PELESTARIAN FLORA DI LINGKUNGAN PURA TAMAN AYUN MENUNJANG ATRAKSI NOMINASI WARISAN BUDAYA DUNIA

Ni Nyoman Wirasiti, Ketut Ginantra, A.A.G. Raka Dalem, I K. Muksin

Kelompok Studi Ekowisata, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana.Denpasar-Bali Email: sustainablebali@yahoo.com

Abstract

Taman Ayun is a tourist destination which is proposed as a world cultural heritage. Thus, the data about Taman Ayun are important things to be collected to support the proposal. This study is expected to provide data on flora. Data on flora were gathered based on site observation on September 5, 2008. The data collection was also supported by other data collecting techniques such as interview and litterature review. Result of the study showed that there were 125 plant species around the temple. As much as 16,8 % were classified as rare/threatened or endangered, 1,6% rare and protected, and the rest (81,6 %) were not protected and not rare species. The highest proportion of the plant (30 %) were decorative plant. Others were material for ceremony (upakara) (21%), food and vegetables (19 %). All of those were covering 70 % of the plant. The rest were for medicine, providing sheded spots, animal fodder, other use and has not been used.

Key words : flora, cultural heritage, ceremony, rare

  • 1.    Pendahuluan

Taman Ayun merupakan salah satu objek wisata yang sedang diusulkan menjadi warisan budaya dunia dari Bali. Terkait dengan rencana tersebut, sangat penting untuk mengumpulkan data yang ada terkait dengan objek wisata ini agar informasinya lengkap dalam pengusulan. Salah satu bagian yang tak terpisah dengan objek budaya ini, yaitu keberadan kebun dengan berbagai flora yang ada terutama di bagian hulu (utara) pura ini.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang flora yang ada di lingkungan pura, termasuk status dan pemanfaatannya bagi masyarakat luas, maka perlu dilakukan inventarisasi. Pengamatan di lapangan dilakukan bulan September 2008. Pengamatan ini disertai dengan penelusuran pustaka dan wawancara untuk mendapatkan data yang lebih lengkap terkait dengan manfaatnya bagi kehidupan masyarakat dan budaya setempat.

  • 2.    Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi langsung di lapangan, dibarengi dengan wawancara serta pemeriksaan dokumen. Data jenis-jenis


tumbuhan/tanaman didapatkan dari pengamatan langsung serta wawancara. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Jurusan Biologi Fmipa Unud, Bukit Jimbaran mengacu pada Chan dan Tettoni (2003), Fred and Eiseman (1998), LPM Unud (2006), Tjitrosoepomo (1980) dan Undang (1991). Pemanfaatan dari tumbuhan ditentukan berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat serta acuan pustaka yang ada (Anonim, 1999b; Ngoerah, 2002; LPM Unud 2006). Status tumbuhan ditentukan mengacu pada UU No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya yang dilindungi.

  • 3.    Hasil

Berdasarkan hasil observasi bulan September 2008, maka teridentifikasi bahwa di lingkungan dalam pura (termasuk di kebun belakang, utara pura) telah berhasil diidentifikasi 125 jenis tumbuhan (lihat Lampiran 1). Berdasarkan jumlah tersebut, ada 21 jenis tanaman (16,8%) diklasifikasikan sebagai tanaman langka, 2 (dua) jenis tanaman (1,6%) langka dan dilindungi, sementara sisanya, sebagian besar, (102 jenis, 81,6%) termasuk tanaman tak dilindungi serta bukan merupakan tanaman langka (Tabel 1).


Tabel 2. Pemanfaatan Tumbuhan yang Ditemukan di Lingkungan Pura Taman Ayun

Penggunaan

Tanaman Hias

Sarana Upakara

Makanan, Sayur Mayur

Bahan Obat

Peneduh

Pakan Ternak

Lain-Lain

Gulma

Jumlah

Jumlah Jenis

58

42

37

16

20

6

8

9

196

Pemanfaatan

Persentase (%)

30

21

19

8

10

3

4

5

100

  • 5.    Simpulan dan Saran

    • 5.1    Simpulan

Pura Taman Ayun memiliki potensi tumbuhan yang beragam. Ada sekitar 125 jenis tumbuhan yang sudah dikenal di lingkungan serta di bagian hulu (utara) pura ini. Sekitar 18,4 % di antara tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan langka dan/atau dilindungi.

Pemanfaatan terbesar (30 %) dari tumbuhan tersebut digunakan untuk tanaman hias, disusul oleh pemanfaatan untuk sarana upakara (21 %), serta makanan, sayur-mayur (19%), yang mencakup 70 % dari tumbuhan tersebut. Sisanya untuk bahan obat, peneduh, pakan ternak, serta penggunaan lain dan


gulma, dimana gulma hanya mencapai 5 % dari total jenis yang ada. Tumbuhan ini bisa berperan sebagai media konservasi serta daya tarik pariwisata.

  • 5.2    Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang aspek lainnya dari Pura Taman Ayun, misalnya aspek fauna atau satwa liarnya. Data yang terkumpul akan dapat melengkapi data yang sudah ada di dalam pengusulan Taman Ayun sebagai warisan budaya dunia ( World Cultural Heritage). Di samping itu, data ini cukup penting didokumentasikan dalam sebuah perpustakaan sehingga pengunjung bisa mengakses informasinya dengan mudah.


Daftar Pustaka

Anonim. 1999a. PPRI No.7 th 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Presiden RI.

Anonim. 1999b. PPRI No.8 th 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar. Presiden RI.

Anonim. 1990. UU Nomor 5 th 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Presiden RI

Anonim. Keputusan Mentri Pertanian No. 54 th 1972 tentang Daftar Jenis Tumbuhan yang   Dilindungi.

Departemen Pertanian RI.

Chan, E., and L.I. Tettoni 2003. Handy Peket Guide to the Tropical Plants of Indonesia. Periplus Editions (HK) Ltd., Singapore

Eiseman, F., and M. Eiseman . 1988. Flowers of Bali. Periplus Editions (HK) Ltd. Singapore.

LPM Unud. 2006. Taman Gumi Banten. Universitas Udayana Denpasar.

Ngoerah I.G.A.O.A. 2002. Canang. Upada Sastra, Denpasar-Bali.

Ripig, N.W. 2004. Etika Penataan Banten dan Cara Pembuatan Banten Suci. Yayasan Dharma Acarya.

Steenis, C.G.G.J. Van. 1987. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Pradnya Paramita, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 1980. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Tim Penulis PS. 1992. Hidroponik Tanaman Hias. Penebar Swadaya, Jakarta.

Undang, A. D. 1991. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu Hayati. ITB, Bandung

Lampiran 1. Jenis-Jenis Tumbuhan di Lingkungan Pura Taman Ayun (di Bagian Dalam dan Utara/Hulu Pura)

No

Nama

Status

Kegunaan

1

Alamanda (Allamanda catartica)

TL

Tanaman hias

2

Alang-alang (Imperata cylindrica)

TL

Sarana upakara

3

Ancak (Ficus rumphii)

TL

Peneduh, sarana upakara

4

Andong bang (Cordyline terminalis)

TL

Tanaman hias, sarana upakara

5

Anggrek dara

TL

Tanaman hias

6

Angsana (Pterocarpus indicus Wild)

TL

Peneduh, obat sariawan

7

Asem (Tamarindus indica)

TL

Peneduh, buah dimakan

8

Awar-awar (Picus septica)

La

Sarana upakara

9

Badung (Garcinia sp.)

La

Buah dimakan, tanaman hias

10

Bambu ampel (Bambusa sp.)

TL

Sarana upakara, tanaman hias

11

Bambu kuning (Bambusa vulgaris)

La

Sarana upakara, tanaman hias

12

Bambu kuning hias (Bambusa sp.)

TL

Tanaman hias

13

Bambu tali (Gigantochloa apus)

TL

Sarana upakara, bahan anyaman

14

Belimbing (Averhoa carambola)

TL

Buah dimakan, tan hias, peneduh

15

Belimbing buluh (Averhoa bilimbi)

TL

Buah untuk sayur, peneduh

16

Beringin (Picus benyamina)

La

Sarana upakara

17

Bonsai (Durantha sp.)

TL

Tanaman hias

18

Buah/ pinang (Pinanga sp.)

TL

Sarana upacara, tan hias

19

Bun galing-galing/basang alu

(Vitis lanceolaria)

TL

Makanan babi

20

Bun samblung

TL

Tanaman hias

21

Bunga kuning (Cassia siamea)

TL

Tanaman hias, sarana upakara

22

Bungur (Lagerstroemia speciosa)

La

Tanaman peneduh, tan hias

23

Bunut (Ficus glabela)

TL

Daun makanan ternak, peneduh

24

Cabai bun (Piper retrofractum)

TL

Bisa untuk obat deman, sakit gigi,

bahan bumbu

25

Canging (Erythrina sp.)

TL

Tanaman peneduh

26

Cemara natal (Casuarina sp.)

TL

Peneduh, tan hias

27

Cemara pantai (Casuarina sp.)

TL

Peneduh, tan hias

28

Cempaka (Michelia champaca)

La

Bunga sarana upakara, tan hias, and

tanaman peneduh

29

Dadap (Erethrina samburbans)

La

Sarana upakara, bahan obat

30

Daun katuk (Sauropus androgynus)

La

Bisa untuk sayur, sarana buat tape

31

Daun kupu-kupu (Buhinia purpurea)

TL

Peneduh, tan hias

32

Gamal (Gliricedia sepium )

TL

Peneduh, pakan ternak

33

Gatep (Inocarpus sp.)

TL

Buah dimakan

34

Ingan-ingan (Flemingia strobilifera)

TL

Untuk anak kecil belajar berjalan

35

Jaka (Arenga pinnata)

TL

Bahan nira/tuak, sarana upakara

36

Jambu air (Psidum aquatica)

TL

Buah dimakan, sarana upakara, peneduh

37

Jangan ulam (Syzygium polyanthum)

TL

Penyedap bumbu sayur

38

Jepun jawa (Plumeria sp.)

TL

Tanaman hias, sarana upakara

39

Juwet (Syzigium cumini)

La

Buah dimakan

40

Kaktus (Cactus sp.)

TL

Tanaman hias

41

Kaliombo

TL

No

Nama

Status

Kegunaan

42

Kamboja bali (Plumeria sp.)

TL

Tanaman hias, sarana upakara

43

Kamboja merah (Plumeria rubra)

TL

Sarana upakara, tanaman hias

44

Kayu putih (Eucalypthus sp.)

TL

Bahan obat

45

Kayu sisih (Phyllanthus buxifolius)

TL

Sarana upakara, tan hias

46

Kedondong (Spondias sp.)

TL

Buah dimakan

47

Keladi hias (Callocasia sp.)

TL

Tanaman hias

48

Kelapa (Cocos nucivera)

TL

Buah untuk upakara, minyak, kayu untuk bangunan, tan hias

49

Kelapa gading (Cocos sp.)

La

Buah, daun Sarana upakara, tanaman hias

50

Kelor (Moringa oliefera )

La

Daun, buah untuk sayur, tolak bala

51

Kem (Flacourtia indica)

TL

Buah dimakan, penambah gairah, tan hias

52

Kemabang kertas (Bougenvillea spectabilis)

TL

Tanaman hias, sarana upakara

53

Kenikir (Tegetes erecta)

TL

Tanaman hias, bahan upakara

54

Kepundung (Baccaurea sp.)

La

Buah dimakan

55

Lamtoro (Leucaena leucochepala)

TL

Pakan ternak

56

Lateng siap (Laportia sp.)

TL

Gulma

57

Leci (Letci sinensis)

TL

Buah dimakan, peneduh

58

Lengkeng

TL

Buah dimakan

59

Mahoni (Sweitenia macrophylla)

La

Buah untuk obat diabetes, peneduh, tan hias

60

Maja (Aegle marmelos)

La, L

Tan hias

61

Majegau (Dysoxylum densiflorum)

La

Tanaman peneduh/sarana upakara

62

Mangga (Mangifera indica)

TL

Buah dimakan, tan hias

63

Manggis (Garcinia mangostana)

La

Buah dimakan

64

Matoa (Pometia pinnata)

La

Buah dimakan

65

Mawar (Rosa sp.)

TL

Tanaman hias

66

Medori (Calotropis gigantea)

TL

Sarana upakara

67

Melinjo (Gnetum gnemon)

TL

Buah dimakan, untuk sayur

68

Merak (Caesalpinia pulcherima)

TL

Tanaman hias, bahan upakara

69

Nagasari (Mesua ferica)

La

Sarana upakara

70

Nangka (Arthocarpuys heterophylla)

TL

Buah dimakan

71

Paku (Filicum sp.)

TL

Tanaman hias

72

Paku ata (Lygodium sp.)

TL

Bahan anyaman

73

Paku pipid (Nephrolepis sp.)

TL

Tanaman hias, sarana upakara

74

Paku Simbar menjangan (Plathycerium sp.)

TL

Tanaman hias

75

Pala jiwa (Eugenia sp.)

La

Tanaman hias, bahan obat

76

Palm putri

TL

Tanaman hias

77

Palm sperti kipas (Corhypa sp.)

TL

Tanaman hias

78

Pandan (Pandanus sp.)

TL

Tanaman hias

79

Pangi (Pangium edule)

La

Buah untuk bumbu, sarana upakara

80

Pasilan (Loranthus sp.)

TL

Bahan patung/kerajina tangan

81

Peji (Pinanga coronata)

TL

Sarana upakara, tanaman hias

82

Pepaya (Carica papaya)

TL

Buah dimakan

83

Pipis- pipisan (paku) (Pyrrosia sp.)

TL

Tanaman hias

84

Pisang (Musa paradisiaca)

TL

Sarana upakara, buah dimakan

No

Nama

Status

Kegunaan

85

Pisang hias (Heliconia sp.)

TL

Tanaman hias

86

Plawa (Acalypha wilkesiana)

TL

Tanamna hias, sarana upakara

87

Pucuk biasa (Hibiscus sp.)

TL

Tanaman hias, bahan upakara

88

Pucuk lilin (Hibiscus sp.)

TL

Tanaman hias

89

Pudak

TL

Sarana upakara, tan hias

90

Puring (Codiaeum variegatum)

TL

Sarana upakara, tanaman hias

91

Putri malu (Mimosa pudica)

TL

Obat kencing darah, stress

92

Rambutan (Nephelium sp.)

TL

Buah dimakan, peneduh

93

Ratna (Gomphrena globosa)

TL

Tanaman hias, sarana upakara

94

Rontal (Borrasus flabellifer)

TL

Daun sarana upakara, bahan wadah

95

Rumput (Digitaria sp.)

TL

Herba penutup tanah

96

Rumput (Panicum eruciforme)

TL

Herba penutup tanah

97

Rumput (Panicum sp.)

TL

Penutup tanah

98

Rumput belulang (Eleusine indica)

TL

Penutup tanah

99

Rumput pait (Axonopus sp.)

TL

Herba penutup tanah

100

Rumput teki (Cyperus haspan)

TL

Boreh untuk penghangat badan

101

Rumput teki (Kylinga monocepala)

TL

102

Salak (Salacca edulis)

TL

Buah dimakan

103

Sandat (Cananga odorata)

La

Bahan upakara, tan hias

104

Sawo biasa (Achras sapota)

TL

Buah dimakan, bahan obat

105

Sawo kecik (Manilkara kauki)

La, L

Buah dimakan, peneduh

106

Sawo nusa (Achras sp.)

TL

Buah dimakan

107

Siulan

TL

Bahan upakara, tanaman hias

108

Soka (Ixora grandiflora)

TL

Tanaman hisa

109

Sotong /jambu biji (Psidium guajava )

TL

Buah dimakan, bahan obat

110

Suar (Albizia sp.)

TL

Kayu Bahan bangunan

111

Sukun (Artocarpus sp.)

TL

Dimakan

112

Tanjung (Mimosops elengi)

La

Tanaman peneduh

113

Tapak dara (Cataranthus roseus)

TL

Tanaman hias

114

Tapak gajah (Elepantophus scaber)

TL

115

Teeb (Arthocarpus sp.)

TL

Buah dimakan

116

Tibah (Morinda citrifolia)

TL

Buah untuk obat, dimakan

117

Tiing buluh (Schitostachyum sp.)

TL

Sarana upakara, tan hias

118

Tiing santong (Dendrocalamus sp.)

TL

Bahan bangunan, bahan penjor

119

Timbul (Arthocarpus communis)

TL

Buah untuk sayur

120

Wani (Mangifera caesia)

TL

Buah dimakan

121

Widelia (Widelia sp.)

TL

Tanaman hias

122

Isep nanah (Desmodium trifolium)

TL

Bahan obat

123

Dracaena sp.

TL

Tanaman hias

124

Tridax procumben

TL

Penutup tanah

125

Cassia suratensis

TL

Tanaman hias

Keterangan :

L : Dilindungi

TL : Tidak dilindungi

La : Langka

Tabel 1. Klasifikasi Tumbuhan di Sekitar Pura Taman Ayun dan Persentasenya


No

Uraian

Jumlah

Persentase

1

Jumlah Tanaman Langka dan Dilindungi

2

1,6

2

Jumlah Tanaman Langka saja

21

16,8

3

Jumlah Tanaman Tak Dilindungi

102

81,6

Total

125

100


4. Pembahasan

Pura Taman Ayun bukan saja mempunyai arti penting dari segi budaya namun juga dari segi pelestarian sumberdaya hayati, khususnya tumbuhannya. Hal ini ditunjukkan oleh adanya berbagai jenis tumbuhan yang jumlahnya telah teridentifikasi sampai 125 jenis. Apalagi paling tidak 18,4 % di antara tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan langka dan/atau dilindungi (Tabel 1), sehingga pura Taman Ayun juga memiliki peran strategis dalam konservasi khususnya pelestarian tanaman langka dan/atau dilindungi.

Ditinjau dari segi pemanfaatannya, nampak bahwa tumbuhan tersebut sebagian besar (95 %) sudah dimanfaatkan oleh masyarakat (Tabel 2). Masyarakat sekitar yang mayoritas beragama Hindu, dalam rangkaian upacara keagamaan dapat datang meminta bagian dari tumbuh-tumbuhan tersebut, baik akar, batang, daun, buah dan bagian-bagian tumbuhan lainnya. Indikasi pemanfaatan tumbuh-tumbuhan ini juga dapat dilihat dari informasi yang disediakan pada museum manusa yadnya yang terletak di barat Pura Taman Ayun. Pemanfaatan lain


seperti untuk bahan obat-obatan herbal, tanaman hias dan peneduh juga dikenal masyarakat.

Berdasarkan data pada Tabel 2, nampak bahwa pemanfaatan terbesar (30 %) dari tumbuhan tersebut digunakan untuk tanaman hias, disusul oleh pemanfaatan untuk sarana upakara (21 %), serta makanan, sayur-mayur (19 %), yang mencakup 70 % dari tumbuhan tersebut. Sisanya antara lain untuk bahan obat, peneduh, pakan ternak, serta penggunaan lain termasuk gulma.

Pura Taman Ayun yang merupakan salah satu objek wisata terkenal di Kabupaten Badung dapat dipakai sebagai sarana pendidikan, mengingat pengunjung dapat belajar jenis-jenis tumbuhan serta belajar untuk mengetahui pemanfaatannya oleh masyarakat, khusunya masyarakat sekitar. Namun dalam pengembangan ini tentunya data yang lebih detail tentang berbagai seluk beluk terkait tumbuhan ini harus disediakan dan data ini dapat diakses dengan mudah oleh pengunjung.

Tumbuhan yang belum dimanfaatkan dikenal sebagi gulma. Tumbuhan ini nantinya diharapkan tetap dilestarikan, karena walaupun saat ini dianggap sebagai gulma, namun tidak menutup kemungkinan akan bisa dimanfaatkan dalam jangka panjang. Dengan informasi yang lebih luas, diharapkan pemahaman tentang pemanfaatan tumbuh-tumbuhan yang diidentifikasi di sekitar pura Taman Ayun dapat dikenal lebih baik dan lebih lengkap.

Tumbuh-tumbuhan di sekitar pura Taman Ayun belum ada labelnya, sehingga tidak semua orang bisa mengenalnya secara langsung ‘on site’. Dalam rangka memaksimalkan manfaat tumbuhan tersebut maka penambahan plank nama di sekitar pura akan memberikan informasi lebih lengkap sehingga dapat dimanfaatkan oleh para pengunjung sebagai sarana pembelajaran pengenalan jenis-jenis tumbuhan. Hal ini akan sangat membantu pendidikan bagi pelajar maupun mahasiswa yang menekuni bidang botani, biologi, biomedis, dan bidang lainnya yang terkait.


110