JURNAL BETA (BIOSISTEM DAN TEKNIK PERTANIAN Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana

http://ojs.unud.ac.id/index.php/beta

Volume 11, Nomor 2, bulan September, 2023

Karakteristik Parameter Pertumbuhan Microgreen Lobak (Raphanus sativus) pada Jenis Media Tanam dan Penggunaan Grow Light

Growth Parameter Characteristics of Radish Microgreen on The Type of Planting Media and The Use of Grow light

Mus’ab Az Zubairi, Ni Nyoman Sulastri*, I Putu Gede Budisanjaya

Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

*email: [email protected]

Abstrak

Microgreen berpotensi dikembangkan pada sistem urban farming, karena kemudahan dalam mendapatkan media tanam, alat untuk digunakan serta dapat dibudidayakan pada lahan yang sempit. Microgreen lobak (Raphanus sativus) merupakan antioksidan yang baik bagi kesehatan yang berperan sebagai sumber polifenol. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan microgreen lobak pada pengaruh variasi media tanam dan LED grow light dan menentukan perlakuan yang menghasilkan pertumbuhan terbaik. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor, jenis media tanam dan penyinaran, dalam model faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan, sehingga 27 perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh yang nyata antara media tumbuh (P > 0,05) dan penggunaan grow light pada beberapa parameter pertumbuhan microgreen. Namun demikian, secara visual penggunaan grow light dan media pasir menunjukkan hasil yang terbaik di beberapa parameter pertumbuhan. Perlunya akuisisi citra pada keseluruhan microgreen pada tray penanaman, untuk mendapatkan data yang lebih akurat dalam menentukan pengaruh media tanam dan grow light pada parameter pertumbuhan microgreen.

Kata Kunci: microgreen, raphanus sativus, media tanam, LED grow light.

Abstract

Microgreen has the potential to be developed in urban farming systems because of the ease of obtaining planting media and tools to use and can be cultivated on a limited land space. Microgreen radish (Raphanus sativus) is an antioxidant that is good for health and acts as a source of polyphenols. This study aims to determine the growth characteristics of microgreen radish on the effect of variations in planting media and LED grow light and determine the treatment that produces the best growth. The experimental design used in this study was a completely randomized design (CRD) with two factors: the planting media and irradiation with a factorial pattern of 3 x 3 with three replications, so there were 27 treatments. The results showed no significant effect (P>0.05) between the growing media and grow light on several microgreen growth parameters. However, using grow light and sand media visually showed the best results in several growth parameters. The image acquisition on the whole microgreen planting tray is needed instead of randomly picking a single microgreen for analysis to get more accurate data in determining the effect of planting media and grow light on microgreen growth parameters.

Keywords: microgreen, raphanus sativus, planting media, LED grow light

PENDAHULUAN

Tanaman membutuhkan media tanam untuk tumbuh. Media tanam adalah tempat tanaman berpijak yang dimulai dari peletakan biji hingga menjadi tanaman menurut (Febriani et al., 2021). Media tanam yang baik harus memenuhi beberapa syarat seperti bebas dari hama dan penyakit serta dapat mensirkulasikan air, remah sehingga mudah di tembus akar, dan memiliki derajat keasaman atau pH antara 6 - 6,5 (Bui et al., 2016). Media tanam mempunyai banyak macam seperti tanah, arang sekam, cocopeat, rockwool, dan lain-lain. Media tanam mempunyai peranan penting karena

media tanam mempunyai fungsi sebagai penyimpan nutrisi atau unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman (Putri & Islami, 2013). Cocopeat adalah media tanam yang terbuat dari tepung tempurung kelapa. yang memiliki sifat ramah lingkungan karena bersifat organik dan memiliki daya serap air yang sangat tinggi.(Miranda et al., 2017). Rockwool merupakan media tanam yang terbuat dari bagian beberapa bahan diantaranya batu basalt, batu kapur dan batu bara dipanaskan dalam suhu yang tinggi sehingga dapat berbentuk serat (Warjoto et al., 2017). Pasir steril adalah media tanam pasir yang telah di sterilkan dengan cara pencucian maupun pensangraian. Media

tanam berpasir memiliki aerasi dan drainase yang baik. Pasir dirasa cukup dan cocok jika digunakan sebagai media tanam (Dewi et al., 2020).

Selain media tanam yang tepat, setiap tanaman membutuhkan sinar matahari untuk berfotosintesis. Microgreen sensitif terhadap sinar matahari, maka dari itu microgreen membutuhkan sinar matahari secara tidak langsung ((As’adiya & Murwani, 2021). Microgreen membutuhkan pencahayaan matahari selama 4-6 jam setiap harinya (Salim, 2019). Pada budidaya tanaman indoor perlu dilakukan modifikasi iklim mikro salah satunya adalah pemberian cahaya penyinaran buatan dengan grow light karena kurang optimalnya penyinaran matahari yang masuk (Sigramawan et al., 2020). Lama penyinaran dapat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya sebuah tanaman. Menurut As’adiya & Murwani (2021) yang menyatakan bahwa microgreen tidak perlu banyak perawatan tetapi pertumbuhan microgreen yang baik memerlukan persyaratan cahaya yang tinggi 12-18 jam. Pada proses fotosintesis, lampu mampu menggantikan fungsi dari matahari untuk memberikan cahaya (Nugraha et al., 2020). Grow light sebagai supplement saat cahaya matahari tidak mencukupi bahkan juga pada saat tidak ada cahaya matahari sekalipun (Anindyarasmi et al., 2021). Pertumbuhan daun (kotiledon) terjadi dengan cepat karena adanya penyinaran lampu LED, yang merupakan akibat optimalnya proses fotosintesis (As’adiya & Murwani, 2021). Selain lama penyinaran, pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh media tanam. Perbedaan media tanam berpengaruh secara nyata terhadap tinggi tanaman, kadar klorofil, kadar karotenoid dan juga persentase perkecambahan (Sisriana et al., 2021).

Microgreen adalah sayuran hijau yang dipanen pada rentang usia 7-14 hari setelah semai sehingga microgreen mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi (Febriani et al., 2019). Microgreen adalah tahapan atau fase kehidupan yang sedikit lebih tua dari kecambah dan lebih muda dari baby green. Microgreen adalah "sayuran bayi" yang dipanen dan dikonsumsi pada usia yang sangat muda (Pratamaningtyas et al., 2019). Daun lobak (Rhaphanus sativus) memiliki ukuran kecil sampai besar, tergantung dari varietas dengan tangkai daun yang cukup panjang. Memiliki warna daun hijau muda sampai hijau tua dan juga daunnya berbentuk panjang lonjong serta tulang-tulang daun yang menyirip (Perdana, 2019). Daun lobak memiliki beberapa khasiat yaitu, dapat mengurangi nyeri sendi, mengurangi pra menstruasi, mencegah keriputan, mencegah anemia dan juga mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Microgreen lobak adalah antioksidan yang memiliki manfaat kesehatan dan

sumber polifenol (Sun et al., 2013). Microgreen merupakan solusi terbaik untuk sistem urban farming, karena kemudahan mencari media tanam dan alat untuk digunakan. Selain itu, ada permintaan yang tinggi untuk peluang pengembangan microgreens karena panen yang cepat dan kandungan vitamin yang kaya, terutama karena lahan pertanian semakin menyusut (Aini et al., 2021). Microgreen biasanya memiliki panjang sekitar 8-11 cm, tergantung pada jenis tanamannya, dan mengandung senyawa bioaktif 4-40 kali lebih banyak (Anggraeni et al., 2022). Microgreen memiliki senyawa fenolat, enzim, vitamin dan juga mineral yang dapat menjadikannya sumber untuk menjaga kesehatan (Lobiuc et al., 2017). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan microgreen lobak pada pengaruh variasi media tanam dan LED grow light dan juga menentukan perlakuan yang menghasilkan pertumbuhan terbaik.

METODE

Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Sumber Daya Alam, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana. Waktu pelaksanaan pada tangga 20 Juni – 24 Agustus 2022.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: nampan atau tray ukuran 32,5 x 24,5 x 4 cm, media tanam: rockwool, cocopeat yang telah direndam dan dicuci menggunakan air mendidih, pasir yang telah direndam dan dicuci dengan air mendidih, bibit microgreen lobak lokal, semprotan air, LED grow light warna merah muda, LED grow light warna putih, Plastik UV 14% ketebalan 200 micron. Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini: Laptop Asus Zenbook Flip UM462DA, handphone Iphone 11, kabel listrik, Kamera DSLR Canon 600D dengan lensa 18-55 mm IS II, stop kontak, alat tulis, selotip, tali, OPEN CV, timer, termometer dan hygrometer, timbangan digital, termostat, dan SPAD meter.

Alur Penelitian

Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktorial. Faktor pertama adalah jenis media tanam (M) yang terdiri dari 3 level yaitu cocopeat (M1), pasir (M2), dan rockwool (M3). Faktor kedua adalah penyinaran (P) yang terdiri dari 3 level yaitu sinar matahari (P1), grow light putih (P2), dan grow light merah muda (P3). Setiap perlakuan diulang 3 kali, sehingga terdapat 27 total perlakuan. Masing-masing perlakuan dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 4.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah two-way anova untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap variable yang diamati. Sebelum digunakan uji two-way anova dilakukan uji normalitas dengan metode Saphiro wilk yang dimana P > 0.05 dikatakan terdistribusi normal dan uji homogenitas menggunakan metode Levene’s Test yang dimana P >  0.05 dikatakan homogen

menggunakan program SPSS. Apabila hasil normalitas tidak memenuhi syarat distribusi normal dan uji homogen menunjukan varian data berbeda, maka akan digunakan uji Kruskal Wallis. Apabila hasil perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan yang diamati, maka akan dilakukan uji Duncan atau Post Hoc Tukey untuk uji Kruskal Wallis.

Parameter yang diamati

Tinggi Microgreen

Tinggi microgreen diukur secara manual atau menggunakan penggaris mulai dari ujung daun tertinggi hingga ke ujung batang tanaman dengan mengambil 4 sampel microgreen per tray secara acak. Pengukuran dilakukan pada hari ke 7 dan ke 14 setelah semai pada waktu sore hari.

Helai Daun

Jumlah helai daun diukur secara manual dengan mengambil 4 sampel microgreen per tray secara acak dengan cara menghitung setiap helai daun pada microgreen. Daun yang dihitung adalah yang telah terbuka secara sempurna. Pengukuran dilakukan pada hari ke 7 dan ke 14 setelah semai pada waktu sore hari.

Jumlah Kandungan Klorofil

Kandungan klorofil diukur menggunakan SPAD meter dengan pengambilan sampel secara acak 4 microgreen per tray. Pengukuran dilakukan sekali pada hari ke-14. Dari setiap microgreen yang dikumpulkan, dipilih daun secara acak sebagai sampel yang akan diukur kandungan klorofilnya menggunakan SPAD meter.

Luas Kanopi Daun

Pengukuran luas kanopi menggunakan metode pendugaan citra dalam program OPEN CV. Gambar diakuisisi dari sisi atas box dengan ukuran panjang 20 x 20 cm dan tinggi ±30 cm yang dilengkapi dengan objek berukuran 5 x 5 cm berwarna putih. Akuisisi gambar menggunakan kamera DSLR Canon 600D dengan setelan ISO 800, Aperture F16, Shutter Speed 1/50, Image quality S3 720x480 pixel, Zoom lensa 55 mm, dan fokus menggunakan setelan auto. Bagian dalam box dilapisi dengan kain bludru berwarna hitam. Gambar box untuk pengambilan gambar dapat dilihat pada Gambar 1. Pengukuran luas kanopi dilakukan sekali pada hari ke 13 dengan mengambil 4 sampel microgreen per tray secara acak. Algoritma menghitung jumlah pixel pada program open CV dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil akuisisi dapat dilihat pada Gambar 3. Luas kanopi ditentukan dengan jumlah pixel pada citra daun dibandingkan dengan pixel objek referensi berukuran 5 x 5 cm (Gautama et al., 2018).

X _ X' y y

[1]


Keterangan :

x = jumlah pixel citra kertas 5x5 y = Luas nyata kertas 5x5

x’ = Jumlah pixel citra daun

y’ = Luas nyata kanopi daun

A. Tampak depan


B. Tampak atas


Gambar 1. Box Akuisisi Citra Microgreen


Gambar 2. Alogaritma Perhitungan Jumlah Pixel.


Gambar 3. Hasil Akuisisi Citra Microgreen Lobak


Gambar 4. Diagram Alir Penelitian


HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Media Tanam Dan Penyinaran Terhadap Tinggi Tanaman

Gambar 5 menunjukan bahwa perlakuan LED grow light merah muda dengan media tanam pasir pada minggu 1 menghasilkan rata-rata paling tinggi yaitu 5,87 cm. Sedangkan LED grow light merah muda dengan media tanam cocopeat menghasilkan hasil rata-rata paling rendah yaitu

4,17 cm. LED grow light merah muda mengandung warna merah dimana warna merah merupakan warna yang paling efektif untuk mendorong pertumbuhan fotosintesis secara instan (Runkle, 2018). Pasir mempunyai tekstur berpori dan mempunyai drainase yang baik sehingga mudah ditembus akar. Pasir juga mempunyai bobot yang berat sehingga dapat mempermudah tegaknya batang tanaman (Dewi et al., 2020).


  • Cocopeat Pasir Rockwoll

Gambar 5. Grafik Pengaruh Media Tanam dan Penyinaran Terhadap Tinggi Tanaman Minggu 1

Hasil uji statistik two-way anova menunjukan bahwa variasi media tanam dan penyinaran tidak berpengaruh signifikan atau nyata terhadap tinggi tanaman 1 dengan hasil P > 0,05. Berdasarkan pengamatan visual menunjukan perlakuan LED grow light merah muda dan media media tanam pasir menunjukan hasil yang terbaik pada tinggi tanaman minggu 1. Gambar 6 menunjukan bahwa perlakuan LED grow light putih dengan media

tanam pasir pada minggu 2 menghasilkan rata-rata paling tinggi yaitu 8,30 cm. Sedangkan LED grow light merah muda dengan media tanam cocopeat menghasilkan hasil rata-rata paling rendah yaitu 6,23 cm. Spektrum yang dihasilkan oleh LED putih mirip dengan cahaya yang diperoleh dari sinar matahari, sehingga penggunaan LED putih dapat menjadi pengganti sumber cahaya matahari (Murtianta et al., 2022).


Gambar 6. Grafik Pengaruh Media Tanam dan Penyinaran Terhadap Tinggi Tanaman Minggu 2

Hasil uji statistik two-way anova menunjukan bahwa variasi media tanam dan penyinaran tidak berpengaruh signifikan atau nyata terhadap tinggi tanaman 2 dengan hasil P > 0,05. Berdasarkan pengamatan visual menunjukan perlakuan LED

grow light putih dan media media tanam pasir menunjukan hasil yang terbaik pada tinggi tanaman minggu 2.

Pengaruh Media Tanam Dan Penyinaran Terhadap Jumlah Helai Daun

Gambar 7 menunjukan bahwa perlakuan LED grow light merah muda dengan media tanam rockwool pada minggu 1 menghasilkan rata-rata paling banyak yaitu 2 helai daun. Sedangkan LED grow light putih dengan media tanam cocopeat menghasilkan hasil rata-rata paling rendah yaitu 1,50 helai daun. Kelebihan rockwool daripada

media tanam lain yaitu mampu menampung air hingga 14 kali kapasitas lapang tanah, dapat mengoptimalkan peran pupuk, dapat meminimalkan penggunaan disinfektan, dapat gunakan secara berulang, dapat menunjang pertumbuhan tanaman yang dikarenakan rongganya dapat dengan mudah dilewati oleh akar serta tidak mengandung potogen penyebab penyakit (Sari et al., 2016).


Gambar 7. Grafik Pengaruh Media Tanam dan Penyinaran Terhadap Jumlah Helai Daun Minggu 1

Hasil uji statistik kruskal wallis menunjukan bahwa variasi media tanam dan penyinaran tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah helai daun pada minggu 1 dengan hasil P > 0,05. Berdasarkan pengamatan visual menunjukan perlakuan LED grow light merah muda dan media media tanam pasir menunjukan hasil yang terbaik pada jumlah

helai daun minggu 1. Gambar 8 menunjukan bahwa perlakuan penyinaran matahari dengan media tanam pasir pada minggu 2 menghasilkan rata-rata paling banyak yaitu 3,30 helai daun. Sedangkan LED grow light putih dengan media tanam cocopeat menghasilkan hasil rata-rata paling rendah yaitu 2,67 helai daun.


Gambar 8. Grafik Pengaruh Media Tanam dan Penyinaran Terhadap Jumlah Helai Daun Minggu 2

Hasil uji statistik two-way anova menunjukan bahwa variasi media tanam dan penyinaran tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah helai daun pada minggu 2 dengan hasil P > 0,05. Berdasarkan pengamatan visual menunjukan perlakuan LED grow light putih dan media media tanam pasir menunjukan hasil yang terbaik pada jumlah helai daun minggu 2.

Pengaruh Media Tanam Dan Penyinaran Terhadap Kandungan Klorofil

Gambar 9 menunjukan bahwa perlakuan LED growlight merah muda dengan media tanam rockwoll menghasilkan rata-rata paling tinggi yaitu 36,33 SPAD. Sedangkan penyinaran matahari dengan media tanam cocopeat menghasilkan hasil rata-rata paling rendah yaitu 28,00 SPAD.

Gambar 9. Grafik Pengaruh Media Tanam dan Penyinaran Terhadap Kandungan Klorofil


Hasil uji statistik two-way anova menunjukan bahwa variasi media tanam dan penyinaran tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil dengan hasil P > 0,05. Berdasarkan pengamatan visual menunjukan perlakuan LED grow light merah muda dan media media tanam pasir menunjukan hasil yang terbaik pada kandungan klorofil.

Pengaruh Media Tanam Dan Penyinaran Terhadap Luas Kanopi Daun

Gambar 10 menunjukan bahwa perlakuan LED grow light putih dengan media tanam pasir menghasilkan rata-rata paling lebar yaitu 3,87 cm. Sedangkan LED grow light putih dengan media tanam cocopeat menghasilkan hasil rata-rata paling rendah 2,83 cm.


Gambar 10. Grafik Pengaruh Media Tanam dan Penyinaran Terhadap Luas Kanopi Daun

Hasil uji statistik two-way anova menunjukan bahwa variasi media tanam dan penyinaran tidak berpengaruh nyata terhadap luas kanopi daun dengan hasil P > 0,05. Berdasarkan pengamatan visual menunjukan perlakuan LED grow light

merah muda dan media media tanam pasir menunjukan hasil yang terbaik pada luas kanopi daun. Adapun contoh perbandingan luas kanopi daun secara visual dapat dilihat pada Gambar 11.


B. Pasir, LED merah muda



Gambar 11. Luas Kanopi Daun Microgreen Lobak Secara Visual

KESIMPULAN

Secara umum karakteristik variasi media tanam dan penyinaran pada perlakuan LED grow light putih dengan media tanam pasir menghasilkan rata-rata paling tinggi yaitu 8,30 cm. Sedangkan LED grow light merah muda dengan media tanam cocopeat menghasilkan hasil rata-rata paling rendah yaitu 6,23 cm pada parameter tinggi tanaman. Penyinaran matahari dengan media tanam pasir menghasilkan rata-rata paling banyak yaitu 3,30 helai daun. Sedangkan LED grow light putih dengan media tanam cocopeat menghasilkan hasil rata-rata paling rendah yaitu 2,67 helai daun pada parameter jumlah helai daun. LED growlight merah muda dengan media tanam rockwoll menghasilkan rata-rata paling tinggi yaitu 36,33 SPAD. Sedangkan penyinaran matahari dengan media tanam cocopeat menghasilkan hasil rata-rata paling rendah yaitu 28,00 SPAD pada parameter kandungan klorofil. LED grow light putih dengan media tanam pasir menghasilkan rata-rata paling lebar yaitu 3,87 cm. Sedangkan LED grow light putih dengan media tanam cocopeat menghasilkan hasil rata-rata paling rendah 2,83 cm pada parameter luas helai daun. Berdasarkan pengamatan visual menunjukkan secara umum penggunaan LED grow light warna merah muda dan media tanam pasir menghasilkan hasil yang terbaik.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, S. N., M, S. A., & Murwani, I. (2021). Pengaruh Warna Cahaya Led Merah, Biru, Kuning dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Microgreen Bayam Merah (Amaranthus gangeticus). Jurnal Agronisma, 9(2), 379-389.

Anggraeni, S. M., Mardiyani, S. A., & Rosyidah, A. (2022). Peningkatan Performa Pertumbuhan Microgreen Red Radish Melalui Aplikasi CaCl2 Menggunakan Beberapa Jenis Air Enhancing. Jurnal Agronisma, (10)2

Anindyarasmi, D., Budiyanto, S., & Purbajanti, E. . (2021). Respon Selada Merah (Lactuca Sativa Var. Crispa) Akibat Perlakuan Daya Led (Light Emiting Diode) Dan Posisi Tanaman Pada Sistem Hidproponik Tower. Journal of Agro Complex, 5(1), 49–56.

As’adiya, L., & Murwani, I. (2021). Pengaruh Lama Penyinaran Lampu LED Merah, Biru, Kuning terhadap Pertumbuhan Microgreen Kangkung (Ipomoea reptant). Folium: Jurnal Ilmu Pertanian,             5(1),             14-25.

https://doi.org/10.33474/folium.v5i1.10358

Bui, F., Lelang, M. A., & Taolin, R. I. C. O. (2016). Pengaruh Komposisi Media Tanam Dan

Ukuran Polybag Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tomat (Licopercicum escelentum Mill). Savana      Cendana,      1(1),      1–7.

https://doi.org/10.32938/sc.v1i01.1

Dewi, A. F., Sari, T. M., & Carolina, H. S. (2020). Pengaruh Media Tanam Pasir, Arang Sekam, dan Aplikasi Pupuk LCN terhadap Jumlah Tunas Tanaman Tin (Ficus carica L.) sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Bioeducation, 7(1), 1–7.

Febriani, L., Gunawan, & Gafur, A. (2021). Review: Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi,     7(2),     93–104).

https://doi.org/10.23917/bioeksperimen.v7i2.1 0902

Febriani, V., Nasrika, E., Munasari, T., Permatasari, Y., & Widiatningrum, T. (2019). Analisis

Produksi Microgreens Brassica oleracea Berinovasi Urban Gardening untuk Peningkatan Mutu Pangan Nasional. Journal of Creativity      Student,       2(2),       58–

Gautama, D. P. Y., Wijaya, I. M. A. S., & Widia, I. W. (2018). Musik Gamelan Bali Meningkatkan Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica Rafa L.). Jurnal Beta (Biosistem Dan Teknik Pertanian), 6(2), 73-81. https://doi.org/10.24843/JBETA.2018.v06.i02. p03.

Lobiuc, A., Vasilache, V., Pintilie, O., Stoleru, T., Burducea, M., Oroian, M., & Zamfirache, M. M. (2017). Blue and Red Led Illumination Improves Growth and Bioactive Compounds Contents In Acyanic and Cyanic Ocimum basilicum L. Microgreens. Molecules, 22(12). 10.3390/molecules22122111

Miranda, S., Martino, D., & Alia, Y. (2017).

Efektivitas Cocopeat dan Arang Sekam dalam Mensubstitusi Media Tanam Rockwool Pada Tanaman Mint (Mentha arvensis L.) secara Hidroponik dengan Sistem Sumbu. Artikel Ilmiah Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universotas Jambi

Https://Repository.Unja.Ac.Id/Id/Eprint/2531

Murtianta, B., Danis Ronaldo, S., & Susilo, D. (2022). Perancangan Prototype Smart Indoor Greenhouse IoT untuk Membantu Permasalahan Budidaya Tanaman Selada di Kota Kupang. Techne:  Jurnal Ilmiah

Elektroteknika,        21(2),        297–310.

https://doi.org/10.31358/techne.v21i2.331

Nugraha, P. A., Rosdiana, E., & Qurthobi, A. (2020). Analisis Pengaruh Intensitas dan Pola Pencahayaan Led (Light Emitting Diode) Berwarna Putih pada Pertumbuhan Tanaman Pakchoi (Brassica rapa L) di dalam Ruang. E-

Proceeding Of Engineering, 7(1), 1155–1162.

Perdana, A. (2019). Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Lobak Putih (Raphanus sativus L.) terhadap Pemberian POC Keong Mas dan Bokashi Kotoran Kambing. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Pratamaningtyas, S., Wardhani, T., & Suprihana, S. (2019). Potensi Aplikasi Substansi Konsorsium Mikroorganisme Indigen   (MOI)   untuk

Memperbaiki Produksi Microgreens. Prosiding: Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH 2019), 23 Oktober 2019

Putri, A. D., Sudiarso, & Islami, T. (2013). Pengaruh Komposisi Media Tanam Pada Teknik Bud Chip Tiga Varietas Tebu (Saccharum officinarum L.). Jurnal Produksi Tanaman, 1(1), 16–23. 10.21176/protan.v1i1.3

Runkle, E. (2018). Purple Vs. Pink Vs. White Led Fixtures.          September          2018.

Https://Gpnmag.Com/Article/Purple-Vs-Pink-Vs-White-Led-Fixtures/ (Terakhir diakses 1812-2022)

Salim, M. A. (2019). Budidaya Microgreens: Sayuran Kecil Kaya Nutrisi dan Menyehatkan. Yayasan Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Multiliterasi. Bandung

Sari, K. R., Hadie, J., & Nisa, C. (2016). Pengaruh Media Tanam pada Berbagai Konsentrasi

Nutrisi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Seledri dengan Sistem Tanam Hidroponik NFT. Jurnal Daun, 3(1), 7–14.

Sigramawan, G. T., Wijaya, I. M. A. S., &

Budisanjaya, I. P. G. (2020). Efek Kombinasi Musik Gamelan Gong Kebyar dan Cahaya LED (Light Emitting Diode) terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.). Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian),              8(1),              1-9.

https://doi.org/10.24843/JBETA.2020.v08.i01. p01

Sisriana, S., Suryani, S., & Sholihah, S. M. (2021). Pengaruh Berbagai Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Kadar Pigmen Microgreens Selada. Jurnal Ilmiah Respati, 12(2), 163–

176. https://doi.org/10.52643/jir.v12i2.1886

Sun, J., Xiao, Z., Lin, L., Lester, G. E., Wang, Q., Harnly, J. M., & Chen, P. (2013). Profiling Polyphenols in Five Brassica Species Microgreens By UHPLC-PDA-ESI/HRMSN. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 61(46), 10960–10970. 10.1021/jf401802n

Warjoto, R. E., Mulyawan, J., & Barus, T. (2017). Pengaruh Media Tanam Hidroponik terhadap Pertumbuhan Bayam (Amaranthus sp.) dan Selada (Lactuca sativa). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan,    20(2),    118–125.

https://doi.org/10.25181/jppt.v20i2.1610

410