aversion towards investment decision making. Journal of Economics, Business & Accountancy Ventura, 21(3), 401–413.
https://doi.org/10.14414/jebav.v21i3.1663
Al-Aziz, M. A., & Rinofah, R. (2021). Pengaruh
Literasi Keuangan dan Faktor Demografi Terhadap Keputusan Investasi Mahasiswa FE Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Jurnal Manajemen Dan Sains, 6(1), 81–87. https://doi.org/10.33087/jmas.v6i1.231
Aren, S., & Aydemir, S. D. (2015). The Factors
Influencing Given Investment Choices of Individuals. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 210, 126–135.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.351
Ariani, S., Rahmah, P. A. A. A., Putri, Y. R., Rohmah, M., & Budiningrum, A. (2016). Pengaruh
Literasi Keuangan, Locus of Control, dan Etnis Terhadap Pengambilan Keputusan
Investasi. Journal of Business and Banking, 5(2), 257–270.
https://doi.org/10.14414/jbb.v5i2.550
Baihaqqy, M. R. I., Disman, Nugraha, Sari, M., & Ikhsan, Su. (2020). The Effect of Financial Literacy on the Investment Decision. Budapest International Research and Critics Institute-Journal, 3(4), 3073–3083.
https://doi.org/10.2139/ssrn.1950040
Budiarto, A., & Susanti. (2017). Pengaruh Financial Literacy, Overconfidence, Regret Aversion Bias, dan Risk Tolerance Terhadap Keputusan Investasi (Studi pada investor PT. Sucorinvest Central Gani Galeri Investasi BEI Universitas Negeri Surabaya) Angga Budiarto. Jurnal Ilmu Manajemen, 5(2), 1–9.
Chatterjee, S., Finke, M., & Harness, N. (2011). The Impact of Self-efficacy on Wealth Accumulation and Portfolio Choice. Applied Economics Letters, 18(7), 627–631.
https://doi.org/10.1080/13504851003761830
Fahmi, I. (2017). Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta.
Fama, E. F. (1970). Efficient Capital Markets: A Review of Theory And Empirical Work. The Journal of Finance, 25(2), 28–30.
Ghozali, I. (2014). Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2020). Partial Least Squares Konsep Metode dan Aplikasi Menggunakan Program Warp PLS 7.0 (4th ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hair, J., Hult, G. T., Ringle, C., & Sarstedt, M. (2017). A Primer on Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Los Angeles: Sage.
Hasanuh, N., & Putra, R. A. K. (2020). Influence of Financial Literacy and Financial Attitude on Personal Investment Decisions. In Advance in Business, Management and Enterpreneurship (pp. 424–428).
HC, R. H. K., & Gusaptono, R. H. (2020). The Impact of Financial Literacy on Investment Decisions Between Saving and Credit: Studies on Sharia Bank Customers in the Special Region of Yogyakarta. Journal of Economics and Business, 3(4), 1456–1463.
https://doi.org/10.31014/aior.1992.03.04.291
Hidayah, A. P. N., Purbawangsa, I. B. A., &
Abundanti, N. (2021). Pengaruh Literasi Keuangan, Perencanaan Keuangan dan Pendapatan terhadap Kesejahteraan Keuangan Guru Perempuan di Kota Denpasar. E-Jurnal Manajemen, 10(7), 672–693.
https://doi.org/https://doi.org/10.24843/EJMU NUD.2021.v10.i07.p03
Ikeobi, N. R. & Arinze, P. E. (2016). The Influence Of Demographic Factors On The Investment Objectives Of Retail Investors In The Nigerian Capital Market. European Journal of Business and Management, 8(11), 147–155.
Kawamura, T., Mori, T., Motonishi, T., & Ogawa, K. (2021). Is Financial Literacy Dangerous? Financial Literacy, Behavioral Factors, and Financial Choices of Households. Journal of the Japanese and International Economies, 60, 1–19.
https://doi.org/10.1016/j.jjie.2021.101131
Li, J., Li, Q., & Wei, X. (2020). Financial literacy, household portfolio choice and investment return. Pacific Basin Finance Journal,
62(101370), 1–20.
https://doi.org/10.1016/j.pacfin.2020.101370
Markowitz, H. (1952). Portfolio Selection. The Journal of Finance, 7(1), 77–91.
Noor, M., Fourqoniah, F., & Aransyah, M. F. (2020). Investigation of Financial Inclusions, Financial Literation, and Financial Technology in Indonesia. Jurnal Perspektif Pembiayaan Dan Pembangunan Daerah, 8(3), 257–268.
https://doi.org/10.22437/ppd.v8i3.9942
Pompian, M. (2012). Behavioral Finance and Wealth Management. New York: John Wiley & Sons. Inc.
Putri, P. T., & Simanjuntak, M. (2020). The Role of Motivation, Locus of Control and Financial Literacy on Women Investment Decisions Across Generations. Journal of Consumer Sciences, 5(2), 102–123.
https://doi.org/10.29244/jcs.5.2.102-123
Putri, W. W., & Hamidi, M. (2019). Pengaruh Literasi Keuangan, Efikasi Keuangan, Dan Faktor Demografi Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi (Studi Kasus pada Mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen, 4(1), 398– 412.
Rasheed, M. H., Rafique, A., Zahid, T., & Akhtar, M. W. (2018). Factors influencing investor’s decision making in Pakistan: moderating the role of locus of control. Review of Behavioural Finance, 10(1), pp.1-18.
Rasyid, R., Linda, M. R., Patrisia, D., Fitra, H., & Susanti, Y. (2018). The Effect of the Locus of Control, Financial Knowledge and Income on Investment Decisions. January, 258–265.
https://doi.org/10.2991/piceeba-18.2018.55
Rebellow, A. M., & Suri, P. (2019). Role of
Demographic Factors on Decision-Making Styles of Indian Corporate Executives-Public and Private Sectors. Journal of Management Information and Decision Sciences, 22(3),
308–321.
Riaz, L., & Hunjra, A. I. (2015). Relationship between psychological factors and investment decision making: The mediating role of risk
perception. Pakistan Journal of Commerce and Social Sciences (PJCSS), 9(3), 968–981.
Roestanto, A. (2017). Literasi Keuangan. Yogyakarta: Grup RELASI INTI MEDIA.
Safryani, U., Aziz, A., & Triwahyuningtyas, N. (2020). Analisis Literasi Keuangan, Perilaku Keuangan, Dan Pendapatan Terhadap
Keputusan Investasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 8(3), 319–332.
https://doi.org/10.37641/jiakes.v8i3.384
Salamanca, N., de Grip, A., Fouarge, D., & Montizaan, R. (2020). Locus of control and investment in risky assets. Journal of Economic Behavior and Organization, 177, 548–568.
https://doi.org/10.1016/j.jebo.2020.06.032
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research Methods for Business (Seventh Ed). West Sussex: Wiley. https://doi.org/10.1007/978-94-007-
0753-5_102084
Stella M. (2018). Influences of Demographic Factors of Individual Investors on Marketable Securities. International Journal of Management, 8(12), 313–323.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Manajemen (ke-6). Bandung: Alfabeta.
Suprasta, N., & Nuryasman, M. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Investasi Saham. Jurnal Ekonomi, 25(2), 251– 269. https://doi.org/10.24912/je.v25i2.669
Tandelilin, E. (2017). Pasar Modal Manajemen Portofolio & Investasi. Yogyakarta: PT Kanisius.
Usman, D. N., & Wulandari, P. P. (2019). Pengaruh Faktor-Faktor Psikologis terhadap Keputusan Individual Investasi Saham di Pulau Jawa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 8(1), 1–28.
Windayani, F. S., & Krisnawati, A. (2019). Analisis Pengaruh Faktor Demografi Terhadap Literasi Keuangan dan Keputusan Investasi di Pasar Modal (Studi Kasus pada Investor yang Terdaftar di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Telkom University pada tahun 2014-2018). E-Proceeding of Management, 6(1), 174–181.
LAMPIRAN
Variabel |
Indikator |
Pernyataan |
Sumber | ||
Keputusan (Y) |
Investasi |
Return (Y1) |
Mengutamakan return dari produk investasi saham yang saya pilih (Y1.1) Mencari berbagai macam informasi penting dari berbagai pihak untuk mengetahui return yang akan saya terima (Y1.2) |
Putri & Hamidi (2019) | |
Risk (Y2) |
Mempelajari terlebih dahulu risiko apa saja yang akan diterima sebelum melakukan investasi saham (Y2.1) | ||||
Mengerti bagaimana cara mengurangi risiko dalam berinvestasi saham (Y2.2) | |||||
The Time Factor (Y3) |
Menyeleksi jangka waktu dan pengembalian yang bisa memenuhi ekspektasi dari pertimbangan pengembalian dan risiko (Y3.1) | ||||
Meyakini diri sendiri mampu menyelesaikan persoalan keuangan di masa depan (Y3.2) | |||||
Meyakini diri sendiri mampu melakukan sesuatu dengan tepat (Y3.3) | |||||
Literasi (X1) |
Keuangan |
Pengetahuan umum keuangan (X1.1) |
Membandingkan dengan cermat harga produk sebelum membeli (X1.1.1) Selalu membuat anggaran pengeluaran dan pemasukan setiap hari (X1.1.2) |
Putri & Hamidi (2019) | |
Menghindari penipuan keuangan adalah salah satu manfaat literasi keuangan (X1.1.3) | |||||
Simpanan dan Pinjaman (X1.2) |
Untuk memiliki kartu ATM, seseorang harus memiliki rekening bank (X1.2.1) | ||||
Jika tingkat suku bunga tinggi, saya lebih memilih menyimpan uang saya (X1.2.2) | |||||
Jika tidak terpaksa, saya tidak akan meminjam uang atau mengambil kredit (X1.2.3) | |||||
Asuransi (X1.3) |
Saya merasa perlu untuk memiliki asuransi jiwa untuk melindungi diri (X1.3.1) | ||||
Asuransi dapat dijadikan sarana untuk menabung dan berinvestasi (X1.3.2) | |||||
Investasi (X1.4) |
Saya merencanakan program menabung/ investasi secara teratur tiap bulan untuk mencapai tujuan tertentu (X1.4.1) | ||||
Saya tertarik berinvestasi jika mempunyai tingkat pengembalian yang tinggi (X1.4.2) | |||||
Untuk mengurangi risiko investasi cara termudah adalah dengan membuat portofolio investasi (X1.4.3) | |||||
Locus of Control (X2) |
Locus of control internal (X2.1) Locus of control eksternal (X2.2) |
Saya dapat mengambil keputusan investasi sendiri tanpa bantuan dari orang lain Saya percaya terhadap takdir dan keberuntungan saat membuat keputusan |
Ariani et (2016) |
al. | |
Faktor (X3) |
Psikologis |
Over-confidence (X3.1) |
Memutuskan berinvestasi pada saham yang telah dipilih adalah pilihan yang terbaik dalam berinvestasi (X3.1.1) |
Adielyani & Mawardi (2020) |
Saya sangat yakin bahwa kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki dapat membantu memilih investasi yang baik untuk masa depan (X3.1.2) | ||||
Saya sangat percaya diri jika keputusan investasi pada saham yang dipilih sangat berguna di masa depan (X3.1.3) | ||||
Herding (X3.2) |
Behavior |
Keputusan investor lain dalam menjual dan membeli saham sangat berpengaruh pada keputusan saya (X3.2.1) | ||
Jumlah saham yang dibeli oleh investor lain memengaruh keputusan investasi saya (X3.2.2) Keputusan investor lain dalam melihat volume perdagangan saham berpengaruh terhadap keputusan investasi saya (X3.2.3) | ||||
Risk (X3.3) |
Tolerance |
Menggunakan pendapatan/uang saya untuk berinvestasi pada saham spekulatif (X3.3.1) | ||
Saham yang saya pilih untuk diinvestasikan adalah investasi saham yang menawarkan keuntungan tinggi (X3.3.2) | ||||
Faktor Demografis (X4) |
Jenis Kelamin (X4.1) Umur (X4.2) |
Windayani Krisnawati |
& | |
Pendidikan (X4.3) |
(2019) | |||
Pendapatan (X4.4) |
Buletin Studi Ekonomi
100
Discussion and feedback