Evaluasi Sistem Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada Sistem Subak di Kawasan Warisan Budaya Dunia Catur Angga Batukau
on
JURNAL BETA (BIOSISTEM DAN TEKNIK PERTANIAN)
Program Studi Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana
http://ojs.unud.ac.id/index.php/beta
Volume 5, Nomor 2, September, 2017
Evaluasi Sistem Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada Sistem Subak di Kawasan Warisan Budaya Dunia Catur Angga Batukau
Operations and Maintenance of Irrigation Network Evaluation at Subak System in Catur Angga Batukau as a World Cultural Heritage
Ni Made Ayu Adi Suartiani1, Sumiyati1, I Wayan Tika1 2Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Unud E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Subak merupakan suatu lembaga irigasi tradisional di Bali yang salah satu fungsinya adalah mengelola air irigasi. Kegiatan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi merupakan suatu kegiatan pemantauan dan perbersihan jaringan irigasi di tingkat subak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan operasional dan pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi pada tiga lokasi subak di Kawasan Warisan Budaya Dunia Catur Angga Batukau. Metode dalam penelitian ini adalah metode survei dan pengamatan secara langsung. Data yang sudah terkumpul diberi bobot nilai, dan dianalisis. Subak dinilai menggunakan tiga kriteria yaitu Baik = 3, Sedang = 2, dan Kurang = 1. Hasil analisis menggunakan pendekatan logika fuzzy diperoleh kinerja jaringan irigasi pada Subak Jatiluwih adalah 2.49 (sedang), Subak Tengkudak adalah 2.42 (sedang) dan Subak Rejasa adalah 2.50 (sedang). Dari tiga lokasi subak yang diteliti, hasilnya dapat dinyatakan bahwa subak di Kawasan Catur Angga Batukau dalam kondisi sedang, sehingga perlu peningkatan pemeliharaan pada jaringan irigasi.
Kata kunci: Subak, irigasi, aspek operasional dan pemeliharaan, logika fuzzy
ABSTRACT
Subak is a traditional irrigation organization in Bali, one of which functions to manage irrigation. Operation and maintenance (O&P) of irrigation networks is an activity of monitoring and cleaning irrigation networks at subak. The purpose of this research was to know the physical performance of irrigation network, and system of operational and maintenance (O & M) of irrigation network on three subak sites located in Catur Angga Batukau which one of World Cultural Heritage. The method in this research were survey and observation method. The data that has been collected given the weight value and analyzed. Subak was assessed using 3 criteria i.e. Good = 3, Medium = 2, and Less = 1. System analysis was done by fuzzy logic approach obtained results of analysis indicated the performance of irrigation network at Subak Jatiluwih was 2.49 (medium), Subak Tengkudak was 2.42 (medium) and Subak Rejasa was 2.50 (medium). From three subak sites, the result was subaks in Catur Angga Batukau medium condition, So the need to increase maintenance on irrigation networks.
Keywords: Subak, irrigation, aspects of operational and maintenance, fuzzy logic.
PENDAHULUAN
Sistem irigasi merupakan satu kesatuan yang tersusun dari berbagai komponen, menyangkut upaya penyediaan, pembagian,
pengelolaan dan pengaturan air dalam rangka meningkatkan produksi pertanian (Sudjarwadi, 1990). Subak sebagai lembaga irigasi petani tradisional diperkirakan sudah
ada di Bali kurang lebih sejak seribu tahun yang lalu. Subak merupakan organisasi tradisional di bidang tata guna air dan tata tanaman di tingkat usaha tani pada masyarakat adat di Bali yang bersifat sosioagraris, religius, ekonomis yang secara historis terus tumbuh dan berkembang, seperti dinyatakan dalam peraturan daerah pemerintah daerah Provinsi Bali No.09/PD/DPRD/2012.
Permasalahan distribusi air irigasi yang kurang sering terjadi apabila besaran debit yang tersedia lebih kecil dari kebutuhan air di lapangan, terutama pada saat musim kemarau. Sehingga penggunaan air irigasi secara efisien sangat diperlukan. Hasil panen dipengaruhi bukan saja oleh banyaknya tingkat pemenuhan kebutuhan air, tetapi juga oleh cara pemberian air, disamping faktor-faktor yang lain pembagian air yang kurang merata akibat dari pengelolaan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi yang kurang baik pada tingkat jaringan utama maupun jaringan tersier merupakan sebab terjadinya kekurangan air pada suatu daerah irigasi (Arif, 1999). Oleh karena hal tersebut, maka diperlukan adanya suatu pengelolaan jaringan irigasi yang baik, sehingga kebutuhan air irigasi dapat dipenuhi secara efisien sesuai dengan kondisi pertanian. Operasional dan pemeliharaan (O&P) lahan sawah yang intensif serta pemanfaatan sarana dan prasarana jaringan irigasi yang optimal, membutuhkan keseimbangan kuantitas sumber daya air, lahan dan sumber daya manusia (Budiasa, 2005). Terkait masalah tersebut maka diperlukan adanya pengelolaan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi dengan baik, sehingga kebutuhan air irigasi yang efisien sesuai dengan kondisi pertanian dapat terpenuhi.
Subak sebagai sebuah sistem irigasi melakukan kegiatan operasional dan pemeliharaan (O&P) secara tradisional. Sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) perlu dilakukan evaluasi secara rutin terhadap kegiatan operasional dan pemeliharaan. Untuk itu maka sangat penting dilakukan penelitian tentang kegiatan operasional dan pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi subak
yang ada di kawasan WBD sebagai evaluasi kinerja sistem irigasi.
METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Kawasan Warisan Budaya Dunia (WBD) Catur Angga Batukau dengan tiga subak sampel yaitu Subak Jatiluwih, Subak Tengkudak dan Subak Rejasa.
Waktu Penelitain
Waktu penelitian pada bulan 11 Desember 2016 sampai 05 Februari 2017.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei dan pengamatan, dengan meneliti populasi dan menentukan sampel yang dapat mewakili dari populasi yang diteliti (Sugiyono, 2012). Metode survei ini dilakukan dengan cara pengumpulan data dengan jalan mendatangi, dan mewawancarai pekaseh dan petani yang dijadikan responden. Berdasarkan sifatnya, penelitian ini bersifat deskriptif yang menguraikan dan menjelaskan kegiatan operasional dan pemeliharaan (O&P) dengan menggunakan analisis logika fuzzy (Prasetyo, 2010).
Metode Penentuan Responden
Populasi pada penelitian ini di Kawasan Catur Angga Batukau, dengan subak sampel Subak Jatiluwih, Subak Tengkudak dan Subak Rejasa. Sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi (Riduan, 2015). Responden dalam penelitian ini adalah Pekaseh dan krama subak. Mengamati secara langsung kegiatan operasional dan pemeliharaan pada jaringan irigasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik paling sederhana (simple) yaitu pengambilan data dengan mewawancarai responden secara acak (Riduan, 2015).
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan panduan wawancara.
Pertanyaan pada panduan wawancara berpedoman dari indikator-indikator variabel pada Gambar 1. Penilaian panduan
wawancara menggunakan nilai bobot atau skala skor. Skala skor panduan wawancara terhitung dari 1-3 untuk memberikan rentangan nilai untuk aspek operasional dan
pemeliharaan (O&P) dalam analisis data. Menurut Nugroho (2013) skor atau nilai bobot dapat ditentukan sebagai berikut: Skor 1 = Kurang; Skor 2 = Sedang; Skor 3 = Baik.
Variabel yang Diamati
Variable yang diamati dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu :
Gambar 1. Variabel aspek Operasional dan Pemeliharaan (O&P)
Variabel Aspek Operasional dan
Pemeliharaan (O&P)
Variabel operasional dan pemeliharaan jaringan inigasi adalah sebagai berikut (Sumiyati, dkk. 2017).
Variable yang diamati dalam kegiatan operasional jaringan irigasi seperti berikut.
-
a. Nabdab yeh
-
b. Nyilih yeh
-
c. Metelik
Variable yang diamati dalam kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi seperti berikut.
-
a. Kempelan
-
b. Ngampad
-
c. Metpet munduk
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Subak
Data operasional dan pemeliharaan (O&P) yang diperoleh dari subak di Kawasan Warisan Budaya Dunia Catur Angga Batukau pada tiga subak sampel yaitu Subak Jatiluwih, Subak Tengkudak dan Subak Rejasadipergunakan untuk menganalisis aspek operasional dan pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi subak.
Sumiyati, dkk (2017) menyatakan O&P jaringan irigasi dengan variabel operasional jaringan irigasi subak (nyilih yeh, matelik dan nabdab yeh), variabel pemeliharaan jaringan irigasi subak (kempelan, ngampad dan metpet munduk), dan untuk kecukupan air irigasi subak (ketersediaan dan kebutuhan air irigasi).
Data operasional dan pemeliharaan (O&P) kemudian diberikan skala 1 = kurang, 2 = sedang, dan 3 = baik (dapat dilihat pada Lampiran 3). Pada skala ini skor tidak hanya dipergunakan untuk pengklasifikasian saja, tetapi telah memiliki makna peringkat (Marimin, 2005).Data O&P jaringan irigasi
kemudian dianalisis menggunakan pendekatan logika fuzzy untuk mengkuatifikasi kondisi kekaburan. Analisis data dilakukan menggunakan program fuzzy yang terdapat pada software Matlab. Penilaian O&P pada
tiga subak sampel yaitu Subak Jatiluwih, Subak Tengkudak dan Subak Rejasa dianalisis menggunakan logika fuzzy sehingga diperoleh nilai yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1.
Nilai Aspek O&P Jaringan Irigasi Subak
Variabel |
Metode |
Value (Nilai) | ||
Subak Jatiluwih |
Subak Tengkudak |
Subak Rejasa | ||
Matelik |
Survei |
2.25 |
2.30 |
2.30 |
Nabdab Yeh |
Survei |
2.50 |
2.25 |
3 |
Nyilih Yeh |
Survei |
3 |
3 |
2.30 |
Kegiatan Operasional Jaringan Irigasi di Subak |
Fuzzy Value |
2.67 |
2.71 |
2.71 |
Kempelan |
Survei |
2.50 |
2.30 |
2.30 |
Ngampad |
Survei |
3 |
2.50 |
3 |
Metpet Munduk |
Survei |
2.30 |
2.75 |
2.70 |
Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Irigasi di Subak |
Fuzzy Value |
2.68 |
2.36 |
2.71 |
Ketersediaan Air Irigasi |
Survei |
2.25 |
2.30 |
2.25 |
Kebutuhan Air Irigasi |
Survei |
3 |
2.75 |
3 |
Kecukupan Air Irigasi Subak |
Fuzzy Value |
2.72 |
2.56 |
2.72 |
Kepentingan anggota subak terhadap air irigasi dicerminkan oleh kegiatan gotong-royong untuk dapat diketahui dari rutinitas keseharian dan keaktifan anggota dalam kegiatan gotong-royong. Kegiatan gotong-royong yang dilaksanakan dalam operasional dan pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi subak, dilaksanakan oleh seluruh anggota subak.
Subak Jatiluwih biasanya melaksanakan kegiatan nyilih yeh pada musim kemarau. Kegiatan nyilih yeh dilakukan antar tempek/individual dalam satu subak. Pihak yang nyilih yeh pada Subak Jatiluwih bisaanya diberi waktu satu malam untuk mendapatkan porsi air lebih, yang besoknya akan diberikan kepada krama yang akan nyilih yeh. Bisaanya proses nyilih yeh harus sepengetahuan kelian tempek dan di ijinkan oleh pekaseh. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Sumiyati, dkk. (2017). Subak Jatiluwih melaksanakan kegiatan matelik, kegiatan matelik dilaksanakan 6 bulan sekali sebelum olah tanah. Tujuan melaksanakan kegiatan matelik
adalah mengontrol atau memeriksa agar tidak ada kebocoran pada saluran maupun bangunan bagi, yang dilaksanakan oleh krama subak di koordinir pekaseh. Nabdab yeh adalah kegiatan mengontrol pembagian air agar mendapat porsi air secara merata dan adil. Krama Subak Jatiluwih sudah melakukan pengontrolan air kesemua bangunan bagi yang dikoordinir oleh pekaseh, dilakukan sesuai jadwal yang dibuat oleh pekaseh dan mendapat persetujuan dari seluruh krama subak. Kegiatan operasional pada jaringan irigasi Subak Jatiluwih dianalisis menggunakan pendekatan logika fuzzy (fuzzy logic) diperoleh nilai 2.67.
Pada Subak Tengkudak kegiatan nyilih yeh tetap terlaksana, dengan mematuhi peraturan (awig-awig) yang telah disepakati oleh krama subak. Nyilih yeh pada Subak Tengkudak biasa tidak hanya dilakukan antar tempek di satu subak saja, melainkan dengan subak yang bersebelahan. Nyilih yeh antar tempek diberi waktu 3 hari, agar semua anggota subak mendapatkan air irigasi. Kegiatan matelik juga
dilaksanakan oleh krama Subak Tengkudak. Kegiatan matelik bertujuan untuk mengontrol jika ada kebocoran pada saluran maupun bangunan bagi. Kegiatan matelik dilakukan setiap 1-2 bulan sekali, oleh karma subak yang dikoordinatori oleh pekaseh. Subak Tengkudak juga melaksanakan kegiatan nabdab yeh yaitu mengontrol pembagian air irigasi ke tempek maupun individual, agar mendapat air irigasi secara merata dan adil. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Sumiyati, dkk. (2017). Krama Subak Tengkudak melaksanakan kegiatan pengontrolan air irigasi sesuai dengan waktu yang telah disepakati oleh krama subak dengan pekaseh. Kegiatan operasional pada jaringan irigasi pada Subak Tengkudak dianalisis menggunakan pendekatan logika fuzzy (fuzzy logic) dan diperoleh nilai 2.71 Pada Subak Rejasa sistem nyilih yeh masih tetap dilakukan oleh krama subak. Kekurangan air irigasi biasa terjadi pada saat olah tanah. Kekurangan air tersebut diatasi dengan kegiatan nyilih yeh antar tempek di Subak Rejasa. Kegiatan Nyilih yeh biasa dilaksanakan oleh tempek yang berada pada hilir subak ke
pada tempek yang berada di hulu subak. Matelik adalah kegiatan mengontrol jaringan irigasi, biasanya matelik pada Subak Rejasa dilakukan 2 kali dalam sebulan. Musim penghujan dengan resiko kerusakan bangunan irigasi tinggi maka periode pematauan dilakukan satu minggu sekali, jika ada kerusakan bangunan irigasi dapat segera teratasi. Subak Rejasa juga melaksanakan kegiatan nabdab yeh yaitu mengontrol pembagian air ke setiap tempek dan anggota subak. Nabdab yeh bertujuan agar setiap tempek mendapat air irigasi secara adil dan merata. Krama Subak Rejasa melaksanakan kegiatan pengontrolan sesuai waktu yang telah disepakati oleh krama subak dengan pekaseh. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Sumiyati, dkk. (2017). Kegiatan operasional pada jaringan irigasi pada Subak Rejasa dianalisis menggunakan pendekatan logika fuzzy (fuzzy logic) diperoleh nilai 2.71. Salah satu contoh operasional jaringan irigasi yaitu nyilih yeh pada subak sampel dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Nyilih Yeh di Subak Jatiluwih
Kegiatan pemeliharaan seperti kempelan, ngampad, dan metpet munduk tetap dilaksanakan oleh krama subak yang dikoordinir oleh pekaseh dan kelian tempek. Kempelan adalah kegiatan membersihkan atau memperbaiki empelan, bungas (saluran pemasukan air menuju saluran primer) dari sampah maupun kayu-kayu yang menghalagi jalannya air yang masuk ke saluran primer.
Ngampad adalah suatu kegiatan pembersihan saluran irigasi dari sampah atau pun rumput yang mengganggu saluran irigasi. Metpet Munduk adalah kegiatan menutupi lubang-lubang bocoran pada saluran irigasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Sumiyati, dkk. (2017)
Subak Jatiluwih melaksanakan kegiatan kempelan setiap menjelang olah tanah. Krama
subak membersihkan dan memperbaiki empelan, bungas (saluran pemasukan air menuju saluran primer) dari sampah atau pun kayu-kayu yang menghalagi jalannya air yang masuk ke saluran primer. Krama Subak Jatiluwih melaksanakan kegiatan ngampad dari saluran kuarter sampai saluran cacing. Pada saluran kuarter, ngampad biasa dilakukan oleh masing-masing tempek, sedangkan masing-masing anggota subak melaksanakan ngampad pada saluran cacing yang menuju ke lahannya. Ngampad biasa dilakukan sebelum olah tanah, bertujuan agar air yang mengalir pada saat olah tanah menjadi lancar menuju ke lahan. Pada Subak Jatiluwih metpet munduk selalu dilaksanakan dengan baik oleh krama subak, yang bertujuan agar tidak terjadi kebocoran pada saluran. Kegiatan metpet munduk dilakukan untuk menutupi semua kebocoran pada jaringan irigasi yang dilaksanakan bersama-sama krama subak yang koordinir oleh pekaseh dan kelian tempek. (Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Sumiyati, dkk. (2017). Kegiatan pemeliharaan pada jaringan irigasi pada Subak Jatiluwih dianalisis menggunakan pendekatan logika fuzzy (fuzzy
logic) diperoleh nilai 2.68. Krama Subak Tengkudak melaksanakan kegiatan kempelan setiap 6 bulan pada saat menjelang olah tanah. Subak Tengkudak memiliki tiga empelan yang menjadi sumber air bagi setiap tempeknya, yaitu Empelan Manis Bayu, Empelan Dajan Ume dan Empelan Ume Desa. Setiap tempek melaksanakan pembersihan di masing-masing empelan atau saluran primernya. Pelaksanaa
kegiatan pembersihan saluran pada masing-
a. Kegiatan ngampad pada saluran kuarter Subak Jatiluwih
b. Kegiatan ngampad pada saluran cacing Subak Rejasa
c. Kegiatan metpet munduk pada saluran kuarter Subak Rejasa
masing tempek dikoordinir oleh kelian tempek. Krama Subak Tengkudak juga melaksanakan pemeliharaan jaringan irigasi yang disebut ngampad, yang bertujuan membersihakan saluran irigasi dari rumput maupun sampah-sampah. Kegiatan ngampad pada Subak Tengkudak dilaksanakan sebelum olah tanah. Metpet munduk pada Subak Tengkudak terlaksanakan dengan baik oleh krama subak, agar tidak terjadi kebocoran pada saluran. Kegiatan metpet munduk dilakukan untuk menutupi semua kebocoran pada jaringan irigasi yang dilaksanakan bersama-sama dengan krama subak yang dikoordinir oleh pekaseh dan kelian tempek. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Sumiyati, dkk. (2017). Kegiatan pemeliharaan pada jaringan irigasi pada Subak Tengkudak, dianalisis menggunakan pendekatan logika fuzzy (fuzzy logic) diperoleh nilai 2.36. Subak Rejasa melaksanakan kegiatan kempelan pada bangunan bagi primer/sekunder (temuku aya). Kegiatan kempelan dilaksanakan setiap menjelang olah tanah. Semua krama Subak Rejasa bergotong-royong dalam kegiatan pembersihan dan perbaikan pada saluran
irigasi. Kegiatan ngampad pada Subak Rejasa dilakukan oleh krama subak di setiap tempek. Pelaksanaan kegiatan ngampad dilakukan sebelum olah tanah dengan tujuan debit air yang masuk ke lahan tetap setabil. Kegiatan metpet munduk pada Subak Rejasa terlaksanakan dengan baik oleh krama subak, kegiatan metpet munduk bertujuan agar tidak terjadi kebocoran pada saluran.
Gambar 3. Pemeliharaan Jaringan Irigasi di Subak
Krama subak bersama-sama melaksanakan kegiatan menutupi kebocoran pada jaringan irigasi yang dikoordinir oleh pekaseh dan kelian tempek. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sumiyati, dkk. (2017). Kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi pada Subak Rejasa, dianalisis menggunakan pendekatan logika fuzzy (fuzzy logic) diperoleh nilai 2.71. Contoh kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi pada subak-subak dapat dilihat pada Gambar 3.Kecukupan air irigasi subak yaitu dinilai dari ketersediaan dan kebutuhan air irigasi. Pada musim kemarau panjang debit aliran air pada subak biasanya kecil, namum pembagian air dapat dilakukan secara merata dan adil oleh pekaseh yang telah disepakati bersama oleh krama subak. Peningkatan kebutuhan air yang tinggi terjadi pada saat pengolahan tanah, namun hal ini dapat diatasi dengan adanya sistem pinjam air antara anggota subak. Sistem saling pinjam air pada anggota subak terutama oleh anggota yang sawahnya mendapat air dari saluran kuarter yang sama atau saling
berdekatan. Hal tersebut mungkin dilakukan karena pengolahan tanah dilakukan tidak secara serempak dalam hari yang sama, namun bergiliran antar petani anggota subak. Dengan prinsip saling menghargai dan saling pengertian, sistem saling pinjam air baik antar anggota subak maupun antar subak pada daerah dengan sumber air yang sama dari bendung (empelan) yang sama, dapat terjadi dengan harmonis (Anonim, 2012). Kecukupan air irigasi dianalisis menggunakan pendekatan logika fuzzy (fuzzy logic) pertama adalah Subak Jatiluwih diperoleh nilai 2.72, yang kedua Subak Tengkudak diperoleh nilai 2.56 dan yang terakhir adalah Subak Rejasa adalah diperoleh nilai 2.72.
Aspek Operasional dan Pemeliharaan (O&P) dari Jaringan Irigasi Subak
Aspek operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi pada tiga subak sampel yang dianalisis menggunakan pendekatan logika fuzzy dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Nilai Aspek Fisik dan Aspek O&P Jaringan Irigasi di Subak
Variabel |
Metode |
Value (Nilai) | ||
Subak Jatiluwih |
Subak Tengkudak |
Subak Rejasa | ||
Kegiatan Operasional Jaringan Irigasi di Subak |
Fuzzy Value |
2.72 |
2.71 |
2.71 |
Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Irigasi di Subak |
Fuzzy Value |
2.68 |
2.36 |
2.71 |
Kecukupan Air Irigasi Subak |
Fuzzy Value |
2.67 |
2.56 |
2.72 |
O&P Jaringan Irigasi di Subak |
Fuzzy Value |
2.49 |
2.42 |
2.50 |
Berdasarkan Tabel 2. Diketahui bahwa kegiatan operasional dan pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi pada Kawasan Warisan Budaya Dunia Catur Angga Batukau pada tiga lokasi subak sampel yaitu Subak Jatiluwih, Subak Tengkudak dan Subak Rejasa diperoleh nilai masing-masing Subak Jatiluwih (2.49), Subak
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kegiatan operasional dan pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi dan kecukupan air irigasi pada
Tengkudak (2.42) dan Subak Rejasa (2.50). Kegiatan O&P jaringan irigasi pada tiga subak sampel sudah terlaksana dengan baik dan dikoordinir oleh pekaseh serta kelian tempek. Kecukupan air irigasi pada tiga subak sampel sudah dalam keadaan cukup untuk mengairi seluruh tempek
Subak Jatiluwih dengan nilai sedang (2.49), Subak Tengkudak dengan nilai sedang (2.42) dan Subak Rejasa dengan nilai baik (2.50).
Berdasarkan penelitian ini bisa disimpilkan untuk tiga lokasi subak sampel di Kawasan Warisan Budaya Dunian Catur Angga Batukau kegiatan operasional dan pemeliharaan dengan kriteria sedang.
Saran
Kegiatan operasional dan pemeliharaan (O&P) pada tiga lokasi subak sampel dalam kriteria sedang, perlu adanya suatu kegiatan rutin pemantauan, pengontrolan, pembersihan, perbaikan dan lain-lain pada setiap sarana prasarana jaringan irigasi agar kerusakan-kerusakan bisa diminimalisir.
Pekaseh dapat memperhatikan dan mengkordinir dengan baik krama subak agar mau tetap menjaga kearifan subak dengan jalan mempertahankan rasa persatuan dan persodaraan antar krama dalam subak tersebut. Pekaseh juga selalu ikut memantau kondisi maupun kinerja jaringan irigasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Perencanaan Teknis. Standar Perencanaan Irigasi KP-002 Bagian Bangunan Umum SDA. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
Arif. 1999. Efisiensi Irigasi Pada Petak Tersier Di Daerah Irigaasi Lawe Bulan Kabupaten Aceh Tenggata. Fakultas Teknik Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Pp. 20-27.
Budiasa, I Wayan. 2005. Subak dan Keberlanjutan Pengelolaan Sistem Pertanian Beririgasi Di Bali. Dalam I Gede Pitana dan I Gede Setiawan AP., (Ed): Revitalisasi Subak Dalam
Memasuki Era Globalisasi. Andi Offset. Yogyakarta.
Marimin. 2005. Teori dan aplikasi sistem pakar dalam tehnologi manajerial. IPB Press. Bogor.
Nugroho, Adhitya. 2013. Analisis Pngukuran Kerja dengan Konsep Bersekala. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Prasetyo. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Teori Dan Aplikasi. Raja Wali Press. Jakarta
Riduan, 2015. “Landasan Keilmuan Kearifan Lokal”. Jurnal Studi Islam dan Budaya. Vol.5, (1), 27-38.
Sudjarwadi, 1990. Teori dan Praktek Irigasi. Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik, UGM, Yogyakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&B. Alfabeta. Bandung.
Sumiyati, I.W. Windia, I.W.Tika. 2017. Operasional dan Pemeliharan Jaringan Irigasi Subak di Kabupaten Tabanan. Buku Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies). Hal 121-138. Universitas Udayana.
30
Discussion and feedback