ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.3 (2014): 620-629

PENGARUH TINGKAT PENGUNGKAPAN CSR DAN MEKANISME GCG PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

I Wayan Hendra Karjaya1 Eka Ardhani Sisdyani2

  • 1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (UNUD) Bali, Indonesia Email : [email protected] / 03612020171

  • 2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (UNUD) Bali, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pengungkapan corporate social responsibility dan mekanisme good corporate governance pada kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2012. Jumlah populasi perusahaan adalah 37 perusahaan, selanjutnya jumlah sampel adalah sebanyak 14 perusahaan pertambangan, yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Data yang dikumpulkan menggunakkan metode observasi non partisipan. Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakkan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa CSR berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan, sedangkan tiga proksi yang digunakan untuk GCG tidak semuanya menunjukkan pengaruh positif. Dewan komisaris independen dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh pada kinerja keuangan, namun kepemilikan manajerial menunjukkan pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pengungkapan CSR perlu dilakukan, guna mencegah biaya eksternal perusahaan yang berdampak pada kinerja keuangan. Selain itu, penerapan mekanisme GCG akan dapat membantu pula untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Kata kunci: corporate social responsibility, good corporate governance

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the effect of the level of corporate social responsibility disclosure and implementation of good corporate governance mechanism on the financial performance of mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period of 2008-2012. The sample research consists of 14 out of 37 mining companies listed, which are determined by purposive sampling method. The data are collected using non-participant observation, which are then analyzed using multiple linear regression. The results show that CSR has a positive effect on the company's financial performance, whereas not all of three proxies of GCG positively affect the financial performance. Independent board of commissioners and institutional ownership have no effect on financial performance, however, managerial ownership shows a positive effect on the company's financial performance. CSR disclosure is necessary to prevent external costs that affect the company's financial performance. In addition, good corporate governance mechanism will also be able to help improving the company's financial performance. Keywords: corporate social responsibility, good corporate governance

PENDAHULUAN

Corporate social responsibility (CSR) adalah alat yang dapat digunakan perusahaan untuk menghindari konflik antara perusahaan dengan lingkungannya (Abriani,dkk., 2012). Penerapan CSR penting guna mencegah terjadinya kerugian sosial dan lingkungan akibat aktivitas operasional perusahaan.

Menurut Indrawati (2009), CSR juga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, karena dengan perusahaan menerapkan CSR maka dapat membantu perusahaan untuk mencegah timbulnya biaya eksternal, sehingga kinerja keuangan akhir tahun perusahaan akan dinilai positif oleh pihak internal dan eksternal perusahaan. Penerapan CSR perlu didukung oleh mekanisme good corporate governance (GCG) agar menjadi efektif, sebab memiliki peran untuk mengendalikan atau mengatasi perilaku manajemen yang mementingkan diri sendiri. Pentingnya perusahaan pertambangan melakukan CSR dan GCG adalah agar dapat meningkatkan citra baik dan positif dimata pihak intern dan ekstern perusahaan.

Kinerja perusahaan disini dapat diukur dengan menggunakkan return on assets (ROA). ROA digunakan saat perusahaan mengukur kemampuan menghasilkan laba dari total asset (Permanasari, 2010). ROA merupakan parameter yang baik, dalam hal ini karena akan terlihat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan total asset yang dimilikinya untuk memperoleh laba selama beroperasi. Semakin besar ROA, semakin baik kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menjadi daya tarik investor dalam memiliki saham perusahaan tersebut (Abriani,dkk., 2012).

Berdasarkan ulasan latar belakang ini, maka rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu

  • 1)    Bagaimana pengaruh Tingkat Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2012?

  • 2)    Bagaimana pengaruh Dewan Komisaris Independen pada Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2012?

  • 3)    Bagaimana pengaruh Kepemilikan Institusional pada Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2012?

  • 4)    Bagaimana pengaruh Kepemilikan Manajerial pada Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2012?

Pengaruh Corporate Social Responsibility pada Kinerja Keuangan

Menurut (Abriani,dkk., 2012), Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disingkat CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan akibat aktivitas operasional perusahaan.

Penelitian yang menggunakan corporate social reponsbility sebagai variabel telah dilakukan oleh Permanasari (2010). Alasan dari penelitian ini karena CSR tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap kegiatan promosi perusahaan dan akhirnya akan meningkatkan penjualan perusahaan sehingga kinerja keuangan perusahaan akan dinilai baik pada akhir tahun. dimana hasil penelitian bahwa CSR

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan ROA. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan hipotesis adalah

H1:    Corporate Social Responsibility berpengaruh positif pada kinerja keuangan

Perusahaan Pertambangan periode 2008-2012

Pengaruh Dewan Komisaris Independen pada Kinerja Keuangan

Menurut Rachmad (2012), Dewan komisaris independen merupakan komisaris yang tidak ada hubungan keluarga atau hubungan bisnis dengan direksi maupun pemegang saham. Perusahaan yang sudah melakukan GCG diwajibkan untuk mempunyai dewan komisaris independen.

Penelitian yang terkait dengan variabel ini dilakukan oleh Windah dan Andono (2013). Alasan dari penelitian ini adalah agar perusahaan dapat meminimalisir konflik kepentingan serta tidak menguntungkan sebelah pihak. Dewan ini bertugas dan bertanggung jawab untuk mengawasi kualitas informasi yang tertuang pada laporan keuangan. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan hipotesis adalah

H2 :    Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif pada kinerja keuangan

Perusahaan Pertambangan periode 2008-2012

Pengaruh Kepemilikan Institusional pada Kinerja Keuangan

Rachmad (2012) menjelaskan bahwa, Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh pihak institusi diluar perusahaan. Penelitian yang terkait dengan variabel ini dilakukan oleh Murwaningsari (2009). Alasan dari penelitian ini adalah untuk memperhatikan seberapa besar pengaruh kepemilikan institusional pada perusahaan, terkait aktivitas perusahaan. maka rumusan hipotesis adalah

H3 :    Kepemilikan Institusional berpengaruh positif pada Kinerja Keuangan

Perusahaan Pertambangan periode 2008-2012

Pengaruh Kepemilikan Manajerial pada Kinerja Keuangan

Rachmad (2012) menjelaskan bahwa, Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh pihak internal perusahaan. Penelitian yang juga terkait dengan variabel ini dilakukan oleh Purwantini (2008). Alasan untuk meminimalisir konflik kepentingan antara pemilik saham manajerial dan saham institusional. maka rumusan hipotesis adalah

H4 :   Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif pada kinerja keuangan

Perusahaan Pertambangan periode 2008-2012

METODE PENELITIAN

Jenis Data

  • 1)    Data kuantitatif yang digunakan adalah annual report perusahaan pertambangan. Dimana terkandung data mengenai nilai ROA, jumlah dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional.

  • 2)    Data kualitatif yang digunakan adalah pengungkapan CSR yang terdapat dalam annual report.

Penelitian ini menggunakkan sumber data sekunder. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari annual report perusahaan pertambangan yang listing di BEI periode 2008-2012. Jumlah populasi perusahaan pertambangan adalah 37 perusahaan, selanjutnya jumlah sampel yang diperoleh adalah sejumlah 14 perusahaan pertambangan, yang dilakukan berdasarkan metode

non probability sampling, tepatnya purposive sampling. Data yang digunakan tersebut dikumpulkan berdasarkan metode observasi non partisipan.

Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakkan teknik analisis regresi linier berganda. Dimana terdapat pula uji statistik F, yaitu menjelaskan bahwa seluruh variabel bebas yang digunakkan dalam penelitian ini berpengaruh bersama-sama pada variabel terikat, serta untuk mengetahui apakah penelitian ini layak atau tidak. Selanjutnya dilakukan uji statistik t, yang menjelaskan pengaruh variabel bebas secara individual dengan variabel terikat (Rachmad, 2012).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel

Koef. Regresi

t

tSig

Konstanta

0,025

0,341

0,734

CSR

0,789

3,005

0,004

DKI

-0,155

-1,192

0,238

KI

0,081

1,532

0,130

KM

0,169

2,659

0,010

R Square      = 0,390

Fhitung         = 10,369

Adj. R. Square = 0,352

Fsig           = 0,000

Sumber: Data Diolah 2014

Berdasarkan hasil analisis, maka persamaan regresi yang digunakan adalah

Y = 0,025 + 0,789X1 – 0,155X2 + 0,081X3 + 0,169X4 + e………………………(1)

Interpretasi dari persamaan regresi tersebut adalah

  • 1)    Nilai konstanta sebesar 0,025 menjelaskan bahwa apabila corporate social responsibility (X1), dewan komisaris independen (X2), kepemilikan institusional

(X3) dan kepemilikan manajerial (X4) sama dengan nol, maka nilai kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA (Y) adalah sebesar 0,025

  • 2)    Nilai β1 = 0,789 menunjukkan bahwa jika corporate social responsibility (X1) meningkat satu persen, maka akan terjadi peningkatan kinerja keuangan sebesar 0,789 dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lainnya konstan.

  • 3)    Nilai β2 = -0,155 menunjukkan bahwa jika dewan komisaris independen (X2) meningkat satu persen, maka akan terjadi penurunan kinerja keuangan sebesar 0,155 dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lainnya konstan.

  • 4)    Nilai β3 = 0,081 menunjukkan bahwa jika kepemilikan institusional (X3)

meningkat satu persen, maka akan terjadi peningkatan kinerja keuangan sebesar 0,081 dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lainnya konstan.

  • 5)    Nilai β4 = 0,169 menunjukkan bahwa jika kepemilikan manajerial (X4) meningkat satu persen, maka akan terjadi peningkatan kinerja keuangan sebesar 0,169 dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lainnya konstan.

Nilai R square senilai 0,390 ini mengartikan bahwa 39 persen variasi kinerja keuangan yang diukur dengan ROA dipengaruhi oleh corporate social responsibility, dewan komisaris independen, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial, sedangkan sisanya 61 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model penelitian.

Nilai Fsig = 0,000 < α = 0,05 menyatakan bahwa variabel independen yang meliputi corporate social responsibility, dewan komisaris independen, kepemilikan

institusional, dan kepemilikan manajerial secara serempak atau simultan berpengaruh pada kinerja keuangan yang diukur dengan ROA.

Berdasarkan uji t menunjukkan variabel bebas corporate social responsibility dengan hasil uji tsig = 0,004 < α = 0,05, maka hasil penelitian ini menyatakan bahwa corporate social responsibility berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan. Variabel dewan komisaris independen, memiliki hasil uji tsig = 0,238 > α = 0,05, maka hasil penelitian ini adalah dewan komisaris independen tidak berpengaruh pada kinerja keuangan. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah dewan komisaris independen pada perusahaan pertambangan tidak dapat mempengaruhi kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan. Berarti fungsi dewan komisaris independen manfaatnya belum secara maksimal didapatkan walaupun telah diatur oleh BEI.

Kepemilikan institusional. memiliki hasil uji tsig = 0,130 > α = 0,05, maka hasil penelitian ini adalah kepemilikan institusional tidak berpengaruh pada kinerja keuangan. Hal ini karena banyaknya institusi yang menjadi pemegang saham pada suatu perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tidak dapat mempengaruhi hasil kinerja keuangan dari perusahaan pertambangan. Namun pemegang saham institusional, berdasarkan kepemilikannya yang besar, akan memiliki hak untuk memonitor kinerja perusahaan lebih besar dan menikmati hak suara lebih besar yang membuatnya lebih mudah untuk mengambil tindakan korektif bila dianggap diperlukan. Variabel kepemilikan manajerial. Hasil uji tsig = 0,010 < α = 0,05, maka

hasil ini menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif pada kinerja keuangan.

SIMPULAN DAN SARAN

Pada penelitian ini variabel Corporate social responsibility berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan pertambangan periode 2008-2012. Dewan komisaris independen tidak berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan pertambangan periode 2008-2012. Selanjutnya kepemilikan institusional tidak berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan pertambangan periode 2008-2012. Dan kepemilikan manajerial berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan pertambangan periode 2008-2012.

Berdasarkan nilai R square sebesar 0,390 berarti bahwa 39 persen variasi kinerja keuangan yang diproksikan dengan return on assets dipengaruhi oleh corporate social responsibility, dewan komisaris independen, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial, sedangkan sisanya 61 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model penelitian.

Saran bagi perusahaan adalah secara rutin menampilkan laporan pengungkapan CSR tiap tahunnya, sehingga dapat mencegah biaya eksternal perusahaan yang berdampak pada pengeluaran biaya lebih besar kemudian mempengaruhi hasil laporan keuangan di akhir periode.

DAFTAR REFERENSI

Abriani, Destya Ramia, Sudarso Kaderi Wiryono, and Erman Sumirat. 2012. The Effect of Good Corporate Governance And Financial Performance On The Corporate Social Responsibility Disclosure Of Telecommunication Company In Indonesia. The Indonesian Journal of Business Administration Vol. 1, No. 5, 2012: 296-300.

Indrawati, Novita. 2009. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Annual Report Serta Pengaruh Political Visibility Dan Economic Performance. Pekbis Jurnal, Vol.1, No.1, Maret 2009: 1-11.

Murwaningsari, Ety. 2009. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibilities dan Corporate Financial Performance Dalam Satu Continuum. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 11, No. 1, Mei 2009: 30-41.

Permanasari, Mirra. 2010. Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility Terhadap Tingkat Profitabilitas, Besaran Pajak Penghasilan, Dan Biaya Operasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal akuntansi vol 12 pp 1-14.

Purwantini, V.Titi. 2012. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal ekonomi Vol 2 pp 23-47.

Rachmad, Anas Ainur. 2012. Pengaruh Penerapan Corporate Governance Berbasis Karakteristik Manajerial Pada Kinerja Perusahaan Manufaktur. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali.

Windah, G.C dan F.A. Andono. 2013. Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil Survei The Indonesia Institute Perception Governance (IICG) Periode 2008-2011. Jurnal ilmiah mahasiswa Universitas Surabaya, Vol 2 No 1.

629