KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN AUDIT DELAY
on
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):498-508
KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN AUDIT DELAY
Ni Luh Putu Ayu Evryani Rianti1 Maria M. Ratna Sari2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: evryanirianti@yahoo.com/telp:+62 85 73 90 55 279
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
ABSTRAK
Pembentukkan Komite Audit dan Dewan Komisaris pada perusahaan go public merupakan salah satu cerminan pelaksanaan GCG yang dapat membantu mengawasi operasi perusahaan terutama dalam rangka penyusunan laporan keuangan sehingga dapat menghasilkan kualitas laporan keuangan yang baik. Hal tersebut diharapkan dapat mengefisiensikan proses audit oleh pihak eksternal. Berdasarkan pernyataan tersebut penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik Komite Audit pada Audit Delay perusahaan go public tahun 2012 di Indonesia. Judgement sampling digunakan untuk memilih sampel sehingga memperoleh sampel 75 perusahaan. Regresi linier berganda merupakan teknik analisis data yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi, jumlah anggota, dan gender komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay,sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh.
Kata kunci : Kompetensi, independensi, gender, audit delay
ABSTRACT
Establishment of Audit Committee and Board of Commissioners of the go public’s company is one reflection of the GCG which can help oversee the implementation of the company's operations, especially preparation of the financial statements in order to produce good quality financial reports. It is expected to streamline the implementation of audits by external parties. Based on the statement, it’s purpose to examine the effect of the characteristics of the Audit Committee on Audit Delay in Indonesia’s go public companies on 2012. This study uses judgment sampling to obtain a sample of 75 companies. Multiple linear regression is a data analysis technique used. Results obtained audit committee expertise, size, and gender negatively effect audit delay, and the other variables hasn’t effect.
Keywords: Expertise, independence, gender, audit delay
PENDAHULUAN
Audit delay merupakan rentang waktu tanggal laporan keuangan perusahaan sampai laporan pekerjaan lapangan audit (Ashton et al., 1987). Lamanya publikasi laporan keuangan khususnya setelah di audit menunjuk pada kualitas laporan keuangan yang dihasilkan, yaitu dapat digunakan pada keadaan yang tepat dan tepat pada waktunya (relevan). Bapepam membuat
peraturan bagi perusahaan go public agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan (Ratnawaty dan Toto, 2005). Menurut Peraturan Bapepam No. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-36/PMK/2003 mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, setiap perusahaan publik yang tercatat di Pasar Modal wajib mempublikasikan laporan keuangan auditan paling lambat 90 hari setelah tanggal tutup buku (Rachmawati, 2008)
Dyer dan Hugh (1975) dalam penelitiannya menyatakan penyebab lamanya pengauditan oleh pihak eksternal dipengaruhi oleh faktor ketidaksepakatan antara manajemen klien dengan auditor. Menurut Bamber dan Schoderbek (1993) ketidaksepakatan antara manajer perusahaan dengan auditor independen sering disebabkan karena adanya konflik kepentingan antar dua belah pihak (agency problem). Manajemen cenderung ingin menutupi kelemahan kinerjanya demi mempertahankan citra yang baik di mata principal. Sedangkan auditor independen dengan adanya tuntutan kode etik profesinya, berusaha untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin.
Kasus yang berkaitan dengan agency problems di Indonesia, yakni Kimia Farma melakukan mark up laba sebesar Rp 32,688 miliar (Kompas, 5 November 2002) dan kasus Lippo Bank yang menyusun laporan keuangan dalam tiga versi (Asri, 2012). Hal ini memaksa Pemerintah untuk membuat keputusaan tegas dalam mengatasi masalah yang sejenis ini terus bermunculan. Salah satunya dengan mencanangkan GCG (Good Corporate
Governance) pada tahun 2000 (Djakman dan Chaerul, 2003). Implementasi dari program ini adalah dengan mewajibkan perusahaan go public untuk membentuk komite audit yang betugas untuk membantu dewan komisaris dalam memastikan transparansi perusahaan.
Penelitian mengenai Komite Audit dalam memengaruhi besarnya audit delay pernah dilakukan sebelumnya. Purwati (2006) menemukan bahwa independensi, ketua, serta keahlian keuangan komite audit berpengaruh signifikan pada audit delay, sedangkan banyak anggota komite audit, proporsi komisaris independen tidak berpengaruh. Indepedensi anggota komite audit diukur dengan proporsi anggota apabila dalam melaksanakan tugasnya, tidak terdapat hubungan istimewa dengan perusahaan terkait dan KAP atau sejenisnya (Indahwati dan Deliana, 2003). Penelitian Savitri (2004) menunjukkan hasil bahwa komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, dan kualitas audit secara statistik memengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan audit. Sedangkan kepemilikan institusional secara statistik tidak berpengaruh. Yaputro dan Felizia (2012) melakukan penelitian tentang tingkat efektivitas Komite Audit terhadap timeliness menemukan karakteristik Komite Audit (indepedensi, expertise, tanggung jawab, dan diligence) mempunyai hubungan negatif yang signifikan dengan timeliness. Peneliti lainnya adalah Wijaya (2012) memperoleh hasil bahwa jumlah anggota komite audit dan kompetensi anggota komite audit mempunyai pengaruh signifikan dalam mengurangi audit report lag. Sementara independensi, dan jumlah rapat,
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam mengurangi audit report lag. Kompetensi yang dimaksud disini adalah keahlian yang diperoleh dari pendidikan maupun pengalaman kerja. Proksi digunakan dalam mengukurnya adalah perbandingan antara anggota berlatar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan dengan jumlah anggota.
Keempat karakteristik komite audit (independensi, kompetensi, jumlah anggota, dan rapat) sering dijadikan variabel penelitian, namun hasil yang diperoleh beberapa peneliti sebelumnya masih belum konsisten, maka dari itu peneliti ingin menguji ulang penelitian sebelumnya dengan menambahkan karakteristik baru, yaitu gender. Menurut Jamilah (2007), gender adalah suatu konsep dalam membedakan laki-laki dan sudut pandang perilaku dan emosional. Gender komite audit dihitung dengan proporsi jumlah perempuan dalam komite audit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik komite audit pada audit delay perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 dan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama penelitian yang berkaitan dengan peran komite audit dalam mengurangi audit delay.
Kalbers (1992) menyebutkan terdapat tiga faktor pendukung keberhasilan tugas komite audit, yaitu kewenangan formal, kerjasama manajemen, dan kualitas/kompetensi anggota komite audit. Dengan komptensi yang dimiliki anggota komite, fungsi dan peran dari komite audit lebih bisa berjalan efektif dan mempermudah proses audit dari auditor
independen, sehingga laporan audit dapat selesai lebih cepat. Pada penelitian sebelumnya, Purwati (2006) dan Wijaya (2012) memperoleh hasil bahwa kompetensi anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah.
H1 : Kompetensi komite audit berpengaruh negatif pada Audit Delay.
Wijaya (2012) menyatakan bahwa jumlah komite audit berpengaruh signifikan dalam mengurangi audit delay. Semakin banyaknya jumlah anggota komite audit maka cenderung untuk memiliki kekuatan atau power yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas laporan, sehingga salah saji semakin kecil. Berdasarkan temuan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut :
H2 : Jumlah anggota komite audit berpengaruh negatif pada Audit Delay.
Nor et al. (2010) dalam Wijaya (2012) menyatakan rapat komite audit dapat mengurangi audit report lag. Semakin sering anggota komite audit mengadakan rapat intensif, maka kualitas pelaporan yang dihasilkan baik, sehingga pelaksanaan audit oleh pihak eksternal lebih efisien. Hipotesis ketiga dapat dirumuskan, yakni :
H3 : Rapat komite audit berpengaruh negatif pada Audit Delay.
Purwati (2006) dalam penelitiannya menemukan bahwa independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay. Semakin independen anggota komite audit, maka transparansi dalam melaksanakan fungsinya akan lebih baik, sehingga proses audit eksternal dapat lebih singkat karena
semakin kecil tingkat salah saji laporan keuangan yang diperiksa. Hipotesis keempat dapat dirangkai sebagai berikut :
H4 : Independensi komite audit berpengaruh negatif pada Audit Delay.
Meyers-Levy (1989) menyatakan dalam penelitiannya mengenai gender. Laki-laki dalam menyelesaikan masalah tidak menggunakan semua informasi yang tersedia dan mereka juga tidak memproses informasi secara menyeluruh. Sedangkan perempuan dipandang sebagai pemroses informasi lebih detail yang melakukan proses informasi pada sebagian besar informasi yang ada untuk pembuatan keputusan. Anggota komite yang berjenis kelamin wanita memiliki kecendrungan untuk lebih teliti dalam hal menelaah laporan keuangan, sehingga dapat meningkatkan kualitas laporan yang nantinya dapat mempercepat proses audit. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis kelima pada penelitian ini, yaitu :
H5 : Gender Komite Audit berpengaruh negatif pada Audit Delay.
Komite audit mempunyai peran sebagai financial monitor (Jensen dan William, 1976). Salah satu tugas komite audit berkordinasi kepada auditor eksternal dengan tujuan menghasilkan laporan keuangan perusahaan secara wajar (Azibi et.al, 2008). Adanya komunikasi formal antara komite audit, dengan auditor luar dapat membantu proses audit eksternal dilakukan dengan baik sehingga dapat mengurangi audit delay (Utama, 2004).
Model penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Data penelitian dikumpulkan secara tidak langsung dari seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2012 dengan mengunduh annual report di situs resmi BEI (www.idx.co.id). Judgment sampling adalah metode pemilihan sampel yang dipakai. Sampel yang dipilih harus memiliki infomasi yang lengkap dapat digunakan sebagai objek penelitian, yaitu :
-
1. Perusahaan yang memiliki periode akuntansi pada 31 Desember.
-
2. Perusahaan memiliki semua data yang dibutuhkan dalam penelitian ini secara lengkap, yaitu: memiliki anggota komite audit perempuan sekurang-kurangnya satu orang, dan memaparkan secara lengkap profil komite audit, serta jumlah pertemuan selama tahun 2012.
Tabel 1.
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No |
Kriteria |
Jumlah |
1 |
Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2012. |
460 |
2 |
Perusahaan yang tidak menyediakan annual report pada tahun 2012. |
(38) |
3 |
Perusahaan yang tidak memiliki anggota komite audit perempuan. |
(207) |
4 |
Annual report yang tidak memaparkan profil komite audit. |
(98) |
5 |
Annual report yang tidak mencantumkan jumlah rapat komite audit. |
(42) |
Sampel |
75 |
Sumber: Data diolah, 2013
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria adalah 75 perusahaan dari total populasi sebesar 460 perusahaan pada tahun 2012. Dianalisis menggunakan regresi linier berganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji asumsi klasik dilakukan dalam tiga tahap, yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikoliniearitas. Hasil uji normalitas terlihat pada Tabel 2 di bawah, menunjukan bahwa besarnya nilai Asymp. sig (2tailed) > 0,05 yaitu sebesar 0,092 sehingga model regresi berdistribusi normal.
Tabel 2.
Uji Normalitas
Unstandardised Residual ,092
Asymp. Sig.
(2-tailed)
Sumber: Lampiran 2
Uji heteroskedastisitas pada Tabel 3 di bawah menunjukan bahwa nilai signifikansi kelima variabel bebas lebih besar 0,05. Oleh karena itu model bebas dari masalah heteroskedastisitas.
Tabel 3.
Uji Hesteroskedastisitas
Model |
Sig |
AC Expertise |
,117 |
AC Size |
,758 |
AC Meeting |
,517 |
AC Indepedence |
,438 |
AC Gender |
,775 |
Sumber: Lampiran 2
Hasil uji multikoliniearitas pada Tabel 4, terlihat bahwa koefisien tolerance > 0,10 dan VIF < 10, dapat disimpulkan bahwa gejala multikolinieritas tidak ditemukan pada model.
Tabel 4.
Uji Multikoliniearitas
Model |
Collinearity Statistics | |
Tolerance |
VIF | |
AC Expertise |
,954 |
1,048 |
AC Size |
,923 |
1,084 |
AC Meeting |
,971 |
1,030 |
AC Independence |
,937 |
1,067 |
AC Gender |
,901 |
1,110 |
Sumber: Lampiran 2
Model regresi linier berganda digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini dengan bantuan SPSS versi 13.0. Tingkat signifikansi 5% dengan persamaan model regresi adalah.
Y = 101,556 – 13,362 X1 – 7,141X2 + 0,144X3 + 24,429X4 - 27,592 X5 Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5.
Regresi Linier Berganda
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | |
B |
Std.Error |
Beta | |||
(Constant) |
101,556 |
14,007 |
7,250 |
,000 | |
AC. Expertise |
-13,362 |
6,055 |
-239 |
-2,207 |
,031 |
AC. Size |
-7,141 |
2,647 |
-,297 |
-2,698 |
,009 |
AC. Meeting |
,144 |
,151 |
,103 |
,958 |
,342 |
AC. Independence |
24,429 |
12,804 |
-,208 |
1,908 |
,061 |
AC. Gender |
-27,592 |
10,989 |
-,280 |
-2,511 |
,014 |
F hitung = 4,108
Signifikansi F = ,003a
R Square = ,229
Adjusted R Square = ,174
Sumber: Lampiran 2
Nilai hitung F sebesar 4,108, taraf signifikan 0,003 < 0,05 sehingga kelima karakteristik Komite Audit serempak memengaruhi audit delay.
Nilai sig.t kompetensi sebesar 0,031 < 0,05. Dengan demikian H1 diterima, yakni kompetensi komite audit berpengaruh negatif pada audit delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan Purwati (2006) yang menyatakan kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag. Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian Yaputro dan Felizia (2012) dan Wijaya (2012) yang menemukan bahwa keahlian komite audit mempunyai pengaruh signifikan dalam mengurangi audit report lag.
Sig. t jumlah anggota komite audit sebesar 0,009 < 0,05 berarti H2 diterima. Jumlah anggota komite audit berpengaruh negatif pada audit delay. Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya juga menyatakan bahwa jumlah anggota Komite Audit memengaruhi audit delay, diantaranya
Savitri (2010) dan Wijaya (2012). Sedangkan Purwati (2006) memperoleh hasil penelitian, jumlah anggota komite audit tidak memengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan audit.
Sig. t rapat komite audit sebesar 0,342 > 0,05 berarti H3 ditolak. Rapat komite audit tidak berpengaruh pada audit delay. Hasil penelitian ini serupa dengan Wijaya (2012) yang memperoleh hasil bahwa jumlah rapat tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Frekuensi rapat yang dilakukan Komite Audit pada tahun 2012 beragam, dengan rentang waktu antara 1 hingga 50 kali rapat dalam satu tahun. Namum, apabila dilihat dari data pada Lampiran 1, PT. Garuda Indonesia Tbk dengan rapat sebanyak 50 kali di tahun 2012 memiliki panjang audit delay 85 hari, sedangkan PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk yang mengadakan rapat Komite Audit hanya sekali pada tahun itu memiliki panjang audit delay 84 hari.
Sig. t pada independensi sebesar 0,061 > 0,05 yang menyatakan H4 ditolak, artinya independensi tidak berpengaruh pada audit delay. Hasil ini tidak konsisten dengan temuan Yaputro dan Felizia (2012); dan Purwati (2006). Namun hasil yang serupa diperoleh oleh Wijaya (2012).
Sig. t komite audit gender sebesar 0,014 < 0,05 menunjukkan bahwa H5 diterima, yaitu anggota komite perempuan berpengaruh negatif pada audit delay. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Meyers-Levy (1989).
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi, jumlah anggota, dan gender komite audit mempunyai pengaruh negatif pada audit delay sedangkan jumlah rapat dan independensi tidak memengaruhi audit delay. Saran yang dapat diajukan penulis dari hasil penelitan, yaitu sebaiknya peneliti selanjutnya dapat lebih memperdalam penelitian mengenai peran komite audit dalam audit delay, karena penelitian ini masih sedikit dilakukan, serta dengan menambahkan variabel independen lainnya yang dapat memperkuat hasil penelitian. Saran yang kedua, ialah memperluas objek penelitian, karena hasil Adjusted R Square hanya menunjukkan 17,4% yang berarti masih ada 82,6% faktor lainnya yang dapat memengaruhi audit delay.
REFERENSI
Wijaya, Aditya Taruna. 2012. Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Audit Report Lag. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponogoro.
Ashton, Robert H., Jhon J. Willingham, dan Robert K. Elliot. 1987. An Empirical Analysis of Audit Delay. Journal of Accounting Research. Vol. 25(2): Hal. 275-292.
Asri Dwija Putri, I Gusti Ayu Made. 2012. Pengaruh Kebijakan Deviden dan Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba. AUDI: Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 17(2): Hal. 156169.
Purwati, Atiek Sri. 2006. Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Publik yang
Tecatat di BEJ. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Azibi, J., Tondeur, H., dan Rajhi, M. T. 2008. Auditor Choice and Intitutionel Investor Characteristics After Enron Scandal in The French Context. Journal of Accounting and Economics. Hal. 48-76.
Bamber, E.L., dan Schoderbek.1993. Audit Structure and Other Determinants of Audit Report Lag: An Empirical Analysis. Journal of Practise and Theory. Vol. 12(1): Hal. 1-23.
Djakman dan Chaerul, D., 2003. Manajemen Laba dan Pengaruh Kebijakan Multi Papan Bursa Efek Jakarta. Makalah disajikan dalam
Simposium Nasional Akuntansi VI.
Dyer, J.D. dan Athur Mc. Hugh. 1975. The Timeliness of The Australian Annual Report. Journal of Accounting Research. Hal. 204-219.
Yaputro, Jeffry Winarto dan Felizia Arni Rudiawarni. 2012. Hubungan antara Tingkat Efektivitas Komite Audit dengan Timeliness Laporan Keuangan pada Badan Usaha Go Public yang Terdaftar di BEI tahun 2011. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 1(1): Hal. 1-16.
Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Manaferial Behaviour, Agency Costs & Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol. 3(4): Hal. 305-360.
Kalbers. 1992. An Examination Relationship Between Audit Committees and External Auditors.The Ohio CPA Journal. Hal. 19-27.
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal. 2003. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-36/PM/2003 peraturan nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, Jakarta.
Utama, Marta. 2004. Komite Audit, Good Corporate Governance dan Pengungkapan Informasi. Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 1: Hal. 61-79
Meyers-Levy, J. 1989. Gender Difference in Information Processing : A Selectivity Interpretation. Cognitive and Affective Response to Advertising. Hal. 229-260
Ratnawaty dan Toto Sugiharto. 2005. Audit Delay pada Industri Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Faktor yang
Memengaruhi. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional PESAT. Jakarta.
Indahwati, Rini dan Deliana. 2011. Analisis Gender Terhadap Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kepuasan Kerja Dosen di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan. AUDI: Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 6(2): Hal. 201-208.
Savitri, Roswita. 2010. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro.
Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Akuntansi dan Keuangan. Vol. 10(1): Hal. 1-10.
Jamilah, Siti. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgement. Makalah
disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X
Makasar.
LAMPIRAN 1
Daftar Sampel Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012
No |
Kode |
Nama Perusahaan |
1 |
ABMM |
PT. ABM Investama Tbk |
2 |
ADES |
PT. Akasha Wira International Tbk |
3 |
AISA |
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk |
4 |
AKSI |
PT. Majapahit Securities Tbk |
5 |
AMRT |
PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk |
6 |
ARTA |
PT. Arthavest Tbk |
7 |
AUTO |
PT. Astra Otoparts Tbk |
8 |
BABP |
PT. Bank ICB Bumiputera Tbk |
9 |
BAEK |
PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk |
10 |
BAPA |
PT Bekasi Asri Pemula Tbk |
11 |
BATA |
PT. Sepatu Bata Tbk |
12 |
BBCA |
PT. Bank Central Asia Tbk |
13 |
BBKP |
PT. Bank Bukopin Tbk |
14 |
BBLD |
PT Buana Finance Tbk |
15 |
BFIN |
PT BFI Finance Indonesia Tbk |
16 |
BMSR |
PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk |
17 |
BNII |
PT Bank Internasional Indonesia Tbk |
18 |
BPFI |
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk |
19 |
BUMI |
PT Bumi Resources Tbk |
20 |
CMNP |
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk |
21 |
CTRP |
PT Ciputra Property Tbk |
22 |
CTRS |
PT Ciputra Surya Tbk |
23 |
DEFI |
PT Danasupra Erapasific Tbk |
24 |
DKFT |
PT Central Omega Resources Tbk |
25 |
DNET |
PT Dyviacom Intrabumi Tbk |
26 |
DUTI |
PT Duta Pertiwi Tbk |
27 |
EMTK |
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk |
28 |
ELSA |
PT Elnusa Tbk |
29 |
EPMT |
PT Enseval Putera Megatrading Tbk |
30 |
ERTX |
PT Eratex Djaja Tbk |
31 |
ESTI |
PT Ever Shine Tex Tbk |
32 |
FISH |
PT FKS Multi Argo Tbk |
33 |
GIAA |
PT Garuda Indonesia Tbk |
34 |
IDKM |
PT Indosiar Karya Media Tbk |
35 |
IGAR |
PT Champion Pasific Indonesia Tbk |
36 |
IIKP |
PT Inti Agri Resources Tbk |
37 |
INDR |
PT Indo-Rama Synthetics Tbk |
38 |
INPC |
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk |
39 |
INPP |
PT Indonesian Paradise Property Tbk |
40 |
JAWA |
PT J.A. Wattie Tbk |
41 |
KARW |
PT ICTSI Jasa Prima Tbk |
42 |
KREN |
PT Kresna Graha Sekurindo Tbk |
43 |
META |
PT Nusantara Infrastructure Tbk |
44 |
MFIN |
PT Mandala Multifinance Tbk |
45 |
MITI |
PT Minsuco International Finance Tbk |
46 |
MLBI |
PT Multi Bintang Indonesia Tbk |
47 |
MRAT |
PT Mustika Ratu Tbk |
48 |
MREI |
PT Maskapai Reasuransi Tbk |
49 |
MTDL |
PT Metrodata Electronics Tbk |
50 |
MYOR |
PT Mayora Indah Tbk |
51 |
NELY |
PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk |
52 |
OMRE |
PT Indonesia Prima Property Tbk |
53 |
PEGE |
PT Panca Global Securities Tbk |
54 |
PGLI |
PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk |
55 |
PNSE |
PT Punjiadi and Sons Tbk |
56 |
POOL |
PT Pool Advista Indonesia Tbk |
57 |
PRAS |
PT Prima Alloy Steel Universal Tbk |
58 |
PTSN |
PT Sat Nusapersada Tbk |
59 |
PWON |
PT Pakuwon Jati Tbk |
60 |
RBMS |
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk |
61 |
SDPC |
PT Millennium Pharmacon International Tbk |
62 |
SKBM |
PT Sekar Bumi Tbk |
63 |
SKYB |
PT Skybee Tbk |
64 |
SMDR |
PT Samudera Indonesia Tbk |
65 |
SMGR |
PT Semen Indonesia Tbk |
66 |
SMRA |
PT Summarecon Agung Tbk |
67 |
SMSM |
PT Selamat Sempurna Tbk |
68 |
SONA |
PT Sona Topas Tourism Industry Tbk |
69 |
SRSN |
PT Indo Acidatama Tbk |
70 |
SSTM |
PT Sunson Textile Manufacturer Tbk |
71 |
TPIA |
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk |
72 |
TRIO |
PT Trikomsel Oke Tbk |
73 |
VRNA |
PT Verena Multi Finance Tbk |
74 |
WAPO |
PT Wahana Pronatural Tbk |
75 |
WOMF |
PT WOM Finance Tbk |
Sumber : www.idx.co.id (2013) S
Hasil Perhitungan Variabel
No |
Kode |
X1 |
X2 |
X3 |
X4 |
X5 |
Y |
1 |
ABMM |
67% |
3 |
13 |
67% |
33% |
81 |
2 |
ADES |
67% |
3 |
4 |
64% |
33% |
67 |
3 |
AISA |
100% |
3 |
3 |
64% |
42% |
75 |
4 |
AKSI |
100% |
3 |
12 |
64% |
33% |
53 |
Sumber: www.idx.co.id (2013)
5 |
AMRT |
67% |
3 |
5 |
67% |
33% |
79 |
6 |
ARTA |
100% |
3 |
13 |
67% |
36% |
86 |
7 |
AUTO |
67% |
3 |
4 |
64% |
42% |
75 |
8 |
BABP |
100% |
3 |
12 |
67% |
33% |
87 |
9 |
BAEK |
100% |
3 |
4 |
64% |
33% |
66 |
10 |
BAPA |
82% |
3 |
2 |
64% |
33% |
51 |
11 |
BATA |
100% |
3 |
4 |
67% |
33% |
86 |
12 |
BBCA |
100% |
3 |
26 |
67% |
42% |
75 |
13 |
BBKP |
100% |
3 |
16 |
64% |
42% |
75 |
14 |
BBLD |
82% |
3 |
12 |
67% |
33% |
65 |
15 |
BFIN |
100% |
6 |
4 |
64% |
33% |
51 |
16 |
BMSR |
67% |
3 |
4 |
67% |
33% |
75 |
17 |
BNII |
100% |
3 |
16 |
40% |
42% |
75 |
18 |
BPFI |
100% |
3 |
4 |
67% |
42% |
75 |
19 |
BUMI |
82% |
3 |
4 |
33% |
33% |
84 |
20 |
CMNP |
75% |
4 |
7 |
50% |
25% |
79 |
21 |
CTRP |
67% |
3 |
5 |
67% |
67% |
77 |
22 |
CTRS |
67% |
3 |
6 |
67% |
33% |
75 |
23 |
DEFI |
100% |
3 |
4 |
64% |
33% |
67 |
24 |
DKFT |
82% |
3 |
11 |
64% |
67% |
46 |
25 |
DNET |
100% |
3 |
3 |
67% |
42% |
75 |
26 |
DUTI |
100% |
3 |
9 |
67% |
42% |
75 |
27 |
EMTK |
67% |
3 |
9 |
64% |
33% |
64 |
28 |
ELSA |
100% |
3 |
41 |
40% |
42% |
75 |
29 |
EPMT |
33% |
3 |
4 |
67% |
42% |
75 |
30 |
ERTX |
100% |
3 |
4 |
64% |
36% |
57 |
31 |
ESTI |
67% |
3 |
4 |
33% |
33% |
79 |
32 |
FISH |
67% |
3 |
4 |
67% |
33% |
77 |
33 |
GIAA |
67% |
3 |
50 |
67% |
42% |
75 |
34 |
IDKM |
67% |
3 |
11 |
67% |
42% |
75 |
35 |
IGAR |
33% |
3 |
4 |
67% |
42% |
75 |
36 |
IIKP |
100% |
3 |
4 |
64% |
67% |
46 |
37 |
INDR |
67% |
3 |
4 |
67% |
33% |
86 |
38 |
INPC |
80% |
5 |
12 |
60% |
20% |
80 |
39 |
INPP |
67% |
3 |
4 |
67% |
33% |
81 |
40 |
JAWA |
67% |
3 |
5 |
64% |
42% |
75 |
41 |
KARW |
67% |
3 |
4 |
67% |
67% |
84 |
42 |
KREN |
100% |
3 |
12 |
67% |
33% |
81 |
43 |
META |
67% |
3 |
8 |
67% |
33% |
87 |
44 |
MFIN |
67% |
3 |
4 |
64% |
67% |
66 |
45 |
MITI |
33% |
3 |
4 |
67% |
42% |
75 |
46 |
MLBI |
67% |
3 |
15 |
64% |
42% |
75 |
47 |
MRAT |
67% |
3 |
4 |
67% |
33% |
81 |
48 |
MREI |
100% |
3 |
6 |
67% |
33% |
84 |
49 |
MTDL |
100% |
3 |
5 |
64% |
42% |
75 |
50 |
MYOR |
67% |
3 |
10 |
67% |
67% |
87 |
51 |
NELY |
67% |
3 |
1 |
67% |
33% |
84 |
52 |
OMRE |
33% |
3 |
4 |
64% |
42% |
75 |
53 |
PEGE |
100% |
3 |
4 |
64% |
42% |
75 |
54 |
PGLI |
67% |
3 |
10 |
64% |
67% |
73 |
55 |
PNSE |
67% |
3 |
8 |
67% |
33% |
84 |
56 |
POOL |
100% |
3 |
12 |
67% |
42% |
75 |
57 |
PRAS |
100% |
3 |
4 |
64% |
42% |
75 |
58 |
PTSN |
82% |
3 |
4 |
64% |
33% |
67 |
59 |
PWON |
67% |
3 |
4 |
67% |
33% |
85 |
60 |
RBMS |
100% |
3 |
6 |
67% |
42% |
75 |
61 |
SDPC |
100% |
4 |
4 |
50% |
25% |
49 |
62 |
SKBM |
67% |
3 |
12 |
67% |
33% |
87 |
63 |
SKYB |
100% |
3 |
4 |
67% |
33% |
78 |
64 |
SMDR |
67% |
3 |
10 |
67% |
33% |
92 |
65 |
SMGR |
100% |
4 |
8 |
50% |
25% |
46 |
66 |
SMRA |
67% |
3 |
4 |
64% |
36% |
74 |
67 |
SMSM |
67% |
3 |
4 |
67% |
67% |
67 |
68 |
SONA |
100% |
3 |
4 |
67% |
33% |
81 |
69 |
SRSN |
67% |
3 |
4 |
67% |
33% |
81 |
70 |
SSTM |
100% |
3 |
4 |
64% |
42% |
75 |
71 |
TPIA |
67% |
3 |
4 |
67% |
33% |
84 |
72 |
TRIO |
100% |
3 |
5 |
67% |
33% |
80 |
73 |
VRNA |
100% |
3 |
3 |
67% |
33% |
81 |
74 |
WAPO |
100% |
3 |
4 |
64% |
42% |
75 |
75 |
WOMF |
100% |
3 |
9 |
33% |
33% |
50 |
Sumber: Data diolah
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Model Summaryb
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin- Watson |
1 |
,479a |
,229 |
,174 |
9,76324 |
2,020 |
-
a. Predictors: (Constant), AC Gender, AC Meeting, AC Expertise, AC Independence, AC Size
-
b. Dependent Variable: Audit Delay
Sumber: Output SPSS
ANOVAb
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
1 Regression |
1957,836 |
5 |
391,567 |
4,108 |
,003a |
Residual |
6577,133 |
69 |
95,321 | ||
Total |
8534,969 |
74 |
-
a. Predictors: (Constant), AC Gender, AC Meeting, AC Expertise, AC Independence, AC Size
-
b. Dependent Variable: Audit Delay
Sumber: Output SPSS
Coefficientsa
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics | ||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF | |||
1 (Constant) |
101,556 |
14,007 |
7,250 |
,000 | |||
AC Expertise |
-13,362 |
6,055 |
-,239 |
-2,207 |
,031 |
,954 |
1,048 |
AC Size |
-7,141 |
2,647 |
-,297 |
-2,698 |
,009 |
,923 |
1,084 |
AC Meeting |
,144 |
,151 |
,103 |
,958 |
,342 |
,971 |
1,030 |
AC Independence |
24,429 |
12,804 |
,208 |
1,908 |
,061 |
,937 |
1,067 |
AC Gender |
-27,592 |
10,989 |
-,280 |
-2,511 |
,014 |
,901 |
1,110 |
a. Dependent Variable: Audit Delay
Sumber: Output SPSS
Coefficientsa
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics | ||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF | |||
1 (Constant) |
4,707 |
8,775 |
,536 |
,593 | |||
AC Expertise |
6,187 |
3,899 |
,195 |
1,587 |
,117 |
,919 |
1,088 |
AC Size |
,517 |
1,672 |
,038 |
,309 |
,758 |
,923 |
1,083 |
AC Meeting |
-,062 |
,095 |
-,077 |
-,652 |
,517 |
,980 |
1,020 |
AC Independence |
-6,699 |
8,583 |
-,094 |
-,781 |
,438 |
,951 |
1,052 |
AC Gender |
1,894 |
6,610 |
,035 |
,286 |
,775 |
,919 |
1,088 |
a. Dependent Variable: abs
Sumber: Output SPSS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual | ||
N |
75 | |
Normal Parametersa,b |
Mean |
,0000000 |
Std. Deviation |
9,42762802 | |
Most Extreme |
Absolute |
,143 |
Differences |
Positive |
,073 |
Negative |
-,143 | |
Kolmogorov-Smirnov Z |
1,240 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) |
,092 |
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS
508
Discussion and feedback