FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

Putu Sakania Primadewi1 I Made Mertha2

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail:nia_burberry@yahoo.com/telp:+62 83114806161

2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Untuk melihat apakah perusahaan sudah melaksanakan fungsi sosialnya, dapat dilihat dari pengungkapan tanggung jawab sosial pada laporan keuangan perusahaan. Perusahaan tidak hanya dituntut mendapatkan keuntungan yang besar tetapi perusahaan memiliki tanggung jawab moral kepada stakeholder-nya karena harus memperhatikan lingkungan sekitarnya. Penelitian ini berujuan mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris Independen, ukuran perusahan, leverage dan profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada laporan keuangan tahunan perusah.aan LQ45 yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) digunakan sebagai proksi dari pengungkapan tanggung jawab sosial. Sebanyak 84 perusahaan sampel dari 100 jumlah populasi diperoleh berdasarkan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris independen dan ukuran perusahan berpengaruh signifikan, sedangkan leverage dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

Kata kunci: pengu.ngkapan tanggung jawab sosi.al, dewan komisaris indepe.nden, ukuran perusahaan, leve.rage, profitab.ilitas

ABSTRACT

To see if company already exercise functions his social, can be seen from disclosure social responsibility in a report corporate finance. The company is not only required a great benefit , but the company has a moral responsibility to its stakeholders because they have to pay attention to the surrounding environment. The purpose of this study was to determine the effect of independent board size , firm size , leverage and profitability against social responsibility disclosure in the annual financial statements LQ45 companies listed on the Stock Exchange in 2008-2011. Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) is used as a proxy of social responsibility disclosure. A total of 84 companies out of 100 total population sample was obtained by purposive sampling method .Based on the results of multiple linear regression analysis showed that independent board size and firm size have a significant effect, whereas no significant effect of leverage and profitability against the disclosure of social responsibility.

Keywords: social responsibility disclosure, independent board, firm size, leverage, profitability

PENDAHULUAN

Nil.ai perusahaan yang tercermin dalam kond.isi keuangan (single bottom line) tidak lagi menjadi satu-satu.nya tanggung jawab yang dim.iliki perusahaan.Aspek sosial, lingkungan dan keuangan (triple bottom lines) kini menjadi tanggung jawab yang juga harus dipikul oleh perusahaan (Kiroyan, 2006).Kemajuan bidang teknologi dan informasi

serta adanya keterbukaan pasar menyebabkan perusahaan harus memperhatikan secara serius dan lebih terbuka mengenai dampak yang ditimbulkan dari aktivitasperusahaan tersebut terhadap alam, lingkungan, dan sosialnya (stakeholder).Hal ini harus dilakukan sebuah perusahaan sebagai upaya dalam menghadapi era globalisasi.

Kontribusi dari sektor industri atau perusahaan berskala besar telah terbukti bagi pertumbuhan ekonomi nasional,namun aktivitas industri tersebut juga tidak terlepas dari eksploitasi terhadap sumber daya alam yang semakin marak dilakukan bahkan beberapa diantaranya menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan yang cukup parah. Layaknya dua bilah mata pisau, banyak perusahaan asing dan lokal di Indonesia bersaing memajukan usahanya yang dipicu oleh dengan dibukanya AFTA.Di satu sisi korporasi tersebut mampu mencukupi kebutuhan masyarakat dan dengan sendirinya juga menguntungkan para shareholder-nya, namun di sisi lainnya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas korporasi tersebut banyak terjadi. Kejadian beberapa waktu lalu, terdapat beberapa pemberitaan mengenai pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan asing dan lokalseperti PT. Lapindo Brant.as di Sidoarjo, Jawa Timur, Newmont Minahasa Raya di Buyat, Sulawesi, PT. Freeport di Irian Jaya. Beberapa peristiwa tersebut telah membuka mata Indonesia mengenai pentingnya CSR (Ajilaksana, 2011).

Salah satu bentuk sustainability reporting yang memberikan keterangan mengenai berbagai aspek perusahan, seperti aspek sosial, lingkungan, dan keuangan dalam laporan keuangan tercakup dalam Corporate Social Responsibility Report. Pengungkapan tanggung jawab sosial yang baik tentunya mencerminkan lingkungan kinerja perusahaan yang baik pula, kondisi ini tentunya akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham. Apabila keraguan investor terhadap perusahaan muncul maka

akan diikuti oleh respon negatif yang akan berimbas pada penurunan harga saham, hal ini dapat saja terjadi dikarenakanlingkungan kinerja perusahaan yang buruk, (Almilia dan Wijayanto, 2007).

Pasal 74 Ayat 1 dan 2, dalam UU.Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007 telah mewajibkan perusahaan yang beroperasi dalam bidang/berkaitan dengan sumber daya alamuntuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.Pernyataan serupa yang menyatakan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk melaporkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang mempengaruhi komunitas yang mana dapat ditentukan dan dijelaskan atau diukur serta pentingnya bagi perusahaan dalam lingkungan sosialnya terdapat dalam tujuan laporan keuangan no. 12 padaTrueblood Report(Belkaoui, 2000).Jadi, laporan keuangan selain berguna dalam pengambilan keputusan,seharusnya juga dapat digunakan untuk menilai bagaimana manajemen bertanggungjawab dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Perusahaan kadangkala mengabaikan tanggung jawab sosialnya dengan alasan bahwa kelangsungan hidup perusahaan tidak terkait dengan lingkungan sosialnya (Anggraini, 2005).Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi jaminan agar perusahaan tidak hanya berfokus pada kepentingan pemegang saham (shareholders), tetapi juga sebagai bentuk pengawasan terhadap tindakan fraud (kecurangan) yang dilakukan pihak stakeholders dal.am praktik bisnis, yakni, komunitas lokal, para pekerja, LSM, pemerintah, konsumen, dan lingkungan (Maksum 2003).Eipstein dan Freedman (1994), dalam Anggraini (2006), menyatakan bahwa informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan menjadi daya tarik tersendiri bagi investor individual, dikarenakandidalamnya memuatinformasi mengenai sosial, lingkungan, dan keuangan

yang secara sekaligus dikenal dengan nama laporan keberlanjutan (sustainability reporting).

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai beberapa faktor yang diduga mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial, yakni ukuran dewan komisaris independen, ukuran perusahaan, leverage, serta profitabilitas pada laporan keuangan perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.

METODE PENELITIAN

Ukuran dewan komisaris independen, ukuran perusahaan (size), leverage, dan profitabilitas pada laporan keuangan perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode 2008-2011 menjadi objek dalam penelitian ini.Pengaplikasiankriteria purposive samplingdalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

  • 1)    Perusahaan LQ45 yang menyediakan laporan keuangan lengkap (termasuk catat.an atas laporan keuangan) dan laporan tahunan.secara berturut-turut di www.idx.co.id pada periode 2008 - 2011.

  • 2)    Menyajikan laporan keuangan dalam mata uang rupiah.

  • 3)    Menyajikan informasi CSR.

CSRDI. (Corporate Social Responsibility Disclosure Index) menjadi proksi dari variabel pengungkapan tanggung jawab sosial. Berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2, segala aspek yang melingkupi energi, kesehatan, lingkungan, keselamatan tenaga kerja, keterlibatan masyarakat, dan umum merupakan ruang lingkup dari pengungkapan tanggung jawab sosial.

Variabel ukuran dewan komisaris diproksikan dengan menggunakan persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan, dari keseluruhan anggota dewan komisaris

perusahaan (Chtourou et al., 2001).

Varibel ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan total asetyang ditransformasikan dalam logaritma, dengan tujuan untuk menyamakan dengan variabel lainnya dalam penelitian ini, dikarenakan total aset.perusahaan nilainya relatif besar (Novita dan Djakman, 2008).Variabel leve.rage diproksikan menggunakan Debt to e.quity ratio (DER) dengan menggunakan proporsitotal.hutang terhadap ekuitas pemegang saham (Sembiring, 2005).Variabel profitabilitas diproksikan dengan menggunakan rasioReturn OnEqu.ity (ROE). Rasio tersebut dipilih karena dianggap sebagai alat yang mampumemberikan gambaran mengenai kemampuan profitabilitas perusahaan (Hakston dan Milne, 1996).Pengujian asumsi klasik dan teknik analisis regresi linear berganda digunak.an sebagai teknik analisis data penelitian ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 1 menunjukkan pengaruhpengaruh dewan komisaris independen, ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas sebagai faktor-fak.tor yang diduga mempeng.aruhi pengungkap.an tangg.ung jawab sos.ial pada laporan keuangan perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bur.sa Efek Indonesia Peri.ode 2008-2011.

Tabel 1.

Rekapitulasi Hasil Anali.sis Regresi Linear Berganda

Variabel

Koefisien Regresi

Sig

Konstanta

0,095

0,241

DK Independen

0,043

0,047

Uk. Perusahaan

0,015

0,019

Leverage

-0,008

0,054

Profitabilitas

0,035

0,146

R Square     = 0,138

F   = 3,162

Adj. R Square = 0,094

Sig. = 0,018

Sumber :Data Primer Diolah, 2013

Hasil Uji Asumsi Klasik

Tabel 2

Rekapitulasi Hasil Uji Asumsi Klasik

Normalitas

Variabel

Multikolinearitas

Heteroskedastisitas

Autokorelasi

Tolerance

VIF

0,751

DK Independen

0,677

1,478

0,209

1,936

Uk Perusahaan

0,995

1,005

0,107

Leverage

0,677

1,477

0,520

Profitabilitas

0,974

1,027

0,120

Sumber :Data Primer Diolah, 2013

Tabel 2 menunjukkan bahwa model pengujian telah terbebas dari masalah normalitas data (0,751> 0,05), multikoliniearitas (nilai tolerance > 0,1 sertaVIF< 10), heteroskedastisitas ( > 0,05), serta pengujian autokorelasidengan nilai dL= 1,55 dan dU = 1,75 sehingga 4-dL = 4-1,55 = 2,45 dan 4-dU = 4-1,75 = 2,25 (1,75 < 1,936 < 2,25).

Hasil. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan Tabel 1, membuktikan bahwa variabel dewan komisaris independen menunjukkan pengaruh yang positif (0,043) dan nilai signifikansi (sig.=0,047). Ini berarti

peningkatan jumlah dewan komisaris independen dari perusaha.an LQ45 yang terdaftar di BEI akan mendorong perusahaan mengungkapkan CS.R. Sejalan denga.n penelitian Nurkhin (2009), Satyarini da.n Paramitha (2011)menunjukkan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh terhadap CSR.Kehadiran dewan komisaris independen dalam perusahaan dapat mengkontrol dan mengawasi manajemen dalam aktivitas operasi.onal perusahaan, termasu.k dalam pelaksanaan dan pengung.kapan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan.Dewan komisaris independenmampu memberikan kepada manajemen untuk melaksanakan aktivitas dan pengungkapan CSR dengan baik.

Berdasarkan Tabel 1, menunjukan bahwavariabel ukuran .perusahaan (size) menunjukkan pengaruh yang positif (0,015) dan nilai signifikansi (sig.=0,019). Ini berarti peningkatan jumlah ukuran perusahaan dari Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI akan mendorong perusahaan LQ45 mengungkapkan CSR. Penelitian Sembiring (2005), Rosmasita (2007), Nurkhin (2008), dan Suhaenah (2011) menemukan hasil yang sejalan, namunpenelitian Rizky (2012) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengung.kapan tanggung jawab.sosial. Pengukuran ukuran perusahaan yang diproksikan dengan log asset menunjukkan perusahaan besar yang memiliki aset yang tinggi lebihmenjadi sorotan publik, pengungkapan yang lebi.h besar merupakan penguran.gan biaya politis sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan yang lebih .besar dengan kegiatan usaha yang lebih kompleksserta memilikiberpengaruh besar terha.dap masyarakat akanmenyebabkan pemegang sah.am memperhati.kan pula prog.ram sosial yang d.ibuat perusahaan, sehingga pengung.kapan tanggu.ng jawab sosial perusah.aan akan semakin lu.as (Cowen et al., 1987).

Berdasarkan Tabel 1, menunjukan bahwavariabel leverage menunjukkan pengaruh

negatif (-0,008) dan tidak signifikan (sig.=0,054). Ini berarti penurunan nilai leverage dari

perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI tidak mempengaruhi pengungkapan CSR perusahaan tersebut. Penelitian Semb.iring (2003 dan 2005), Rizky (2012) dan Anggraini (2006) memberi hasil serupa bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap pengun.gkapan tanggung jawab sosial. Hasil bertentangan dari penelitian Rosmasita (2007), dan Suhaenah (2011) menyatakan terdapat pengaruh antara leverage terhadap pengungka.pan tanggu.ng jawab sosial. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa perusahaan di Indonesia mempunyai hubung.an yang baik dengan debtholders sehingga tidak mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial.Debtholders dikatakan memiliki hubungan yang baik karena mempercayai perusahaan bisa melunasi hutangnya. Selain itu, tinggi rendah hutang yang dimiliki oleh perusahaan tidak akan mempengaruhi besarnya pengungkapan sosial terhadap perusahaan yang mengalami kerugian atau keuntungan karena hutang merupakan suatu kewajiban jangka pendek maupun panjang yang harus dilunasi perusahaan.

Berdasarkan Tabel 1, menunjukan bahwavariabel profitabilitas menunjukkan pengaruh positif (0,035) namun tidak signifikan (0,146). Ini berarti peningkatan jumlah profitabilitas dari perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI belum tentu mendorong perusahaan LQ45 mengungkapkan CSR. Penelitian Sembi.ring (2003 dan 2005), Anggraini (2006), juga memperoleh hasil tidak berpengaruhnya profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, berbeda dengan penelitian Nurkhin (2009), Rosmasita (2007), Rizky (2012), dan Suhaenah (2011) yang memperoleh hasil profitabilitas berpengaruh terhadap pengung.kapan tanggun.g jawab sosial. Grey, et al. (1987), dalam Sembiring (2005) menyatakan tidak ditemukannya pengaruhprofitabilitas terhadap pengungkapan tanggung ja.wab social mungkin dikarenakan tidak berkaitannya pro.fitabilitas dalam periode yan.g sama

dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, namun mungkin berhubungandengan laba per.iode yang lalu (lagged profit).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dewan komisaris independen dan ukuran perusahaan (size) terbukti berpenga.ruh signifik.an, namun leverage dan profitabilitas tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada laporan keuangan perusahaan.Hal ini membuktikan bahwa faktor dewan komisaris independen dan ukuran perusahaan (size) patut dipertimbangkan dalam pengungkapan tanggung jawab sosial pada laporan keuangan perusahaan.

Saran

Hasil pene.litian ini dapat dijadikan tambahan referensi mengenai faktor-faktor yang mempenga.ruhi pengungkapan tanggung jawab sosi.al yaitu dewan komisaris independen dan ukuran perusahaan. Bagi perusahaan yang masuk dalam daftar perusahaan LQ45 apabila ingin mengungkapkan menerapkan CSR dalam perusahaan harus memperhatikan variabel dewan komisaris independen dan ukuran perusahaan (size).

Memperluas populasi penelitian, yaitu, tidak hanya terbatas pada perusahaan LQ45 saja. Populasi bisa diperluas dengan menambah jumlah populasi yaitu dengan menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. Memperpanjang periode penelitian, sehingga dapat melihat kecenderungan yang lebih spesifik tenatang pengungkapan tanggung jawab sosial pada laporan keuangan perusahaan jangka panjang misalnya 5 tahun periode penelitian.

Menambah indikator yang digunakan dalam variabel penelitian. Misalnya menambah indikator jumlah dewan komisaris, menambah jumlah tenaga kerja pada variabel ukuran perusahaan, atau menambah indikator ROA pada Profitabilitas.

REFERENSI

Ajilaksana, I Dewa Ketut Yudyadana. 2011. Pengaruh corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Almilia, L. S., dan Wijayanto, D. 2007. Pengaruh Environmental Performance dan Environmental Disclosure terhadap Economic Performance, Proceedings The 1st Accounting Conference. pp. 1-23. Depok.

Anggraini, Fr. RR. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Infromasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan(Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9.

Anggraini, Sari. 2005. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham dengan memperhatikan Ukuran Perusahaan.(diakses5 Februari 2013).

Belkaoui, Ahmed and Philip G. Karpik. 1989. Determinants of the Corporate Decision to Disclose Sosial Information. Accounting, Auditing and Accountability Journal.Vol. 2, No. 1, p. 36- 51.

Chtourou, S.M.,J. Bedard, and L. Courteau. 2001.Corporate Governance and Earning Management.http:/www.ssrn.com. diunduh 5 Februari 2013.

Cowen, S., Ferrari, L. and L. Parker. 1987. The Impact of Corporate Characteristics on Social Accounting Disclosure: A Topology and Frequency Based Analysis. Accounting, Organisations and Society. 12(2): 111-122.

Hackston, D., dan M.J. Mi.lne. 1996. Some determinants of social and environmental disclosures in New Zealand companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9, No. 1, hal 77-108

Kiroyan, Noke. 2006. Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR) Adakah Kaitan di Antara Keduanya. Economics Business Accounting Review, Edisi III, September-Desember 2006, Hal. 45-58.

Maksum, Azhar dan Aziz.ul Kholis. 2003. Analisis Tentang Pentingnya Tanggung Jawab dan Akuntansi Sosial Perusahaan (Corporate Responsibility and SocialAccounting): Studi Empiris Di Kota Medan. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003.

Novita dan Chaerul D. Djakman. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2006. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 22 – 25 Juli 2008.

Nurkhin, Ahmad. 2008. Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di BEI. Tesis. Universitas Diponegoro.

Rizki,Tri Yaserly. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan tanggung Jawab Sosial (Studi Empiris pada Perusahaan Transportasi dan Telekomunikasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).Universitas Riau.

Rosmasita, Hardhina. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Social (social disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi.Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta.

Sembiring, E. R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII (hal. 379-395). Solo.

------------------. 2003. Kinerja Keuangan, Political Visibility,Ketergantungan Pada Hutang, dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial  Perusahaan.Makalah disampaikan pada

Simposium Nasional Akuntansi VI.Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003.

Setyarini, Yulia dan Melvie Paramitha. 2011. Pengaruh mekanisme good corporate governance Terhadap corporate social responsibility. Jurnal Kewirausahaan. 5(2) Desember 2011.

Suhaenah.2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pofitabilitas, Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure.Skripsi. Fakultas Ekonomi UniversitasGunadarma.