PENGARUH AUDIT FEE, OPINI AUDIT GOING CONCERN, FINANCIAL DISTRESS DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA PERGANTIAN AUDITOR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2012
on
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.3 (2014): 663-676
PENGARUH AUDIT FEE, OPINI GOING CONCERN, FINANCIAL DISTRESS DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA
PERGANTIAN AUDITOR
Ni Luh Putu Paramita Novi Astuti1
I Wayan Ramantha
-
1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia email: paramitanoviastuti@yahoo.com/telp: +62 85 79 25 25 595
-
2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
ABSTRAK
Pergantian auditor merupakan perilaku yang dilakukan perusahaan klien untuk melakukan perpindahan auditor.Dibutuhkan peran auditor sebagai pihak yang independen untuk menengahi pihak internal maupun eksternal. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh audit fee, opini audit going concern, financial distress dan ukuran perusahaan pada pergantian auditor.Untuk menentukan sampel menggunakan metode purposive sampling, jumlah sampelnya 90 perusahaan.Teknik analisis data adalah analisis regresi logistic (logistic regression), dikarenakan variabel dependen menggunakan variabel dummy. Hasil penelitian ini yaitu audit fee, opini audit going concern dan ukuran perusahaan berpengaruh pada pergantian auditor. Sedangkan financial distress tidak berpengaruh pada pergantian auditor.
Kata Kunci audit fee, opini, financial distress,size
ABSTRACT
Change of auditors of the company is the behavior of the client to make thee shift auditors. It takes the role of the auditor as an independent party to mediate internal and external parties. The purpose of the study to determine the effect of audit fees, going-concern audit opinion, financial distress and the size of the company at the turn of the auditor. To determine the sample using purposive sampling method, sample number 90 company. Data analysis is logistic regression analysis, because the dependent variabel using dummy variabels. Results of the study are audit fees, going-concern audit opinion and firm size at the turn of the auditor. Whereas no effect of financial distress the turn of the auditor.
Keywords : audit fee, opini, financial distress,size
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan salah satu alat untuk mempertanggung jawabkan aktivitas manajemen.Laporan keuangan memiliki informasi yang dibutuhkan pihak internal maupun eksternal untuk pengambilan keputusan (Igan, 2009).Pihak internal adalah manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Informasi yang andal dari
pihak manajemen mengenai pertanggungjawaban dana yang diinvestasikan dan informasi lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan sangat dibutuhkan para pihak eksternal seperti pemegang saham, kreditur,calon investor, kantor pelayanan pajak,organisasi buruh (Mulyadi, 2002). Langkah awal pemberian jaminan akan laporan keuangan yang diberikan oleh auditor independendiawali dengan proses audit laporan keuangan yang terdiri dari pemahaman bisnis dan industri klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan manajemen. Dengan adanya hal yang demikian maka peran auditor sebagai pihak yang independen untuk menengahi pihak internal maupun eksternal sangat dibutuhkan.
Untuk dapat meningkatkan kepercayaan pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, auditor independen mampu menjamin bahwa laporan keuangan relevan dan reliabel (Muliana dan Icuk, 2010).Independensi auditor merupakan kunci utama dari profesi audit, yang di dalamnya ialah menilai kewajaran laporan keuangan perusahaan.Independensi auditor agar tetap terjaga, dibutuhkan suatu peraturan yang ketat dan jelas untuk mengatur perikatan auditor.(Joanna dan Wang, 2006).Menurut AICPA 1978a; AICPA 1978b dalam Nesser et all.,2006 menganjurkan untuk memiliki rotasi wajib auditor.
Meskipun pergantian auditor itu penting, terdapat pihak-pihak yang tidak menyetujui mengenai rotasi wajib auditor, dengan alasan bahwa manfaat yang diperoleh saat pergantian auditor tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan (Martina, 2010).Menurut Mulyadi (2002:63) audit fee adalah hak yang didapat oleh auditor atas jasa yang telah diberikan kepada klien. Penelitian yang dilakukan
Schwartz dan Menon,1985 menunjukkan hasil audit fee tidak berpengaruh pada pergantian auditor. Sedangkan hasil penelitian Mardiyah, 2002 serta Damayanti dan Sudarma, 2007 menunjukkan adanya pengaruh audit fee pada pergantian auditor.
Auditor mempunyai tanggungjawab terhadap penilaian dan pernyataan pendapat (opini) atas kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen.Pemberian opini tertentu pada laporan keuangan auditan dianggap memberi pengaruh tertentu terhadap motivasi pergantian auditor. Opini audit going concern yang dikeluarkan auditor diyakini memiliki pengaruh yang besar tehadap pergantian auditor (Carcello dan Neal, 2003 dan Vanstraelen, 2000). Opini Audit going concern merupakan opini audit yang dikeluarkan oleh auditor di mana seorang auditor ingin memastikan perusahaan yang diaudit dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2011). Hasil penelitian yang dilakukan Sinarwati, 2010 menunjukkan perbedaan, yaitu opini audit going concern tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor.
Hasil Penelitian Setyorini dan Ardiati, 2006; Damayanti dan Sudarma, 2007 serta Martina, 2007menyatakan kebangkrutan tidak mempengaruhi pergantian auditor. Perusahaan dalam kondisi bangkrut akan mencari auditor yang memiliki independensi yang tinggi untuk meningkatkan kepercayaan shareholder, kreditur dan mengurangi permasalahan hukum (Francis dan Wilson, 1988). Sedangkan hasil penelitian Haskin dan Williams, 1990 juga menyatakan bahwa financial distress yang dialami perusahaan berpengaruh pada keputusan klien
melakukan pergantian auditor. Financial distress adalah keadaan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan memungkinkan terjadinya kebangkrutan.
Kondisi keuangan perusahaan juga mencerminkan ukuran perusahaan.Sudarmaji dan Sularto, 2007 menyatakan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil di bandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar dan penjualan dalam mengukur sebuah perusahaan.Dimana perusahaan besar dipercaya mampu mengatasi kesulitan keuangan yang dihadapi dibandingkan perusahaan kecil (Mutchler, 1985 dalam Nabila, 2011). Penelitian yang telah dilakukan Sinason et all., 2001; Woo dan Koh, 2001; Nasser at all., 2006; Suparlan dan wuryan, 2010; menyatakan ukuran perusahaan klien berpengaruh pada pergantian auditor. Sedangkan hasil penelitian Martina, 2010 menunjukkan hasil yang berbeda yaitu, ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada pergantian auditor.
Tujuan penelitian agar dapat mengetahuipengaruh audit fee, opini audit going concern, financial distress dan ukuran perusahaan pada pergantian auditor perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20082012.
Total fee yang dibayarkan perusahaan diwakili oleh pemegang saham untuk menunjuk auditor (Krishnan dan Ye, 2005 dalamDamayanti dan Sudarma, 2007). Hal yang dapat mendorong perusahaan melakukan pergantian auditor dapat disebabkan oleh audit fee yang ditawarkan auditor relatif tinggi sehingga tidak terjadi kesepakatan kedua belah pihak mengenai besar audit fee dan itu menyebabkan perusahaan melakukan pergantian auditor (Schwartz dan Menon, 1985).
H1 :Audit fee berpengaruh positif pada pergantian auditor.
Menurut Jones (1996), Meludav dan Ziv (1997) dalam Sinarwati, 2010 menyatakan apabila perusahaan mendapatkan opini audit going concern maka perusahaan akan memperoleh respon negatif terhadap harga saham, memungkinkan perusahaan klien melakukan pergantian auditor untuk mengatasi hal tersebut.
H2: Opi.ni audit going concern berpengaruh positif pada pergantian auditor.
Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung menggunakan auditor dengan independensi tinggi untuk mendapatkan kepercayaan pemegang saham, kreditur dan mengurangi resiko litigasi (Nasser et al., 2006). Hudaib dan Cooke (2005) juga menyatakan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan lebih memilih untuk mengganti auditor dibandingkan perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat.
-
H3 :Financial distress berpengaruh negatif pada pergantian auditor.
Peningkatan ukuran perusahaan, memungkinan terjadinya peningkatan jumlah konflik dan mengakibatkan meningkatnya keinginan untuk membedakan kualitas auditor (Nasser, et al., 2006). Dengan demikian, kecenderungan perusahaan besar untuk melakukan pergantian auditor lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan kecil.
-
H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada pergantian auditor.
Audit fee
Financial distress
Ukuran Perusahaan
Opini audit going concern
Pergantian auditor
Gambar 1.
Bagan Hipotesis
METODE PENELITIAN
Berdasarkan metode purposive sampling, ditetapkan kriteria sebagai berikut dalam pemilihan sampel sehingga diperoleh 90 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaselama periode 2008-2012 yang menjadi sampel penelitian. Perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode 2008-2012. Melakukan pergantian auditor selama periode amatan. Tidak melakukan pergantian KAP secara mandatory. Mengandung informasi yang mencakup: audit fee, pemberian opini audit going concern, financial distress, dan ukuran perusahaan. Teknik analisis regr.esi logi.stik (log.istic regr.ession), digunakan dalam penelitian ini, dikarenakan variabel dependen adalah variabel dummy (Sumodiningrat, 2001:359 dalam Rudyawan dan Badera 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil nilai statistik uji Hosmer dan Lemeshow pada Tabel 1 yaitu sebesar 0,366 > 0,05 berarti mo.del mam.pu memp.rediksi ni.lai observ.asinya ata.u da.pat dika.takan mo.del dapat diter.ima kar.ena co.cok den.gan da.ta obser.vasinya.
Tabel 1.
Rekapitulasi Hasil Tahapan Pengujian Regresi Logistik
Hosmer dan Lemeshow |
Iteration History -2 log likelihood (-2LL) |
Nagelkerke R Square | |||
Block Number = 0 |
Block Number = 1 | ||||
Sig. 0,366 |
100,107 |
71,695 |
0,403 | ||
Matriks Korelasi |
Constant |
FEE |
OGC |
FD |
LnTA |
Constant 1,000 |
-0,355 |
-0,482 |
0,283 |
-0,695 | |
FEE |
-0,355 |
1,000 |
0,190 |
-0,023 |
-0,422 |
Step 1 OGC |
-0,482 |
0,190 |
1,000 |
-0,590 |
0,306 |
FD |
0,283 |
-0,023 |
-0,590 |
1,000 |
-0,261 |
LnTA |
-0,695 |
-0,422 |
0,306 |
-0,261 |
1,000 |
Matriks Klasifikasi |
Prediksi | |||
Observasi |
Pergantian Auditor |
Persentase Benar | ||
Tidak terjadi pergantian |
Terjadi pergantian | |||
Pergantian Step 1 Auditor |
Tidak terjadi pergantian |
66 |
2 |
97,1 |
Terjadi pergantian |
14 |
8 |
36,4 | |
Persentase Keseluruhan |
82,2 | |||
Variabel |
B |
Wald |
Sig. | |
AuditFee (FEE) Opini Audit Going Concern (OGC) Financial Distress (FD) Uk. Perusahaan (LnTA) |
0,703 2,431 -0,075 0,701 |
4,925 3,928 1,933 3,979 |
0,026 0,047 0,164 0,046 | |
Constant |
-16,920 |
Sumber: Hasil Analisis Regresi Logistik, 2013
Penurunan nilai likelihood (-2LL) pada Tabel 2, yakni 100,107 (Bl.ock Nu.mber = 0) menjadi 71,695 (Blo.ck N.umber = 1)menu.njukkan mo.del reg.resi ya.ng bai.k dan mod.el y.ang dihip.otesiskan fit den.gan da.ta.
Nilai Nage.lkerke R Sq.uare pada Tabel 2seb.esar 0,403 ya.ng be.rarti seb.esar 40,3% varia.bilitas vari.abel depe.nden dijel.askan var.iabel indep.enden, sedan.gkan sis.anya seb.esar 59,7% dije.laskan ole.h vari.abel-vari.abel l.ain di l.uar pen.elitian.
Matriks korelasi pada tabel 2 terlihat bahwa keseluruhan nil.ai ma.trik kor.elasi an.tar vari.abel le.bih ke.cil da.ri 0,8. Sehi.ngga ti.dak terda.pat g.ejala mult.ikolinieritas an.tar var.iabel t.ersebut.
Matriks klasifikasi pada tabel 2menunjukkan keku.atan pred.iksi da.ri mod.el re.gresi u.ntuk mempr.ediksi kemu.ngkinan terj.adinya per.gantian aud.itor ada.lah se.besar 36,4%. Hasil i.ni men.unjukkan ba.hwa deng.an mod.el regre.si yang digu.nakan t.erdapat seb.anyak 8 ob.servasi (36,4%) yang dipre.diksi akan mela.kukan perg.antian audi.tor dari to.tal 22 ob.servasi perusa.haan ya.ng mela.kukan pergan.tian au.ditor. K.ekuatan p.rediksi dari model regr.esi un.tuk mempred.iksi kem.ungkinan per.usahaan tidak/me.lakukan perga.ntian audit.or adalah 97,1%. Hal ini be.rarti ba.hwa deng.an mod.el re.gresi yang dig.unakan seban.yak 66 observasi (97,1%) yang dipred.iksi t.idak melakuk.an perg.antian au.ditor dari total 68 obs.ervasi yang tid.ak melak.ukan p.ergantian au.ditor.
Nilai koefisien regresi dan signifikansi masing-masing variabel ditunjukkan pada Tabel 2, dengan persamaan regresi logistik sebagai berikut.
Switch
Ln---——- = -16,920 + 0,703FEE + 2,431OGC - 0,075FD + 0,701 LnTA+ ε
(1 - Switch)
Berdasarkan nilai signifikansi variabel auditfee (FEE) sebesar 0,026 < 0,05 dan nilai koe.fisien ya.ng po.sitif (0,703) ini berarti bah.wa audit fee berpengaruh positif pada pergantian auditor, sehingga H1 diterima.Hasil penel.itian ini menduk.ung hasil pene.litian yang dil.akukan oleh Bedin.gfield da.n Lo.eb, 1974, Mard.iyah, 2002 ser.ta Dam.ayanti dan Sud.arma, 2007.
Pergantian auditor akan dilakukan perusahaan apabila fee yang ditawarkan tinggi dan mencari auditor dengan audit fee yang lebih rendah sehingga tidak menambah beban perusahaan. Schwa.rtz da.n Men.on, 1985 ju.ga men.yatakan bah.wa ya.ng dapat mendorong perusahaan melak.ukan perga.ntian aud.itor disebabkan oleh tidak tercapainya kesepakatan kedua belah pihak, antara
perusahaan dan auditor mengenai besaran fee audit. Menurut D.eis dan Gir.oux, 1996 dal.am Tat.e, 2006 menyatakan sa.at tah.un perga.ntian aud.itor aud.it fe.e leb.ih ren.dah dibandingkan den.gan tah.un sebe.lumnya. Hasil pengujian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa faktor audit fee menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pergantian auditor.
Berdasarkan nilai signifikansi varia.bel op.ini aud.it go.ing co.ncern (OGC) se.besar 0,047 < 0,05 dan nilai ko.efisien yang po.sitif (2,431) ini berarti ba.hwa op.ini a.udit g.oing co.ncern berpe.ngaruh posi.tif pad.a per.gantian aud.itor, sehingga H2 diterima.Pen.elitian ini ber.hasil mendu.kung pene.litian Chow dan Rise, 1984 serta Carcello dan Neal, 2003.
Auditor kemungkinanakan dig.anti ji.ka membe.rikan op.ini a.udit goi.ng con.cern (Carcello dan Neal, 2003).Op.ini au.dit go.ing con.cern mer.upakan opini a.udit yang dikeluarkan oleh auditor dimana seorang auditor ingin memastikan perusahaan yang diaudit dapat mempertah.ankan kelangsu.ngan usah.anya (SP.AP, 2001). Pemberian opi.ni au.dit go.ing co.ncern yang dilakukan auditor kepada perusahaan, menjelaskan tentang keraguan kondisi perusahaan menyebabkan kondisi perusahaan terganggu.Menurut Jones, 1996 serta Melu.dav dan Z.iv, 1997 da.lam Sinar.wati, 2010 men.yatakan peru.sahaan yang mendapatkan opi.ni audit g.oing conc.ern ma.ka perusahaan men.dapatkan res.pon negati.f terhadap har.ga sa.ham, sehingga kemungkinan besa.r perusahaan melakukan perg.antian audi.tor untuk mengatasi hal tersebut.
Berdasarkan nilai signifikansi variabelfinancial distress (FD) seb.esar 0,164 > 0,05 dan nilai koefis.ien ya.ng nega.tif (-0,075) ini berarti bahw.a financ.ial
di.stress ti.dak berpe.ngaruh pad.a pergantian aud.itor, sehingga H3 ditolak.Ha.sil pene.litian ini mendukun.g ha.sil p.enelitian yang d.ilakukan oleh Damayanti dan Sudarma, 2007, serta Martina, 2010.
Pergantian auditor akan mengakibatkan peningkatan audit fee, dikaren.akan manfa.at yang diperoleh saat perga.ntian au.ditor tidak seban.ding d.engan b.iaya yang dikel.uarkan (Martina, 2010). Saat audit.or pe.rtama k.ali meng.audit sat.u klien, yang pert.ama kal.i ha.rus dilakukan ad.alah mema.hami lingk.ungan bi.snis klien dan ri.siko audi.t k.lien. Bagi aud.itor yang t.idak paham deng.an kedua mas.alah itu, maka b.iaya start up me.njadi tinggi se.hingga dapat me.naikkan audit f.eedan itu akan menambah beban untuk perusahaan. Perusahaan yang mengalami fina.ncial d.istress, cen.derung untuk tidak mela.kukan perg.antian audi.tor, untuk menjaga kepercayaan pemegang saham dan kreditur, jika perusahaan sering melakukan pergantian auditor akan timbul anggapan yang negatif (Herni, 2012). Pada saat perusahaan melakukan pergantian auditor, auditor baru akan tetap mencari tahu mengenai kondisi perusahaan, sehingga opini yang diperoleh dari kondisi financial perusahaan akan sama.
Berdasarkan nilai signifikansi variabel ukuran perusahaan (LnTA) sebesar 0,046 < 0,05 dan nilai koefis.ien ya.ng p.ositif (0,701) ini berarti ba.hwa ukuran perusahaan berpengaruh positif pada pergantian auditor, sehingga H4 diterima.Hasil penelitian ini mend.ukung hasi.l pen.elitian yang dil.akukan oleh Si.nason, et al., 2001, Mardiyah, 2002 dan Nas.ser, et al., 2006.
Pertumbuhan perusahaan semakin meningkat akan menyebabkan pergantian auditor. Peningk.atan uku.ran perusa.haan, memungkinan terjadinya peningkatan
kon.flik dan mungkin meningkatnya permint.aan unt.uk memb.edakan kual.itas au.dit (Nasser, et al., 2006). Sim.unic, et al., 1987; Fran.cis, et al., 1988 dan Abb.ott, et al., 2000, menyata.kan ada.nya hub.ungan yang po.sitif ant.ara u.kuran perusahaan kl.ien dengan pemi.likan per.usahaan audi.t yang memil.iki k.ualitas yang tin.ggi. Dikarenakan perusahaan yang semakin besar membutuhkan auditor dengan reputasi yang lebih baik untuk meningkatkan kepercayaan shareholders.Rasionalisasinya, reputasi auditor har.us se.suai den.gan uk.uran per.usahaan dan jeni.s lay.anan yang dibu.tuhkan.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulannya adalah audit fee, opi.ni audit goi.ng con.cern dan uk.uran perusah.aan berpengaruh positif pa.da pergantian auditor. Sedangkan financial distress tidak berpengaruh pada pergantian auditor. Saran yang diajukan oleh peneliti berdasarkan penelitian yang dilakukan adalah peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk meneliti variabel financial distress yang mungkin mempengaruhi pergantian auditor untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pergantian auditor di Indonesia.Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (Nagelkerke RSquare) penelitian ini, yaitu sebesar 40,3% variabilitas variabel audit fee, opini audit going concern, financial distress dan ukuran perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel pergantian auditor. Sedangkan sebesar 59,7% dapat dijela.skan oleh var.iabel inde.penden lain diluar mod.el penel.itian. Saran yang dapat diberikan adal.ah den.gan mema.sukkan varia.bel lain yang seca.ra teor.itis di.duga dapat
memp.engaruhi per.gantian a.uditor, seperti menamba.hkan varia.bel seperti, reputasi auditor,audit tenuredan pergantian manajemen.
REFERENSI
Abbot, L.J. and Parker, S. 2000. Auditor Selection and Audit Committee Characteristics. Auditing A Journal of Practice & Theory. Vol.19.No.2 pp 47-67.Bedingfield, James P. Dan Loeb, Stephen E. 1974. Auditor ChangesAn Examination.Journal of Accountancy, Maret: 66-69.
Carcello,J.V dan T.L. Neal. 2003. “Audit Committee Characteristic dan Auditor Dismissals Following New Going Concern Report”. The Accounting Review. Vol 78. No.1. January 2003.95-117.
Chow, C.W. dan S.J Rice. 1982. “Qualified Audit Opinions dan Auditor Switching”. The Accounting Review. Vol LVII No. 2 April 1982, 326-335.
Damayanti, S. dan M. Sudarma. 2007. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, hal. 1-13.
Francis, Jere R. dan Wilson, Earl R.. 1988. Auditor Changes: A Joint Test of Theories Relating to Agency Costs and Auditor Differentiation. The Accounting Review, Volume XLIII (4): 663-682.
Haskin, M.E. dan D.D Williams. 1990. A Contingent Model of Intra-Big Eight Auditor Changes, Auditing: A Jounal of Practice and Theory, Vol. 9 No.3, Fall, 55-74.
Herni Meryani, Luh. 2013. “Pengaruh Financial Distress, Going Concern Opini, dan Management Changes Pada Voluntary Auditor Switching (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)”. Skripsi Fakultas Ekonomi Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Denpasar.
Hudaib, M. dan T.E. Cooke.2005.“The Impact of Managing Director Changes and Financial Distress on Audit Qualification and Auditor Switching”. Journal of Business Finance & Accounting, Vol. 32, No. 9/10, pp. 1703-39.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:Salemba Empat. (hal.341.2)
Igan Budiasih. 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 4, No. 1: 1 – 14.
Joanna L dan Wang, J. 2006.“Examination of Audit Free Premiums and Auditor Switching Pre and Post the Demise of Arthur Andersen and the Enactment of Sarbanes-Oxley.Act”.
Mardiyah, A.A. 2002. “Pengaruh Faktor Klien dan Faktor Auditor terhadap Auditor Changes: Sebuah Pendekatan dengan Model Kontinjensi RPA (Recursive Model Algorithm)”. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol 3, No. 2, pp. 133-154.
Martina Putri Wijayanti. 2010. “Analisis Hubungan Auditor-Klien : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching Di Indonesia”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Menteri Keuangan, 2003. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359.2003 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Jakarta. (http://www.ortax.org//)
Menteri Keuangan, 2008. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17.2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Jakarta. (http://www.ortax.org//)
Muliana Elisa Singgih dan Icuk Rangga Bawono. 2010. “Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Profesional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwekerto.Hal 1-21.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi ke6. Jakarta: Salemba Empat.
Nabila. 2011. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching (StudiEmpiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Nasser et al. 2006. Auditor client Relationship: The Case of Audit Tenure and Auditor Switching in Malaysia. Managerial Auditing Joumal. 21 (7):724-737.
Rudyawan, A.P. dan Badera, I.D.N.. 2008. “Opini Audit Going Concern: Kajian berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor”.
(http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/ok%20arry%20pratama%20&%20bade ra.doc.).Diakses pada : 20 Juli 2013
Schwartz, K.B. and K. Menon. 1985. Auditor Switches by Failing Firms. The Accounting Review, Vol. LX,No. 2, 248-261
Setyorini, Theresia N. dan Ardiati, Aloysia Y. 2006. Pengaruh Potensi Kebangkrutan Perusahaan Publik Terhadap Pergantian Auditor. Kinerja, Volume 10, No.1, hal: 76-86.
Simunic, D.A and Stein M. 1987. “Product Differentiation in Auditing: A Study of Auditor Choice in The Market for Unseasoned New Issues, Canadian Certified General Accountants Research Foundation. The Accounting Review.pp571-572.
Sinarwati, Ni Kadek. 2010. Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan Pergantian KAP?.Simposium Nasional Akuntansi 13. Purwokerto.
Sinason, D.H., J.P. Jones dan S.W. Shelton. 2001. “An Investigation of Auditor and Client Tenure”. Mid-American Journal of Business,
Vol.16.No.2.pp.3170.
Sudarmadji, A. M., & L. Sularto (2007). “ Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan ”. Jurnal Proceeding PESAT. Vol. 2: page 53-61.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Suparlan dan Wuryan Andayani. 2010. Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.
Supriyono. 1988. Pemeriksaan Akuntan (Auditing). Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Tate, S.L. 2006. “Auditor Change and Auditor Choice in Non-Profit Organizations”. Department of Accounting and Finance University of New Hampshire.
Vanstraelen, Ann.2000. “Going-Concern Opinions, Auditor Switching and the Self-Fulfilling Prophecy Effect Examineal in the Regulatory Context of Bergium”. Journal of Accounting, Auditing & Finance.
Woo, E.S. dan H.C. Koh. 2001. “Factors Associated with Auditor Changes: A Singapore Study”. Accounting and Business Research, Vol. 31, No.2, pp.133-44.
676
Discussion and feedback