ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):498-508

KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN AUDIT DELAY

Ni Luh Putu Ayu Evryani Rianti1 Maria M. Ratna Sari2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: evryanirianti@yahoo.com/telp:+62 85 73 90 55 279

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Pembentukkan Komite Audit dan Dewan Komisaris pada perusahaan go public merupakan salah satu cerminan pelaksanaan GCG yang dapat membantu mengawasi operasi perusahaan terutama dalam rangka penyusunan laporan keuangan sehingga dapat menghasilkan kualitas laporan keuangan yang baik. Hal tersebut diharapkan dapat mengefisiensikan proses audit oleh pihak eksternal. Berdasarkan pernyataan tersebut penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik Komite Audit pada Audit Delay perusahaan go public tahun 2012 di Indonesia. Judgement sampling digunakan untuk memilih sampel sehingga memperoleh sampel 75 perusahaan. Regresi linier berganda merupakan teknik analisis data yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi, jumlah anggota, dan gender komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay,sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh.

Kata kunci : Kompetensi, independensi, gender, audit delay

ABSTRACT

Establishment of Audit Committee and Board of Commissioners of the go public’s company is one reflection of the GCG which can help oversee the implementation of the company's operations, especially preparation of the financial statements in order to produce good quality financial reports. It is expected to streamline the implementation of audits by external parties. Based on the statement, it’s purpose to examine the effect of the characteristics of the Audit Committee on Audit Delay in Indonesia’s go public companies on 2012. This study uses judgment sampling to obtain a sample of 75 companies. Multiple linear regression is a data analysis technique used. Results obtained audit committee expertise, size, and gender negatively effect audit delay, and the other variables hasn’t effect.

Keywords: Expertise, independence, gender, audit delay

PENDAHULUAN

Audit delay merupakan rentang waktu tanggal laporan keuangan perusahaan sampai laporan pekerjaan lapangan audit (Ashton et al., 1987). Lamanya publikasi laporan keuangan khususnya setelah di audit menunjuk pada kualitas laporan keuangan yang dihasilkan, yaitu dapat digunakan pada keadaan yang tepat dan tepat pada waktunya (relevan). Bapepam membuat

peraturan bagi perusahaan go public agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan (Ratnawaty dan Toto, 2005). Menurut Peraturan Bapepam No. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-36/PMK/2003 mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, setiap perusahaan publik yang tercatat di Pasar Modal wajib mempublikasikan laporan keuangan auditan paling lambat 90 hari setelah tanggal tutup buku (Rachmawati, 2008)

Dyer dan Hugh (1975) dalam penelitiannya menyatakan penyebab lamanya pengauditan oleh pihak eksternal dipengaruhi oleh faktor ketidaksepakatan antara manajemen klien dengan auditor. Menurut Bamber dan Schoderbek (1993) ketidaksepakatan antara manajer perusahaan dengan auditor independen sering disebabkan karena adanya konflik kepentingan antar dua belah pihak (agency problem). Manajemen cenderung ingin menutupi kelemahan kinerjanya demi mempertahankan citra yang baik di mata principal. Sedangkan auditor independen dengan adanya tuntutan kode etik profesinya, berusaha untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin.

Kasus yang berkaitan dengan agency problems di Indonesia, yakni Kimia Farma melakukan mark up laba sebesar Rp 32,688 miliar (Kompas, 5 November 2002) dan kasus Lippo Bank yang menyusun laporan keuangan dalam tiga versi (Asri, 2012). Hal ini memaksa Pemerintah untuk membuat keputusaan tegas dalam mengatasi masalah yang sejenis ini terus bermunculan. Salah satunya dengan mencanangkan GCG (Good Corporate

Governance) pada tahun 2000 (Djakman dan Chaerul, 2003). Implementasi dari program ini adalah dengan mewajibkan perusahaan go public untuk membentuk komite audit yang betugas untuk membantu dewan komisaris dalam memastikan transparansi perusahaan.

Penelitian mengenai Komite Audit dalam memengaruhi besarnya audit delay pernah dilakukan sebelumnya. Purwati (2006) menemukan bahwa independensi, ketua, serta keahlian keuangan komite audit berpengaruh signifikan pada audit delay, sedangkan banyak anggota komite audit, proporsi komisaris independen tidak berpengaruh. Indepedensi anggota komite audit diukur dengan proporsi anggota apabila dalam melaksanakan tugasnya, tidak terdapat hubungan istimewa dengan perusahaan terkait dan KAP atau sejenisnya (Indahwati dan Deliana, 2003). Penelitian Savitri (2004) menunjukkan hasil bahwa komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, dan kualitas audit secara statistik memengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan audit. Sedangkan kepemilikan institusional secara statistik tidak berpengaruh. Yaputro dan Felizia (2012) melakukan penelitian tentang tingkat efektivitas Komite Audit terhadap timeliness menemukan karakteristik Komite Audit (indepedensi, expertise, tanggung jawab, dan diligence) mempunyai hubungan negatif yang signifikan dengan timeliness. Peneliti lainnya adalah Wijaya (2012) memperoleh hasil bahwa jumlah anggota komite audit dan kompetensi anggota komite audit mempunyai pengaruh signifikan dalam mengurangi audit report lag. Sementara independensi, dan jumlah rapat,

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam mengurangi audit report lag. Kompetensi yang dimaksud disini adalah keahlian yang diperoleh dari pendidikan maupun pengalaman kerja. Proksi digunakan dalam mengukurnya adalah perbandingan antara anggota berlatar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan dengan jumlah anggota.

Keempat karakteristik komite audit (independensi, kompetensi, jumlah anggota, dan rapat) sering dijadikan variabel penelitian, namun hasil yang diperoleh beberapa peneliti sebelumnya masih belum konsisten, maka dari itu peneliti ingin menguji ulang penelitian sebelumnya dengan menambahkan karakteristik baru, yaitu gender. Menurut Jamilah (2007), gender adalah suatu konsep dalam membedakan laki-laki dan sudut pandang perilaku dan emosional. Gender komite audit dihitung dengan proporsi jumlah perempuan dalam komite audit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik komite audit pada audit delay perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 dan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama penelitian yang berkaitan dengan peran komite audit dalam mengurangi audit delay.

Kalbers (1992) menyebutkan terdapat tiga faktor pendukung keberhasilan tugas komite audit, yaitu kewenangan formal, kerjasama manajemen, dan kualitas/kompetensi anggota komite audit. Dengan komptensi yang dimiliki anggota komite, fungsi dan peran dari komite audit lebih bisa berjalan efektif dan mempermudah proses audit dari auditor

independen, sehingga laporan audit dapat selesai lebih cepat. Pada penelitian sebelumnya, Purwati (2006) dan Wijaya (2012) memperoleh hasil bahwa kompetensi anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah.

H1 : Kompetensi komite audit berpengaruh negatif pada Audit Delay.

Wijaya (2012) menyatakan bahwa jumlah komite audit berpengaruh signifikan dalam mengurangi audit delay. Semakin banyaknya jumlah anggota komite audit maka cenderung untuk memiliki kekuatan atau power yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas laporan, sehingga salah saji semakin kecil. Berdasarkan temuan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut :

H2 : Jumlah anggota komite audit berpengaruh negatif pada Audit Delay.

Nor et al. (2010) dalam Wijaya (2012) menyatakan rapat komite audit dapat mengurangi audit report lag. Semakin sering anggota komite audit mengadakan rapat intensif, maka kualitas pelaporan yang dihasilkan baik, sehingga pelaksanaan audit oleh pihak eksternal lebih efisien. Hipotesis ketiga dapat dirumuskan, yakni :

H3 : Rapat komite audit berpengaruh negatif pada Audit Delay.

Purwati (2006) dalam penelitiannya menemukan bahwa independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay. Semakin independen anggota komite audit, maka transparansi dalam melaksanakan fungsinya akan lebih baik, sehingga proses audit eksternal dapat lebih singkat karena

semakin kecil tingkat salah saji laporan keuangan yang diperiksa. Hipotesis keempat dapat dirangkai sebagai berikut :

H4 : Independensi komite audit berpengaruh negatif pada Audit Delay.

Meyers-Levy (1989) menyatakan dalam penelitiannya mengenai gender. Laki-laki dalam menyelesaikan masalah tidak menggunakan semua informasi yang tersedia dan mereka juga tidak memproses informasi secara menyeluruh. Sedangkan perempuan dipandang sebagai pemroses informasi lebih detail yang melakukan proses informasi pada sebagian besar informasi yang ada untuk pembuatan keputusan. Anggota komite yang berjenis kelamin wanita memiliki kecendrungan untuk lebih teliti dalam hal menelaah laporan keuangan, sehingga dapat meningkatkan kualitas laporan yang nantinya dapat mempercepat proses audit. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis kelima pada penelitian ini, yaitu :

H5 : Gender Komite Audit berpengaruh negatif pada Audit Delay.

Komite audit mempunyai peran sebagai financial monitor (Jensen dan William, 1976). Salah satu tugas komite audit berkordinasi kepada auditor eksternal dengan tujuan menghasilkan laporan keuangan perusahaan secara wajar (Azibi et.al, 2008). Adanya komunikasi formal antara komite audit, dengan auditor luar dapat membantu proses audit eksternal dilakukan dengan baik sehingga dapat mengurangi audit delay (Utama, 2004).

Model penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Model Penelitian

METODE PENELITIAN

Data penelitian dikumpulkan secara tidak langsung dari seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2012 dengan mengunduh annual report di situs resmi BEI (www.idx.co.id). Judgment sampling adalah metode pemilihan sampel yang dipakai. Sampel yang dipilih harus memiliki infomasi yang lengkap dapat digunakan sebagai objek penelitian, yaitu :

  • 1.    Perusahaan yang memiliki periode akuntansi pada 31 Desember.

  • 2.    Perusahaan memiliki semua data yang dibutuhkan dalam penelitian ini secara lengkap, yaitu: memiliki anggota komite audit perempuan sekurang-kurangnya satu orang, dan memaparkan secara lengkap profil komite audit, serta jumlah pertemuan selama tahun 2012.

Tabel 1.

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No

Kriteria

Jumlah

1

Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2012.

460

2

Perusahaan yang tidak menyediakan annual report pada tahun 2012.

(38)

3

Perusahaan yang tidak memiliki anggota komite audit perempuan.

(207)

4

Annual report yang tidak memaparkan profil komite audit.

(98)

5

Annual report yang tidak mencantumkan  jumlah

rapat komite audit.

(42)

Sampel

75

Sumber: Data diolah, 2013

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria adalah 75 perusahaan dari total populasi sebesar 460 perusahaan pada tahun 2012. Dianalisis menggunakan regresi linier berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji asumsi klasik dilakukan dalam tiga tahap, yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikoliniearitas. Hasil uji normalitas terlihat pada Tabel 2 di bawah, menunjukan bahwa besarnya nilai Asymp. sig (2tailed) > 0,05 yaitu sebesar 0,092 sehingga model regresi berdistribusi normal.

Tabel 2.

Uji Normalitas

Unstandardised Residual ,092


Asymp. Sig.

(2-tailed)

Sumber: Lampiran 2

Uji heteroskedastisitas pada Tabel 3 di bawah menunjukan bahwa nilai signifikansi kelima variabel bebas lebih besar 0,05. Oleh karena itu model bebas dari masalah heteroskedastisitas.

Tabel 3.

Uji Hesteroskedastisitas

Model

Sig

AC Expertise

,117

AC Size

,758

AC Meeting

,517

AC Indepedence

,438

AC Gender

,775

Sumber: Lampiran 2

Hasil uji multikoliniearitas pada Tabel 4, terlihat bahwa koefisien tolerance > 0,10 dan VIF < 10, dapat disimpulkan bahwa gejala multikolinieritas tidak ditemukan pada model.

Tabel 4.

Uji Multikoliniearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

AC Expertise

,954

1,048

AC Size

,923

1,084

AC Meeting

,971

1,030

AC Independence

,937

1,067

AC Gender

,901

1,110

Sumber: Lampiran 2

Model regresi linier berganda digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini dengan bantuan SPSS versi 13.0. Tingkat signifikansi 5% dengan persamaan model regresi adalah.

Y = 101,556 – 13,362 X1 – 7,141X2 + 0,144X3 + 24,429X4 - 27,592 X5 Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5.

Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std.Error

Beta

(Constant)

101,556

14,007

7,250

,000

AC. Expertise

-13,362

6,055

-239

-2,207

,031

AC. Size

-7,141

2,647

-,297

-2,698

,009

AC. Meeting

,144

,151

,103

,958

,342

AC. Independence

24,429

12,804

-,208

1,908

,061

AC. Gender

-27,592

10,989

-,280

-2,511

,014

F hitung = 4,108

Signifikansi F = ,003a

R Square = ,229

Adjusted R Square = ,174

Sumber: Lampiran 2

Nilai hitung F sebesar 4,108, taraf signifikan 0,003 < 0,05 sehingga kelima karakteristik Komite Audit serempak memengaruhi audit delay.

Nilai sig.t kompetensi sebesar 0,031 < 0,05. Dengan demikian H1 diterima, yakni kompetensi komite audit berpengaruh negatif pada audit delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan Purwati (2006) yang menyatakan kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag. Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian Yaputro dan Felizia (2012) dan Wijaya (2012) yang menemukan bahwa keahlian komite audit mempunyai pengaruh signifikan dalam mengurangi audit report lag.

Sig. t jumlah anggota komite audit sebesar 0,009 < 0,05 berarti H2 diterima. Jumlah anggota komite audit berpengaruh negatif pada audit delay. Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya juga menyatakan bahwa jumlah anggota Komite Audit memengaruhi audit delay, diantaranya

Savitri (2010) dan Wijaya (2012). Sedangkan Purwati (2006) memperoleh hasil penelitian, jumlah anggota komite audit tidak memengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan audit.

Sig. t rapat komite audit sebesar 0,342 > 0,05 berarti H3 ditolak. Rapat komite audit tidak berpengaruh pada audit delay. Hasil penelitian ini serupa dengan Wijaya (2012) yang memperoleh hasil bahwa jumlah rapat tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Frekuensi rapat yang dilakukan Komite Audit pada tahun 2012 beragam, dengan rentang waktu antara 1 hingga 50 kali rapat dalam satu tahun. Namum, apabila dilihat dari data pada Lampiran 1, PT. Garuda Indonesia Tbk dengan rapat sebanyak 50 kali di tahun 2012 memiliki panjang audit delay 85 hari, sedangkan PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk yang mengadakan rapat Komite Audit hanya sekali pada tahun itu memiliki panjang audit delay 84 hari.

Sig. t pada independensi sebesar 0,061 > 0,05 yang menyatakan H4 ditolak, artinya independensi tidak berpengaruh pada audit delay. Hasil ini tidak konsisten dengan temuan Yaputro dan Felizia (2012); dan Purwati (2006). Namun hasil yang serupa diperoleh oleh Wijaya (2012).

Sig. t komite audit gender sebesar 0,014 < 0,05 menunjukkan bahwa H5 diterima, yaitu anggota komite perempuan berpengaruh negatif pada audit delay. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Meyers-Levy (1989).

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi, jumlah anggota, dan gender komite audit mempunyai pengaruh negatif pada audit delay sedangkan jumlah rapat dan independensi tidak memengaruhi audit delay. Saran yang dapat diajukan penulis dari hasil penelitan, yaitu sebaiknya peneliti selanjutnya dapat lebih memperdalam penelitian mengenai peran komite audit dalam audit delay, karena penelitian ini masih sedikit dilakukan, serta dengan menambahkan variabel independen lainnya yang dapat memperkuat hasil penelitian. Saran yang kedua, ialah memperluas objek penelitian, karena hasil Adjusted R Square hanya menunjukkan 17,4% yang berarti masih ada 82,6% faktor lainnya yang dapat memengaruhi audit delay.

REFERENSI

Wijaya, Aditya Taruna. 2012. Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Audit Report Lag. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponogoro.

Ashton, Robert H., Jhon J. Willingham, dan Robert K. Elliot. 1987. An Empirical Analysis of Audit Delay. Journal of Accounting Research. Vol. 25(2): Hal. 275-292.

Asri Dwija Putri, I Gusti Ayu Made. 2012. Pengaruh Kebijakan Deviden dan Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba. AUDI: Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 17(2): Hal. 156169.

Purwati, Atiek Sri. 2006. Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Publik yang

Tecatat di BEJ. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Azibi, J., Tondeur, H., dan Rajhi, M. T. 2008. Auditor Choice and Intitutionel Investor Characteristics After Enron Scandal in The French Context. Journal of Accounting and Economics. Hal. 48-76.

Bamber, E.L., dan Schoderbek.1993. Audit Structure and Other Determinants of Audit Report Lag: An Empirical Analysis. Journal of Practise and Theory. Vol. 12(1): Hal. 1-23.

Djakman dan Chaerul, D., 2003. Manajemen Laba dan Pengaruh Kebijakan Multi Papan Bursa Efek Jakarta.  Makalah disajikan dalam

Simposium Nasional Akuntansi VI.

Dyer, J.D. dan Athur Mc. Hugh. 1975. The Timeliness of The Australian Annual Report. Journal of Accounting Research. Hal. 204-219.

Yaputro, Jeffry Winarto dan Felizia Arni Rudiawarni. 2012. Hubungan antara Tingkat Efektivitas Komite Audit dengan Timeliness Laporan Keuangan pada Badan Usaha Go Public yang Terdaftar di BEI tahun 2011. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 1(1): Hal. 1-16.

Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Manaferial Behaviour, Agency Costs & Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol. 3(4): Hal. 305-360.

Kalbers. 1992. An Examination Relationship Between Audit Committees and External Auditors.The Ohio CPA Journal. Hal. 19-27.

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal. 2003. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-36/PM/2003 peraturan nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, Jakarta.

Utama, Marta. 2004. Komite Audit, Good Corporate Governance dan Pengungkapan Informasi. Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 1: Hal. 61-79

Meyers-Levy, J. 1989. Gender Difference in Information Processing : A Selectivity Interpretation. Cognitive and Affective Response to Advertising. Hal. 229-260

Ratnawaty dan Toto Sugiharto. 2005. Audit Delay pada Industri Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Faktor yang

Memengaruhi. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional PESAT. Jakarta.

Indahwati, Rini dan Deliana. 2011. Analisis Gender Terhadap Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kepuasan Kerja Dosen di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan. AUDI: Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 6(2): Hal. 201-208.

Savitri, Roswita. 2010. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro.

Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Akuntansi dan Keuangan. Vol. 10(1): Hal. 1-10.

Jamilah, Siti. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit  Judgement. Makalah

disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X

Makasar.

LAMPIRAN 1

Daftar Sampel Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012

No

Kode

Nama Perusahaan

1

ABMM

PT. ABM Investama Tbk

2

ADES

PT. Akasha Wira International Tbk

3

AISA

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

4

AKSI

PT. Majapahit Securities Tbk

5

AMRT

PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk

6

ARTA

PT. Arthavest Tbk

7

AUTO

PT. Astra Otoparts Tbk

8

BABP

PT. Bank ICB Bumiputera Tbk

9

BAEK

PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk

10

BAPA

PT Bekasi Asri Pemula Tbk

11

BATA

PT. Sepatu Bata Tbk

12

BBCA

PT. Bank Central Asia Tbk

13

BBKP

PT. Bank Bukopin Tbk

14

BBLD

PT Buana Finance Tbk

15

BFIN

PT BFI Finance Indonesia Tbk

16

BMSR

PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk

17

BNII

PT Bank Internasional Indonesia Tbk

18

BPFI

PT Batavia Prosperindo Finance Tbk

19

BUMI

PT Bumi Resources Tbk

20

CMNP

PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk

21

CTRP

PT Ciputra Property Tbk

22

CTRS

PT Ciputra Surya Tbk

23

DEFI

PT Danasupra Erapasific Tbk

24

DKFT

PT Central Omega Resources Tbk

25

DNET

PT Dyviacom Intrabumi Tbk

26

DUTI

PT Duta Pertiwi Tbk

27

EMTK

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk

28

ELSA

PT Elnusa Tbk

29

EPMT

PT Enseval Putera Megatrading Tbk

30

ERTX

PT Eratex Djaja Tbk

31

ESTI

PT Ever Shine Tex Tbk

32

FISH

PT FKS Multi Argo Tbk

33

GIAA

PT Garuda Indonesia Tbk

34

IDKM

PT Indosiar Karya Media Tbk

35

IGAR

PT Champion Pasific Indonesia Tbk

36

IIKP

PT Inti Agri Resources Tbk

37

INDR

PT Indo-Rama Synthetics Tbk

38

INPC

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk

39

INPP

PT Indonesian Paradise Property Tbk

40

JAWA

PT J.A. Wattie Tbk

41

KARW

PT ICTSI Jasa Prima Tbk

42

KREN

PT Kresna Graha Sekurindo Tbk

43

META

PT Nusantara Infrastructure Tbk

44

MFIN

PT Mandala Multifinance Tbk

45

MITI

PT Minsuco International Finance Tbk

46

MLBI

PT Multi Bintang Indonesia Tbk

47

MRAT

PT Mustika Ratu Tbk

48

MREI

PT Maskapai Reasuransi Tbk

49

MTDL

PT Metrodata Electronics Tbk

50

MYOR

PT Mayora Indah Tbk

51

NELY

PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk

52

OMRE

PT Indonesia Prima Property Tbk

53

PEGE

PT Panca Global Securities Tbk

54

PGLI

PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk

55

PNSE

PT Punjiadi and Sons Tbk

56

POOL

PT Pool Advista Indonesia Tbk

57

PRAS

PT Prima Alloy Steel Universal Tbk

58

PTSN

PT Sat Nusapersada Tbk

59

PWON

PT Pakuwon Jati Tbk

60

RBMS

PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk

61

SDPC

PT Millennium Pharmacon International Tbk

62

SKBM

PT Sekar Bumi Tbk

63

SKYB

PT Skybee Tbk

64

SMDR

PT Samudera Indonesia Tbk

65

SMGR

PT Semen Indonesia Tbk

66

SMRA

PT Summarecon Agung Tbk

67

SMSM

PT Selamat Sempurna Tbk

68

SONA

PT Sona Topas Tourism Industry Tbk

69

SRSN

PT Indo Acidatama Tbk

70

SSTM

PT Sunson Textile Manufacturer Tbk

71

TPIA

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk

72

TRIO

PT Trikomsel Oke Tbk

73

VRNA

PT Verena Multi Finance Tbk

74

WAPO

PT Wahana Pronatural Tbk

75

WOMF

PT WOM Finance Tbk

Sumber : www.idx.co.id (2013) S

Hasil Perhitungan Variabel

No

Kode

X1

X2

X3

X4

X5

Y

1

ABMM

67%

3

13

67%

33%

81

2

ADES

67%

3

4

64%

33%

67

3

AISA

100%

3

3

64%

42%

75

4

AKSI

100%

3

12

64%

33%

53

Sumber: www.idx.co.id (2013)

5

AMRT

67%

3

5

67%

33%

79

6

ARTA

100%

3

13

67%

36%

86

7

AUTO

67%

3

4

64%

42%

75

8

BABP

100%

3

12

67%

33%

87

9

BAEK

100%

3

4

64%

33%

66

10

BAPA

82%

3

2

64%

33%

51

11

BATA

100%

3

4

67%

33%

86

12

BBCA

100%

3

26

67%

42%

75

13

BBKP

100%

3

16

64%

42%

75

14

BBLD

82%

3

12

67%

33%

65

15

BFIN

100%

6

4

64%

33%

51

16

BMSR

67%

3

4

67%

33%

75

17

BNII

100%

3

16

40%

42%

75

18

BPFI

100%

3

4

67%

42%

75

19

BUMI

82%

3

4

33%

33%

84

20

CMNP

75%

4

7

50%

25%

79

21

CTRP

67%

3

5

67%

67%

77

22

CTRS

67%

3

6

67%

33%

75

23

DEFI

100%

3

4

64%

33%

67

24

DKFT

82%

3

11

64%

67%

46

25

DNET

100%

3

3

67%

42%

75

26

DUTI

100%

3

9

67%

42%

75

27

EMTK

67%

3

9

64%

33%

64

28

ELSA

100%

3

41

40%

42%

75

29

EPMT

33%

3

4

67%

42%

75

30

ERTX

100%

3

4

64%

36%

57

31

ESTI

67%

3

4

33%

33%

79

32

FISH

67%

3

4

67%

33%

77

33

GIAA

67%

3

50

67%

42%

75

34

IDKM

67%

3

11

67%

42%

75

35

IGAR

33%

3

4

67%

42%

75

36

IIKP

100%

3

4

64%

67%

46

37

INDR

67%

3

4

67%

33%

86

38

INPC

80%

5

12

60%

20%

80

39

INPP

67%

3

4

67%

33%

81

40

JAWA

67%

3

5

64%

42%

75

41

KARW

67%

3

4

67%

67%

84

42

KREN

100%

3

12

67%

33%

81

43

META

67%

3

8

67%

33%

87

44

MFIN

67%

3

4

64%

67%

66

45

MITI

33%

3

4

67%

42%

75

46

MLBI

67%

3

15

64%

42%

75

47

MRAT

67%

3

4

67%

33%

81

48

MREI

100%

3

6

67%

33%

84

49

MTDL

100%

3

5

64%

42%

75

50

MYOR

67%

3

10

67%

67%

87

51

NELY

67%

3

1

67%

33%

84

52

OMRE

33%

3

4

64%

42%

75

53

PEGE

100%

3

4

64%

42%

75

54

PGLI

67%

3

10

64%

67%

73

55

PNSE

67%

3

8

67%

33%

84

56

POOL

100%

3

12

67%

42%

75

57

PRAS

100%

3

4

64%

42%

75

58

PTSN

82%

3

4

64%

33%

67

59

PWON

67%

3

4

67%

33%

85

60

RBMS

100%

3

6

67%

42%

75

61

SDPC

100%

4

4

50%

25%

49

62

SKBM

67%

3

12

67%

33%

87

63

SKYB

100%

3

4

67%

33%

78

64

SMDR

67%

3

10

67%

33%

92

65

SMGR

100%

4

8

50%

25%

46

66

SMRA

67%

3

4

64%

36%

74

67

SMSM

67%

3

4

67%

67%

67

68

SONA

100%

3

4

67%

33%

81

69

SRSN

67%

3

4

67%

33%

81

70

SSTM

100%

3

4

64%

42%

75

71

TPIA

67%

3

4

67%

33%

84

72

TRIO

100%

3

5

67%

33%

80

73

VRNA

100%

3

3

67%

33%

81

74

WAPO

100%

3

4

64%

42%

75

75

WOMF

100%

3

9

33%

33%

50

Sumber: Data diolah

LAMPIRAN 2

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-

Watson

1

,479a

,229

,174

9,76324

2,020

  • a.    Predictors: (Constant), AC Gender, AC Meeting, AC Expertise, AC Independence, AC Size

  • b.    Dependent Variable: Audit Delay

Sumber: Output SPSS

ANOVAb

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1       Regression

1957,836

5

391,567

4,108

,003a

Residual

6577,133

69

95,321

Total

8534,969

74

  • a.    Predictors: (Constant), AC Gender, AC Meeting, AC Expertise, AC Independence, AC Size

  • b.    Dependent Variable: Audit Delay

Sumber: Output SPSS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1        (Constant)

101,556

14,007

7,250

,000

AC Expertise

-13,362

6,055

-,239

-2,207

,031

,954

1,048

AC Size

-7,141

2,647

-,297

-2,698

,009

,923

1,084

AC Meeting

,144

,151

,103

,958

,342

,971

1,030

AC Independence

24,429

12,804

,208

1,908

,061

,937

1,067

AC Gender

-27,592

10,989

-,280

-2,511

,014

,901

1,110

a. Dependent Variable: Audit Delay

Sumber: Output SPSS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1        (Constant)

4,707

8,775

,536

,593

AC Expertise

6,187

3,899

,195

1,587

,117

,919

1,088

AC Size

,517

1,672

,038

,309

,758

,923

1,083

AC Meeting

-,062

,095

-,077

-,652

,517

,980

1,020

AC Independence

-6,699

8,583

-,094

-,781

,438

,951

1,052

AC Gender

1,894

6,610

,035

,286

,775

,919

1,088

a. Dependent Variable: abs

Sumber: Output SPSS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N

75

Normal Parametersa,b

Mean

,0000000

Std. Deviation

9,42762802

Most Extreme

Absolute

,143

Differences

Positive

,073

Negative

-,143

Kolmogorov-Smirnov Z

1,240

Asymp. Sig. (2-tailed)

,092

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS

508