Jurnal Bumi Lestari, Volume 21, Nomor 01, Tahun 2021, Halaman 23-28

Dampak Covid 19 Terhadap Ekonomi dan Lingkungan di Bali

Shinta Enggar Maharani a*

a Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mahasaraswati, Bali - Indonesia

*Email: [email protected]

Diterima (received) 9 Februari 2021; disetujui (accepted) 20 Februari 2021; tersedia secara online (available online) 4 Maret 2021

Abstract

The island of Bali as one of the tourism centers in Indonesia has felt the huge impact of Covid 19. The economy of Bali, which relies on tourism with natural and cultural beauty, has experienced a very drastic decline. Data shows that the number of foreign tourists to Bali in January 2021 has decreased as deep as 93.33%, compared to the record in December 2020 and when compared to January 2020, the number of foreign tourists to Bali was recorded to have decreased by almost 100%, namely -99.998% (BPS, 2021). This paper aims to determine the impact of Covid 19 on the economy of Bali, which relies on environmental and cultural sustainability-based tourism as a tourist attraction. This paper uses a literature review analysis related to the economic and environmental impacts in Bali caused by the Covid-19 pandemic. The impact of the Covid 19 pandemic on the economy of Bali which relies on environmental and cultural sustainability-based tourism as a tourist attraction is enormous. The economic downturn and the increase in the volume of Hazardous waste due to the pandemic are real problems to be faced, although environmental restoration will greatly benefit Bali's future sustainability

Keywords: Covid 19 Impact; Economy; Environmental

Abstrak

Pulau Bali sebagai salah satu pusat pariwisata di Indonesia telah merasakan dampak Covid 19 yang sangat besar. Perekonomian Bali yang bertumpu pada pariwisata dengan keindahan alam dan budayanya mengalami penurunan yang sangat drastis. Data menunjukkan, jumlah wisman ke Bali pada Januari 2021 mengalami penurunan hingga 93,33%, dibanding rekor Desember 2020 dan jika dibandingkan Januari 2020, jumlah wisman ke Bali tercatat mengalami penurunan hampir 100 % yaitu -99,998% (BPS, 2021). Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dampak Covid 19 terhadap perekonomian Bali yang bertumpu pada pariwisata berbasis kelestarian lingkungan dan budaya sebagai daya tarik wisata. Makalah ini menggunakan analisis tinjauan pustaka terkait dampak ekonomi dan lingkungan di Bali akibat pandemi Covid-19. Dampak pandemi Covid 19 terhadap perekonomian Bali yang bertumpu pada pariwisata berbasis kelestarian lingkungan dan budaya sebagai daya tarik wisata sangat besar. Kemerosotan ekonomi dan peningkatan volume limbah B3 akibat pandemi merupakan masalah nyata yang harus dihadapi, walaupun restorasi lingkungan akan sangat menguntungkan keberlanjutan Bali di masa depan.

Kata kunci: Dampak Covid 19; Ekonomi; Lingkungan

  • 1.    Pendahuluan

Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya menyatakan wabah COVID-19 sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020, kehidupan semakin meningkat dan aktivitas ekonomi di seluruh dunia terganggu. Per 9 April 2020, wabah COVID-19 yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, China, telah mencapai 203 negara, mempengaruhi 1.476.819 orang, dengan 87.816 kematian (84.477 di

doi: https://doi.org/10.24843/blje.2021.v21.i01.p04


© 2019 by the authors; Content from this work may be used under the terms of the Creative Commons Attribution 3.0 licence. Any further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, journal citation and DOI. Published under licence by Udayana University, Indonesia.

antaranya di luar China). Di ASEAN, jumlahnya juga meningkat, dengan lebih dari 15.532 kasus dikonfirmasi dan lebih dari 529 kematian dilaporkan pada 9 April (APB, 2020).

Di ASEAN, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pandemi juga memicu arus keluar modal yang cepat, menyebabkan penurunan pasar dan depresiasi nilai tukar yang cepat di seluruh kawasan (Gambar 3). Sekitar seperempat dari nilai pasar saham di Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam musnah. Selain itu, mata uang utama di kawasan ini, khususnya Baht Thailand, Rupiah Indonesia, dan Dolar Singapura, mengalami depresiasi yang signifikan. Depresiasi terbesar terlihat pada Rupiah (IDR), yaitu dari IDR 13.662 per USD pada akhir Januari menjadi IDR 16.367 pada akhir Maret, meningkat 19,8% (CNBC, 2020).

Dampak ekonomi pandemi virus korona di India sangat mengganggu (Debata et al. 2020). Sektor-sektor seperti pariwisata, perhotelan, penerbangan, tekstil, pertanian, konstruksi, permata / perhiasan, dan start-up yang berkontribusi besar terhadap ekonomi dan penciptaan lapangan kerja telah melaporkan kerugian crores selama pandemi (Seetharaman, 2020).

COVID-19 berdampak parah dan meluas terutama di Indonesia. COVID-19 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 03 Maret 2020 kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh 34 provinsi pada 09 April 2020. Sejak itu, COVID-19 dinyatakan sebagai keadaan darurat bencana dan kesehatan nasional. Terdapat perbedaan yang signifikan antara ritel, toko bahan makanan dan apotek, serta mobilitas penduduk sebelum dan selama pandemi COVID-19 di Indonesia dan merupakan kerugian ekonomi yang parah, industri, perusahaan, dan gangguan nyata yang parah untuk semua tingkat kehidupan karena pembatasan skala besar ( Caraka dkk, 2020).

Perekonomian Indonesia terganggu akibat pandemi Covid-19 yang terjadi pada mekanisme pasar, tidak hanya pada fundamental ekonomi riil. Terganggunya mekanisme pasar ini dapat menghapus surplus ekonomi yang mempengaruhi penawaran dan permintaan. Terganggunya perekonomian di Indonesia, bukan pada fundamental ekonomi (Yamali et al, 2020). Dampak terhadap sektor ekonomi selama pandemi Covid-19 di Indonesia antara lain: 1. PHK besar-besaran. Hasil data yang diperoleh adalah ≥ 1,5 juta pekerja di rumah dan terkena PHK, dimana 90% pekerja berada di rumah dan 10% pekerja di-PHK; 2. Terjadi penurunan Manufaktur Indonesia Pekerja Migran Indonesia mencapai 45,3% pada Maret 2020; dan 3. Terjadi penurunan impor sebesar 3,7% pada triwulan pertama (Hanoatubun, 2020).

Pulau Bali sebagai salah satu pusat pariwisata di Indonesia telah merasakan dampak Covid 19 yang sangat besar. Perekonomian Bali yang bertumpu pada pariwisata dengan keindahan alam dan budayanya mengalami penurunan yang sangat drastis. Data menunjukkan, jumlah wisman ke Bali pada Januari 2021 mengalami penurunan sebanyak 93,33%, dibanding rekor Desember 2020 dan jika dibandingkan Januari 2020, jumlah wisman ke Bali tercatat mengalami penurunan hampir 100 % yaitu -99,998% (BPS, 2021). Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dampak Covid 19 terhadap perekonomian Bali yang bertumpu pada pariwisata berbasis kelestarian lingkungan dan budaya sebagai daya tarik wisata.

  • 2.    Metode Penelitian

Makalah ini menggunakan analisis tinjauan pustaka terkait dampak ekonomi dan lingkungan di Bali akibat pandemi Covid-19. Makalah tinjauan pustaka ini digunakan untuk mengetahui berbagai dampak ekonomi dan lingkungan serta regulasi atau kebijakan yang telah diambil dalam penanganan kasus Covid-19 serta untuk melihat dampak ekonomi dan lingkungan yang telah terjadi.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1.    Perkembangan Kasus Covid

Data Satgas Covid Provinsi Bali menyebutkan jumlah kumulatif kasus per Maret 2021 adalah: Terkonfirmasi: 36.389 orang, Sembuh: 33.552 orang (92,20%), dan meninggal 996 orang (2,74%). Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 1. Perkembangan Kasus Covid 19 di Provinsi Bali per Maret 2021.

Tabel 1. Perkembangan Kasus Covid 19 di Provinsi Bali per Maret 2021

No.             Districts

Confirmed       Care Unit    Cured      Died

  • 1    Jembrana

  • 2   Tabanan

  • 3   Badung

  • 4   Denpasar

  • 5    Gianyar

  • 6    Bangli

  • 7   Klungkung

  • 8   Karangasem

  • 9    Buleleng

  • 10    Other Districts

  • 11    Foreign nationals

2089              109        1909         71

3947             116        3705        126

6993             391        6430        172

11474             637       10618       219

4291              4         4159        128

1945               92         1781         72

1453               88         1324        41

1592              79         1437         76

2619             173        2342        104

420              100        316         4

77                10          63          4

(Source: https://infocorona.baliprov.go.id/)

  • 3.2.    Dampak Covid 19 terhadap Ekonomi dan Lingkungan

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat, pada Juni 2020 kedatangan wisman ke Bali mencapai titik terendah dalam 4 tahun terakhir, dengan tingkat hunian hotel berbintang 2,069% dan rata-rata lama menginap tamu hanya 2.15 hari.

Tabel 2. Data Kunjungan Wisatawan ke Bali

No      Nationality

Number of Tourists    Number of Tourists    Percentage Change

January - June 2020    January – June 2019          Tourist

(person)                (person)             2019 and 2020

  • 1    Australia

  • 2   Tiogkok

  • 3    India

  • 4   Rusia

  • 5   Jepang

  • 6   Amerika Serikat

  • 7    Inggris

  • 8   Korea Selatan

  • 9   Malaysia

  • 10   Perancis

  • 11   Lainnya

222.359                543.080          -59,06

117.075                 618.983           -81,09

67.364                 189.359           -64,43

56.565                  71.639           -21,04

48.144                 113.096           -57,43

46.928                 128.825           -63,57

46.150                 127.062           -63,40

42.487                  86.060           -50,63

30.924                  83.309           -62,88

29.302                  75.470           -61,17

342.434                818.899          -58,18

Total

1.049.732               2.855.782           -63,23

Source: Official Statistic News of Bali Province No. 48/08/51 / Th. XIV, 3 August 2020

Data jumlah kunjungan terbesar, dari sepuluh kebangsaan jumlah wisman tertinggi secara kumulatif Januari - Juni 2020, wisman China tercatat sebagai wisman dengan penurunan paling dalam dibandingkan capaian Januari-Juni 2019 yaitu sedalam -81,09 persen, disusul oleh India -64,43 persen, dan Amerika Serikat -63,57 persen.

Gambar 1. Volume Limbah Berbahaya di Rumah Sakit

Dampak penanganan covid 19 adalah peningkatan volume limbah B3 di pelayanan rumah sakit. Data rumah sakit rujukan pasien COVID-19 di Bali menunjukkan peningkatan volume Limbah B3 yang signifikan pada tahun 2020.

  • 4.    Pembahasan

    • 4.1.    Dampak Covid 19 terhadap Ekonomi dan Lingkungan

Kondisi penyebaran Covid 19 di Provinsi Bali yang belum turun membuat perekonomian semakin terpuruk. Pasalnya, aktivitas pariwisata yang pernah terjadi di Bali telah menjadi motor penggerak bagi semua sektor kehidupan masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan data Bank Indonesia yang menyebutkan bahwa di tengah pandemi Covid-19, kinerja perekonomian Bali pada kuartal II tahun 2020 semakin terkontraksi.

Perekonomian Bali tercatat tumbuh -10,98% pada triwulan II tahun 2020, lebih rendah dibandingkan triwulan I tahun 2020 yang sebesar -1,14%. Angka tersebut juga lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional pada periode yang sama yang sebesar -5,32%. Dari sisi permintaan, kontraksi kinerja perekonomian Bali bersumber dari seluruh komponen yaitu konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor luar negeri. Hal ini disebabkan pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung yang menyebabkan penurunan kinerja pariwisata, sehingga menekan daya beli, menahan konsumsi pemerintah di tengah penurunan pendapatan, sehingga sulit untuk merealisasikan investasi di tengah penerapan protokol jarak fisik, dan mengurangi jumlah kunjungan turis asing (BI, 2020)

Pandemi Covid-19 di Indonesia juga berdampak sangat negatif terhadap lokasi wisata lain selain Bali yaitu kegiatan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (Prayudi, 2020). Pariwisata dilanda krisis akibat Covid-19, padahal pariwisata merupakan sektor ekonomi yang diyakini berjaya di era industri 4, karena sebagian besar bidang kehidupan terdapat pada kegiatan pariwisata (Amhar, 2020) .

Peningkatan volume limbah B3 di RS rujukan tidak hanya membahayakan lingkungan, tetapi juga menambah beban ekonomi untuk pengolahan limbah ini. Misalnya, masker umumnya dianggap efektif selama sekitar empat jam dan perlu diganti secara teratur, dan “dengan asumsi bahwa hanya sekitar sepertiga petugas layanan kesehatan yang memerlukan masker (dengan memperhitungkan fakta bahwa tidak semua negara terpengaruh pada saat yang sama, dan tidak semua petugas kesehatan berhubungan dengan pasien COVID-19), dan bahwa setiap petugas kesehatan rata-rata menggunakan dua masker per hari, permintaan global untuk masker bedah akan menjadi sekitar 28 juta per hari. Menambahkan pemberi

perawatan dan pasien yang diduga COVID-19 semakin meningkatkan permintaan ini, kemungkinan 12 juta lagi per hari (WHO, 2020).

Seperti mata uang lainnya dalam satu entitas, ada ancaman dan peluang di satu sisi. Hal ini terjadi pada kondisi Bali saat ini, dimana kondisi ekonominya memburuk akibat tidak dapat dioperasikannya pariwisata, namun memberikan peluang bagi alam yang selama ini dieksploitasi sebagai daya tarik wisata untuk pemulihan. China telah menyaksikan penurunan drastis emisi NOx, CO2, dan berbagai hidrokarbon selama penguncian virus corona (2020) dibandingkan dengan nilai tahun lalu (2019). Wilayah Cina Timur dan Tengah menunjukkan penurunan yang signifikan (10-30%) pada tingkat NO2 (Kulshrestha, 2020). Ada pengurangan yang signifikan dalam polusi udara di kota-kota besar di Amerika Serikat karena penguncian (Plumer dan Popovich, 2020).

  • 4.2.    Dampak Covid 19 terhadap Ekonomi dan Lingkungan

Secara preventif, peraturan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali adalah SE Nomor 06 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Desa / Desa dalam Era Baru Kehidupan di Provinsi Bali yang berlaku mulai tanggal 9 Maret. hingga 22 Maret 2021. Langkah pencegahan pemerintah dalam menanggulangi meluasnya penyebaran virus Covid-19 di masyarakat. Dalam Perpres ini terdapat beberapa peraturan baru yang merupakan perubahan dari Surat Edaran sebelumnya (Surat Edaran 05 Tahun 2021). Diantaranya, kegiatan di restoran / rumah makan / warung dan sejenisnya untuk pelayanan di tempat dilakukan maksimal 50% dari kapasitas normal, yang semula membatasi jam operasional hingga pukul 21.00 WIB dan dapat beroperasi hingga pukul 22.00, dengan tetap berlaku. protokol kesehatan yang lebih ketat.

Masyarakat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pencegahan penyebaran COVID-19, diharapkan selalu disiplin dalam melaksanakan 6M, yaitu: Memakai Masker Standar dengan benar, Menjaga Jarak, Cuci Tangan, Mengurangi Perjalanan, Meningkatkan Kekebalan Tubuh, dan Mematuhi Aturan serta disarankan untuk tidak memadati dan membatasi kegiatan sosial sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Masalah pemulihan ekonomi Bali sangat bergantung pada kecepatan penurunan jumlah Covid 19. Hal tersebut terkait dengan salah satu syarat utama suatu destinasi wisata adalah rasa aman. Rasa aman dari segala sesuatu yang mengancam kesehatan dan keselamatan wisatawan, sehingga bila rasa aman tersebut sudah terbukti, otomatis wisatawan akan kembali lagi.

Untuk masalah lingkungan, pemerintah juga harus mendukung dan mendorong inovasi dan pengembangan alternatif yang dapat digunakan kembali dan terurai secara hayati (untuk contoh lihat 'Solusi Teknologi' di atas). Program insentif, hibah, dan instrumen lainnya dapat membantu mempromosikan "alternatif yang tidak beracun, dapat terurai secara hayati, atau mudah didaur ulang, seperti serat alami, sekam padi, dan karet alam". Selain membantu mengurangi dampak APD terhadap lingkungan, mendukung pengembangan industri yang khusus untuk produk ini dapat bermanfaat bagi perekonomian lokal, terutama di negara berpenghasilan rendah (CGTN, 2020).

Sebagai komunitas global, kita harus bersama-sama melakukan apa yang kita bisa dalam upaya menanggulangi pandemi Covid 19. Sekecil apapun hal positif yang dapat kita lakukan dalam menghadapi pandemi ini akan menjadi pemicu hal-hal besar jika dilakukan bersama-sama, sehingga pandemi ini akan segera berlalu.

  • 5.    Simpulan

Dampak pandemi Covid 19 terhadap perekonomian Bali yang bertumpu pada pariwisata berbasis kelestarian lingkungan dan budaya sebagai daya tarik wisata sangat besar. Kemerosotan ekonomi dan peningkatan volume limbah B3 akibat pandemi merupakan masalah nyata yang harus dihadapi, walaupun restorasi lingkungan akan sangat menguntungkan keberlanjutan Bali di masa depan.

Daftar Pustaka

Amhar. F. (2020). Pariwisata inspiratif Pasca Pandemi. Harian Kedaulatan Rakyat. Selasa 14 Juli 2020, halaman 11.

Asean Policy Brief (APB) April 2020. (2020). Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).

Badan Pusat Statitik (BPS) Bali. (2021). Berita Resmi Statistik Perkembangan Pariwisata Provinsi Bali No. 19/03/51/Th. XV, 1 Maret 2021.

Bank Indonesia (BI).   (2020). Laporan Perekonomian Provisi Bali Agustus 2020.

https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/lpp/Pages/Laporan-Perekonomian-Provinsi-Bali-Agustus-2020.aspx.

Caraka, R.E.; Lee, Y.; Kurniawan, R.; Herliansyah, R.; Kaban, P.A.; Nasution, B.I.; Gio, P.U.; Chen, R.C.;Toharudin, T.; Pardamean, B., (2020). Impact of COVID-19 large scale restriction on environment and economy in Indonesia. Global J. Environ. Sci. Manage., 6(SI): 65-84.

CGTN Africa. (2020). “UN: The fight against COVID-19 pandemic is leading to an increase in plastic pollution.” CGTN. Available at https://africa.cgtn.com/2020/07/31/un-the-fight-against-covid-19-pandemic-is-leading-to-an-increase-in-plastic-pollution/ (retrieved October 20, 2020), citing Pew Charitable Trusts and SYSTEMIQ. (2020, July 23). “Breaking the plastic wave: A comprehensive assessment of pathways towards stopping ocean plastic pollution.” Available at https://www.pewtrusts.org/-media /assets /2020/07/breakingtheplasticwave_report. Pdf.

CNBC. (2020). https://www.cnbc.com/2020/03/15/traders-await-futures-open-after-fed-cuts-rates-launches-easing-program.html.

Debata B, Patnaik P, Mishra A. (2020). COVID-19 pandemic! It's impact on people, economy, and environment. J Public Affairs. 2020;20:e2372. https://doi.org/10.1002/pa.2372.

Hanoatubun, S. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia. Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1): 146-153.

Kulshrestha U. C. (2020). Environmental Changes during COVID-19 Lockdown: Future Implications. Current World Environment. 15(1): 01-05.

Plumer B. and Popovich N. (2020). Traffic and Pollution Plummet as U.S. Cities ShutDownforCoronavirus.http://www.nytimes.com/interactive/2020/03/22/climate/coronavirus-usa-traffic. html. Retrived on April 5, 2020

Prayudi, M. A. (2020). Dampak Covid-19 terhadap Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Nusantara, 3, 2 Agustus 2020 – ISSN (online) 2597-5323.

Seetharaman, G. (2020, March 14). How different sectors of the economy are bearing the brunt of the coronavirus                     outbreak.                     Retrieved                     from:

https://economictimes.indiatimes.com/news/economy/policy/howdifferent- sectors-of-the-economy-are-bearing-the-brunt-of-thecoronavirus- outbreak/articleshow/74630297.cms.

WHO. (2020). Global Strategy on Human Resources for Health: Workforce 2030, Geneva, cited by OECD 2020.

Yamali, F. R and Ririn Noviyanti Putri. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi Indonesia. Ekonomis: Journal of Economics and Business, 4(2), September 2020, 384-388. Lembaga

Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Batanghari Jambi.

28