PEMODELAN SISTEM USAHATANI TERINTEGRASI

UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN BERKELANJUTAN

I Wayan Budiasa1), I Gusti Agung Ayu Ambarawati1), I Made Mega2), I Ketut Mangku Budiasa3) 1) Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana

  • 2)    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana

  • 3)    Prodi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana *Email: wba_sosek_unud@yahoo.com

Abstract

The objective of this study is to develop the optimal solution model for food production technology of integrated farming system (SIMANTRI) to support sustainable agriculture in Bali. Primary data under survey method towards 20 farmers of the SIMANTRI 068 in Buleleng Regency and secondary data from appropriate sources were used to specify parameters of the model. Linear programming approach was used to analyze constrained optimization problem of the model by using BLPX88 package program. A small farming system with farm scale of 0.58 hectare, which integrates food and horticulture crops and bali cattle, was optimally operated by farmer. It is indicated by optimal solution of the model which conforms to observed behavior. The maximum farming system’ income that was generated from the optimal model was Rp21,658,160 per annum. The integrated farming system (SIMANTRI 068) is potentially sustainable since it can fulfil sustainability criteria: economically viable, environmentally sound, socially acceptable, technically and culturally appropriate.

Key words: farm modeling; linear programming; sustainable agriculture

  • 1.    Pendahuluan

Visi Pertanian Indonesia menuju 2025, yaitu “terwujudnya sistem pertanian industrial berkelanjutan yang berdaya saing dan mampu menjamin ketahanan pangan dan kesejahteraan petani” (Ibrahim, 2008). Pengembangan teknologi produksi pangan yang optimal, ramah lingkungan, dapat diterima oleh masyarakat, sesuai dengan budaya setempat akan sangat berguna dan membantu tercapainya pertanian berkelanjutan sesuai visi pertanian tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, maka kebijakan pembangunan pertanian di Provinsi Bali sejak 2009 adalah mengembangkan teknologi produksi pangan SIMANTRI sebagai salah satu model pendekatan sistem pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sampai dengan tahun 2011 telah dikucurkan 150 paket program SIMANTRI pada 150 Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) di Bali, tersebar di semua kabupaten/kota di Bali.

Viaux (2007) mendefinisikan sistem usahatani terintegrasi yang dikembangkan secara holistik terhadap penggunaan tanah untuk produksi pertanian, dengan penggunaan input luar (energi dan input kimia) rendah dan sepenuhnya didasarkan pada proses penggunaan serta pelestarian sumberdaya alam. Dalam sistem tersebut (Edwards [Budiasa dkk., 2012]), hewan dipelihara untuk di-pekerja kan, menghasilkan bahan pangan hewani, pupuk kandang, dan produk lainnya; sedangkan proses produksi tanaman menghasilkan bahan pangan nabati dan serat serta limbahnya digunakan untuk bahan pakan ternak dan pupuk kompos. Pupuk kandang dan kompos dari limbah tanaman digunakan dalam proses produksi tanaman. Teknologi ini disamping secara teknis dapat memperkecil laju erosi tanah, juga secara ekonomis bermanfaat bagi peningkatan keuntungan usahatani.

Gambar 1. Model produk antara (dimodifikasi dari Debertin, 1986)


Dalam mengoperasikan sistem usahatani, petani yang rasional akan memilih pola tanam yang memaksimalkan keuntungan selama periode waktu tertentu dengan kendala sumberdaya yang tersedia, harga input dan output relatif, serta kesempatan pasar yang ada. Epp dan Malone (Antara, 2001) menekankan bahwa pemecahan masalah yang memaksimalkan keuntungan (profit maximization) selalu terjadi pada kombinasi produksi yang bersifat kompetitif, karena sumberdaya yang terbatas secara kompetitif digunakan untuk mencapai fungsi tujuan tersebut.

Gambar 1 menunjukkan solusi sederhana untuk masalah maksimisasi produksi sapi dengan kendala ketersediaan input-input yang digunakan dalam memproduksi rumput gajah dan jagung untuk mencapai titik di mana isokuan untuk produksi sapi bersinggungan dengan fungsi transformasi produk, yaitu di titik A. Namun, dengan menjual sebagian jagung dan membeli sejumlah rumput gajah, memungkinkan petani memproduksi sapi lebih banyak, yaitu pada titik persinggungan antara isokuan sapi dan garis isorevenue (titik B), daripada keputusan produksi di titik A. Garis isorevenue untuk produksi rumput gajah dan jagung merupakan garis isocost untuk produksi sapi (Debertin, 1986).

Pemodelan SIMANTRI menggunakan pendekatan linear programming (LP) akan mengarahkan petani melakukan proses produksi tanaman dan ternak secara efisien sehingga

komoditas yang dihasilkan mampu berdaya saing global, meningkatkan ketahanan pangan karena adanya peningkatan produktivitas tanaman dan ternak, serta meningkatkan kesejahteraan petani jika fungsi tujuan dari optimasi tersebut adalah memaksimalkan pendapatan usahatani. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model optimal SIMANTRI melalui programasi linier untuk mendukung keberlanjutan pertanian di Bali. Sistem usahatani terintegrasi tersebut dikatakan dapat berlanjut bila telah memenuhi kriteria: secara ekonomi menguntungkan, ramah lingkungan, dapat diterima dan adil secara sosial, dan menerapkan teknologi tepat guna.

  • 2.    Metode Penelitian

SIMANTRI 068 pada GAPOKTAN Sawitra Werdi Karya di Desa Gerokgak, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng dipilih secara purposif sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan memiliki limbah tanaman pangan (jerami padi, jerami kacang tanah, dan jerami jagung) yang digunakan sebagai pakan ternak sapi bali, dan limbah ternak berupa pupuk kandang sapi digunakan untuk produksi tanaman pangan tersebut. Sampel penelitian diambil secara sensus, yaitu semua anggota kelompok tani pelaksana SIMANTRI 068 yang berjumlah 20 orang. Pengamatan, pengambilan sampel tanah, dan analisis tanah di laboratorium juga dilakukan untuk mengetahui karakteristik lahan.

Penilaian kesesuaian lahan dan kesuburan tanah didasarkan atas pengamatan lapang dan hasil analisis tanah di laboratorium. Hasil analisis kemudian dicocokkan dengan parameter khusus dari kebutuhan hara tanaman (Sys et al., 1993) dan kriteria kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian (Djaenudin et al., 2000) dan Tim Puslittanak (1993). Selanjutnya, pendugaan tingkat erosi tanah menggunakan Universal Soil Loss Equation (USLE) yang dikemukakan oleh Utomo (1987). Akhirnya, hasil pendugaan erosi tanah dibandingkan dengan nilai erosi yang diperbolehkan (Edp) sebagai dasar penyusunan rekomendasi kebijakan manajemen lahan di wilayah SIMANTRI 068.

Data survei usaha tani dari sampel petani dan data sekunder dari berbagai sumber digunakan untuk menspesifikasi parameter yang dibutuhkan dalam programasi linier. Data dianalisis menggunakan pendekatan LP dengan bantuan software BLPX88 (Eastern Software Product, Inc. 1984). Dasar pertimbangannya adalah petani dengan modal yang terbatas sering dihadapkan dengan fungsi produksi linier (Hartono [Antara, 2001]). LP merupakan sebuah teknik matematik formal yang menyeleksi kombinasi dan tingkat aktivitas, dari semua aktivitas yang layak, untuk mencapai fungsi tujuan tanpa mengabaikan ketersediaan sumberdaya dan kendala lainnya yang dispesifikasi (Barlow et al., 1977; Gonzales, 1983). Secara umum, masalah programasi linier dinyatakan dengan (Cohen dan Cyert, 1976):

n

Maximize: z = CjXj .............................(1)

j=1

n

subject to: aijxj {≤ = ≥}bi; i = 1, 2, ..., m . (2)

j=1

Xj 0; j=1,2, ., n.

(3)


Selanjutnya, spesifikasi model dilakukan melalui modifikasi terhadap model di atas:

Maximize z = c,x, +...+cixi +...+c„x„ + c,x,

11 jj nn ll

Subject to:

ad 1x 1 + ... + acjxj + ... + adnxnlahan

ai 1 x 1 +... + ajxj +... + ainxn = inputs

ao 1 x 1 +... + acjxj +... + aonxn = outputs

al 1 x 1 +... + aljxj +... + alnxntenaga

= uang tunai

ac 1 x 1 +... + acjxj +... + acnxn

dimana z pada persamaan (1) adalah fungsi tujuan; xj’s adalah aktivitas atau variabel keputusan; cj’s adalah kontribusi dari aktivitas jth terhadap nilai fungsi tujuan; aj’s adalah unit sumberdaya ke-i yang digunakan atau unit output ke-i yang diproduksi per unit aktivitas jth; dan bi’s adalah tingkat sumberdaya yang tersedia atau kebutuhan minimal untuk setiap kendala. Persamaan (2) dan (3) masing-masing adalah set kendala dan kondisi non-negatif yang harus dipenuhi dalam proses optimasi.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Karakteristik SIMANTRI 068

SIMANTRI 068 sebagai salah satu sistem pertanian terintegrasi yang diprogramkan Pemerintah Provinsi Bali Tahun 2011 berkedudukan di Desa Gerokgak, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Setiap paket program SIMANTRI terdiri atas (a) pengadaan 20 ekor induk sapi betina dengan rata-rata berat badan 250 Kg, (b) pembangunan kandang koloni di atas lahan milik salah satu anggota, dan (c) instalasi biogas dan biourine, serta (d) bangunan tempat mengomposan kotoran ternak sapi. Paket program SIMANTRI 068 dikucurkan melalui GAPOKTAN Sawitra Werdi Karya dan dilaksanakan oleh Kelompok tani (POKTAN) Ternak Budi Karya Jati, yang merupakan salah satu dari sembilan kelompok tani yang tergabung dalam GAPOKTAN tersebut.

Keberadaan SIMANTRI 068 di Desa Gerokgak dilindungi oleh Kepala Desa setempat, diarahkan oleh Komite Pengarah, dan dibina oleh Penyuluh Pendamping. Sebagai Ketua POKTAN pelaksana adalah Gusti Putu Mayun, yang didampingi oleh Ketut Merta (Sekretaris) dan Wayan Teken (Bendahara). POKTAN pelaksana SIMANTRI 068 terdiri atas 20 orang anggota (termasuk pengurus) dengan karakteristik petani seperti disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik petani pada SIMANTRI 068

No

Nama KK

Umur (Th)

Tingkat Pendidikan KK (Th)

Jumlah Anggota Keluarga -(Orang)

Jumlah I K Keluarga (Orang)

Luas

; Ciarapan (Ha)

L

P

Sawah

Lahan

Kering

1

Kadek Ariyasa

33

9

5

1

1

1.50

2

Ketut Mindrya

56

6

4

1

1

0.40

3

Kadek Budiastana

36

6

4

I

1

0.10

4

Ketut Mujana

55

9

5

1

1

0.63

5

Gusti Kadek Arsana

32

12

4

1

1

0.10

6

Wayan Rauh

54

6

2

1

1

0.30

0.54

7

Gusti Ketut Mayun

60

6

1

1

0.40

0.25

8

Gusti Putu Mayun

31

9

6

1

I

0.25

9

Nyoman Sutama

45

6

6

I

I

10

Ketut Merde

50

12

5

I

I

OTA

1 1

Ketut Mangku

63

6

5

I

1

0.18

12

Wayan Teken

60

6

6

I

1

13

Gusti Ngurah Darta

43

9

6

I

1

0.34

1.00

14

Gusti Putu Merta

50

6

5

1

1

0.50

15

I Gede Suardana

40

9

4

1

1

0.40

16

Ida Bagus Putu Oka

45

6

5

I

1

1.00

17

Nyoman Laba

50

6

3

1

1

2.00

18

Komang Ariawan

36

9

3

1

I

0.30

' 19

Putu Wenten

58

9

3

1

1

0.13

20

Ketut Merta

75

6

1

1

1

0.85

0.40

Jumlah

972

153

85

20

20

2.54

9.28

Rata-rata

48.60

7.65

4.25

1.00

1.00

0.13

0.45


Pada Tabel 1 terlihat bahwa rata-rata umur petani tergolong produktif (48,6 tahun) dengan rata-rata pendidikan di atas tamat sekolah dasar (7,65 tahun). Rata-rata jumlah tanggungan keluarga lebih dari empat orang dan rata-rata tenaga kerja keluarga tersedia sebanyak dua orang. Berdasarkan tingkat upah tenaga kerja pertanian di lokasi penelitian, yaitu Rp40.000/hari untuk pekerja laki-laki dan Rp30.000/ hari untuk pekerja perempuan, maka jumlah stok tenaga kerja keluarga sebanyak 44 hari orang kerja (HOK) per bulan. Stok lahan usahatani yang tersedia sebanyak 0,58 Ha terdiri atas 0,13 lahan sawah dan 0,45 Ha lahan kering.

SIMANTRI 068 ini menerima 20 ekor induk sapi bali dengan rata-rata berat badan sekitar 250 Kg. Perkembangan populasi sapi sampai dengan penelitian ini dilakukan, diketahui keadaan induk mati satu ekor, dan telah berhasil beranak 11 ekor. Atas prestasi perkembangan populasi ternak tersebut, maka kelompok pelaksana ini mendapatkan hadiah satu ekor sapi betina dewasa.

Berdasarkan rapat kelompok pelaksana Tanggal 12 September 2011, maka disepakati pengelolaan ternak SIMANTRI sebagai berikut. Anak pertama sejak induk sapi dipelihara menjadi hak penuh anggota pemelihara. Selanjutnya, nilai anak sapi kedua didistribusikan secara propostional sebagai berikut: 70% menjadi hak anggota pemelihara, 10% hak pemilik lahan sebagai tempat kandang koloni, 10% menjadi hak POKTAN pelaksana, dan 10% sisanya adalah hak GAPOKTAN. Hasil pengolahan limbah ternak berupa pupuk kandang dan biourine juga didistribusikan secara proportional seeperti halnya pendistribusian nilai anak sapi kedua. Sampai saat ini, SIMANTRI 068 telah melakukan pengolahan limbah ternak untuk pupuk kandang dan biourine, namun belum dilakukan pengemasan produk, karena diutamakan untuk digunakan sendiri ketika musim hujan tiba (sekitar bulan November 2012). Rapat selanjutnya dilaksanakan secara rutin tanggal 15 setiap bulan.

Respon petani sebagai gambaran dari prilaku

petani setempat terhadap introduksi dan inovasi teknologi SIMANTRI 068 terlihat sangat baik. Hal ini terindikasi dari antusiasme dan respon positip petani pada saat pelaksanaan sosialisasi penelitian dan observasi lapang Tanggal 12 Agustus 2012, survai usahatani Tanggal 1-2 September 2012, pelatihan pengolahan jerami padi sebagai pakan ternak sapi bali Tanggal 30 September 2012.

Hasil sosialisasi dan observasi lapang mengindikasikan bahwa tingkat pengetahuan dan keterampilan petani masih perlu ditingkatkan, bahkan terkait dengan manajemen pemeliharaan sapi bali secara umum, khususnya tentang tatacara pemberian pakan. Secara actual, peternak memberikan jerami padi dengan kondisi seadanya (tanpa proses pengolahan) sehingga kualitas jerami padi yang diberikan masih sangat rendah. Jumlah pemberian jerami juga tidak terukur dengan baik serta sering jerami padi diberikan pada tingkat 100%, sehingga dapat memicu kondisi induk tidak cukup menghasilkan susu untuk anaknya. Di sisi lain beberapa ternak (induk) mengalami kemandulan (jubeng) yang salah satu penyebabnya adalah karena ketidakseimbangan nutrien pakan yang diberikan sehingga ternak (induk) menjadi terlalu gemuk.

Pelatihan diawali dengan ceramah tentang menajemen pemeliharaan sapi bali, dengan penekanan pada tatacara pemberian pakan yang baik serta pemanfaatan limbah pertanian yang berkualitas melalui pengolahan limbah secara tepat guna. Selesai diskusi materi ceramah, acara dilajutkan dengan praktik langsung teknologi pengolahan jerami kepada semua petani anggota POKTAN.

Respon anggota kelompok dalam mengikuti pelatihan (ceramah dan praktik) sangat baik, hal ini tercermin dalam partisipasi aktif seluruh anggota kelompok dalam menyimak ceramah secara tekun dan memberikan umpak balik kepada narasumber. Dari berbagai pertanyaan yang muncul dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan keterampilan mereka dalam tatacara pemberian pakan yang baik memang perlu ditingkatkan. Respon positif petani dalam melaksanakan program SIMANTRI 068 mengindikasikan secara sosial petani menerima dengan baik introduksi teknologi SIMANTRI. Pemenuhan kriteria, bahwa teknologi tersebut dapat diterima secara sosial, sangat penting untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan yang dilaksanakan oleh POKTAN tersebut.

  • 3.2    Karakteristik lahan

Hasil survai lapang dan analisis tanah di laboratrium mengindikasikan karakteristik lahan di wilayah SIMANTRI 068 Desa Grokgak sebagai berikut. Sebagaian lahan pertanian berupa lahan sawah (tadah hujan) yang teririgasi dari Bendungan Gerokgak saat musim hujan dan dapat ditanami: padi, jagung, kacang tanah. Sebagian lainnya berupa lahan kering untuk diversifikasi tanaman hortikultura dan perkebunan dengan tindakan konservasi berupa teras bangku dengan vegetasi: mangga, pisang, rumput gajah. Jenis tanah di wilayah ini tergolong kedalam Latosol coklat dengan tofografi berombak (panjang lereng 20 m dan kemiringan lereng 3%). Sifat-sifat tanah bertekstur lempung (kandungan pasir 50,19%; debu 38,66%; dan liat 11,16%) dengan pasir halus 5,09%; struktur gumpal agak membulat (sb=4), kandungan C-organik 0,83%; permeabilitas 11,64 (agak cepat); berat/volume tanah 1,03g/mm3; serta kedalaman tanah 110 cm.

Hasil penilaian kesesuaian lahan secara aktual, ternyata bahwa lahan-lahan di wilayah SIMANTRI 068 tergolong kedalam kelas cukup sesuai (S2) untuk tanaman padi, jagung, kacang tanah dengan faktor pembatas f (retensi hara), n (hara tersedia), dan untuk tanaman mangga dan gamal dengan faktor pembatas w (ketersediaan air), f (retensi hara), n (hara tersedia). Selanjutnya, untuk tanaman pisang, rambutan, kelapa, dan rumput gajah tergolong kedalam sesuai marginal (S3) dengan faktor pembatas w (ketersediaan air).

Beberapa cara penanggulangan faktor pembatas tersebut agar kelas kesesuaiannya mencapai potensial adalah sebagai berikut. Faktor pembatas w (terutama curah hujan yang rendah) dapat ditanggulangi dengan penambahan air melalui irigasi, atau membuat cubang, bending atau cek dam atau menggunakan air tanah dengan sumur bor. Faktor pembatas f (terutama kadar bahan organik rendah) dapat ditanggulangi dengan pemupukan dengan pupuk organik (pupuk kompos, pupuk kandang dan pupuk organik lainnya). Faktor pembatas n (hara tersedia) terutama kandungan nitrogen dan fosfor yang rendah di dalam tanah dapat dtanggulangi dengan pemberian pupuk urea (N) dan SP-36 (P).

Berdasarkan analisis status kesuburan tanah ternyata lahan-lahan di wilayah SIMANTRI 068 tergolong kedalam kriteria sedang. Hal ini disebabkan

oleh beberapa sifat tanah seperti kandungan P2O5 dan C-organik dalam tanah yang rendah. Untuk meningkatan status kesuburan tanah ini dari sedang menjadi tinggi dapat dilakukan dengan usaha-usaha: (1) pemberian pupuk yang mengandung unsur fosfor atau P2O5 antara lain pupuk SP-36 atau TSP untuk meningkatkan ketersediaan unsur P dalam tanah; dan (2) penambahan pupuk organik berupa kompos, kotoran ternak, pupuk hijau, dan pupuk organik lainnya untuk meningkatkan kandungan C-organik dalam tanah.

Berdasarkan hasil pendugaan erosi tanah dengan persamaan USLE didapatkan tingkat erosi sebesar 9,694 ton/Ha/th yang tergolong sangat ringan. Menurut Dangler et al. (Utomo, 1987), tingkat erosi 0 sampai 14,6 ton/Ha/th tergolong ringan, sedangkan menurut Hammer (1981), kriteria tingkat bahaya erosi dengan menggunakan unsur kedalaman solum tanah maka kedalaman solum lebih besar dari

kedalaman tanah (soil depth factor) ke dalam perhitungan. Setiap tipe tanah (katagori sub orde sistem USDA) telah dinilai penurunan kualitasnya dengan kedalaman tanah yang diberikan nilai faktor kedalaman tanah yang relevan. Kisaran nilai faktor kedalaman tanah tersebut berada dalam selang 0,7 – 1,0. Adapun persamaan Hammer (1981) adalah:

Edp = Kedalaman tanah efektif (mm) x faktor kedalaman ÷ umur guna (tahun)

Berdasarkan karakteristik lahan: solum tanah sedalam 1100 mm, faktor kedalaman sebesar 1, berat/ volume sebesar 1,03 g/cm3, serta dengan asumsi umur guna tanah selama 300 tahun karena tanahnya tergolong Latosol coklat (dipadankan dengan order Inceptisol, sub order Tropept), maka melalui persamaan Hammer (1981) didapatkan besarnya Edp sebesar 37.767 ton/ha/tahun.

Tabel 2. Hasil perhitungan prediksi erosi di wilayah SIMANTRI 068

No.

Parameter                             Nilai

1

Erosivitas hujan ( R)*)

922.596

2

Erodibilitas tanah (K)

0.404

3

Faktor topografi (LS)

0.260

4

Faktor tanaman & tindakan konserva-si tanah & air (CP)

0.1

5

Erosi tanah (E) (ton/Ha/th)

9,694

*) Berdasarkan data curah hujan dan hari hujan yang digunakan adalah data dari Stasiun Pengamatan Iklim Grokgak (2012)

90 cm dengan tingkat erosi lebih besar dari 15 ton/ Ha/th tergolong tingkat bahaya erosi sangat ringan. Jadi tingkat bahaya erosi di wilayah SIMANTRI 068 (Tabel 2) tergolong sangat ringan.

Masa pakai tanah diklasifikasikan sebagai suatu periode (dalam tahun), sampai kapan penurunan kualitas lahan sampai ke tingkat yang masih dapat diterima (dapat ditoleransikan) pada suatu profil tanah. Berdasarkan konsep ini suatu batas erosi dapat ditoleransikan per tahun (mm/tahun) dapat dihitung dengan membagi kedalaman tanah (cm) dengan masa pakai tanah (tahun). Untuk mempertimbangkan kemungkinan adanya penurunan sifat-sifat fisik dan kimia tanah dengan kedalaman tanah, Hammer (1981) memasukkan faktor

  • 3.3    Programasi linier

Pola dan skala usahatani terintegrasi pada SIMANTRI 068 disajikan pada Tabel 3. Pada tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata luas lahan yang dikuasai petani adalah 0.58 Ha, terdiri atas 0,13 Ha sawah tadah hujan dan 0,45 Ha lahan kering. Pada lahan sawah ditanami padi dan kacang tanah, sedangkan pada lahan kering ditanami jagung, rumput gajah, pisang, mangga, dan kelapa dalam. Untuk pengembangbiakan ternak sapi bali dipelihara menggunakan kandang koloni di atas lahan salah seorang anggota SIMANTRI 068. Setiap anggota POKTAN pelaksana SIMANTRI 068 berkewajiban memelihara seekor induk sapi bali dengan rata-rata berat badan awal sekitar 250 Kg.

Tabel 3. Pola dan skala usahatani pada SIMANTRI 068

Ukuran Usahaiani

No Nama Responden JG PD KT RG

PlS     MG     KkP       SB

IOTAk

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

Rpn (Pohon) (Pohon) (250 Kg BH)

(Ha)

1 KadekAriyasa                    0.10

200........... ..........50......... 0.99.......

1.50

2 Kelul Mindrya

20        30        25           1.13

0.40

3 KadekBudiaslana                       0.10

50        10         17           1.42

0.10

4 Ketut Mujana       0.63          0.50

100       30          2.70

0.63

5 Gusti Kd Arsana

13                      2.27

0.10

6 WayanRauh              0.30  0.30  0.10

20          2.41

0.84

7 Gusti Kt Mayun                  0.25

2.55

0.50

8 Gusti Putu Mayun          0.25   0.25

1.70

0.25

9 Nyoman Sutama

1.70

10 KetutMerde

1.42

0.25

11 Ketut Mangku

15                    10           1.70

0.18

12 WayanTeken

1.42

13 GustiNgrDarta     1.00   0.34   0.25

1.70

1.34

14 Gusti Putu Merta                   0.20

1.70

0.50

15 IGedeSuardana           0.40  0.10

2.41

0.40

16 IBPutuOka        0.20  0.40  0.40

30                  30          1.70

1.00

17 Nxomankaha                         <>.20

70        60           1.70

2.00

18 Kmnang Xriawan

1 A)

0.30

1 9 Putu \\ cnicn                                        ' k 1

I

o IJ

20 KelulMeria         <O ').8>   ∏ 2"    2'

I ~

I

I um'iah               2 'A 2 ς I 2 ς ς       -ς

Raia-:/'..:           0.13   0.13   0.13   0.04

U       21        12         IM

o.5s

Keterangan: JG = jagung; PD = padi; KT = kacang tanah; RG = rumput gajah; PIS = pisang; MG = mangga; KLP = kelapa dalam; SB = sapi bali.

Pemodelan usahatani terintegrasi pada SIMANTRI 068 dimulai dengan menyusun model aktivitas dan model kendala berdasarkan hasil survai dan pengamatan langsung di lapang, disajikan pada Lampiran 1. Selanjutnya, disusun model programasi linier berbasiskan software BLPX88 (Lampiran 2). Semua data pada Lampiran 2 kemudian dientry kedalam software BLPX88 dan dirun maka diperoleh hasil solusi optimal seperti disajikan pada Lampiran 3.

Berdasarkan hasil analisis LP tersebut, diketahui bahwa semua aktivitas pada penyelesian masalah primal merupakan aktivitas yang basis kecuali aktivitas membeli pupuk kandang pada musim kemarau dan menjual pupuk kandang pada musim hujan. Ini berarti, petani tidak mengaplikasikan pupuk kandang pada musin kemarau dan menunggu penggunaannya pada musim hujan tiba. Penjualan pupuk kandang pada musim hujan menjadi tidak perlu, karena pada prinsipnya petani masih membutuhkan pupuk kandang untuk usahataninya. Pemodelan

usahatani terintegrasi yang melibatkan integrasi semua aktivitas produksi usahatani tanaman (jagung, padi, kacang tanah, rumput gajah, pisang, mangga, kelapa dalam) dan ternak sapi bali yang memberikan solusi optimal, mengindikasikan bahwa aktivitas SIMANTRI 068 secara aktual sudah optimal. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Schultz (Hayami & Ruttan, 1985), bahwa petani kecil dan miskin di negara sedang berkembang, secara ekonomi rasional dalam penggunaan sumberdaya pada tingkat ketersediaan sumberdaya dan teknologi yang ada.

Rata-rata pendapatan optimal usahatani terintegrasi pada SIMANTRI 068 sebesar Rp21.658.160 per tahun, dengan suplai kas untuk memulai usahatani sebesar Rp5.703.700 pada musim hujan (musim tanam pertama) pada skala usahatani seluas 0,51 Ha. Berdasarkan penyelesaian masalah dual pada Lampiran 3, terlihat bahwa dari 0,58 Ha luas lahan yang dikuasai petani, baru digunakan 0,51 Ha. Jadi, masih terdapat sisa lahan sekitar 0,07 Ha

yang dapat digunakan untuk mengusahakan tanaman yang paling menguntungkan, seperti rumput gajah, sehingga berpeluang untuk mencapai pendapatan usahatani yang lebih tinggi dari Rp21.658.160 per tahun.

  • 4    Simpulan

Teknologi produksi pangan melalui sistem usahatani terintegrasi, SIMANTRI 068, pada GAPOKTAN Sawitra Werdi Karya di Desa Gerokgak, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng yang dioperasikan petani berdasarkan sumberdaya yang tersedia dan tingkat teknologi usahatani yang ada sudah berjalan secara optimal dengan tingkat pendapatan sebesar Rp21.658.160/tahun untuk rata-rata penggunaan lahan 0,51 Ha. SIMANTRI 068 secara potensial dapat berkelanjutan karena telah

memenuhi kriteria: (1) secara ekonomi menguntungkan, (2) ramah lingkungan karena penggunaan input luar rendah dan tingkat erosi yang ditimbulkan dari penyelenggaraan usahatani itu sangat ringan, (3) secara sosial telah diterima dan dioperasikan secara efisien oleh petani, (4) SIMANTRI merupakan teknologi tepat guna karena mudah diterapkan dan meningkatkan pendapatan usahatani. Karena tingkat erosi yang terjadi sebesar 9,694 ton/ha/th dan lebih rendah dari Edp, maka lahan di wilayah SIMANTRI 068 tidak memerlukan tindakan perbaikan teknik budidaya dan tindakan konservasi tanah dan air (atau tindakan konservasi tanah dan air yang dilakukan dengan pembuatan teras bangku dan penanaman yang rapat dapat terus dilakukan).

Daftar Pustaka

Antara, M. 2001. Perilaku Petani dalam Pengalokasian Suberdaya untuk Mencapai Pendapatan Maksimum di Kabupaten Tabanan: Analisis Programasi Linier. Disertasi tidak Dipublikasikan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Barlow, C., S. Jayasuriya, V. Cordova, L. Yambo, C. Bantilan, C. Maranan and N. Roxas. 1977. “On Measuring The Ecoomic Benefits of New Technologies to Small Rice Farmers”. IRRI paper: 1-49.

Budiasa, I W.; I G.A.A. Ambarawati; I M. Mega; I K. Mangku Budiasa. 2012. “Optimasi sistem usahatani terintegrasi untuk memaksimalkan pendapatan petani”. E-Jurnal Agibisnis dan Agrowisata Vol 1 No 2. Denpasar.

Cohen, K. J. and R. M. Cyert. 1976. Theory of the Firm: Resource Allocation in a Market Economy. New Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited (2nd).

Debertin, D.L. 1986. Agricultural Production Economics. Mac-Millan Publishing Company, New York.

Djaenudin D., Marwan H., H. Subagyo, Anny Mulyani, dan N. Suharta. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balitbang Pertanian. Deptan. Bogor.

Eastern Software Product, Inc. 1984. BLP88 User’s Guide: Linear Programming with Bounded Variables for The IBM PC. Alexandria, Virginia.

Gonzales, C.M., 1983. “Simplified and Linear Programming in Evaluating Cropping Patterns”. IRRI paper: 176-187.

Hammer, W.I. 1981. Soil Conservation Consultant Report. SRI, Bogor, Indonesia.

Hayami, Yujiro & Vernon W. Ruttan. 1985. Agricultural Development: An International Perspective. Johns Hopkin University Press. Baltimore and London.

Ibrahim, H. 2008. “Revitalisasi Pertanian, Ketahanan pangan, dan Penyediaan SDM Pertanian yang Handal”. Paper dipresentasikan pada Lokakarya Nasional FKPT-PI Ke-8 Tahun 2008 Restrukturisasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia Menuju Pencapaian Kompetensi Pertanian Modern. Jambi, Mei 2008.

Sys, C., E. Van Ranst., J. Debaveye., dan F. Beernaert. 1993. Land Evaluation. Agricultural Publications No 7, Belgium.

Tim Puslittanak, 1993. Petunjuk Teknik Evaluasi Lahan. Puslittanak bekerjasama dengan Proyek pembangunan Pertanian Nasional, Balitbang Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta

Utomo, W.H. 1987. Erosi dan Konservasi Tanah. Universitas Brawijaya, Malang

Viaux, P. 2007. “Integrated Farming Systems: A Form of Low Input Farming”, In Biala, K; J-M Terres; P. Pointereau; dan M.L. Paracchini (eds) Low Input Farming Systems: an Opportunity to Develop Sustainable Agriculture. Proceedings of the JRC Summer University.

Lampiran 1. Model aktivitas dan kendala SIMANTRI 068

A. Model Aktivitas

No

Kode

Kolom

Deskripsi

Satuan

1

PJAGl

Produksi Jagung MH

Ha

2

PPDl

Produksi Padi MH

J⅛t

3

PKT2

Produksi Kacang Tanah MK

Ha__

4

PRG

Produksi Rumput Gajah

Ha

5

PPlS

Produksi Pisang

Rumpun

6

PMANG

Produksi Mangga

Pohon

7

PKDAL

Produksi Kelapa Dalam__

Pohon

8

PSB

Produksi Sapi Bali

250 Kg BH

9

MHPTSl

Mencari Hijauan Pakan Ternak Sapi MH

Kg

K)

MHPTS2

Mencari Hijauan Pakan Ternak Sapi MK

Kg .......

1 1

BBJAGl

BeliBenihJagungMH              _   ___________ _

Kg

12

BBPDl

Beli Benih Padi MH

Kg

13

BBKT2

Beli Benih Kacang Tanah MK

Kg

14

BBRGl

Beli Bibit Rumput Gajah MH

Stek

15

BBPlSl

Beli Bibit Pisang MH

Pohon

16

BISBl

Beli Induk Sapi Bali MH

250 Kg BH

17

BURl

Beli Urea MH

Kg

18

BUR2

Beli Urea MK

Kg

19

BKCLl

Beli KCl MH

Kg

20

BNPKl

BeliNPKMH

Kg________

21

BTSPl

BeliTSP MH

Kg

22

BPESTl

Beli Pestisida MH

_Lt_________

23

BPKANl

Beli Pupuk Kandang MH

Kg

24

BPKAN2

Beli Pupuk Kandang MK

Kg

25

BV&IB

Beli Vaksin & Inseminasi Buatan Ternak Sapi

Paket

26

JJAGl

Jual Hasil Produksi Jagung MH

Kg

_27

jpdJ

Jual Hasil Produksi Padi MH

Kg

28^

'jKI2

Jual Hasil Produksi Kacang Tanah MK             _____

Kg

29

JPLSl

Jual Hasil Produksi Pisang MLl

200 biji

30

jipils2

Jual Hasil Produksi Pisang MK                       ___

200 biji

31

JMANG

Jual Hasil Produksi Mangga

Kg

32

JKDALl

Jual Hasil Produksi Kelapa Dalam MH

Butir

33

JKDAL2

Jual Hasil Produksi Kelapa Dalam MK              __

Butir

34

JTSB2

Jual Ternak Sapi Bali MK

250 Kg BH

35

JPKANl

Jual Pupuk Kandang MH

Kg

_36_

JPKAN2

Jual Pupuk Kandang MK

Kg .....

37

JBURIl

Jual Biourine MH

Lt

38

JBURI2

Jual Biourine MK

Lt

39

AKASl

Alokasi Kas MH

RpOOO

40

AKAS2

Alokasi Kas MK

RpOOO

41

TKASl 2

Transfer Kas MH-MK

RpOOO

42

TKAS2Z

Transfer Kas MK-Z

RpOOO

B. Model Kendala

No.

Kode kolom

Deskripsi

Hub

Level

Unit

I

LAHAN

Lahan

<

0.58

Ha

2

MLlAGl

M aks i mal Lahan Jagung MH_______________

<

0.13^

Ha

3

MLPDl

Maksimal Lahan Padi MH______________

<

0.13

Ila

4

MLKT2

Maksimal Lahan KacangTanah MK__

<

0.13

Ha

5

MLRG

Maksimal Lahan Rumput Gajah__

<

0.04

Ha

6

MRPLS

Maksimal Rumpun Pisang

<

6

Rumpun

7

MPMANG

Maksimal Pohon Mangga__________________

<

21

Pohon

8

MPKDAL

Maksimal Pohon Kelapa Dalam

<

12

Pohon

9

MTSB

Maksimal Ternak Sapi Bali___

<

2

250 Kg BH

10

SPTSBl

Stok Pakan Ternak Sapi Bali MH

=

O

Kg_____

i 1

SPTSB2

Stok Pakan Ternak Sapi Bali MK

=

O

Kg

12

SBJAGl

Stok Benih Jagung MH

=

O

Kg

13

SBPDl

Stok Benih Padi MH

=

O

Kg

14

SBKT2

Stok Benih Kacang Tanah MK ___________

=

O

Kg______

15

SBRGl

Stok Bibit Rumput Gajah MH

=

O

Stek

16

SBPISl

Stok Bibit Pisang MH

O

Batang

17

SURl

Stok Urea MH

O

Kg

18

SUR2

Stok Urea MK__________________________

=

O

Kg

19

SKCLl

Stok KCl MH___________________________

=

O

Kg_____

20

SNPKl

StokNPK MH

=

O

_____Kg_____

21

STSPl

Stok TSP MH___________

=

0_

.       Kg......

_22_

SPESTl

Stok Pestisida MH___

=

...... O

Lt

23

SV&1B

Stok Vaksin & Inseminasi Buatan_____________

_ Paket

24

SJAGl

Stok Hasil Produksi Jagung MH _____________

O

Kg

25

SPDl

Stok Hasil Produksi Padi MH     ____________

O

Kg

26

SKT2

Stok Hasil Produksi Kacang Γanah MK__

O

_____Kg__

27

SPISl

Stok Hasil Produksi Pisang MH ______________

O

2 OOLj i

28

SPIS2

^t074 as ’' P∞duksi Pisang MK__________________________

O

2<>(’ biji

29

SMANG

Stok Hasil Produksi Mangga

=

' ..........O

Kg

30

SKDALl___

Stok Hasil Produksi Kelapa Dalam MH

_ O

J4utnL

31

SKDAL2

Stok Hasil Produksi Kelapa Dalam MK

’ "o’...........

______Butir

32

SISBl

Stok Induk Sapi Bali MH_____________________

=

O

250 Kg BH

33

STSB2

Stok Hasil Sapi Bali MK

=

O

250 Kg BH

34

SPKANl

Stok Pupuk Kandang Sapi MH

=

O

Kg

35

SPKAN2

Stok Pupuk Kandang Sapi MK

=

O

_ Kg

36

SBURIl

Stok Biourine MH

=

O

Lt

37

SBUR12

Stok Biourine MK__________________________

=

O

Lt

38

STKlO

Stok Tenaga Kerja Bulan Oktober_____________

<

44

HOK

39

STKll

Stok Tenaga Kerja Bulan November

44

HOK

40

STK12

Stok Tenaga Kerja Bulan Desember

<

44

HOK

41

STKOl

Stok Tenaga Kerja Bulan Januari

<

44

HOK

42

STK02

Stok Tenaga Kerja Bulan Februari_____

<

44

_ hqK

43

STK03

Stok Tenaga Kerja Bulan Maret

<

44

HOK

44

STK04

Stok Tenaga Kerja Bulan April _____________

<

14

HOK

45

STK05

Stok Tenaga Kerja Bulan Mei _______________

<

44

HOK

46

STK06

Stok Tenaga Kerja Bulan Juni _____________

<

44

HOK

47

STK07

Stok Tenaga Kerja Bulan Juli     _____________

<

44

HOK

48

STK08

Stok Tenaga Kerja Bulan Agustus_____________

<

44

HOK___

49

STK09

Stok Tenaga Kerja Bulan September______

<

44

_ hPk

~ 50

SKASl

Suplai Kas MH_________________________

7703.7'

RpOOO

51

SKAS2

Suplai Kas MK

O

RpOOO

52

KASKl

Kas Keluar MH

O

RpOOO

53

KASK2

Kas Keluar MK

O

RpOOO

Lampiran 2. Model programasi linier SIMANTRI 068

MAX

PJAG1

PPD1

PKT2

PRG

PPIS

PMANG

PKDAL

PSB

REL

LEVEL

LAHAN

1

1

1

0.0009

0.001

0.001

0.004

0.58

MLJAGI

1

<

MLPD1

1

<

MLKT2

1

0,13

MLRG

1

<

0,04

MRPIS

1

6

MPMANG

1

21

MPKDAL

1

12

MTSB

1

2 θ

SPTSB1

-3600

-4600

-25000

-96

4500

SPTSB2

-1500

-25000

-96

4500

=

o

SBJAGI

42.31

=

0

SBPD1

55.77

0

SBKT2

100

0

SBRG1

80000

=

__0

SBPIS1

1

=

0

SR*1

67.31

184.6

87.5

0.595

=

0

SUR2

38.46

=

0

SKCL1

130.8

0

SNPK1

169.2

0

STSP1

76.92

=

0 _

SPEST1

2.3

=

0__

SV&IB

1

=

0

SJAG1

-1458

=

0

SPDI

-4231

=

0

SKT2

-900

=

0

SPIS1

-1.2

=

0 _

SPIS2

-1.2

=

__2

SMANG

-45.24

=

0

SKDAL1

-30

0

SKDAL2

-30

=

0

SISBI

1

0

STSB2

40

-1 79

-720'

..... -720'

0_

0        '

^ 0

SPKAN1 _

.^....538T

I6T

_______225

____________20

40

SPKAN2

857.7

SBURH

-900

-

0

SBURI2

-900

0

STK10

6.154

10

0.125

0.031

0.038

9

44

STK11

7.077

0.125

9

<

44

STK12

2.692

29.69

1

0.125

0.059

0.038

9

44

STK01

12.23

0.125

0.03

9

44

STK02

15.85

1

0.125

0.038

9

44

STK03

8.385

0.125

9

44

STK04

18.62

1

0.125

0.038

9

44

STK05

8.539

0.125

9

<

44

STK06

10

1

0.125

0.038

9

44

STK07

0.125

9

44

STK08

1

0.125

0.038

9

44

STK09

0.125

9

<

44

Lampiran 2 (lanjutan)

MAX

MHPTS1

MHPTS2

BBJAG1

BBPD1

BBKT2

BBRG1

BBPIS1

BISB1

REL

LEVEL

MTSB

1

2

SPTSB1

-1

=

0

SPTSB2

-1

=

0_

SBJAG1

-1

b

SBPD1

-i

SBKT2

-1

=

0__

SBRG1

-1

SBPIS1

-1

0

SISB1

-1

___0

STK10

0.0125

44

STK11

0.0125

44

STK12

0.0125

44

STK01

0.0125

44

STK02

0.0125

<

44

STK03

0.0125

<

44

STK04

0.0125

44

STK05

0.0125

34

STK06

0.0125

44

STK07

0.0125

44

STK08

0.0125

44

STK09

0.0125

44

KASK1

8

7.4

0.1

5

3525

0

KASK2

11

=

0

Lampiran 2 (lanjutan)

MAX

BURI

BUR2

BKCL1

BNPK1

BTSP1

BPESTI

BPKAN1

BPKAN2

BV&IB

REL

LEVEL

SUR1

-1

=

___0__

SR2

-1

=

0

SKCL1

-1

=

0

SNPK1

-1

=

0

STSP1

-1

=

0

SPEST1

-1

-

0

SV&IB

-1

0

SPKAN1

-1

0

SPKAN2

-1

=

0'

KASK1

2.1

2.5

3.5

3.5

75

0.7

166.5

0

KASK2

2.1

0.7

0

Lampiran 2 (lanjutan)

MAX

JJAG1

JPD1

JKT2

JPIS1

JPIS2

JMANG

JKDAL1

JKDAL2

REL

LEVEL

SJAG1

1

=

0

SPD1

1

_ 0

SKT2

1

=

SPIS1

1

0

SPIS2

1

=

0

SMANG

1

0

SKDAL1

1

=

0

SKDAL2

1

=

0

SKAS1

-5

-3.75

-104.2

-5

-1.5

=

_ 5703.7

SKAS2

-7.5

-104.2

-1.5

=

0

Lampiran 2 (lanjutan)

MAX

JTSB2

JPKAN1

JPKAN2

JBURH

JBURI2

AKAS1

AKAS2

TKAS12

TKAS2Z

REL

LEVEL

Z

1

STSB2

1

0

SPKAN1

1

-

_ 0__

SPKAN2 _ SBlJRiI

1

oj

SBURI2

1

0

SKAS1

-0.7

-2

1

5703.7

SKAS2

-3525

-0.7

-2

1

0

KASK1

-1

1

=

0

KASK2

-1

-1

=

0

Lampiran 3. Hasil analisis linier programming

C:WBAS068

SOLUTION

IS OPTIMAL

DATE

11-30-2012

TIME     15:

5 2:02

MAXIMUM

ENTERS:

BASIS

X:     40

VARIABLES:

5 0

PIVOTS:

39

LEAVES:

BASIS

S :     13

SLACKS:

2 1

LAST INV:

0

DELTA

0

Z

21658.2

CONSTRAINTS

_60_

C:WBAS068

SOLUTION

IS MAXIMUM

Z

21658.16

DATE 11

-30-2012

PRIMAL PROBLEM SOLUTION

TIME

15:52:07

VARIABLE

STATUS

VALUE

LOWER

UPPER

Z

VALUE

NET

PJAGl

BASIS

. 13

NONE

NONE

0

0

0

PPDl

BASIS

. 13

NONE

NONE

0

0

0

PKT2

BASIS

. 13

NONE

NONE

0

0

0

PRG

BASIS

. 04

NONE

NONE

C

C

0

PPIS

BASIS

6

NONE

NONE

0

PMANG

BASIS

21

NONE

NONE

PKDAL

BASIS

12

NONE

NONE

PSB

BASIS

. 95'7 4 084

none:

NONE

MHPTSl

BASIS

1666.338

NONE

NONE

MHPTS2

BASIS

2537.338

NONE

none:

BBJAGl

BASIS

5.5003

NONE

NONE

C

BBPDl

BASIS

7.2501

NONE

NONE

Budiasa, dkk. : Pemodelan Sistem Usahatani Terintegrasi untuk Mendukung Pertanian.....

B BK T 2 BBRG BBPIS BISBl BURl

BASIS   13   NONE   NONE   OOC

BASIS       3200      NONE       NONE        0          0          C

BASIS       6         NONE       NONE        0           0           0

BASIS   .9524084 NONE   NONE    000

BASIS   50.0433 NONE   NONE    00C

BUR2

BKCLl BNPKl BTSPl BPESTl BPKANl BPKAN2

BASIS   4.9998 NONE   NONE    OCC

BASIS   20.904 NONE   NONE    000

BASIS      21.996   NONE      NONE        0          0          0

BASIS   9.9996 NONE   NONE    OOC

BASIS   .299  NONE   NONE    000

BASIS   1041.441 NONE   NONE    000

NONBASIS 0    NONE   NONE   000

BV&IB JJAGl JPDl

BASIS   .9574084 NONE   NONE    000

BASIS   189.54 NONE   NONE    000

BASIS   550.03 NONE   NONE    000

JKT 2 JPISl JPIS2 JMANG JKDALl

JKADL2

BASIS   117   NONE   NONE   000

BASIS   7.2   NONE   NONE   000

BASIS   7.2   NONE   NONE   000

BASIS   950.04 NONE   NONE    000

BASIS   360   NONE   NONE   OCC

BASIS       360       NONE       NONE        0           0           C

JTSB2

JPKANl

JPKAN2

JBURI1

JBURI2

AKASl

BASIS       1.713761 NONE      NONE        0          0          C

NONBASIS   0         NONE      NONE        0          0          0

BASTS       577. 8 33T NONE       NONE        0           0           C

BASIS   861.6676 NONE   NONE    000

BASIS       861.6676 NONE      NONE        0          0          0

BASIS       16477.79 NONE      NONE        0          0          C

A KA S 2

TKAS12

TKAS2Z

BASIS       10336.57 NONE      NONE        0          0          0

BASIS   11475.09 NONE   NONE    000

BASIS_______21658.16 NONE______NONE________1__________1__________0_____

C:WBAS068

SOLUTION IS MAXIMUM           Z       21658.16        DATE 11-30-2012

DUAL PROBLEM SOLUTION                                  TIME   15:52:07

ROW ID LAHAN MLJAGl MLPDl

STATUS      DUAL VALUE      RHS VALUE       USAGE           SLACK

NONBINDING    0               .58             .5092297        .0707704

BINDING        6433.219        .13             -13             0

BINDING        12468.67        .13             .13             0

MLKT2 MLRG MRPIS MPMANG MPKDAL MTSB SPTSBl

BINDING        4983.241        .13             .13             0

BINDING       26156.48        .04             .04             0

BINDING  350.1331  660

BINDING        196.9505        21              21              0

BINDING       57.79161        12              12              0

NONBINDING    0               2               1.914817        .0851831

NONBINDING    0                0                0                0

SPTSB2 SBJAGl SBPDl S BKT 2 SBRGl SRPISl SURl

S UR 2 SKCT11

SNPKl STSPl

SPESTl

BINDING        1.384339        0               0               0

BINDING 8000

BINDING        7.4              0                0                0

BINDING        11               0                0                C

BINDING          . 1                  0                   0                    1J

BINDING        5                 0                 0                 C

BINDING        2.1              0                0                C

BINDING        2.1              0                0                C

BINDING        2.5              0                0                0

BINDING        3.5              0                0                0

BINDING        3.5              0                0                0

BINDING        75               0                0                0

S V&IB SJAGl SPDl S KT 2 SPISl SPIS2 SMANG SKDALl SKDAL2 SISBl STSB2 SPKANl SPKAN2 SBURIl SBURI2 STKlC STKll STKI2

BINDING        166.5           0                0                0

BINDING        5                0                0                0

BINDING        3.75            0                0                0

BINDING        7.5              0                0                0

BINDING        104.2           0                0                C

BINDING        104.2           0                0                0

BINDING 5000

BINDING        1.5              0                0                0

BINDING        1.5              0                0                C

BINDING        3525            0                0                0

BINDING        3525            0                0                0

BINDING         .7                0                 0                 0

BINDING         .7                0                 0                 0

BINDING 2000

BINDING 2000

NONBINDING    0               44              32.50292        11.49708

NONBINDING    0               44              31.11591        12.88401

NONBINDING    0               44              36.14056       7.85944

STKOl

STKO 2

NONBINDING

NONBINDING

0

0

44

44

4 1 5 8 '7524

1 1.58 4:

1 1 .247

STKO 3

NONBINDING

0

44

J 1 .

2 8 5 9 5

1 7 . 7 L 4 !

STK 0 4

BINDING

110. '7 S 7 1

4 4

4 4

STKO 5

NONBINDING

0

4 4

1 9 3 4 i

1 . 8 u o 5

STKO 6

NONBINDING

4 4

42 .

87 94

1.1206

STKOO

NONBINDING

0

4 4

4 1 .

0 8 3 4

2.9166

STKOS

NONBINDING

C

44

4 7. .

5794

2.4206

S TKO 9

NONBINDING

0

44

4 1 .

0834

2.9166

SKASl

BINDING

1

5703.7

570

3 . 7

0

S KAS 2

BINDING

1

0

0

0

KASKl

BINDING

1

0

0

0

KASK2

BINDING

1

0

0

C

........ .                  '               --- - ' *         .......“ — — ■-      .-          - - ∙ - . —

148