KEBERADAAN JENIS JENIS BURUNG DI KAWASAN PADANG PADANG PECATU KABUPATEN BADUNG
on
KEBERADAAN JENIS JENIS BURUNG
DI KAWASAN PADANG PECATU KABUPATEN BADUNG
Ida Bagus Made Suaskara, I Ketut Ginantra dan I Ketut Muksin
Jurusan Biologi FMIPAUniversitas Udayana Email: suaskara@yahoo.com
Abstract
A study on bird species was cunducted in January-February 2009 at Padang Padang Pecatu Badung Bali. Explorations methods was utilised to find out bird species which observed in thefield. Indentfication of bird species was undertaken based on (Mackinnon, 1993). IheirstatusweredeterminedbasedonIndonesianRegulatiun(PPRI)No. 7, 1999. Interview with community was carried out to know the bird species captured.
Results of this study indicated that Padang Padang area were indentfied 38 bird species. The dominant species were member of the insect, small reptil feeder and member of fruit/ seeds feeder, but another member al sofind that is fishfeeder, predator and nectar feeder. Seven species of birds observed on the site were protected by Indonesia Regulation, two species of birds were migrant andfour species of birds were endemik species in Indonesia. Threat on birds in this area was ilegal capture of birds that economic velue to trade.
Key words : birds spescies, endemik, conservation
Kawasan Padang Padang terletak di pesisir bagian barat Laut Desa Pecatu Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Topografi kawasan ini merupakan daerah berbukit kapur yang kering. Tipe vegetasinya merupakan hutan sekunder yang awalnya merupakan lahan pertanian (pertanian lahan kering) yang telah ditinggalkan, hutan pantai dan juga di sekitarnya masih terdapat daerah pertanian lahan kering. Tumbuhan yang mendominasi yaitu jenis-jenis yang memiliki adaptasi terhadap kekeringan, seperti gamal (Gliricedia sepium), santen (Lannea grandis), kerasi (Lantana camara), bekul (Zyzipus sp), juwet (Syzigium cumini) dan lainnya. Dalam kawasan inijuga berinteraksi beranekaragam jenis burung, serangga (kupu-kupu, belalang) maupun kelompok hewan lainnya.
Dalam perkembangan ke depannya, kawasan Padang Padang akan dikembangkan untuk akomodasi pariwisata. Konsekuensi dari pengembangan suatu kawasan menjadi akomodasi pariwisata yaitu berubahnya bentang alam dan struktur vegetasi yang ada di atasnya, yang selanjutnya akan berpengaruh pada keanekaragaman fauna, khususnya keanekaragaman burung. Vegetasi
berperan penting bagi keberadaan jenis burung, sebab keberadaannya berperan dalam menyediakan tempat mencari makan, berlindung atau bersarang. Mengingat hal tersebut di atas, maka dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan upaya pelestarian keanekaragaman flora dan fauna (termasuk keanekaragaman burung) merupakan bagian yang tidak terlepaskan.
Manfaat dari penelitian ini berguna untuk mengetahui keberadaan burung di kawasan Padang Padang sebelum pembangunan akomodasi pariwisata, sehingga dapat menjadi bahan acuan bagi pelaku pariwisata dalam upaya pelestarian flora dan fauna, khususnya burung.
Penelitian dilakukan di kawasan Padang Padang Desa Pecatu Badung, pada bulan Januari-Februari 2009. Waktu pengamatan dilakukan pada pagi hari (07-11.00 wita) dan sore hari (15.00-18.00 wita). Pengamatan dilakukan dengan metodejelajah. Semua burung diidentifikasi berdasarkan hasil pengamatan langsung dengan menggunakan acuan Mackinnon (1993). Status perlindungan burung mengacu pada Peraturan PemerintahNo 7 tahun 1999. Wawancara
pada penduduk juga dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis burung yang umum ditangkap.
Di kawasan Padang Padang Pecatu ditemukan 38 jenis burung (Tabel 1). Kelompok burung yang mendominasi yaitu jenis-jenis burung pemakan serangga/reptil kecil dan burung pemakan buah kecil/ biji-bijian. Jenis-jenis burung yang ditemukun cukup beragam di tinjau dari tipe “guild” nya (tipe pakan burung). Ada burung pemakan serangga, ulat, kadal kecil atau cecak, seperti : bentet (Lanius shcach), burung remetuk (Gerygone sulphurea), caladi ulam (Picoides macei), cekakak (Helcyon chloris), kipasan (Rhidipura Javanica). Burung pemakan serangga dan biji-bijian/buahkecil, sepertijalak suren (Sturnus contra), kacamata biasa (Zostercps palpebrosus), kutilang (Pycnonotus aurigaster), jalak ungu (Acridotheres javanicus). Burung pemakan biji-bijian/buah kecil, seperti : cerukcuk (Pycnonotus goiaver), burung gereja asia (Passer montanus), burung cabe (Dicaeum trochileum), bondol jawa (Lonchura Ieucogastroides). Burung pemakan ikan seperti: trinil (Actitis hypoleucos), kuntuk perak kecil (Egretta garzeta), kuntul kerbau (bulbulcus ibis). Burung-burung pemakan ikan ini umumnya dijumpai di sekitar pantai. Disamping itu juga diketemukan burung pemakan nektar, seperti: burung madu kuning (Nectarinia Jugularis) dan ada pula burung pemangsa binatang lain, seperti : elang bondol (Haliastur indus).
Adanya keanekaragaman jenis burung berdasarkan tipe makannya menunjukkan bahwa ekosistem di kawasan Padang Padang Pecatu tergolong baik. Artinya keanekaragaman flora di kawasan ini memberikan ketersediaan pakan yang cukup berlimpah bagi burung, baik berupa biji-bijian, buah kecil, serangga maupun reptil kecil. Kompleksitas struktur Vegetasijuga sangat berperan penting bagi keanekaragaman burung, karena semakin kompleks struktur vegetasi maka akan menyediakan beragam tipe habitat bagi burung. Struktur vegetasi di kawasan ini cukup beragam baik dari strata semak, padang rumput, strata pohon. Keberagaman strata ini merupakan suatu gugus habitat yang penting bagi keanekaragaman burung. Sehingga dalam pengembangan kawasan ini menjadi akomodasi pariwisata pengembang sebaiknya
memperhatikan struktur vegetasi alami agar habitat burung tetap terjaga. Hal ini telah dibuktikan oleh kawasan Pariwisata Nusa Dua, berdasarkan hasil penelitian populasi burung di Kawasan ini (Dalem at all, 2007) menunjukkan bahwa tingginya keanekaragaman flora mampu meningkatkan keanekaragaman burung. Di Kawasan Pariwisata Nusa Dua teridentifikasi sebanyak 114jenis burung sepanjang tahun 1996-2007 (lihat tabel 1).
Jumlah burung yang dilindungi undang-undang (beredasarkan PP RI No 7 Th. 1999) yang ditemukan di Kawasan Padang Padang Pecatu adalah sebanyak 7 species, seperti: cekakak (Helcyon chloris), kipasan (Rhidipura Javanica), elang bondol (Haliastur indus), burung madu kuning (NectariniaJugularis), kuntuk perak kecil (Egretta garzeta), kuntul kerbau (bulbulcus ibis), dan burung udang biru (Alcedo caerulescens). Ini juga mengidentifikasikan bahwa kawasan Padang-padang Pecatu mempunyai nilai penting di dalam kaitan dengan konservasi, di samping dalam kaitan dengan atraksi ekowisata.
Jumlah burung migran yang diamati dalam studi ini ada sebanyak 2 jenis yaitu: trinil pantai (Actitis hypoleucos) dan layang-layang asia (Hirundo rustica). Burung-burung ini akan melakukan migrasi dari Australia ke Bali pada saat suhu di Australia tidak sesuai dengan kondisi optimalnya, dan akan kembali ke Australia pada saat udara di Australia hangat bagi tubuhnya. Ini mengindikasikan bahwa penanganan burung sebenarnya mesti dilakukan berdasarkan koordinasi lintas daerah bahkan kadang-kadang lintas negara.
Ancaman keberadaan burung di kawasan ini yaitu adanya penangkapan liar untuk diperdagangkan sebagai burung peliharaan. Pada pengamatan ini, penulis menemukan seorang penangkap burung yang sedang memasang perangkap di padang rumput dan di bawah pohon. Burung yang berhasil ditangkap yaitu bentet (Lannius schach), cekakak (Halcyon chloris), cerukcuk (Pycnonotus goiaver), kutilang (Pycnonotus aurigaster). Jika hal ini dibiarkan terus, maka keberadaan burung terutama burung-burung yang bernilai ekonomi untuk diperdagangkan akan terancam punah secara lokal. Ancaman lain bagi keberadaan burung karena kerusakan habitat, terutama karena aktivitas manusia. Oleh karena itu
semua pihak, baik pemerintah, masyarakat dan pelaku pariwisata berperan penting dalam upaya pelestarian burung dan habitatnya.
Salah satu potensi penting kawasan Padang-Padang dalam konservasi burung yaitu terkait dengan terdapatnya 4 spesies burung yang hanya ditemukan di Indonesia atau burung yang terbatas penyebarannya di Indonesia. Burung-burung tersebut yaitu udang biru (Alcedo Caerulescens) (ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa), burung cabe (Dicaeum trochileum) (ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Lombok), punai manten (Treron griseicauda), serta perenjak sayap garis (Priniafamiliaris) (di Sumatra, Jawa, Bali) (Mackinnon, at all, 1993) Keberadaan burung-burung ini di habitat Padang Padang Pecatu menunjukkan bahwa kawasan inijuga memiliki nilai konservasi yang tinggi bagi keberadaan burung tersebut.
Daftar Pustaka
Di kawasan Padang Padang Pecatu teridentifikasi 38 jenis burung. Kelompok burung yang mendominasi yaitu burung pemakan serangga, reptil kecil dan burung pemakan buah/biji-bijian, namun juga ditemukan kelompok burung pemakan ikan, burung pemangsa dan burung pengisap nektar.
Diantara 38jenis burung tersebut terdapat 7jenis yang dilindungi undang-undang, 2 jenis burung migran dan 4 jenis burung yang penyebarannya terbatas di Indonesia. Ancaman keberadaan burung dikawasan ini disebabkan karena adanya penangkapan liar terhadap burung-burung bernilai ekonomi untuk diperdagangkan.
Ucapan Terimakasih
Terima kasih kami ucapkan kepada Kepala Desa Pecatu dan masyarakat setempat yang telah mendukung studi ini dan terimakasih kepada Bapak Oka Darmayasa selaku Konsultan PT. Elite Heavens yang telah membantu dalam pendanaan penelitian ini.
Dalem, A. A. G. R. at al. 2007. Pcpulasi Burung di Kawasan Pariwisata Nusa Dua (Lagoon), Bali — Indonesia. Bali Greenery, Denpasar.
Davison, G. W. H. and C. Y. Fook. 1996. A Photographic Guide to Birds of Borneo. New Holland Publishers Ltd., UK.
Iskandar, J. 1989. JenisBurungYangUmumdiIndonesia. 116 pp. Penerbit Djambatan, Jakarta.
Mackinnon, J. 1993. FieldGuidetoTheBirdsofJavaandBali. 421 pp. GadjahMadaUniversityPress, Yogyakarta.
Mason, V. and F. Jarvis. 1989. Birds ofBali. 80pp. Periplus Editions (HK) Ltd., Singapore.
PP RI No. 7 tahun 1999. Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Strange, M. 1998. TropicalBirdsofIndonesia. 64pp. Periplus Editions (HK) Ltd.: Singapore.
Suaskara, IB M, IK Ginantra dan A. A. G R. Dalem. 2007. “Keberadaan Burung SebagaiAtraksi Ekowisata Di Kawasan Bumi Perkemahan CekikTamanNasional Bali Barat”. Jurnal Lingkungan Hidup, Bumi Lestari ,Vol 7 No 2, Agustus 2007. Hal. 159-164.
Lampiran Tabel
Tabel 1. Jenis-Jenis burung yang ditemukan di Kawasan Padang Padang Desa Pecatu Badung
No |
S p e s i e s |
Status |
Terbatas di Indonesia |
Keberadaa n di Bali | ||
Nama Daerah |
Nama Inggris |
Nama Ilmiah | ||||
1 |
Bejuwit/Cicakoreng /cerukcuk briuk *** |
Striated warbler |
Megalurus palustris |
- |
Tidak |
Umum |
2 |
Bentet * |
Long Tailed Shrike |
Lanius schach |
- |
Tidak |
Umum |
3 |
Bondol Dada Sisik/petingan *** |
Spotted Munia |
Lonchura punctulata |
- |
Tidak |
Umum |
4 |
Bondol Jawa *** |
Javan Munia |
Lonchura leucogastroides |
- |
Tidak |
Umum |
5 |
Burung Cabe *** |
Scarlet-headed Flowerpecker |
Dicaeum trochileum |
- |
Ya |
Umum |
6 |
Burung Gereja Erasia *** |
Eurasian Tree Sparrow |
Passer montanus |
- |
Tidak |
Umum |
7 |
Burung Madu Kuning $ |
Olive-backed Sunbird |
Nectarinia jugularis |
L |
Tidak |
Umum |
8 |
Burung Remetuk * |
Flyeater |
Gerygone sulphurea |
- |
Tidak |
Umum |
9 |
Burung Udang Biru * |
Small Blue Kingfisher |
Alcedo caerulescens |
L |
Ya |
Umum |
10 |
Caladi Ulam * |
Fulvous-breasted Woodpecker |
Dendrocopus (Picoides) macei |
- |
Tidak |
Umum |
11 |
Cangak Laut @ |
Great billed Heron |
Ardea sumatrana |
- |
Tidak |
Jarang |
12 |
Cangak Merah @ |
Purple Heron |
Ardea purpurea |
- |
Tidak |
Umum |
13 |
Cekakak * |
Collared Kingfisher |
Halcyon chloris |
L |
Tidak |
Umum |
14 |
Cercuak/Kareo* |
White-breasted Waterhen |
Amaurornis phoenicurus |
- |
Tidak |
Umum |
15 |
Cerukcuk *** |
Yellow Vented Bulbul |
Pycnonotus goiaver |
- |
Tidak |
Umum |
16 |
Cinenen Kelabu * |
Ashy Tailorbird |
Orthotomus sepium |
- |
Tidak |
Umum |
17 |
Cipoh Kacat * |
Common Iora |
Aegithina tiphia |
- |
Tidak |
Umum |
18 |
Elang Bondol # |
Brahminy Kite |
Haliastur indus |
L |
Tidak |
Umum |
19 |
Jalak Suren** |
Asian Pied Starling |
Sturnus contra |
- |
Tidak |
Umum |
20 |
Jalak Ungu ** |
White-vented (Javan) Myna |
Acridotheres javanicus |
- |
Tidak |
Umum |
21 |
Kacamata Biasa ** |
Oeriental White Eye |
Zosterops palpebrosus |
- |
Tidak |
Umum |
22 |
Kapinis Rumah * |
House Swift |
Apus affinis |
- |
Tidak |
Umum |
23 |
Kipasan * |
Pied Fantail |
Rhipidura javanica |
L |
Tidak |
Umum |
24 |
Kuntul Kerbau @ |
Cattle Egret |
Bubulcus ibis |
L |
Tidak |
Umum |
25 |
Kuntul Perak Kecil @ |
Little Egret |
Egretta garzetta |
L |
Tidak |
Umum |
26 |
Kutilang ** |
Sooty-headed Bulbul |
Pycnonotus aurigaster |
- |
Tidak |
Umum |
27 |
Layang-layang Asia * |
Barn Swallow |
Hirundo rustica |
- |
Tidak |
Umum Migran |
28 |
Layang-layang Batu * |
Pacific Swallow |
Hirundo tahitica |
- |
Tidak |
Umum |
29 |
Perenjak Jawa/perenjak sayap garis * |
Bar-winged Prinia |
Prinia familiaris |
- |
Ya |
Umum |
30 |
Perenjak kuning * |
Yellow-bellied Warbler |
Abroscopus superciliaris |
- |
Tidak |
Umum |
31 |
Prenjak daun * |
Mountain Leaf Warbler |
Phylloscopus trivigatus |
- |
Tidak |
Umum |
32 |
Punai Gading *** |
Pink-necked Green Pigeon |
Treron vernans |
- |
Tidak |
Umum |
33 |
Punai manten *** |
Grey Cheeked Green Pigeon |
Treron griseicauda |
- |
Ya |
Umum |
34 |
Puyuh tegalan loreng * |
Barred Buttonquail |
Turnix suscitator |
- |
Tidak |
umum |
35 |
Srigunting Hitam * |
Black Drongo |
Dicrurus macrocercus |
- |
Tidak |
Umum |
36 |
Tekukur *** |
Spotted Turtle Dove |
Streptopelia chinensis |
- |
Tidak |
Berlimpah |
37 |
Trinil Pantai @ |
Common Sandpiper |
Actitis hypoleucos |
- |
Tidak |
Umum (Migran) |
38 |
Walet Sapi * |
White-bellied Swiftlet |
Collocalia esculenta (linchi) |
- |
Tidak |
Umum |
Keterangan : L : Dilindungi; * : burung pemakan serangga/ulat kecil, kadal kecil, cecak; ** : burung pemakan serangga kecil dan biji-bijian, buah kecil; ***: burung pemakan biji-bijian/buah kecil; @ : burung pemakan ikan/ada yang makan serangga di ternak; # : burung pemangsa binatang lain/termasuk burung lainnya; $: burung pengisap/pemakan nectar.
74
Discussion and feedback