JURNAL BETA (BIOSISTEM DAN TEKNIK PERTANIAN Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana http://ojs.unud.ac.id/index.php/beta

Volume 12, Nomor 1, bulan April, 2024

Rancang Bangun Traceability Website Sayur Brokoli Berbasis Framework Laravel di BOS Fresh

Design of Broccoli Traceability Website Based on Laravel Framework at BOS Fresh

Muhammad Dwi Prayoga Yunus, I Putu Gede Budisanjaya*, I Gusti Ketut Arya Arthawan

Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

*email : budisanjaya@unud.ac.id

Abstrak

Traceability merupakan kemampuan untuk mengikuti pergerakan produk melalui tahapan produksi hingga distribusi. Salah satu pelaku industri di bidang retail yaitu BOS Fresh telah mendapatkan sertifikasi sebagai Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S). Salah satu produk BOS Fresh yaitu Sayur Brokoli paling banyak diminati serta memiliki transaksi yang cukup tinggi. Sistem traceability di BOS Fresh masih memiliki keterbatasan penyampaian informasi kepada para konsumen. Tujuan penelitian adalah merancang traceability website berbasis Framework Laravel yang baik, responsif, dan mudah diakses. Perancangan traceability website menggunakan metode waterfall yang meliputi perancangan use case diagram, class diagram database, user interface website, hosting, hingga tahap uji kinerja dengan metode white-box, black-box, dan user acceptance testing. Pada halaman user admin memiliki beberapa menu seperti login, input data, update data, menghapus data, serta mencetak QR Code. Konsumen hanya dapat mengakses halaman untuk melihat data. Hasil uji kinerja metode white-box yang diuji langsung oleh web developer mendapatkan interpretasi “Valid” untuk menguji jalur logika pada bahasa pemrograman, metode black-box yang diuji langsung oleh admin BOS Fresh mendapatkan interpretasi “Berhasil” untuk menguji seluruh fitur yang dimiliki website, serta metode user acceptance testing yang diuji langsung oleh konsumen BOS Fresh berlatar belakang masyarakat umum mendapatkan interpretasi “Sangat Puas” untuk menguji tingkat kepuasan penggunaan website. Berdasarkan hasil pengujian, disimpulkan bahwa traceability website yang dibangun telah berjalan dengan baik, responsif, dan mudah diakses.

Kata kunci: traceability, website, laravel, uji kinerja

Abstract

Traceability is the capability to track the movement of products through the stages of production to distribution. Food Industry Regulations traceability is required to be included as a criterion in quality control that must be audited periodically. One of the participants in the retail industry, it is BOS Fresh has obtained certification as a Self-Reliant Agricultural and Rural Training Center (P4S). One of BOS Fresh's products, it is Broccoli the most highly demanded and has substantial transactions. Traceability system at BOS Fresh still has limitations in conveying information to consumers. The primary objective of this research is to develop a traceability website based on the Laravel Framework that excellence, responsiveness, and user accessibility. Developing of the traceability website employing the waterfall method covering design of use case diagram, class diagram database, user interface website, hosting, then culminating of white-box, black-box, and user acceptance testing performance test. The admin user interface comprises multiple menu options, including login, data input, data update, data deletion, and QR code printing. Consumers are only granted access to a page for viewing data. Performance testing results of the white-box method, directly tested by the web developer, obtained an interpretation of "Valid" to test the logical pathways within the programming language. The black-box method, tested directly by the BOS Fresh admin, received an interpretation of "Successful" in testing all the features the website possesses. Additionally, the user acceptance testing method, conducted directly by BOS Fresh consumers from a general background, yielded an interpretation of "Very Satisfied" in assessing the satisfaction level of website users. Based on the test results, it can be concluded that the constructed traceability website operates excellence, responsiveness, and user accessibility.

Keywords: traceability, website, laravel, performance test

PENDAHULUAN

Sistem traceability diterapkan pada beberapa bidang industri seperti bidang kesehatan, transportasi, hingga pangan. Traceability sendiri merupakan kemampuan untuk mengikuti pergerakan produk melalui tahapan produksi hingga distribusi (Kurniasih, 2021). Keamanan dan kualitas makanan pada saat ini menjadi sangat diperhatikan dikalangan konsumen, pengelola industri, hingga pemerintah sebagai penggagas kebijakannya. Pada Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomer 10 Tahun 2023 dijelaskan traceability masuk kedalam kriteria atau aspek pada quality qontrol yang harus diaudit secara berkala. Masyarakat peduli akan asal produk, bahan baku, metode produksi, hingga dampak proses produksi terhadap lingkungan (Ligar, 2020).

Sistem traceability pangan merupakan metode yang dapat dilakukan oleh pengelola industri pangan untuk memberikan informasi terkait produk yang dihasilkan secara keseluruhan. Pada kondisi saat ini, para pengelola industri belum banyak yang menerapkan ketertelusuran pangan secara digital khususnya berbasis website dengan memanfaatkan penerapan QR Code (Yusriana & Jaya, 2022). Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa sistem traceability merupakan proses manajemen pada level strategis dan taktis yang harus dikembangkan. Pengeluaran penerapan sistem ini berupa informasi mengenai asal usul, karakteristik produk, dan pelaku yang terlibat pada sistem rantai pasok.

Salah satu pelaku industri di bidang retail yaitu BOS Fresh menjual produk sayur brokoli secara organik yang menjadi komoditi paling diminati serta telah mendapatkan sertifikasi sebagai P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya) oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (Wedhatama, 2020). Sayur Brokoli di BOS Fresh merupakan produk yang paling banyak diminati serta memiliki nilai transaksi yang cukup tinggi. Dengan nilai transaksi yang tinggi itu membuat masyarakat peduli akan asal-usul dari produknya. Pada umumnya, pelaku industri dibidang retail penjualan produk hortikultura di Bali masih menerapkan ketertelusuran pangan secara konvensional tidak terkecuali BOS Fresh. Pada proses ini konsumen menanyakan keterkaitan mengenai ketertelusuran produk masih secara manual, yaitu konsumen menanyakan secara langsung kepada penjual atau penjaga toko mengenai ketertelusuran produknya dari mulut ke mulut, bisa juga melalui pesan singkat via

whatshap ke customer service toko. Aktifitas seperti ini membutuhkan waktu yang tidak efektif dan kurang akurat di era digitalisasi saat ini.

Pada penelitian perancangan traceability website ini dibangun dengan Framework Laravel yang merupakan web development Framework pada bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprocessor). Laravel memberikan keterbaruan alat untuk berinteraksi dengan database serta dapat dengan mudah untuk melakukan modifikasi sebuah database pada sebuah platform secara independen karena implementasi skema database direpresentasikan dalam sebuah class (Luthfi, 2017). Selain itu, Laravel memiliki keunggulan pada segi fitur dan merupakan Framework terpopuler untuk saat ini dibandingkan dengan Framework pada PHP lainnya. Dengan memberikan sebuah Command Line Interface disebut dengan Artisan yang pengembangannya dapat berinteraksi dengan aplikasi untuk sebuah aksi seperti migrations, testing, atau controller dan model membuat Laravel berbeda serta unggul dari Framework lainnya (Patria, 2021).

Kendala yang biasa dialami masyarakat pada umumnya yakni ruang penyimpanan pada smartphone terbatas yang mengakibatkan tidak dapat mengunduh aplikasi tambahan. Penggunaan perancangan website pada penelitian ini membuat aksebilitas ketika mengaksesnya lebih efisien dibandingkan penelitian sebelumnya menggunakan aplikasi (Sulaiman et al., 2021). Client/konsumen hanya perlu menggunakan kamera serta aplikasi browser bawaan smartphone tanpa perlu mengunduh dan menginstal aplikasi tambahan. Client/konsumen akan dipermudah mendapatkan informasi data mengenai ketertelusuran produknya dengan kecanggihan teknologi di era saat ini yang membuat inovasi baru terpacu dari kendala-kendala yang ada sebelumnya.

Berkaitan dengan makin berkembangnya teknologi di era saat ini, dimana salah satunya penggunaan kode batang yang merupakan implementasi teknologi yang sudah banyak digunakan dalam dunia industri. Saat ini kecanggihan teknologi menghadirkan QR (Quick Response) Code yang merupakan bentuk pembaruan dari kode batang itu sendiri. QR Code jauh lebih praktis dan mempunyai banyak keunggulan daripada kode batang (Murni & Sabaruddin, 2018). QR Code merupakan kode yang bisa menyampaikan informasi secara cepat dengan perolehan respon yang cepat (Dong et al., 2020). Penggunaan QR Code dalam sistem ketertelusuran terbilang jauh lebih murah dan

simple dibandingkan dengan sistem ketertelusuran menggunakan RFID (Radio Frequency Identifivation) yang masih menggunakan alat pemindainya sendiri yakni reader (Khusnah, 2018).

Pemanfaatan QR Code dalam pengembangan website ketertelusuran pangan berbasis Framework Laravel ini akan menyediakan transparansi informasi akan produk yang dijual khususnya pada sayur brokoli di BOS Fresh kepada konsumen. Informasi akan diakses secara bebas oleh konsumen melalui smartphone dengan memindai

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Sistem dan Manajemen Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kampus Sudirman dan BOS Fresh, Desa Lukluk, Kabupaten Badung. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2023 sampai dengan bulan Mei 2023.

Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan pada rancang bangun traceability website sayur brokoli berbasis framework laravel di BOS Fresh yaitu Visual Studio Code versi 1.73.0, XAMPP versi OS X 1.8.0, Laravel versi 9, Adobe Photoshop versi CC 2020, Laptop Macbook Pro 2014 dengan RAM 16Gb, Smartphone, dan Alat tulis.

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian/diagram alir dari penelitian menggunakan metode waterfall yang cukup populer dan banyak digunakan. Metode ini dikatakan waterfall karena memiliki sistem yang dikerjakan selangkah demi selangkah seperti air mengalir (Fauzan, 2008). Adapun beberapa tahapnya yakni (1) planning yang meliputi studi pustaka, (2) design yang meliputi pembuatan use case diagram, class diagram database, dan user interface design, (3) development yang mengimplementasikan segala perencanaan kedalam sebuah bahasa pemrograman, (4) testing yang meliputi pengujian sistem pada lokal server, dan (5) implementasi yang meliputi tahap hosting dan uji kinerja dari website.

Perancangan Perangkat Lunak

Use Case Diagram

Pada use case diagram ini diperuntukkan untuk mengetahui tata kerja sistem informasi dari segi user admin hingga client/konsumen. Use case diagram ini merupakan suatu kerangka kerja dari suatu sistem informasi yang memiliki fungsi untuk memberikan

QR Code yang telah disediakan pada tiap kemasan produk, serta informasi tersebut dapat diakses melalui aplikasi website yang tersedia pada smartphone. Dengan adanya penelitian perancangan website ketertelsuran pangan berbasis Framework Laravel menggunakan QR Code ini diharapkan dapat meningkatkan kenaikan tingkat value produk yang dimiliki pelaku industri BOS Fresh dan dapat membuat kekhawatiran konsumen terhadap asal usul produk semakin berkurang.

pemahaman kepada pengguna sistem yang telah dirancang (Setiyani, 2021). Use case diagram pada penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

CIicnt Kaniumen           Smartphunc           Scan QR Code

Gambar 1. Use Case Diagram.

Class Diagram Database

Class diagram adalah metode bentuk pengelompokan terkait struktur secara jelas pada suatu data yang memuat deskripsi dari objek yang akan dirancang (Soler et al., 2010). Class diagram memberikan gambaran umum tentang skema sistem data dengan jelas dan lebih baik untuk menjelaskan suatu model data untuk sebuah program, baik model data sederhana maupun kompleks. Class diagram database dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Class Diagram Database.

User Interface Design

User Interface (UI) Design ini berupa perencanaan tampilan layar yang efektif untuk digunakan pada sistem perangkat lunak (Suteja & Harjoko, 2008). Interface yang dimaksud disini adalah tampilan dari sebuah situs website nantinya atau biasa disebut frontend dari sebuah sistem perangkat lunak. Tampilan UI design pada website di penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni tampilan dari users admin sebagai pengelola data dan client/konsumen sebagai visitor. User interface design pada penelitian dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.

Gambar 3. User Interface Design untuk User Admin.

Gambar 4. User Interface Design untuk Client/Konsumen.

Uji Kinerja Perangkat Lunak

Uji Kinerja Metode White-box

Pengujian white-box adalah pengujian yang didasari pada pengamatan mengenai detail prosedur yang akan dituju untuk pengujian jalur-jalur logika dari bahasa pemrograman yang berfokus pada backend dan frontend dari sebuah perangkat lunak. Pengujian whitebox ini diuji langsung oleh 2 program developer yang telah berpengalaman dibidangnya selama kurang lebih 4 tahun dan akan langsung mengoreksi apakah perangkat lunak nantinya dapat berjalan dengan baik

Uji Kinerja Metode Black-box

Uji kinerja black-box ini akan dituju untuk pengujian pada interface perangkat lunak. Pengujian black-box digunakan untuk melihat bahwa fungsi-fungsi yang ada pada perangkat lunak bisa beroperasi dengan baik, serta berfokus pada input dan output yang dihasilkan dapat ditampilkan secara baik sesuai kebutuhan. Pada uji kinerja dengan metode black-box ini akan dituju kepada 2 karyawan BOS Fresh di bagian administrasi untuk menguji fungsi dan kinerja dari website tersebut menggunakan kuesioner yang akan disediakan pada Google Form.

Uji Kinerja Metode User Acceptance Testing

Pada penelitian ini, uji User Acceptance Testing dituju kepada client/konsumen BOS Fresh dengan latar belakang masyarakat umum sebanyak 30 orang untuk mendapatkan nilai tingkat kepuasan terhadap website ketertelusuran pangan menggunakan kuesioner yang telah disediakan pada Google Form.

HASIL PEMBAHASAN

2020). Didasarkan pada kebutuhan calon pengguna yaitu produsen untuk menyampaikan segala informasi

Analisis Kebutuhan Fungsional Website

Kebutuhan fungsional sistem yang diuji ialah

dari produk yang diperjualkan serta   khususnya

client/konsumen    yang    membutuhkan    data

kebutuhan fungsional halaman user admin dan

ketertelusuran dari produk yang telah dibeli.

client/konsumen.   Kebutuhan  fungsional  sistem

Kebutuhan fungsional dari sistem ini dapat dilihat pada

merupakan syarat pengujian black-box (Resman et al.,

Tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan Fungsional Halaman.

No

Pengguna

Kebutuhan Fungsional Halaman

1.

User Admin

Melakukan login ketertelusuran akun

Menambahkan data ketertelusuran produk

Menghapus data ketertelusuran produk

Merubah untuk memperbaiki data ketertelusuran produk

Membuat QR Code untuk data ketertelusuran produk

2.

Client/Konsumen

Memindai QR Code

Melihat data ketertelusuran produk

Integrasi Database Pada Wesbite

Integrasi database pada sistem ini menggunakan perangkat lunak XAMPP. XAMMP sendiri merupakan sebuah perangkat lunak yang berfungsi untuk mengembangkan website pada server lokal (localhost) yang terdiri dari beberapa program, salah satunya MySql database. Dengan menggunakan program MySql database yang diberi nama “traceability_db” memiliki beberapa tabel, diantaranya user, produk, detail_produk.

#

Name

Type        Collation          Attributes

Null

Default

1

id ^

bigint(20)                         unsigned

No

None

2

name

varchar(255) utf8mb4_unicode_ci

No

None

3

username

varchar(255) utf8mb4_unicode_ci

No

None

4

email

varchar(255) utf8mb4 unicode ci

No

None

5

password

varchar(255) utt8mb4_unicode_ci

No

None

6

role

int(11)

No

None

7

rememberjoken varchar(100) utt8mb4 unicode ci

Yes

NULL

8

created_at

timestamp

Yes

NULL

9 updated_at

timestamp

Yes

NULL

Gambar 5. Tabel Database user.

Pada Gambar 5 menunjukkan tabel database user yang berisi id, name, username, email, password beserta dengan atribut lainnya.

# Name

Type

Collation

Attributes Null Default

1 id >

bigint(20)

UNSIGNED NO

None

2 jenis produk

iπ1(11)

No

None

3 nama produk varchar(255) utf8mb4_unicode_ci

No

None

4 created at

timestamp

Yes

NULL

5 updated at

timestamp

Yes

NULL

Gambar 6. Tabel Database produk.

Pada Gambar 6 menunjukkan tabel database produk yang berisi id, jenis_produk, nama_produk beserta dengan atribut lainnya.

# Name

Type

Collation

Attributes Null

Default

1 Id ^

bigint(20)

UNSIGNED NO

None

2 id_produk

int(11)

No

None

3 kode produk

varchar(255)

utf8mb4_unicode_

_ci              No

None

O

4 nama petani

varchar(255)

utf8mb4 unicode

_ci              No

None

5 teknik budidaya

text

utf8mb4_unicode.

_ci              No

None

O

6 IokasiJanam

text

utf8mb4_unicode_

_ci              No

None

O

7 tanggal tanam

date

No

None

O

8 penggunaan pupuk text

utf8mb4_unicode.

_ci              No

None

S IanggaLexpired

date

No

None

O

10 created_at

timestamp

Yes

NULL

O

11 updated at

timestamp

Yes

NULL

O

12 IanggaLpanen

date

No

None

13 gambarJ

text

utf8mb4_unicode.

.ci              Yes

NULL

O

14 gambar 2

text

utf8mb4_unicode_

.ci              Yes

NULL

O

15 gambar 3

text

utf8mb4_unicode_

_ci              Yes

NULL

Gambar 7. Tabel Database detail_produk.

Pada Gambar 7 menunjukkan tabel database detail_produk yang berisi id, id_produk, kode_produk, nama_petani,    teknik_budidaya, lokasi_tanam,

tanggal_tanam, tanggal_panen,   tanggal_expired,

penggunaan_pupuk beserta atribut lainnya.

Tampilan Pada Website

Tampilan pada traceability website akan dibagi menjadi dua pengguna, yakni halaman untuk user admin dan halaman untuk client/konsumen.

Tampilan Halaman User Admin

Pada halaman user admin ini terdiri dari beberapa halaman berupa halaman login, halaman utama, menu 118

untuk menambahkan data produk, menu untuk menambahkan data detail produk, menu untuk mengedit data, menu untuk menghapus data, serta menu untuk mencetak QR Code. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10 sampai 18.

Tampilan Halaman Client/Konsumen

Pada tampilan halaman client/konsumen hanya akan menampilkan satu halaman yakni tampilan halaman data produk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut.

Pada Gambar 19 menunjukkan tampilan halaman client/konsumen yang hanya akan menampilkan satu halaman saja berupa halaman untuk membaca keseluruhan data yang telah di-upload oleh admin

sebelumnya dengan cara memindai QR Code melalui smartphone.

Hasil Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian Metode White-box

Pada pengujian dengan metode white-box ini langsung diuji oleh seorang program developer yang sudah berpengalaman dibidangnya selama kurang lebih 4 tahun dibagian project manager dan software engineer bidang information technology yang telah berpengalaman dibidangnya. Adapun beberapa hal yang diuji dan telah mendapatkan hasil dapat dilihat pada Tabel 2

Gambar 8. Halaman Client/Konsumen Melihat Data.


Tabel 2. Hasil Pengujian Metode White-box.

No

Variabel

Pengujian

Teknik Pengujian

Hasil (Valid/Tidak Valid)

1.

Condition Coverage

Menguji seluruh kode agar menghasilkan nilai TRUE dan FALSE sesuai kebutuhan program serta memastikan perangkat lunak bekerja dan mengeluarkan output yang diinginkan.

Valid

2.

Loop Testing

Menguji serta memeriksa seluruh perulangan pada program apakah sesuai kondisi yang diinginkan atau tidak.

Valid

3.

Multiple Condition Coverage

Menguji seluruh kombinasi yang terdapat pada kode program yang digunakan dalam berbagai kondisi.

Valid

4.

Statement Coverage

Menguji seluruh statement pada kode program, dengan tujuan mendapatkan masalah kode-kode error yang dapat segera diperbaiki.

Valid

Langkah penyelesaian dari pengujian metode whitebox yaitu menganalisis alur flowchart dari perangkat lunak untuk menambahkan data untuk detail produk. Flowchart sendiri merupakan sebuah diagram tahapan atau proses sebuah sistem yang sedang berlangsung (Pamuji, 2018). Adapun beberapa alur untuk menu yang terdapat pada traceability webiste ini yakni.

Login

Login merupakan hal penting untuk sebuah sistem informasi agar orang yang diberikan hak saja yang dapat mengaksesnya. Berikut flowchart dari menu login dapat dilihat pada Gambar 20.

Tabel 3. Test Case Login.

Path

1

Jalur

1-2-3-4-5-6

Skenario

  • 1.    Start

  • 2.    Masukkan username dan password

  • 3.    Klik login

  • 4.    Validasi data benar

  • 5.    Sistem menampilkan halaman utama website

  • 6.    End

Hasil

Pengujian

Berhasil

Path

2.

Jalur

1-2-3-4-2-3-4-5-6

Skenario

  • 1.    Start

  • 2.    Masukkan username dan password

  • 3.    Klik login

  • 4.    Validasi data salah

  • 5.    Muncul pesan gagal “username dan   password   tidak   sesuai”.

Masukkan username dan password kembali

  • 6.    Klik login

  • 7.    Sistem menampilkan halaman utama website

  • 8.    End

Hasil

Pengujian

Berhasil

Menambahkan Data Produk

Menu menambahkan data produk merupakan hal yang diutamakan pada sistem traceability website pada penelitian. Berikut flowchart dari menu menambahkan data produk dapat dilihat pada Gambar 21.

Kompleksitas dari alur flowchart menambahkan data ini menjadi dua jalur, diantaranya.

Jalur 1 : 1-2-3-4-5-6-7

Jalur 2 : 1-2-3-4-5-3-4-5-6-7

Untuk itu berikut test case menu menambahkan data dapat dilihat pada Tabel 4.

Kompleksitas dari alur flowchart login ini menjadi dua jalur, diantaranya

Jalur 1 : 1-2-3-4-5-6

Jalur 2 : 1-2-3-4-2-3-4-5-6

Untuk itu berikut test case menu login dapat dilihat pada Tabel 3.

Gambar 10. Flowchart Menambahkan Data Produk.

Tabel 4. Test Case Menambahkan Data Produk.

Path

1

Jalur

1-2-3-4-5-6-7

Skenario

  • 1.    Start

  • 2.    Klik tambah

  • 3.    Masukkan seluruh data dan gambar

  • 4.    Klik simpan

  • 5.    Seluruh data sudah terisi

  • 6.    Data tersimpan

  • 7.    End

Hasil

Pengujian

Berhasil

Path

2.

Jalur

1-2-3-4-5-3-4-5-6-7

Skenario

  • 1.    Start

  • 2.    Klik tambah

  • 3.    Masukkan seluruh data dan gambar

  • 4.    Klik simpan

  • 5.    Seluruh data belum terisi

  • 6.    Muncul pesan “silahkan isi kolom ini”. Masukkan kembali data

  • 7.    Klik simpan

  • 8.    Seluruh data sudah terisi

  • 9.    Data tersimpan

  • 10.    End

Hasil

Pengujian

Berhasil

Pengujian Metode Black-box

Dengan uji kinerja black-box ini atau lebih sering juga disebut Behavioral Testing yang akan dilakukan pada tahap akhir dari sebuah perancangan perangkat lunak. Pengujian black-box digunakan untuk memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi yang ada pada perangkat lunak bisa beroperasi dengan baik, serta berfokus pada input dan output yang dihasilkan dapat ditampilkan secara baik dan tepat. Pada pengujian dengan metode blackbox ini mendapat dua responden yaitu karyawan dibagian admin BOS Fresh. Data hasil pengujian diisi melalui Google Form yang telah disediakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Pengujian Metode User Acceptance Testing

Pengujian User Acceptance Testing dituju kepada client/konsumen sebanyak 30 orang untuk medapatkan nilai tingkat kepuasan terhadap website. Pengujian ini dilakukan menggunakan keusioner pada google form dan memiliki tiga pertanyaan yang meliputi pengoperasian, kelengkapan data, serta tampilan pada halaman website. Responden disini diarahkan untuk memberi penilaian dengan empat rentang nilai yakni “Sangat Puas” yang bernilai 4 poin, “Puas” yang bernilai 3 poin, “Tidak Puas” yang bernilai 2 poin, dan “Sangat Tidak Puas” yang bernilai 1 poin. Kemudian nilai tersebut akan dicari menggunakan perhitungan rata-rata yang akan diambil kesimpulan menggunakan interval skala likert. Penilaian interval skala likert itu sendiri, jika hasil nilai rata-rata diangka 3,25 hingga 4 akan diinterpretasikan “Sangat Puas”, nilai rata-rata diangka 2,5 hingga 3,25 akan diinterpretasikan “Puas”, nilai rata-rata diangka 1,75 hingga 2,5 akan diinterpretasikan “Tidak Puas”, dan nilai rata-rata diangka 1 hingga 1,75 akan diinterpretasikan “Sangat Tidak Puas”.

Pada variabel pertanyaan pertama dari 33 responden pertanyaan ketiga dari 33 responden mendapatkan 12 mendapatkan 17 responden menjawab “Puas” dan 16 responden menjawab “Puas” dan 21 responden responden menjawab “Sangat Puas”, di variabel menjawab “Sangat Puas”. Penilaian tersebut diambil pertanyaan kedua dari 33 responden mendapatkan 14 kesimpulan yang lebih jelasnya dapat dilihat pada responden menjawab “Puas” dan 19 responden   Tabel 6.

menjawab “Sangat Puas”, dan pada variabel

Tabel 5. Hasil Pengujian Metode Black-box.

No

Skenario Pengujian

Komponen

Hasil                                  Interpretasi

1.

Menu       Website menampilkan halaman login dan admin berhasil masuk Berhasil

Halaman    kedalam website setelah memasukkan username dan password

Login       dengan benar.

(Gambar 8)

2.

Menu       Website menampilkan halaman utama pada website yang nantinya Berhasil

Halaman    semua kinerja pada website akan dapat diakses pada halaman

Utama       tersebut.

(Gambar 9)

3.

Menu Input Website menampilkan halaman input data dan admin dapat Berhasil Data        mengakses halaman tersebut dengan berhasil memasukkan data

(Gambar     (jenis produk, nama produk, lokasi tanam, teknik budidaya, tanggal

10)          tanam, tanggal panen, usia produk, penggunaan pupuk, dan tanggal

expired) yang dibutuhkan pada ketertelusuran sebuah produk.

4.

Menu       Website menampilkan halaman update data dan admin dapat Berhasil

Update      mengakses halaman tersebut dengan berhasil memperbarui segala

Data        data (jenis produk, nama produk, lokasi tanam, teknik budidaya,

(Gambar     tanggal tanam, tanggal panen, usia produk, penggunaan pupuk, dan

11)          tanggal expired) yang dibutuhkan pada ketertelusuran sebuah

produk.

5.

Menu       Website menampilkan halaman hapus data dan admin dapat Berhasil

Menghapus  mengakses halaman tersebut dengan berhasil menghapus segala

Data        data yang sudah tidak dibutuhkan atau expired.

(Gambar

12)

6.

Menu       Website menampilkan menu dan halaman untuk mencetak QR Code Berhasil

Cetak QR

Code

(Gambar

13)

Tabel 6. Hasil Pengujian Metode User Acceptance Testing.

No

Skor Jawaban       Rata-   Interpretasi

Variabel                                              rata

SP  P    TP  STP

1.

Website mudah dioperasikan oleh semua 64   51     0    0      3,48    Sangat Puas

kalangan masyarakat?

2.

Website memiliki tampilan yang menarik dan 76   42    0    0      3,57    Sangat Puas

lengkap?

3.

Website menyediakan ketertelusuran pangan 84   36     0    0      3,64    Sangat Puas

yang mudah dibaca dan dipahami?

Gambar 11. Hasil Jawaban Responden Pada Variabel Pertanyaan Pertama.


Jumlah Website memiliki tampilan yang menarik dan lengkap? :     20

Website memiliki tampilan yang menarik dan lengkap?


memuaskan dengan nilai rata-rata pada pertanyaan pertama 3,48 dengan interpretasi “Sangat Puas”, pada pertanyaan kedua mendapatkan nilai rata-rata 3,57 dengan interpretasi “Sangat Puas”, serta nilai rata-rata yang didapat pada pertanyaan ketiga 3,64 dengan interpretasi “Sangat Puas”. Dapat diambil kesimpulan dengan banyak 33 responden dan 3 variabel pertanyaan dengan mendapat nilai diantara skala likert 3,25 hingga 4, website dapat dinyatakan baik dengan interpretasi responden “Sangat Puas”.

Menurut Meimaharani & Laily (2014), tercapainya kualitas suatu website yang sempurna akan mendorong terciptanya kepuasan pengguna, karena kualitas website merupakan sarana untuk mewujudkan kepuasan pengguna dalam mengaksesnya. Sebuah website dapat dikatakan baik apabila bersifat responsif, interaktif, aman, dengan kesederhanaannya, dan desain yang menarik (Priyatna et al., 2020). Kualitas antarmuka dari website yang baik meliputi penggunaan gambar, font, warna yang sesuai, dan kemudahan untuk mengakses website serta memiliki tata letak yang terstruktur (Liani & Saputro, 2019).


Gambar 12. Hasil Jawaban Responden Pada Variabel Pertanyaan Kedua.



Gambar 13. Hasil Jawaban Responden Pada Variabel Pertanyaan Ketiga.


Gambar 14. Halaman Login User Admin


Gambar 15. Halaman Utama User Admin.


Hasil pengujian menggunakan metode user acceptance testing pada penelitian mendapatkan hasil yang


Gambar 16. Menu Menambahkan Data Produk.


Gambar 17. Halaman Menambahkan Data Produk.


Gambar 18. Menu Menambahkan Data Detail Produk.


Gambar 19. Halaman Menambahkan Data Detail Produk.


Detail Produk

Stew 10 - OftIrej ι    i≡f)

  • 2   Qnfl

  • 3   Q nrD


Nimi             Jenls Proout

Broteii              svnr


VST-ZO 230806001

VGT-ZO230406004 f ST-Zozaceoeooz


NinuPetwii

JtraiuPulri

Aryi Majina

Khansmi IDgI


Gambar 20. Menu Merubah Data Detail Produk.

Gambar 21. Halaman Merubah Data Detail Produk.

Gambar 22. Menu Menghapus Data Produk.

Gambar 23. Menu Mencetak QR Code.

Gambar 24. Halaman Mencetak QR Code.

KESIMPULAN

Traceability Website produk sayur brokoli di BOS Fresh telah berhasil dibangun dengan menggunakan berbagai fitur yang ada pada framework laravel menggunakan bahasa pemrograman PHP. Seluruh fitur menu dan halaman pada traceability website telah berjalan dengan baik dan telah diuji menggunakan 3 metode pengujian, yakni metode pengujian white-box, metode pengujian black-box, dan metode pengujian user acceptance testing. Hasil pengujian traceability website sayur brokoli di BOS Fresh ini berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Pada pengujian metode white-box, seluruh variabel pengujian dari alur bahasa pemrograman mendapatkan hasil “Valid”. Pengujian dengan metode black-box, seluruh fitur dan menu halaman pada bagian admin mendapatkan hasil “Berhasil” yang berarti seluruh fitur menu dan halaman dapat berjalan dengan baik dan semestinya. Serta pengujian metode user acceptance tersting, pada variabel mengenai pengoperasian website mendapatkan nilai rata-rata di 3,48 dengan interpretasi “Sangat Puas”, di variabel mengenai kelengkapan data produk website mendapatkan nilai rata-rata di 3,57 dengan interpretasi “Sangat Puas”, serta pada variabel mengenai tampilan pada website mendapatkan nilai di 3,64 dengan interpretasi “Sangat Puas”.

Daftar Pustaka

Dong, Y., Fu, Z., Stankovski, S., Wang, S., & Li, X. (2020). Nutritional Quality and Safety Traceability System for China’s Leafy Vegetable Supply Chain Based on Fault Tree Analysis and QR    Code.    IEEE Access,    8(1).

https://doi.org/10.1109/ACCESS.2020.3019593

Fauzan, R. M. (2008). Perancangan Sistem Pemesanan Produk Berbasis Web Pada CV. Hanif Niaga Group. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Khusnah, A. (2018). Penggunaan Sistem Radio Frequency Identification (RFID) Dalam Mendukung Peminjaman Pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran, 6(2).

Kurniasih, J. (2021). Sistem Ketertelusuran Digital: Perspektif Teknologi dan Keberlanjutan. Jurnal Dinamika Informatika, 12(1).

Liani, I., & Saputro, A. (2019). Rancangan Desain Website Responsif Sebagai Sarana Informasi

Pada SMK PUSTEK Serpong. Jurnal IDEALIS, 2(5). www.smk.pustekserpong.com.

Ligar, B. (2020). Review Pemanfaatan QR Code pada Ketertelusuran Makanan (Food Traceability). Jurnal Ilmiah KOMPUTASI,    19(2).

https://doi.org/10.32409/jikstik.19.2.2864

Luthfi, F. (2017). Penggunaan Framework Laravel Dalam Rancang Bangun Modul Back-End Artikel Website Bisnisbisnis.ID. JISKa, 2(1).

Meimaharani, R., & Laily, D. (2014). E-Commerce Goody Bag Spunbond Menggunakan QR Code Berbasis Web Responsif. Jurnal SIMETRIS, 5.

Murni, S., & Sabaruddin, R. (2018). Pemanfaatan Qr Code Dalam Pengembangan Sistem Informasi Kehadiran Siswa Berbasis Web. Jurnal Teknologi & Manajemen Informatika, 4(2).

Pamuji, A. (2018). Strategi Perbaikan Uji Coba Struktural Perangkat Lunak Pada Metode WhiteBox. Jurnal Informatika, 5(1).

Patria, R. (2021). Alasan Laravel Adalah Framework Terpopuler dan Kelebihannya. Domainesia. https://www.domainesia.com/berita/laravel-adalah/

Priyatna, B., Lia Hananto, A., & Nova, M. (2020). Application of UAT (User Acceptance Test) Evaluation Model in Minggon E-Meeting Software Development. SYSTEMATICS, 2(3).

Resman, K. I. K., Gunadnya, I. B. P., & Budisanjaya, I. P. G. (2020). Rancang Bangun Sistem Informasi E-Commerce Penjualan Ayam Pedaging Berbasis Website di Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Jurnal BETA, 9(1).

Setiyani, L. (2021). Implementasi Cybersecurity pada Operasional Organisasi. Seminar Nasional: Inovasi & Adopsi Teknologi.

Soler, J., Boada, I., Prados, F., Poch, J., & Fabregat, R. (2010). A formative assessment tool for conceptual database design using UML class diagram. International Journal of Emerging Technologies      in      Learning,      5(3).

https://doi.org/10.3991/ijet.v5i3.1402

Sulaiman, I., Yusriana, & Muliawan, W. (2021). Building Cocoa Traceability System Based on Application and QR Code. Jurnal Aplikasi Teknologi           Pangan,            10(2).

https://doi.org/10.17728/jatp.7549

Suteja, B. R., & Harjoko, A. (2008). User Interface Design for e-Learning System. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.

Wedhatama, A. (2020, December 29). Bali Organik Subak Company Profile. BOS Fresh. https://www.baliorganiksubak.com/profile/

Yusriana, & Jaya, R. (2022). Digitalisasi Sistem Traceability dan Keberlanjutan Agroindustri Pangan: Telaah Kritis Literatur. Jurnal Teknologi Industri            Pertanian,            32(2).

https://doi.org/10.24961/j.tek.ind.pert.2022.32.2. 146

127