ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.2 (2014): 430-448

EFEKTIFITAS NIGHT AUDITOR DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGENDALIAN INTERN PADA HOTEL BINTANG LIMA

I Made Suarsa Darma Putra1 I Made Karya Utama 2

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected] / telp: +62 81 934 302 003 2

2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Night auditor (profesi pengaudit malam hari) bertanggung jawab atas kebenaran dan ketelitian pemasukan data penjualan dalam satu hari. Persoalannya, seringkali terjadi ketidakjelasan peran dan efektivitas fungsi auditor malam hari pada beberapa hotel termasuk yang berkategori bintang lima. Penelitian dengan menggunakan metode teknik analisis kuantitatif statistik non parametrik ini mengajukan hipotesis ada hubungan antara efektivitas fungsi auditor malam hari dengan melakukan pemeriksaan terpadu secara internal pada hotel bintang lima di kawasan Badung. Kesimpulan penelitian yang diperoleh bahwa fungsi auditor malam hari pada hotel bintang lima di Kabupaten Badung termasuk kategori sangat efektif. Selain itu terdapat hubungan yang sedang atau cukup antara efektivitas fungsi auditor malam hari dengan pengendalian intern pada hotel bintang lima di kabupaten Badung.

Kata Kunci: efektifitas, night auditor, pengendalian internal

ABSTRACT

Night auditor is responsible for the correctness and accuracy of data entry of sales in one day. The problem is, there is often lack of clarity of roles and functions of the effectiveness of night auditor at several hotels including the five-star category. Research with quantitative analysis techniques using non-parametric statistical hypothesis is put forward there is a relationship between the effective functioning of the internal control auditor night at five-star hotels in Badung regency. The results obtained that the function of night auditor at a five-star hotel in Badung including highly effective category. In addition there is a relationship between moderate or moderately effective functioning of the internal control auditor night at five-star hotels in Badung regency.

Keywords: effectiveness, night auditor, internal control

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang memiliki daerah tujuan wisata terbanyak di dunia. Salah satu destinasi wisata utama di Indonesia adalah Bali. Industri pariwisata di Bali memberikan kontribusi besar bagi peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali, sebesar 30 persen di tahun 2010 (Bali Dalam Angka, 2011). Perkembangan pariwisata tidak terlepas dari industri

penunjang pariwisata, salah satunya adalah hotel. Menurut Karma (2011), industri perhotelan memiliki tujuan menghasilkan laba. Laba bersih adalah kenaikan bersih terhadap modal. Laba bersih menunjukkan nilai yang dapat diberikan entitas kepada para pihak berkepentingan seperti investor.

Salah satu komponen terpenting dari laba adalah pendapatan. Pada hotel, sumber pendapatan diperoleh dari penjualan kamar, penjualan makanan, cucian, dan fasilitas pendukung lainnya. Salah satu ciri penting industri hotel adalah aktifitas operasinya yang berlangsung 24 jam sehingga pengakuan dan pengukuran pendapatan harus dilakukan akurat. Keakuratan bermanfaat menyajikan laporan keuangan secara wajar.

Pada situasi perdagangan bebas menuntut pimpinan yang sanggup mengelola manajemen perusahaan secara efektif dan efisien tanpa mengabaikan tujuan bersama (Karma, 2011). Hal ini termasuk makin pesatnya jumlah hotel di Kabupaten Badung yang mengakibatkan iklim persaingan antar hotel makin kompetitif terutama saat menarik perhatian pasar domestik maupun mancanegara. Pesatnya perkembangan jumlah hotel di Kabupaten Badung terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Perkembangan Usaha Jumlah Hotel Berbintang

Tahun

Hotel Bintang 1 - 5

Jumlah Kamar

2008

96

16.016

2009

98

16.360

2010

98

15.836

2011

100

16.021

2012

100

16.021

Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Badung (2012)

Semakin besar skala hotel menyebabkan pemilik seringkali berhalangan

langsung melakukan pengawasan aktivitas usahanya sehingga kebanyakan

melakukan pembagian kewenangan sekaligus tanggung jawab yang dipunyai kepada orang lain. Berangkat pada situasi tersebut, manajemen dituntut dapat menerapkan pengendalian intern sehingga seluruh kegiatan usaha tetap terkontrol sesuai kebijakan pimpinan.

Standar Professional Akuntan Publik (2001:319), menegaskan monitoring dan kendali secara internal merupakan kegiatan manajerial yang dilakukan dewan komisaris maupun struktur personalia lainnya dengan tujuan melakukan kesempurnaan dokumen pelaporan keuangan, operasi yang tepat sasaran dan efisien, serta tunduk pada norma hukum yang berlaku. Apabila aktifitas pengendalian internal pada lembaga usaha tidak kuat, maka dimungkinkan adanya ketidaktepatan, ketidakteraturan, atau bahkan upaya pembelotan orientasi pada tujuan perusahaan rentan terjadi. Pengendalian intern salah satunya terimplementasi melalui fungsi audit intern yang menuntut keakuratan pendapatan hotel dengan ditentukan kinerja pengawasan night auditor. Night auditor atau dalam istilah bahasa Indonesia auditor malam hari adalah salah satu bagian departemen akuntansi yang pertama kali memeriksa keseluruhan pendapatan pada hari itu atau saat hotel tutup buku, yaitu di malam hari. Auditor malam hari merupakan orang yang bertanggung jawab atas kebenaran dan ketelitian pemasukan data penjualan dalam satu hari (Widanaputra, 2009:40). Oleh karena itu, auditor malam hari dituntut mampu bekerja efektif agar dapat membuat laporan harian dari transaksi penjualan yang dapat dipertanggung jawabkan kepada pemasukan auditor sehingga sistem pelaporan audit yang dihasilkan menjadi berkualitas.

Selama ini, penelitian yang mengangkat tema tentang efektivitas auditor malam hari dan hubungannya dengan pengendalian intern secara umum menghasilkan temuan relasi efektivitas fungsi auditor malam hari dengan pengendalian intern berdasarkan tingkat efektivitas dan interpretasi hubungan yang berbeda-beda. Hal ini seperti penelitian Karma (2011) tentang efektivitas fungsi auditor malam hari dan hubungannya dengan pengendalian intern menunjukkan hubungan efektivitas fungsi auditor malam hari dengan pengendalian intern dengan lebih dari 50% responden memiliki kriteria sangat efektif dan interpretasi hubungan yang sedang atau cukup (0,45).

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Karma (2011) dan sebagian besar mengacu penelitian sebelumnya. Hal ini karena minimnya informasi artikel maupun jurnal yang membahas atau meneliti fungsi auditor malam hari di masa kini. Peneliti berusaha mengkaji apakah terdapat hubungan antara efektivitas fungsi auditor malam hari dengan pengawasan dan monitoring internal pada hotel bintang lima di kawasan Badung. Pemilihan lokasi di Kabupaten Badung karena di wilayah ini memiliki jumlah hotel bintang lima tertinggi di Provinsi Bali daripada kabupaten lain. Menurut catatan Dinas Kepariwisataan Kabupaten Badung, pada tahun 2012 terdapat 100 hotel berbintang dan 31 hotel merupakan hotel bintang lima. Berdasarkan kondisi ini, maka perumusan masalah pada riset ini adalah antara lain sejauh manakah hubungan efektifitas fungsi auditor malam hari dengan pengendalian intern pada hotel berkategori bintang lima di kawasan Badung?

Manfaat praktis riset ini antara lain memberikan sumbangan saran dan pemikiran kepada manajemen perusahaan khususnya hotel mengenai pentingnya efektifitas fungsi auditor malam hari pada suatu hotel. Ikhsan dan Prianthara (2008:2) menegaskan hotel merupakan jenis layanan yang memanfaatkan sebagian atau seluruh bangunan yang diperuntukkan bagi seseorang untuk menginap, bersantap (kuliner), serta jenis jasa yang pengelolaannya bermotifkan laba. Sihite (2000:153) mengemukakan, jenis hotel dapat dilihat dari kriteria yang digunakan untuk mengelompokkannya. Adapun kriterianya antara lain diklasifikasikan menurut standar hotel, ukuran dan jumlah kamar, jenis tamu dan tarif hotel. Widanaputra, dkk (2009:16) melihat klasifikasi hotel dari jaringan pemasarannya, yang terdiri atas 3 kelompok jaringan, yaitu jaringan hotel internasional, jaringan hotel nasional, serta hotel yang dikelola secara independen. Perbedaan ketiganya terletak pada pada produk yang dihasilkan, yang memberian kekuatan konsumen dan pengelola dalam mempengaruhi permintaan dan penawaran.

Widanaputra (2009:40) mengemukakan bagian dalam departemen akuntansi pada suatu hotel terdiri atas beberapa bagian, antara lain : Kasir umum, merupakan kasir yang mempunyai tanggung jawab penuh atas semua penerimaan dan pengeluaran hotel; Kasir outlet, seperti front office, restoran, dan bar. Kasir outlet bertanggung jawab atas penerimaan pada masing-masing outlet; Auditor pendapatan, adalah orang yang mempunyai tugas untuk mencocokkan semua hasil penjualan hotel dan mengkoreksi kembali pekerjaan auditor malam hari; auditor malam hari merupakan orang yang bertanggung jawab atas kebenaran dan

ketelitian pemasukan data penjualan dalam satu hari dari masing-masing outlet; Kredit merupakan bagian yang mempunyai tanggung jawab pada besaran kredit yang digunakan tamu, dan menyetujui batas kredit setiap tamu, serta melakukan analisa atas tanda terima tagihan; Account receivable, merupakan bagian yang bertanggung jawab atas penyiapan tagihan dan penagihan kepada tamu yang melakukan reservasi melalui agen. Bagian ini juga bertanggung jawab atas pencatatan piutang untuk tamu yang masih menginap di hotel dan untuk tamu yang sudah keluar dari hotel; Account payable merupakan bagian yang bertanggung jawab atas hutang hotel pada pihak luar, khususnya pemasok; Pengontrol pengeluaran bertanggung jawab atas pengendalian biaya-biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing departemen, mengecek harga barang di pasar, menyetujui pembelian barang untuk keperluan hotel; Personalia, bertanggung jawab atas perhitungan, pengalokasian, dan pembayaran gaji karyawan; Pemroses data elektronik, bertanggung jawab atas sistem informasi yang digunakan di hotel, khususnya dalam pemrosesan data; Purchasing bertanggung jawab dalam pembelian barang keperluan hotel; Kepala ruangan took bertanggung jawab dalam menerima barang yang dibeli dan menyimpannya, melakukan pencatatan atas persediaan di gudang; serta akuntan bertanggung jawab dalam menyiapkan laporan keuangan.

COSO (1992:13) menyatakan pengendalian intern adalah kegiatan mencapai sasaran sekaligus tujuan organisasi. Tujuan utama kegiatan ini adalah pertanggungjawaban informasi, taat pada aturan, planning, menjalankan prosedur, perlindungan harta (aset); pengelolaan / pemanfaatan sumber daya secara efisien;

serta pencapaian sasaran dan tujuan yang sesuai dengan program. Menurut Furukawa (2009), struktur pengendalian intern membantu perusahaan untuk menerapkan pengendalian terhadap laporan keuangan secara efektif. Tujuan pengendalian internal merupakan membawa perusahaan mencapai apa yang diharapkan atau mencapai apa yang harus direncanakan. Tanpa adanya pengendalian internal banyak kemungkinan perusahaan akan cenderung menyimpang dari tujuan yang sudah ditetapkan bersama. Secara khusus, tujuan pengendalian intern adalah dapat mencapai tujuan manajemen.

Menurut Widjaja (2005) dan Schneder (2008), audit internal merupakan sistem kegiatan yang dilakukan oleh pegawai internal pada suatu organisasi untuk menyakinkan pihak manajerial melakukan pemeriksaan lanjutan, apakah pengendalian manajemen yang ada telah cukup memuaskan dan dibina secara efektif. Laporan keuangan akuntansi menggambarkan dengan tepat dan segera kegiatan serta hasil yang sebenarnya. Pada proses ini juga dilakukan pengecekan setiap bagian, seksi, atau unit lainnya bekerja sesuai dengan rencana, kebijakan, dan prosedur, yang dipertanggung jawabkan kepadanya.

Halim (2003) menyatakan pemeriksa yang ditugaskan untuk memeriksa hasil aktifitas usaha dikategorikan pada tiga kelompok, antara lain pemeriksa internal, pemeriksa pemerintah, serta pemeriksa independen. Menurut Mulyadi (2002:29), pemeriksa internal mempunyai tugas inti menentukan keputusan yang diambil oleh top manajerial yang telah disepakati, dengan berorintasi pada upaya yang berdaya dan berhasil guna untuk kegiatan usaha organisasi.

Tugas auditor internal berkaitan dengan pencegahan tindakan kecurangan dalam segala bentuknya. Audit intern harus tanggap pada kebutuhan dan keinginan dari semua lingkungan manajemen (Rachmawati, 2008). Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dinyatakan bahwa audit intern adalah kegiatan penilaian independen oleh bagian auditor intern perusahaan yang dibentuk dalam suatu organisasi, yang berfungsi melakukan penentuan atas ketercapaian usaha pengendalian yang dilakukan organisasi. Tujuan pemeriksaan internal melindungi kepentingan organisasi termasuk menunjukkan kelemahan dalam peningkatan pengamanan kepentingan organisasi. Dalam Standar Professional Akuntan Publik (2001:322) dijelaskan fungsi audit intern me-review, menetapkan, dan memantau pengendalian, prosedur yang dilaksanakan auditor internal. Tanggung jawab penting fungsi audit internal adalah memantau kinerja pengendalian satuan usaha.

Menurut Widanaputra, dkk (2009:40), night auditor atau auditor malam hari adalah pihak yang bertanggung jawab pada kebenaran dan ketelitian pemasukan data penjualan dalam satu hari. Serupa dengan pendapat diatas, tugas auditor malam hari memeriksa semua laporan dari transaksi penjualan front office dan restoran setiap hari. Sugiarto dan Hartadi (2006:26), menyatakan bahwa fungsi utama auditor malam hari menyeimbangkan data akuntansi front office dalam menyiapkan ringkasan laporan keuangan sehari-hari. Secara umum fungsi auditor malam hari adalah melakukan cek benar tidaknya posting-posting yang masuk, baik yang menyangkut akuntansi tamu maupun yang bukan tamu; menyeimbangkan (membuat debit dan kredit nol) semua akun kantor depan; menyelesaikan perbedaan status kamar; memonitor batas kredit tamu, bila batas

segera menginformasikannya kepada bagian kredit; serta membuat laporan untuk manajemen dan departemen lain yang bersangkutan.

Fungsi auditor malam hari secara umum adalah untuk memperoleh dan memastikan keakuratan data mengenai semua pemasukan data penjualan satu hari. Pada posisi ini akan dihasilkan informasi jumlah total pendapatan yang dihasilkan pada masing-masing sumber pendapatan pada hari itu dan mengecek setiap transaksi-transaksi untuk meyakinkan bahwa semuanya telah diposting. Setelah pekerjaan selesai, tugas dari auditor malam hari selanjutnya adalah menyampaikan segera hasil pemeriksaan keuangan kepada audit pemasukan dengan format baik. Biasanya digunakan formulir dari rangkuman pendapatan yang telah tercetak dan laporan yang terperinci bersama dengan data tingkat hunian kamar serta data lainnya. Auditor malam hari menerima laporan masing-masing kasir penjualan. Laporan awal tentang hari sebelumnya disampaikan kepada audit pendapatan berdasarkan informasi yang diberikan oleh auditor malam hari akan membuat catatan harian penjualan sebagai informasi pada pihak manajemen. Informasinya adalah mengenai penjualan kamar, makanan dan minuman, dan pendapatan lain, serta informasi tingkat hunian dan informasi lain dalam hari sebelumnya (Widanaputra, dkk, 2009:84).

Yuliati (2005) meneliti hubungan ketidakjelasan peran dan efektivitas fungsi auditor malam hari pada hotel bintang lima di kabupaten Gianyar. Identifikasi variabel adalah ketidakjelasan peran dan efektivitas fungsi auditor malam hari. Teknik analisis yang digunakan teknik analisis kuantitatif statistik non parametrik. Untuk melihat hubungan antar variabel yang diteliti atau

mengetahui tingkat hubungan keduanya digunakan koefisien spearman. Hasil penelitian adalah ada hubungan signifikan antara ketidakjelasan peran dengan efektivitas fungsi auditor malam hari pada hotel bintang lima di kabupaten Gianyar. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada penilaian efektivitas fungsi auditor malam hari. Perbedaannya adalah penelitian terdahulu meneliti mengenai ketidakjelasan peran dan efektivitas fungsi auditor malam hari, sedangkan penelitian saat ini meneliti tentang efektivitas fungsi auditor malam hari dan hubungannya dengan pengendalian internal. Selain itu lokasi penelitian terdahulu adalah pada hotel bintang lima di kabupaten Gianyar, sedangkan pada penelitian saat ini pada seluruh hotel bintang lima di kabupaten Badung yang memiliki fungsi auditor malam hari.

Penelitian kedua adalah Liliswati (2006) yang berjudul penilaian efektivitas fungsi auditor malam hari dan hubungannya dengan sistem pengendalian intern pada hotel bintang empat di kecamatan Kuta Tengah. Identifikasi variabel adalah efektivitas dan sistem pengendalian intern. Teknik analisis data adalah kuantitatif non parametrik dengan perhitungan tertentu sehubungan efektivitas fungsi auditor malam hari serta hubungannya dengan sistem pengendalian intern. Analisis data didasarkan pada kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Hasil hipotesis disimpulkan bahwa ada hubungan antara efektivitas fungsi auditor malam hari dengan sistem pengendalian internal pada hotel bintang empat di kecamatan Kuta Tengah. Persamaan dengan penelitian ini adalah efektivitas fungsi auditor malam hari. Perbedaannya adalah efektivitas fungsi auditor malam hari dengan hubungannya pada sistem

pengendalian intern. Sedangkan penelitian ini meneliti efektivitas fungsi auditor malam hari dan hubungannya dengan pengendalian internal. Lokasi penelitian terdahulu pada hotel kecamatan di Kuta Tengah, sedangkan penelitian saat ini adalah hotel bintang lima di kabupaten Badung yang memiliki fungsi auditor malam hari.

Ratih (2010) meneliti tentang efektivitas fungsi auditor malam hari dan hubungannya dengan sistem pengawasan internal di hotel berbintang di kawasan Denpasar. Identifikasi variabel yang digunakan adalah efektivitas fungsi auditor malam hari dan sistem pengendalian intern. Teknik analisis data adalah teknik non parametrik dengan perhitungan efektivitas fungsi auditor malam hari serta hubungannya dengan sistem pengendalian intern. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan antara efektivitas fungsi auditor malam hari dengan pengawasan internal di hotel berbintang di kawasan Denpasar. Hal ini diperoleh dari t hitung (12,551) > t tabel (1,671). Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti tentang efektivitas fungsi auditor malam hari. Perbedaannya, selain lokasi, pada penelitian terdahulu meneliti mengenai efektivitas fungsi auditor malam hari dan hubungannya dengan sistem pengendalian intern, sedangkan penelitian saat ini meneliti tentang efektivitas fungsi auditor malam hari dan hubungannya dengan pengendalian intern.

Karma (2011) meneliti tentang efektivitas fungsi auditor malam hari dan hubungannya dengan sistem pengendalian internal di lima hotel berbintang kawasan Badung. Identifikasi variabel adalah efektivitas fungsi auditor malam hari dan sistem pengendalian intern. Teknik pengolahan data menggunakan

analisis kuantitatif non parametrik yang menghitung hubungan efektivitas fungsi auditor malam hari dan hubungannya dengan sistem pengendalian intern. Analisis data didasarkan pada kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan antara efektivitas fungsi auditor malam hari dengan sistem kendali internal di hotel bintang empat dan lima kawasan Badung. Dari hasil pengujian hipotesis, diperoleh CR adalah 2,41 lebih dari t tabel yang mencapai 1,68 (CR > t tabel). Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti tentang efektivitas fungsi auditor malam hari. Perbedaannya adalah tahun penelitian yang sudah yang dilaksanakan pada tahun 2011 serta lokasi penelitian terdahulu pada hotel berbintang empat dan lima di kabupaten Badung yang memiliki bagian auditor malam hari, sedangkan penelitian saat ini adalah pada seluruh hotel bintang lima di kabupaten Badung yang memiliki fungsi auditor malam hari. Berdasarkan hasil riset terdahulu, bias diajukan hipotesis bahwa terdapat hubungan antara efektivitas fungsi auditor malam hari dengan pengendalian internal pada hotel bintang lima kawasan Badung.

METODE PENELITIAN

Obyek dalam penelitian ini adalah efektivitas fungsi night auditor (auditor malam hari) dan pengendalian intern pada hotel bertaraf bintang lima pada kawasan Badung. Variabel yang digunakan pada penelitian adalah efektivitas fungsi auditor malam hari dan pengendalian intern. Efektifitas fungsi auditor malam hari adalah ability dalam prioritas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, seperti aktifitas yang sesuai aturan guna memperoleh dan memastikan keakuratan

data mengenai semua transaksi pendapatan pada hari itu sehingga menghasilkan informasi mengenai total pendapatan pada hari itu dan transaksi-transaksi tersebut dicek untuk meyakinkan semuanya telah diposting. Pengendalian internal merupakan proses dengan pelibatan aktifitas oleh komisaris, manajemen, dan personal lain (SPAP, 2000:319.2). Pengolahan analisa data menggunakan jenis teknik kuantitatif statistik non parametrik dengan melakukan kalkulasi hitungan yang berhubungan dengan efektivitas fungsi auditor malam hari serta hubungan pengendalian intern pada hotel bintang lima di kabupaten Badung. Teknik analisis ini digunakan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal.

Data ordinal merupakan bagian statistik non parametrik. Data ini mempunyai urutan dan peringkat. Angka menunjukkan tingkatan dengan membuat klasifikasi urutan objek paling tinggi hingga paling rendah. Ukuran pada penelitian ini bukan nilai absolut, melainkan hanya pemeringkatan. Skala Likert yang dituliskan Sugiyono, adalah dari sikap sangat setuju, sikap setuju, sikap ragu-ragu, tidak setuju sampai sangat tidak setuju. Perolehan pengukuran skala ordinal pada akhirnya menhasilkan data ordinal. Alat analisis (uji hipotesis asosiatif) statistik non parametrik yang lazim digunakan untuk data ordinal adalah Spearman Rank Correlation. Kuesioner variabel efektivitas fungsi auditor malam hari dan variabel pengendalian intern diukur melalui instrument penelitian. Instrumen penelitian tersebut tercantum pada draft kuisioner dan di ukur dengan skala likert. Skala likert adalah skala yang dimanfaatkan guna pengukuran pendapat, atau persepsi orang maupun kelompok tentang situasi sosial. Kondisi ini

sangat cocok dengan pertanyaan risaet ini dimana jawaban mempunyai kategorial paling positif hingga paling negatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden pada penelitian Efektivitas Fungsi Auditor Malam Hari dan Hubungannya dengan pengendalian secara internal pada hotel bintang lima pada kawasan Badung dapat dilihat pada beberapa kriteria yaitu, jabatan, pendidikan terakhir, dan lama bekerja.

Penelitian ini memanfaatkan analisis dengan teknik kuantitatif berupa penyebaran kuisioner untuk mengetahui efektivitas fungsi auditor malam hari serta hubungannya dengan pengendalian intern pada hotel berkualitas bintang lima di kawasan Badung. Setiap jawaban yang diberikan oleh setiap responden akan diberikan skor. Instrumen untuk mengukur efektivitas fungsi auditor malam hari terdiri dari 6 pernyataan untuk fungsinya mengecek benar tidaknya postingposting yang masuk baik yang menyangkut akun tamu maupun bukan tamu, 3 pernyataan untuk fungsinya menyeimbangkan semua akun kantor depan, 2 pernyataan untuk fungsinya menyelesaikan perbedaan status kamar, 3 pernyataan untuk fungsinya memonitor batas-batas kredit tamu, dan 5 pernyataan untuk fungsinya membuat laporan untuk manajemen dan departemen lainnya.

Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui teknik analisis kuantitatif diperoleh data bahwa dari 62 responden yang digunakan, 27 responden (43,55 persen) menjawab kuisioner dengan kriteria sangat efektif, 20 responden (32,26 persen) menjawab kuisioner dengan kriteria efektif, 14 responden (22,58 persen) menjawab kuisioner dengan kriteria cukup efektif, dan 1 responden (1,61 persen)

menjawab kuisioner dengan kriteria kurang efektif. Artinya, sebagian besar responden menyatakan fungsi auditor malam hari pada hotel bintang lima di kabupaten Badung sangat efektif. Sedangkan untuk mengukur pengendalian intern terkait dengan efektivitas fungsi auditor malam hari terdiri dari enam pernyataan yang mensyaratkan kondisi struktur organisasi dengan ketegasan pemisahan tanggung jawab fungsional. Enam pernyataan ditilik pada bentuk tata cara dan kewenangan pendokumentasian yang memproteksi harta,laba, hutang dan biaya operasional. Lima pernyataan dilihat dari usaha yang kondusif dalam melakukan fungsi dan kewenangan pada/ Selain itu, lima pernyataan dilihat dari kualifikasi personal yang sesuai dengan tanggung jawabnya.

Berdasarkan lampiran jawaban kuesioner pengendalian intern terkait dengan efektivitas fungsi auditor malam hari pada hotel bintang lima di kabupaten Badung, masih ada kelemahan antara lain ; terdapat perangkapan fungsi auditor malam hari sebagai kasir pada kantor depan dan resepsionis ; auditor malam hari kurang melakukan kajian efektivitas pengendalian intern pendapatan secara berkala dalam departemen akuntansi; auditor malam hari kurang menyelenggarakan pengawasan terhadap pencatatan pendapatan yang disusun untuk mengetahui kemungkinan kelemahan yang terjadi; auditor malam hari kurang memastikan diselenggarakan catatan-catatan detail yang wajar terhadap pendapatan hotel agar dapat dipertanggung jawabkan; auditor malam hari kurang menyelenggarakan prosedur pencatatan hotel yang terpola, memisahkan pemotongan terhadap pendapatan kamar dengan bagian lainnya; Night auditor dalam melakukan tugasnya kurang menggunakan kemampuan atau pengetahuan

mengenai akuntansi perhotelan; serta auditor malam hari kurang mengembangkan kemampuan teknisnya dalam akuntansi dengan mengikuti seminar, kursus, atau pendidikan lanjutan lainnya. Kelemahan-kelemahan tersebut disebabkan karena adanya efisiensi tenaga kerja dan penggunaan sistem informasi akuntansi berbasis komputer.

Sedangkan untuk menguji hubungan antara variabel efektivitas fungsi auditor malam hari dan variabel pengendalian intern adalah memanfaatkan Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs). Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung Koefisien Korelasi Rank Spearman melakukan beberapa langkah. Pertama, nilai pengamatan dari dua variabel yang akan diukur hubungannya diberi jenjang, bila ada nilai pengamatan yang sama dihitung jenjang rata-ratanya. Kedua, setiap pasang jenjang dihitung perbedaannya. Ketiga, perbedaan setiap pasang jenjang tersebut dikuadratkan dan dihitung jumlahnya. Dari hasil perhitungan rasio kritis di atas, maka dapat ditarik kesimpulan Nilai CR > ttabel (3,69 > 1,671) maka H0 mengalami penolakan dan penerimaan H1. Kondisi ini berarti ada relasi antara efektivitas fungsi auditor malam hari dengan pengendalian intern pada hotel bintang lima kawasan Badung.

Hipotesis menyatakan “ada hubungan antara efektivitas fungsi auditor malam hari dengan pengendalian intern pada hotel bintang lima di kabupaten Badung terbukti. Berdasarkan perhitungan rank spearman didapat nilai rs mencapai 0,43 artinya terdapat hubungan yang sedang atau cukup antara efektivitas fungsi auditor malam hari dengan pengendalian intern pada hotel bintang lima di kabupaten Badung. Presentase Efektivitas fungsi auditor malam

hari yang tinggi belum tentu pengendalian intern pada hotel bintang lima di kabupaten Badung tinggi. Nilai rs2 = 0,1849 atau 18,49% , artinya pengendalian intern pada hotel bintang lima di kabupaten Badung 18,49% dipengaruhi oleh efektivitas fungsi auditor malam hari dan 81,51% dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti sistem informasi berbasis komputer.

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini menyimpulkan bahwa fungsi auditor malam hari pada Hotel Bintang Lima di Kabupaten Badung termasuk kategori sangat efektif. Selain itu terdapat hubungan yang sedang atau cukup antara efektivitas fungsi auditor malam hari dengan pengendalian intern pada hotel bintang lima di kabupaten Badung.

Berdasarkan simpulan, sehubungan dengan penelitian yang dilakukan mengenai efektivitas fungsi night auditor dan hubungannya dengan pengendalian intern pada hotel bintang lima di kabupaten Badung, maka ada beberapa saran yang dapat diberikandari hasil penelitian ini. Pertama, efisiensi tenaga kerja melalui perangkapan fungsi auditor malam hari sebagai kasir bagian depan, dan resepsionis perlu diwaspadai jangan sampai mengurangi efektivitas fungsi auditor malam hari terhadap pengawasan pendapatan hotel. Kedua, pengendalian terhadap sistem informasi akuntansi berbasis komputer diperlukan untuk mendapatkan jaminan yang memadai bahwa pencatatan, pengolahan, dan pelaporan data telah dilaksanakan dengan baik.

REFERENSI

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2010. Bali Dalam Angka.

COSO 1992. Internal Control-Integrated Framework. Committee of Sponsoring Organizations Of The Tread way Commission

Desyanti, Ni Putu Eka dan Ratnadi, Ni Made Dwi. 2008. Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern Terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten BAdung. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 3(1):34-44. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Dinas Pariwisata Provinsi Bali. 2011. Direktori Dinas Pariwisata Provinsi Bali.

Dinas Pariwisata Kabupaten Badung. 2011. Data Perkembangan Subdin Sarana Pariwisata.

Ikhsan, Arfan dan Prianthara, Teddy. 2008. Sistem Akuntansi Perhotelan. Edisi Pertama.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Karma Suryantara, I Nyoman 2011. Efektivitas Fungsi Night Auditor dan Hubungannya dengan Sistem Pengendalian Intern pada Hotel Berbintang Empat dan Lima di Kabupaten Badung. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Liliswati. 2006. Penilaian Efektivitas Fungsi Night Auditor dan Hubungannya dengan Sistem Pengendalian Intern pada Hotel Bintang Empat di Kecamatan Kuta Tengah. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Universitas Kristen Petra. Vol.10,No.1 Mei 2008.h:1-10.

Ratih, I. A. Made. 2010. Efektivitas Fungsi Night Auditor Dan Hubungannya Dengan Sistem Pengendalian Intern Pada Hotel Berbintang Di Wilayah Kota Denpasar. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Sihite, Richard. 2000. Hotel Manajemen. Surabaya: SIC.

Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid 1. Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Soemarso S.R. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar Buku Satu. Edisi lima. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kesepuluh. Bandung: Alphabeta.

Sugiono, Prof. Dr. 2004. Statistika Nonparametrik Untuk Penelitian, Penerbit CV ALFABETA, Bandung.

Widanaputra, Suprasto, Ariyanto, dan Sari. 2009. Akuntansi Perhotelan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yadnyana, I Ketut. 2009. Pengaruh Kualitas Jasa Auditor Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern pada Hotel Berbintang Empat dan Lima di Bali. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. AUDI , 4(1): h: 84.

Yuliati, Gusti Ayu Sri. 2005. Hubungan Ketidakjelasan Peran dan efektivitas Fungsi Night Auditor pada Hotel Bintang Lima di Kabupaten Gianyar. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

448