172 Jurnal Buletin Studi Ekonomi Vol. 21, No. 2, Agustus 2016

ANALISIS FAKTOR KETAHANAN PEDAGANG

WARUNG TRADISIONAL MENGHADAPI PESAING
MINIMARKET DI KABUPATEN BADUNG

I Gusti Agung Ayu Rai Yudhi Astiti1

I Ketut Sudibia2

I Ketut Djayastra3

  • 1,2,3Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Email : [email protected]

Abstrak. Analisis Faktor Ketahanan Pedagang Warung Tradisional Menghadapi Pesaing Minimarket di Kabupaten Badung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor internal (harga barang, tenaga kerja keliling, modal usaha memadai, diversifikasi produk) dan eksternal (lokasi strategis usaha, kemampuan daya saing, keberadaan mini market) berpengaruh tidak langsung terhadap ketahanan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung melalui pendapatan pedagang tradisional. Untuk melakukan analisis terhadap tujuan yang telah ditetapkan, data dikumpulkan dari 160 responden pedagang warung tradisional di delapan desa pada Kabupaten Badung dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakanan alisis deskriptif dan inferensial dengan teknik Structural Equation Modeling (SEM). Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan teknik SEM menunjukkan bahwa faktor eksternal (lokasi strategis usaha, kemampuan daya saing, keberadaan mini market) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang warung tradisional. Faktor internal (harga barang, tenaga kerja keliling, modal usaha memadai, diversifikasi produk) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang warung tradisional.. Secara tidak langsung, faktor internal dan eksternal berpengaruh signifikan terhadap ketahanan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung melalui pendapatan pedagang warung tradisional.

Kata kunci : faktor internal, faktor eksternal, pedagang warung tradisional, minimarket, ketahanan usaha dagang.

Abstract. Resilience Factor Analysis of Traditional Trader Facing Competitors Minimarket in Badung regency. Purpose of this study was to analyze the internal factors (price of goods, labor circumference, adequate venture capital, diversification of products) and external (business strategic location, competitiveness, the existence of mini market) indirect effect on merchant resilience of traditional stalls in Badung through the income trader traditional stalls. To conduct an analysis with engineering Structural Equation Modeling (SEM). Results of hypothesis testing was done by using SEM showed that external factors (the strategic location of the business, competitiveness, where minimarket) positif and significant impact on the income of traditional stall traders. Indirectly, the internal and the external factors significantly influence the resilience of traditional trader stall in Badung through the income traditional trader stalls. The regression results indicate a positive influence of external factors on the income trader trader at 0.037. Internal factors ( price of goods , labor circumference , adequate working capital , product diversification ) positive and significant impact on the income of traditional trader stall . Indirectly , the internal and external factors significantly influence the resilience of traditional seller in Badung through the income traditional seller stalls .

Keywords : internal factors, external factors, traders traditional stall, mini, endurance trading business

PENDAHULUAN

Salah satu ritel modern yang mengalami pertumbuhan cukup pesat di Indonesia saat ini adalah minimarket dengan konsep waralaba atau franchise. Tumbuh pesatnya minimarket ke wilayah permukiman, berdampak buruk bagi warung tradisional yang telah berada di wilayah tersebut.

Keberadaan minimarket ini menyebabkan warung – warung tradisional yang berada di wilayah permukiman kehilangan pelanggan sehingga dapat mengurangi omset penjualan. Keberadaan minimarket yang jaraknya sangat berdekatan tentu akan memunculkan persaingan dan monopoli di wilayah tersebut. Minimarket sering mengadakan promosi dengan potongan harga yang menarik.

Sehingga para konsumen beralih ke minimarket tersebut dengan kualitas pelayanan yang lebih baik dari warung tradisional. Hal ini tentu saja membuat harapan pemilik warung tradisional untuk mencari penghasilan guna memenuhi kebutuhan sehari – hari dari keuntungan yang diperoleh mulai sedikit tersendat. Sebagai konsumen, masyarakat menuntut hal yang berbeda di dalam aktifitas berbelanja. Kondisi ini bertambah dengan meningkatnya tingkat pengetahuan, jumlah pendapatan dan jumlah pendapatan keluarga yang berpendapatan ganda (suami – istri bekerja), dengan waktu berbelanja yang terbatas. Konsumen menuntut peritel untuk member nilai lebih dari setiap sen uang yang dibelanjakan. Di pihak lain peritel harus mampu mengakomodasikan tuntutan tersebut jika tidak ingin ditinggalkan para pelanggannya ( Hutabarat, 2009).

Suryadarma (2010) mengatakan warung tradisional sebenarnya terganggu dengan masalah internal dan mengalami persaingan yang semakin sengit dari pedagang kaki lima. Tetapi aturan yang dibuat pemerintah tidak boleh diskriminatif dan tidak membuat dunia usaha stagnan. Pedagang kecil, menengah, besar, bahkan perantara ataupun pedagang toko harus mempunyai kesempatan yang sama dalam berusaha. Penelitian tentang ketahanan pedagang warung tradisional dilakukan di Kabupaten Badung.

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah faktor eksternal (lokasi strategis usaha, kemampuan daya saing, keberadaan minimarket) berpengaruh terhadap pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung, bagaimanakah faktor internal (harga barang, tenaga kerja keliling, modal usaha memadai, diversifikasi produk) berpengaruh terhadap pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung, apakah faktor internal dan eksternal berpengaruh tidak langsung terhadap ketahanan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung melalui pendapatan pedagang warung tradisional.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor eksternal (lokasi strategis usaha, kemampuan daya saing keberadaan minimarket) terhadap pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung, menganalisis pengaruh faktor internal (harga barang, tenaga kerja keliling, modal usaha memadai, diversifikasi produk) terhadap pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung, dan menganalisis faktor internal dan eksternal berpengaruh tidak langsung terhadap ketahanan pedagang warung tradisional di Kabupaten

Badung melalui pendapatan pedagang warung tradisional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh keberadaan minimarket terhadap eksistensi warung tradisional terutama di Kabupaten Badung, serta dapat dijadikan referensi bagi penelitian lebih lanjut.

KAJIAN PUSTAKA

Hasil Penelitian Terdahulu

Marthin Rapael Hutabarat (2009) melakukan penelitian yang berjudul Dampak Kehadiran Pasar Modern Brastagi Supermarket Terhadap Pasar Tradisional Sei Sikambing di Kota Medan” bertujuan untuk mengetahui perkembangan pasar modern dan pasar tradisional di kota Medan serta untuk mengetahui jumlah omset pedagang, perputaran barang dagangan, jumlah pedagang, jumlah jam buka, margin laba pedagang tradisional di kota Medan sebelum dan sesudah berdirinya pasar modern.

Penelitian yang dilakukan oleh Daniel,dkk (2007) dengan judul “Dampak Supermarket Terhadap Pasar dan Pedagang Ritel Tradisional di Daerah Perkotaan di Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak supermarket pada pasar tradisional dan pengusaha ritel di pusat-pusat perkotaan di Indonesia. Fokus penelitian ini adalah wilayah perkotaan dengan tingkat kepadatan supermarket tertinggi Jabodetabek dan Bandung.

Kerangka Teoritis

Peneliti mengajukan model penelitian ini untuk menganalisis faktor ketahanan pedagang warung tradisional menghadapi pesaing minimarket di Kabupaten Badung. Variabel dependen dalam model ini yaitu pendapatan pedagang warung tradisional. Pendapatan pedagang terdapat dua jenis, yaitu pendapatan pedagang bersih dan pendapatan pedagang kotor. Pendapatan pedagang bersih adalah seluruh penerimaan suatu perusahaan setelah dikurangi biaya-biaya eksplisit eksplisit dan implisit. Sedangkan pendapatan pedagang kotor adalah total penerimaan yang diterima oleh suatu perusahaan setelah dikurangi biaya-biaya eksplisit. Jarak kedekatan berdirinya minimarket dengan warung tradisional berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang yang diperoleh pemilik warung tradisional, sehingga pendapatan pedagang yang didapat mengalami perubahan. Karena semakin dekat keberadaan minimarket dengan warung tradisional, pendapatan pedagang yang diperoleh akan semakin berkurang karena adanya persaingan antara keduanya.


METODE PENELITIAN

Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara nonprobability sampling yaitu pengambilan sampel secara quota sampling, dilakukan dengan dengan menetapkan jumlah pedagang warung disetiap desa rata-rata sebanyak 20 pedagang, sehingga total sampel pedagang warung adalah 160 orang pedagang. Cara memilih sampel untuk tiap kelurahan/desa disimpulkan

dengan cara accidental sampling. Untuk kelurahan/ desa yang tidak terdapat minimarket maka penentuan warung tradisional yang dijadikan sampel adalah memilih warung tradisional yang paling dekat dengan minimarket di kelurahan lain yang saling berdekatan.

Pengukuran Variabel : Definisi Operasional dan Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan model persamaan struktural atau Structural Equation Modeling (SEM). SEM memiliki dua jenis variabel yaitu variabel

laten (latent variable) dan variabel indikator (indicator variable). Variabel laten adalah variabel yang tidak bisa diukur secara langsung (unobservable), sedangkan variabel indikator bisa diukur secara langsung (observable). Variabel indikator ini merupakan pembentuk variabel laten.

Variabel laten dapat dibedakan atas variabel laten dependen dan variabel laten independen. Sementara itu variabel laten dependen dalam penelitian ini adalah ketahanan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung dan variabel independen adalah faktor internal dan faktor eksternal pedagang warung tradisional

Tabel 1

Variabel Penelitian

No.

Variabel Laten

Variabel Indikator

Notasi

1.

Eksternal Pedagang

lokasi Usaha Strategis

X1.1

Warung

kemampuan daya saing

X1.2

(X1)

keberadaan mini market

X1.3

2.

Internal

harga produk

X2.1

Pedagang

jumlah tenaga kerja

X2.2

Warung

jumlah modal Usaha

X2.3

(X2)

diversifikasi produk

X2.4

3.

Pendapatan

pendapatan pedagang

Pedagang Warung

laba usaha

Y1.1

(Y1)

Y1.2

4.

Ketahanan

kontinuitas Usaha

Y2.1

Pedagang

laba yang diperoleh

Warung

kemampuan membayar

Y2.2

(Y2)

hutang

Y2.3

Variabel Dependen

Variabel dependen (Y2) adalah variabel yang nilainya tergantung pada nilai variabel lain yang merupakan konsekuensi dari perubahan yang terjadi pada variabel bebas (variabel independen). Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu: ketahanan pedagang warung tradisional adalah kemampuan pedagang dalam terus melanjutkan usahanya. Adapun indikator yang digunakan : 1)Kontinuitas usaha (Y2.1) adalah keberlanjutan suatu usaha dalam mempertahankan dan mengembangkan usaha yang dijalankan, diukur dalam Skala Likert yaitu Sangat Setuju (SS) diberi skor = 5, Setuju (S) diberi skor = 4,Ragu-ragu (RR) diberi skor = 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor = 1. 2) Keuntungan yang diperoleh (Y2.2) adalah laba bersih dari suatu usaha setelah dikurangi dari biaya operasional usaha, diukur dalam satuan rupiah/bulan. 3) Kemampuan membayar hutang (Y2.3) adalah tingkat kemampuan pedagang warung tradisional dalam membayar semua jenis hutangnya, diukur dalam Skala Likert yaitu Sangat Setuju (SS) diberi skor = 5, Setuju (S) diberi skor = 4, Ragu-ragu (RR) diberi skor = 3,Tidak Setuju (TS) diberi skor = 2,Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor = 1.

Variabel Intervening (Y1)

Pendapatan pedagang/hari (Y1.1) adalah jumlah penjualan yang diterima per hari oleh pemilik warung tradisional, dinyatakan dalam satuan rupiah. 2)Laba Usaha (Y1.2) adalah jumlah keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk, dinyatakan dalam satuan rupiah.

Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang nilainya berpengaruh terhadap variabel lain.

  • a.    Variabel Faktor Eksternal pedagang warung (X1) yang digunakan antara lain : 1) Lokasi Usaha Strategis (X1.1) adalah tempat usaha warung tradisional berpengaruh terhadap jumlah pembeli yang berbelanja. Kedekatan lokasi sebuah minimarket maupun warung tradisional dengan kawasan pemukiman maupun pasar, bersifat negatif dengan jumlah pembeli yang akan terjaring. Variabel lokasi usaha diukur dengan menggunakan variable dummy dengan katagori dibedakan menjadi dua ya dan tidak, di mana katagori “ ya “ yakni berada di kawasan kota/ desa/pemukiman dan/atau pasar dengan skor = 1; dan katagori “ tidak “ yakni tidak berada di kawasan kota/desa/pemukiman dan/atau pasar

dengan skor = 0. 2) Kemampuan daya saing (X1.2) adalah usaha keras pedagang dalam mempertahankan usahanya. Variabel keinginan masih memadai diukur dengan menggunakan skala Likert yaitu Sangat Setuju (SS) diberi skor = 5, Setuju (S) diberi skor = 4, Ragu-ragu (RR) diberi skor = 3, Tidak setuju (TS) diberi skor = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor = 1. 3) Keberadaan mini market (X1.3) adalah jarak lokasi antara warung tradisional dengan minimarket. Variabel jarak ini diukur dengan menggunakan satuan meter (m).

  • b.    Variabel independen beda adalah faktor ekternal pedagang warung (X2) indikatornya adalah Harga Produk (X2.1) suatu produk yang dijual dan dinyatakan dalam satuan rupiah. 5) Tenaga Kerja yang digunakan pedagang warung (X2.2) didalam menawarkan barang dagangan dengan daya saing yang memadai, yang diukur dengan satuan orang. 6) Modal Usaha yang digunakan pedagang warung (X2.3) adalah jumlah modal yang dgunakan dalam menjalanka usaha warung dan dinyatakan dalam satuan rupiah. 7) Diversifikasi Produk (X2.4) adalah ragam dari jenis poduk yang ditawarkan antara minimarket dengan warung tradisional, untuk warung tradisional ragam dari jenis produk yang ditawarkan berbeda dengan minimarket, tetapi konsumennya yang sama.

Ragam dari jenis produk yang di maksud diatas diukur dengan variable dummy dengan kategori “Ya” atau “Tidak”. Untuk Kategori “Ya” digunakan menjelaskan diversivikasi produk yang ada dan di beri skor = 1, sedangkan untuk yang “Tidak” memiliki diversivikasi produk di beri skor = 0.

Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menunjukan aktivitas ilmiah yang sistematis adalah dengan: metode wawancara terstruktur dilakukan dengan jalan memberikan pertanyaan (kuesioner) kepada para responden. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini telah disiapkan sebelumnya. Kuisioner tersebut mencakup pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka dan tertutup.

Teknik Analisis Data

Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (construct validity) yang mengkorelasikan skor masing – masing item pertanyaan dengan skor totalnya. Teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas konsistensi internal. Untuk mengukur konsistensi internal digunakan pengujian dengan teknik cronbach ’s alpha. Untuk menguji hipotesis

digunakan uji statistik yaitu analisis jalur (path analysis) dan persamaan struktural (structural equations model).

Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur dan persamaan struktural adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linier berganda yang menggunakan variabel laten dan variabel indikator dalam pemecahannya, dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Demografi karakteristik responden pada penelitian ini berkaitan dengan umur, jenis kelamin dan pendidikan.

Umur Responden

Karakteristik pedagang warung tradisional menurut umur, menunjukkan bahwa dari 160 orang pedagang dikategorikan ke dalam umur < 29 tahun sebanyak 53 orang ( 33.13 persen), umur 30 – 39 tahun sebanyak 48 orang (30.01 persen), umur 40 – 49 tahun sebanyak 36 orang ( 22.51 persen) dan > 50 tahun sebanyak 24 orang (14.35 persen). Pedagang warung tradisional didominasi oleh responden yang berumur < 29 tahun yaitu sebanyak 53 orang (33.13 persen)

Jenis Kelamin

Karakteristik responden pedagang warung tradisional menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan data tersebut dari 160 pedagang warung tradisional, sebanyak 30 orang laki-laki (18.75 persen) dan 130 orang perempuan (81.25 persen). Hal ini menunjukkan bahwa pedagang warung tradisional yang berjenis kelamin perempuan memiliki keinginan yang lebih besar untuk mengembangkan kegiatan yang produktif. Perempuan memiliki potensi yang cukup besar dalam memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarga, karena penduduk perempuan juga mempunyai kemampuan bekerja di sektor informal.

Tingkat Pendidikan

Pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pedagang warung tradisional. Pendidikan yang tinggi memungkinkan responden dapat mengembangkan berbagai inovasi yang kreatif dalam memajukan usahanya. Pada umumnya pendidikan mempunyai hubungan yang positif dengan produktifitas. Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dari 160 responden pedagang warung tradisional sebagian besar berpendidikan SLTA yaitu 43 orang atau 26,87 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan responden pedagang warung tradisional cukup memadai untuk mengembangkan usahanya. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan menggambarkan mengenai tingkat kualitas penduduk dan wilayah itu sendiri.

Deskripsi Variabel Penelitian

Hasil olahan data dengan SPSS dapat disajikan statistik deskripstif dari variabel penelitian seperti yang ditampilkan pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa jawaban responden mengenai eksternal pedagang warung traditional berkisar antara 3,33 dan 5, dengan rata-rata 4,1882. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden menjawab Sangat Setuju hingga Kurang Setuju terhadap pertanyaan yang diberikan, yaitu mengenai lokasi usaha strategis bermanfaat bagi peningkatan penjualan, kelangsungan usaha warung mampu bersaing dengan keberadaan minimarket, dan adanya minimarket cermin membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berdagang.

Internal pedagang warung memiliki rentangan antara 3,75 dan 5, dengan rata-rata 4,2419 dari jawaban kuisioner. Sebagian besar responden menjawab Sangat Setuju hingga Kurang Setuju terhadap pertanyaan yang diberikan, yaitu mengenai harga produk-produk di warumg yang terjangkau, aktivitas bauran pemasaran yang berupaya untuk mempersuasif konsumen melalui promosi dengan tujuan konsumen lebih percaya terhadap produk yang dikonsumsi, modal usaha yang sudah memadai, dan produk yang ada di warung beraneka ragam.

Pendapatan pedagang warung memiliki rentangan dari 3,50 hingga 5 dengan rata-rata 4,483.9 ribu Rupiah. Dimana sebagian besar responden juga menjawab Sangat Setuju hingga Kurang Setuju terhadap pertanyaan yang diberikan, yaitu mengenai pendapatan pedagang per hari sudah sesuai dengan target, dan faktor eksternal dan internal pedagang warung berpengaruh terhadap laba usaha.

Ketahanan pedagang warung memiliki rentangan nilai dari 3,67 dan 5 dengan rata-rata 4,311.8 ribu rupiah.

Uji Pengaruh Langsung

Berdasarkan hasil uji pengaruh langsung, dimana nilai probabilitas dari X1 ÷Y1 lebih kecil dari 0.05 ini menunjukkan bahwa faktor eksternal pedagang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung. Karena semakin dekat keberadaan minimarket dengan warung tradisional, pendapatan pedagang yang diperoleh akan semakin berkurang karena adanya persaingan antara keduanya. Sedangkan nilai probabilitas dari X2÷Y1 lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 ini berarti faktor internal pedagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung.

Nilai probabilitas dari X1 ÷Y2 lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05, ini berarti bahwa faktor eksternal pedagang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketahanan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung, Nilai probabilitas dari X2÷Y2 lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05, ini berarti bahwa faktor internal pedagang dan pendapatan pedagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketahanan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung.

Sesuai dengan teori trimming yang menyebutkan bahwa agar diperoleh model yang lebih valid, jalur-jalur yang tidak signifikan dihilangkan. Dalam penelitian ini tidak dilakukan modifikasi karena semua pengaruh adalah signifikan.

Uji Pengaruh Tidak Langsung Variabel Penelitian

Menganalisis pengaruh tidak langsung variabel penelitian melalui variabel mediasi dilakukan uji mediasi atau interventing.

  • 1)    Pengaruh faktor eksternal pedagang terhadap ketahanan pedagang melalui pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung

Dalam hal ini variabel pendapatan pedagang merupakan variabel mediasi/intervening. Kriteria yang digunakan dalam analisis ini adalah jika p-value > alpha (0,05) atau z hitung z tabel, maka Ho diterima yang berarti pendapatan pedagang bukan merupakan variabel mediasi. Namun jika p-valuealpha (0,05) atau z hitung > z tabel, maka Ho ditolak yang berarti pendapatan pedagang merupakan variabel mediasi. Hasil olahan data pada Lampiran 7 didapatkan z = 0,296, dengan probabilitas 0,05. Nilai z hitung lebih kecil dari nilai z tabel (0,6141). Hal ini berarti pendapatan pedagang bukan merupakan variabel mediasi pada pengaruh faktor eksternal pedagang terhadap ketahanan pedagang warung tradisional warung tradisional di Kabupaten Badung.

  • 2)    Pengaruh faktor internal pedagang terhadap ketahanan pedagang melalui pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung

Dalam hal ini variabel pendapatan pedagang merupakan variabel mediasi/intervening. Pengaruh faktor internal pedagang terhadap ketahanan pedagang melalui pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung disajikan pada Gambar berikut.

Gambar 2

Pengaruh Faktor Internal

Hasil perhitungan bahwa pengaruh faktor internal pedagang terhadap ketahanan pedagang melalui pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung dengan nilai z hitung = 0,439 yang berada pada probabilitas 0,05 dan z tabel = 0,6664. Nilai z hitung lebih kecil dari nilai z tabel. Hal ini berarti bahwa variabel pendapatan pedagang bukan merupakan variabel mediasi/intervening pada pengaruh faktor internal pedagang terhadap ketahanan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung.

Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Variabel Penelitian

Pengaruh langsung faktor eksternal pedagang terhadap pendapatan pedagang sebesar 0,050, pengaruh langsung faktor eksternal pedagang terhadap ketahanan pedagang sebesar 0,084, dan pengaruh tidak langsung faktor eksternal pedagang terhadap ketahanan pedagang melalui pendapatan pedagang sebesar 0,003, oleh karena itu pengaruh totalnya menjadi 0,087. Pengaruh langsung faktor internal pedagang terhadap pendapatan pedagang adalah sebesar 0,207, pengaruh langsung faktor internal pedagang terhadap ketahanan pedagang sebesar 0,423, dan pengaruh tidak langsung faktor internal pedagang terhadap ketahanan pedagang melalui pendapatan pedagang sebesar 0,011, oleh karena itu pengaruh totalnya menjadi 0,434.

Pengaruh langsung pendapatan pedagang terhadap ketahanan pedagang sebesar 0,055, dan pengaruh tidak langsung sebesar nol, sehingga pengaruh totalnya sebesar 0,055. Berdasarkan olahan data dengan SPSS diperoleh hasil seperti pada tabel 2.

Tabel 2

Koefisien Jalur Hubungan Antar Variabel Penelitian

Hubungan

Variabel Tak

Koefisien Jalur

Standard

t-hitung

Signifikan

Standar

Error

X1

Y2

0,054

0,050

0,138

2,390

0,037

X2

Y1

0,293

0,207

0,180

2,642

0,010

X1

Y2

0,076

0,084

0,107

2,708

0,048

X2

Y2

0,500

0,423

0,143

3,504

0,001

Y1

Y2

0,046

0,055

0,101

2,457

0,049

Koefisien Determinasi Total

Melalui koefisien determinasi dapat dicari pengaruh error masing-masing variabel endogen sebagai berikut.

Pei = V1 R2

P e 1 = 1 - R 2 = √1 - 0,440 = 0,748

P e 2 = 1-RRl = √1 0,594 = 0,637

Selanjutnya dapat dicari total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model adalah sebagai berikut.

R2m= 1 – ρe12e22e32e42e52

= 1 – (0,748)2.(0,637)2

= 0,773

Model hasil analisis variabel ketahanan pedagang warung tradisional mampu dijelaskan oleh variabel

faktor eksternal (lokasi strategis usaha, kemampuan daya saing, keberadaan minimarket dan faktor internal (harga barang, tenaga kerja keliling, modal usaha memadai, diversifikasi produk) sebesar 77,3 persen, sedangkan sisanya 22,7 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama bahwa faktor eksternal pedagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung. Hasil regresi menunjukkan bahwa tingkat signifikansi faktor eksternal pedagang berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang sebesar 0,037. Keberadaan minimarket yang tumbuh menjamur dapat berpotensi menimbulkan implikasi terhadap pasar tradisional apabila jarak minimarket berdekatan dengan pasar

tradisional, apalagi dengan jumlah yang banyak, hal ini mengakibatkan menurunnya omzet pasar tradisional karena konsumen cenderung lebih memilih belanja ke minimarket daripada pasar tradisional. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hutabarat (2009) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara pendapatan bersih pedagang buah-buahan dan pedagang sayur-sayuran di pasar tradisional Sei Sikambing antara sebelum dan setelah berdirinya pasar modern Brastagi Supermarket.

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa faktor internal pedagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung dengan probabilitas sebesar 0,010. Faktor internal pedagang berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung. Hal ini menunjukkan harga barang yang dijual di warung tradisional murah, tenaga kerja yang keliling banyak, modal usaha memadai, dan produk yang dijual di warung tradisional lebih banyak maka pendapatan pedagang warung tradisional juga meningkat.

Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK (2005) yang menyatakan bahwa harga jual barang tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah hadirnya pasar modern. Sementara, penelitian yang dilakukan oleh Daniel,dkk (2007) serupa dengan penelitian ini dimana Daniel menyatakan menyatakan bahwa terdapat dampak signifikan supermarket pada jumlah pegawai pasar tradisional.

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa secara langsung faktor eksternal pedagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketahanan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung dengan tingkat signifikansi sebesar 0,048. Secara tidak langsung, faktor eksternal pedagang tidak berpengaruh signifikan terhadap ketahanan pedagang melalui pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung. Hal ini dibuktikan dengan nilai z hitung lebih kecil dari nilai z tabel yang berarti bahwa pendapatan pedagang bukan merupakan variabel mediasi pada pengaruh faktor eksternal pedagang terhadap ketahanan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung. Secara langsung faktor internal pedagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketahanan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Secara tidak langsung, faktor internal pedagang tidak berpengaruh signifikan terhadap ketahanan pedagang melalui pendapatan pedagang warung tradisional di

Kabupaten Badung. Hal ini dibuktikan dengan nilai Z hitung lebih kecil dari nilai Z tabel yang berarti bahwa pendapatan pedagang bukan merupakan variabel mediasi pada pengaruh faktor internal pedagang terhadap ketahanan pedagang dan langsung pendapatan pedagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketahanan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung dengan tingkat signifikansi sebesar 0,049. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pendapatan pedagang warung tradisional maka ketahanan pedagang juga semakin tinggi.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Apriantini (2011) yang menyatakan bahwa diversifikasi produk berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang. Penjualan akan turun bila perusahaan tidak menjual produk sebanyak yang dijual pesaingnya, sehingga diversifikasi produk para pedagang dapat mempengaruhi banyak sedikitnya transaksi penjualan. Diversifikasi produk yang dilakukan warung tradisional merupakan salah satu inovasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan besarnya keuntungan warung tradisional ditengah-tengah pesatnya perkembangan minimarket.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal faktor eksternal (lokasi strategis usaha, kemampuan daya saing, keberadaan minimarket) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung. Faktor internal (harga barang, jumlah tenaga kerja, jumlah modal, diversifikasi produk) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung. Secara tidak langsung, faktor internal dan eksternal berpengaruh signifikan terhadap ketahanan pedagang warung tradisional di Kabupaten Badung melalui pendapatan pedagang warung tradisional. Dapat disimpulkan bahwa ketahanan warung tradisional di Kabupaten Badung dalam menghadapi pesaing minimarket masih dapat dihandalkan.

Saran

Implikasi secara teoritis terkait dengan data variabel penelitian, maka agenda penelitian ke depan yaitu perlunya mengambil sampel yang lebih besar dan jumlah variable penelitian yang lebih banyak sehingga dapat memberikan gambaran yang realities mengenai terkait mengenai pedagang warung tradisional dengan usaha minimarket.

REFERENSI

Apriantini, Rima Nur. 2011, Pengaruh Diversifikasi Produk Harga Jual Dan Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan Pedagang Eceran (Studi Pada Pedagang Eceran Makanan Oleh-Oleh Khas Ciwidey Di Daerah Ciwidey Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung); http://repository.upi.edu (15 Januari 2012)

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia. 2008. Sebaran Gerai-gerai Pasar Modern. Jakarta : Media Data.

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2011, Denpasar Dalam Angka 2010, Badung; Badan Pusat Statistik

Bisnis Indonesia. 2008. Kadin Minta Provinsi Atur Jarak Antar Pasar. Jakarta : Bisnis Indonesia.

Dampak Biaya Transaksi Terhadap Perilaku Ekonomi Rumah TanggaPetani;http:// repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/ 41108/Bab%203%20%202008fhe.pdf? sequence=5;(15 Januari 2012)

Daniel, Wahyu. 2007. Peran Pasar Tradisional Memudar, DPD Tuding Pemodal Besar. Detiknet.Jakarta.http://jkt6a.detikspot.com/red/ 2007/08/23/105431/820634//, (4 Juli 2012)

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern,

Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK. 2005. Penelitian Dampak Keberadaan Pasar Modern (Supermarket dan Hypermarket) Terhadap Usaha Ritel Koperasi/Waserda dan Pasar Tradisional. Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM, No.1, Tahun 1. Jakarta : Kementrian Koperasi dan UKM, serta PT. Dinamika Manajemen.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali. 2011. Rekapitulasi Pasar Modern Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Badung; Disperindag Provinsi Bali

Hutabarat, Marthin Rapael. 2009. Dampak Kehadiran Pasar Modern Brastagi Supermarket Terhadap Pasar Tradisional di Kota Medan. Medan : Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Jurnal Penelitian Koperasi dan UKM Nomor 1 tahun 2006 : Penelitian, Dampak Keberadaan Pasar Modern (Supermarket & Hypermarket) Terhadap Usaha Ritel Koperasi / Waserba dan Pasar Tradisional. http://www. smecda. com/kajian/files/jurna/Hal_85.pdf, (3 Januari 2012)

Kajian dampak ekonomi keberadaan Hypermarket Terhadap ritel/pasar tradisional,2007,http:// 72.14.235.132/search?q=ache:IdHJXpmFiqcJ :www.indef.or.id/xplod/upload/pubs/ exum_Hypermarket.PDF + dampak + pasar + modern + terhadap + pedagang + sayur + di + pasar + tradisional & cd = 8&hl = id & ct = clnk & gl =i d, (11 Januari 2012)

Kantor Camat Kabupaten Badung, 2010, Monografi Desa dan Kelurahan di Kabupaten Badung, Badung

______, 2014, Profil Kabupaten Badung, Badung Kerjasama Dinas Perijinan Kabupaten Badung dengan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, 2011, Ringkasan Eksekutif Kajian Akademik Mini Market Di Kabupaten Badung; Badung.

Suryadarma, Daniel. 2010. Traditional Food Traders In Develoving Countries And Competition From Supermakets : Evidence From Indonesia. Food Policy Journal. Volume 35. Issue 1. February 2010. Pages 79-86

Umar, Husein. 2004, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Jakarta, Raja Grafindo

Wijayanthi, Pardiana. 2011, Analisis Pengaruh Keuntungan Usaha Informal Dengan Munculnya Minimarket (Studi Kasus Di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang), Universitas Diponegoro, Semarang ; Tidak Diterbitkan

Wikipedia. 2011. Pasar. http://id.wikipedia.org/wiki/ pasar/ (3 Januari 2012)