JURNAL BETA (BIOSISTEM DAN TEKNIK PERTANIAN) Program Studi Teknik Pertanian, FakultasTeknologi Pertanian UniversitasUdayana

http://ojs.unud.ac.id/index.php/beta

Volume 9, Nomor 2, bulan September, 2021

Strategi Pengembangan Agrowisata Di Soewan Garden Dengan Menggunakan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Development Strategy in Soewan Garden Agrotourism Using SWOT Analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Ida Bagus Made Adi Dharma Yuda Pramana, I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara*, I Nyoman Sucipta

Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

*email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan kajian analisis SWOT karena, mempermudah suatu perusahaan untuk mengkombinasikan strategi yang tepat dikembangkan untuk menjalankan perusahaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi internal dan eksternal serta menyusun dan merekomendasikan strategi pengembangan agrowisata di Soewan Garden Desa Pancasari. Penelitian ini mengambil data dari penyebaran kuisioner yang dibagi menjadi 2, yaitu kuisioner internal ( pemilik dan pengunjung agrowisata), dan kuisioner eksternal (Pakar dan usaha sejenis yang sudah berkembang). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 3 kekuatan, 6 kelemahan, 4 peluang, dan 3 ancaman. Hasil pembobotan dan rating menunjukan bahwa nilai terbobot untuk matriks Internal Factor Evaluation (IFE) adalah 3,02 dan matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) adalah 2.65. Nilai ini menunjukan posisi yang kuat pada matriks Internal Eksternal (IE) dengan strategi yang harus dilakukan adalah strategi intensif dan integratif. Sedangkan berdasarkan Analisis matriks SWOT terdapat 8 alternatif strategi yang dapat disusun untuk mengembangkan usaha agrowisata Soewan Garden.

Kata Kunci: SWOT Analysis, IFE (Internal Factor Evaluation), EFE (External FactorEvaluation), Matrik IE (Internal External).

Abstract

This research was conducted with a SWOT analysis study for a decision-maker in a company to combine the right strategies to run the company. This study aims to analyze internal and external conditions and recommend development strategies in the agrotourism Soewan Garden at Pancasari village. This study took data from the distribution of questionnaires which were divided into 2, namely internal commissioners (agrotourism owners and visitors) and external commissioners (experts and similar businesses that have developed). The results showed that there were 3 strengths, 6 weaknesses, 4 opportunities, and 3 threats. The weighting and assessment results show that the weighted value for the Internal Factor Evaluation matrix (IFE) is 3,02 and the External Factor Evaluation matrix (EFE) is 2,65. This value indicates a strong position in the Internal External Matrix (IE) with a strategy that must be done is an intensive and integrative strategy. Meanwhile, based on the SWOT matrix analysis there are 8 alternative strategies that can be developed to develop Soewan Gardenagro-tourism.

Keywords: SWOT Analysis, IFE (Internal Factor Evaluation), EFE (External Factor Evaluation) IE Matrix (Internal External).

PENDAHULUAN

Bali selain dikenal sebagai pulau dengan keindahan alam yang menawan, juga memiliki tanah pertanian yang cukup subur. Sektor pertanian yang ada di Bali sudah banyak yang dikembangkan sebagai agrowisata. Agrowisata atau agroturism didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh individu atau lembaga untuk merancang suatu agribisnis

(usaha yang mengadopsi bidang pertanian) dengan tujuan memberi pengalaman, ilmu dan pengetahuan kepada pengunjung dalam bidang pertanian (Rai Utama, 2012). Agrowisata adalah kegiatan wisata yang dilakukan ke daerah budidaya komuditi tertentu dengan tujuan mendapat informasi lebih dalam terhadap pertanian yang dikembangkan di daerah bersangkutan (Prasetya, 1996). Dengan

penggabungan sektor pertanian dengan pariwisata diharapkan pelaku pertanian yang ada di Bali dapat lebih maju dan berkembang. Menurut Saragih (2003), agrowisata (agribisnis) akan tumbeuh menjadi unit usaha yang akan mampu manjadi penyeimbang perekonomian nasioanal karena diyakini mampu menciptakan pemerataan baik antar individu maupun antar daerah.

Bali sebagai daerah pariwisata yang tidak terlepas dari menjamurnya keberadaan hotel, tentunya akan banyak memerlukan hiasan berupa bunga sebagai aksen disuatu ruangan dan juga untuk sarana dekorasi acara tertentu. Pertanian bunga hias harus mulai berbenah untuk dikembangkan kearah agrowisata. Salah satu agrowisata tanaman hias yang baru berkembang adalah Agrowisata Soewan Garden. Konsen pengembangan agrowisata ini adalah berbagai macam tanaman hias.

Dalam pengembangan agrowisata, pengelola sebaiknya memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi agrowisata dan dilakukan beberapa strategi. Untuk menentukan strategi, dilakukan kajian terhadap faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan agrowisata. Soewan Garden harus memperhatikan kondisi internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan agrowisatanya. Pengembangan pada kondisi internal Agrowisata Soewan Gardenini diharapkan nantinya dapat meningkatkan kualitas agrowisata yang baik, sedangkan pada kondisi eksternal diharapkan akan dapat memperluas informasi keberadaan Agrowisata Soewan Garden.

Memperhatikan potensi dan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian. Terdapat beberapa analisis dalam pengembangan bisnis sebuah perusahaan yaitu CSF, SWOT, SDLC, RAD, Balanced Scorcard, dll. Dalam penelitian ini dilakukan analisis SWOT untuk menciptakan strategi, menurut Rangkuti (2001) Analisis SWOT dapat mempermudah suatu organinasi dalam mengkobinasikan berbagai (peluang dan ancaman) dengan berbagai macam faktor internal yang ada di suatu organisasi tersebut. Dan juga menjadi alat untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh suatu organiasi. Menurut Umar (2001) matriks SWOT menjadi salah satu alat pencocokan yang dapat digunakan oleh menager untuk mengambil suatu stategi dari 4 alternative strategi yang ada, yaitu Strength-Opportunity (SO), WeaknessOpportunity (WO), Strength-Threat (ST), dan Weakness-Threat (WT).

Sehingga dengan demikian tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dan menentkan strategi yang tepat terhadap Soewan Garden dapat tercapai.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan mulai Maret sampai juni 2018 di Soewan Garden Desa Pancasari. Penelitian ini dilakukan melalui survei, observasi lapangan, wawancara dan pencatatan data studi pustaka. Data yang akan digunakan di penelitian ini ada 2, yaitu data primer dan yang kedua adalah data skunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi di lokasi usaha dengan bantuan instrumen kuisioner pertanyaan. Wawancara dilakukan dengan pemilik Soewan Garden. Data primer berupa faktor-faktor strategis eksternal (peluang dan ancaman) dan internal (kekuatan dan kelemahan). Data sekunder diperoleh dari sumber informasi berupa laporan penelitian-penelitan terdahulu, sumber-sumber bacaan yang relevan, artikel yang terkait dengan topik penelitian yang berasal dari publikasi elektronik.

Variabel yang yang diamati dalam penelitian ini adalah faktor-faktor internal (kekuatan, kelemahan) dan eksternal (peluang, ancaman) pada Agrowisata Soewan Garden. Faktor-faktor internal Agrowisata Soewan Garden meliputi semua macam manajeman fungsional yang meliputi promosi, operasi, sumber daya manusia, sistem informasi manajeman, dan budidaya bunga di Agrowisata Soewan Garden. Faktor-faktor ini yang mempengaruhi kekuatan dan kelemahan Agrowisata.Faktor-faktor eksternal Agrowisata meliputi Agrowista Sekitar yaitu lingkungan pesaing, pendatang baru, Pendukung Agrowisata, kekuatan promosi dan lingkungan bisnis makro (macro environment) yaitu ekonomi, politik, hukum, teknologi, kependudukan dan sosial budaya. Faktor-faktor ini yang mempengaruhi adanya peluang dan ancaman dari luar perusahaan Agrowisata Soewan Garden.

Metode pengolahan data dan juga analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan konsep manajemen strategis menggunakan analisis SWOT. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian lembaran kuisioner dari beberapa sample terpilih. Penentuan sampel dilakukan dengan Metode Sampling Jenuh yaitu sempel diambil dari semua anggota populasi. Pengambilan sampel dengan metode ini dilakukan bila sampel dengan jumlah sedikit atau dengan kisaran kurang dari 30 unit dan ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat minimal (Sugiyono, 2009).

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dan di paparkan dalam bentuk tabel dan penjelasan terurai (David, 2002). Analisis data kualitatif menggunakan matriks Strenght Weknesses Oppurtunities Threat (SWOT), sedangkan analisis kuantitatif menggunakan matriks IE. Analisis SWOT memiliki beberapa keunggulan terutama dalam mengiditifikasi kekuatan dan kelemahan yang ada dalam suatu perusahan sehingga dapat dijadikan suatu alternativ strategi dalam perusahan tersebut (Coman, 2009). Dan dipertegas oleh Mubyarto. 1995 bahwa analisi SWOT sangat berperan sebagai formulasi stategi yang sangat baik di dalam suatu perusahan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Soewan Garden

Secara umum, agrowisata adalah kegiatan yang berorientasi kepada dunia pertanian dengan memadukan unsur unsur yang ada di dalam pertanian sebagai suatu yang dapat dijual sebagai suastu nilai yang dapat mengasilkan manfaat bagi orang lain (Anonim, 2010) Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan, dan perikanan (Sudiasa, 2005). Agrowisata Soewan Garden merupakan salah satu usaha agrowisata mandiri yang berada di Banjar Sari Kelod Dinas Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.Usaha agrowisata ini awalnya dibangun pada tahun 2013. Cikal bakal terbentuknya Agrowisata Soewan Gardendimulai dari pembentukan kelompok tani Mekar Sari. Kelompok tani mekar sari awalnya hanya melakukan produksi bunga saja, setelah berjalan baru kemudian muncul ide untuk mengembangkan suatu Agrowisata untuk mensinergikan antara pertanian dan pariwisata. Agrowisata Soewan Garden ini memiliki luas lahan 7 ha dan baru beroperasi seluas 3 ha. Banyaknya minat wisatawan tentang agrowisata bunga dimanfaatkan oleh agrowisata Soewan Garden untuk memperbaiki dan mengembangkan agrowisatanya baik dari segi produksi dan sumber daya manusianya.

Agrowisata Soewan Garden tidak hanya melayani agrowisata bunga hias, sebagai wisata pendukung juga disediakan petik buah stroberi segar secara langsung. Dengan lokasi agrowisata yang nyaman, sejuk, dan sederhana membuat pengunjung betah dan ingin berlama-lama di agrowisata. Agrowisata ini juga mempertahankan suasana alamnya dan tidak terlalu membangun bangunan beton, sehingga membuat pengunjung merasakan suasana yang masih

alami. Akses jalan menuju lokasi agrowisata terbilang strategis karena lokasinya yang dipinggir jalan utama.

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Agrowisata Soewan Garden

Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Agrowisata Soewan Garden

Lingkungan Internal

Lingkungan internal disini adalah segala sesuatu mengenai kondisi yang terjadi di dalam agrowisata, yang mana turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision making) agrowisata. Lingkungan internal tersebut terdiri dari pemasaran, keuangan, produksi/operasi, sumber daya manusia, dan sistem informasi manajemen.

  • a.    Pemasaran

Produk utama yang dijual oleh Soewan Garden adalah berbagai jenis bunga yang di budidayakan diareal Agrowisata. Pengunjung yang datang bisa langsung memetik bunga yang ada dengan tarif menurut banyak dan jenis bunga yang dipetik.Tidak ada pungutan biaya kepada pengunjung untuk tiket masuk ke Soewan Garden. Promosi yang dilakukan agrowisata Soewan Gardendengan cara memberikan informasi tentang keberadaan agrowisata Soewan Gardenkepada tour guide. Pengunjung juga menjadi media promosi agrowisata Soewan Garden.

  • b.    Keuangan

Sumber modal Soewan Gardendilakukan secara mandiri yang pengembangannya dilakukan secara bertahap. Modal tersebut digunakan untuk pembangunan dan kegiatan operasional yang ada di agrowisata Soewan Garden.

  • c.    Operasi

Kegiatan operasi Agrowisata dipimpin langsung oleh pemilik Soewan Garden yang ikut membantu dalam seluruh kegiatan Agrowisata. Kegiatan di tempat ini dibagi dalam 2 kegiatan, kegiatan pengelolaan Agrowisata Soewan Garden dan Kegiatan Budidaya Bunga.Dalam kegiatan Budidaya dilakukan oleh anggota kelompok Mekar Sari yang beranggotakan 23 orang. Sedangkan untuk kegiatan melayani pengunjung, dikerjakan oleh pemilik dan team Agrowisata yang berjumlah 6 orang.

  • d.    Sumber Daya Manusia

Sumber daya Manusia di Semua Kegiatan Soewan Gardenadalah petani yang mau belajar untuk mengembangakan dunia pertanian berkelanjutan. Pemilik Agrowisata memprioritaskan yang masuk dalam Team Agrowisata adalah orang-orang yang mengerti dunia pertanian. Tambunan (2003) menerangkan bahwa dengan tenaga kerja lokal handal akan member danpak positif terhadap suatu bisnis tertentu. Dengan Sumber Daya Manusia yang mengerti dengan dunia pertanian akan memudahkan mensinergikan antara dunia pertanian dan wisata yang akan berkembang dalam Arowisata Soewan Garden. Mengingat Soewan Garden sendiri terbentuk dari kelompok tani maka sudah dipastikan banyak tenaga kerja yang merupakan ada hubungan keluarga yang bisa dipercaya sebagai tenaga kerja pokok, dimana menurut Menurut Siagian (2003) secara umum di suatu usaha tertentu tenaga kerja keluarga yang paling pokok dan dipercaya.

  • e.    Sistem Manajemen

Soewan Garden sudah melakukan perencanaan secara tertulis, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini dibuktikan adanya visi, misi, dan tujuan usaha agrowisata yang dirumuskan secara tertulis dan jelas. Sukardi, 2010) menegaskan bahwa segala bentuk sesuatu akan berguna bagi perkembangan. Komando dilakukan pemilik agrowisata, kemudian unitunit dibawahnya melaksanakan pekerjaan yang direncanakan pemiliknya

Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang ada di luar usaha yang menjadi peluang dan ancaman terhadap pengembangan Agrowisata Soewan Garden.Lingkungan eksternal ini terdiri dari lingkungan makro dan mikro. Lingkungan makro antara lain meliputi ekonomi, sosial budaya, lingkungan alam, dan teknologi. Sedangkan lingkungan mikro antara lain pesaing, ancaman pendatang baru, konsumen, dan suplayer.

  • a.    Lingkungan Makro

Lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya berada di luar dan terlepas dari operasi perusahaan. Lingkungan ini hanya memiliki sedikit dampak implikasi langsung bagi pengaturan suatu organisasi.Namun tetap mampu mempengaruhi kebijakan strategi dari

organisasi perusahaan (Fardiansyah, 2013). Lingkugan makro antara lain ekonomi, sosial budaya, lingkungan alam, dan teknologi

  • b.    Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro adalah serangkaian faktor-faktor yang merupakan ancaman dari pesaing, ancaman konsumen, pendatang baru, dan suplayer yang secara langsung mempengaruhi usaha. Secara singkat, dapat disimpulkan lingkungan mikro memiliki dampak yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional usaha. Lingkungan mikro antara lain pesaing, ancaman pendatang baru, konsumen, dan suplayer.

Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Faktor Internal agrowisata Soewan Garden

Dalam mengembangkan suatu usaha diperlukan identifikasi dan evaluasi terhadap keseluruhan variabel internalnya untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Berdasarkan hal tersebut, maka kekuatan dan kelemahan Agrowisata Soewan Gardendapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kekuatan dan Kelemahan Agrowisata

Soewan Garden.

Faktor-faktor Strategi Internal

Kekuatan

Kelemahan

1

Tarif masuk yang ditawarkan relatif murah

1

Permodalan yang masih lemah

2

Kualitas bunga hias yang dihasilkan baik

2

Kualitas sumber daya manusia di Soewan Garden

3

Melayani pengunjung dengan ramah

3

Akses mencapai lokasi Soewan Garden

4

Variasi produk yang ditawarkan masih rendah

5

Keterbatasan fasilitas agrowisata

Faktor Eksternal Agrowisata Soewan Garden

Identifikasi terhadap faktor eksternal bertujuan untuk menentukan faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman suatu usaha. Berdasarkan hal tersebut, maka peluang dan ancaman yang dihadapi Agrowisata Soewan Garden dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Peluang dan Ancaman Agrowisata Soewan Garden.

Faktor-faktor Strategi Eksternal

Peluang

Ancaman

1

Gaya hidup masyarakat perkotaan yang ingin kembali ke alam (back to nature)

1

Kekecewaan pengunjung agrowisata

2

Perkembangan teknologi informasi

2

Kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi

3

Kondisi alam yang potensial untuk pengembangan agrowisata stroberi

3

Adanya agrowisata sejenis di kawasan bedugul

4

Minat pengunjung agrowisata untuk datang kembali di lain waktu

Analisis Input

Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Analisis matriks IFE bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor internal yang disusun dari identifikasi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dalam keberlanjutan Agrowisata Soewan Garden. Faktor-faktor yang telah diidentifikasi kemudian dimasukkan kedalam matriks IFE yang dapat dilihat pada Tabel 3 yang memuat bobot dan rating pada masing-masing faktor.

Tabel 3. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

No.

Faktor Internal

Bobot

Rating

Skor Terbobot

Kekuatan

(a)

(b)

(c=axb)

1

Tarif masuk yang ditawarkan relatif murah.

0.11

2.67

0.28

2

Kualitas bunga yang dihasilkan baik.

0.15

3.33

0.49

3

Melayani pengunjung dengan ramah.

0.14

3.33

0.46

Kelemahan

1

Permodalan yang masih lemah.

0.12

2.67

0.31

2

Kualitas sumber daya manusia di Soewan Garden

0.13

2.33

0.29

3

Akses mencapai lokasi Soewan Garden

0.13

3.33

0.42

4

Variasi produk yang ditawarkan.

0.13

3.33

0.42

5

Keterbatasan fasilitas agrowisata.

0.12

3.00

0.35

Total

3.02

Berdasarkan tabel matriks IFE diperoleh total nilai terbobot sebesar 3.02. Menurut Umar (2008), jika skor terbobot diatas 2,50 menandakan bahwa secara internal Agrowisata Soewan Garden berada pada posisi kuat. Kekuatan utama secara Internal berada pada Kualitas bunga yang dihasilkan sangat baik yaitu dengan nilai 0.49. Kelemahan utama yang dihadapi oleh Agrowisata Soewan Garden berada pada akses mencapai lokasi dan variasi produk yang ditawarkan dengan skor masing-masing sebesar 0.42.

Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Berdasarkan hasil indentifikasi dari kondisi eksternal dalam perkembangan Agrowisata Soewan Gardendiperoleh beberapa peluang dan ancaman yang dihadapi.. Faktor peluang dan ancaman dalam perkembangan Agrowisata Soewan Gardendapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Matriks Faktor-Faktor Eksternal.

No.

FaktorEksternal             Bobot    Rating         Skor Terbobot

Peluang                    (a)        (b)                (c=axb)

1

Gaya hidup masyarakat perkotaan yang

ingin kembali ke alam (back to nature).         .           .                       .

2

Perkembangan teknologi informasi.          0.15      2.67                 0.41

3

Kondisi  alam yang potensial untuk

.             .                          .7

pengembangan agrowisata Bunga hias


4

Minat pengunjung agrowisata untuk datang

.                                     .                                                                           .

kembali di lain waktu

Ancaman

1

Kekecewaan pengunjung agrowisata.         0.14      1.67                0.24

2

Kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi     0.12      2.00                 0.24

3

Adanya agrowisata sejenis di kawasan bedugul                                             .            .                         .

Total                                                     2.65


Berdasarkan tabel matriks EFE diperoleh total nilai terbobot sebesar 2.65. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan Agrowisata Soewan Garden tergolong sedang dalam memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi ancaman. Peluang utama yang dimiliki Agrowisata Soewan Garden adalah pada point 4 yaitu keinginan pengunjung yang ingin datang kembali dengan nilai 0.55. Ancaman utama yang harus dihadapi adalah Adanya agrowisata sejenis di kawasan bedugul dengan skor sebesar 0,33. Setelah melakukan indentifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal maka dapat dibuat matriks SWOT. Matriks SWOT dalam Pengembangan Agrowisata Soewan Garden dengan Strategi SO (Strengths - Opportunities). Strategi ini disusun untuk mempertimbangkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada seoptimal mungkin.    Rumusan    strateginya    adalah

pengembangan Agrowisata Soewan Garden.

a. Strategi WO (Weaknesses - Opportunities)

Strategi ini diformulasikan beradasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

meminimalkan kelemahan yang ada. Rumusan strategiya adalah Menambah permodalan untuk meningkatkan fasilitas agrowisata dan Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menambah variasi produk untuk meningkatkan minat pengunjung agrowisata.

b.Strategi ST (Strengths - Threats)

Strategi ini diformulasikan untuk menghindari ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki. Strategi yang diterapkan adalah Meningkatkan kualitas bunga hias dan pelayanan untuk mengurangi kekecewaan pengunjung dan Menerapkan konsep agrowisata bunga hias yang lebih menarik bagi pengunjung.

  • c.    Strategi WT (Weaknesses - Threats)

Strategi ini bersifat untuk bertahan sehingga diformulasikan dengan meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman. Rumusan strateginya adalah memperbaiki sistem manajemen dan meningkatkan kualitas agrowisata guna menahan laju persaingan dan Meningkatkan fasilitas agrowisata untuk meningkatkan kepuasan pengunjung yang datang.

Tabel 6. Analisis Matriks SWOT (Strenght, Weaknesess, Opportunitles, and Threats).

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S)

Kelemahan (W)

1

2

3

Tarif masuk yang ditawarkan relatif murah.

Kualitas buah yang dihasilkan baik.

Melayani pengunjug dengan ramah.

1

2

3

4

5

Permodalan yang masih lemah.

Kualitas sumber daya manusia di SOEWAN GARDEN.

Akses mencapai lokasi SOEWAN GARDEN

Variasi produk yang ditawarkan. Keterbatasan fasilitas agrowisata.

Peluang (O)

S-O

W-O

Gaya hidup masyarakat

1  perkotaan yang ingin kembali

ke alam (back to nature).

Memperluas pemasaran dengan

Menambah permodalan untuk

1

cara memanfaatkan perkembangan teknologi informasi (S1, S2, S3, O1, O2, O3).

1

meningkatkan fasilitas agrowisata (W1, W3, W5, O1, O3, O4).

Perkembangan teknologi informasi.


Mempertahankan kualitas bunga yang dihasilkan dan pelayanan kepada pengunjung guna meningkatkan minat pengunjung (S2, S3, O1, O4).


Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menambah

2 variasi produk untuk meningkatkan minat pengunjung agrowisata (W2, W4, O3, O4).


Kondisi alam yang potensial

3 untuk pengembangan agrowisata bunga hias

Minat pengunjung agrowisata 4 Soewan Garden untuk dating

kembali di lain waktu.

Ancaman (T)

S-T                         W-T

Meningkatkan kualitas buah            Memperbaiki sistem manajemen

Kekecewaan pengunjung agrowisata.

stroberi dan pelayanan untuk            dan meningkatkan kualitas

mengurangi kekecewaan               agrowisata guna menahan laju

pengunjung (S1, S2, S3, T1, T2)        persaingan (W1, W2, W4, T3).

Kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi.

Menerapkan konsep agrowisata          Meningkatkan fasilitas

2  bunga hias yang lebih menarik      2  agrowisata untuk meningkatkan

bagi pengunjung (S1, S2, S3, T3).       kepuasan pengunjung (W5, T1).

Adanya agrowisata sejenis di kawasan Bedugul.

Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Berdasarkan pemetaan pada matriks IE, dapat dilihat bahwa pada sumbu-x matriks IE, nilai total IFE adalah 3.02 sedangkan pada sumbu-y matriks IE, nilai total EFE adalah 2.65. Hasil dari Matriks IE menunjukan bahwa agrowisata Soewan Gardenberada pada sel II. Strategi yang digunakan adalah strategi tumbuh dan kembangkan yaitu terdiri dari strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan

pasar, dan pengembangan budidaya) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).

Bentuk strategi yang dihasilkan pada matriks IE hanya menghasilkan strategi alternatif secara umum tanpa adanya implementasi yang lebih teknis pada perusahaan, maka matriks IE di lengkapi dengan matriks SWOT berupa langkah-langkah konkrit untuk dilakukan di perusahaan (Sari, 2013).

Tabel 6. Hasil Analisis Matriks I.

IFE= 3,65

EFE= 3,29

KUAT ( 3,00-5,00 )

RATA-RATA (2,00-2,99)

LEMAH (1,00-1,99)

TINGGI ( 3,00-5,00 )

I

II

III

SEDANG (2,00-2,99)

IV

V

VI

RENDAH (1,00-1,99)

VII

VIII

IX

Keterangan: Angka merah menunjukkan titik strategi yang digunakan.

KESIMPULAN

  • 1.    Berdasarkan tabel matriks IFEdan EFE diperoleh total nilai terbobot sebesar 3,02 dan 2,65. Hal ini menunjukkan bahwa agrowisata Soewan

Gardenberada di posisi sedang, ini terjadi karena di Agrowisata Soewan Gardenmasih dalam kondisi pembangunan. Untuk kelemahan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman masih diperlukan upaya yang lebih maksimal dari pengelolanya. Faktor strategis internal pada Soewan Gardenyang menjadi kekuatan utama adalah kualitas bunga yang dihasilkan baik dan melayani pengunjung dengan ramah dengan nilai sebesar0.5, sedangkan kelemahan utamanya adalah varian produk yang ditawarkan dengan nilai 0.4. Faktor strategis eksternal pada Soewan Gardenyang menjadi peluang utama yang dimiliki agrowisata Soewan Gardenadalah Minat pengunjung agrowisata untuk datang kembali di lain waktu dengan nilai sebesar 0,5.Adanya agrowisata sejenis di kawasan bedugul dengan nilai sebesar 0,3.

  • 2.    Strategi yang digunakan adalah strategi tumbuh kembang , yang terdiri dari strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal)sedangkan berdasarkan alternatif -alternatif strategi yang diperoleh dari matriks SWOT adalahmemperluas pemasaran dengan cara memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, mempertahankan kualitas bunga yang dihasilkan dan pelayanan kepada pengunjung guna meningkatkan minat pengunjung, meningkatkan kualitas bunga dan pelayanan untuk mengurangi kekecewaan pengunjung, menerapkan konsep agrowisata bunga hias yang lebih menarik bagi pengunjung, menambah permodalan untuk meningkatkan fasilitas agrowisata, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menambah variasi produk untuk meningkatkan       minat       pengunjung

agrowisata,memperbaiki sistem manajemen dan meningkatkan kualitas agrowisata guna menahan laju persaingan, dan meningkatkan fasilitas agrowisata untuk meningkatkan kepuasan pengunjung.

Saran

  • 1.    Memperbaiki maupun membangun infrastruktur penunjang dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada pengunjung agrowisata dengan mengembangkan konsep wisata yang menarik dan tetap menjaga kelestarian alam sekitar.

  • 2.    Menerapkan strategi yang telah diperoleh dan melakukan evaluasi secara berkala untuk merinci secara tepat dan jelas, bagaimana realisasi sesungguhnya dari strategi pengembangan usaha yang telah dipilih.

Daftar Pustaka

Coman A., and Ronen, B. 2009. Focused SWOT: Diagnosing critical strengths and weaknesses. International Journal of Production Research, 47 (20): 5677–5689.

David, F. R. 2005. Manajemen Strategis. Budi IS, penerjemah; Jakarta:   Salemba Empat.

Terjemahan dari: Strategic Management.

Fardiansyah, 2013, Lingkungan Eksternal Perusahaan,         http://fardiansyah7fold.

wordpress.com/lingkungan/, Diakses 8 Februari 2015

Rangkuti, F.,  2005, Analisis SWOT Teknik

Membedah Kasus Bisnis, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Sari, K., K., 2013, Strategi Pengembangan Usaha Produksi Sabun Lemak Kakao pada Skala Usaha Rumah Tangga, Skripsi tidak dipublikasikan, Jurusan TIP, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana.

Saragih, Bungaran. 2001. Pembangunan Sistem Agrobisnis di Indonesia danPeran Public Relation. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agrobisnis

Tambunan, T. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Umar H. 2008. Strategic Management in Action. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Prasetya, P. 1996. Ilmu Usahatani. UNS Press.

Sukardi, 2010. Gula merah tebu:  Peluang

meningkatkan kesejahteraan masyarak melalui    pengembangan agroindustri

pedesaan. Jurnal Pangan, 19 (4): 317-330. Surakarta.

Utama, Rai. 2001. Strategic Management in Action.

Siagian, R. 2003. Pengantar Manajemen Agribisnis.

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Sudiasa, 2005, Strategi Pengembangan Agribisnis di Purbalingga. Skripsi.UNS. Surakarta.

Anonim, 2009, Buku Standar Operasional Stroberi. Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.

Mubyarto, 1995, Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.

241