ANALISIS KEBUTUHAN AIR TANAMAN STRAWBERRY YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA HIDROPONIK DI DALAM GREENHOUSE
on
SEMINAR HASIL PENELITIAN
ANALISIS KEBUTUHAN AIR TANAMAN STRAWBERRY YANG
DIBUDIDAYAKAN SECARA HIDROPONIK DI DALAM
GREENHOUSE
Oleh :
I Made Purnadiyasa
Nim. 0811305009
Pembimbing :
Ir. I Wayan Tika, MP
Ni Nyoman Sulastri, S.TP., M.Agr
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2013
ANALISIS KEBUTUHAN AIR TANAMAN STRAWBERRY YANG
DIBUDIDAYAKAN SECARA HIDROPONIK DI DALAM GREENHOUSE
I Made Purnadiyasa1, I Wayan Tika2, Ni Nyoman Sulastri2 Email: jeep_bali@yahoo.com
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the pattern of water requirements for strawberry plant using hydroponic which was planted in the greenhouse, from transplanting to harvesting time. The materials used in this study were the strawberry seedlings, rice husk, NPK fertilizer and plastic polybag. The tools used were 4-way soil analyzer to measure soil pH, soil moisture, light intensity for soil, analytical balance, plastic tank that were used to store water, ruler and thermometer. Parameters observed were initial moisture content, the period of irrigation water supply, amount of water used by plants and irrigation water requirement. Based on the study which was conducted during the (i)high level is (57,66 ml/day), (ii)medium is (42,40 ml/day) and (iii)low is (30,06 ml/day) of soil moisture, it showed that crop water requirement depended on existing soil moisture. In addition, there was a trend that crop water requirement would increase as the increase of soil moisture. During low level of soil moisture (under the field capacity), the plant would experience difficulties in extracting water from soil. Conversely, during high level of soil moisture, water would easily be taken and plant water requirement would increase because of the increase of soil evaporation, especially during the initial stage of plant growth.
Keyword : strawberry, crop water requirement.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Strawberry merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi, terutama untuk negara-negara beriklim tropis (Sadino,1997). Budidaya strawberry di Indonesia telah dibudidayakan oleh beberapa petani di daerah Sukabumi, Cianjur, Cipanas, dan Lembang (Jawa Barat), Batu (Malang), Bedugul (Bali), serta di Loka dan Malino (Sulawesi Selatan). Produksi strawberry di Indonesia pada tahun 2009 yaitu sebesar 19.132 ton/tahun dan mengalami perkembangan produksi hingga 29,87% pada tahun 2010 (Anon, 2011). Dimana jumlah produksi pada tahun 2010 sebanyak 24.846 ton/tahun (Sitohang,1993).
Strawberry adalah tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada lahan dataran tinggi (mountain area), karena strawberry secara teknis memerlukan lingkungan tumbuh bersuhu dingin dan lembab dengan suhu optimum antara 17 - 20°C, kelembaban 80% -90%, penyinaran matahari 8 – 10 jam per hari dan curah hujan berkisar 600 mm – 700 mm per tahun (Kitinoja dan Kader, 2003)
Rumah kaca atau greenhouse adalah sebuah bangunan yang memiliki struktur atap dan dinding yang bersifat tembus cahaya. Cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman dapat masuk ke dalam greenhouse sedangkan tanaman terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, yaitu suhu udara yang terlalu rendah dan curah hujan yang terlalu tinggi (Anon, 2010). Salah satu tehnik budidaya yang dapat diterapkan di dalam greenhouse adalah hidroponik.
Hidroponik adalah cara budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Budidaya tanaman secara hidropnik biasanya menggunakan media berupa arang sekam atau rockwool (Wijayani dan Widodo, 2005).
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian termasuk semua proses kehidupan dan kejadian di dalam tanah. Dengan demikian tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman ketika persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal (Anon, 2008). Berdasarkan uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan air irigasi pada tanaman strawberry dengan cara hidroponik di dalam greenhouse dari tanam sampai usia panen pertama.
METODE PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Br. Kembangmerta, Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Bedugul,Tabanan, Bali. Penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai April 2013.
Bahan dan alat penelitian
Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu bibit tanaman strawberry. Bahan lain yang digunakan adalah arang sekam, pupuk NPK dan plastik polybag. Alat yang digunakan adalah 4-way soil analyser untuk mengukur pH media tanam, kadar air, intensitas cahaya matahari, timbangan analitik, tangki plastik yang digunakan untuk menampung air, penggaris dan termometer.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan analisis kuantitatif (Sudijono, 1987).
Jumlah sampel yang digunakan pada saat penelitian yaitu sebanyak 30.
Parameter yang diamati
Kadar Air awal
Kadar air awal adalah air yang telah terkandung dalam tanah yang digunakan sebagai media tanam untuk tanaman strawberry. Kadar air awal tanah dicari dengan menggunakan rumus metode gravimetri :
KAT = w1-w2 χ 100%
Wl
Keterangan :
KAT : kadar air tanah (%)
W1 : berat sampel sebelum dioven (gr)
W2 : berat sampel sesudah dioven (gr)
Periode pemberian air irigasi
Untuk mengetahui periode air irigasi pada tanaman strawberry dengan cara mengukur lamanya waktu yang diperlukan dari sejak air diberikan sampai tercapainya kadar air titik layu sementara, periode waktu tersebut di hitung dengan satuan hari dan sisanya dalam jam.
Jumlah air yang digunakan oleh tanaman
Untuk mengetahui jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman strawberry dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Widianto,1981):
∑ Q = KAI + KA – KA layu
Keterangan:
∑ Q = kebutuhan air tanaman (liter)
KAI = kebutuhan air irigasi (liter)
KA = kadar air (liter)
KA layu = kadar air saat titik layu (liter)
Kebutuhan air irigasi
Bahwa kebutuhan air irgasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut yaitu (Dorenbos, 1977):
KAI = ∑Q / t
dengan,
KAI = kebutuhan air irigasi (liter)
∑Q = kebutuhan air tanaman (liter)
t = periode (hari)
Langkah Kerja
Bibit strawberry yang akan ditanam pada penelitian ini adalah yang berumur 1 minggu. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan yaitu 30 sampel, bibit tanaman strawberry ditanam dengan media tanam arang sekam di dalam polybag. Tanaman strawberry kemudian ditimbang dan dicatat berat awal per tanaman, lalu ditambahkan air irigasi dengan jumlah air sebanyak 1,5 liter dan pupuk NPK 0,3 gr per tanaman. Setelah itu ditimbang kembali dan didiamkan beberapa hari hingga tanaman mencapai titik layu sementara. Setelah ada tanda-tanda titik layu sementara pada tanaman langsung ditimbang kembali dan mengambil sampel sekam untuk dianalisis kadar airnya dilaboratorium sehingga diketahui jumlah kehilangan air pada tanaman strawberry. Untuk mengetahui jumlah kehilangan air pada tanaman strawberry dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Dorenbos,1977):
Q = M + Eto + C
Keterangan :
Q = kebutuhan air tanaman (liter)
M = metabolisme atau pertumbuhan tanaman (liter)
Eto = evapotranspirasi acuan (liter)
C = air endapan dari sisa penguapan (liter)
Langkah-langkah tersebut diulangi sampai tanaman strawberry mulai berbuah. Diagram alir kebutuhan air pada tanaman strawberry dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Diagram alir penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam media tanam dengan berat total sampel media, dinyatakan dalam persen (%). Jumlah air yang dapat terkandung oleh media tanam dinyatakan atas dasar berat atau volume. Dasar penentuannya adalah pengukuran kehilangan berat atau isi selama pengeringan. Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam media tanam dan pengaliran air yang disimpan keakar tanaman. Jumlah air yang diperoleh media tanam sebagian bergantung pada kemampuan media tanam yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan media tanam (Pairunan dkk., 1997).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan data analisis kadar air media tanam dengan berat sampel awal yaitu 10,065 gr. Setelah dilakukan analisis diketahui berat sampel akhir menjadi 8,978 gr, sehingga didapatkan bahwa kandungan air awal yaitu sebesar 10,8%.
Tabel 1. Usia Tanaman dan Kebutuhan Air Pada Saat Kadar Air Media Tanam Tinggi
Hari |
Kebutuhan air pada saat kadar air media tanam tinggi (ml/hari) |
5 |
49,70 |
7 |
50,63 |
9 |
54,02 |
11 |
55,95 |
13 |
56,00 |
31 |
64,32 |
33 |
62,52 |
35 |
57,00 |
37 |
60,00 |
55 |
61,23 |
57 |
62,93 |
Rata-rata 57,66 ml/hari |
kebutuhan air
(ml/hari) Y
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
0 10 20 30 40 50 60
Usia Tanaman (hari)
Gambar 5. Kebutuhan air tanaman strawberry pada saat kadar air media tanam tinggi.
Gambar di atas menunjukkan pola perubahan kebutuhan air tanaman strawberry. Proses perubahan kebutuhan air tersebut menggunakan regresi non linier dengan persamaan kebutuhan air tanaman : y = 43,70x0,091 dan R2= 0,821. Dengan korelasi determinasi (R2) 0,821, persamaan regresi tersebut menggambarkan pola perubahan kebutuhan air tanaman strawberry pada saat kadar air media tanam tinggi. Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan antara perubahan kebutuhan air dengan usia tanaman strawberry pada saat kadar air media tanam tinggi.
Tabel 2. Usia Tanaman dan Kebutuhan Air Pada Saat Kadar Air Media Tanam Sedang
Hari |
Kebutuhan air pada saat kadar air media tanam sedang (ml/hari) |
15 |
39,03 |
17 |
40,00 |
19 |
37,30 |
21 |
37,50 |
35 |
42,50 |
37 |
41,50 |
39 |
42,00 |
41 |
43,00 |
43 |
45,00 |
45 |
45,40 |
59 |
49,45 |
61 |
42,23 |
Rata-rata 42,40 ml/hari
kebutuhan air
Gambar 6. Kebutuhan air tanaman strawberry pada saat kadar air media tanam sedang
Gambar di atas menunjukkan pola perubahan kebutuhan air tanaman strawberry. Proses perubahan kebutuhan air tersebut menggunakan regresi non linier dengan persamaan kebutuhan air : y = 24,14x0,160 dan R2 = 0,802. Dengan korelasi determinasi (R2) 0,802, persamaan regresi tersebut menggambarkan pola perubahan kebutuhan air tanaman pada strawberry pada saat kadar air sedang. Hasil regresi tersebut menunjukkan adanya hubungan antara perubahan kebutuhan air dengan usia tanaman strawberry pada saat kadar air media tanam sedang.
Tabel 3. Usia Tanaman dan Kebutuhan Air Pada Saat Kadar Air Media Tanam Rendah
Hari |
Kebutuhan air pada saat kadar air media tanam rendah (ml/hari) |
23 25 27 29 47 49 51 53 63 65 |
27,30 26,95 26,30 27,00 32,02 30,00 29,60 30,48 35,00 36,00 |
Rata-rata 30,06 ml/hari
kebutuhan air
usia tanaman (hari)
Gambar 7. Kebutuhan air tanaman strawberry pada saat kadar air media tanah rendah
Gambar di atas menunjukkan pola perubahan kebutuhan air tanaman strawberry. Proses perubahan kebutuhan air tersebut menggunakan regresi non linier dengan persamaan kebutuhan air : y = 11,83x0,250 dan R2= 0,814. Dengan korelasi determinasi (R2) 0,814, persamaan regresi tersebut menggambarkan pola perubahan kebutuhan air tanaman pada strawberry pada saat kadar air media tanam rendah. Hasil regresi tersebut menunjukkan adamya hubungan antara perubahan kebutuhan air dengan usia tanaman strawberry pada saat kadar air media tanam rendah.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan air tanaman strawberry pada saat kadar air media tanam tinggi adalah 57,66 ml/hari, kebutuhan air tanaman pada saat media tanam sedang adalah 42,40 ml/hari dan kebutuhan air pada saat media tanam rendah adalah 30,06 ml/hari. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan air tanaman juga dipengaruhi oleh kadar air media tanam. Dari penelitian ini terlihat kecenderungan bahwa kebutuhan air tanaman akan meningkat seiring dengan meningkatnya kadar air tanah. Pada saat kadar air media tanam tinggi, kebutuhan air tanaman meningkat karena peningkatan evaporasi serta mudahnya air diambil oleh tanaman, terutama terjadi pada saat awal pertumbuhan tanaman.
Saran
Perlu adanya penelitian tentang kebutuhan air tanaman strawberry yang ditanam di dalam greenhouse mulai dari awal usia tanam sampai akhir usia panen.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2008. Penuntun Praktikum teknik Irigasi dan Drainase. Program Studi Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin; Makassar.
Anonimus. 2010. Penggunaan Teknologi Fertigasi dalam Produksi Sayur-sayuran. (http://pertanianmjg.perak.gov.my/pdf/panduan fertigasi). Diakses tanggal 29 Juni 2010.
Anonimus. 2011. Produksi Strawberry Indonesia Tahun 2009. (www. Wikipedia.com). Diakses tanggal 30 Maret 2011.
Doorenbos, J. and Pruitt, W.O. 1977. Food and Agriculture Organization (Rome, italia) – Rome [italy]: FAO 1977. (FAO Irrigation and drainase paper No. 33)
Kitinoja L., dan Kader A.A, November 2003. Praktik-praktik Penanganan Pascapanen Skala Kecil: Manual untuk Produk Hortikultura, Edisi ke 4 (Diterjemahkan oleh I Made S. Utama). Postharvest Technology Research and Information Center, University of California, Davis.
Pairunan A.K., Nanere J.L., Samosir S.S.R., Tangkaisari J.R., dan Ibrahim H.A. 1997. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Makassar.
Sadino, B. 1997. Peluang Bisnis Strawberry. Trubus 326 Th. XXVIII, Jakarta Hal 80.
Sitohang, M. 1993. Strawberry pendatang di komoditas baru. Penebar Swadaya. Jakarta.
Widianto. 1981, Neraca Air Tanah (Menurut Metode Thornthwaite & Mather). Penebar Swadaya, Jakarta.
Discussion and feedback