PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN BANGKALAN
on
BULETIN S1UD1 EKONOMI
BULETIN STUDI EKONOMI
Available online at https://ojs.unud.ac.id/index.php/bse/index
Vol. 28 No. 02, Agustus 2023, pages: 197-205
ISSN : 1410-4628
e-ISSN: 2580-5312
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN BANGKALAN
Lum Atul Muniroh1 Aldila Septiana2 R. Zaiful Arief3
Abstract
Keywords:
Economic growth, education level, unemployment, poverty.
This research was conducted to determine whether there is a partial and simultaneous relationship between economic growth, level of education and reactions to poverty in Bangkalan Regency. The results of this study note that after testing all variables have the same results where the economic growth variable, the education level variable, the response variable have no effect on poverty either in a simulation or in part. This reserch is approach with 5 responden. In this study, the data used is published data from the central statistic agency (BPS) in the form of economic growth, education level, unemployment and poverty rate in bangkalan regency.
Kata Kunci:
Abstrak
Pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, pengangguran, kemiskinan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan parsial dan simultan antara pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan dan pengangguran terhadap kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwasannya setelah melakukan pengujian semua variabel memiliki hasil yang sama yang mana variabel pertumbuhan ekonomi, variabel tingkat pendidikan, variabel pengangguran tidak berpengaruh pada kemiskinan baik secara simulatan maupun parsial. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan responden sebanyak 5, dalam penelitian ini data yang di gunakan adalah data publikasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang berupa Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan
STKIP PGRI BANGKALAN, jawa timur, indonesia2
Email: [email protected]
STKIP PGRI BANGKALAN, jawa timur, indonesia3
Email: [email protected]
PENDAHULUAN
Salah satu masalah pemerintah Indonesia adalah kemiskinan. Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah jangka panjang yang sulit diatasi. Pemulihan ekonomi berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini tercermin dari angka kemiskinan Indonesia pada Maret 2022 yang kembali turun menjadi 9,54% dari 9,71% pada September 2021 (Maret 2021: 10,14%). Ini berbicara tentang kualitas pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2022. Angka kemiskinan terus menurun akibat tekanan global terhadap komoditas, terutama harga pangan dan energi, yang mempengaruhi harga domestik dan daya beli masyarakat. Berdasarkan penjelasan Febio Kacaribu, Kepala Badan Kebijaka Fiskal Kementrian Keuangan yang di kutip pada tahun 2018.
skinan naik 4,0% menjadi Rp 505.469 pada Maret 2022, dibandingkan sebelumnya Rp 486.168 pada September 2021. Meski garis kemiskinan meningkat, angka kemiskinan Indonesia masih bisa diturunkan. Kenaikan harga komoditas dalam negeri akibat perubahan harga pasar komoditas dunia meningkatkan angka kemiskinan sebesar 0,2 poin persentas (Studi Bank Dunia:2022). “Program PC-PEN yang dilaksanakan pemerintah salah satunya ditujukan untuk kesejahteraan penduduk, berperan menjaga daya beli masyarakat dan mendukung peningkatan indikator tingkat kemiskinan, selain program yang langsung dinikmati oleh masyarakat, seperti subsidi dan bantuan sosial, serta pemulihan ekonomi yang terus menguat juga akan berkontribusi pada perbaikan angka kemiskinan,
Pada saat ini pendidikan semakin maju, namun masih banyak masyarakat kurang mampu yang tidak mampu bersekolah. Hal ini menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia dan meningkatnya jumlah pengangguran. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan. Jika pendidikan rendah, sulit bagi seseorang untuk mencari pekerjaan.
Pengangguran friksional atau orang yang sedang mencari pekerjaan. Hal ini menyebabkan bertambahnya kemiskinan di masyarakat. Peningkatan jumlah pengangguran dapat menurunkan produktivitas. Produktivitas yang rendah dapat menurunkan pendapatan masyarakat, yang dapat menghambat pembangunan dan kemakmuran suatu daerah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini berfokus pada pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pendidikan, dan Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan di kabupaten bangkalan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Jenis penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibanding dengan deskriptif dan komparatif, Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliput variabel bebas (X1, X2, dan X3) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pendidikan, dan Pengangguran.Variabel terikatnya adalah Tingkat Kemiskinan
Adapun populasi sebanyak 5. Penelitian ini yang di jadikan responden adalah tahun yang di teliti, kaena saya meneliti pada jangka waktu lima tahun sehingga populasi sebanyak 5.yang digunakan dalam penelitian ini adalah data publikasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang berupa Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan (2017-2021)
Dalam penelitian ini menggunakan data time series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu objek, dengan tujuan untuk menggambarkan perkembangan dari objek tersebut yang manapengambilan data yang di ambil merupakan hasil dari penelitian terahuluny, baik melalui jurnal, artikel pusat statistik maupun website. Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pendidikan, Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan di kabupaten Bangkalan. Data bersumber dari website Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bangkalan dan Provinsi Jawa Timur.
—► Berpengaruh cecara parsial ► Berpengaruh secara simultan
Gambar.1
Kerangka berfikir
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas kedua-duanya berdistribusi normal atau tidak. Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan melihat Jarque-Bera test atau J-B test yaitu apabila probabilitas > 0.05 maka dapat diputuskan bahwa data yang dimiliki berdistribusi normal.
Tabel. 1
Tabel Uji Normalitas Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova |
Shapiro-Wilk | |||||
Statistic |
Df |
Sig. |
Statistic |
Df |
Sig. | |
pertumbuhan ekonomi |
.239 |
5 |
.200* |
.847 |
5 |
.185 |
tingkat pendidikan |
.335 |
5 |
.069 |
.789 |
5 |
.065 |
Pengangguran |
.261 |
5 |
.200* |
.884 |
5 |
.329 |
Kemiskinan |
.205 |
5 |
.200* |
.956 |
5 |
.777 |
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: data olah 2023
Pada variabel Pertumbuhan Ekonomi diperoleh nilai Sig. sebesar 0,185> 0,05, artinya data berdistribusi normal. Pada variabel Tingkat pendidikan diperoleh nilai Sig. sebesar 0,065 > 0,05, artinya data berdistribusi normal. Pada variabel Pengangguran diperoleh nilai Sig. sebesar 0,329 > 0,05, artinya data berdistribusi normal. Pada variabel Kemiskinan diperoleh nilai Sig. sebesar 0,777 > 0,05, artinya data berdistribusi normal.
Tabel. 2
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics
Model |
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
1 (Constant) |
43000.606 |
8499.083 | |||
pertumbuhan ekonomi |
101.289 |
120.326 |
.328 |
.358 |
2.791 |
tingkat pendidikan |
-5431.617 |
1661.129 |
-1.265 |
.362 |
2.760 |
pengangguran |
1349.618 |
356.815 |
1.817 |
.235 |
4.251 |
a. Dependent Variable: kemiskinan |
Sumber: data olah 2023
Gejala multikolinieritas tidak terjadi apabila nilai VIF < 10 serta nilai tolerance > 0,10, dan begitu juga sebaliknya. Dari hasil uji multikolineritas di atas, dapat disimpulkan bahwa :
Variabel Pertumbuhan Ekonomi: diperoleh nilai VIF sebesar 2,791 < 10 dan nilai tolerance sebesar 0,358 > 0,10, maka tidak terjadi gejala multikolinieritas. Variabel Tingkat Pendidikan : diperoleh nilai VIF sebesar 2,760 < 10 dan nilai tolerance sebesar 0,362 > 0,10, maka tidak terjadi gejala multikolinieritas. Variabel Pengangguran : diperoleh nilai VIF sebesar 4,251 < 10 dan nilai tolerance sebesar 0,235 > 0,10, maka tidak terjadi gejala multikolinieritas.
Tabel. 3
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
1 (Constant) |
43000.606 |
8499.083 |
5.059 |
.124 | |
pertumbuhan ekonomi |
101.289 |
120.326 |
.328 |
.842 |
.555 |
tingkat pendidikan |
-5431.617 |
1661.129 |
-1.265 |
-3.270 |
.189 |
Pengangguran |
1349.618 |
356.815 |
1.817 |
3.782 |
.165 |
a. Dependent Variable: kemiskinan Sumber: data olah 2023
Dasar pengambilan keputusan Uji Heteroskedastisitas : Jika nilai Sig. > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai Sig. < 0,05, maka terjadi heteroskedastisitas. Dari tabel hasil Uji Heteroskedastisitas di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Variabel Pertumbuhan Ekonomi : diperoleh nilai Sig. sebesar 0,555 > 0,05; maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Variabel Tingkat Pendidikan : diperoleh nilai Sig. sebesar 0,189 > 0,05; maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Variabel Pengangguran : diperoleh nilai Sig. sebesar 0,165 > 0,05; maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel. 4
Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea |
131.73100 |
Cases < Test Value |
2 |
Cases >= Test Value |
3 |
Total Cases |
5 |
Number of Runs |
5 |
Z |
1.200 |
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.230 |
a. Median
Sumber: data olah 2023
Runs Test merupakan bagian dari statistik non-parametrik yang digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi atau tidak. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi pada Runs Test adalah jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat masalah autokorelasi. Tabel hasil uji autokorelasi di atas, diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,230 > 0,05. Dengan demikian, berarti data residual terjadi secara random sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi pada data yang diuji.
Tabel. 5 Uji t Coefficientsa
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients | ||||
B |
Std. Error |
Beta |
T |
Sig. | ||
1 (Constant) |
375.768 |
134.417 |
2.796 |
.219 | ||
pertumbuhan ekonomi |
2.825 |
2.670 |
.914 |
1.058 |
.482 | |
tingkat pendidikan |
-45.605 |
26.028 |
-1.063 |
-1.752 |
.330 | |
Pengangguran |
13.510 |
6.358 |
2.132 |
2.125 |
.280 |
a. Dependent Variable: kemiskinan
Sumber: data olah 2023
Jika nilai sig > 0,05 atau t hitung < t tabel maka tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel YBerdasarkan tabel Uji t (Parsial), dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Variabel Pertumbuhan Ekonomi. Dari tabel 4.9 di atas, diperoleh nilai Sig. sebesar 0,482 > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh secara parsial Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Berdasarkan Uji t, diperoleh nilai thitung sebesar 1,058 dan t tabel sebesar 12,71 Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa nilai thitung = 1,058 < ttabel = 12,71 maka tidak terdapat pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Jadi, H1 ditolak. Variabel Tingkat Pendidikan. Dari tabel 4.9 di atas, diperoleh nilai Sig. sebesar 0,330 > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh parsial Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Berdasarkan Uji t, diperoleh nilai thitung sebesar 1,725 dan ttabel sebesar 12,71 dapat diketahui bahwa nilai thitung = -1,725 < ttabel = 12,71 maka tidak terdapat pengaruh secara parsial
Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Jadi, H2 ditolak Variabel Pengangguran Dari tabel 4.9 di atas, diperoleh nilai Sig. sebesar 0,280 > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh secara parsial Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Berdasarkan Uji t, diperoleh nilai thitung sebesar 2,125dan ttabel sebesar 12,71. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa nilai thitung = 2,125 < ttabel = 2,125 maka tidak terdapat pengaruh secara parsial Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Jadi, H3 ditolak.
Tabel. 6
Uji F
ANOVAa
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. | ||
1 |
Regression |
491.494 |
3 |
163.831 |
1.879 |
.482b | |
Residual |
87.184 |
1 |
87.184 | ||||
Total |
578.678 |
4 |
a. Dependent Variable: kemiskinan
b. Predictors: (Constant), pengangguran, tingkat pendidikan, pertumbyhan ekonomi Sumber: data olah 2023
Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan Uji Simultan (Uji F) : Jika nilai sig < 0,05 atau F hitung >F tabel maka terdapat pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y. Jika nilai sig > 0,05 atau F hitung < F tabel maka tidak terdapat pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y.
Dari tabel 4.10 di atas, diperoleh nilai Sig. sebesar 0,482 > 0,05, maka terdapat tidak ada pengaruh secara simultan Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pendidikan, dan Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Berdasarkan Uji F, diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,879 dan Ftabel = 19,2
Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa nilai Fhitung = 1,879 > Ftabel = 19,2 maka tidak terdapat pengaruh secara simultan Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pendidikan, dan Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabuapten Bangkalan. Jadi, H4 ditolak.
Tabel. 7
Uji Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
-
1 .922a .849 .397 933.72320
-
a. Predictors: (Constant), pengangguran, tingkat_pendidikan, pertumbuhan_ekonomi Sumber: data olah 2023
Uji Determinasi menunjukkan nilai Adjuted R Square sebesar 0,397 yang artinyapengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) sebesar 39,7%.
Pada tabel Coefficients diperoleh nilai signifikansi yang lebih besar dibandingkan dengan taraf signifikansi. Kemudian, hasil uji t (parsial) dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel diperoleh hasil thitung lebih kecil daripada ttabel, artinya Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Hasil pengujian tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan yang berbanding terbalik antara Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Artinya ketika nilai Pertumbuhan Ekonomi mengalami penurunan maka Tingkat Kemiskinan akan mengalami peningkatan, begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Reggi, yang menyatakan bahwa Pertumbuhan Ekonomi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Pada penelitian Reggi menjelaskan apabila Pertumbuhan Ekonomi meningkat maka jumlah penduduk miskin akan berkurang. Hal tersebut dapat dilihat dalam penelitian ini, Pertumbuhan Ekonomi mengalami fluktuasi setiap tahunnya, pada tahun 2017 menunjukkan peningkatan di mana pada tahun yang sama diikuti dengan adanya penurunan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur
Pada tabel Coefficients diperoleh nilai signifikansi yang lebih besar dibandingkan dengan taraf signifikansi. Kemudian, hasil uji t (parsial) dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel diperoleh hasil thitung lebih kecil daripada ttabel, artinya Tingkat Pendidikan berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten bangkalan. Hasil pengujian tersebut menunjukkan adanya hubungan yang berbanding terbalik antara Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Artinya ketika nilai Tingkat Pendidikan mengalami peningkatan maka Tingkat Kemiskinan akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Gumila, yang menyatakan bahwa Pendidikan mempunyai pengaruh terhadap tingkat kemiskinan. Pada penelitian tersebut menjelaskan apabila Pendidikan mengalami peningkatan maka tingkat kemiskinan akan menurun. Hal tersebut dapat dilihat dalam penelitian ini, Pendidikan (Angka Rata-Rata Lama Sekolah) mengalami peningkatan setiap tahunnya dan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2017, di mana pada tahun yang sama diikuti dengan adanya penurunan tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.
Pada tabel Coefficients diperoleh nilai signifikansi yang lebih besar dibandingkan dengan taraf signifikansi. Kemudian, hasil uji t (parsial) dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel diperoleh hasil thitung lebih kecil daripada ttabel, artinya Pengangguran tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Hasil pengujian tersebut menunjukkan adanya hubungan yang searah antara Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Artinya ketika nilai Pengangguran mengalami kenaikan maka Tingkat Kemiskinan juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Penelitian ini didukung secara teori, Both dan Fridausy menyatakan bahwa kemiskinan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi semata tetapi juga dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, geografi dan lingkungan, serta faktor personal dan fisik. Faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi kemiskinan antara lain rendahnya keahlian dan pendidikan, terbatasnya kesempatan kerja, dan cultural proverty. Masalah pengangguran timbul karena terjadi ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini yang menjadi penyebab meningkatnya kemiskinan, karena pendapatan masyarakat akan berkurang bahkan tidak mampu memenuhi kebutuhannya.
Dari penjelasan tersebut, diketahui bahwa pengangguran berpengaruh buruk terhadap perekonomian, seperti meningkatnya kemiskinan di masyarakat. Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan dan pengangguran yang selanjutnya meningkat menjadi pemicu ketimpangan pendapatan dan kesenjangan antar golongan penduduk.
Pada tabel ANOVA diperoleh nilai signifikansi yang lebih besar dibandingkan dengan taraf signifikansi. Kemudian, hasil uji F (simultan) dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel diperoleh hasil Fhitung lebih kecil daripada Ftabel, maka Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pendidikan, dan Pengangguran tidsk berpengaruh secara simultan terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait dengan pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pendidikan, dan Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H1) diketahui bahwa secara parsial Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap peningkatan Pertumbuhan Ekonomi akan menurunkan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Dan sebaliknya, setiap penurunan Pertumbuhan Ekonomi akan meningkatkan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua (H2) diketahui bahwa secara parsial Tingkat Pendidikan tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap penambahan Tingkat Pendidikan tidak akan berpengaruh pada Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan. Dan sebaliknya, setiap penurunan Tingkat Pendidikan tidak akan meningkatkan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) diketahui bahwa secara parsial Pengangguran tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten Bangkalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap peningkatan Pengangguran tidak akan meningkatkan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. Dan sebaliknya, setiap penurunan Pengangguran tidak akan menurunkan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan.
Berdasarkan pengujian hipotesis keempat (H4) diketahui bahwa secara simultan Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pendidikan, dan Pengangguran tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan.
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berkut Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam kajian yang sama dengan variabel yang berbeda. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas dan menambah variabel penelitian lainnya yang mempunyai pengaruh kuat terhadap tingkat kemiskinan. Diharapkan dapat membantu mengatasi jumlah kemiskinan yang hampir setip tahunnya mengalami peningkatan.
REFERENSI
-
-. (2018a). statistik pendidikan jawa timur 2017-2021. http://jatim.bps.go.id/publication
-
-. (2018b). statistik pendidikan provinsi jawa timur 2017.
ahmadi, rulam. (2014). pengantar pendidikan : asas & filsafat pendidikan.
Ahmadi, R. (2014). pengantar pendidikan. ar-ruzz media.
Aprilianti. (2016). Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB.
Dama, himawan yudistira. (2016). pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB) terhadap tingkat kemiskinan di kota manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16, 3. http://ejurnal.unsurat.ac.id
fadilah A ananda &nkaluge D. (2018). a panel approach: how does goverment expendure influece human development index? Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan, 10, 130–139.
fahmi a kadiri, saint seraj & akadiri A. C. (2018). testing the role of tourism and human capital developmen in economic growth. Tourism Management Perspectives, 28, 62–70.
http://doi.org/10.1016/j.tmp.2018.08.004
Fitriati, adecetya anjuli dan diah. (2016). pengaruh jumlah penduduk, PDRB, IPM dan pengangguran tehadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota jawa timur tahun 2011-1017. 2.
hao e & fan j. (2011). design and implementation of the vietnam human development programmes-the poor or
the socked. World Bank Policy Reserch Working Paper.
hao M I & khan M R. (2019). role of oil production and goverment expendure in improving humen development index: evidence from saudi arabia. International Jounal of Energiy Economic and Policy, 9, 251-256. http://doi.org/10.32479/ijeep.7404
Hidayat, r wahyu. (2017). perencanaan pembangunan daerah.
Himawan Yudistira Dama. (2016). Pengaruh Produk Domistik Bruto Terhadap Kemiskinan Di Kota Padang.
Iii, B. A. B., Pendekatan, A., Penelitian, J., & Penelitian, P. (n.d.). METODE PENELITIAN. 63–78.
kemenko PKM. (2020). membangun SDM indonesia membangun sinegitas.
http://doi.org/10.18052/www.scripress.com/ILSHS.555
Khusaini, a syafitri jianto &m. (2015). the analysis of health and educational expenditure as well as PDRB percapita’s influence on humen development index (study of cities/regrencies at eas java province). Internasional Journal of Social and Local Economic Governance, 2, 85–95.
http://doi.org/10.21776/ub.ijleg.2015.001.02.1
Mandasari, puti andini dan pipit. (2017). analisis pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap ketimpangan di provinsi aceh. Jurnal Penelitian Ekonomi, 1.
mohammad s & ramzi j. (2012). investigating the effect of govermen health expenduture on HDI iran. Journal of Knowlage Management, Economic and Informatin Technology, 2, 126–139.
morgan J. J. S. (2019). pengaruh pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia. 4, 2. http://doi.org/10.33105/itrev.v4i2.122
murni dauly. (2009). kemiskinan pedesaan.
N, t. yulianti & saragih. (2014). determinan pembangunan manusia di kabupaten/kota di provinsi jawa tengah. Jounal of Economic and Polycy, 7, 60–72.
neolaka. (2012). Landasan Pendidikan. 11.
Puguh Suharso. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis, Penderaktis.
railaite R& ciutine R. (2020). the impact of bublic heath expenditure on health component of human capital. Enginereeng Economic, 31, 3. http://doi.org/10.5755/j01.ee.31.3.25158
shafuda C. P. P. & De U. K. (2020). goverment expenditure on humen capital and growth in namebia. Journal of Economic Structure, 9, 21. http://doi.org/10.1186/s40008-020-00196-3
siviz Y E & chavoozi Z. (2019). the impact of higher education on human development. Internastional Converence on Education, Socialmsciences and Humanis, 24–26.
son H. H. (2010). human capital development. ADB Economic Working Paper Series (225), 1–36.
http://oecd.org/site/iops/reserchandworkingpapers/48239408.pdf
Sriwahyuni, A. (2020). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Pengangguran Terhadap Ketimpangan Pendapatan Di Provinsi Riau Tahun 2005-2019.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kobinasi.
sukirno. (2015). Makro Ekonomi Teori Pengantar. 13.
Susanti, S. (2013). pengaruh produk domestik regional bruto, pengangguran, dan indeks pembangunan manusia terhadap kemiskinan di jawa barat dengan menggunakan analisis data panel. Jurnal Matematika Integratif, 9, 3. http://jurnal.unpad.ac.id
Terhadap, K., & Ekonomi, P. (2020). Pengaruh kemiskinan, pendidikan dan kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi di jawa timur skripsi.
Wahyuniarti, hermanto siregar & dwi. (n.d.). dampak pertumbuhan ekonomi terhadap penurunan jumlah penduduk miskin. Jurnal IPB Dan Brighten Institut Bogor. http://www.cs.unsyiah.ac.id/
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pendidikan, dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di
Kabupaten Bangkalan
Lum Atul Muniroh, Aldila Septiana, dan R. Zaiful Arief
Discussion and feedback