ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROFITABILITAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KABUPATEN BADUNG
on
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.3 (2014): 609-619
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROFITABILITAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KABUPATEN BADUNG
Si Luh Anik Sri Agustini1 I Gusti Ayu Nyoman Budiasih2
1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia e-mail: [email protected] /telp:+62 81 99 91 66 001
2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh CAR, LDR, dan NPL pada profitabilitas. Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas. Pengukuran efektivitas perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya guna memperoleh keuntungan tercermin dalam ROA. Populasi selama tahun 2010-2012 sebanyak 52, dengan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, maka diperoleh 31 sampel yang memenuhi kriteria, dengan jumlah 93 pengamatan. Dengan menggunakan regresi linear berganda sebagai teknik analisis, hasil yang diperoleh bahwa rasio CAR berpengaruh positif pada ROA, LDR berpengaruh positif pada ROA, dan NPL berpengaruh negatif pada ROA.
Kata kunci: CAR, LDR, NPL, ROA
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of CAR, LDR, and NPL on profitability. Return on Assets (ROA) ratio is one that can be used to measure and compare the profitability performance. Measurement of the effectiveness of the company by utilizing its assets to gain an advantage reflected in ROA. Population during the years 2010-2012 as many as 52, with a purposive sampling method. Based on the defined criteria, the obtained 31 samples that meet the criteria, the number of 93 observations. By using a multiple linear regression analysis technique, the results obtained that CAR has a positive effect on ROA, LDR has a positive effect on ROA and NPL negative effect on ROA.
Keywords: CAR, LDR, NPL, ROA
PENDAHULUAN
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan depositori yang mengemban dasar paling utama untuk menghimpun dana dari masyarakat dan mobilisasi dana masyarakat tersebut dengan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk aktivitas pemanfaatan dana atau investasi. Fungsi tersebut dapat dikatakan
sebagai nafas bagi perkembangan perekonomian negara. Keberadaan bank sangat penting bagi perekonomian suatu negara karena bank berfungsi memperlancar lalu lintas keuangan yang berperan dalam mobilitas pertumbuhan ekonomi suatu negara dan merupakan bagian darin sistem moneter yang memiliki kedudukan strategis sebagai penunjang pembangunan ekonomi. Ukuran majunya suatu negara dapat tercermin dari kemajuan bank di negara bersangkutan, karena semakin besar peranan bank dalam negara tersebut akan mendorong kemajuan negara tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa peranan suatu perbankan dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara.
Tata cara Penilaian Tingkat Kesehatan BPR di atur dalam Surat Edaran no 14/26/DKBU tanggal 19 September 2011, yang mengacu pada unsur-unsur CAMEL. Tingkat kesehatan bank dipengaruhi oleh kondisi keuangan bank bersangkutan, dimana aspek CAMEL berperan penting di dalamnya. Pengawas bank menjadikan CAMEL sebagai tolak ukur pemeriksaan bank. Lima kriteria yaitu modal (capital), aktiva (asset), manajemen, pendapatan (earnings), dan likuiditas (liquidity) merupakan satu kesatuan dari CAMEL tersebut. Rasio CAMEL banyak digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan dari lembaga keuangan terutama bank untuk menentukan kekuatan keuangan mereka secara keseluruhan (Mohieldin dan Nasr, 2007). Instabilitas sistem keuangan (krisis keuangan) selain mempengaruhi likuiditas perbankan, juga mendorong terjadinya peningkatan kredit bermasalah sehingga mengakibatkan perlambatan pertumbuhan kredit maupun pembiayaan lainnya (Haryati, 2011).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan terbukti berperan dalam penilaian kinerja bank, termasuk risiko yang menyertai dalam kegiatan usaha bank. Pendapatan (keuntungan), dalam beberapa penelitian umumnya diproksikan deng.an menggu.nakan rasio keua.ngan Return On Assets (ROA). ROA dipilih sebagai vari.abel depe.nden dalam pen.elitian ini. Rasio keuangan yang umumnya memengaruhi ROA adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan To Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan).
Menurut Perat.uran Ba.nk Indo.nesia No. 14/18/PBI 2012 tent.ang Tata Cara Pen.ilaian Tin.gkat Kes.ehatan BPR. BPR diwajibkan menyediakan Kebutuhan Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 8 persen untuk penilaian rasio CAR pada perbankan. CAR merupakan rasio yang menunjukkan besarnya kecukupan modal yang dimiliki bank. Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional mengakibatkan bank mampu meningkatkan pemberian kredit sehingga akan mengurangi tingkat risiko yang terjadi pada suatu bank. Dengan mengetahui pentingnya CAR tersebut, maka pihak manajemen bank perlu memperhatikan besarnya CAR yang ideal karena apabila terlalu tinggi akan mengakibatkan meningkatnya dana yang idle dan apabila terlalu rendah akan berdampak pada hilangnya kepercayaan masyarakat yang ditujukkan dengan run on bank. Rasio ini bertujuan untuk memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian yang timbul dari aktivitas yang dilakukannya. Faktor utama yang mendorong pengembangan metode tersebut adalah bahwa modal merupakan sumber daya yang sangat mahal sehingga bank harus mengelolanya seefisien dan seefektif mungkin.
LDR merupakan rasio keuangan yang berhubungan dengan aspek likuiditas. Tingkat likuiditas bank yang tinggi menunjukkan rendahnya LDR. Apabila tingkat likuiditas terlalu tinggi, dapat berpotensi merugikan bank karena dana yang idle menjadi terlalu besar sehingga akan memperbesar cost of fund dan pada akhirnya akan meningkatkan risiko keuangan ba.nk. Sema.kin tin.ggi ras.io LDR, maka semakin tinggi kr.edit ya.ng diberikan. Semakin tinggi kredit yang diberikan, maka semakin meningkatkan potensi risiko kredit (gagal bayar) dan apabila LDR terlalu tinggi, bank justru dapat mengalami permasalahan berupa kesulitan liukuiditas.
Selain memperhatikan besarnya CAR dan LDR, manajemen bank juga harus memperhatikan besarnya NPL. Hal tersebut dilihat mengingat bahwa kredit bisa dikatakan kegiatan paling utama perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya dan kredit merupakan sumber pendapatan keuntungan terbesar bagi bank. Namun demikian, yang perlu diwaspadai adalah kredit merupakan jenis kegiatan penanaman dana yang sering kali justru menjadi penyebab utama bank dalam menghadapi masalah yang cukup serius. Manajemen kredit merupakan usaha bank yang sangat dipengaruhi oleh keberhasilan mengelola kredit. Apabila pengelolaan kredit berhasil, maka usaha bank dapat berkembang. Apabila pengelolaan kredit bermasalah maka usaha bank akan mengalami kemunduran pada manajemen bank (Dendawijaya, 2009). Hasil tersebut mengindikasikan bahwa penurunan tingkat pendapatan bank yang terlihat melalui ROA, mengindikasikan semakin tingginya kre.dit ba.nk yang ter.cermin dalam rasio
NPL.
Tolak ukur penilaian kinerja BPR yang merupakan terikat dalam penelitian ini adalah ROA. Alasan dipilihnya ROA sebagai variabel terikat karena ROA mencerminkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan melalui pemanfaatan aset bank. Tingginya ROA menunjukkan ting.kat keu.ntungan dalam manaj.emen ba.nk sem.akin meningkat atau baik dalam pos.isi bank dari s.egi penggunaan aset (Rivai, 2006).
Dari beberapa pertimbangan di atas, maka alasan penulis memilih judul tersebut, karena melihat tren kasus pada industri Perbankan Nasional maupun Internasional adalah pada aspek ROA suatu bank. Fungsi utama bank sebagai lembaga resmi intermediasi dana membuat Bank menerima kepercayaan untuk mengelola dan mengalokasikan kelebihan dana dari masyarakat. Sedangkan alasan penulis memilih variabel CAR, LDR, dan NPL, karena merupakan indikator umum baik dalam penilaian kinerja maupun laba yang diperoleh Bank seperti beberapa yang dilakukan oleh penelitian terdahulu (Dendawijaya, 2003).
METODE PENELITIAN
Pengamatan dilakukan pada BPR yang berada di Kabupaten Badung. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa berdasarkan data dari Kantor Bank Indonesia, jumlah BPR terbanyak di Kabupaten Badung sebanyak 52 BPR. BPR yang berada di Kabu.paten Ba.dung dan terda.ftar di B.ank Indo.nesia periode 2010-2012 menjadi objek penelitian ini. Khususnya mengenai rasio keuangan CAR, LDR, NPL, dan Profitabilitas di Kabupaten Badung. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilihat dari BPR yang memiliki kriteria mempunyai aktiva sebesar 10 milyar ke atas dan sudah di audit oleh Bank Indonesia, karena
menurut Peraturan BI No. 8/20/PBI/2006 tentang transparansi kondisi keuangan Bank Perkreditan Rakyat pasal 4 (1) yang menyatakan bahwa bagi BPR yang mempunyai total asset 10 milyar atau lebih, laporan keuangan tahunan yang disampaikan dalam laporan tahunan wajib diaudit oleh akuntan publik.
Berdasarkan kriteria tersebut terpilih 31 BPR sebagai sampel penelitian dengan periode tiga tahun pengamatan. Pengujian hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda sebagai teknik analisis data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 berikut menunjukkan hasil uji statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian ini.
Tabel 1.
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Variabel Penelitian |
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
CAR |
93 |
8,14 |
26,91 |
15,5199 |
3,79946 |
LDR |
93 |
69,44 |
102,92 |
86,1252 |
7,71724 |
NPL |
93 |
0,14 |
23,90 |
3,9069 |
3,67046 |
ROA |
93 |
-3,68 |
14,55 |
4,0427 |
2,84747 |
Sumber: Olah Data
Berdasarkan Tabel 1, nilai maksimum dari rasio CAR sebesar 26,91 dan nilai minimum dari rasio CAR sebesar 8,14 dengan nilai standar deviasi sebesar 3,79946, berarti nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai mean sebesar 15,5199, maka rasio CAR pada BPR di Kabupaten Badung dalam keadaan sehat. Selanjutnya nilai maksimum dari rasio LDR sebesar 102,92 dan nilai minimum sebesar 69,44 dengan nilai standar deviasi sebesar 7,71724, maka nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai mean sebesar 86,1252, berarti rasio LDR pada BPR di Kabupaten Badung dalam keadaan sehat. Selanjutnya nilai maksimum pada rasio NPL sebesar 23,90 dan nilai minimum sebesar 0,14 dengan nilai
standar deviasi sebesar 3,67046 ini dilihat nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai mean sebesar 3,9069 maka rasio NPL dapat dikatakan aman karena berada dibawah 5 persen.
Tabel 2 menunjukkan hasil pengujian asumsi klasik, seperti terlihat di bahwa ini telah terpenuhinya keseluruhan persyaratan dalam masing-masing uji tersebut.
Tabel 2.
Uji Asumsi Klasik
Normalitas Asymp. Sig. (2-tailed) |
Multikolinearitas Autokorelasi Heteroskedastisitas Tol VIF Run-Test Sig. abs. residual |
0,414 |
(X1) = 0,995 1,005 (X1) = 0,087 (X2) = 0,932 1,072 0,755 (X2) = 0,051 (X3) = 0,930 1,075 (X3) = 0,753 |
Sumber: Olah Data
Uji normalitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,414 > α = 0,05 yang
berarti data terdistribusi secara normal. Dilihat dari hasil dari tole.rance ≥ 0,1 dan
Variance Inflation Factor (VI.F) ≤ 10 menunjukkan tidak terdapat gejala multikolinearitas. Pegujian heteroskedastisitas menunjukkan nilai sig. keseluruhan variabel > 0,05 yang berarti tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,755 > 0,05 ma.ka dapat dikatakan bahwa tidak ter.jadi gejala autok.orelasi.
Tabel 3.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Nama Variabel |
Koef. Regresi |
Sig. t | ||
CAR (X1) LDR (X2) NPL (X3) |
0,217 0,089 -0,226 |
0,002 0,012 0,003 |
Konstanta F sig R Square |
= -6,064 = 0,000 = 0,268 |
Persamaan regresi linear berganda : Y = -6,064 + 0,217 (X1) + 0,089 (X2) - 0,226 (X3) + e |
Sumber: Data diolah
Tabel 3 menunjukkan nilai R Square sebesar 26,8 persen, yang berarti pengaruh variabel CAR, LDR, dan NPL terhadap profitabilitas sebesar 26,8 persen dan sisanya 73,2 persen dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. Variabel CAR memiliki nilai Sig. t sebesar 0.002 < 0,0.5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel CAR ber.p.engaruh pos.i.tif secara parsial terhadap profit.abilitas BPR di Kabupaten Badung periode 2010-2012. Hasil uji ini menunjukkan bahwa peningkatan CAR akan meningkatkan profitabilitas. CAR mencerminkan modal sendiri perusahaan, sehingga kesempatan bank menghasilkan laba akan semakin meningkat seiring besarnya CAR. Dengan modal yang besar tentunya aktivitas investasi yang menguntungkan menjadi prioritas utama manajemen bank dalam menempatkan dananya (Nusantara, 2009).
Variabel LDR memiliki nilai Sig. t sebesar 0,012 < 0,05. Hasil menunjukkan bahwa secara parsial LDR berpe.ngaruh posi.tif terhadap profit.abilitas (ROA) BPR di Kabupaten Badung periode 2010-2012. Hasil uji ini menunjukkan bahwa peningkatan LDR akan meningkatkan profitabilitas. Laba bank akan semakin meningkat seiring dengan tingginya LDR (kredit yang disalurkan bank efektif), tentunya peningkatan laba bank juga menunjukkan peningkatan kinerja bank.
Variabel NPL memiliki nilai Sig. t sebesar 0,003 < 0,05. Hal ini menunjukkan bah.wa vari.abel NPL berpengaruh negatif sec.ara par.sial terhadap profitabilitas (ROA) BPR di Kabupaten Badung periode 2010-2012. Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan NPL akan menyebabkan penurunan
profitabilitas. Penurunan tingkat pendapatan bank akan terjadi seiring dengan tingginya kredit macet dalam pengelolaan kredit bank tercermin melalui NPL.
SIMPULAN DAN SARAN
Pengaruh positif ditunjukan variabel CAR terhadap ROA berarti bahwa sema.kin tinggi rasio CAR ma.ka profitabilitas BPR di Kabupaten Badung semakin meningkat, sehingga permodalan suatu bank bisa dikatakan semakin kuat. Selanjutnya rasio LDR berpe.ngaruh pos.itif terha.dap ROA. Dimana peningkatan LDR akan mendorong tingginya profitabilitas (kredit yang disalurkan bank efektif dan efisien). Rasio NPL berpe.ngaruh neg.atif terh.adap profitabilitas ROA. Berarti sem.akin tin.ggi NPL ma.ka jumlah modal yang dimiliki bank akan bisa berkurang untuk memenuhi risiko kredit yang terjadi dalam bank tersebut, sehingga bisa dikatakan mengakibatkan kepercayaan nasabah berkurang pada bank tersebut.
Peneliti selanjutnya agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif dapat meneliti dengan variabel lain diluar variabel ini sehingga dapat menggambarkan hal-hal apa saja dapat berpe.ngaruh terhadap ROA serta dapat memp.er.panjang peri.ode amatan dan di.sarankan untuk memp.erluas cakupan pen.elitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap kema.mpuan manajemen bank dalam memperoleh keunt.ungan secara kesel.uruhan dengan mengg.unakan rasio-rasio lain selain rasio yang dipa.kai pada penelitian ini. Sedangkan bagi perbankan diharapkan mampu menjaga keseimbangan rasio keuangan CAR, LDR, dan NPL agar tetap terjaga ses.uai den.gan Peraturan yang tel.ah ditet.apkan Ba.nk Indo.nesia. Perbankan juga har.us menjaga sistemnya agar NPL dapat ditekan, karena apabila NPL menurun maka otomatis ROA pada BPR tersebut akan naik. Sebaliknya
apabila dalam suatu perbankan NPL nya meningkat, maka ROA pada BPR
tersebut akan menurun. Hal ini dapat menggangu kestabilan permodalan Bank.
DAFTAR REFERENSI
Author, Kolade Sunday Adesina, Ajibola Olurotim, 2012. Determinants Of Bank Profitability: Panel Evidence On Bank- Specific Variables in Nigeria. International Journal of Management Sciences and Business Research. Vol. 2, Page 2226-8235.
Darussalam, Olyvia. 2013. Faktor-Faktor Penyebab Kredit Bermasalah Di PT. Bank Sulut Cabang Utama Mando. Jurnal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Bogor. Ghalia Indonesia.
Gaby D, J. Roring. 2013. Analisis Determinasi Penyaluran Kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kota Manado. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Jurusan Ekonomi Pembangunan.
Haryati, Risma. 2011. The Influence Of Working Capital and Liquidity On Profitability.
Kolapo, T., Funso, Ayeni, R., Kolade, Oke, M., Ojo, 2012. Credit Risk And Commercial Banks Performance In Nigeria. Australian Journal Of Business and Management Research. 2(2): 31-38.
Mabvure Tendai Joseph Gwangwawa Edson, Faitira Manuere, Mutibyu Chifford, Kamoyo Michael. 2012. Non Performing Loans in Commercial Banks: A Case of CBZ Bank Limited In Zimbabwe. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Busines. 4(7).
Machfoedz, Mas’ud. 1994. Financial Ratio Analysis and The Prediction Of Earnings Changes In Indonesia. Kelola. 7(3).
Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia. Jurnal Bisnis Strategi. 14(1).
Mohieldin, M., & Nasr, S. 2007. On Bank Privatization: The Case Of Egypt. The Quarterly Review of Economics and Finance, 46(5), 707-725.
Ogboi, Charles., and Unuafe, Okaro Kenneth. 2013. Impact Of Credit Risk Management and Capital Adequacy On the Financial Performance of Commercial Banks in Nigeria. Journal of Emerging Issues in Economics, Finance and Banking (JEIEFB). 2(3).
Raheman, A. dan Nasr, Mohieldin. 2007. Working Capital Management and Profitability –Case of Pakistan Firms. International Review of Business Research Papers, 3 (1): 279-300.
Sudarini, Sinta. 2005. Penggunaan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Laba pada masa yang akan datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, 16(3): 195-207.
Sudiyatno, Bambang. 2010. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Universitas Stikubank Semarang.
Suhardjono, Mudrajad Kuncoro. 2002. Manajemen Perbankan Teory dan Aplikasi. Penerbit BPFE. Jakarta.
Surat Keputusan Bank Indonesia. 2011. Diatur dalam Surat Edaran no 14/26/DKBU tanggal 19 September 2011. Tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.
Surat Edaran Bank Indonesia. No. 14/26/DKBU tertanggal 19 September 2012. Tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.
Suvita Jha and Xiaofeng Hui. 2006. A Comparison of Financial Performance Of Commercial Banks: A Case Study Of Nepal. African Journal Of Business Management. 6 (25): 7601-7611.
Uremadu, Sebastian Ofumbia, Ben-Caleb EGBIDE, Patrick E. ENYI. 2012. Working Capital Management, Liquidity and Corporate Profitability among quoted Firms in Nigeria Evidence from the Productive Sector. International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Science. 2(1).
Yikin Hou. 2012. The Non- Performing Loans: Some Bank-Level Evidences, Corresponding Author Departement Of Economic. University Of
Birmingham Edgbaston Birmingham.
Yoonhee Tina Chang. 2006. Role Non- Performing Loans (NPL) and Capital Adequacy In Banking Structure and Competition. University of Bath School Of Management Working Paper Series, Vol 16.
Yuliani. 2007. Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya. 5(10).
- 619 -
Discussion and feedback