Perlakuan Tambahan Pada Proses Pengemasan Meningkatan Nilai Jual dan Profit Margin Paprika (Capsicum annum var. Grossum) di Pasar Tradisional
on
JURNAL BETA (BIOSISTEM DAN TEKNIK PERTANIAN Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana http://ojs.unud.ac.id/index.php/beta
Volume 10, Nomor 2, bulan September, 2022
Perlakuan Tambahan Pada Proses Pengemasan Meningkatan Nilai Jual dan Profit Margin Paprika (Capsicum annum var. Grossum) di Pasar Tradisional
Additional Treatments in The Packaging Process Increase Sales Value and Profit Margin of Bell Pepper (Capsicum annum var. Grossum) in Traditional Market
Ni Kadek Sri Mariana Dewi, I Gst. Ngr. Apriadi*, I Nyoman Sucipta
Program Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia
*email : [email protected]
Abstark
Paprika merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura sayuran. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan harga per kg paprika di pasar tradisional Rp 25.000 sedangkan untuk dipasar modern harga per kg paprika Rp 65.190. Harga paprika dipasar modern lebih tinggi dibandingkan dengan harga di pasar tradisional dikarenakan adanya perlakuan tambahan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai jual paprika apabila diberikan perlakuan tambahan di pasar tradisional dan menentukan profit margin pada perlakuan paprika di pasar tradisional. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di salah satu pasar tradisional candikuning Kabupaten Tabanan dan pasar modern Tiara Dewata Denpasar. Dari hasil penelitian menunjukan pasar tradisional tidak memberikan perlakuan tambahan pada paprika sebelum dijual, berbeda dengan di pasar modern Tiara Dewata yang memberikan perlakuan tambahan sebelum paprika dijual. Perlakuan tambahan tersebut adalah dengan melakukan pengemasan pada paprika menggunakan plastik wrapping. Hasil penelitian ini juga menunjukan profit margin dari kedua pasar yaitu profit margin yang diperoleh pasar tradisional sebesar 2,93% sedangkan untuk profit margin yang diperoleh pasar modern sebesar 27%. Dari asumsi perhitungan profit margin pasar tradisional hanya dengan menambahkan pengemasan paprika dengan plastik wrapping memberikan kenaikan profit margin sebesar 18,35%.
Kata Kunci: Perlakuan Tambahan, Nilai Jual, Margin Keuntungan, Pengemasan
Abtract
Paprika is one type of vegetable horticulture plant. Based on the results of the preliminary study conducted, the price per kg of paprika in the traditional market is Rp 25,000, while for the modern market the price per kg of paprika is Rp 65,190. The price of paprika in the modern market is higher than the price in the traditional market because of the additional treatment given. This study aims to determine the additional treatment given to paprika in traditional markets and to determine the profit margin of handling paprika in traditional markets. This research uses descriptive quantitative research methods. This research was conducted in one of the traditional markets of Candikuning, Tabanan Regency and the modern market of Tiara Dewata Denpasar. The results showed that the traditional market did not give additional treatment to the peppers before being sold, in contrast to the modern market Tiara Dewata which gave additional treatment before the pepper was sold. Additional treatment is to package chili using plastic wrap. The results of this study also show the profit margins of the two markets, namely the profit margin obtained by the traditional market of 2.93% while the profit margin of the modern market is 27%. From the assumption of traditional market profit margin calculation, only the addition of paprika packaging with plastic wrap gives an increase in the profit margin of 18.35%.
Keywords: Additional Treatment, Sale Value, Profit Margin, Packaging
PENDAHULUAN
Paprika adalah termasuk ke dalam jenis tanaman hortikultura sayuran. Cabai manis (Capsicum annum var. grossum) atau paprika merupakan tanaman hortikultura yang baru dikenal di Indonesia. (Apriadi
Aviantara & Sujana, 2018). Paprika tidak hanya digunakan sebagai konsumsi rumah tangga, tetapi dapat juga dimanfaatkan sebagai aneka industri pengolahan. Pemanfaatan sebagai bahan baku industry menjadikan paprika sebagai komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan mempunyai peluang bisnis yang cerah. (Duwika, 2018). Permintaan
terhadap paprika semakin meningkat terutama untuk pemenuhan kebutuhan hotel, restoran, rumah makan, super market dan juga pasar-pasar tradisional. (Sukerena, 1979) Oleh karena itu petani harus tetap membudidayakan paprika agar pasokan bisa tetap masuk pasar dan menjadikan paprika sebagai komoditas yang bernilai ekonomi tinggi. Paprika biasanya ditanam di daerah pegunungan, salah satu sentra produksi paprika di Bali adalah Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Daerah ini terletak pada ketinggian ±1240 m dari permukaan laut dengan temperatur rata – rata 18°C pada malam hari dan pada siang hari 24°C.(Indah Kusuma Dewi et al., 2019) Menurut (Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan, 2015), komoditas paprika di Kabupaten Tabanan mencatat luas lahan 3 hektar dengan total produksi mencapai 958 kuintal.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan harga per kg paprika di pasar tradisional Rp 25.000 sedangkan untuk dipasar modern harga per kg paprika Rp 65.190. Harga dipasar modern lebih tinggi dibandingkan dengan harga di pasar tradisional hal ini dikarenakan adanya perlakuan tambahan yang diberikan sebelum paprika dipasarkan. Perlakuan dapat berupa: pembersihan, pencucian, sortasi, grading, pengemasan, penyimpanan. (Mutiarawati, 2007). Dipasar tradisional tidak ada penanganan saat paprika diterima, para pedagang langsung menaruh paprika dikeranjang plastik tanpa melakukan proses sortasi maupun pengemasan. Pandangan pertama konsumen sangat menentukan minat konsumen dipasaran. (Purnavita et al., 2018). Bagi produk sayuran hidroponik, kemasan menjadi salah satu bagian penting untuk tawaran ke pasar. Kemasan yang digunakan sebagai pembungkus kadangkala menjadi perhatian tersendiri para pembeli yang melakukan pembelian. (Darmawan, 2017). Menurut (Siswadi, 2007) untuk tingkat perdagangan yang lebih modern (di super martket) sudah memberikan perlakuan pasca panen yang cukup baik. Pemberian perlakukan tambahan ini bertujuan untuk mempertahankan umur simpan produk hortikultura sehingga akan menambahkan nilai jual dan keuntungan. (Windari et al., 2018). Perhitungan keuntungan bersih perusahaan (net profit margin) adalah suatu hal yang sangat penting dalam suatu usaha agar dapat mengetahui keuntungan atau kerugian yang didapat.(Riyadi, n.d.) Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. (Usman, 2018). Net profit margin adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan sejumlah laba dari setiap penjualan tertentu yang dinyatakan dalam presentase.(Riyadi, n.d.) Profit margin yang tinggi menandakan bahwa kemampuan suatu perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan
tertentu, sedangkan profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu. (Windari et al., 2018)
Permasalah yang terjadi adalah bagaimana nilai jual paprika apabila diberikan perlakuan tambahan dipasar tradisioal sebelum paprika dipasarkan dan berapakah profit margin yang diterima. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian tentang Perlakuan Tambahan Pada Proses Pengemasan Meningkatan Nilai Jual dan Profit Margin Paprika (Capsicum annum var.Grossum) di Pasar Tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan tambahan yang diberikan pasar tradisional dan untuk mengetahui profit margin pada perlakuan paprika di pasar tradisional. Manfaat dari penelitian ini adalah meningkatkan nilai jual dan profit margin pedagang paprika dipasar tradisonal.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pengamatan langsung dengan menggunakan kuisioner.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2021 – Juni 2021 di pasar modern di Denpasar yaitu Tiara Dewata dan pasar tradisional Candikuning Kabupaten Tabanan.
Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah pedagang pasar tradisional Candikuning Kabupaten Tabanan, pasar modern Tiara Dewata Denpasar dan konsumen berjumlah 40 orang terdiri dari seluruh pedagang pasar tradisional berjumlah 16 orang, karyawan pasar modern berjumlah 4 orang, dan konsumen berjumlah 20 orang. Metode pengambilan sampel secara purposive dengan menentukan semua sampel dari jumlah populasi yang ada berjumlah 40 orang.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan kuisioner. Pengisian kuisioner dengan wawancara secara langsung serta pengamatan pada paprika yang dijual yaitu kepada pedagang pasar tradisional dan karyawan pasar modern. Kuisioner merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara tertulis untuk dijawab langsung oleh responden. (Sugiyono, 2012).
Adapun pertanyaan pada kuisioner dalam penelitian ini sebagai berikut:
-
1. Jenis paprika yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern.
-
2. Volume penjualan paprika (Rp/kg).
-
3. Perlakuan yang diberikan oleh pihak pasar tradisional dan pasar modern.
-
4. Perlakuan pada paprika selama dipasarkan.
-
5. Harga jual supplier ke pasar tradsional dan pasar modern.
-
6. Harga beli konsumen (Rp/kg).
-
7. Biaya operasional penanganan pascapanen di pasar modern.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
-
1. Menghitung keuntungan paprika
Total 50 45.000 715.000
Tabel 1 menunjukkan rata – rata jumlah paprika yang dibeli pasar tradisional dari supplier terdiri dari paprika hijau seberat 20 kg seharga Rp 200.000 lalu paprika merah seberat 17 kg seharga Rp 225.000 dan paprika kuning seberat 13 kg seharga Rp 260.000. Total biaya yang dikeluarkan pasar tradisional untuk membeli paprika dari supplier adalah sebesar Rp 715.000.
Biaya yang dikeluarkan Pasar tradisional
Berdasarkan hasil survei dan wawancara kepada pedagang tradisional biaya yang dikeluarkan dari 2 jenis biaya yaitu iuaran sampah dan iuaran pasar seperti pada Tabel 2.
π = TR – TC
Keterangan:
-
π = Keuntungan paprika (Rp)
TR = Penerimaan total paprika (Rp)
TC = Biaya total (Rp)
-
2. Net Profit Margin
Menurut (Riyadi, n.d.), Net Profit Margin pasar modern dirumuskan sebagai berikut:
[1]
Tabel 2. Biaya yang dikeluarkan Pasar tradisional | |||
Jenis biaya |
Jumlah yang digunakan |
Harga (Rp) |
Total (Rp) |
Iuaran Sampah Iuaran Pasar |
30 30 |
2.000 10.000 |
60.000 300.000 |
Total |
360.000 |
. ■ Net Income
Net Profit Margin =-------× 100%
Revenue
[2]
Dimana:
Net Income = Laba bersih
Revenue = Penerimaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perlakuan Paprika Yang Diberikan Oleh Pasar Tradisional
Penerimaan paprika dilakukan pada pagi hari, di pasar tradisional tidak ada perlakuan tambahan yang diberikan oleh para pedagang, paprika yang telah diterima dalam plastic merah langsung diletakan paprika dalam keranjang plastik. Tidak ada proses sortasi maupun pengemasan. Pedagang memasarkan paprika dengan cara meletakan diruangan terbuka.
Harga Jual Paprika dari Supplier
Tabel 1. Harga jual paprika dari supplier
Jenis Paprika |
Jumlah rata – rata/bulan (kg) |
Harga beli/kg (Rp) |
Biaya pembelian (Rp) |
Paprika Hijau |
20 |
10.000 |
200.000 |
Paprika Merah |
17 |
15.000 |
225.000 |
Parika Kuning |
13 |
20.000 |
260.000 |
Tabel 2 terlihat rata – rata biaya yang dikeluarkan pasar tradisional adalah sebagai berikut: iuaran sampah Rp 60.000/bulan lalu iuaran pasar Rp 300.000/bulan. Total biaya yang dikeluarkan pasar tradisional adalah sebesar Rp 360.000.
Paprika yang tidak laku di Pasar Tradisional
Berdasarkan hasil survei dan wawancara kepada pedagang tradisional paprika yang tidak laku terjual seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata – rata paprika yang tidak laku di Pasar Tradisional
Jenis paprika |
Jumlah rata – rata/bulan (kg) |
Harga jual/kg |
Pengurangan pendapatan (Rp) |
Paprika hijau |
4 |
23.750 |
95.000 |
Paprika merah |
4 |
30.000 |
120.000 |
Paprika kuning |
3 |
33.750 |
101.250 |
Total |
15 |
87.500 |
316.250 |
Tabel 3 terlihat rata – rata paprika yang mengalami kerusakan atau tidak laku terjual adalah sebagai berikut: paprika hijau sebanyak 4 kg dengan pengurangan pendapatan Rp 95.000, paprika merah sebanyak 4 kg dengan pengurangan pendapatan Rp 120.000 dan paprika kuning sebanyak 3kg
pengurangan pendapatan Rp 101.250. Total penguranngan pendapatan yang diperoleh pasar tradisional adalah sebesar Rp 316.250.
Harga Jual Paprika di Pasar Tradisional
Berdasarkan hasil survei dan wawancara kepada pedagang tradisional harga jual paprika di Pasar Tradisional berdasarkan jenisnya seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Harga Jual Paprika di Pasar Tradisional | |||
Jenis Paprika |
Jumlah rata – rata/bulan (kg) |
Harga Beli (kg) |
Biaya Pembelian |
Paprika Hijau |
20 |
23.750 |
475.000 |
Paprika Merah |
17 |
30.000 |
510.000 |
Paprika Kuning |
13 |
33.750 |
438.750 |
Total |
50 |
87.500 |
1.423.750. |
Tabel 4 terlihat rata – rata jumlah paprika yang terjual oleh pasar tradisional adalah 50kg. Dengan rincian harga jual sebagai berikut, paprika hijau seberat 20kg seharga Rp 23.750/kg, paprika merah seberat 17kg seharga Rp 30.000/kg dan paprika kuning seberat 13kg seharga Rp 33.750/kg. Total pendapatan yang didapatkan pasar tradisional sebesar Rp 1.423.750. Keuntungan dari penjualan 50kg paprika di pasar tradisional. Keuntungan adalah total penerimaan dikurangi dengan total biaya.
Net Income (π) = TR – TC
= Rp 1.107.500 – Rp 1.075.000 = Rp 32.500
Net Income yang diperoleh pasar tradisional adalah sebesar Rp 32.500 untuk 50kg paprika. Net Profit Margin dari perjualan 50kg paprika di pasar tradisional.
Net Profit Margin
Net income Revenue
x 100%
32.500
1.107.500
x 100%
= 2,93%
Profit margin yang diperoleh pasar tradisional adalah 2,93%. Dari hasil perhitungan diatas menunjukan bahwa penanganan di pasar tradisional tidak terlalu memberi efek besar terhadap profit margin yang diterima.
Perlakuan Paprika Yang Diberikan Oleh Pasar Modern
Penerimaan paprika di pasar modern dilakukan pada pukul 6 pagi. Berdasarkan hasil pengamatan penanganan paprika di pasar modern dimulai dari penerimaan paprika ini yang dilakukan oleh 2 orang karyawan, penanganan tersebut sebagai berikut:
-
1. Sortasi dan grading
Sortasi adalah pemisah/pengelompokan berdasarkan mutu yang erat kaitannya dengan kondisi fisik (buruk, lecet, memar) sedangkan grading lebih kea rah nilai estetikanya (warna, dimensi). (Muhammad, 2006). Sortasi adalah kegiatan pemilihan paprika berdasarkan standar yang dimiliki pihak pasar modern. Kegiatan sortasi dilakukan dengan cara manual yaitu memilih mana paprika yang baik dan tidak baik, kegiatan sortasi ini dilakukan oleh 2 orang karyawan. Selanjutnya grading dimana ini dilakukan bertujuan untuk membedakan setiap jenis paprika. Jika ada paprika yang tidak memenuhi standar akan langsung dikembalikan pada saat itu juga.
-
2. Pengemasan
Pengemasan yang baik dapat mencegah kehilangan hasil, mempertahankan mutu dan penampilan, serta memperpanjang masa simpan bahan. (Taufik, 2016) Pasar modern melakukan pengemasan pada paprika dengan menggunakan plastik wrapping. Setiap biji paprika dikemas dengan plastik wrapping. Setelah proses pengemasan dengan plastik wrapping paprika lalu dimasukan ke keranjang, dan setelah itu paprika akan siap di distribusikan.
Harga Jual Paprika dari Supplier di Pasar Modern
Berdasarkan hasil survei dan wawancara harga jual paprika dari supplier ke pasar modern seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Harga jual paprika dari supplier di Pasar Modern
Jenis Paprika |
Jumlah rata – rata/bulan (kg) |
Harga Beli (kg) |
Biaya Pembelian |
Paprika Hijau |
250 |
20.000 |
5.000.000 |
Paprika Merah |
190 |
25.000 |
4.750.000 |
Paprika Kuning |
160 |
30.000 |
4.800.000 |
Total |
600 |
75.000 |
14.550.000 |
Tabel 5, terlihat bahwa rata – rata jumlah paprika yang dibeli oleh pasar modern dari supplier adalah sebanyak 600kg. Dengan rincian sebagai berikut, paprika hijau seberat 250 kg seharga Rp 5.000.000, paprika merah seberat 1900 kg seharga Rp 4.750.000
dan paprika kuning seberat 160 kg seharga Rp 4.800.000. Total biaya yang dikeluarkan pasar modern untuk membeli paprika adalah Rp 14.550.000.
Biaya Penanganan yang dilakukan Pasar Modern Berdasarkan hasil survei dan wawancara kepada pasar modern biaya yang dikeluarkan dari 4 jenis biaya yaitu upah tenaga kerja, biaya packing, biaya listrik dan biaya transportasi seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Biaya penanganan yang dilakukan pasar modern.
Jenis biaya |
Jumlah yang digunakan |
Harga (Rp) |
Total (Rp) |
Upah Tenaga |
30 |
2.700.000 |
60.000 |
Kerja | |||
Biaya |
5 roll |
30.000 |
606.000 |
packing | |||
Biaya listrik |
216.720 |
10.600 |
317.940 |
Biaya |
2 |
9.400 |
94.000 |
Transportasi | |||
Total |
8.661.9400 |
Tabel 6 menunjukkan rata – rata jumlah biaya penanganan yang dikeluarkan oleh pasar modern sebagai berikut, diperlukan 3 orang pekerja untuk melakukan proses penanganan pada paprika. Masing – masing dari pekerja tersebut diberi upah sebesar Rp 2.700.000. Total biaya upah tenaga kerja sebesar Rp 8.100.000. Biaya packing, diperlukan 5 roll plastik wrapping dalam sebulan dengan biaya Rp 606.000. Biaya operasional listrik sebesar Rp 317.940. Pasar modern juga memerlukan biaya transportasi, untuk BBM sebanyak 10 liter dengan biaya Rp 94.000. Jadi total biaya penanganan yang dikeluarkan oleh pasar modern adalah Rp 8.661.940.
Rata – rata paprika yang tidak laku
Berdasarkan hasil survei dan wawancara kepada pasar modern paprika yang tidak laku terjul seperti pada Tabel 7.
Tabel 7. Tabel rata – rata paprika yang tidak laku | |||
Jenis Paprika |
Jumlah rata – rata/bulan (kg) |
Harga jual /kg |
Pengurangan Pendapatan (Rp) |
Paprika Hijau |
15 |
46.430 |
696.450 |
Paprika Merah |
10 |
60.600 |
606.000 |
Paprika Kuning |
9 |
65.190 |
586.710 |
Total |
34 |
172.220 |
1.889.160 |
Tabel 7 terlihat bahwa rata – rata paprika yang tidak laku atau mengalami kerusakan yaitu paprika hijau sebanyak 15 kg dengan pengurangan pendapatan sebesar Rp 696.450 lalu paprika merah sebanyak 10 kg dengan pengurangan pendapatan Rp 606.000 dan paprika kuning sebanyak 9kg dengan pengurangan pendapatan Rp 586.710. Total pengurangan pendapatan yang diperoleh pasar modern adalah Rp 1.889.160.
Harga Jual Paprika Setelah diberikan Perlakuan Tambahan di Pasar Modern
Berdasarkan hasil survei dan wawancara kepada pasar modern harga jual paprika seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Harga jual paprika setelah diberikan
perlakuan tambahan di pasar modern
Jenis Paprika |
Jumlah rata – rata/bulan (kg) |
Harga jual/kg (Rp) |
Pendapatan (Rp) |
Paprika hijau Paprika merah |
250 |
46.430 |
11.607.000 |
190 |
60.600 |
11.514.000 | |
Paprika kuning |
160 |
65.190 |
10.430.400 |
Total |
600 |
172.220 |
33.551.900 |
Tabel 8 menunjukkan bahwa rata – rata penjualan paprika oleh pasar modern kepada konsumen adalah 600 kg. Rincian penjualan yaitu paprika hijau seberat 250 kg seharga Rp 46.430/kg. Paprika merah seberat 190 kg seharga Rp 60.600/kg dan paprika kuning seberat 160 kg seharga Rp 65.190/kg Total pendapatan yang dihasilkan adalah Rp 33.551.900.
Keuntungan (π) = TR – TC
= Rp 31.662.740 – Rp 23,221.194
= Rp 8.441.546
Keuntungan yang diperoleh pasar modern adalah sebesar Rp.8.758.142 untuk 600kg paprika.
Net Profit Margin dari perjualan 600kg paprika di pasar modern.
Net Profit Margin =
Net income Revenue
x 100%
8.441.546
31.662.740
x 100%
= 27 %
Biaya yang dikeluarkan, Paprika yang tidak laku, dan Harga Jual Paprika di Pasar Tradisional setelah diberikan Perlakuan Tambahan.
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan penambahan nilai pada penanganan dipasar tradisional berperan penting dalam minat kosumen
untuk membeli produk. Dari 20 responden yang telah diwawancari, 15 responden memberikan tanggapan bahwa jika dilakukan penambahan pengemasan dengan menggunakan plastic wrapping yang sama dengan pasar modern, dengan harga paprika hijau Rp 30.000/kg lalu paprika merah Rp 35.000/kg dan paprika hijau Rp 40.000/kg mereka lebih memilih berbelanja dipasar tradisional. Lalu 5 responden lainnya mengatakan mereka tetap berbelanja di pasar modern karena menurut mereka kualitas yang diberikan pasar modern lebih baik dan konsisten daripada pasar tradisional.
Biaya yang dikeluarkan oleh Pasar Tradisional Biaya yang dikeluarkan oleh pasar tradisional jika ditambahkan pengemasan dengan plastik wrapping seperti pada Tabel 9.
Tabel 9. Biaya yang dikeluarkan oleh pasar tradisional
Jenis biaya |
Jumlah yang digunakan |
Harga (Rp) |
Total (Rp) |
Iuaran |
30 |
2.000 |
60.000 |
Sampah | |||
Iuaran | |||
30 |
10.000 |
300.000 | |
Pasar | |||
Plastik | |||
0,5 |
15.000 |
15.000 | |
wrapping | |||
Total |
375.000 |
Tabel 9 terlihat rata – rata biaya yang dikeluarkan pasar tradisional adalah iuaran sampah Rp 60.000/bulan lalu iuaran pasar Rp 300.000/bulan dan untuk pengemasan dengan menggunakan ½ roll plastik wrapping Rp 15.000. Total biaya yang dikeluarkan pasar tradisional adalah sebesar Rp 375.000.
Rata – rata paprika yang tidak laku Rata rata paprika yang tidak laku terjual pada pasar tradisional seperti pada Tabel 10. Tabel 10. Rata – rata paprika yang tidak laku | |||
Jenis Paprika |
Jumlah rata – rata/bulan (kg) |
Harga jual /kg (Rp) |
Pengurangan Pendapatan (Rp) |
Paprika Hijau |
4 |
30.000 |
120.000 |
Paprika Merah |
4 |
35.000 |
140.000 |
Paprika Kuning |
3 |
40.000 |
120.000 |
Total |
11 |
105.000 |
380.000 |
Tabel 10 menunjukkan rata – rata paprika yang mengalami kerusakan atau tidak laku terjual adalah sebagai berikut: paprika hijau sebanyak 4 kg dengan pengurangan pendapatan Rp 120.000, paprika merah sebanyak 4 kg dengan pengurangan pendapatan Rp 140.000 dan paprika kuning sebanyak 3 kg pengurangan pendapatan Rp 120.000. Total penguranngan pendapatan yang diperoleh pasar tradisional adalah sebesar Rp 380.000.
Harga Jual Paprika Setelah diberikan Perlakuan Tambahan di Pasar Tradisional
Harga jual paprika di Pasar Tradisional jika ditambahan pengemasan dengan plastik wrapping seperti pada Tabel 11 dibawah ini.
Tabel 11. Harga jual paprika setelah diberikan
perlakuan tambahan di pasar tradisional
Jenis Paprika |
Jumlah rata – rata/bulan (kg) |
Harga jual /kg |
Pendapatan (Rp) |
Paprika Hijau |
20 |
30.000 |
600.000 |
Paprika Merah |
17 |
35.000 |
595.000 |
Paprika Kuning |
13 |
45.000 |
520.000 |
Total |
50 |
105.000 |
1.715.000 |
Keuntungan dari penjualan 50kg paprika di pasar tradisional. Keuntungan adalah total penerimaan dikurangi dengan total biaya.
Net Income (π) = TR – TC
= Rp 1.335.000 – Rp 1.090.000
= Rp 245.000
Net Income yang diperoleh pasar tradisional adalah sebesar Rp 250.000 untuk 50kg paprika.
Net Profit Margin dari perjualan 50kg paprika di pasar tradisional.
Net Profit Margin
Net income Revenue
x 100%
245.000
1.335.000
x 100%
= 18,35 %
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa pasar tradisional tidak memberikan perlakuan tambahan pada pengemasan paprika, berbeda dengan yang dilakukan di Pasar
Modern mereka memberikan perlakukan tambahan seperti pengemasan dengan plastik wrapping. Hal ini yang menjadikan perbedaan nilai jual pasar tradisional lebih rendah dibandingkan dengan di pasar modern. Profit margin yang diperoleh pasar tradisional sebesar 2,93% sedangkan untuk profit margin yang diperoleh pasar modern sebesar 27%. Dari perhitungan profit margin pasar tradisional dengan memberikan perlakuan tambah dengan pengemasan plastik wrapping memberikan nilai tambah kenaikan profit margin 18,35%.
Saran
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu pedagang pasar tradisional dapat menambahkan plastik wrapping pada paprika yang dijual karena ini akan menjadikan produk paprika mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Apriadi Aviantara, I. G. N., & Sujana, P. (2018). Kajian Sistem Jaminan Mutu pada Budidaya Paprika di Greenhouse di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti. Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian AGROTECHNO, 3(2), 338–341.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan. (2015).
Darmawan, D. (2017). Pengaruh Kemasan Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sayuran Hidroponik. 1(April), 1–10.
https://doi.org/10.31227/osf.io/vcsg3
Duwika, K. (2018). Analisis Pendapatan Usaha Paprika Di Desa Pancasari Kecamatan
Sukasada Kabupaten Buleleng. Jurnal Mitra Manajemen, 2(2), 80–88.
https://doi.org/10.52160/ejmm.v2i2.73
Indah Kusuma Dewi, I. G. A., Aviantara, I. G. N. A., & Widia, I. W. (2019). Distribusi Serapan Sayur Paprika Pada Rantai Pasok Di Kecamatan Baturiti Hingga Ke Konsumen The Absorption Distribution of Paprika Vegetables on the Supply Chain in Baturiti District to Costumers. Jurnal BETA (Biosistem Dan Teknik
Pertanian), 8(1), 122–129.
Muhammad, Y. . (2006). Pengaruh Penanganan Pasca Panen Terhadap Mutu Komoditas Hortikultura. Pengaruh Penanganan Pasca Panen, 8(1), 31– 36.
Mutiarawati, T. (2007). Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian. 1–17.
Purnavita, S., Sriyana, H. Y., & Widiastuti, T. (2018). Kemasan Menarik dan Internet Marketing untuk Meningkatkan Nilai Jual Emping Garut sebagai Produk Unggulan Kabupaten Sragen. E-Dimas, 9(1), 88. https://doi.org/10.26877/e-
dimas.v9i1.2260
Riyadi, S. (n.d.). Analisis Profit Margin Petani Jagung Di Desa Semedo Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal.
Siswadi. (2007). Penanganan Pasca Panen Buah-Buahan dan Sayuran. INNOFARM: Jurnal Inovasi Pertanian, 6(1), 68–71.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Aflabeta.
Sukerena, W. (1979). Nilai Ekonomi Dalam Usahatani Cabe Paprika Melalui Sistem Green House (Kasus di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali). 6(2).
Taufik, M. (2016). Analisis Pendapatan Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen Cabai Merah. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 30(2), 66–72.
https://doi.org/10.21082/jp3.v30n2.2011.p66-72
Usman, S. (2018). Analisa Net Profit Margin Pedagang Sayur Dan Umbi-Umbian Di Tanah Papua. Jurnal Ekenomi Manajemen & Bisnis, 19(1), 71–76.
https://journal.unimal.ac.id/emabis/article/view /279
Windari, E., Apriadi Aviantara, I. G. ., & Yuliantini, N. L. (2018). Analisis Nilai Tambah Produk Hortikultura Selada (Lactuca savita L) di Pasar Modern dengan Proses Penanganan Pascapanen. Jurnal BETA (BIOSISTEM DAN TEKNIK PERTANIAN), 6(September), 2018.
292
Discussion and feedback