ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2 (2014): 357-371

PERBANDINGAN KINERJA PT. AMANAID DAN PT. ENVIRO SEJAHTERA ABADI DENGAN MENGGUNAKAN

BALANCED SCORECARD

A.A. Sg. Vera Kurnia Sari1 I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri2

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia e-mail: aasgverakurniasari@yahoo.com/ Telp: +6289 66 46 40 682 2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia

ABSTRAK

Evaluasi pengukuran kinerja terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan menjadi sangat penting bagi manajemen. Metode yang dapat digunakan dalam perusahaan adalah balanced scorecard. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata kinerja antara dua perusahaan dengan menggunakan metode balanced scorecard. Penulis melakukan perbandingan kinerja pada perusahaan PT. Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi dengan menggunakan data tahun 2011-2012. Teknik analisis yang digunakan dalam perspektif keuangan adalah dengan menggunakan ROI per bulan selama tahun 2011-2012 dari kedua perusahaan. Untuk kinerja perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diukur dengan menyebarkan kuesioner yang diukur atas jawaban responden. Terdapat perbedaan rata-rata kinerja perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dilihat pada hasil pengujian hipotesis perusahaan PT. Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi. Berdasarkan hasil analisis, perusahaan PT. Enviro Sejahtera Abadi dikatakan lebih unggul dibandingkan dengan PT. Amanaid dilihat dari keempat perspektif.

Kata kunci: balanced scorecard, kinerja, perusahaan

ABSTRACT

Evaluation of the performance of the company's performance measurement and planning becomes very important goal for management. Methods that can be used in the company is the balanced scorecard. The purpose of this study was to determine the average difference in performance between the two companies using the balanced scorecard. The author conducted a comparison of the performance of the company PT. Amanaid and PT. Enviro Sejahtera Abadi by using the data of 2011-2012. The analysis technique used in the financial perspective is to use ROI per month during the year 2011-2012 of both companies. For the performance customer perspective, internal business processes, and learning and growth perspective is measured by distributing questionnaires that measured on the respondents' answers. The results of hypothesis testing showed that there are differences in the average performance of the financial perspective, customer perspective, internal business processes, and learning and growth perspective on PT. Amanaid and PT. Enviro Sejahtera Abadi. Based on the analysis, the company PT. Enviro Sejahtera Abadi said to be superior compared with PT. Amanaid viewed from four perspectives.

Keywords: balance scorecard, performance, company

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman yang semakin pesat, mengakibatkan kemajuan teknologi dan cara pikir manusia untuk mencari cara dan metode yang dapat menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang muncul di dalam kehidupannya. Begitu juga dalam kehidupan organisasi perusahaan, kemajuan zaman telah mengakibatkan para manajer untuk terus berinovasi untuk mencapai tujuan organisasi dan memaksimalkan kemampuan sumber daya organisasi agar dapat mencapai tujuan tersebut. Hal ini sesuai dengan Goal Setting theory yaitu teori individu yang diharapkan untuk memiliki tujuan, memilih tujuan, yang nantinya akan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan ini (Budiharjo, 2008).

Expectancy Theory yang awalnya dikembangkan oleh Vroom dan dilanjutkan oleh Porter-Lawler untuk memberikan rangka konseptual dalam pendesainan pengelolaan kinerja terpadu dengan Balanced Scorecard sebagai basisnya (Mulyadi, 2007: 423). Model Porter-Lawler menunjukkan usaha (kekuatan atau motivasi) tidak secara langsung menghasilkan kinerja. Berdasarkan uraian model teori tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa penilaian kinerja organisasi sangat diperlukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan disuatu perusahaan.

Kinerja menurut Vitayala (2007) adalah karya pelaksanaan pekerjaan tertentu dalam periode tertentu oleh suatu organisasi dan karyawan organisasi yang berkaitan. Menurut Sulistiyani (2003: 223), kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Mulyadi (2007:419) menyatakan penilaian kinerja sebagai penentu efektivitas operasional suatu organisasi secara periodik berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja menjadi landasan untuk mendesain sistem penghargaan agar karyawan menhasilkan kinerja yang sejalan dengan harapan organisasi. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2001 : 81), pengukuran kinerja adalah proses evaluasi seberapa baik pegawai mengerjakan pekerjaan

ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2 (2014): 357-371 mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasikannya dengan para pegawai lainnya.

Melakukan evaluasi pengukuran kinerja terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan menjadi sangat penting bagi manajemen untuk di masa mendatang. Dalam hal ini masih banyak perusahaan masih menggunakan sistem pengukuran finansial dalam mengukur kinerja perusahaannya. Namun suatu perusahaan yang hanya melihat dari aspek finansialnya saja, tidak akan dapat mengetahui aspek-aspek non finansialnya yang dapat mempengaruhi performa perusahaan.

Pengukuran kinerja perusahaan aspek non keuangan sering diabaikan, karena dianggap sebagai sesuatu yang sulit untuk dilakukan pengukurannya dan pengukuran aspek non-finansialnya membutuhkan biaya dan waktu yang banyak. Saat ini penilaian kinerja perusahaan masih didominasi oleh penilaian kinerja secara konvensional, yakni hanya berfokus pada perspektif keuangan semata tanpa memperhitungkan perspektif-perspektif lainnya di dalam perusahaan (Yenni, 2013).

Kaplan dan Norton merancang suatu sistem pengukuran kinerja yang lebih komprehensif yang disebut dengan Balanced Scorecard. Menurut Kaplan & Norton (2000:136), menyatakan bahwa: “Balanced Scorecard provides executives with a comprehensive framework that translate a company’s strategic objective into a coherent set of performance measure”. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa balanced scorecard menyediakan tujuan-tujuan strategis organisasi kedalam seperangkat alat ukur kinerja yang saling berhubungan. Chen et al. (2011) menyatakan pendekatan balanced scorecard adalah teknik yang efektif untuk evaluasi kinerja. Balanced scorecard adalah alat manajemen yang sangat penting untuk perusahaan bukan hanya diperuntukkan dalam mengukur kinerja, tetapi juga digunakan untuk menentukan strategi yang tepat digunakan oleh perusahaan demi tercapainya tujuan jangka panjang (Sinha, 2006).

Menurut Brewer (2000) balanced scorecard dirancang untuk membantu perusahaan-perusahaan yang secara historis ditekankan kinerja keuangan jangka pendek. Balanced scorecard mampu memberikan petunjuk kepada para pekerja atau kepada perusahaan tentang faktor-faktor yang menjadi pendorong keberhasilan dan ukuran keberhasilan (Ika, 2006). Adopsi balanced scorecard di Indonesia saat ini lebih banyak dilakukan perusahaan swasta (Debby dan Firdaus, 2009).

Pengukuran kinerja dengan balanced scorecard memandang unit bisnis dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (Marlys and Steven, 2009). Balanced scorecard telah dijadikan alat pengendali strategi perusahaan selama bertahun tahun dan merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi dengan berbagi manfaat (Mooraj et al, 1999). Balanced scorecard diperlukan agar dapat menjelaskan strategi organisasi secara jelas dan dapat digunakan untuk mengkomunikasikan misi dan strategi perusahaan kepada karyawan (Greiling, 2010).

PT. Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi adalah suatu perusahaan yang berada di Bali bergerak dalam bidang perdagangan dan konstruksi sistem pengolahan limbah. Terutama perdagangan tanki pengolahan limbah yang terbuat dari bahan fiberglass. Tanki ini didesain khusus dengan sistem didalamnya sehingga limbah yang dapat mencemari lingkungan bisa diolah dengan baik, dan setelah di buang kelingkungan tidak mencemari alam. Mewujudkan lingkungan yang lebih baik untuk generasi yang akan datang merupakan visi dari perusahaan PT. Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi. Misi dari PT. Amanaid yaitu mencari dan mewujudkan sebuah sistem yang efektif dan mudah dijangkau secara finansial. PT. Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi memiliki satu direksi, namun memiliki manajer operasional yang berbeda.

Jika dilihat dari perspektif keuangan pada Tabel 1 dan Tabel 2 jumlah rata-rata asset PT. Enviro Sejahtera Abadi lebih kecil dibandingkan dengan PT. Amanaid, jumlah rata-rata asset PT. Enviro Sejahtera Abadi cenderung meningkat tiap tahunnya dalam dua tahun terakhir (2011-2012). Berbeda dengan jumlah rata-rata asset PT. Amanaid yang cenderung menurun dalam dua tahun terakhir (2011-2012) namun jumlah rata-rata PT. Amanaid lebih besar dibandingkan PT. Enviro Sejahtera Abadi. Hal ini menyebabkan peneliti tertarik untuk meneliti kinerja kedua perusahaan tersebut.

Tabel 1.

Jumlah Asset Per Bulan dan Jumlah Rata-rata Asset Selama tahun 2011-2012 pada

laporan keuangan PT. Amanaid (dalam rupiah).

Bulan /

PT. Amanaid

Bulan /

PT. Amanaid

Tahun

Jumlah Asset

EAT

Tahun

Jumlah Asset

EAT

11-Jan

796,532,146

10,254,632

12-Jan

687,695,632

8,914,752

11-Feb

768,254,187

10,475,896

12-Feb

625,745,767

9,014,784

11-Mar

745,632,145

9,451,478

12-Mar

611,457,856

9,145,276

11-Apr

689,475,123

11,654,782

12-Apr

745,841,249

8,954,746

11-May

759,634,128

12,547,869

12-May

625,478,563

7,854,123

11-Jun

733,548,967

10,897,456

12-Jun

874,125,638

8,471,256

11-Jul

687,451,268

8,254,785

12-Jul

758,964,715

10,254,786

11-Aug

598,623,854

9,874,512

12-Aug

632,596,412

6,478,563

11-Sep

596,847,632

7,564,125

12-Sep

647,851,245

7,015,263

11-Oct

689,541,236

8,778,541

12-Oct

689,745,213

7,145,896

11-Nov

628,941,230

9,874,552

12-Nov

578,632,147

8,965,236

11-Dec

526,489,631

8,875,624

12-Dec

589,641,789

12,145,864

Rata-Rata

685,080,962

9,875,354

Rata-Rata

672,314,686

8,696,712

Sumber: PT. Amanaid, 2013

Tabel 2.

Jumlah Asset Per Bulan dan Jumlah Rata-rata Asset Selama tahun 2011-2012 pada

laporan keuangan PT. Enviro Sejahtera Abadi (dalam rupiah).

Bulan /

PT. Enviro Sejahtera Abadi

Bulan /

PT. Enviro Sejahtera Abadi

Tahun

Jumlah Asset

EAT

Tahun

Jumlah Asset

EAT

11-Jan

121,567,435

4,786,907

12-Jan

247,953,229

5,765,349

11-Feb

123,768,905

5,128,756

12-Feb

249,765,439

6,079,103

11-Mar

124,635,139

5,348,095

12-Mar

258,654,368

6,802,998

11-Apr

133,859,474

5,590,735

12-Apr

289,370,581

7,002,347

11-May

132,772,171

6,908,735

12-May

330,565,898

9,564,328

11-Jun

132,664,879

7,536,489

12-Jun

331,417,439

10,125,437

11-Jul

182,684,231

6,892,547

12-Jul

339,518,665

10,436,785

11-Aug

188,818,631

7,237,649

12-Aug

400,785,236

10,987,963

11-Sep

189,044,631

7,689,463

12-Sep

450,896,468

10,657,489

11-Oct

190,706,653

8,475,926

12-Oct

546,783,425

10,999,868

11-Nov

201,740,705

8,530,472

12-Nov

619,307,290

11,876,908

11-Dec

234,180,231

8,963,548

12-Dec

677,133,672

11,976,548

Rata-Rata

163,036,924

6,924,110

Rata-Rata

395,179,309

9,356,260

Sumber: PT. Enviro Sejahtera Abadi, 2013

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti perbandingan kinerja antara PT. Amanaid dengan PT. Enviro Sejahtera Abadi. Penelitian ini dilakukan dengan mendatangi langsung kantor PT. Amanaid yang terletak di Jalan Kusuma Bangsa No. 03 Pemecutan Kaja Denpasar Bali dan kantor PT. Enviro Sejahtera Abadi terletak di Jalan Buana Permata Hijau No. 02 Denpasar Bali. Populasi pada perspektif keuangan adalah laporan keuangan pada tahun 20112012, populasi dalam tingkat kepuasan pelanggan PT. Amanaid adalah seluruh pelanggan yang berjumlah 363 pelanggan dan populasi dalam tingkat kepuasan pelanggan PT. Enviro Sejahtera Abadi adalah 206 pelanggan. Populasi dalam tingkat kepuasan karyawan PT. Amanaid adalah seluruh karyawan perusahaan tersebut berjumlah 22 orang karyawan dan populasi dalam tingkat kepuasan karyawan PT. Enviro Sejahtera Abadi adalah seluruh karyawan yang berjumlah 12 orang karyawan.

Metode pengumpulan sampel yang digunakan untuk menentukan sampel pada perspektif keuangan adalah non probability sampling dengan menggunakan sampling purposive. Sampel yang diambil untuk perspektif keuangan adalah laporan neraca dan laba rugi per bulan selama tahun 2011-2012 yang berjumlah 24 laporan keuangan.

Untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan menggunakan teknik non probability sampling dengan metode accidental sampling. Ukuran sampel untuk responden pelanggan dapat ditentukan menggunakan rumus Slovin (1990) sehingga didapat 67 pelanggan PT. Enviro Sejahtera Abadi dan 78 pelanggan PT. Amanaid sebagai responden.

Penentuan jumlah sampel pada responden karyawan PT. Amanaid dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Amanaid yang berjumlah 22 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel dan sampel pada responden karyawan pada PT. Enviro Sejahtera Abadi adalah seluruh karyawan PT. Enviro Sejahtera Abadi yang berjumlah 12 orang dengan pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan menggunakan skala Likert modifikasi yaitu jawaban responden diberi nilai skala 4 poin sebagai nilai tertinggi dan skala 1 untuk nilai terendah.

Penelitian ini diukur dengan uji validitas dan uji reliabilitas data. Uji validitas data memiliki tujuan untuk menunjukkan alat ukur dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono 2009: 172). Uji reliabilitas bmemiliki tujuan untuk mengetahui suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran secara berulang dengan gejala yang sama (Sugiyono, 2009: 183).

Teknik analisis yang digunakan adalah uji beda. Uji beda yang dilakukan yaitu uji Mann-Whitney (statistik non-parametrik) karena data uji setelah melewati uji normalitas, hasil yang diperoleh tidak berdistribusi normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk instrumen pelanggan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pelanggan

Indikator

Koefisien Korelasi

Reliabilitas

Fasilitas yang Memadai

0.485

Penjelasan yang Baik

0.513

Pelayanan yang Ramah

0.620

Pelayanan yang Cepat

0.602

0,718

Produk yang ditawarkan

0.574

Produk Ramah Lingkungan

0.489

Pelayanan yang Baik setelah Pembelian

0.684

Service Tepat Waktu

0.671

Syarat Lolos Uji

0,30

0,6

Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Dari Tabel 3. terlihat seluruh variabel memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,30 dan nilai Cronbach Alpha di atas 0,6. Hal ini berarti bahwa seluruh instrumen valid dan reliabel. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen karyawan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Karyawan

Koefisien

Indikator

Reliabilitas

Korelasi

a. Prosedur Internal

Bekerja Sesuai Prosedur Puas karena Sarana dan Prasarana

0.673

0.822

0.676

Bekerja dengan Perencanaan

0.843

b. Komitmen Karyawan

Bangga dan Nyaman

0.622

Tanggung Jawab

0.807

Bersikap Loyal

0.792

Mendukung Kebijakan

0.773

c. Pendidikan dan Pelatihan

Mengikuti Pendidikan

0.772

Pelatihan Yang Sesuai

0.541

Peningkatan Pendidikan

0.704

d. Penghargaan Prestasi Kerja

0.931

Gaji yang Sesuai

0.662

Tunjangan yang Sesuai

0.679

Umpan Balik Prestasi

0.792

e. Kondisi Kerja

Suasana Menyenangkan

0.807

Waktu Istirahat Cukup

0.792

Komunikasi Baik

0.807

Atasan Peduli

0.622

Syarat Lolos Uji

0.3

0.6

Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa seluruh instrumen memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,3 dan nilai Cronbach Alpha diatas 0,6 (Ghozali, 2006: 4). Hal ini berarti bahwa seluruh instrumen telah valid dan dapat menunjukan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali dengan gejala yang sama.

Hasil uji normalitas masing-masing perspektif dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5.

Uji Normalitas

Perspektif

Signifikansi

Keuangan

0.000

Pelanggan

0.000

Proses Bisnis Internal

0.003

Pembelajaran dan Pertumbuhan

0.000

Sumber: Data primer Diolah, 2013

Berdasarkan pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai signifikasi untuk uji normalitas berada dibawah 0,05, ini menunjukan bahwa data berdistribusi tidak normal. Karena data berdistribusi tidak normal, maka teknik analisis yang digunakan adalah uji non-parametrik (Uji Mann-Whitney).

Hasil uji non-parametrik (Uji Mann-Whitney) bisa dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6.

Uji Non-Parametrik (Uji mann-Whitney)

Perspektif

Nilai Asymp. Sig (2-tailed)

Mean

Keuangan

0.000

PT. Amanaid

12.63

PT. Enviro Sejahtera Abadi

36.38

Pelanggan

0.000

PT. Amanaid

44.76

PT. Enviro Sejahtera Abadi

105.87

Proses Bisnis Internal

0.000

PT. Amanaid

12.39

PT. Enviro Sejahtera Abadi

26.88

Pembelajaran dan Pertumbuhan

0.000

PT. Amanaid

11.68

PT. Enviro Sejahtera Abadi

28.17

Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Berdasarkan pada Tabel 6 terdapat perbedaan antara rata-rata perspektif keuangan PT.

Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi. Hal tersebut ditunjukkan melalui nilai Asymp. Sig (2-tailed) perspektif keuangan sebesar 0.000 < alpha (α : 2 = 0.025). Nilai mean PT.

Amanaid lebih rendah dibandingkan dengan nilai mean PT. Enviro Sejahtera Abadi (12.63 < 36.38) dan pada hasil kuesioner pelanggan dan karyawan menunjukkan klasifikasi baik pada kedua perusahaan, sehingga dapat disimpulkan kinerja PT. Enviro Sejahtera Abadi setelah diukur menggunakan balanced scorecard mempunyai kinerja yang baik dan lebih unggul daripada PT. Amanaid, hal ini disebabkan karena rata-rata asset dan ROI PT. Amanaid mengalami penurunan setiap bulannya selama tahun 2011-2012. Selain itu juga berdasarkan hasil kuesioner PT. Amanaid menunjukkan klasifikasi baik, hal ini berarti PT. Amanaid belum mampu menyeimbangkan antara aspek keuangan dan non-keuangannya.

Berdasarkan pada Tabel 6. terdapat perbedaan antara rata-rata perspektif pelanggan PT. Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi. Hal tersebut ditunjukkan melalui nilai Asymp. Sig (2-tailed) perspektif pelanggan sebesar 0.000 < alpha (α : 2 = 0.025). Nilai mean PT. Amanaid lebih rendah dibandingkan dengan PT. Enviro Sejahtera Abadi (44.76 < 105.87) dan pada jawaban responden perspektif pelanggan PT. Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi mempunyai klasifikasi baik, yaitu jawaban positif sebesar 86 persen dan 87 persen, tetapi jawaban responden perspektif pelanggan PT. Enviro Sejahtera Abadi mempunyai angka lebih tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kinerja perspektif pelanggan PT. Enviro Sejahtera Abadi lebih unggul dibandingkan PT. Amanaid.

Berdasarkan pada Tabel 6. terdapat perbedaan antara rata-rata perspektif proses bisnis internal PT. Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi. Hal tersebut ditunjukkan melalui nilai Asymp. Sig (2-tailed) perspektif proses bisnis internal sebesar 0.000 < alpha (α : 2 = 0.025). Nilai mean PT. Amanaid lebih rendah dibandingkan dengan PT. Enviro Sejahtera Abadi (12.39 < 26.88) dan pada jawaban responden perspektif proses bisnis internal PT. Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi mempunyai klasifikasi baik, yaitu jawaban positif sebesar 97 persen dan 98 persen, tetapi jawaban responden perspektif proses bisnis internal PT. Enviro Sejahtera Abadi mempunyai angka lebih tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata

A.A. Sg. Vera Kurnia Sari dan I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. Perbandingan Kinerja … kinerja perspektif proses bisnis internal PT. Enviro Sejahtera Abadi lebih unggul dibandingkan PT. Amanaid.

Berdasarkan pada Tabel 6. terdapat perbedaan antara rata-rata perspektif pembelajaran dan pertumbuhan PT. Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi. Hal tersebut ditunjukkan melalui nilai Asymp. Sig (2-tailed) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sebesar 0.000 < alpha (α : 2 = 0.025). Nilai mean PT. Amanaid lebih rendah dibandingkan dengan PT. Enviro Sejahtera Abadi (11.68 < 28.17) dan pada jawaban responden perspektif pembelajaran dan pertumbuhan PT. Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi mempunyai klasifikasi baik, yaitu jawaban positif sebesar 87 persen dan 96 persen, tetapi jawaban responden perspektif pembelajaran dan pertumbuhan PT. Enviro Sejahtera Abadi mempunyai angka lebih tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan PT. Enviro Sejahtera Abadi lebih unggul dibandingkan PT. Amanaid.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan antara PT. Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi.

Pada PT. Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi diharapkan dapat melakukan penilaian kinerja dengan menggunakan Balanced Scorecard, karena dengan pendekatan Balanced Scorecard perusahaan dapat melakukan penilaian kinerja secara menyeluruh melalui empat perspektif yang terdapat pada balanced scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembalajaran dan pertumbuhan.

Pada perspektif keuangan PT. Amanaid diharapkan mampu meningkatkan ROI perusahaan dengan cara melakukan reset penyebab menurunnya ROI, sehingga penurunan

ROI bisa cepat ditangani. Pada PT. Enviro Sejahtera Abadi walaupun ROI dikatakan lebih baik dan unggul dari perusahaan PT. Amanaid, namun ROI perusahaan per tahun masih menurun. PT. Enviro Sejahtera Abadi diharapkan mampu meningkatkan kembali ROI perusahaan dengan melakukan reset penyebab menurunnya ROI per tahun, sehingga penurunan ROI tidak terjadi dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dapat meningkatkan rasio keuangan perusahaan setiap tahunnya.

Pada perspektif pelanggan, PT. Amanaid diharapkan mampu meningkatkan kinerja perspektif pelanggan dengan cara menanyakan masukan balik dari pelanggan sehingga perusahaan mengetahui segala kebutuhan dan keinginan pelanggan. PT. Enviro Sejahtera Abadi diharapkan mampu mempertahankan dan meningkatkan kinerja perspektif pelanggan agar pelanggan merasa puas dengan kinerja perusahaan.

Pada perspektif proses bisnis internal, PT. Amanaid diharapkan mampu meningkatkan kinerja proses bisnis internal dengan cara mengadakan pertemuan manajer antara PT. Amanaid dan PT. Enviro Sejahtera Abadi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan antar perusahaan yang diharapkan mampu memperbaiki kelemahan-kelemahan perusahaan. PT. Enviro Sejahtera Abadi diharapkan mampu mempertahankan dan meningkatkan kembali kinerja perspektif proses bisnis internal yang sudah dikatakan baik.

Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, PT. Amanaid diharapkan mampu meningkatkan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan cara melakukan pelatihan untuk meningkatkan skill karyawan agar nantinya dapat bersaing dengan perusahaan lain. Untuk PT. Enviro Sejahtera Abadi diharapkan mampu mempertahankan dan meningkatkan kembali kinerjanya yang sudah dikategorikan dalam penilaian baik.

REFERENSI

Brewer, P. C. 2000. Using The Balanced Scorecard to Measure Supply Chain Performance.

Journal of Business Logistics, 22 (1), pp: 76

Budiharjo, C. 2008. Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja, Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi Nasional terhadap Semangat Kerja Karyawan (Studi pada Balai Latihan Kerja dan Industri Semarang). Skripsi Program Sarjana, UniversitasDiponogoro, Semarang.

Chen, Tsung-ShinHsu, Gwo-Hshiung Tzeng. 2011. A Balanced Scorecard Approach To Establish A Performance Evaluation And Relationship Model For Hot Spring Hotels Based On A Hybrid MCDM Model Combining DEMATEL and ANP. International Journal of Hospitality Management, pp: 25

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariative dengan Program SPSS. Semarang: Badan penerbit Universitas Diponogoro.

Greiling, D. 2010. Balanced Scorecard Implementation in German Non- Profit Organisations.Intenational Journal of Productivity and Performance Management, 59(6): h:534-554.

Ika. 2006. Analisis pengukuran KinerjaDenganMetode Balanced Scorecard pada Sub Direktorat Property And Facilities Management PT, INDOSAT, Tbk. Journal Management, 1(2), h:22

Kaplan, Robert S. dan David P. Norton (Peter R. YosiPasla, Penerjemah). 2000. Balanced Scorecard :MenerapkanStrategiMenjadiAksi. Jakarta :Erlangga.

Marlys and Steven. 2009. The Balanced Scorecard: Judgemental Effects Of Common And Unique Performance Measure. International Journal of Accounting 75(3).Pp: 283298.

Mathis, R. L., dan J.H. Jackson, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, buku 1 dan buku 2, Terjemahan, Salemba Empat, Jakarta.

Mooraj, Stella, Daniel Oyon and Didier Hostettler. 1999. The Balanced Scorecard: a Necessary Good or an Unnecessary Evil. European Management Journal, 17(5), pp:481-491

Mulyadi. 2007. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balance Scorecard. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Sinha, Abhijit. 2006. Balanced Scorecard : A Strategic Management Tool. Vidyasagar University Journal Of Commerce, 11, pp: 71-81.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu: Yogyakarta

Vitayala. 2007. Perencanaan Strategi Dalam Perspektif Balanced Scorecard Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Cisurupan kabupaten Garut. Jurnal Ekonomi, 22 (3).

Yenni Widiastiti. 2013. Analisis Perbandingan Kinerja PT. BPR Mitra Balijaya Mandiri dan PT. BPR Cahaya Bina Werdhi dengan Pendekatan Balanced Scorecard. Skripsi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar.

371