ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.1 (2013): 100-111

KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PEMAHAMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN KINERJA AUDITOR BPK

Gede Gangga Wiweka Sunu

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected] / telp: +62 81 936 012 200

ABSTRAK

Sebagai ujung tombak pelaksanaan pengawasan keuangan negara, kinerja auditor BPK-RI dituntut untuk semakin baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Kompetensi, Independensi dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Auditor. Penelitian dilakukan di BPK RI Perwakilan Provinsi Bali, dengan menggunakan metode sensus, dimana seluruh populasi auditor dijadikan responden. Penelitian menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, dimana dari hasil analisis ditemukan bahwa kompetensi, independensi, dan pemahaman SIA terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor.

Kata Kunci: kinerja auditor, kompetensi, independensi, pemahaman SIA

ABSTRACT

As the main actor of implementation to the country finances supervisory, the performance of auditor in BPK-RI must be better. This study aims to determine the effect of competency, independency, and Accounting Information System comprehension to auditor performance. This research was conducted at the BPK RI Provinsi Bali, and using census method, which is all of the auditor population become respondence. The analysis is using multiple linear regression. The result shows that competency, independency, and AIS comprehension proved influential positif significant to auditor performance.

Keywords: auditor performance, competency, independecy, AIS comprehension

PENDAHULUAN

Laporan keuangan negara pada dasarnya harus dikelola secara transparan dan bertanggungjawab dengan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dewasa ini, semakin marak kasus korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta kasus pelanggaran hukum yang terkait dengan penyimpangan dan penyalahgunaan anggaran negara. Hal ini menyebabkan berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan yang bersih. diperlukan sebuah pengawasan terhadap pengelolaan keuangan negara untuk menghindari lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan keuangan

negara. Pelaksanaan audit merupakan salah satu instrumen pengawasan keuangan negara.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah Lembaga Pemerintah yang bertugas dalam pengelolaan, pengawasan, dan tanggung jawab terhadap akuntabilitas keuangan negara. Sebagai ujung tombak pelaksanaan pemeriksaan, kinerja auditor BPK dituntut semakin baik dalam pelaksanaan tugasnya. Kinerja auditor yang handal merupakan kunci sukses dari pelaksanaan sebuah audit.

Kinerja auditor yang baik dapat dilihat dari kualitas auditnya. Menurut Christiawan (2002), Untuk menghasilkan kualitas audit yang tinggi, auditor memerlukan dua hal utama, yaitu kompetensi dan independensi. Kompetensi meliputi pengalaman kerja dan pendidikan auditor. Alim, dkk (2007) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kompetensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Rick Antle (1984) mengemukakan bahwa independensi adalah atribut penting bagi seorang auditor. Auditor harus menjunjung tinggi sikap Independensi dalam pelaksanaan pekerjaannya. Auditor tidak boleh terpengaruh oleh pihak-pihak lain dalam proses pemeriksaan. Auditor dalam pelaksanaan tugasnya akan menghadapi kemungkinan tekanan dari manajemen entitas yang diperiksa, atau dari pihak lainnya yang dapat mempengaruhi objektivitas dan independensi auditor. Menghadapi tekanan atau konflik tersebut, auditor harus profesional, objektif, berdasarkan fakta, dan tidak berpihak (Ariyanto dan Jati, 2010)

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, dan meluasnya dunia usaha, maka di zaman sekarang ini telah banyak diterapkan sistem informasi

akuntansi untuk mengelola data dan informasi. Pembukuan tidak lagi dilakukan secara manual, tetapi telah menggunakan sistem yang telah terintegrasi. Auditor seringkali merasa kesulitan untuk melakukan pemeriksaan yang berskala besar dan menggunakan banyak data, yang dikhawatirkan akan berdampak pada terlambatnya penyelesaian laporan audit. Laporan audit yang tertunda penyelesaiannya akan menyebabkan rendahnya produktivitas auditor sehingga kinerja auditor BPK dinilai menjadi tidak baik, dan secara tidak langsung akan memperkecil kemungkinan untuk menemukan penyimpangan penggunaan anggaran negara. Menjadi syarat yang mutlak bagi seorang auditor untuk memahami sistem informasi yang digunakan oleh auditee, karena di dalam sistem informasi akuntansi terdapat berbagai informasi keuangan perusahaan yang dapat dijadikan sebagai bukti temuan audit.

Menurut Christiawan (2002) kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki auditor dalam bidang auditing dan akuntansi. Seorang auditor harus menjadi orang yang memahami bidang akuntansi dan auditing, dan ditambah dengan pengalaman yang cukup, yang akan meningkatkan kinerja seorang auditor.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lilis Ardini (2010) dan Baiq Kisnawati (2012) menemukan bukti empiris bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi merupakan syarat mutlak bagi seorang auditor. Berdasarkan uraian tersebut, rumusan hipotesis yang dapat diambil yaitu:

H1: Kompetensi berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja auditor. Independensi berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2002: 26-27). Seorang auditor yang independen akan bertindak jujur dan tidak memihak dalam melaksanakan tugasnya.

Penelitian Elisha Muliani Singgih dan Icuk Rangga Bawono (2010) menemukan bukti empiris bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan tugasnya, auditor telah menunjukkan sikap independen yang tidak memihak. Berdasarkan uraian tersebut, rumusan hipotesis yang dapat diambil yaitu:

H2 : Independensi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor

Sistem informasi akuntasi adalah kumpulan dari sumber – sumber, seperti orang dan peralatan yang dirancang untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan (Bodnar dan Hopword, 2003:2). Seorang auditor yang memahami sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh auditee akan dapat dengan cepat mengumpulkan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan temuan dan laporan audit.

Febri Purnama Esya (2008) dalam penelitiannya memaparkan bahwa secara keseluruhan terdapat pengaruh yang signifikan dari Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Auditor. Maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman sistem informasi akuntansi menjadi atribut penting bagi seorang

auditor dalam menjalankan tugas. Berdasarkan uraian tersebut, rumusan hipotesis yang dapat diambil yaitu:

H3: Pemahaman sistem informasi akuntansi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Kinerja auditor.

METODE PENELITIAN

Populasi pada penelitian ini adalah para auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali yang berjumlah 43 orang, dimana sampel ditentukan dengan metode sensus. Dengan demikian seluruh populasi yaitu sebanyak 43 orang auditor dijadikan sebagai responden, dengan pertimbangan dari data Sub Bagian Kepegawaian BPK RI Perwakilan Provinsi Bali bahwa semua auditor berstatus PNS, Berstatus Diklat Auditor Ahli dan sudah pernah melaksanakan tugas pemeriksaan.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey melalui penyebaran kuesioner. Bentuk kuesioner yang digunakan menggunakan skala likert dimana responden tinggal memberikan tanda atau mengisi nilai skala yang telah ditentukan.

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS. Analisis pertama yang dilakukan adalah uji instrumen yang terdiri dari pengujian validitas dan pengujian reliabilitas yang dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan layak, dan menilai kesungguhan dan kebenaran jawaban responden.

Analisis dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas agar dapat menginterprestasikan hasil perhitungan dengan akurat. Pengujian ini digunakan untuk menanggulangi kelemahan dari analisis regresi linear berganda.

Selanjutnya analisis dilakukan dengan teknik analisis regresi linear berganda dengan tingkat signifikansi α=5% (0,05).

Rumusan persamaan regresi linear berganda disajikan sebagai berikut:

Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + µ................................................(1)

Keterangan: Y α X1

X2

X3 β1 – β3 µ


= Kinerja auditor

= parameter konstanta

= Kompetensi

= Independensi

= Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi

= Koefisien regresi variabel

= tingkat kesalahan atau tingkat gangguan

Teknik Analisis terakhir adalah uji hipotesis yang terdiri dari uji F untuk menguji kelayakan model, dan uji t untuk menguji masing-masing hipotesis dengan membandingkan tingkat signifikansi variabel bebas dengan taraf signifikansinya sebesar α=5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kuesioner yang disebar adalah sebanyak 43 eksemplar, dengan tingkat pengembalian sebesar 100 persen dimana semua kuesioner yang disebar dikembalikan kepada peneliti, namun 2 kuesioner yang gugur tidak dapat

digunakan karena tidak terisi secara lengkap. Kuesioner yang dapat digunakan berjumlah 41 buah, atau sebanyak 95,35 persen.

Karakteristik Responden mayoritas berdasarkan jabatan adalah pada jabatan pemeriksa pertama sebanyak 21 orang auditor atau sebesar 51,21 persen, berdasarkan jenis kelamin ternyata terdapat lebih banyak auditor perempuan sebanyak 24 orang atau sebesar 58,53 persen dibandingkan dengan auditor laki-laki yang berjumlah 17 orang atau sebesar 41,47 persen.

Karakteristik responden berdasarkan usia diperoleh hasil yaitu responden mayoritas sedang berada dalam rentang usia 25 – 35 tahun, yaitu sebanyak 26 orang auditor atau sebesar 63,42 persen. Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan menjabarkan bahwa responden mayoritas telah menempuh pendidikan sarjana strata 1 (S1), yaitu sebanyak 33 orang auditor atau sebesar 80,49 persen, dan karakteristik responden berdasarkan masa kerja menunjukkan bahwa mayoritas responden telah mencapai masa kerja audit selama lebih dari 5 tahun sebanyak 21 orang auditor atau sebesar 51,22 persen.

Hasil uji validitas menunjukkan nilai antara 0,564 - 0,958. Hal ini berarti bahwa instrumen penelitian dikatakan valid, karena korelasi item terhadap skor total lebih besar dari r kritis (0,3). Nilai cronbach’s alpha pada hasil uji realibilitas pada masing-masing variabel berturut-turut menunjukkan angka 0,959; 0,955; 0,959; dan 0,897. Dengan demikian dapat disimpulkan kalau instrumen penelitian reliabel dengan Nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6 dan hasil

pengukuran dapat dipercaya.

Uji asumsi klasik yang pertama dilakukan adalah uji normalitas dengan melihat koefisien Asymp. Sig (2-tailed) yang diolah dengan SPSS. Hasil olah data menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.805 dan nilai Asymp. Sig (2tailed) sebesar 0.535. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahwa model yang dibuat pantas digunakan untuk analisis lebih lanjut karena tingkat signifikansi sebesar 0,05 lebih kecil dari nilai Asymp. Sig (2-tailed).

Hasil uji multikolinearitas berdasarkan hasil olahan data SPSS, ternyata koefisien tolerance variabel Kompetensi, Independensi, dan Pemahaman SIA berturut-turut sebesar 0,882; 0,855; dan 0,966; yang mana lebih besar 0,10. Sedangkan nilai VIF masing-masing variabel tersebut lebih kecil dari 10 dimana nilainya berturut-turut adalah sebesar 1,134; 1,170; dan 1,035. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi yang dibuat layak digunakan untuk memprediksi karena tidak terdapat gejala multikoliniearitas.

Uji asumsi klasik selanjutnya adalah uji heteroskedastisitas. Berdasarkan olahan data dengan SPSS dapat dilihat bahwa tidak terdapat variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap residual kuadrat, karena nilai signifikansi (Sig.) variabel kompetensi, independensi, dan pemahaman SIA masing-masing sebesar 0,206; 0,071; dan 0,330; yang mana lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan gejala heteroskedastisitas dalam model, sehingga layak digunakan untuk memprediksi.

Pada penelitian ini digunakan teknik analisis regresi linear berganda yang

diuji dengan tingkat signifikansi α=5% (0,05). Berdasarkan hasil output SPSS, maka diperoleh rumusan persamaan linear berganda sebagai berikut:

Y = - 9,240 + 0,801 X1 + 0,433 X2+ 0,275 X3...........................(2)

Keterangan :

Ŷ = Kinerja Auditor

  • X1 = Kompetensi

  • X2 = Independensi

  • X3 = Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi

Persamaan regresi tersebut dapat di interprestasikan sebagai berikut : Apabila Kompetensi, Independensi, dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi seorang auditor mengalami peningkatan, maka Kinerja auditor juga akan mengalami peningkatan.

Uji hipotesis pertama adalah uji F atau uji kelayakan model. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model yang diajukan sudah sesuai dengan fenomena penelitian yang diangkat. Pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS yakni dengan melihat perbandingan antara tingkat signifikan variabel bebas secara simultan dengan test signifikansinya sebesar 0,05. Apabila nilai signifikansi lebih kecil tingkat signifikan α=5%, maka disimpulkan bahwa model yang diajukan layak.

Berdasarkan hasil output SPSS, dapat dilihat bahwa tingkat signifikan kinerja auditor adalah sebesar 0,000, yang memiliki arti bahwa kompetensi, independensi dan pemahaman sistem informasi akuntansi berpengaruh positif signifikan secara serempak terhadap kinerja auditor. Maka model dapat dikatakan layak dikarenakan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari α=5% (0,05).

Koefisisen determinasi (adj. R2) pada intinya menganalisa tingkat kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel bebas. Berdasarkan

output SPSS dapat dilihat bahwa nilai adjusted R square kinerja auditor adalah sebesar 0,782. artinya bahwa 78,2% kinerja auditor dipengaruhi oleh kompetensi, independensi dan pemahaman sistem informasi akuntansi, sedangkan sisanya sebesar 21,2% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dimasukkan kedalam model tersebut.

Selanjutnya dilakukan uji t. Pengujian ini digunakan untuk menguji hipotesis 1, 2 dan 3. Pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS, yakni dengan melihat perbandingan tingkat signifikansi antara variabel bebas dengan taraf signifikansinya sebesar α=5%. Apabila tingkat signifikan variabel bebas lebih kecil dari tingkat signifikansi α=5% maka dapat disimpulkan kalau hipotesis diterima karena variabel bebas mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap variabel terikat.

Pengujian Hipotesis 1 : Kompetensi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor. berdasarkan Hasil regresi menunjukkan bahwa dengan tingkat signifikansi kinerja auditor sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α=5% (0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor, dan hipotesis H1 diterima.

Pengujian Hipotesis 2 : Independensi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor. berdasarkan Hasil regresi menunjukkan bahwa dengan tingkat signifikansi kinerja auditor sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α=5% (0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa independensi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor, dan hipotesis H2 diterima.

Pengujian Hipotesis 2 : Pemahaman SIA berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor. berdasarkan Hasil regresi menunjukkan bahwa diperoleh nilai signifikansi kinerja auditor sebesar 0,004 yang lebih kecil dari α=5% (0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman SIA berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor, dan hipotesis H3 diterima.

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab sebelumnya telah dijabarkan pembahasan dan hasil analisis, dengan demikian maka dapat ditarik simpulan bahwa Kompetensi, Independensi, dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi terbukti berpengaruh positif siginifikan terhadap Kinerja Auditor pada BPK-RI Perwakilan Provinsi Bali.

Saran yang dapat dikemukakan adalah diharapkan adanya penelitian lanjutan pada masa yang akan datang untuk meneliti apakah Kompetensi, Independensi, dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi masih tetap berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor, karena Kompetensi, Independensi, dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi auditor rentan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.

Pada penelitian selanjutnya juga disarankan untuk dilakukan pada obyek penelitian yang lain dan lingkungan yang lebih luas, seperti misalnya pada pemeriksa pajak, kantor akuntan publik di Bali, atau pengawas intern pada suatu perusahaan, serta meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja auditor.

REFERENSI

Alim, M. Nizarul., Trisni Hapsari, Liliek Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi danIndependensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai

Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 26-28 Juli 2007.

Antle, Rick. 1984. Auditor Independence. Journal of Accounting Research, Spring Vol 22 (1)

Ardini, Lilis. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit. Majalah Ekonomi. Tahun XX No 3, Desember 2010 h:329-349

Baiq Kisnawati. 2012. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi empiris pada auditor pemerintah di inspektorat kabupaten dan kota se-pulau Lombok). Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol 8. No. 3, Nopember 2012 : 158-169

Bodnar, George H. dan William Hopwood S. (Amir Abadi Jusup dan Rudi M. Tambuan, penerjemah). 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.

Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 2, Nopember 2002: 79 – 92

Dodik Ariyanto, Ardani Mulia Jati. 2010. Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Produktivitas Kerja Auditor Eksternal (Studi Kasus Pada Auditor Perwakilan Provinsi Bali). Audi Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol 5, No 2, Juli 2010 h:157-168

Esya, Febri Purnama. 2008. Pengaruh Kompetensi Auditor dan Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Auditor Bea dan Cukai Wilayah Jakarta. Tesis Universitas Sumatera Utara

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.

Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi pada KAP “big four” di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XII, Purwekerto, 26-28 Juli 2007.

111