Musik Gamelan Bali Meningkatkan Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rafa L.)
on
JURNAL BETA (BIOSISTEM DAN TEKNIK PERTANIAN) Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana http://ojs.unud.ac.id/index.php/beta
Volume 6, Nomor 2, September 2018
Musik Gamelan Bali Meningkatkan Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rafa L.).
Balinese Instrument Music Improve the Growth and Productivity of Pakcoy Mustard Plant (Brassica rafa L.)
Dewa Putu Yoga Gautama, I Made Anom S. Wijaya, I Putu Gede Budisanjaya. Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud
E-mail :[email protected]
ABSTRAK
Pemberian gelombang suara dengan frekuensi tinggi dapat merangsang mulut daun (stomata) tetap terbuka, akibatnya laju dan efisiensi penyerapan pupuk meningkat yang bermanfaat bagi tanaman. Hasil penggunaan sonic bloom pada tanaman adalah mampu menstimulir metabolisme sel-sel tanaman, sehingga terjadi peningkatan penyerapan nutrisi dan uap air lewat daun yang berpengaruh pada pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui pengaruh pemberian musik Gamelan Bali terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman sawi pakcoy dan (2) untuk menentukan jenis musik Gamelan Bali yang memberikan pertumbuhan dan produktivitas sawi pakcoy yang terbaik. Penelitan ini menggunakan tanaman sawi pakcoy (Brassica Rafa L.). Perlakuan yang diberikan dalam penelitian adalah pemberian musik gamelan bali dengan nuansa musik yang berbeda. Perlakuan 1 menggunakan musik gamelan Angklung, Perlakuan 2 menggunakan musik gamelan Semarpagulingan dan Perlakuan 3 menggunakan musik gamelan Gong Kebyar. Data yang diperoleh dianalis ANOVA dengan program IBM SPSS 20. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, luas kanopi daun tanaman, tingkat kehijauan daun tanaman, dan berat kering. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian musik gong kebyar menghasilkan nilai tertinggi pada variabel tinggi tanaman, luas kanopi daun, tingkat kehijauan daun, dan berat kering yang masing menghasilkan nilai yaitu yaitu 29,98 cm, 1684 cm2, 186,79, dan 68,61 gr. Pemberian musik memberikan pengaruh yang positif dan berbeda nyata pada pertumbuhan tanaman sawi pakcoy. Semakin tinggi frekuensi musik yang diberikan maka semakin baik pertumbuhan tanaman sawi pakcoy yang dihasilkan.
Kata kunci : Gelombang suara, pertumbuhan tanaman, sawi pakcoy.
ABSTRACT
High frequency sound waves can stimulate the mouth of leaf (stomata) remains opened.The stomata remains open leading to efficient absorption of fertilizer. The purposes of this research were (1) to find out the effect of Balinese instrument music on the growth and productivity of pakcoy mustard plant and (2) to determine the type of Balinese instrument music that gives the best growth and productivity of mustard pakcoy. The treatment of this research was the application of Balinese instrument music with different musical nuances for 3 hours. Treatment 1 was using Angklung instruments music, treatment 2 was using Semarpagulingan instrument music and treatment 3 using Gong Kebyar instrument music. The obtained data was analized by ANOVA with the IBM SPSS 20 program. The observed variables include plant height, canopy area of plant leaf, green leaves level and dry weight. The results showed that Gong Kebyar instrument music application produces the highest value of 29.98 on the height of the plant variables, the widest value of 1684 cm2 on the canopy area variables, the biggest value that is 68,61 gr on the dry weight variables and the largest value of 186.79 on the green leaves level variables. Balinese instrument music application effect to the growth of pakcoy mustard plant. The best plant growth was the plant with gong kebyar instrument music application from all observed variables.
Keywords: Sound waves, plant growth, pakcoy mustar
PENDAHULUAN
Makhluk hidup memiliki berbagai macam ciri-ciri salah satunya yaitu peka terhadap rangsangan. Setiap mahkluk hidup mempunyai kemampuan menanggapi rangsangan yang berbeda-beda satu sama lain. Tidak hanya manusia dan hewan saja yang peka terhadap rangsangan, tumbuhan juga dapat menanggapi rangsangan yang ada dalam lingkungannya walaupun tidak mempunyai sistem syaraf. Untuk mengetahui kepekaan tanaman, dilakukan pendekatan terhadap tanaman yang biasa disebut dengan Speaking Plant Approach. Banyak penelitian tentang Speaking Plant Approach yang telah dilakukan seperti penambahan cahaya yang dilakukan oleh Yoginugraha et al (2016) yang meneliti tentang laju pertumbuhan vegetatif tanaman krisan pada penambahan cahaya lampu LED merah secara siklik selama 30 hari, Wiguna et al (2015) yang meneliti tentang pertumbuhan tanaman krisan dengan berbagai warna cahaya lampu LED selama 30 hari pada fase vegetatif dan Wahyuni et al (2017) yang meneliti tentang laju pertumbuhan tanaman krisan pada pemberian tambahan cahaya lampu LED kombinasi warna merah-biru dengan metode siklik. Penelitian lain yang terkait Plant Speaking Approach yang dilakukan dengan pemberian gelombang elektromagnetik dilakukan oleh Suputra et al (2015) yang meneliti tentang penambahan gelombang elektromagnetik pada tanaman krisan dan Permana et al (2013) yang meneliti tentang peranan kuat medan elektromagnetik dalam memacu pertumbuhan vegetatif tanaman krisan.
Gelombang suara merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Akan tetapi, penelitian mengenai penambahan gelombang suara masih sedikit sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Salah satu upaya yang dikembangkan di bidang teknologi pertanian adalah sonic bloom. Sonic bloom merupakan suatu teknologi organik yang memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk meningkatkan produktivitas tanaman (Carlson, 2001). Teknologi ini bekerja dengan mengoptimalkan pembukaan stomata pada frekuensi suara tertentu. Penulis melakukan penelitian pemberian musik Gamelan Bali dengan berbagai nuansa pada tanaman guna mengetahui pertumbuhan dan produktivitas tanaman sawi pakcoy. Musik Gamelan Bali yang digunakan pada penelitian ini memiliki frekuensi yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pelakuan teknologi sonic bloom. Sawi pakcoy (Brassica
Rafa L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak diminati masyarakat untuk di konsumsi. Menurut Zulkarnain (2010), sawi pakcoy (Brassica Rafa L.) dapat dikategorikan kedalam sayuran daun berdasarkan bagian yang dikonsumsi. Sawi pakcoy (Brassica Rafa L.) memiliki nilai ekonomis tinggi.
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian musik Gamelan Bali terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman sawi pakcoy dan untuk menentukan jenis musik Gamelan Bali yang memberikan pertumbuhan dan produktivitas sawi pakcoy yang terbaik.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan data dilaksanakan di Lab. Sistem Manajemen Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana pada bulan dari bulan Desember tahun 2017 - Maret tahun 2018.
Alat dan Bahan
Dalam penelitan ini menggunakan beberapa alat dan bahan untuk memperlancar jalannya penelitian. Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut :
Alat
Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi light meter, penggaris, timbangan
analitik, smartphone iphone 6, monopod, oven, software Audacity, software Matlab 2009 dan Adobe Photoshop CS6, dan Growth Chamber Growth Chamber dilengkapi dengan speaker Xiaomi Mifa M1 dengan daya baterai 950mAh yang memiliki ketahanan selama 8 jam yang digunakan untuk memberikan perlakuan, lampu neon dengan daya watt dan tensitas sebesar 9,8 lux sesuai dengan keadaan diluar ruangan, Inhaust dan Exaust.
Bahan
Bahan dari penelitian ini adalah bibit sawi pakcoy (Brassica Rafa L.), pupuk kompos, pupuk urea dan polybag.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan yang dapat dilihat pada diagram alir yang ada pada Gambar 1.
Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah subur dan kompos dengan perbandingan 50:50.
Persiapan Benih
Benih sawi yang digunakan adalah benih sawi cap panah merah. Benih yang digunakan disemai pada media tanam. Bibit siap ditanam setelah benih berusia 7 – 10 hari.
Penanaman
Bibit yang telah berusia 7 – 10 hari selanjutnya ditanam pada polybag. Penanaman bibit harus dilakukan dengan secara perlahan agar akar dari bibit tidak ada yang terpotong sehingga pertumbuhan bibit tidak terganggu. Sebelum proses penanaman, media tanam di beri air terlebih dahulu supaya basa
Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan agar tanaman sayur dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Adapun pemeliharaan yang dilakukan adalah sanitasi gulma, penyiraman, dan pemupukan.
Sanitasi Gulma
Sanitasi adalah pemberantasan gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap 2 (dua) kali sehari, yaitu setiap pagi pukul 07.00 WITA dan sore hari pukul 16.00 WITA.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada usia tanaman sawi pakcoy menginjak umur 3 (tiga) minggu. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk urea.
Pemberian Perlakuan
Perlakuan diberikan 7 hari setelah penanaman, ini dilakukan agar bibit bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Dengan diberikan waktu beradaptasi maka kemungkinan bibit mati saat diberikan perlakuan bisa diminimalisir. Perlakuan diberikan sampai tanaman sawi siap untuk dipanen pada umur 45 hari. Pemberian perlakuan dilakukan sesuai dengan rancangan percobaan. Dalam rancangan percobaan menggunakan 4 (empat) perlakuan yaitu pemberian musik Gamelan Angklung dengan frekuensi 13 kHz yang memiliki nuansa sedih, pemberian musik
Gamelan Semarpagulingan dengan frekuensi 15 kHz yang memiliki nuansa santai, pemberian musik Gamelan Gong Kebyar dengan frekuensi 18 kHz yang memiliki nuansa semangat dan kontrol tanpa pemberian musik. Musik yang akan diberikan akan dinormalisasi terlebih dahulu dan volume suaranya disamakan. Tingkat kebisingan musik yang digunakan berkisar antar 15 dB – 90 dB. Perlakuan diberikan selama 3 (tiga) jam dari pukul 09.00 WITA-12.00 WITA. Setelah selesai diberikan perlakuan, tanaman dikeluarkan dari Growth Chamber.
Pengamatan dan Pengukuran Parameter
Pengukuran parameter ada yang dilakukan seminggu sekali dan setelah panen. Pengukuran parameter yang dilakukan setiap minggu adalah luas kanopi dan tinggi tanaman. Sedangkan pengukuran tingkat kehijauan daun dan berat kering dilakukan setelah panen.
Analisis Data
Data luas kanopi, tinggi tanaman dan berat kering, dianalisis dalam bentuk grafik kemudian dijabarkan secara deskriftif. Pada penelitian ini menggunakan tipe One Way ANOVA yang digunakan untuk menguji perbedaan diantara dua atau lebih kelompok dimana hanya terdapat satu faktor yang dipertimbangkan. Faktor yang dipertimbangkan adalah jenis musik yang digunakan. Analisis ANOVA menggunakan bantuan program IBM SPSS 20 sebagai software pengolah data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Musik Gamelan Bali Terhadap Tinggi Tanaman Sawi Pakcoy
Tinggi tanaman yang dihitung adalah tanaman dari minggu ke-0 sampai minggu ke-4. Tinggi tanaman sawi pakcoy pada umur 0 (nol) minggu sampai 4 (empat) minggu setelah tanam dapat dilihat pada Gambar 1.
Tanaman sawi pakcoy umur 0 (nol) minggu menunjukkan tinggi yang tidak jauh berbeda. Sedangkan pada gambar, tanaman sawi pak coy dengan umur 4 (empat) minggu menunjukkan perbedaan tinggi yang berturut-turut dari kontrol, pemberian musik angklung, pemberian musik semarpagulingan, dan pemberian musik gong kebyar semakin tinggi. Data hasil pengukuran tinggi sawi pakcoy dapat dilihat pada Gambar 2.
Kontrol


Angklung
pagulingan HHFIFin
Gong Kebyar
0 minggu
HHH
1 minggu 2 minggu 3 minggu

4 minggu
Gambar 1. Tinggi tanaman sawi pakcoy umur 0-4 minggu

Perlakuan |
Persamaan |
R2 |
Kontrol y = |
-1,0417x3 + 6,4514x2 - 2,874x + 2,6369 |
0,999 |
Angklung y = |
-0,9x3 + 5,6271x2 - 1,7586x + 2,8223 |
0,998 |
Semarpagulingan y = |
-0,9167x3 + 5,63x2 - 1,3333x + 3,084 |
0,998 |
Gong Kebyar y = |
-0,725x3 + 4,5214x2 + 0,1393x + 3,3729 |
0,998 |
Gambar 2. Grafik Tinggi Tanaman.
Dari Gambar 2 didapatkan persamaan regresi, pada kontrol didapakan persamaan regresi yaitu y = -1,0417x3 + 6,4514x2 - 2,874x + 2,6369 dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,999 atau 99,9%. Pada pemberian musik angklung didapatkan persamaan regresi yaitu y = -0,9x3 + 5,6271x2 - 1,7586x + 2,8223 dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,998 atau 99,8%. Pada pemberian musik
semarpagulingan didapatkan persamaan regresi yaitu y = -0,9167x3 + 5,63x2 - 1,3333x + 3,084 dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,998 atau 99,8%. Pada pemberian musik gong kebyar didapatkan persamaan regresi yaitu y = -0,725x3 + 4,5214x2 + 0,1393x + 3,3729 dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,998 atau 99,8%.
Berdasarkan hasil uji Duncan pada data pertambahan tinggi tanaman didapatkan hasil bahwa pemberian musik angklung, pemberian musik semarpagulingan, pemberian musik gong kebyar dan kontrol menunjukkan nilai yang berbeda nyata seperti disajikan pada Tabel
1. Perbedaan pemberian musik pada masing-masing perlakuan berpengaruh terhadap tinggi tanaman karena pembukaan stomata lebih optimal pada tanaman yang diberikan perlakuan pemberian musik Gamelan Bali
Tabel 1.
Pertambahan Tinggi Tanaman Pada Minggu ke-4 setelah tanam
Perlakuan |
ΔTinggi Tanaman (cm) |
Kontrol Angklung Semarpagulingan Gong Kebyar |
25,06a 25,40b 26,08c 26,50d |
Keterangan : Huruf yang tidak sama di belakang nilai rata-rata menunjukkan nilai yang
berbeda nyata (p<0,05)
Pengaruh Musik Gamelan Bali Terhadap Luas Kanopi Daun Tanaman Sawi Pakcoy
Luas kanopi daun tanaman dihitung dari minggu ke-0 sampai minggu ke-4. Luas kanopi daun tanaman sawi pak coy pada umur 0 (nol) minggu sampai dengan 4 (empat) minggu setelah tanam dapat dilihat pada Gambar 3 dan hasil pengukuran luas kanopi daun tanaman sawi pakcoy, dapat dilihat pada Gambar 4.
Dari Gambar 4 didapatkan persamaan regresi. Pada kontrol didapakan persamaan regresi yaitu y = 3,1133x3 + 46,814x2 - 27,653x + 0,9171 dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,999 atau 99,9%. Pada pemberian musik angklung didapatkan persamaan regresi yaitu y = -4,915x3 + 105,49x2 - 80,168x + 2,5334 dengan nilai koefisien determinasi sebesar 1 atau 100%. Pada pemberian musik semarpagulingan didapatkan persamaan regresi yaitu y = 8,7083x3 + 48,191x2 - 8,6362x -
2,0786 dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,999 atau 99,9%. Pada pemberian musik gong kebyar didapatkan persamaan regresi yaitu y = -5,3625x3 + 154,59x2 -112,29x + 1,903 dengan nilai koefisien determinasi sebesar 1 atau 100%.
Berdasarkan hasil uji Duncan pada data pertambahan luas kanopi daun didapatkan hasil bahwa kontrol, pemberian musik angklung, pemberian musik semarpagulingan, dan pemberian musik gong kebyar menunjukkan nilai yang berbeda nyata seperti disajikan pada Tabel 2. Perbedaan pemberian musik pada masing-masing perlakuan berpengaruh luas kanopi daun karena pembukaan stomata lebih optimal pada tanaman yang diberikan perlakuan pemberian musik Gamelan Bali. Stomata yang terbuka secara optimal mempengaruhi proses fotosintesis yang dapat meningkatkan laju pertumbuhan pada tanaman sawi pakcoy
Kontrol





2000
§ 1500
S
K 1000
Q
s
Λ ⅛
GΛ 55
500
Angklung

Semar-pagulingan

Gong Kebyar




0 minggu 1 minggu 2 minggu



3 minggu
Gambar 3. Kanopi daun tanaman sawi pakcoy

''- Kontrol
. ■ ♦■Angklung
▲ Semarpagulingan
× Gong Kebyar
4

4 minggu
0 -
0
-500
123
Umur Tanaman (Minggu)
Sampel |
Persamaan |
R2 |
Kontrol |
y = 3,1133x3 + 46,814x2 - 27,653x + 0,9171 |
0,999 |
Angklung |
y = -4,915x3 + 105,49x2 - 80,168x + 2,5334 |
1,000 |
Semarpagulingan |
y = 8,7083x3 + 48,191x2 - 8,6362x - 2,0786 |
0,999 |
Gong Kebyar |
y = -5,3625x3 + 154,59x2 - 112,29x + 1,903 |
1,000 |
Gambar 4. Grafik Luas Kanopi Daun
Tabel 2.
Pertambahan Luas Kanopi Daun.
Perlakuan |
ΔKanopi Daun (cm2) |
Kontrol Angklung Semarpagulingan Gong Kebyar |
837,71a 1052,54b 1293,84c 1681,07d |
Keterangan : Huruf yang tidak sama di belakang nilai rata-rata menunjukkan nilai yang berbeda nyata (p<0,05)
Pengaruh Musik Gamelan Bali Terhadap Tingkat Kehijauan Daun Tanaman Sawi Pakcoy
Tingkat kehijauan daun tanaman dihitung pada minggu ke-4. Data yang diperoleh pada
masing-masing perlakuan dan kontrol terhadap Tingkat kehijauan daun tanaman yang dihasilkan oleh tanaman sawi pak coy berbeda nilainya. Grafik nilai rata-rata tingkat kehijauan daun dapat dilihat pada Gambar 5.

Perlakuan
Gambar 5. Grafik Nilai Rata-Rata Tingkat Kehijauan Daun
Berdasarkan hasil uji Duncan pada data tingkat kehijauan daun, didapatkan hasil bahwa kontrol, pemberian musik angklung, pemberian musik semarpagulingan, dan pemberian musik gong kebyar perlakuan menunjukkan nilai yang berbeda nyata seperti disajikan pada Tabel 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbedaan jenis
Tabel 3.
Rata-Rata Tingkat Kehijauan Daun
Perlakuan |
Tingkat Kehijauan Daun |
Standar Deviasi |
Kontrol |
165,18a |
1,63 |
Angklung |
172,66b |
2,83 |
Semarpagulingan |
181,38c |
0,95 |
Gong Kebyar |
186,79d |
0, 64 |
Keterangan : Huruf yang tidak sama di belakang nilai rata-rata menunjukkan nilai yang berbeda nyata (p<0,05)
Pengaruh Musik Gamelan Bali Terhadap Berat Kering Tanaman Sawi Pakcoy
Tanaman pada saat hidup akan membentuk biomassa yang digunakan untuk pertumbuhan bagian-bagian tubuhnya. Perubahan bentuk tanaman akan terjadi akibat pertumbuhan dan
musik untuk setiap perlakuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kehijauan daun.
merupakan indikator pertumbuhan tanaman yang sering diamati.
Berat kering tanaman, dihitung setelah tanaman dipanen, kemudian melewati beberapa tahap proses pengeringan. Grafik rata-rata berat kering dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Rata-Rata Berat Kering
Tabel 4.
Berat Kering
Perlakuan |
Berat Kering (gram) |
Standar Deviasi |
Kontrol |
20,81a |
2,81 |
Angklung |
33,12b |
5,55 |
Semarpagulingan |
51,53c |
12,74 |
Gong Kebyar |
68,61d |
5,96 |
Keterangan : Huruf yang tidak sama di belakang nilai rata-rata menunjukkan nilai yang berbeda nyata (p<0,05)
Berdasarkan hasil uji Duncan pada data pengukuran berat kering didapatkan hasil bahwa kontrol, pemberian musik angklung, pemberian musik semarpagulingan, dan pemberian musik gong kebyar menunjukkan nilai yang berbeda nyata seperti disajikan pada Tabel 4. Perbedaan pemberian musik pada masing-masing perlakuan berpengaruh terhadap berat kering karena pembukaan stomata lebih optimal pada tanaman yang diberikan perlakuan pemberian musik Gamelan Bali. Stomata yang terbuka secara optimal mempengaruhi proses fotosintesis yang dapat meningkatkan laju pertumbuhan pada tanaman sawi pakcoy. Laju pertumbuhan tanaman sawi pakcoy yang baik mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman dan luas kanopi daun sehingga berat kering dari tanaman pakcoy lebih berat. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas tanaman sawi pakcoy meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pemberian musik memberikan pengaruh yang positif pada pertumbuhan tanaman sawi pakcoy yang dapat dilihat dari pengaruh pada masing – masing variabel. Pada variabel tinggi tanaman, pemberian musik memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Pemberian musik memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada tinggi tanaman, luas kanopi daun, tingkat kehijauan daun dan berat kering. Dari semua variabel yang diamati, pertumbuhan tanaman yang terbaik adalah pada tanaman yang diberikan musik gong kebyar.
Saran
Perlu dilakukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian musik pada tingkat kebisingan yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin, D. 2004. Biosistem, Mekanisme Kerja Dan Peranannya Dalam Metabolisme. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.
Astawan, M. 2007. Sehat Optimal dengan Sayur dan Buah.
http://unhas.ac.id/rhiza/arsip/kuliah/The sis_DLL/Tracy_jurnal_edit2.pdf (diakses tanggal 25 Juli 2017)
Carlson, D. 2001. Sonic bloom, a 90-minute Explanatory Video, Scientific
Enterprises, Inc., Hazel Hills Farm, Wisconsin. USA.
Permana, I G.P.E., I M.A.S. Wijaya, I.B.P Gunadnya. 2013. Peranan Kuat Medan Elektromagnetik Dalam Memacu Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Krisan (Chrysanthemum). Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian). Universitas Udayana. Jimbaran.
Suputra, I M.W., I M.A.S Wijaya, I W. Tika. 2015. Kajian Frekuensi Dan Lama Pemaparan Medan Elekromagnetik Pada Fase Generatif Terhadap Produksi Dan Kualitas Bunga Krisan
(Chrysanthemum). Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian). Universitas Udayana. Jimbaran
Utami, S., M. Novaliza, D. Iriani. 2012. Aplikasi Musik Klasik, Pop, Dan Hard Rock Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Cabai Merah Kriting (Capsicum annuum var. Longum (DC.) Sendtn). Universitas Riau. Pekanbaru
Wahyuni, W.A., I M.A.S. Wijaya, I M. Nada. 2017. Laju Pertumbuhan Tanaman Krisan (Chrysanthemum) Pada
Pemberian Tambahan Cahaya Lampu LED Kombinasi Warna Merah-Biru Dengan Metode Siklik. Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian). Universitas Udayana. Jimbaran
Wiguna, I K.W., I M.A.S. Wijaya,. I M. Nada. 2015. Pertumbuhan Tanaman Krisan (Chrysanthemum) Dengan Berbagai Warna Cahaya Lampu LED Selama 30
Hari Pada Fase Vegetatif. Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian). Universitas Udayana. Jimbaran
Yoginugraha, P.P.I., I M.A.S. Wijaya, I M. Nada. 2016 Laju Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Krisan (Chrysanthemum) Pada Penambahan Cahaya Lampu LED Merah Secara Siklik selama 30 hari. Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian). Universitas Udayana. Jimbaran
Zulkarnain. 2010. Dasar-Dasar Hortikultura. Bumi Aksara. Jakarta.
81
Discussion and feedback